• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015 2016 | Bakri | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8616 28250 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ADVERSITY QUOTIENT DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF MAHASISWA PENDIDIKAN MIPA FKIP UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN AKADEMIK 2015 2016 | Bakri | AKSIOMA : Jurnal Pendidikan Matematika 8616 28250 1 PB"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TADULAKO

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

*) Dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako

Abstrak: Ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa di perguruan tinggi yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar diri mahasiswa. Satu diantara faktor yang berasal dari dalam diri mahasiswa adalah adversity quotient yang disingkat AQ. Adversity quotient merupakan bentuk kecerdasan yang membuat seseorang dapat mengubah hambatan atau kesulitan menjadi sebuah peluang. Peneliti ingin mengetahui tingkat Adversity Quotient dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako tahun akademik 2015/2016. Penelitian menggunakan jenis penelitian korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang terdaftar pada tahun akademik 2015/2016 yang sudah memiliki IPK. Sampel pada penelitian sebanyak 478 orang menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa angket yang disebut ARP dan Angket Indeks Prestasi Mahasiswa. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan statistika inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indeks Prestasi Kumulatif mahasiswa berada pada rentang nilai 1,71 – 3,96 skala 0 - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada rentang skor 88 – 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan Adversity Quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.

Kata kunci: Adversity Quotient, Indeks Prestasi Kumulatif

PENDAHULUAN

Ilmu psikologi membagi kecerdasan manusia menjadi empat yaitu; IQ (Intelegene Quotient) yang biasa disebut kecerdasan intelektual, EQ (Emosional Quotient) yang disebut kecerdasan emosional, SQ (Spiritual Quotient) yang disebut kecerdasan spritual dan AQ (Adversity Quotient) yang disebut kecerdasan menghadapi tantangan.

Kecerdasan yang keempat yaitu AQ menurut Annida (2013) merupakan bentuk kecerdasan yang banyak menentukan kesuksesan seseorang dalam menghadapi sebuah tantangan disaat terjadi kesulitan atau kegagalan. Seseorang yang mempunyai AQ yang tinggi, maka lebih mudah menjalani kehidupan sehari-hari disebabkan oleh mereka yang mempunyai AQ tinggi akan lebih mudah menanggapi suatu masalah dan mampu bertahan dari suatu tantangan atau masalah yang dihadapi.

(2)

pengembangan oleh ahli pendidikan sehingga AQ bisa memberikan kontribusi yang lebih baik pada manusia agar tetap kuat dalam menghadapi tantangan.

Tantangan pendidikan paling besar dihadapi oleh peserta didik saat berada di jenjang pendidikan tinggi. Mereka menghadapi banyak persoalan-persoalan perkuliahan dan persoalan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Persoalan perkuliahan seperti tugas matakuliah yang banyak, perkuliahan yang menuntut kemandirian dan perkuliahan dengan berbagai metode yang digunakan dosen menuntut mahasiswa untuk dapat menyesuaikan diri. Selain itu, persoalan kehidupan sehari-hari seperti uang kuliah yang cukup besar, biaya hidup yang cukup tinggi dan pergaulan yang bebas menuntut kedewasaan dan kesabaran.

Kompleksitas kehidupan yang dialami oleh mahasiswa sebagai peserta didik ditingkat perguruan tinggi bisa cepat berubah akibat peningkatan teknologi, perubahan nilai sosial dan kultural. Pada jenjang pendidikan tinggi, kondisi perkembangan peserta didik cukup kompleks mulai perkembangan fisik, psikis, baik yang tumbuh dari faktor diri sendiri, keluarga maupun lingkungan.

