• Tidak ada hasil yang ditemukan

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni | Tang | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4065 13032 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni | Tang | Jurnal Kreatif Tadulako Online 4065 13032 1 PB"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

194

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode Diskusi

Pada Siswa Kelas IV SDN 2 Soni

Ansyar Muhammad Tang

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Tadulako

ABSTRAK

Permasalahan utama penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa kelas IV SDN 2 Soni Kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli pada mata pelajaran IPA. Telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui penerapan pembelajaran metode diskusi di kelas IV SDN 2 Soni kecamatan Dampal Selatan Kabupaten Tolitoli. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus, yang masing-masing siklus dua kali pertemuan yang terdiri empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, dengan jumlah siswa 22 orang yaitu terdiri dari 12 perempuan dan 10 orang laki-laki. Dari hasil evaluasi akhir siklus I pertemuan I diperoleh ketuntasan belajar klasikal 68,18% dengan nilai rata-rata 68,64. Kemudian pada hasil evaluasi akhir siklus II pertemuan II diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 95,45% dengan nilai rata-rata 78,86. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Soni.

Kata kunci: meningkatkan hasil belajar, metode dikusi, mata pelajaran IPA

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA merupakan ilmu alam yang beranfaat bagi peserta didik,

dan salah satu disiplin ilmu penetahuan dimana ojeknya benda-benda alam. Tujian

pembelajaran IPA adalah untuk memahami proses kejadian-kejadian alam yang

ada di linkungan kita, sehingga dapat memahami kejadian-kejadian tersebut.

Dalam rangka meningkatkan hasil belajar IPA, kiranya diperlukan strategi

pembelajaran yang tepat serta metode pembelajaran yang bervariasi. Metode

pembelajaran yang bervariasi adalah pemanfaatan berbgai macam metode

pembelajaran dalam proses balajar mengajar.

Salah satunya menggunakan metode diskusi. Dengan pembelajaran seperti

ini siswa diharapkan memperoleh pemahaman yang mendalam dari

kejadian-kejadian alam yang lebih luas. Bahkan nilai-nilai yang dapat dipetik oleh para

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

195 Sebagai guru yang selalu berhadapan langsung dengan siswa, senantiasa

menciptakan suasana belajar yang kondusif untuk mendorong keberhasilan siswa.

Pencapaian hasil ditentukan oleh kompetensi dan kemampuan guru dalam

mengelolah interaksi belajar dan mengajar. Salah satu unsur dalam strategi

pembelajaran ialah memilih dan menetapkan metode pengajaran serta

menggunakan suatu pendekatan yang tepat dalam pembelajaran yaitu diskusi

kelompok.

Tabel 1. Nilai Rata-Rata Semester I Dan II Pada Tahun 2011/2012 Dan

2012/2013 SDN 2 Soni

No. Semester

Nilai rata-rata

Tahun 2011/2012 Tahun 2012/2013

1. I 56,15 59,10

2. II 59,50 63,10

Tabel ini memperlihatkan nilai rata-rata diakhir semester pada tahun

2011/2012 sampai 2012/2013 pada pelajaran IPA mengalami peningkatan namun

belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh

sekolah yaitu 65. Mengingat data ini, sebagai tenaga pendidik berupaya

meningkatkan nilai belajar siswa pada pelajaran IPA denganmenggunakan metode

diskusi.

Berdasarkan fenomena tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Meningkatkan hasil belajar IPA

melalui metode diskusi pada siswa kelas IV SDN No. 2 Soni”.

Suatu metode dipandang tepat untuk suatu situasi dapat dirasa kurang tepat

untuk situasi yang lain. Pembelajaran sering dilakukan dengan menggunakan

berbagai metode secara bervariasi, sehinggatidak terasa monoton dan

membosakan.Akan tetapi suatu metode penggunaanya biasa berdiri sendiri,

tergantung pada pertimbangan berdasarkan situasi pembelajaran yang relevan.

Pasaribu (1986: 86) berpendapat bahwa metode diskusi adalah cara

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

196 tertulis. Dengan kata lain, metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan

dengan cara guru memberi penjelasan dua pihak atau lebih untuk mencapai tujuan

pengajaran.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah

suatu penyampaian atau penyajian materi pelajaran dari guru kepada siswa

yangdilakukan secara lisan di dalam proses belaja mengajar demi tercapainya

tujuan pengajaran melalui cara penyampaian informasi atau materi pelajaran

yang selain dilakukan secara lisan, juga divariasikan atau dikombinasikan

penggunaannya dengan cara penyampaian lain, seperti : Tanya jawab, pemberian

tugas, dan sebagainya.

