Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
194
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi
Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni
Ansyar Muhammad Tang
Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan utama penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Soni Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli pada mata pelajaran IPA. Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pembelajaran metode diskusi di kelas IV SDN 2 Soni kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, yang masing-masing siklus dua kali pertemuan yang terdiri empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, dengan jumlah siswa 22 orang yaitu terdiri dari 12 perempuan dan 10 orang laki-laki. Dari hasil evaluasi akhir siklus I pertemuan I diperoleh ketuntasan belajar klasikal 68,18% dengan nilai rata-rata 68,64. Kemudian pada hasil evaluasi akhir siklus II pertemuan II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 95,45% dengan nilai rata-rata 78,86. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Soni.
Kata kunci: meningkatkan hasil belajar, metode dikusi, mata pelajaran IPA
I. PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA merupakan ilmu alam yang beranfaat bagi peserta didik,
dan salah satu disiplin ilmu penetahuan dimana ojeknya benda-benda alam. Tujian
pembelajaran IPA adalah untuk memahami proses kejadian-kejadian alam yang
ada di linkungan kita, sehingga dapat memahami kejadian-kejadian tersebut.
Dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPA, kiranya diperlukan strategi
pembelajaran yang tepat serta metode pembelajaran yang bervariasi. Metode
pembelajaran yang bervariasi adalah pemanfaatan berbgai macam metode
pembelajaran dalam proses balajar mengajar.
Salah satunya menggunakan metode diskusi. Dengan pembelajaran seperti
ini siswa diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam dari
kejadian-kejadian alam yang lebih luas. Bahkan nilai-nilai yang dapat dipetik oleh para
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
195 Sebagai guru yang selalu berhadapan langsung dengan siswa, senantiasa
menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk mendorong keberhasilan siswa.
Pencapaian hasil ditentukan oleh kompetensi dan kemampuan guru dalam
mengelolah interaksi belajar dan mengajar. Salah satu unsur dalam strategi
pembelajaran ialah memilih dan menetapkan metode pengajaran serta
menggunakan suatu pendekatan yang tepat dalam pembelajaran yaitu diskusi
kelompok.
Tabel 1. Nilai Rata-Rata Semester I Dan II Pada Tahun 2011/2012 Dan
2012/2013 SDN 2 Soni
No. Semester
Nilai rata-rata
Tahun 2011/2012 Tahun 2012/2013
1. I 56,15 59,10
2. II 59,50 63,10
Tabel ini memperlihatkan nilai rata-rata diakhir semester pada tahun
2011/2012 sampai 2012/2013 pada pelajaran IPA mengalami peningkatan namun
belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh
sekolah yaitu 65. Mengingat data ini, sebagai tenaga pendidik berupaya
meningkatkan nilai belajar siswa pada pelajaran IPA denganmenggunakan metode
diskusi.
Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan hasil belajar IPA
melalui metode diskusi pada siswa kelas IV SDN No. 2 Soni”.
Suatu metode dipandang tepat untuk suatu situasi dapat dirasa kurang tepat
untuk situasi yang lain. Pembelajaran sering dilakukan dengan menggunakan
berbagai metode secara bervariasi, sehinggatidak terasa monoton dan
membosakan.Akan tetapi suatu metode penggunaanya biasa berdiri sendiri,
tergantung pada pertimbangan berdasarkan situasi pembelajaran yang relevan.
Pasaribu (1986: 86) berpendapat bahwa metode diskusi adalah cara
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
196 tertulis. Dengan kata lain, metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan
dengan cara guru memberi penjelasan dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan
pengajaran.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah
suatu penyampaian atau penyajian materi pelajaran dari guru kepada siswa
yangdilakukan secara lisan di dalam proses belaja mengajar demi tercapainya
tujuan pengajaran melalui cara penyampaian informasi atau materi pelajaran
yang selain dilakukan secara lisan, juga divariasikan atau dikombinasikan
penggunaannya dengan cara penyampaian lain, seperti : Tanya jawab, pemberian
tugas, dan sebagainya.
II. METODE PENELITIAN
Adapun metode diskusi yang penulis gunakan dalam pembelajaran
diantaranya adalah model:
a. Drill
Model drill adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan cara
guru menyuruh peserta didik untuk melakukan latihan-latihan secara
berulang-ulang guna mengembangkan kecakapan dan kebiasaan yang telah dicapai
dengan benar.
b. Model tanya jawab
Model tanya jawab adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan guru
mengadakan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Model pemberian tugas
Model pemberian tugas adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya
cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menugaskan peserta didik
mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggungjawabkan. (Wahab,
1998 : 119 )
Penerapan metode diskusi menuntut guru untuk dapat mengelompokkanpeserta
didik secara aktif dan proporsional dapat didasarkan pada:
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
197 b. Perbedaan individual dalam minat dan kemampuan belajar.
c. Jenis pekerjaan yang diberikan.
d. Wilayah tempat tinggal peserta didik.
e. Memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok. (Pasaribu,
1986:112).
