• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep dasar dan prinsip komunikasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep dasar dan prinsip komunikasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep-konsep Dasar Komunikasi

Komunikasi merupakan sebuah proses dalam menyampaikan informasi kepada orang lain. Informasi yang diberikan dapat berupa seperti sebuah pengertian, perasaan, pikiran, serta pendapat. “Komunikasi merupakan setiap proses pertuaran informasi, gagasan, dan perasaan” (Hybels & Weafer II dalam Liliweri, 2002:3). Setiap individu membutuhkan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. “Manusia sebagai makhluk sosial mempunyai rasa ingin tahu, maju, dan berkembang dengan menggunakan salah satu sarana yaitu komunikasi”, Basofi (2001).

Sebagai makhluk yang sosial, kehidapan sehari – hari manusia selalu bergantung pada individu lainnya. Hubungan ketergantungan tersebut mengahruskan adanya interaksi antar manusia untuk memenuhikebutuhan hidup. Agar tercapainya tujuan tersebut, manusia melakukan komunikasi, baik antar individu, individu dengan kelompok, atau antar kelompok.

Terdapat delapan poin mengenai konsep dasar komunikasi, antara lain : 1. Proses simbolis

2. Proses sosialisasi

3. Proses satu atau dua arah 4. Koorientasi

5. Purposif dan Persuasif

6. Mendorong Interpretasi Pelaku 7. Pertukaran Makna

8. Dalam konteks ruang dan waktu

1. Proses simbolis

Kegiatan komunikasi adalah kegiatan yang berlangsung secara dinamis atau tidak statis dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan oleh karena itu komunikasi disebut sebagai sebuha proses. Komunikasi sebagai simbolik ialah symbol dinyatakan dalam bentuk lisan maupun melalui isyarat – isyarat tertentu, symbol yang membawa pernyataan dan diberi arti oleh penerima.

(2)

Proses sosialisasi adalah proses penyesuaian diri. Dengan kemampuan penyesuaian diri itulah orang dapat hidup dengan baik. Dalam proses ini, indivdu mempelajari bentuk tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain atau masyarakat. Di samping itu juga termasuk mempelajari seluk-beluk bahasa yang digunakan setiap hari. Di dalam proses belajar sosial tersebut seseorang akan tahu dan memahami tingkah laku yang disukai atau diharapkan dan yang ditolak oleh orang lain atau kelompoknya. Karena, batasan-batasan di tiap kelompok berbeda tergantung pada latar belakang pendidikan, kebudayaan, dan beberapa faktor eksternal lainnya

3. Proses satu atau dua arah

Metode penyampaian komunikasi menurut teori ilmu komunikasi terbagi menjadi dua, anatar lain:

1. One Way Communication (Komunikasi Satu Arah)

Pesan atau informasi disampaikan kepada penerima melalui media, dan tidak ada pembicaraan langsung atau tatap muka, informasi ini dapat diterima oleh masyarakat luas.

2. Two Way Communication (Komunikasi Dua Arah)

Pesan atau informasi yang ingin disampaikan dapat langsung diterima oleh penerima pesan da erjadi dialog interaktif anatara si pengirim dan penerima pesan atau infoemasi hanya dapat diterima terbatas pada banyaknya peserta yang hadir.

Spesifikasi Metoda

Dua Arah Satu Arah

Berita/pesan Langsung Tidak Langsung

Jangkauan Publik Luas Sangat Luas

Petugas Kesehatan Terlatih Tidak Terlatih

Dana Operasional Kecil Besar

Perubahan Sikap & Mental Cepat Lambat

(3)

Komunikasi bersifat koorientasi, karena dua belah pihak atau lebih, terlibat dalam komunikasi yang mempunyai tujuan yang sama

5. Purposif dan persuasif

Meningkatkan pendapat atau pandangan manusia, pertukaran makna, serta dalam konteks ruang dan waktu. Komunikasi bersifat purposif memiliki pengertian yaitu setiap proses komunikasi mempunyai suatu tujuan. Salah satu contoh komunikasi bersifat purposif yaitu pada saat seorang penyiar berita mengabarkan informasi seputar musibah Gunung Kelud meletus, penyiar berita tersebut memiliki tujuan agar setiap orang yang melihat atau mendengar berita tersebut mengetahui musibah meletusnya Gunung Kelud.