Mahasiswa yang kuliah di Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Untad sebagian besar memiliki intelegensi, kreatifitas dan kecakapan yang cukup tinggi. sehingga kemampuan dan potensi yang dimiliki tersebut dapat dimanfaatkan untuk membuat jangkauan dan peluang yang cukup luas dalam meraih masa depan yang mereka cita-citakan, akan tetapi berbeda ketika di balik potensi besar mereka mengalami traumatis dan syndrome dari permasalahan keluarga, ekonomi maupun pergaulan yang dirasa kurang membawa perkembangan bagi pribadinya. Keadaan itu akan membuat kondisi pribadi menjadi seorang individu berpotensi untuk berprestasi tetapi menjadi pribadi yang pemalas, penakut, merasa minder, atau bahkan menjadi mahasiswa yang tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Melihat keadaan yang mudah mendapatkan masalah, maka diperlukan AQ (Adversity Quotient) dalam mengatasi masalaha, dan sejauh mana kemampuan mahasiswa menjadi lebih kuat dalam menghadapi kesulitan dalam hidupnya yaitu dengan mempunyai kendali diri yang kuat, asal-usul dan pengkauan terhadap masalah yang dihadapi, jangkauan yang luas dalam menghadapi masalah, serta yang paling penting dalam hal ini adalah daya tahan, yaitu sejauh mana kekuatan dan daya tahan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan yang mereka hadapi sebagai individu yang mempunyai kelebihan yang luar biasa, baik dari mereka sendiri, keluarga maupun lingkungan, agar mereka tetap menjadi mahasiswa berprestasi yang dapat meraih sukses dan tidak mudah menyerah dengan apa yang menimpanya serta menjadi mahasiswa yang tetap termotivasi untuk meraih prestasi.

(3)

tantangan yang sedang dihadapi. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian tentang

adversity quotient mahasiswa dan prestasi mahasiswa di Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Tadulako.

Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan yang dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui tingkatan indeks prestasi mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP

Universitas Tadulako.

2. Untuk mengetahui tingkatan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.

3. Untuk mengetahui adanya hubungan indeks prestasi dengan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan variabel indeks prestasi kumulatif mahasiswa diberi simbol X dan adversity quotient mahasiswa Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.

Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako yang sudah memiliki Indeks Prestasi Akademik. Dengan kata lain populasi penelitian ini adalah mereka yang terdaftar sebagai mahasiswa mulai tahun 2014, 2013, dan 2012. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik pengambilan sampel purposive random sampling sehingga terpilih 478 mahasiswa dengan rincian 136 mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, 110 mahasiswa program studi Pendidikan Fisika, 114 mahasiswa program studi Pendidikan Biologi, dan 118 mahasiswa program studi Pendidikan Kimia.

Pengumpulan data menggunakan dua instrumen yang pertama disebut Adversity Response Partisipan (ARP) kedua instrumen prestasi mahasiswa yang berisi tentang keadaan keluarga, identitas sekolah dan indeks prestasi mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.

Data dianalisis menggunakan analisis data kuantitatif yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis statistik deskriptip seperti rata-rata, median, nilai maksimum nilai minimum dan standar deviasi. Sementara analisis statistik inferensial yang digunakan adalah analisis korelasional untuk dua variabel.

HASIL PENELITIAN

Hasil Analisis Statistik Deskriptif.

Analisis dilakukan terhadap kedua variabel yang diteliti yang dirinci berdasarkan program studi. Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan dalam bentuk diagram batang berikut ini.

(4)

Berdasarkan Gambar 1, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 3,81. IPK terendah adalah 1,80. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 3,15 dengan median 3,2.

Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

Gambar 2. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Berdasarkan Gambar 2, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 3,88. IPK terendah adalah 1,71. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 2,91 dengan median 2,945.

Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

Gambar 3. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 3,96. IPK terendah adalah 2,23. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 110 adalah 3,16 dengan median 3,15.

Hasil analisis variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

0 1 2 3 4

Maksimum Minimum Rata-rata Median

3.81

1.8

3.15 3.2

0 1 2 3 4

Maksimum Minimum Rata-rata Median

3.96

2.23

(5)

Gambar 4. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Berdasarkan Gambar 4, dapat dinyatakan bahwa IPK tertinggi yang dicapai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 3,86. IPK terendah adalah 2,19. Rata-rata IPK mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 3,23 dengan median 3,20.

