• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

098/5/PGSD-Reg/8/Juli/2014

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS)

SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA

(Penelitian Tindakan Kelas pada Materi Pokok Gaya Magnet di Kelas V SD Negeri 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Semester II

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi PGSD

oleh Fauziah Lestari

1003392

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan

Proses Sains (KPS) Siswa pada Pembelajaran IPA

Oleh Fauziah Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Fauziah Lestari 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPA

Oleh Fauziah Lestari

1003392

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya proses pembelajaran di salah satu Sekolah Dasar, dikarenakan guru masih melaksanakan pembelajaran secara konvensional yaitu metode ceramah. Hal tersebut berdampak terhadap rendahnya keterampilan proses sains siswa. Oleh karena itu, metode eksperimen digunakan sebagai solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk, (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, (2) mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa, dan (3) mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc. Taggart dengan jumlah tiga siklus. Subjek penelitian kelas ini adalah kelas V SDN 3 Cibogo yang berjumlah 27 siswa, dengan teknik pengumpulan data berupa pre-test dan post-test, serta lembar observasi guru dan siswa. Hasil penelitian dengan menerapkan metode eksperimen menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari analisis lembar observasi keterampilan proses siswa pada setiap siklusnya, yaitu pada siklus I keterampilan proses sains siswa berada pada kategori cukup terampil, pada siklus II kategori terampil, dan pada siklus III kategori sangat terampil. Selain itu didapat pula peningkatan post-test keterampilan proses sains dari setiap siklusnya, yaitu pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,77, siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 68,46, dan siklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,22. Keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini adalah keterampilan mengklasifikasi, memprediksi, merencanakan percobaan, dan menyimpulkan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

(5)

ABSTRACT

THE APPLICATION OF EXPERIMENTAL METHODS TO IMPROVE SCIENCE PROCESS SKILLS STUDENTS

THE STUDY OF NATURAL SCIENCE

By Therefore, the experimental method used for the solution. This research aims to, (1) describe the planning of learning natural science material on magnetic force through the application of experimental methods in improving the process of science skills of students, (2) describe the implementation of learning natural science material on magnetic force through the application of experimental methods in improving the skills of the process of science students, and (3) know science process skills improvement students learning natural science material magnetic force through the application of methods of experimentation. The methods used in this research is the research methods class action model Kemmis and Mc. Taggart with the sum of the three cycles. The subject class is class V SDN 3 Cibogo totalling 27 students, with data collection techniques in the form of pre-and post test-test observation sheet, as well as teachers and students. Research results by applying the experimental method indicates that the application of experimental methods can improve the skills of the process of science students. It can be seen from the analysis of the observation process skills sheets students on every cycle, i.e. in cycle I process skills science students are at a sufficient skilled categories, on cycle II category of skilled, and in cycle III highly skilled categories. In addition had also increased post-science process skill test of every cycle, i.e. in cycle I gained an average rating of 65,77, cycle II obtained an average value of 68,46, and cycle III obtained average value of 85,22. Science process skills measured in this study are the skills of classifying, predicting, planning experiments, and conclude. Based on the results of such research, it can be concluded that the application of experimental methods can improve the skills of the process of science students.

(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DARTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat penelitian ... 4

E. Hipotesis penelitian ... 5

F. Penjelasan Istilah ... 6

BAB II PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SEKOLAH DASAR ... 7

A. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 7

1. Hakikat IPA ... 7

2. Karakteristik IPA ... 9

3. Tujuan dan ruang lingkup IPA di SD ... 10

4. Materi Gaya Magnet ... 11

B. Keterampilan Proses Sains ... 11

1. Definisi Keterampilan Proses Sains ... 11

(7)

C. Metode Eksperimen ... 15

1. Pengertian Metode Eksperimen ... 15

2. Tujuan Metode Eksperimen ... 16

3. Langkah-Langkah Metode Eksperimen ... 16

4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen ... 18

D. Penelitian yang Relevan ... 18

E. Kerangka Berpikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Metode Penelitian ... 20

B. Model PTK yang Dikembangkan ... 21

C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Instrumen Penelitian ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Analisis dan Pengolahan Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

A. Hasil Penelitian ... 33

1. Deskripsi Awal ... 33

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 34

a. Tahap Perencanaan ... 34

b. Tahap pelaksanaan ... 35

c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus I ... 39

d. Refleksi terhadap Tindakan pembelajaran Siklus I ... 44

3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 46

a. Tahap Perencanaan ... 46

b. Tahap pelaksanaan ... 47

c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus II ... 51

(8)

4. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III... 56

a. Tahap Perencanaan ... 56

b. Tahap pelaksanaan ... 57

c. Hasil Observasi TIndakan Pembelajaran Siklus III... 60

d. Refleksi terhadap Tindakan pembelajaran Siklus III ... 64

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 73

A. Simpulan ... 73

B. Rekomendasi ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 77

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Perbandingan Jenis-Jenis Keterampilan Proses Sains... 12

3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.2 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi ... 30

3.3 Kriteria IPK Hasil Observasi ... 32

4.1 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 36

4.2 Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus I ... 40

4.3 Perolehan Rata-Rata Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I ... 42

4.4 Perolehan Rata-Rata Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus I... 42

4.5 Aspek Soal Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 43

4.6 Refleksi Siklus I ... 44

4.7 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 48

4.8Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus II ... 52

4.9 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus II ... 53

4.10 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus II ... 53

4.11 Aspek Soal Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 54

4.12 Refleksi Siklus II ... 55

4.13 Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ... 57

4.14 Temuan Aktivitas Guru dan Siswa Siklus III ... 61

4.15 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus III ... 62

4.16 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses Sains Siswa Siklus III .... 62

(10)
(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ... 19

3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart ... 21

4.1 Persentase <g> Aspek KPS Siklus I Simpulan ... 43

4.2 Persentase <g> Aspek KPS Siklus II ... 54

4.3 Persentase <g> Aspek KPS Siklus III ... 63

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Instrumen Pembelajaran dan Penelitian

A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 77

A.2 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 82

A.3 Lembar Pre-test Siklus I ... 84

A.4 Lembar Post-test Siklus I ... 89

A.5 Kisi-Kisi Soal Siklus I ... 94

A.6 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 101

A.7 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 104

A.8 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 107

A.9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 110

A.10 Lembar Kerja Siswa Siklus II... 115

A.11 Lembar Pre-test Siklus II ... 118

A.12 Lembar Post-test Siklus II ... 124

A.13 Kisi-Kisi Soal Siklus II ... 130

A.14 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 139

A.15 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 142

A.16 .Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 145

A.17 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III ... 148

A.18 Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 153

A.19 Lembar Pre-test Siklus III ... 156

A.20 .Lembar Post-test Siklus III ... 163

A.21 Kisi-Kisi Soal Siklus III ... 169

(13)

A.23 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 180

A.24 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III ... 183

B. Hasil Penelitian B.1 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 186

B.2 Sampel Pre-test Siklus I ... 188

B.3 Sampel Post-test Siklus I ... 193

B.4 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 198

B.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 201

B.6 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus I ... 204

B.7 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 207

B.8 Sampel Pre-test Siklus II ... 210

B.9 Sampel Post-test Siklus II ... 215

B.10 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 220

B.11 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 223

B.12 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus II ... 226

B.13 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus III ... 229

B.14 Sampel Pre-test Siklus III ... 232

B.15 Sampel Post-test Siklus III ... 237

B.16 Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 242

B.17 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 245

B.18 Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siklus III ... 248

C. Rekapitulasi Data C.1 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Guru Siklus I ... 251

C.2 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 254

(14)

C.4 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 260 C.5 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Guru

Siklus III ... 263 C.6 Hasil Analisis dan Pengolahan Data Lembar Observasi Siswa

Siklus III ... 266

C.7 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Siklus I ... 269 C.8 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus

I ... 271 C.9 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus I ... 273 C 10 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus I ... 274 C.11 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Siklus II ... 275 C.12 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus

II ... 277 C.13 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus II ... 279 C 14 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus II ... 280 C.15 Hasil Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Siklus III ... 281

C.16 Hasil Pre-test dan Post-test Keterampilan Proses sains Siswa Siklus III ... 283

C.17 Perolehan Pre-test Aspek Keterampilan Proses Sains

(15)

C 18 Perolehan Post-test Aspek Keterampilan Proses Sains

Siklus IIII ... 286

D. Administrasi Penelitian

D.1 Permohonan Izin Mengadakan Penelitian untuk

Rektor UPI ... 287

D.2 Surat Keputusan Pengangkatan Dosen

Pembimbing ... 288 D.3 Permohonan Izin Penelitian untuk Kepala Kesatuan Bangsa

Perlindungan dan pemberdayaan Masyarakat ... 289 D.4 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kepala Kantor Kesatuan

Bangsa dan Politik Kabupaten Bandung Barat ... 290 D.5 Surat Pernyataan Mengadakan penelitian dari SD Negeri 3 Cibogo

... 291 D.6 Surat Keterangan Izin Penelitian dari Kecamatan

Lembang ... 292

E. Dokumentasi

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal yang mempelajari berbagai bidang studi, salah satunya yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam

secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan sebagai hasil dari pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah.

