• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hambatan Komunikasi Massa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hambatan Komunikasi Massa"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Proses dan Berbagai

Hambatan Komunikasi Massa

Andys Tiara, S.Sos. M.I.Kom

Menjelaskan Tentang Proses Komunikasi Massa dan Berbagai Hambatan dalam

(2)

PRO MEMORIA (PRE MEMORI)

Rekaman Catatan Ringkas dari Pembahasan yang Telah Dipelajari Sebelumnya Anda telah memahami :

PROSES KOMUNIKASI MASSA

Pada rangkaian proses ini memerlukan berbagai komponen atau bagian-bagian terpenting

yang mutlak harus ada sebagai penunjang agar menjadi suatu kesatuan atau dapat kita sebut

dengan proses “Komunikasi Massa”. Komponen-komponen tersebut ialah:

Komunikasi massa merupakan suatu proses dimana produk-produk informasi diciptakan

(produksi) oleh individu atau suatu lembaga atau organisasi, kemudian didistribuskan melalui

bantuan teknologi (media) untuk dikonsumsi oleh Audiens (Khalayak).

(3)

Bagiamana orang atau sekolompok individu yang terlembagakan (Communicator)

memproduksi informasi menjadi sebuah pesan (Code and Content) yang mana pesan ini

ditentukan penting atau tidaknya untuk disebarluaskan berdasarkan nilai-nilai kebijakan

organisasi atau lembaga tersebut (Gatekeeper), kemudian didistribusikan melalui teknologi

(Media Massa) yang terpantau atau dikontrol oleh pihak diluar media (Regulator), agar pesan

yang disebarluaskan dan serentak diterima sesuai dengan aturan yang berlaku dan layak

diberikan maupun dipilih sesuai kebutuhan terkait baik atau tidaknya pesan tersebut (Filter)

untuk dikonsumsi oleh khalayak luas (Audiens), sehingga pesan dapat dikirim kembali dari

penerima ke sumber, untuk memberitahu sumber tentang reaksi penerima (Feedback) sebagai

hasil akhir dari kegiatan komunikasi.

(4)

NOTES:

Berdasarkan proses komunikasi massa diatas, tentu tidak selamanya berjalan dengan mudah dan

lancar. Karena tidak jarang proses komunikasi yang kita lakukan kerap kali menemui hambatan-hambatan

komunikasi apapun konteksnya.

HAMBATAN KOMUNIKASI MASSA

Hambatan adalah segala sesuatu yang menghalangi atau mengganggu tercapainya

komunikasi yang efektif. Tidaklah mudah untuk melakukan komunikasi secara efektif.

Hambatan yang terjadi dalam proses komunikasi umumnya terkait berbagai permasalahan

yang terdapat pada komponen-komponen komunikasi.

Pada komunikasi massa, jenis hambatannya relatif lebih kompleks sejalan dengan

kompleksitas komponen komunikasi massa. Hambatan dalam komunikasi massa

dikelompokan menjadi tiga hal, yakni:

Hambatan Psikologis

Hambatan Sosiokultural

Hambatan Interaksi Verbal

1.

2.

3.

(5)
(6)

Perbedaan

Kepentingan (Interest)

HAMBATAN PSIKOLOGIS

Disebut sebagai hambatan psikologis karena hambatan-hambatan tersebut merupakan unsur-unsur dari kegiatan psikis (kondisi mental - didasarkan pada cara berpikir, lingkungan, pendidikan, pengalaman) manusia.

Mengacu pada hambatan yang terdapat dalam diri Individu atau kelompok.

Kepentingan (interest) berkaitan dengan sikap selektif dalam menanggapi dan menghayati pesan -- Kepentingan komunikan mempengaruhi perhatian terhadap stimulus, daya tanggap, perasaan, pikiran, tingkah laku, sikap reaktif terhadap pesan.

Orang hanya akan memperhatikan perangsang (stimulus) yang ada hubungannya dengan kepentingannya --Kepentingan (Interest) komunikan dalam suatu kegiatan komunikasi sangat ditentukan oleh manfaat atau kegunaan pesan komunikasi itu bagi dirinya. Dengan demikian, komunikan melakukan seleksi terhadap pesan yang diterimanya. Komunikan akan melakukan proses seleksi sajian media yang menarik baginya dan sesuai kepentingannya.

CATATAN = Komunikan dalam komunikasi massa adalah sejumlah besar khalayak yang tersebar luas. Mereka memiliki minat dan perhatian yang sangat beragam dan unik. Sementara, pesan-pesan komunikasi yang bersifat umum berkonsekuensi pada perbedaan tingkat perhatian dan ketertarikan khalayak atas pesan-pesan tersebut (Gejala Segmentasi Khalayak Merupakan Suatu Pertimbangan Produsen). Maka komunikator harus berusaha menyusun pesannya sedemikian rupa agar menimbulkan ketertarikan dari komunikan yang bukan sasarannya

(7)

Motivasi

(Motivation).