Hasil analisis variabel Adversity Quotient (AQ) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

Gambar 5. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

Berdasarkan Gambar 5, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi adalah 176, Adversity Quotient terendah adalah 90. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 114 adalah 127,22 dengan median 127.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

Maksimum Minimum Rata-rata Median

3.86

2.19

3.23 3.2

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Maksimum Minimum Rata-rata Median

176

90

(6)

Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

Gambar 6. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika

Berdasarkan Gambar 6, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika adalah 163. Adversity Quotient terendah adalah 88. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 136 adalah 122,94 dengan median 124.

Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

Gambar 7. Diagram Batang Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika

Berdasarkan Gambar 7, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika adalah 158. Adversity Quotient terendah

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Maksimum Minimum Rata-rata Median

163

88

122.94 124

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Maksimum Minimum Rata-rata Median

158

94

(7)

adalah 94. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 110 adalah 123,76 dengan median 122.

Hasil analisis variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia dinyatakan seperti bentuk diagram batang berikut ini.

Gambar 8. Diagram Batang Variabel Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia

Berdasarkan Gambar 8, dapat dinyatakan bahwa Adversity Quotient tertinggi mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia adalah 172. Adversity Quotient terendah adalah 89. Rata-rata Adversity Quotient mahasiswa dengan responden sebanyak 118 adalah 123,56 dengan median 123,5.

Hasil Analisis Statistik Inferensial.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan yaitu:

H0 : Tidak ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako

H1 : Ada hubungan Indeks prestasi dengan Adversity Quotient mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako

Untuk operasionalnya hipotesis statistik di atas, maka rumusan statistik tersebut adalah H0 :

H1 :

Statistik yang digunakan untuk menguji rumusan hipotesis statistik di atas adalah korelasi product momen atau yang populer dengan nama korelasi Pearson. Apabila dimisalkan variabel Indeks prestasi dengan simbol X dan variabel Adversity Quotient

dengan simbol Y, maka akan diperoleh pasangan data atau pasangan terurut (X,Y) sebanyak jumlah sampel yaitu 478 orang. Hasil perhitungan diperoleh dan r2 = 0,0121. Apabila dengan derajat kebebasan (dk) = 476 maka diperoleh r tabel = 0,088. Jadi nilai r tabel lebih kecil dari r hitung sehingga disimpulkan hipotesis H0 ditolak atau menerima H1. Jadi terdapat hubungan antara indeks prestasi dengan adversity quotient

mahasiswa MIPA FKIP Universitas Tadulako.

0 20 40 60 80 100 120 140 160 180

Maksimum Minimum Rata-rata Median

172

89

(8)

Koefisien determinasi variabel X dan Y dinyatakan dengan simbol r2, sehingga diperoleh koefisien determinasi X dan Y sebesar 0,0121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai X, atau 1,21% diantara variasi total nilai X dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai X.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dinyatakan bahwa prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) FKIP Universitas Tadulako yang disimbolkan dalam bentuk Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) berada pada rentang nilai 1,71 – 3,96 skala 0 - 4. IPK tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Fisika, dan IPK terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila ditinjau dari rata-rata, IPK dengan rata-rata terendah yaitu 2,91 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 3,23 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Kimia. Tetapi secara umum rata-rata IPK mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 3,11.

Apabila dilihat dari variabel Adversity Quetiont (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA, berada pada rentang skor 88 – 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Matematika. Apabila dilihat dari rata-rata, AQ dengan rata-rata terendah yaitu 122,94 dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika dan yang tertinggi yaitu 127,22 dicapai oleh mahasiswa program studi Pendidikan Biologi. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa jurusan Pendidikan MIPA adalah 124,37.

Hasil uji statistik inferensial menunjukkan bahwa r hitung yang diperoleh sebesar 0,11 lebih besar dari r tabel 0,088 sehingga dapat diartikan bahwa ada hubungan antara prestasi belajar mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa pada Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako. Koefisien determinasi yang diperoleh sebesar 0,0121. Ini berarti bahwa 1,21% diantara variasi total nilai-nilai variabel prestasi mahasiswa (Y) dapat dijelaskan oleh hubungannya dengan nilai-nilai adversity quotient (X).