Komunikasi bersifat persuasif memiliki makna yaitu proses komunikasi dapat memberikan pengaruh kepada pemberi dan penerima informasi. “Persuasif didefinisikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak atas kehendak dirinya sendiri”, Roqib (2009). Contoh komunikasi bersifat persuasif yaitu seorang penjual makanan mempromosikan makanannya dengan informasi kandungan gizi dalam makanan tersebut sangat baik untuk kesehatan, penjual makanan tersebut mempengaruhi orang lain untuk membeli makanan tertsebut.

6. Mendorong Interpretasi Pelaku

Komunikasi akan meningkatkan pendapat atau pandangan manusia. Contoh komunikasi dapat meningkatkan pandangan manusia yaitu ketika sekelompok mahasiswa sedang melakukan diskusi tentang kasus korupsi, kegiatan komunikasi ini akan meningkatkan pendapat serta pandangan mahasiswa akan pebuatan tercela para koruptor.

7. Pertukaran Makna

(4)

8. Dalam konteks ruang dan waktu

Komunikasi dapat terpisahkan oleh jarak dan waktu. Apabila kita mempunyai sanak saudara yang bertempat tinggal di Padang, sedangkan kita bertempat tinggal di Jakarta melakukan komunikasi dengan menggunakan media komunikasi. Hal tersebut karena proses komunikasi yang kita lakukan dengan saudara kita terpisahkan jarak dan waktu. Media komunikasi yang dapat kita gunakan seperti ponsel, media sosial, dan surat kabar.

Prinsip-prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Istilah prinsip oleh William B. Gudykunst disebut asumsi-asumsi komunikasi. Larry A.Samovar dan Richard E.Porter menyebutnya karakteristik komunikasi. Deddy Mulyana, Ph.D membuat istilah baru yaitu prinsip-prinsip komunikasi. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi yaitu :

1. Komunikasi adalah proses simbolik

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi 3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan

4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan 5. Komunikas terjadi dalam konteks ruang dan waktu

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi 7. Komunikasi bersifat sistematik

8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektiflah komunikasi 9. Komunikasi bersifat nonsekuensial

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional 11. Komunikasi bersifat irreversible

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

1. Komunikasi adalah proses simbolik

(5)

manusia dengan makhluk lainnya. Ernst Cassier mengatakan bahwa keunggulan manusia atas makhluk lainnya adalah keistimewaan mereka sebagai animal symbolicum.

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal), perilaku non-verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama, misalnya memasang bendera dihalaman rumah untuk menyatakan penghormatan atau kecintaan kepada negara. Kemampuan manusia menggunakan lambnag verbal memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan objek ( baik nyata ataupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.

Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat juga direpresentasikan oleh ikon dan indeks, namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Ikon adalah suatu benda fisik (dua atau tiga dimensi) yang menyerupai apa yang direpresenasikannya. Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Misalnya patung Soekarno adalah ikon Soekarno, dan foto pada KTP Anda adalah ikon Anda.

Berbeda dengan lambang dan ikon, indeks adalah tanda yang secara alamiah mempresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala (symptom). Indeks muncul berdasarkan hubunagn antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap adalah indeks hujan yang akan turun, sedangkan asap itu disepakati sebagai tanda bagi masyarakat untuk berkumpul misalnya, seperti dalam dalam kasus suku primitif, maka asap menjadi lambang karena maknanya telah disepakati bersama. Contohnya penampilan. Penampilan yang baik menggambarkan simbol yang baik pula, atau penggunaan bahasa harus menggunakan bahasa yang halus dan baik agar dapat diterima oleh masyarakat.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