Kegiatan dalam kelompok, walaupun terjadi interaksi dan tukar-menukar
informasi, belum tentu disebut diskusi bila tidak memenuhi persyaratan
tertentu. Kegiatan percakapan kelompok baru dapat disebut diskusi
bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Melibatkan kelompok yang erdiri dari 5 sampai 6 anggota.
b. Berlangsung dalam interaksi tatap muka secara informal, dimana semua
anggota kelompokmendapat kesempatan untuk melihat, mendengar, serta
berkomunikasi secara bebas dan langsung.
c. Mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara anggota kelompok.
d. Melalui proses yang teratur dan sistematis menuju suatu kesimpulan.
Seperti halnya metode yang lain, metode diskusi mempunyai keunggulan
dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dari metode diskusi tersebut
adalah sebagai berikut :
A. Keunggulan diskusi kelompok :
- Memberikan kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat. - Menyebabkan pendekatan yang demokratis.
- Mendorong rasa kesatuan. - Memperluas pandangan.
- Menghayati kepemimpinan bersama-sama. - Membantu mengembangkan kepemimpinan.
- Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun orang lain. B. Kelemahan diskusi
- Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.
- Peserta mendapat informasi terbatas.
- Diskusi mudah terjerumus atau melenceng dari tujuan.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
198 - Memungkinkan dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.
- Dapat memboroskan waktu. (Wahab, 1996: 323 )
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri
dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Penelitian
dilaksanakan di kelas IV SDN No. 2 Soni dan waktu penelitian bulan Oktober
2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 22 orang
siswa, 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada
tahun ajaran 2014-2015.
Rancangan penelitian ini mengikuti model Wardani (2007: 412) yang
dimodifikasi dari Kemmis dan Taggar, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Perencanaan 3. Observasi
2. Pelaksanaan Tindakan 4. Refleksi
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan
pembelajaran IPA pada sub pokok bahasan mengenal rangka manusia dengan
menggunakan metode diskusi terbimbing. Pelaksanaannya direncanakan dalam
dua siklus dengan waktu 4 x (2 x 35 menit). Indikator keberhasilan yang
diharapkan tindakan pembelajaran ini adalah 65 % siswa yang mencapai daya
serap individu dan minimal 85 % ketuntasan belajar klasikal yang dicapai. Jika
pada siklus I indikatornya telah dicapai, maka penelitian tindakan pada siklus II
tidak perlu dilanjutkan kemudian membuat laporan penelitian.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang jalannya
proses belajar mengajar pada pelaksanaan pembelajaran baik siklus I, maupun
siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut:
Berdasarkan pengamatan pada siklus I, baik dalam kegiatan guru, keatifan
siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a. Hasil Tes
Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan siklus I
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
199
Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus I Pertemuan I
Uraian Frekuensi Persentase Jumlah Nilai
Tuntas
siswa yang tuntas sebanyak 15 orang (68,18%), sedang siswa yang belum tuntas
sebanyak 7 orang (31,82%) dengan rat-rata kelas 68,64.
b. Hasil Observasi Keaktivan Siswa
Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa ole pengamat diperoleh data
sebagai berikut:
Dari table yang ada dapat diamati bhwa pada siklus I pertemuan I rata-rata
keaktifan siswa hanya 50,00% dan dikatagorikan kurang aktif dari hasi tersebut
peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
c. Hasil Obsevasi Kegiatan Guru
Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru, setelah diamati dan dicatat oleh
pengamat, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan pada kemapuan dan
kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran
pada siklus I ini, diperoleh data bahwa rata-rata kenerja guru 72,62% dan
dikategorikan baik. Untuk itu akan peneliti memperbaiki kekurangan dan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
200 d. Hasil Refleksi
Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas,
selanjutnya diadakan refleksi atas segala tindakan yang dilakuan pada siklus I,
maka diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:
Berdasarkan pengamatan, dalam mengawali proses pembelajara semua
siswa menjawab salam dan berdoa dan mengikuti pelajaran sampai selesai. Pada
saat guru membagikan LKS untuk dikerjakan bersama dengan teman
sekelompoknya, sebagian besar tidak memperlihatkan kerja samanya, mereka
mengerjakan masing-masing LKS nya. Dan masih banyak siswa yang kurang
aktif dalam mengikuti pelajaran tersebut dengan rata-rata keatifan siswa diperoleh
50,00% dan dikategorikan kurang.