Daya tahan atau endurence merupakan satu komponen dari empat komponen utama yang dapat membentuk AQ seseorang menjadi kuat. Menurut Sudarman (2012: 56)

”seseorang yang mempunyai daya tahan yang tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan atau tantangan yang sedang dihadapi”. Hal ini akan sejalan apabila dikatakan bahwa seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan memiliki harapan dan sikap optimis dalam mengatasi kesulitan. Seseorang yang mempunyai AQ tinggi akan mudah meraih kesuksesan atau prestasi yang lebih baik dibandingkan seseorang yang mempunyai AQ rendah. Kontribusi adversity quotient mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako sebesar 1,21%. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dikemukan pada bagian terdahulu, maka dapat disimpulankan bahwa:

(9)

Matematika. IPK rata-rata mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 3,11.

2. Adversity Quotient (AQ) mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako berada pada pada rentang skor 88 – 176. AQ tertinggi dicapai oleh mahasiswa dari Program Studi Pendidikan Biologi, dan AQ terendah dicapai oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika. Tetapi secara umum rata-rata AQ mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako adalah 124,37. 3. Hasil analisis statistik inferensial dari data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara indeks prestasi mahasiswa dengan adversity quotient mahasiswa Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Tadulako.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukan sebelumnya, maka peneliti memberikan saran kepada koordinator program studi untuk memperhatikan AQ mahasiswa dan memprogramkan kegiatan-kegiatan yang dapat membantu mahasiswa mengelola tantangan yang dihadapinya sehingga menjadi peluang untuk meraih kesuksesan. Para dosen yang mengajar di Jurusan Pendidikan MIPA untuk memperhatikan AQ mahasiswa dalam melakukan pembelajaran di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Annida. 2013. Adversity Quotient. http://personalityannida.wordpress.com/2013/12/15/ kesiapan-menghadapi-tantangan-adversity-quotient/. Diakses tanggal 26 Juni 2014.

Bakri, Sudarman, Rita Lefrida. 2014. Analisis Indeks Prestasi dan Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Tadulako. Laporan Penelitian. FKIP Untad.

Diana, Nida’u. 2008. Study Deskriptif Tentang Adversity Quotient pada Siswa Kelas Akselerasi di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Malang. Skripsi. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th_detail&id=04410009. Diakses pada tanggal 28 Juni 2014.

Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E., 2008, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Slameto. 1988. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara.

(10)

Susilo, M. Joko. 2006. Gaya Belajar Menjadikan Makin Pintar. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Tim Penyusun. 2012. Pedoman Akademik 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Palu: Universitas Tadulako.

Gambar

Gambar 1. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi  Pendidikan Biologi
Gambar 2. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan  Matematika
Gambar 4. Diagram Batang Variabel Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan  Kimia
Gambar 7. Diagram Batang  Adversity Quotient Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
+2

Referensi

Dokumen terkait

Apabila kondisi ini tidak beranjak, maka sudah dapat ditengarai bahwa pembelajaran sastra tidak akan sampai pada titik apresiasi yang optimal sebab transformasi

KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) TERHADAP PRILAKU SISWA DALAM PEMBELAJARAN PRAKTIK DI BIDANG KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK N 3

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KINERJA ANGKUTAN UMUM ( Studi Kasus Jalur Entrop-Abepura-Padang Bulan, Jayapura-Papua ), Eis Mariana Awek Rumkorem,

Ketika seseorang berbicara kepada seseorang lainnya, atau kepada sekelompok orang seperti dalam rapat atau kuliah, sebetulnya komunikasi itu bersifat dua-arah,

Dapatan kajian ini menyokong hasil kajian yang dilakukan oleh Azhar Bin Rezali (2007:65) dalam kajiannya yang bertajuk "Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pemilihan

• Antioksidan adalah senyawa yang menunda atau mencegah pembusukan makanan yang disebabkan proses / mekanisme oksidatif.. • Antimicrobial agents mencegah pertumbuhan

Hulu Palik proses Pengadaan Langsung untuk Pekerjaan Belaqia Modal Pengadaan Konstruksi Balai. Penyuluhan adalah sebagai berikut

Dan setelah mendengar pembelaan dari terdakwa yang disampaikan secara lisan yang pada pokonya mohon keringanan hukuman atau dihukum seringan-ringannya, maka hakim memutus