Aspek dan Prinsip Komunikasi dalam Bimbingan Konseling
MAKALAH ANALISIS
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi dalam Bimbingan Konseling yang diampu Prof. Dr. Uman Suherman AS., M.Pd.
Oleh :
Triyantini 1506591
DEPARTEMEN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...
BAB I PENDAHULUAN...
A. Latar Belakang...
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan...
BAB II PEMBAHASAN...
A. Aspek-aspek Komunikasi...
B. Prinsip-prinsip Komunikasi...
BAB III PENUTUP...
A. Kesimpulan...
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangThomas M.Scheidel (dalam Mulyana, 2014, hlm 4) mengemukakan bahwa “kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas-diri, untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan”. Antropolog terkenal Ashley Montagu (1967: 450) (dalam Rakhmat, 2013, hlm 2), dengan tegas menulis “The most important agency through which the child learns to be human is communication, verbal also nonverbal”. Komunikasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat terlepas dalam setiap sendi kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial dalam setiap aktifitasnya saling berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dalam berinteraksi, tidak dapat dipungkiri bahwa adanya dua pihak yang saling kontak dan melakukan komunikasi. Secara umum, komunikasi adalah proses penyampaian informasi dari seseorang ke orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.
Makna yang paling mendasar dari komunikasi adalah pemahaman. Pemahaman dapat timbul ketika komunikasi yang dilakukan berlangsung secara efektif antara orang yang satu dengan yang lain. Bertolak dari pemahaman tersebut, disamping memiliki pengetahuan tentang konseling dan psikologi, penting pula bagi konselor menguasai disiplin ilmu mengenai cara berkomunikasi. Perlunya keterampilan dalam bidang komunikasi menjadi modal yang sangat penting dalam proses konseling. Karena tepatnya komunikasi yang diterapkan dalam proses konseling, berpengaruh juga terhadap keefektifan membimbing dan mengarahkan konseling untuk menemukan solusi bagi setiap permasalahannya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi aspek-aspek dalam komunikasi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui aspek-aspek dalam berkomunikasi
2. Untuk mengetahui peran komunikasi dalam kehidupan sehari-hari 3. Untuk mengatahui prinsip-prinsip komunikasi Dalam hal ini perlu diperhatikan kreadibilitas terhadap sumber baru, lama, sementara, dsb,.
2. Komunikator
Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film, dsb,. Terkadang komunikator dapat menjadi komunikan dan sebaliknya.
3. Tehnik
Dalam berkomunikasi seorang komunikator harus memiliki tekhnik berbicara yang baik, agar pesan yang disampaikan dapat diterima oleh komunikan.
B. Prinsip-prinsip Komunikasi
Prinsip komunikasi diuraikan dengan berbagai cara oleh para pakar komunikasi, adakalanya menggunakan istilah lain untuk merujuk pada prinsip komunikasi. Prinsip-prinsip komunikasi :
1. Komunikasi adalah proses simbolik
Lambang atau simbol merupakan sesuat yang digunakan untuk menunjukan sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Hubungan lambang dengan objek dapat dipresentasikan oleh ikon dan indeks namun ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan. Indeks adalah tanda ejala alamiah, yang muncul berdasarkan hubungan sebab dan akibat yag punya kedekatan eksistensi. Contoh; menguap merupakan gejala mengantuk atau bosan, berkeringat adalah gejala kepanasan, kecapekan, atau kegugupan, dsb,.
2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi
untuk ditafsirkan. Tersenyum ditafsirkan sebagai kebahagiaan, diam ditafsirkan sebagai tanda setuju, cemberut ditafsirkan ngambek, dsb,. Seorang tamu restoran yang makan tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada orang yang ia temui, berpotensi untuk ditafsirkan, misal ia sedang marah, frustasi, patah hati, sakit gigi, atau bisu.
3. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan
Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yatu apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya yang menunjukan yang mngisyaratkab bagaimana hubungan para peserta komunikasi, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Misalkan kalimat “Aku benci kamu”yang diucapkan dengan nada menggoda mungkin sekali berarti sebaliknya, atau “Kamu jahat” juga akan memiliki arti yang berbeda jika diucapkan dengan nada dan intonasi yang berbeda maka akan mengandung arti yang berbeda pula.
Pesan yang sama memiliki arti dan pengaruh yang berbeda jika disampaikan dengan cara berbeda dan orang yang berbeda. Bahkan shot, sudut pengambilan (angle) dan gerakan kamera ternyata menimbulkan pengaruh yang berbeda pada khalayak pemirsa. Misal close-up mengesankan keintiman untuk menangkap kesan emosional, medium shot menunjukan hubungan perorangan, kesan objektif, netral, dan tisak memihak, dsb,.
4. Komunikasi berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan
Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan dari komunikasi yang tidak disengaja sama sekali seperti melamun. Kesengajaan bukan syarat terjadinya komunikasi.dalam komunikasi kesadaran lebih tinggi dalam situasi khusus daripada sitiuasi rutin. Dalam komunikasi sehari hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang tidak sengaja, namun lebih banyak pesan non verbal yang ditampilkan tanpa sengaja.
memberikan kesan bahwa berat badannya merosot tajam. Dalam komunikasi antar orang berbeda budaya ketidaksengajaan berkomunikasi ini lebih relavan untuk diperhatikan.