1. Dalam mengikuti pembelajaran, terutama pada saat diskusi masih banyak
siswa yang tidak menunjukkan minat untuk engikuti diskusi, mereka hanya
dengan urusan masing-masing, hanya mondar mandir untuk elihat hasil kerja
dai kelompok yang lain. Selain itu siswa masih kurang berani engemukakan
pendapat atau gagasannya, kurang komunikatif ketika adaguru, dan belum
menguasai pembelajaran.
2.
Pada siklus I diperoleh hasilbelajar dengan nilai rata-rata 64,68 dan
ketuntasan belajar 68,18%, artinya ketuntasan kelas belum mencapai atau belum memenuhi indicator keberhasilan ≥85%. Keadaan seperti tersebut di atas akan menjadi perhatian khusus penulis, terutama siswa yang masih
mendapat nilai di bawah 60.
Pada pelaksanaan siklus II pertemuan II ini peneliti berusaha semaksimal
mungkin untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus-siklus
sebelumnya, pada siklus II pertemuan II ini diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Hasi tes
Tabel 3. Rekapitulasi nilai evaluasi siklus II pertemuan II
Uraian Frekuensi Prosentase Jumlah Nilai
Tuntas 21 95.45% 1675
Tidak Tuntas 1 4,55% 60
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
201
Rata-Rata 78,86
Kategori Baik
Keterangan:
A. 86 – 100 ( sangat baik )
B. 70 – 85 ( baik )
C. 84 – 69 ( cukup )
D. 41 – 55 ( kurang )
E. < 40 ( sangat kurang )
Dari hasil evaluasi pada siklus II
pertemuan II terhadap 22 siswa diperoleh data seperti pada table di atas, siswa
yang tuntas sebanyak 21 orang (95,45%), sedangkan siswa yang tidak tuntas 1
orang (4,55%), dengan rata kelas 78,86. Dari data tersebut dapat dilihat
rata-rata kelas mengalami kenaikan dari siklus II pertemuan I.
b. Hasil observasi keaktifan siswa
Setelah diamati dan dicatat oleh pengamat diperoleh data sebagai berikut:
Rekapitulasi keaktifan siswa siklus II pertemuan II
Dari table di atas dapat diamati bahwa pada siklus II pertemuan II ini
nilai rata-rata keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus II
pertemuan I yaitu dari aktif (71,15%) menjadi aktif (78,85%).
c. Hasil observasi kegiatan guru
Setelah diamati dan dicatat oleh pengamat dalam kegiatan pembelajaran
diperoleh data bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus
II pertemuan II ini sudah mengalami banyak peningkatan. Nilai rata-rata kinerja
guru pada siklus ini sebesar 88,10 dan dikatagorikan sangat baik.
d. Hasi refleksi
Setelah peneliti bersama rekan pengamat melakukan pengamatan
terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala
tindakan yang telah dilakukan pada siklus II pertemuan II, dan diperoleh data
refleksi sebagai berikut:
1. Dalam mengawali proses pembelajaran di kelas, semua siswa mengikuti
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
202 materi fungsi rangka yang telah dibahas sebelumnya, sebagian siswa
mengacungkan tangan dan sebagian dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
2. Dalam pembelajaran rata-rata keaktifan siswa sudah banyak mengalami
peningkatan dari siklus II pertemuan I, yaitu dari 71,15% menjadi 78,85%.
3. Setelah diadakan evaluasi pada akhir silus IIpertemuan II diperoleh hasil
belajar dengan nilai rata-rata 78,86 dan ketuntasan 95,45%. Ini berarti
ketuntasan kelas sudah tercapai karena sudah memenuhi indicator keberhasilan
yaitu 80%. Oleh karena itu tidak perlu diadakan siklus berikutnya.
Dengan melihat refleksi di atas, pembelajaran pada siklus II pertemuan II
telah berhasil, karena keaktifan siswa pada siklus ini telah mencapai katagori aktif
(78,85%), hasil belajar rata-rata 78,86 dengan ketuntasan 95,45% dan kinerja guru
sudah sangat baik yaitu mencapai angka 88,10%.
Pembahasan
Peneliti bersam guru mendiskusikan hasil pengamatan pada setiap siklus
dan diperoleh data seperti pada tabel 4.
Tabel 4. Rekapitulasi keaktifan siswa pada setiap siklus
No. Pertemuan Presentase Katagori
1. Siklus I pertemuan I 50,00% Kurang aktif
2. Siklus I pertemuan II 65,38% Aktif
3. Siklus II pertemuan I 71,15% Aktif
4. Siklus II pertemuan II 78,85% Aktif
Pada awal pembelajaran siklus I pertemuan I, guru memberikan penjelasan
tentang mengenal rangka manusia, kemudian guru memberikan tugas kepada
siswa mengenal rangka. Dalam siklus I pertemuan I ini siswa belum sangat aktif
dalam segala hal dan rata-rata keaktifan siswa hanya sebesar 50.00% (kurang aktif
). Pada siklus I pertemuan II, dengan menggunakan media gambar tengkorak dan
rangka manusia. Dalam siklus I pertemuan II ini keaktifan siswa mengalami
peningkatan yaitu 65,38%. Pada siklus ini keaktifan siswa sudah meningkat dan
masuk katagori aktif. Sedangkan pada siklus II pertemuan I juga mengalami
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
203 pertemuan II, guru mengulangi materi semua siklus secara menyeluruh, diskusi,
tanya jawab, dan memberikan tes akhir. Dari hasil yang telah dilakukan, bahwa
tingkat ketuntasan siswa menjadi naik menjadi 95,45%. Ini berarti bahwa untuk keaktifan siswa sudah memenuhi indicator keberhasilan ≥70%.
