Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
206
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan
Kontekstual (CTL) Pada Perubahan Sifat
Benda Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua
Andi Sahati, Lilies, Muhammad Jamhari Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Tadulako
ABSTRAK
Permasalahan dalam Penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa Kelas V SDN 3 Ogotua. Hal ini di sebabkan penggunaan pendekatan pembelajaran yang kurang membangkitkan kreatifitas belajar siswa. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Ogotua melalui pendekatan kontekstual. Rancangan penelitian ini mengikuti model Kemmis oleh MC Tanggart yang dilaksanakan 2 siklus yang masing-masing terdiri dari 4 tahap yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Penelitian ini di laksanakan di kelas V SDN 3 Ogotua dengan jumlah 30 orang siswa. Pengumpulan data di lakukan dengan pemberian tes akhir tindakan dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa pada setiap siklus. Pengelolahan data dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan perolehan yaitu tes awal dengan skor daya serap individu 59,33% dan ketuntasan klasikal 23,33% siklus 1 skor daya serap individu 66% dan ketuntasan klasikal 76,66%, siklus 2 skor daya serap individu 85,3% dan ketuntsan klasikal 90%. Peningkatan daya serap individu dan ketuntasan belajar klasikal membuktikan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 3 Ogotua.
Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Pendekatan Kontektual (CTL).
I. PENDAHULUAN
Sampai saat ini persoalan pendidikan yang dihadapi bangsa indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan,
khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai upaya dilakukan untuk
meningkatkan mutu pendidikan terus dilakukan, mulai dari berbagai pelatihan
untuk meningkatkan kualitas guru, pengandaan buku dan alat pelajaran, perbaikan
sarana dan prasarana pendidikan, sampai dengan peningkatan mutu manejemen
sekolah. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan
peningkatan yang diharapkan (Ahmadi, dkk. 2004)
Peningkatan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
207 ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling
berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan dapat
bersaing di zaman yang semakin cepat perkembangan teknologinya. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai
hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam sangat berperan dalam proses pendidikan dan perkembangan
teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta
kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum
terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat
dikembangkan dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Semiawan,
1998).
Kurangnya minat siswa pada pelajaran IPA karena proses metode dan
model pembelajaran tidak bervariasi. Hal tersebut mengakibatkan masih
banyaknya siswa mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal di
SDN 3 Ogotua. Nilai KKM mata pelajaran IPA kelas V adalah 65. Dari 30 siswa
ada siswa yang nilainya masih di bawah KKM yaitu 45 sebanyak 6 orang, 55
sebanyak 4 orang, 60 sebanyak 2 orang, 65 sebanyak 2 orang. Hal tersebut
menunjukkan adanya indikasi terhadap rendahnya kinerja belajar siswa dan
kemampuan guru dalam pengelolaan kelas. Untuk mengetahui mengapa prestasi
belajar siswa tidak seperti yang di harapkan guru harus merepleksi diri untuk
dapat mengetahui faktor-faktor penyebab ketidakberhasilan siswa terhadap
pembelajaran IPA. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peniliti menganggap
perlu mengangkat pembelajaran yang mampu memberikan perubahan secara
signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Model pembelajaran yang dimaksud
adalah model pembelajaran kontekstual atau contextual teaching learning (CTL)
yang banyak melibatkan siswa dalam penerapannya. Sehingga siswa merasa lebih
tertantang dan lebih mengenal IPA dengan baik melalui tahapan-tahapan
pembelajaran kontekstual.
Rendahnya hasil belajar siswa kelas V SDN 3 Ogotua pada mata pelajaran
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
208 dari guru kelas V SDN 3 Ogotua sesuai hasil observasi dan penelitian bahwa
berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui
pemberian tugas-tugas, pemberian kuis dan tanya jawab dikelas tetapi belum
mampu mengatasi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran sains
tersebut. Apabila rendahnya hasil belajar siswa ini terus berlangsung, maka mutu
pelajaran di sekolah tidak sesuai harapan masyarakat dan pemerintah. Maka
penulis melakukan penelitian dengan judul : “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Kontekstual (CTL) Siswa Kelas V SDN 3 Ogotua”.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : untuk meningkatkan hasil
belajar IPA melalui pendekatan kontekstual (CTL) pada perubahan sifat benda
siswa kelas V SDN 3 Ogotua.