II. METODE PENELITIAN

Adapun metode diskusi yang penulis gunakan dalam pembelajaran

diantaranya adalah model:

a. Drill

Model drill adalah suatu cara penyajian bahan pengajaran dengan cara

guru menyuruh peserta didik untuk melakukan latihan-latihan secara

berulang-ulang guna mengembangkan kecakapan dan kebiasaan yang telah dicapai

dengan benar.

b. Model tanya jawab

Model tanya jawab adalah suatu penyajian bahan pelajaran dengan guru

mengadakan tanya jawab secara lisan kepada peserta didik dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran.

c. Model pemberian tugas

Model pemberian tugas adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh adanya

cara penyajian bahan pelajaran dimana guru menugaskan peserta didik

mempelajari sesuatu yang kemudian harus dipertanggungjawabkan. (Wahab,

1998 : 119 )

Penerapan metode diskusi menuntut guru untuk dapat mengelompokkanpeserta

didik secara aktif dan proporsional dapat didasarkan pada:

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

197 b. Perbedaan individual dalam minat dan kemampuan belajar.

c. Jenis pekerjaan yang diberikan.

d. Wilayah tempat tinggal peserta didik.

e. Memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok. (Pasaribu,

1986:112).

Kegiatan dalam kelompok, walaupun terjadi interaksi dan tukar-menukar

informasi, belum tentu disebut diskusi bila tidak memenuhi persyaratan

tertentu. Kegiatan percakapan kelompok baru dapat disebut diskusi

bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Melibatkan kelompok yang erdiri dari 5 sampai 6 anggota.

b. Berlangsung dalam interaksi tatap muka secara informal, dimana semua

anggota kelompokmendapat kesempatan untuk melihat, mendengar, serta

berkomunikasi secara bebas dan langsung.

c. Mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara anggota kelompok.

d. Melalui proses yang teratur dan sistematis menuju suatu kesimpulan.

Seperti halnya metode yang lain, metode diskusi mempunyai keunggulan

dan kelemahan. Kelebihan dan kelemahan dari metode diskusi tersebut

adalah sebagai berikut :

A. Keunggulan diskusi kelompok :

- Memberikan kemungkinan untuk saling mengemukakan pendapat. - Menyebabkan pendekatan yang demokratis.

- Mendorong rasa kesatuan. - Memperluas pandangan.

- Menghayati kepemimpinan bersama-sama. - Membantu mengembangkan kepemimpinan.

- Meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun orang lain. B. Kelemahan diskusi

- Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar.

- Peserta mendapat informasi terbatas.

- Diskusi mudah terjerumus atau melenceng dari tujuan.

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

198 - Memungkinkan dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

- Dapat memboroskan waktu. (Wahab, 1996: 323 )

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri

dari 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Penelitian

dilaksanakan di kelas IV SDN No. 2 Soni dan waktu penelitian bulan Oktober

2014. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 22 orang

siswa, 10 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada

tahun ajaran 2014-2015.

Rancangan penelitian ini mengikuti model Wardani (2007: 412) yang

dimodifikasi dari Kemmis dan Taggar, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan 3. Observasi

2. Pelaksanaan Tindakan 4. Refleksi

Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah tindakan

pembelajaran IPA pada sub pokok bahasan mengenal rangka manusia dengan

menggunakan metode diskusi terbimbing. Pelaksanaannya direncanakan dalam

dua siklus dengan waktu 4 x (2 x 35 menit). Indikator keberhasilan yang

diharapkan tindakan pembelajaran ini adalah 65 % siswa yang mencapai daya

serap individu dan minimal 85 % ketuntasan belajar klasikal yang dicapai. Jika

pada siklus I indikatornya telah dicapai, maka penelitian tindakan pada siklus II

tidak perlu dilanjutkan kemudian membuat laporan penelitian.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang jalannya

proses belajar mengajar pada pelaksanaan pembelajaran baik siklus I, maupun

siklus II, diperoleh hasil sebagai berikut:

Berdasarkan pengamatan pada siklus I, baik dalam kegiatan guru, keatifan

siswa, maupun kegiatan evaluasi, hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Hasil Tes

Berikut ini merupakan daftar nilai siswa, rekapitulasi evaluasi, keaktifan siklus I

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

199

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Evaluasi Siklus I Pertemuan I