Motivasi komunikan juga berpengaruh kepada efektivitas komunikasi massa. Semua tingkah laku

manusia pada hakikatnya memunyai motif tertentu.

Motif berkenaan dengan penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri

manusia yang menyebabkan manusia berbuat sesuatu (Gerungan, 1983:142).

Motivasi berkaitan dengan seseorang yang mengetahui apa yang dilakukan, bagaimana

melakukan, dan mengapa melakukan. Motif berarti memberi tujuan dan arah pada tingkah laku

manusia. Motif sesuai keinginan dan kebutuhan.

Semakin sesuai pesan komunikasi dengan motivasi seseorang, maka semakin besar kemungkinan

komunikasi itu dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Sebaliknya, komunikan akan

mengabaikan suatu pesan dalam komunikasi massa yang tidak sesuai dengan motivasinya

(Ardianto, 2014: 94).

(8)

Prasangka

(Prejudice)

Menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi orang tentang seseorang atau kelompok lain, dan sikap serta perilakunya terhadap mereka (Sears, 1985:143).

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ditentukan oleh faktor personal (fungsional) - kebutuhan, pengalaman masa lalu, proyeksi, peran, status. dan situasional - deskripsi verbal, proksemik, kinesik, wajah, paralinguistik, artifaktual.

Apabila seseorang atau sekelompok orang dalam hidupnya pernah memiliki pengalaman yang buruk dengan seseorang atau sekelompok oranglainnya, maka pada dirinya akan timbul suatu persepsi yang kurang baik. Persepsi yang kurang baik ini akhirnya menjadi suatu prasangka yang menetap. Berkenan dengan kegiatan komunikasi, prasangka merupakan salah satu rintangan atau hambatan bagi tercapainya suatu tujuan. Komunikan yang mempunyai prasangka, sebelum pesan disampaikan sudah bersikap curiga dan menentang komunikator.

Prasangka lebih bersifat emosional daripada rasional, subjektif, dan cenderung menunjukkan penilaian negatif.

Solusi = Komunikator memiliki Ethos, Bersikap Netral, Memiliki Reputasi, Dapat Diterima, Kapabilitas, dan Memiliki Kredibilitas.

(9)

Stereotip

(Stereotype)

Stereotip merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi

orang atau golongan lain yang bercorak negatif (Gerungan, 1983:169)

Stereotip adalah gambaran buruk yang dimiliki seorang individu ketika dia diterpa dan menerima

informasi melalui komunikasi massa.

Stereotip mengenai orang lain itu sudah terbentuk pada orang

yang berprasangka, meski sesusungguhnya orang yang berprasangka itu belum bergaul dengan

orang yang diprasangkainya

. Jadi stereotip itu terbentuk pada dirinya berdasarkan

keterangan-keterangan yang kurang lengkap dan subjektif tanpa memperhatikan adanya kekhasan orang yang

bersangkutan.

(10)

HAMBATAN SOSIOKULTURAL

Hambatan ini melibatkan lingkungan sosial dan budaya seorang komunikan, dimana komunikator (organisasi

media) kurang peka dan tidak memahami dengan baik terhadap latar belakang budaya dari kelompok yang menjadi sasaran tujuan komunikasi. Ardianto (2017:94) membagi hambatan ini menjadi beberapa aspek:,

Aneka Etnik

Audience (Audiens)

Perbedaan Norma Sosial

1

2

3

2

6

Indonesia merupakan salah satu Negara yang terdiri dari belasan ribu pulau dari Sabang sampai Merauke. Tiap-tiap pulau dihuni oleh etnik yang berbeda sehingga budayanya pun berbeda. Setiap etnis dan budaya

memiliki berbagai aspek yang akan mengubah

perilaku setiap individu didalamnya, dan tentu saja cara menerima informasi akan berbeda pula.

Edward T. Hall membedakan gaya budaya dalam

berkomunikasi, yaitu Komunikasi Konteks Tinggi (High-Context Culture) dan Komunikasi Konteks Rendah (Low-Context Culture).

Perbedaan budaya mengakibatkan perbedaan norma-norma sosial. Sementara cara, kebiasaan, tata kelakuan, adat istiadat yang disampaikan turun-temurun, dapat memberi petunjuk bagi seseorang untuk bersikap dan bertingkah laku dalam masyarakat.

Beragamnya norma sosial yang berlaku di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan terdapat

pertentangan nilai. Dalam arti kebiasaan dan adat istiadat yang dianggap baik bagi suatu masyarakat, dianggap tidak baik bagi masyarakat lainnya dan sebaliknya.

(11)

HAMBATAN SOSIOKULTURAL

Keterbatasan Bahasa

Filter

Faktor Semantik

3

4

Keberagaman etnik menyebabkan keberagaman

bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari. Jumlah bahasa yang ada di Indonesia adalah sebanyak etnik yang ada.