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penilitian tindakan kelas partisipan yang artinya
peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian mulai dari awal sampai akhir
penelitian. Desain penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart
yang terdiri atas 4 tahap yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3)
observasi, (4) refleksi. Diagram alur
penelitian tersebut ditunjukkan pada
gambar 1.
0. Refleksi Awal
1. Rencana Tindakan
2. Tindakan I
3. Observasi I
4. Refleksi I
5. Rencana Revisi I
6. Tindakan 2
7. Observasi 2 8. Refleksi 2
a. Siklus 1 b. Siklus 2
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
209 Penelitian ini dilaksanakan dikelas V SDN 3 Ogotua, dalam hal ini yang
menjadi subjek adalah seluruh kelas V dengan jumlah siswa 30 orang, yang terdiri
16 orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan.
Penelitian ini beberapa faktor yang akan diselidiki yaitu:
1) Murid: faktor yang diselidiki adalah hasil belajar dan tingkat aktivitas murid
dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan kontekstual (CTL).
2) Guru: faktor yang diselidiki adalah aktivitas proses pembelajaran kontekstual
(CTL).
Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantatif, data
kualitatif yaitu data tentang aktivitas guru dan siswa, yang akan diekspresikan
secara alami, data kemampuan siswa dalam mengerjakan tes. Sedangkan data
kuantitatif yaitu data tentang hasil belajar siswa setelah mengikuti proses belajar
dengan penggunaan pendekatan kontekstual pada mata pelajaran IPA siswa kelas
V SDN 3 Ogotua.
Data kualitatif yaitu data tentang aktivitas siswa dan guru selama
pembelajaran berlangsung, adapun tahap-tahap analisis data kualitatif yaitu: 1)
mereduksi data, 2) menyajikan data, 3) verifikasi data (penyimpulan).
1. Mereduksi data
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan data yang telah diperoleh dari
awal sampai akhir pengumpulan data.
2. Menyajikan data
Penyajian data dilakukan dengan cara menyusun data secara sederhana,
sehingga mudah untuk menarik kesimpulan.
3. Verifikasi (penyimpulan)
Tahap ini dilakukan untuk menarik kesimpulan, berdasarkan data yang
diperoleh pada tahap penyajian data, data hasil aktifitas guru dan siswa yang
diperoleh dari hasil observasi dianalisis dan dinyatakan dalam bentuk
prsentase dihitung dengan menggunakan rumus:
Persentase nilai rata-rata (NR) = jumlah skor yang diperoleh x 100%
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
210 90% < NR < 100% Sangat baik
70% < NR < 90% Baik
50% < NR < 70% Cukup
30% < NR < 50% Kurang
0% < NR < 30% Sangat kurang
Untuk menganalisis data kuantitatif menggunakan rumus sebagai berikut :
1. Daya serap individu
Daya serap individu = Skor yang diperoleh siswa x 100
Skor maksimal tes
Siswa dinyatakan tuntas secara individual jika persentase daya serap individu
adalah 65%.
2. Ketuntasan belajar klasikal
Tuntas belajar klasikal = Banyaknya siswa yang tuntas x 100
Jumlah siswa keseluruhan
Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar secara klasikal, jika ketuntasan
klasikalnya minimal 80%.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Data Sebelum Tindakan
Sebelum penelitian dilaksanakan, penelitian mengadakan studi
pendahuluan pada hari kamis tanggal 23 Oktober 2014, kegiatan yang dilakukan
pada studi pendahuluan adalah mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah
bersama guru wali kelas V SDN 3 Ogotua. Dalam pertemuan tersebut peneliti
menyampaikan makud untuk melakukan penelitian di sekolah sekaligus tempat
peneliti mengajar, Kepala Sekolah menunjuk salah satu guru teman sejawat untuk
membicarakan rencana selanjutnya.
Tes awal dilaksanakan pada hari senin tanggal 27 Oktober 2014. Tes
awal diikuti oleh 30 orang siswa kelas V SDN 3 Ogotua. Soal tes awal dapat
dilihat pada lampiran I, dan hasil analisis tes awal dapat dilihat pada lampiran 1,
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
211 tindakan diperoleh siswa dengan skor daya serat individu 59,33 % dan
ketuntasan 23,33 %, dari 30 siswa yang mengikuti tes, hanya 7 siswa yang tuntas
belajar. Hasil tes awal digunakan untuk pembentukan kelompok belajar, karena
dari 30 siswa memiliki tingkat kemampuan akademik yang berbeda, maka untuk
pembagian kelompok belajar dilakukan dengan menggabungkan siswa yang
berkemampuan rendah, sedang dan tinggi.