Uraian Frekuensi Persentase Jumlah Nilai

Tuntas

siswa yang tuntas sebanyak 15 orang (68,18%), sedang siswa yang belum tuntas

sebanyak 7 orang (31,82%) dengan rat-rata kelas 68,64.

b. Hasil Observasi Keaktivan Siswa

Setelah diamati dan dicatat keaktifan siswa ole pengamat diperoleh data

sebagai berikut:

Dari table yang ada dapat diamati bhwa pada siklus I pertemuan I rata-rata

keaktifan siswa hanya 50,00% dan dikatagorikan kurang aktif dari hasi tersebut

peneliti harus memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.

c. Hasil Obsevasi Kegiatan Guru

Pengamatan dilakukan pada kegiatan guru, setelah diamati dan dicatat oleh

pengamat, ternyata masih banyak kelemahan dan kekurangan pada kemapuan dan

kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran

pada siklus I ini, diperoleh data bahwa rata-rata kenerja guru 72,62% dan

dikategorikan baik. Untuk itu akan peneliti memperbaiki kekurangan dan

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

200 d. Hasil Refleksi

Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran di kelas,

selanjutnya diadakan refleksi atas segala tindakan yang dilakuan pada siklus I,

maka diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

Berdasarkan pengamatan, dalam mengawali proses pembelajara semua

siswa menjawab salam dan berdoa dan mengikuti pelajaran sampai selesai. Pada

saat guru membagikan LKS untuk dikerjakan bersama dengan teman

sekelompoknya, sebagian besar tidak memperlihatkan kerja samanya, mereka

mengerjakan masing-masing LKS nya. Dan masih banyak siswa yang kurang

aktif dalam mengikuti pelajaran tersebut dengan rata-rata keatifan siswa diperoleh

50,00% dan dikategorikan kurang.

1. Dalam mengikuti pembelajaran, terutama pada saat diskusi masih banyak

siswa yang tidak menunjukkan minat untuk engikuti diskusi, mereka hanya

dengan urusan masing-masing, hanya mondar mandir untuk elihat hasil kerja

dai kelompok yang lain. Selain itu siswa masih kurang berani engemukakan

pendapat atau gagasannya, kurang komunikatif ketika adaguru, dan belum

menguasai pembelajaran.

2.

Pada siklus I diperoleh hasilbelajar dengan nilai rata-rata 64,68 dan

ketuntasan belajar 68,18%, artinya ketuntasan kelas belum mencapai atau belum memenuhi indicator keberhasilan ≥85%. Keadaan seperti tersebut di atas akan menjadi perhatian khusus penulis, terutama siswa yang masih

mendapat nilai di bawah 60.

Pada pelaksanaan siklus II pertemuan II ini peneliti berusaha semaksimal

mungkin untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan pada siklus-siklus

sebelumnya, pada siklus II pertemuan II ini diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Hasi tes

Tabel 3. Rekapitulasi nilai evaluasi siklus II pertemuan II

Uraian Frekuensi Prosentase Jumlah Nilai

Tuntas 21 95.45% 1675

Tidak Tuntas 1 4,55% 60

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

201

Rata-Rata 78,86

Kategori Baik

Keterangan:

A. 86 – 100 ( sangat baik )

B. 70 – 85 ( baik )

C. 84 – 69 ( cukup )

D. 41 – 55 ( kurang )

E. < 40 ( sangat kurang )

Dari hasil evaluasi pada siklus II

pertemuan II terhadap 22 siswa diperoleh data seperti pada table di atas, siswa

yang tuntas sebanyak 21 orang (95,45%), sedangkan siswa yang tidak tuntas 1

orang (4,55%), dengan rata kelas 78,86. Dari data tersebut dapat dilihat

rata-rata kelas mengalami kenaikan dari siklus II pertemuan I.

b. Hasil observasi keaktifan siswa

Setelah diamati dan dicatat oleh pengamat diperoleh data sebagai berikut:

Rekapitulasi keaktifan siswa siklus II pertemuan II

Dari table di atas dapat diamati bahwa pada siklus II pertemuan II ini

nilai rata-rata keaktifan siswa sudah mengalami peningkatan dari siklus II

pertemuan I yaitu dari aktif (71,15%) menjadi aktif (78,85%).

c. Hasil observasi kegiatan guru

Setelah diamati dan dicatat oleh pengamat dalam kegiatan pembelajaran

diperoleh data bahwa kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus

II pertemuan II ini sudah mengalami banyak peningkatan. Nilai rata-rata kinerja

guru pada siklus ini sebesar 88,10 dan dikatagorikan sangat baik.

d. Hasi refleksi

Setelah peneliti bersama rekan pengamat melakukan pengamatan

terhadap kegiatan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala

tindakan yang telah dilakukan pada siklus II pertemuan II, dan diperoleh data

refleksi sebagai berikut:

1. Dalam mengawali proses pembelajaran di kelas, semua siswa mengikuti

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

202 materi fungsi rangka yang telah dibahas sebelumnya, sebagian siswa

mengacungkan tangan dan sebagian dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

2. Dalam pembelajaran rata-rata keaktifan siswa sudah banyak mengalami

peningkatan dari siklus II pertemuan I, yaitu dari 71,15% menjadi 78,85%.