Secara umum kegiatan pembelajaran IPA berhubungan dengan eksperimen. Hal tersebut bertujuan agar menghindari verbalisme dan agar mengkonkretkan hal yang abstrak pada suatu materi. Siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak dengan melakukan kegiatan yang melibatkan panca inderanya dan dilakukan oleh dirinya sendiri.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Lederman (1998) terhadap guru-guru di luar negeri, mereka menyatakan bahwa hal yang terpenting dalam belajar IPA adalah siswa merasa nyaman dan senang dalam pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dengan terciptanya perasaan nyaman dan senang tersebut, akan mematahkan pendapat yang menyatakan bahwa IPA itu sulit. Kenyamanan dan ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran akan muncul apabila dalam proses pembelajaran melibatkan siswa itu sendiri. Agar siswa merasa nyaman dan senang dalam pembelajaran, dibutuhkan suatu metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang cocok adalah metode eksperimen. IPA identik dengan melakukan eksperimen. Dengan eksperimen, siswa diberi

(17)

2

mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Dari penjelasan tersebut sudah jelas bahwa IPA tidak hanya berisi produk, tetapi juga meliputi proses. Widodo

dkk. (2010, hlm. 46) memandang bahwa “keterampilan proses sains di Sekolah

Dasar meliputi keterampilan mengamati, merencanakan percobaan, memprediksi, menafsirkan hasil pengamatan dan menarik kesimpulan, serta

mengkomunikasikan”. Selain itu, kegiatan eksperimen dapat membantu

pemahaman siswa terhadap pelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan belajar

bermakna, para siswa mempunyai pengetahuan yang luas menggunakan keterampilan proses sains.

Kenyataan yang terjadi di lapangan pada proses pembelajaran IPA di SDN 3 Cibogo, guru masih melaksanakan secara konvensional, yaitu hanya menggunakan metode ceramah. Guru belum melaksanakan pembelajaran secara aktif dan kreatif yang melibatkan siswa didalamnya. Siswa hanya menerima informasi yang disampaikan guru. Dalam proses pembelajaran, guru hanya terpaku pada buku sumber yang dijadikan pedoman untuk mengajar. Hal tersebut jelas bertentangan dengan hakikat dan pembelajaran IPA. Dampak yang timbul adalah ketakutan siswa terhadap mata pelajaran IPA yang dipandangnya sebagai pelajaran yang sulit dan membosankan karena berisi hafalan-hafalan. Sebagaimana dikemukakan oleh Piaget (dalam Dahar, 1996) pada usia 7-11 tahun seharusnya anak sudah dapat berpikir logis. Tetapi pada kenyataannya kemampuan berpikir dan keterampilan proses sains yang dimiliki siswa sangatlah kurang. Hal tersebut dilihat dari perolehan tes awal yang dilakukan oleh peneliti, dengan nilai rata-rata keterampilan proses sains siswa kelas V di SDN 3 Cibogo pada materi gaya magnet yaitu sebesar 64,47 dengan ketuntasan 47,37% dari KKM kelas yang telah ditentukan yaitu 70. Hal tersebut dikarenakan

(18)

kesalahan-3

kesalahan yang terjadi hasil dari ceramah dapat diperbaiki melalui percobaan dan contoh kongkret, yaitu dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Pada hakikatnya, pembelajaran IPA bertujuan untuk memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA. Agar tujuan pembelajaran IPA terpenuhi oleh peserta didik, maka peneliti merasa pentingnya suatu metode untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi pokok gaya

magnet dalam pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Cibogo. Untuk membuktikan dugaan dari penelitian tersebut, peneliti merasa tertarik untuk menelitinya dengan

judul, “Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa Pada Pembelajaran IPA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo?

(19)

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan peningkatan keterampilan proses sains siswa mengenai gaya magnet dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SDN 3 Cibogo. Secara spesifik tujuan penelitian ini yaitu:

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet

melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo

2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA pada materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen dalam meningkatkan keterampilan proses sains siswa di kelas V SDN 3 Cibogo

3. Mengetahui peningkatan keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA materi gaya magnet melalui penerapan metode eksperimen di kelas V SDN 3 Cibogo

D. Manfaat Hasil Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam dunia pendidikan bahwa peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dapat dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen.