5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu
Makna komunikasi bergantung pada konteks fisik, ruang, dan waktu, sosial dan psikologis. Waktu mempengaruhi makna pada suatu pesan, dering telpon pada malam hari atau dini hari akan dipersepsi berbeda dengan dering-dering telpon pada wakt yang lain. Kehadiran orang lain sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang yang berkomunikasi. Misal dua orang-orang yang berkonflik akan terlihat canggung untuk berbicara. Suasana psikologis, seorang istri mengeluh kenaikan harga kebutuhan rumah tangga dan kurangnya uang pemberian suamiyang mungkin akan ditanggapi olleh kepala dingin oleh suaminya dalam keadaan biasa atau santai.
6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi
Komunikasi terikat oleh aturan dan tatakrama. Artinya orang orang meilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan merespons. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peran sosialnya. Anda tidak dapat
yang terbuka bagi setiap peserta komunikasi dalam transaksi komunikasi.
8. Semakin mirip latar belakang sosial-budaya semakin efektif komunikasi
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai denga harapan para pesertanya. Penjual yang datang kerumah-rumah, dianggap telah efektif komunikasinya jika pemilik rumah mau baik juga harmonis. Makna suatu pesan baik verbal atau non verbal, pada dasarnya terikat budaya. Makna penuh suatu humor dalam bahasa daerah hanya dapat ditangkap oleh penutur asli baha bersangkutan. Penutur asli akan tertawa terbahak-bahak sementara orang lain akan bengong karena tidak paham.
9. Komunikasi bersifat nonsekuensial
Komunikasi manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua-arah. Ketika seseorang berbicara kepada orang lain, atau kepada suatu kelompok disitu terjadi komunikasi dua-arah, karena orang-orang yang kita anggap sebagai pendengar sebetulnya menjadi “pembicara”, mereka memberikan pesan non verbal melalui gerak-gerik dan bahas tubuhnya. Beberapa komunikasi mengakui sifat sirkuler atau dua arah komunikasi ini, Frank Dance, dkk,. Mengatakan model komunikasi antar manusia yang memusat dan tubbs yang menggunakan komunikator 1 dan komunikator 2 untuk kedua pihak yang berkomunikasi tersebut.
10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional
Dalam proses komunikasi para peserta komunikasi saling mempengaruhi, seberapa kecilpun pengaruh itu baik melalui komunikasi verbal atau non verbal.
Implikasi dari komunikasi sebagai proses yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah. Pandangan dinamis dan traksaksional memberikan penekanan bahwa seseorang mengalami perubahan sebagai hasil terjadinya komunikasi. 11. Komunikasi bersifat irreversible
Sifat irreversible adalah implikasi dari komunikasi sebagai proes yang selalu berubah. Dalam komunikasi massa sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa disengaja mencemarkan nama baik seseorang maka nama baik orang itu sulit dikembalikan ke posisi semula.
12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah Banyak permasalahan muncul atau terjadi karena komunikasi. Namun komunikasi bukan panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan konflik, karena persoalan tersebut mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Komunikasi antar etnik juga tidak akan efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar.
C. Analisis
Secara etimologis kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communicatio, dari kata yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Kemudian dlm bhs. Latin communicatus, yang artinya berbagi atau milik bersama. Atau dari kata communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana, sehingga kata communis opinio mempunyai arti pendapat umum atau pendapat mayoritas (Liliweri, Alo. 1991:3). Harold D. Laswell (dalam Liliweri, 1991:7) yang mendefinisikan komunikasi yaitu "who says what ini which channel to whom with what effect". Kemudian definisi Hovland (1948) mengatakan bahwa "Communication as the process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbol) to modify the behavior of the other individuals (communicant)".
memahami pesan yang sedang disampaikan. Perilaku komunikasi pertama yang dipelajari manusia berasal dari sentuhan (Mulyana 2005:17. Dalam Abriyoso, dkk, 2012). Komunikasi merupakan salah satu aspek vital dalam kehidupan. Dalam proses konseling terjadi komunikasi antar pribadi, proses tatap muka, dan ada tanggapan dari konselor yang bersifat membantu. Konselor adalah profesi yang disebut helping profession, proses pemberian bantuan terjadi dalam wawancara konseling, didalamnya terdapat interaksi komunikasi antara konseling dan konseli. Dalam profesi konselor dibutuhkan teknik komunikasi yang baik dan tepat, maka konselor perlu mengetahui aspek dan prinsip dalam komunikasi guna tercapainya keberhasilan proses konseling antara konseling dan konseli.
Ketika konselor dapat menguasai aspek dan prinsip ini maka konseling akan lebih mudah melakukan perannya. Konselor akan memiliki cara berkomunikasi tersendiri yang tidak akan sama dengan yang lain.
Bab III
Saran dan Simpulan
A. SaranKonselor harus memahami aspek dan prinsip komunikasi guna menunjang profesinya.
B. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, D. (2014). Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Rakhmat, J. (2013). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya
Alo, L. (1991). Memahami peran komunikasi massa dalam masyarakat. Bandung: PT Citra aditya Bakti.