3. Setelah diadakan evaluasi pada akhir silus IIpertemuan II diperoleh hasil

belajar dengan nilai rata-rata 78,86 dan ketuntasan 95,45%. Ini berarti

ketuntasan kelas sudah tercapai karena sudah memenuhi indicator keberhasilan

yaitu 80%. Oleh karena itu tidak perlu diadakan siklus berikutnya.

Dengan melihat refleksi di atas, pembelajaran pada siklus II pertemuan II

telah berhasil, karena keaktifan siswa pada siklus ini telah mencapai katagori aktif

(78,85%), hasil belajar rata-rata 78,86 dengan ketuntasan 95,45% dan kinerja guru

sudah sangat baik yaitu mencapai angka 88,10%.

Pembahasan

Peneliti bersam guru mendiskusikan hasil pengamatan pada setiap siklus

dan diperoleh data seperti pada tabel 4.

Tabel 4. Rekapitulasi keaktifan siswa pada setiap siklus

No. Pertemuan Presentase Katagori

1. Siklus I pertemuan I 50,00% Kurang aktif

2. Siklus I pertemuan II 65,38% Aktif

3. Siklus II pertemuan I 71,15% Aktif

4. Siklus II pertemuan II 78,85% Aktif

Pada awal pembelajaran siklus I pertemuan I, guru memberikan penjelasan

tentang mengenal rangka manusia, kemudian guru memberikan tugas kepada

siswa mengenal rangka. Dalam siklus I pertemuan I ini siswa belum sangat aktif

dalam segala hal dan rata-rata keaktifan siswa hanya sebesar 50.00% (kurang aktif

). Pada siklus I pertemuan II, dengan menggunakan media gambar tengkorak dan

rangka manusia. Dalam siklus I pertemuan II ini keaktifan siswa mengalami

peningkatan yaitu 65,38%. Pada siklus ini keaktifan siswa sudah meningkat dan

masuk katagori aktif. Sedangkan pada siklus II pertemuan I juga mengalami

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

203 pertemuan II, guru mengulangi materi semua siklus secara menyeluruh, diskusi,

tanya jawab, dan memberikan tes akhir. Dari hasil yang telah dilakukan, bahwa

tingkat ketuntasan siswa menjadi naik menjadi 95,45%. Ini berarti bahwa untuk keaktifan siswa sudah memenuhi indicator keberhasilan ≥70%.

Setelah akhir proses pembelajaran pada setiap siklus, guru mengadakan

post tes, degan hasil seperti pada table berikut:

Tabel 5. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada setiap siklus

Uraian

Siklus I

Pertemuan I

Siklus I

Pertemuan II

Siklus II

Pertemuan I

Siklus II

Pertemuan II

F % F % F % F %

Tuntas 15 68,18 17 77,27 18 81,82 21 95,45

Tidak Tuntas 7 31,82 5 22,73 4 18,18 1 4,55

Jumlah 22 100 22 100 22 100 22 100

Rata-rata 68,64 71,36 73,41 78,86

Dari hasil tindakan pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada siklus I

pertemuan I yaitu nilai rata-rata 68,64 dan nilai ketuntasan kelas yaitu 68,18%.

Pada siklus I pertemuan II nilai rata-rata kelas meningkat yaitu sebesar 71,36 dan

nilai ketuntasan kelas sebesar 77,27%. Sedangkan pada siklus II pertemuan I nilai

rata-rata kelas 73,41, dan nilai ketuntasan kelas 81,82%. Kemudian pada siklus II

pertemuan II, Nilai rata-rata kelas 78,86 dan nilai ketuntasan kelas sebesar

95,45%. Ini berarti penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu ketuntasan belajar siswa ≥ 80%.