2. Manfaat Praktis

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki manfaat sebagai berikut:

a. Bagi siswa

1) Siswa dapat meningkatkan keterampilan proses sains terhadap materi gaya

magnet dalam pembelajaran IPA

(20)

5

3) Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

b. Bagi guru

1)Memberikan pilihan kepada guru untuk menggunakan metode yang sesuai dengan pembelajaran yang bertujuan untuk menunjang keberhasilan pembelajaran

2)Memberikan masukan dalam pemilihan dan penerapan strategi pembelajaran IPA dengan memperhatikan karakteristik siswa

3)Menumbuhkan minat belajar siswa agar pembelajaran menjadi lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan

c. Bagi peneliti

1) Memberikan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan dalam penggunaan metode eksperimen dan penerapannya terhadap materi gaya magnet dalam pembelajaran IPA

2) Peneliti mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah yang tepat 3) Peneliti mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas dalam

rangka meningkatkan keterampilan proses sains siswa terhadap materi gaya magnet dalam pembelajaran IPA

d. Bagi sekolah

Sebagai masukan bagi guru SD yang mengarahkan kepada peningkatan keterampilan proses sains siswa dalam pembelajaran IPA pada materi gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari penelitian ini yaitu jika metode eksperimen diterapkan,

(21)

6

F. Penjelasan Istilah

1. Metode eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara penyajian pelajaran dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa yang bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai jawaban atau persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan

percobaan sendiri. Metode eksperimen terdiri dari tiga langkah, yaitu perencanaan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut eksperimen. Keterlaksanaan penerapan metode eksperimen ini diukur menggunakan lembar observasi terhadap aktivitas guru dan siswa.

2. Keterampilan proses sains yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan dasar yang dimiliki seseorang untuk memperoleh informasi tentang alam yang tidak hanya melibatkan kemampuan berpikirnya saja, tetapi juga kecakapannya dalam penggunaan alat dan bahan ketika melakukan suatu proses, dan juga melibatkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan sesama. Aspek keterampilan proses sains yang diukur dalam penelitian ini ada empat. Pertama, keterampilan mengelompokkan dengan indikator mencari perbedaan, mencari kesamaan, mengontraskan ciri-ciri, membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. Kedua, keterampilan memprediksi dengan indikator mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan pola yang terjadi sebelumnya/pola yang ada. Ketiga, keterampilan merencanakan percobaan dengan indikator menentukan alat dan bahan percobaan, mengetetahui apa yang akan diamati dalam percobaan, dan menentukan langkah kerja dalam percobaan. Keempat, keterampilan membuat kesimpulan dengan indikator memaknai hasil percobaan, menarik kesimpulan

(22)

7

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. PTK menurut Sanjaya

(2012, hlm. 26) adalah

Proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut.

Selain itu, menurut Kusumah dan Dwitagama (2012, hlm. 9), “PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan, (2) melaksanakan, dan (3) merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru,

sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat”.

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan proses pemecahan masalah yang dilakukan secara bertahap dengan prosedur yang jelas dan dengan data-data yang ada, dilaksanakan secara kolaboratif oleh peneliti dan partisipan yang bertujuan untuk memperbaiki

dan meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas yang diperoleh dengan cara siklus kegiatan penelitian.

Pengertian siklus atau putaran dalam PTK menurut Sanjaya (2012, hlm.

77), ”…satu kali proses pembelajaran sesuai dengan pembelajaran yang telah disusun”. Menurutnya, PTK dikatakan berhasil apabila masalah yang dikaji

semakin mengerucut atau masalah semakin terpecahkan, serta perolehan hasil belajar dari siklus ke siklus semakin meningkat. Kusumah dan Dwitagama (2012,

hlm. 26) menyatakan, “siklus yang baik biasanya lebih dari dua siklus agar PTK

(24)

21

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral dari Kemmis dan Taggart (dalam Kusumah dan Dwitagama, 2012, hlm. 20) yang terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Siklus merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Model ini merupakan pengembangan dari model yang diutarakan oleh Kurt lewin. Perbedaannya, pada komponen tindakan dan pengamatan dijadikan sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang pada pelaksanaannya tindakan dan pengamatan dilakukan dalam satu waktu yaitu ketika tindakan dilaksanakan, pengamatanpun harus dilaksanakan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart.