Deskripsi Data Tindakan Siklus I
Observasi terhadap aktivitas siswa dan guru dilakukan pada saat
pembelajaran berlangsung. Guru yang ditunjuk sebagai observer untuk
mengamati aktifitas siswa dan guru dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disediakan. Dari observasi yang dilakukan selama proses
pembelajaran dapat dilihat pada indikator yang diamati aktivitas siswa adalah
- Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
- memperhatikan materi penjelasan diberikan oleh guru.
- Menjawab pertanyaan guru atau bertanya.
- Duduk dalam kelompok masing – masing. - Kekompakan siswa dalam kelompok.
- Kemampuan siswa dalam berdiskusi kelompok.
- Mengerjakan LKS dan saling membantu sesama kelompok dan
memecahkan masalah.
- Kemampuan siswa dalam menyampaikan kesimpulan dari hasil kerja
kelompok.
- Menanyakan hal yang belum dipahami.
- Membuat kesimpulan.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
212 Tabel 1. Hasil Observasi kegiatan Siswa Siklus I
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
213 Berdasarkan hasil kegiatan observasi kegiatan siswa pada siklus I secara
umum aspek yang diamati menunjukan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran dalam kategori cukup. Sehingga pada siklus I dapat diperoleh
dengan jumlah siswa 30 skor yang tertinggi 30 dengan skor ideal 44 dan
presentase yang diperoleh 68 % maka dari hasil tersebut dalam kriteria cukup.
Tabel 2. Hasil Observasi kegiatan Guru siklus I
Tahap Aspek yang diamati
Penilaian
Ket
1 2 3 4
Pendahuluan - Memberikan motivasi pada siswa
- Menyampaikan tujuan
Kegiatan inti - Secara klasikal menjelaskan materi
- Mengatur siswa dalam
kelompok-kelompok kecil
- Menyampaikan materi
pembelajaran
- Membagi LKS pada setiap
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
214 Penutup - Menyimpulkan materi serta
memberikan penguatan
- Memberikan tes individu pada
siswa
Jumlah skor 6 27 33
Jumlah skor maksimal 48
Presentase nilai rata-rata 68,75%
Berdasarkan hasil kegiatan observasi kegiatan guru pada siklus I yang
disajikan pada tabel 1 beberapa aspek sudah baik namun ada beberapa aspek yang
masih dalam kategori cukup. Siklus I skor yang diperoleh sebesar 33 dari skor
ideal 48 sedangkan presentase yang diperoleh sebesar 68,75 %. Dengan
demikian, hasil observasi guru pada siklus I masih kategori cukup. Hal ini
disebabkan masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh guru belum sesuai
dengan kegiatan pembelajaran yang diharapkan oleh model pembelajaran
pendekatan kontekstual.
Hasil Analisis Tes Evaluasi Siklus I
Berdasarkan hasil analisis tes evaluasi siklus I dapat diketahui bahwa hasil
tes yang diperoleh pada siklus I yaitu skor tertinggi 90, skor terendah 50 daya
serat individu 66 %, banyak siswa yang tuntas belajar yaitu 23 siswa dengan
presentase ketuntasan belajar klasikal 76,66 % .