Dengan hasil seperti di atas dapat disimpulkan bahwa dengan metode

diskusi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

204

IV. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas di SDN 2 Soni

tahun pelajaran 2014/2015 dapat disimpulkan:

1. Dalam penggunaan metode diskusi mempunyai pengaruh positif yaitu dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan

mengenal rangka manusia yaitu rata-rata keaktifan siswa pada siklus I

pertemuan I dikategorikan kurang aktif (50,00%) pada siklus I pertemuan II

mengalami kenaikan yaitu kategori aktif (65,38%) dan pada siklus II

pertemuan I juga mengalami kenaikan meskipun dalam kategori yang sama

yaitu kategori aktif (71,15%) begitu pula pada siklus II pertemuan II juga

mengalami peningkatan dan juga masuk kategori aktif (78,85%).

2. Penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada

mata pelajaran IPA khususnya pada materi mengenal rangka manusia.

Rata-rata kelas pada siklus I pertemuan I dikategorikan cukup (68,64%) pada siklus

I pertemuan II mengalami peningkatan dikategorikan baik dengan angka

rata-rata (71,36%) sedangkan pada siklus II pertemuan I mengalami peningkatan

meskipun dalam kategori yang sama yaitu kategori baik (73,41%) dan begitu

pula pada siklus II pertemuan II juga mengalami peningkatan dalam kategori

yang sama yaitu kategori baik (78,86%)

Saran

Berdasarkan kesimpulan peneliti terhadap kegiatan penelitian yang telah

dilakukan, maka terdapat beberapa saran bagi guru, siswa, serta sekolah

diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA selain menggunakan

metode ceramah atau pemberian tugas sebaiknya juga dapat menggunakan

metode diskusi terutama menyangkut materi yang membutuhkan metode

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X

205 Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu bertanya kepada guru

tentang materi yang belum jelas agar paham tentang materi pelajaran yang

diajarkan oleh guru serta tingkatkan belajarnya agar memperoleh hasil yang

maksimal.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya mendukung dan menyiapkan dana dan fasilitas untuk para guru

yang melakukan penelitian tindakan kelas di kelasnya masing-masing agar

terwujud sekolah yang bermutu dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan

dunia pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. (1995). Perestasi Belajar Siswa. Depdikbud. Jakarta.

Depdiknas. (2005). Prosedur Tindakan Kelas. Jakarta. Dirjen Dikdasmen.

Diana Novietha. (2010) Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas V SDN

Porame Melalui Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran IPS. Skripsi Palu

FKIP Universitas Tadulako.

Karo-karo, Ign. S. Ulih Bukti Dkk. 1998. Pengantar Kepemimpinan Pendidikan.

Jakarta: Alda.

Mappa (1986). Teori Belajar Orang Dewasa. Jakarta: Dikti Depdikbud.

Muslich. (2010). Melaksanakan PTK Itu Mudah. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Oemar Hamalik. (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Askara.

Pasaribu, I. L. dan Simanjuntak, B. 1983. Pembelajaran Edisi II. Bandun. Tarsito.

Sumiati dan Asra. (2008). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo. (2000). Metoda Statistika, Bandung Tarsito.

Sudirman. (1992). Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugianti. (2012). Penerapan Metode Diskusi Dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas V Di SD Inpres I Mapanga. Skripsi. Palu: FKIP

Universitas Tadulako.

Gambar

Tabel ini memperlihatkan nilai rata-rata diakhir semester pada tahun
Tabel 5. Rekapitulasi hasil belajar siswa pada setiap siklus

Referensi

Dokumen terkait

Pada kesempatan ini penulis mencoba mempraktekkan langsung digital recording menggunakan komputer yang biasa digunakan oleh penulis, dengan software Cakewalk Pro Audio 9, dan

Didalam pola lampu lalu lintas ini penulis menggunakan metode pewarnaan graf, dimana penulis akan mewarnai simpul dengan warna yang berbeda pada setiap simpul yang berdampingan,

[r]

Manfaat dari penelitian ini secara teoritis adalah meningkatkan kinerja guru khususnya dalam hal melakukan variasi gaya mengajar yang dilakukan pada saat proses

Kestabilan 7 genotipe mutan Jame-jame, 2 genotipe mutan Ratim, 17 genotipe mutan UJ-5, 1 genotipe mutan Malang 4, dan 14 genotipe mutan Adira 4 pada karakter panen

Kasus diatass berkaitan dengan ciri dari komunikasi massa, karena komunikator dalam komunikasi melembaga, kasus tersebut lembaganya adalah komunitas ‗Srikandi Merapi‘ ,

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, maka dari itu tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan

In a recent case in higher education, leadership of one school of business found that when reorganizing structure to better facilitate processes to meet accreditation require-