Gambar 3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart (Sumber: Kusumah dan Dwitagama, 2012, hlm. 20)

(25)

22

Adapun penjelasan dari desain penelitian di atas adalah sebagai berikut. 1. Perencanaan (planning)

Perencanaan dalam PTK disusun berdasarkan hasil tes awal yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tentang masalah yang ada. Sanjaya (2012, hlm. 78) menyatakan, “perencanaan dalam setiap siklus disusun

perencanaan pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran”. Menurutnya, pada

tahap perencanaan ini lebih ditonjolkan perlakuan khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran. Perencanaan yang dilakukan menurut Kusumah dan Dwitagama (2012, hlm. 39) adalah teknik pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dsb. Perencanaan tersebut dituangkan kedalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah membuat RPP, kemudian membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), kisi-kisi soal, soal pre-test dan post-test, serta instrumen-instrumen pengamatan.

2. Tindakan (acting)

Tindakan merupakan pelaksanaan oleh guru/peneliti berdasarkan perencanaan yang telah disusun, kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki pada tindakan selanjutnya. Pada tahap ini dilaksanakannya tindakan-tindakan dari RPP yang telah dirumuskan, meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. 3. Pengamatan (observing)

Pengamatan merupakan kegiatan pengumpulan data oleh peneliti dan observer selama proses belajar mengajar berlangsung, mengamati pengaruh dari tindakan yang dilakukan, keadaan pada proses pembelajaran, dan kendala dari tindakan yang dilakukan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sanjaya (2012,

hlm. 79), “observer dapat mencatat berbagai kelamahan dan kekuatan yang

dilakukan guru dalam melaksanakan tindakan, sehingga hasilnya dapat dijadikan

masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana ulang”. Pada

tahap ini, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru, siswa, serta keterampilan proses sains siswa ketika dilaksanakannya percobaan.

4. Refleksi (reflecting)

(26)

23

guru/peneliti melakukan perbaikan pada perencanaan selanjutnya. Pada tahap ini guru/peneliti menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman untuk perancangan siklus selanjutnya, sebagaimana yang dikemukakan oleh Wijaya

(2012, hlm. 80), “dari hasil refleksi, guru dapat mencatat berbagai kekurangan

yang perlu diperbaiki, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan rencana

ulang”.

C. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN 3 Cibogo, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Subjek penelitian ini adalah 27 siswa kelas V SDN 3 Cibogo,

dengan 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan pada tahun ajaran 2013/2014 Semester 2. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret s/d Juni 2014 kurang lebih

selama 4 bulan. Penelitian ini dilaksanakan secara bersamaan dengan kegiatan pembelajaran yang bertujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.

D. Prosedur Penelitian

PTK ini dirancang untuk dilaksanakan dalam tiga siklus. Masing-masing siklus dirancang untuk dilaksanakan dalam satu pertemuan yaitu 2x35 menit. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Mengajukan permohonan izin penelitian kepada Kepala Sekolah SDN 3 Cibogo Kabupaten Bandung Barat.

2) Melakukan observasi terhadap situasi kelas, tes awal, dan identifikasi masalah.

3) Memilih penerapan metode ekperimen untuk mengatasi permasalahan tersebut.

4) Membuat kesepakatan dengan teman sejawat untuk menjadi observer dan memberikan penjelasan kepada observer tentang hal-hal yang harus

(27)

24

5) Menetapkan skenario pembelajaran dan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian, yaitu gaya magnet.

6) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan menggunakan metode eksperimen. Pada siklus I siswa bereksperimen mengenai magnet menarik benda-benda tertentu.

7) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan.

8) Menyiapkan LKS.

9) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam

bentuk Pilihan Ganda (PG).

10) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa. b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan pembelajaran IPA mengenai magnet dapat menarik benda-benda tertentu sesuai dengan RPP yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen.

2) Observer mengisi lembar observasi.

3)Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. d. Tahap Refleksi

1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran.

2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, dan

(28)

25

Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Refleksi mengenai kekurangan pada siklus I untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelaksanaan siklus II berdasarkan observasi dan refleksi sebelumnya.

2) Menetapkan teknis metode eksperimen yang akan digunakan.