Setelah akhir proses pembelajaran pada setiap siklus, guru mengadakan
post tes, degan hasil seperti pada table berikut:
Tabel 5. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada setiap siklus
Uraian
Siklus I
Pertemuan I
Siklus I
Pertemuan II
Siklus II
Pertemuan I
Siklus II
Pertemuan II
F % F % F % F %
Tuntas 15 68,18 17 77,27 18 81,82 21 95,45
Tidak Tuntas 7 31,82 5 22,73 4 18,18 1 4,55
Jumlah 22 100 22 100 22 100 22 100
Rata-rata 68,64 71,36 73,41 78,86
Dari hasil tindakan pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I
pertemuan I yaitu nilai rata-rata 68,64 dan nilai ketuntasan kelas yaitu 68,18%.
Pada siklus I pertemuan II nilai rata-rata kelas meningkat yaitu sebesar 71,36 dan
nilai ketuntasan kelas sebesar 77,27%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I nilai
rata-rata kelas 73,41, dan nilai ketuntasan kelas 81,82%. Kemudian pada siklus II
pertemuan II, Nilai rata-rata kelas 78,86 dan nilai ketuntasan kelas sebesar
95,45%. Ini berarti penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa ≥ 80%.
Dengan hasil seperti di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode
diskusi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
204
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SDN 2 Soni
tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan:
1. Dalam penggunaan metode diskusi mempunyai pengaruh positif yaitu dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan
mengenal rangka manusia yaitu rata-rata keaktifan siswa pada siklus I
pertemuan I dikategorikan kurang aktif (50,00%) pada siklus I pertemuan II
mengalami kenaikan yaitu kategori aktif (65,38%) dan pada siklus II
pertemuan I juga mengalami kenaikan meskipun dalam kategori yang sama
yaitu kategori aktif (71,15%) begitu pula pada siklus II pertemuan II juga
mengalami peningkatan dan juga masuk kategori aktif (78,85%).
2. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada
mata pelajaran IPA khususnya pada materi mengenal rangka manusia.
Rata-rata kelas pada siklus I pertemuan I dikategorikan cukup (68,64%) pada siklus
I pertemuan II mengalami peningkatan dikategorikan baik dengan angka
rata-rata (71,36%) sedangkan pada siklus II pertemuan I mengalami peningkatan
meskipun dalam kategori yang sama yaitu kategori baik (73,41%) dan begitu
pula pada siklus II pertemuan II juga mengalami peningkatan dalam kategori
yang sama yaitu kategori baik (78,86%)
Saran
Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan penelitian yang telah
dilakukan, maka terdapat beberapa saran bagi guru, siswa, serta sekolah
diantaranya sebagai berikut:
1. Bagi Guru
Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA selain menggunakan
metode ceramah atau pemberian tugas sebaiknya juga dapat menggunakan
metode diskusi terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
205 Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu bertanya kepada guru
tentang materi yang belum jelas agar paham tentang materi pelajaran yang
diajarkan oleh guru serta tingkatkan belajarnya agar memperoleh hasil yang
maksimal.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya mendukung dan menyiapkan dana dan fasilitas untuk para guru
yang melakukan penelitian tindakan kelas di kelasnya masing-masing agar
terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan
dunia pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. (1995). Perestasi Belajar Siswa. Depdikbud. Jakarta.
Depdiknas. (2005). Prosedur Tindakan Kelas. Jakarta. Dirjen Dikdasmen.
Diana Novietha. (2010) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas V SDN
Porame Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS. Skripsi Palu
FKIP Universitas Tadulako.
Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukti Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan.
Jakarta: Alda.
Mappa (1986). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Dikti Depdikbud.
Muslich. (2010). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Askara.
Pasaribu, I. L. dan Simanjuntak, B. 1983. Pembelajaran Edisi II. Bandun. Tarsito.
Sumiati dan Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.
Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru
Algensindo. (2000). Metoda Statistika, Bandung Tarsito.
Sudirman. (1992). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sugianti. (2012). Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Kelas V Di SD Inpres I Mapanga. Skripsi. Palu: FKIP
Universitas Tadulako.