(6)

komuniaksi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang memberi makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

Amat sulit bagi seseorang untuk tidak berkomunikasi, karena setiap perilakunya punya potensi untuk ditafsirkan. Kalau ia tersenyum, ia ditafsirkan bahagia; kalau ia cemberut, ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika kita berdiam diri sekalipun, ketika kita mengundurkan diri dari komunikasi dan lalu menyendiri, sebenarnya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Contohya seorang pasien yang sedang dirawat inap di sebuah rumah sakit yang tidak hentinya memperbaiki posisi tidurnya, ini akan membuat perawat bertanya kepada pasien tersebut.

3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi. Percakapan diantara dua orang pelayanan keshatan dan antara pelayanan kesehatan dan pasien memiliki dimesi isi yang berbeda.

Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukkan bagaimana cara mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh, kalimat “pergi...” yang diucapkan dengan nada yang berbeda justru berarti sebaliknya.

Dimensi isi merujuk pada isi pesan, sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur lain, termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaiakn pesan tersebut. Pengaruh suatu diagnosa penyakit misalnya, bukan hanya bergantung pada isinya, tapi juga siapa penulisnya. Diagnosa yang sama dapat menimbulkan pengaruh berbeda bila disampaikan orang berbeda. Diagnosa yang ditulis orang yang sudah terkenal dan merupakan seorang profesor akan dianggap lebih berbobot bila dibandingkan dengan tulisan orang yang belum dikenal dan juga bukan seorang profesor.

4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan

(7)

tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).

Kesengajaan bukanlah syarat untuk terjadinya komuniaksi. Meskipun kita sama sekali tidak bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial ditafsirkan orang lain. Kita tidak dapat mengendalikan orang lain untuk menafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita. Membatasi komunikasi sebagai proses yang disengaja adalah menganggap komuniaksi sebagai instrumen seperti dalam persuasi.

Niat atau kesengajaan bukanlah syarat mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Contohnya bila seorang dokter bertanya kepada seorang pasien yang kesakitan, kemudian pasien itu tidak menjawab dan hanya memegangi perutnya, maka itu dapat menunjukkan bahwa kemungkinan pasien tersebut mengalami kesakitan yang luar biasa sehingga tidak dapat menjawab pertanyaan dari dokter.

5. Komunikas terjadi dalam konteks ruang dan waktu

Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim, suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti “lelucon,” “ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang sopan bila dikemukakan dimasjid.

Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan. Dering telepon pada tengah malam atau dini hari akan dipersepsi lain bila dibandingkan dengan dering telpon pada siang hari.Dering telepon pertama itu mungkin berita sangat penting (darurat) , misalnya untuk mengbarkan orang sakit, kecelakaan atau meninggal dunia atau upaya orang jahat untuk mengetes apakah dirumah ada orang atau tidak.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

(8)

Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya , orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari dan sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya.

7. Komunikasi bersifat sistematik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Organ-organ dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan pada mata dapat membuat kepala kita pusing. Bahkan unsur diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsur kita yang bersifat rohani. Kemarahan membuat jantung kita berdetak lebih cepat dan berkeringat. Setidaknya dua sistem dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu: Sistem Internal dan Sistem Eksternal. Sistem internal adalah seluruh sistem nilai yang dibawa oleh individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi yang ia cerap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya (keluarga, masyarakat,setempat, kelompok suku, kelompok agama, lembaga pendidikan, kelompok sebaya, tempat kerja, dan sebagainya).

Berbeda dengan sistem internal, sistem eksteernal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta komunikasi, kegaduhan di sekitarnya, penataan ruangan, cahaya, dan temperatur ruangan. Elemen-elemen ini adalah stimuli publik yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam setiap transaksi komunikasi.