3) Menyusun RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus I. Pada siklus II, siswa akan melakukan eksperimen mengenai kekuatan gaya magnet,

guru sebagai fasilitator dan pembimbing.

4) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan. 5) Menyiapkan LKS.

6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam bentuk PG.

7) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa. b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II mengenai kekuatan gaya magnet berdasarkan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus I.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen.

2) Observer mengisi lembar observasi.

3) Observer mencatat semua aktivitas belajar yang terjadi pada lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

d. Tahap Refleksi

(29)

26

2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis, dan mengambil suatu kesimpulan untuk memperbaikinya sebagai pedoman untuk perancangan siklus III.

Siklus III

a. Tahap Perencanaan

1) Refleksi mengenai kekurangan pada siklus II untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran pada pelaksanaan siklus III

berdasarkan observasi dan refleksi sebelumnya.

2) Menetapkan teknis metode eksperimen yang akan digunakan.

3) Menyusun RPP dengan memperhatikan refleksi pada siklus II. Pada siklus III, siswa akan melakukan eksperimen mengenai cara membuat magnet, guru sebagai fasilitator dan pembimbing.

4) Merencanakan media pembelajaran yang akan digunakan. 5) Menyiapkan LKS.

6) Menyiapkan instrumen tes tertulis berupa lembar soal tes KPS dalam bentuk PG.

7) Menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa. b. Tahap Pelaksanaan

1) Memberikan lembar observasi kepada observer untuk diisi.

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus III mengenai pemanfaatan magnet dan cara membuat magnet berdasarkan RPP yang telah disusun dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada siklus II.

c. Tahap Pengamatan

1) Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa, serta KPS siswa dalam pembelajaran IPA materi pokok gaya magnet dengan menggunakan metode eksperimen.

2) Observer mengisi lembar observasi.

(30)

27

d. Tahap Refleksi

1) Peneliti dibantu observer mendiskusikan hasil pengamatan yang terjadi di kelas selama proses pembelajaran.

2) Menganalisis hasil pengamatan, memaknai data hasil analisis apakah terjadi perbaikan atau tidak, yang kemudian mengambil suatu kesimpulan untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan metode eksperimen

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa atau tidak pada materi pokok gaya magnet.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan berjalan lancar seperti yang diharapkan. Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah sebagai berikut.

1. Instrumen Tes

Instrumen ini digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa pada pembelajaran IPA dalam bentuk tes objektif yaitu Pilihan Ganda (PG) sebanyak sepuluh butir soal dan jumlah pilihan sebanyak empat, dengan kriteria penilaian jika benar mendapat nilai 1 sedangkan jika salah mendapat 0 (Purwanto, 1985, hlm. 64). Tes ini dilaksanakan dua kali, pertama yaitu pada saat sebelum pokok bahasan gaya magnet diajarkan awal (pre-test), yang bertujuan untuk melihat dan mengetahui keterampilan proses sains awal siswa terhadap materi. Kedua, pada saat pembelajaran selesai dilaksanakan (post-test), yang bertujuan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa sebagai hasil penggunaan metode eksperimen. Aspek-aspek keterampilan proses sains yang diukur pada penelitian ini adalah keterampilan mengelompokkan, memprediksi, merencanakan

percobaan, dan menyimpulkan. 2. Instrumen Non Tes

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

(31)

28

berlangsung dan mencatatnya (Sanjaya, 2012; Kusumah dan Dwitagama, 2012). Observasi terhadap aktivitas guru difokuskan kepada keterlaksanaan guru terhadap pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi pokok gaya magnet. Sedangkan observasi terhadap aktivitas siswa difokuskan kepada kinerja siswa ketika pembelajaran berlangsung. Teman sejawat (guru) bertindak sebagai pengamat/observer yang telah sepakat untuk berkolaborasi dalam mengobservasi

penelitian ini.

b. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Lembar observasi ini berisikan empat aspek keterampilan proses sains siswa beserta kriteria penilaiannya yang menggunakan rubrik dengan rentang skor nol sampai empat (0-4). Penilaian ini bertujuan untuk menilai keterampilan proses sains siswa dalam kegiatan eksperimen dengan LKS sebagai pedoman melakukannya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

3.1 Tabel Teknik Pengumpulan Data

No Jenis Data Teknik

Pengumpulan Data Keterangan

1. Aktivitas guru dan siswa

Observasi Dilaksanakan saat pembelajaran

2. Keterampilan proses sains siswa

Observasi Dilaksanakan pada saat melakukan percobaan

3. Keterampilan proses sains siswa

Tes (pre-test dan post-tes)

