• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip Komunikasi pembelajaran terhadap hasil (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prinsip Komunikasi pembelajaran terhadap hasil (1)"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Prinsip-Prinsip Komunikasi dan Studi Kasusnya

Oleh: Muhammad Taufik Isnaini

Prinsip 1: komunikasi adalah proses simbolik

Komunikasi adalah proses simbolik, maksudnya komunikasi menjadi sebuah simbol. Simbol atau lambang tersebut adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu, berdasarkan

kesepakatan. misal ketika saya memasang bendera di depan rumah untuk memperingati hari kemerdekaan, lalu Ketika saya menguap di kelas. Menguap tersebut adalah simbol bahwa saya sedang mengantuk atau bosan

Prinsip 2: setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi

kita tidak dapat tidak berkomunikasi Karena dengan tersenyum pun kita berkomunikasi, dan tersenyum pun di tafsirkan atau disimbolkan bahwa ia bahagia, kalau ia cemberut ia ditafsirkan ngambek. Bahkan ketika dia diam sekalipun, sebenernya kita mengkomunikasikan banyak pesan. Orang lain mungkin menfasirkan kita sebagai malu, segan, ragu-ragu, tidak setuju, tidak peduli, marah, atau bahkan sebagai malas atau bodoh.

Prinsip 3: komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan

Komunikasi mempunyai dimensi isi dan dimensi hubungan maksudnya adalah bahwa suatu komunikasi berupa pesan yang sama dapat menimbulkan pengeruh berbeda bila disampaikan oleh orang yang berbeda. Misalnya sebagian anak-anak dan remaja dibandung kurang terdidik dibandung sering memanggil satu sama lain dengan sebutan ‘njing (kependekan dari anjing), seperti dalam kalimat “njing maneh geus dahar, acan?” (“anjing, kamu sudah makan belum?”) atau “’njing, baju maneh alus, euy” (anjing, baju kamu bagus”) sebutan anjing itu, meskipun mengesankan kurang berakhlak bagi kaum terdidik atau orang tua, malah ditafsirkan oleh penggunanya sebagai panggilan akrab. Contoh tersebut menggambarkan bahwa komunikasi mempunyai dimensi nya masing-masing.

Prinsip 4: komunikasi berlangusung dalam berbagai tingkat kesengajaan

(2)

Prinsip 5: komunikasi terjiadi dalam konteks ruang dan waktu

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (iklim,suhu,intensitas cahaya, dan sebagainya) waktu, sosial, dan psikologis. Jadi, maksudnya komunikasi dilakukan harus sesuai pada tempatnya dan juga harus sesuai dengan waktunya. Misalnya, ketika ada suatu topik-topik yang wajar dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan, seperti lelucon candaan bila dikemukakan di masjid atau acara formal terasa kurang sopan. Jadi, komunikasi harus sesuai dengan tempat dan waktu.

Prinsip 6: komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi

Ketika orang berkomunikasi mereka meramalkan efek perilaku komunikasi mereka. Dengan kata lain komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain. Contoh ketika kita mendapat hadiah otomatis kita akan mengucapkan “terima kasih” lalu, ketika kita menyenggol seseorang otomatis kita akan bilang “maaf”.

Prinsip 7: komunikasi bersifat sistemik

ada dua sistem dasar dalam transaksi komunikasi, yaitu: sistem internal dan sistem eksternal. Sistem internal yaitu mengandung semua unsur-unsur yang membentuk individu yang unik, termasuk kepribadiannya, intelegensi, pengetahuan, keinginan. Sistem eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu, termasuk untuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik, peserta komunikasi, kegaduhan sekitar, dll. Setiap orang mempunyai sistem internal yang berbeda, maka setiap orang tidak akan memiliki perseptual yang sama. Misalnya meskipun mereka duduk diruang yang sama, duduk dikursi yang sama dan menghadapi situasi yang sama. ketika orang baru patah hati, nyanyian sentimental yang ia dengarkan diruangan itu sangat mengharu-birunya dan membuat nya menitikkan air mata, sementara bagi orang disampingnya lagu itu bahkan menyebalkan karena bersifat cengeng. Mak dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah produk dari perpaduan antara sistem internal dan sistem eksternal. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi kita, namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi cara kita berperilaku.