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil refleksi diatas, masih banyak kekurangan- kekurangan
pada siklus I, dengan kata lain tujuan pembelajaran pada siklus I belum
tercapai sesuai dengan criteria ketuntasan belajar, maka peneliti segera
melakukan perbaikan dan persiapan untuk melaksanakan proses pembelajaran
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
215 Data dan Tindakan Siklus II
Tabel 3. Hasil Observasi Kegiatan Siswa Siklus II
N
84%. Maka dari hasil tersebut masuk dari kategori baik, setiap kelompok sudah
dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Siswa lebih termotifasi untuk
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
216 Tabel 4. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II
Tahap Aspek yang diamati Penilaian Ket
1 2 3 4
Pendahulu an
- Memberikan motivasi pada siswa
- Menyampaikan tujuan
pembelajaran
- Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari
- Secara klasikal menjelaskan materi
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
Penutup - Menyimpulkan materi serta memberikan pengaturan - Memberikan tes individu
pada siswa
Jumlah skor - - 12 32 44
Jumlah skor maksimal 48
Presentase nilai rata-rata (%) 91,66%
Berdasarkan Hasil Kegiatan Observasi Guru pada siklus II diperoleh skor
sebesar 44 dengan skor ideal 48 dan presentase yang diperoleh 91,66 % . hal
ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dari aktifitas guru pada siklus II
dalam kategori baik. Dengan demikian kriterian yang ditetapkan dalam
penelitian tindakan kelas telah mencapai 90 % - 100% yang masuk dalam
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
217 Analisis Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil tes siklus II, terlihat bahwa secara umum siswa telah
dapat menyelesaikan soal tes akhir dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari
keberanian siswa dalam menanyakan hal-hal yang belum dipahami dan
mengutarakan pendapat. Hasil yang dicapai pada siklus II menunjukan adanya
peningkatan dibandingkan hasil belajar siklus II. Data yang diperoleh pada siklus
II telah mencapai indikator kinerja yang diinginkan.
Pembahasan
Rendahnya hasil belajar pada siswa disebabkan karena dalam kegiatan
belajar mengajar sehari-hari yang dialami siswa, metode yang digunakan
mengacu pada metode ceramah tanpa memperhitungkan hal-hal yang kontekstual
yang lebih dekat dengan diri dan lingkungan serta pengalaman siswa. Oleh
sebab itu peneliti mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran pendekatan kontekstual.
Berdasarkan hasil ketuntasan klasikal pada mata pelajaran IPA siklus II,
maka perbaikan pembelajaran ini dianggap telah berhasil, dengan demikian
perbaikan yang dilakukan pada kegiatan siklus II yang menguatkan pendekatan
kontekstual ( CTL ) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar
siswa SDN 3 Ogotua.
Berdasarkan penelitian Nidar (2012). Model pembalajaran konstektual
(CTL) yang banyak melibatkan siswa dalam penerapannya. Sehingga siswa
merasa lebih tertantang dan lebih mengenal IPA dengan baik melalui tahapan
pembelajaran konstektual.
Pendekatan pembelajaran konstektual pada perinsipnya memiliki
kelebihan yaitu, melatih siswa menemukan idenya sendiri, membawah siswa
dalam konsep pembelajaran yang nyata, mendorong siswa membuat hubungan
antara materi yang dipelajarinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka,
meningkatkan kerja sama dan daya piker siswa sehingga pembelajaran tidak
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
218
IV. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan banyaknya siswa 30
orang kelas V SDN 3 Ogotua dalam mempelajari perubahan sifat benda melalui
pendekatan kontekstual, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar IPA
siswa kelas V SDN 3 Ogotua pada materi perubahan sifat benda, skor
perolehan setiap tindakan adalah tes awal daya serap individu 59,33 %
dengan ketuntasan klasikal 23,33 % , siklus I pertemuan I daya serap
individu 60,66 % dengan ketuntasan klasikal 66,66 % , siklus I
pertemuan II daya serap individu 66 % dengan ketuntasan klasikal 70,66
% dan siklus II pertemuan I daya serap individu 70,1 % dengan
ketuntasan klasikal 80%, siklus II pertemuan II daya serap individu
85,3 % dengan ketuntasan klasikalnya 90 %.
2. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas V dengan mencapai 80 % pada siklus II sangat baik pada setiap
aspek yang diamati terhadap aktifitas siswa.
3. Melalui aktifitas guru mencapai 80 % pada siklus II sangat baik pada setiap
aspek yang telah diamati.
Saran
Berdasarkan hasil penilitiaan, maka peneliti dapat menjampaikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Hendaknya dalam mengajarkan materi IPA tentang perubahan benda, guru
menggunakan pendekatan kontekstual karena pada meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Hendaknya guru dapat menggunakan pendekatan kontekstual pada materi yang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 5 No. 10 ISSN 2354-614X
219 DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Widodo Supryono. 2004. Psikologi Belajar, Rineka Cipta : Jakarta. Nidar. 2012. Pendekatan Kontekstual (CTL). Palu: FKIP Untad.
Semiawan, C. 1998. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah Dasar.