Sekalipun bahasa Indonesia merupakan bahasa

nasional, kita tidak dapat menutup mata bahwa masih adanya masyarakat Indonesia terutama didaerah

terpencil yang belum bisa berbahasa Indonesia.

Hal ini dapat menyulitkan penyebarluasan

kebijakan dan program-program pemerintah.

Faktor semantik merupakan hambatan mengenai

bahasa yang menyebabkan perbedaan maksud antara komunikator dengan komunikan. Bahasa disini

bukan hanya sebatas bahasa seperti hambatan sebelumnya, tetapi lebih ke faktor-faktor semantik yaitu penginterpretasian akan suatu informasi oleh

individu yang dapat berubah maknanya karena faktor-faktor perbedaan bahasa (Sobur, 2004:255)

Semantik merupakan pengetahuan tentang pengertian atau makna kata yang sebenarnya.

(12)

HAMBATAN SOSIOKULTURAL

Pendidikan Kurang Merata

Filter

Hambatan Mekanis

5

6

Heterogenitas komunikan, terutama dalam tingkat

pendidikan, akan menyulitkan komunikator dalam

menyusun dan menyampaikan pesan.

Masalah akan timbul manakala komunikan yang

berpendidikan rendah tidak dapat menerima

pesan secara benar karena keterbatasan daya

nalarnya atau daya tangkapnya. Wawasan dan

pengetahuan mereka tidak dapat menjangkau

pesan komunikasi.

Hambatan Teknis

(timbul karena lingkungan yang

memberikan adanya dampak terhadap kelancaran

suatu pengiriman atau penerimaan pesan)

sebagai

konsekuensi penggunaan media massa yang

dapat kita sebut sebagai hambatan mekanis.

Seperti gangguan pemancar penerima secara

teknis maupun cuaca, suara yang bising atau tidak

jelas, server down, bahkan kerusakan mesin cetak

dan lainnya

(13)

POLARISASI

Polarisasi (Polarization) adalah kecenderungan untuk melihat dunia dalam bentuk lawan kata dan

menguraikannya dalam bentuk ekstrem, seperti baik atau buruk, positif atau negatif, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, dan lain-lain

HAMBATAN INTERAKSI VERBAL

Orientasi Intensional

Kebiasaan media massa memberi julukan pada

peristiwa atau sosok-sosok tertentu menyebabkan khalayak juga percaya dan menggunakan atribut-atribut tersebut (Indikator Cantik, Tampan, Trendy,

Fancy)

Orientasi intensional mengacu pada Kecenderungan melihat manusia, objek, dan kejadian sesuai ciri yang melekat padanya. Seolah label lebih penting dari

orangnya. Misalnya: melihat host televisi pada wajah

dan penampilannya, bukan pada program yang

dibawakannya. Dalam proses komunikasi massa,

orientasi intensional biasanya dilakukan oleh

komunikan terhadap komunikator, bukan sebaliknya.

Evaluasi Statis

Kecenderungan memberi penilaian terhadap komunikator atau sajian media secara permanen, tidak berubah.

Gangguan yang bersumber dari pihak komunikator ini

didorong oleh keterbatasan audience dalam wawasan dan pengalaman mengkonsumsi media.

Jika pada saat pertama komunikan menganggap

komunikatornya tidak memiliki sesuatu hal yang baik, maka tanggapan dia akan terus berkelanjutan.

Indiskriminasi

Indiskriminasi merupakan inti dari stereotip.

Indiskriminasi terjadi bila kita memusatkan perhatian pada kelompok orang, benda atau kejadian dan tidak mampu melihat bahwa masing-masing bersifat unik atau khas dan perlu diamati secara individual.

Referensi

Dokumen terkait

Pasal 14 Undang-Undang Nomor 5 tahun 1999 yang mengatur mengenai Integrasi Vertikal masih perlu diamati secara seksama hal ini dikarenakan pada praktek integrasi

Berikut ini dijelaskan beberapa teorema yang diambil dari Alanko, dkk (2011) yang akan digunakan untuk membentuk algoritma dalam mencari himpunan pemdominasi minimum pada graph

Sesuai dengan anggaran yang telah dialokasikan dalam Rencana Kinerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL) pada tahun 2018, lingkup BPTP Nusa Tenggara Timur

6.5 Sekiranya PdP secara atas talian dilaksanakan bagi kemasukan pelajar baharu, Universiti akan membuat bayaran balik yuran mengikut kadar pengurangan yang telah

Setelah perjanjian dibuat maka pihak perusahaan akan melakukan usaha pemasaran yaitu dengan memasang spanduk miliki PT Reall Pro yang berisi nomor telepon kantor dan nomor

Menurut Munawir (2010:5) (dalam Wau, 2017:64), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama perode tertentu dimana profitabilitas suatu

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan

Hasil pengujian penerapan metode Dynamic Difficulty Adjustment pada Game Perang Pandan melalui uji coba terhadap 10 orang responden menunjukkan persentase kemenangan