Prinsip 8: semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah

komunikasi

(3)

Prinsip 9: komunikasi bersifat nonsekuensial

komunikasi bersifat nonsekuensial maksudnya adalah bahwa komunikasi dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah, yaitu antara komunikator dan komunikan. Misalkan, ketika saya berbicara kepada teman saya dalam diskusi itu berjalan komunikasi dua arah, karena orang-orang yang kita anggap sebagai pendengar atau penerima pesan sebenarnya juga menjadi pembicara atau pemberi pesan juga pada saat yang sama, yaitu bisa melalui perilaku nonverbal.

Prinsip 10: komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan transaksional

komunikasi harus melalui proses yang berkesinambungan, komunikasi bersifat dinamis, dan juga komunikasi bersifat transaksional. Contoh komunikasi bersifat prosesual, ketika kita meminta mengambilkan buku pada teman, itu terjadi suatu proses pada saat kita memintanya sampai dia memberikan buku itu, namun bukan berarti komunikasi itu berhenti pada saat setelah memberikan buku saja. Lalu komunikasi bersifat dinamis contohnya misalkan ketika kita pada saat SD berbincang pada teman, maka komunikasi tersebut sudah berbeda dengan saat kita bertemu dia lagi pada saat kuliah. Itu karena komunikasi bersifat dinamis, “rasa dulu beda sekarang”. Komunikasi bersifat transaksional, komunikasi bisa menjadi sebuah proses transaksional, misalnya ketika saya membujuk orang lain atau membujuk orang tua saya untuk membelikan sesuatu, itu juga yang disebut komunikasi sebagai transaksional.

Prinsip 11: komunikasi bersifat irreversible

Suatu peristiwa atau perilaku tidak dapat bisa diulang kembali, itulah yang menggambarkan prinsip ini. Begitu halnya juga komunikasi, yang tidak bisa diulang kembali, sebagai contohnya ketika kita memberi pesan menyakiti orang lain. Kita tidak bisa mengendalikan pesan tersebut, apalagi menghilangkan efek pesan tersebut, karena komunikasi bisa menjadi suatu proses labeling terhadap diri kita maupun orang lain. Artinya komunikasi dapat membekas pada waktu yang lama.

Prinsip 12: Komunikasi Buka Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Komunikasi bukanlah panasea (obat mujarab) untuk menyelesaikan persoalan atau konflik yang disebabkan oleh masalah komunikasi. Misalkan, meskipun pemerintah berupaya menjalin komunikasi yang efektif dengan warga aceh dan papua, tidak mungkin usaha itu akan berhasil jika tidak dibarengi dengan memperlakukan masyarakat di wilayah itu secara tidak adil, dengan merampas mengeksploitasi tanpa ada timbal balik yang mereka dapatkan. Jadi, tidak semua masalah bisa dihadapi atau disalahkan dengan komunikasi semata.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, mungkin maksud frasa kepemilikan saham dan/atau keterlibatan langsung dalam manajemen BUMN tersebut dalam pertimbangan hukum MK tersebut adalah

Fiedler and Ahouse (1992) classified rare species into one of several groups based on geographic distribution and population size: (1) narrow distri- bution but large

Kekuatan bagi Shell Refining Company (F.O.M) Bhd pula ialah nisbah leveraj dimana pengganda ekuiti, nisbah perlindungan faedah dan nisbah perlindungan caj tetap adalah lebih

Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui berapa kebutuhan air sawah untuk tanaman padi yang dibutuhkan pada daerah sekitar daerah Panei Tengah Kabupaten

NDLC dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan (secara keseluruhan atau secara garis besar) pada proses pengembangan dan perancangan sistem jaringan komputer

PENGARUH KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMAN 6 BANDUNG: (Studi Deskriptif terhadap siswa kelas XI IIS di SMAN 6 Bandung).. Universitas Pendidikan Indonesia

Setelah semua Anggota KPPS, saksi pasangan calon, dan pemilih dari TPS lain memberikan suaranya, Ketua KPPS mengumumkan kepada yang hadir di TPS bahwa acara

Berdasarkan pertimbangan antara lain : perlu adanya dorongan dalam rangka perkembangan investasi dan tabungan masyarakat; kesederhanaan dalam pemungutan pajak;