(32)

29

G. Analisis dan Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul sebagai keterampilan proses sains siswa dapat dibedakan atas tes tertulis dan tidak tertulis. Pemberian skor dibedakan menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif yaitu penilaian yang diberikan dalam bentuk deskripsi sebagai hasil dari penilaian lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Sedangkan data kuantitatif yaitu penilaian yang diberikan dalam bentuk

angka, sebagai hasil dari penilaian tes tertulis pre-test dan post-test keterampilan proses sains siswa dan hasil observasi terhadap keterampilan proses sains siswa

ketika melakukan eksperimen. Adapun pengolahan datanya adalah sebagai berikut.

1. Tes Tertulis

Data ini diperoleh dari pengolahan data instrumen tes KPS siswa yang berbentuk pilihan ganda dengan sepuluh butir soal dan empat pilihan jawaban. Agar unsur subjektivitas penilaian dihindari, maka ketika penskoran soal terlebih dahulu ditentukan skor dari setiap jawaban hasil tes (pre-test dan post-test). \Setelah ditentukan skor dari setiap jawaban, kemudian hitung skor total pre-test dan post-test setiap siswa dengan rumus (Purwanto, 1985, hlm. 102):

NP

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

(33)

30

Setelah mengetahui nilai dari setiap siswa, kemudian dihitung rata-rata nilai seluruh siswa setiap siklusnya dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sudjana, hlm. 109).

Keterangan:

= Rata-rata

ΣX = Jumlah seluruh skor N = Banyaknya subjek

Untuk mengetahui persentase peningkatan keterampilan proses sains siswa yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran, dihitung dengan menggunakan gain yang dinormalisasi dengan rumus g faktor berikut ini Hake (dalam Asshagab, 2012, hlm. 63).

Persentase < g >

Keterangan:

< g > = Rata-rata gain yang dinormalisasi

S post = Skor tes akhir

S pre = Skor tes awal

S maks = Skor maksimum ideal

Ktiteria perolehan persentase g dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3. 2 Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

Persentase Kategori

% <g> > 70,0 Tinggi

30,0 ≤ % <g> ≤ 70,0 Sedang

(34)

31

2. Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Penilaian lembar observasi ini berupa deskripsi untuk hasil pengamatan kinerja guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran, sehingga dapat diketahui kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan pembelajaran (Sanjaya, 2012; Kusumah dan Dwitagama, 2012).

Pada penelitian ini digunakan observer sebanyak tiga orang pada setiap siklusnya, yaitu tiga orang teman sejawat. Menurut Sanjaya (2012, hlm. 112),

“pengamatan tentang sesuatu sebaiknya menggunakan banyak pengamat sehingga

masing-masing pengamat dapat memberikan pendapat sesuai dengan

pengamatannya agar peneliti dapat terhindar dari kesalahan menyimpulkan”.

Pengolahan data pada tahapan ini bergantung pada lembar observasinya, juga pada jelas tidaknya pencatatan hasil pengamatannya. Deskripsi yang telah dipaparkan oleh observer, dibaca dan dipahami oleh peneliti agar dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya. Tanggapan positif dan negatif menjadi bahan refleksi bagi peneliti. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran dengan metode eksperimen pada siklus selanjutnya.

3. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Siswa

Pengamatan terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa ini dilaksanakan ketika siswa melakukan percobaan. Pengolahan data pada lembar observasi KPS siswa yaitu dengan menjumlahkan skor yang diperoleh siswa dari kriteria keterampilan proses yang dicapainya. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dengan rumus sebagai berikut.

Untuk mengetahui nilai rata-rata KPS seluruh siswa setiap siklusnya, dapat menggunakan rumus sebagai berikut.

(35)

32

prestasi yang dicapai oleh kelompok sebagai satu kesatuan dalam suatu tes yang

kita berikan”. IPK dapat dihitung dengan membagi nilai rata-rata dengan nilai maksimum tes tersebut, dan kemudian mengalikan hasil bagi ini dengan 100. Adapun rumusnya dalah sebagai berikut.

Keterangan:

IPK = Indeks Prestasi Kelompok M = Mean atau nilai rata-rata SMI = Skor Maksimal Ideal

Setelah menghitung besarnya IPK, kemudian langkah selanjutnya menafsirkan atau menentukan kategori IPK. Adapun interpretasi IPK adalah sebagai berikut (Panggabean dalam Herdiana, 2013, hlm. 31).