(9)

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak pernah ada dua manusia yang persis sama, meskupun mereka kembar yang dilahirkan dan diasuh dalam keluarga yangsama, diberi makanan yang sama dan di didik dengan cara yang sama. Namun adanya kesamaan sekali lagi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial

Meskipun terdapat banyak model komunikasi linier atau satu arah, sebenarnya komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya (komunikasi tatap-muka) bersifat dua-arah (sifat sirkuler). Ketika seseorang berbicara kepada seseorang lainnya, atau kepada sekelompok orang seperti dalam rapat atau kuliah, sebetulnya komunikasi itu bersifat dua-arah, karena orang-orang yang kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi “pembicara” atau pemberi pesan pada saat yang sama, yaitu lewat perilaku nonverbal mereka.

Meskipun sifat sirkuler digunakan untuk menandai proses komunikasi, unsur-unsur proses komunikasi sebenarnya tidak berpola secara kaku. Pada dasarnya, unsur-unsur tersebut tidak berada dalam suatu tatanan yang bersifat linier, sirkuler, helikal atau tatanan lainnya. Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi beroperasi dalam susunan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam suatu tatanan yang acak. Oleh karena itu, sifat nonsekuensial dibandingkan sirkuler tampaknya lebih tepat digunakan untuk menandai proses komunikasi.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional

(10)

Dalam proses komunikasi itu, para peserta saling mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat komunikasi verbal ataupun lewat komunikasi nonverbal.

Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah, dari sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dan perilakunya. Ada orang yang perubahannya sedikit demi sedikit dari waktu ke waktu, tetapi perubahan akhirnya (secara kumulatif) cukup besar. Namun ada juga orang yang berubah secara tiba-tiba, melalui cuci otak atau kontroversi agama, misalnya dari seorang nasionalis menjadi komunis, atau dari Hindu menjadi Kristen atau Muslim. Pandangan dinamis dan transaksional memberi penekanan bahwa seseorang mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi.

11. Komunikasi bersifat irreversible

Suatu perilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena merupakan suatu peristiwa, perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil kembali.” Dalam komunikasi, sekali Anda mengirimkan pesan, Anda tidak dapat mengendalikan pengaruh pesan tersebut bagi khalayak, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati untuk menyampaikan pesan kepada orang lain, sebab, efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita berupaya meralatnya. Apalagi bila penyampaian itu dilakukan untuk pertama kalinya.

Curtis et al mengatakan bahwa kesan pertama itu cenderung abadi. Dalam komunikasi massa, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa disengaja mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu akan sulit dikembalikan lagi ke posisi semula, meskipun surat kabar, majalah, radio atau televisi telah meminta maaf dan memuat hak jawab sumber berita secara lengkap.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah

(11)
(12)

Daftar Pustaka

Alo Lilieri. 2007. Dasar-Dasar Komunikasi Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Chandra, D. B. 2009. Ilmu Kedokteran dan Pencegahan Komunitas. Jakarta: EGC.

Liliweri, A. 2002. Makna budaya dalam komunikasi antarbudaya. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta

Basofi, A. 2001. Ilmu komunikasi. http://lecturer.eepis-its.edu/ (Diunduh pada tanggal 16 Februari 2014 pukyl 20.24 WIB).

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Munawir (2010:5) (dalam Wau, 2017:64), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama perode tertentu dimana profitabilitas suatu

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan

1.1 Muatan Kampanye melalui Media Cetak untuk Terlaksananya Penggunaan Air dan Daya Air sebagai Materi dengan Memperhatikan Prinsip Penghematan Penggunaan dan

(m.1343H) yang merupakan guru Sheikh Yasin al-Fadani sendiri), Maka saya mengumpulkan sebanyak empat puluh Hadith dari empat puluh kitab dengan sanad-sanadku dalam

mencatat jumlah kematian di rumah sakit, sedangkan menurut teori trimodal kematian jumlah kematian lebih banyak terjadi di tempat kejadian yang biasanya tidak dapat diselamatkan

difasilitasi dengan suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang

Thypus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran  pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola luka pada korban kecelakaan lalu lintas antara death on arrival (DOA) dan yang dirawat meninggal di RSUP Sanglah tahun