Tabel 3.3Kriteria IPK Hasil Observasi

No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi

1. 0,00-30,00 Sangat kurang terampil

2. 31,00-54,00 Kurang terampil

3. 55,00-74,00 Cukup terampil

4. 75,00-89,00 Terampil

(36)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 3 Cibogo mengenai, “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa pada Pembelajaran IPA”, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran dengan menerapkan metode eksperimen yaitu

dengan pembuatan RPP yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendekatan dan metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media pembelajaran, serta penilaian. Langkah-langkah pembelajaran yang dibuat pada ketiga siklus ini berdasarkan langkah-langkah metode eksperimen yang terdiri dari tiga tahapan kegiatan. Ketiga tahapan tersebut adalah persiapan eksperimen, pelaksanaan eksperimen, dan tindak lanjut eksperimen. Selain dibuat RPP, dibuat pula lembar kerja siswa, soal evaluasi, kisi-kisi soal, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar observasi keterampilan proses sains siswa.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa yang dilihat dari peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus I terdapat enam poin kekurangan pada aktivitas guru dan siswa, pada siklus II terdapat dua poin kekurangan pada aktivitas guru dan siswa, pada siklus III seluruh aktivitas guru dan siswa sudah terlaksana dengan baik. Hal tersebut diperoleh dari hasil analisis terhadap penilaian observer pada lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

(37)

74

siklus III diperoleh keterampilan yang sangat terampil. Selain itu, didapat pula dari hasil post-test setiap siklusnya. Hasil post-test keterampilan proses sains siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65, 77, pada siklus II diperoleh nilai rata sebesar 68, 46, dan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata sebesar 85,22. Hal tersebut menunjukkan peningkatan dari hasil tes keterampilan proses sains siswa dilihat dari kemampuan awal siswa dengan

nilai rata-rata sebesar 64,47. Selain itu, ketuntasan belajar siswa dilihat dari KKM yang telah ditentukan dari setiap siklusnya meningkat pula. Pada siklus

I ketuntasan belajar siswa sebesar 42,31%, pada siklus II sebesar 50% dan pada siklus III sebesar 95,65%.

B. Rekomendasi

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, maka peneliti menyampaikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi guru, direkomendasikan dapat merencanakan pembelajaran dengan baik, agar pelaksanaannya berjalan dengan baik pula dan mendapatkan peningkatan pembelajaran. Selain itu, guru memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif siswa dan materi pembelajaran. Guru dapat menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran guna menciptakan suasana kelas yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Ketika melakukan eksperimen, sebaiknya mempersiapkan alat dan bahan percobaan yang sederhana agar tidak mengeluarkan banyak biaya. 2. Bagi sekolah, direkomendasikan agar dapat mendukung dan memotivasi

terhadap guru-guru untuk menerapkan model, metode, dan strategi pembelajaran, salah satunya dengan cara menyediakan alat peraga dan media pembelajaran.

Gambar

Gambar 3.1 Adaptasi desain penelitian dari model spiral Kemmis dan Taggart
Tabel 3.3Kriteria IPK Hasil Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dapat dilakukan dengan suatu wadah yang dikenal sebagai Website.Dalam hal ini website yang dibuat adalah Website Tentang Ramalan Zodiak &amp; Shio Serta Tips Dan Kuisoner

KEHIDUPAN MASYARAKAT NELAYAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN CIREBON Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

(2) Untuk memperoleh Surat Nomor Pendaftaran Obat Ikan Sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), produsen atau impotir harus mengajukan permohonan secara tertulis

Kamus Hukum Edisi Lengkap Bahasa Belanda Indonesia, Inggris, Aneka Ilmu, Semarang, Indonesia, Commanditaire Vennootcshap.. (Belanda) : Perseroan

Sebagai saran dari hasil penelitian, dalam pemberian materi pembelajaran bola kecil, hendaknya diberikan secara bertahap dari yang termudah sampai yang tersulit,

Pengumpulan data dilakukan melalui analisis pada 197 data rekam medis dari kanker paru primer pada Januari 2011 - Desember 2012 yang dipilih dengan metode

Sistem penggajian ini menerima komponen penggajian berupa absensi, tunjangan, gaji pokok pekerja, potongan pekerja dan data pekerja sehingga dapat diketahui pajak yang dibebankan

Atas latar belakang tersebut tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kerjasama dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS