• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SBK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILE MIDI DI KELAS V SD NEGERI 2 ANDOOLO TESIS OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SBK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILE MIDI DI KELAS V SD NEGERI 2 ANDOOLO TESIS OLEH"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

i

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN SBK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILE

MIDI DI KELAS V SD NEGERI 2 ANDOOLO

TESIS

OLEH

SITI MUHARAM

G2P1 15 010

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2017

(2)

ii

ii

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN SBK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA FILE

MIDI DI KELAS V SD NEGERI 2 ANDOOLO

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendididikan Seni Program Pascasarjana

Universitas Halu Oleo

OLEH

SITI MUHARAM

G2P1 15 010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SBK Melalui Penggunaan Media File Midi Di Kelas V SD Negeri 2 Andoolo

Nama Mahasiswa : Siti Muharam

NIM : G2P1 15 010

Program Studi : Pendidikan Seni

Menyetujui Komisi Pembimbing,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Anwar, M.Pd Dr. Aris Badara, S.Pd., M.Hum

Mengetahui,

Koordinator Program Studi S-2 Pendidikan Seni,

Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si NIP. 19610315 198601 1 001

(4)

iv

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Muharam

Nomor Induk Mahasiswa : G2P1 15 010 Program Studi : Pendidikan Seni Program Pendidikan : Pascasarjana

Universitas : Halu Oleo

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa tesis penelitian yang saya tulis ini adalah hasil karya sendiri, bukan hasil ciplakan atau pikiran orang lain sebagian atau keseluruhan yang kemudian saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa tesis penelitian saya ini adalah hasil ciplakan sebagian atau keseluruhan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Kendari, Juli 2017 Yang membuat pernyataan

(5)

v ABSTRAK

Siti Muharam, 2017. ”Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Keterampilan Bermain Musik Ansambel Melalui Penggunaan Media File Midi di Kelas V SD Negeri 2 Andoolo”. Program Studi Pendidikan Seni Program Pasca Sarjana Universitas Halu Oleo. Dibimbing oleh: (1) Prof. Dr. H. Anwar, M.Pd, (2) Dr. Aris Badara, S.Pd., M.Hum.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan efektivitas mengajar guru pada materi Keterampilan bermain Ansambel di kelas V SDN 2 Andoolo melalui penggunaan media File Midi; (2) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi Keterampilan bermain Ansambel di kelas V SDN 2 Andoolo melalui penggunaan media File Midi; (3) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keterampilan bermain Ansambel di kelas V SDN 2 Andoolo melalui penggunaan media File Midi.

Subjek yang diteliti adalah siswa kelas V SDN 2 Andoolo sebanyak 19 siswa. Penelitian ini dilakukan sebanyak 3 siklus. Data yang diperoleh berupa persentase efektivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa berdasarkan hasil observasi dan nilai hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes per siklus yang dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan media file midi dapat meningkatkan efektivitas mengajar guru pada materi keterampilan bermain musik ansambel siswa di kelas V SD Negeri 2 Andoolo. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil observasi mengajar guru pada siklus I sebesar 63,00% , siklus II sebesar 71,60% dan siklus III meningkat menjadi 93,80%; (2) Penggunaan media file midi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi keterampilan bermain musik ansambel siswa di kelas V SD Negeri 2 Andoolo. Hal ini dapat dilihat dari persentase hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 70,45% , siklus II sebesar 79,54% dan siklus III meningkat menjadi 95,45%; (3) Penggunaan media file midi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi keterampilan bermain musik ansambel siswa di kelas V SD Negeri 2 Andoolo. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata dan persentase ketuntasan siswa. Pada Pra siklus siswa yang mencapai ketuntasan hanya 9 siswa atau sebesar 47,37% dengan nilai rata-rata sebesar 65,05. Selanjutnya pada siklus I siswa yang mencapai ketuntasan meningkat menjadi 12 orang siswa atau sebesar 63,16% dengan nilai rata-rata sebesar 71,53. Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan 15 orang siswa atau sebesar 78,95%. dengan nilai rata-rata sebesa 76,16. Selanjutnya pada siklus III terjadi perkembangan hasil belajar siswa yang lebih signifikan. Siswa yang mencapai ketuntasan 19 orang siswa atau sebesar 100% dengan nilai rata-rata sebesar 84,37.

(6)

vi

vi ABSTRACT

Siti Muharam, 2017. “Increasing Students’ Outcomes of Learning SBK Subject through the Use of Midi File Media at Class V of SD Negeri 2 Andoolo.” Study Program of Art Education. Postgraduate Program, Halu Oleo University. Supervised by: (1) Prof. Or. H. Anwar, M.Pd, (2) Dr. Aris Badara, S.Pd., M.Hum.

The aims of this study were: (1) To increase the effectiveness of teacher’s instruction on the material of skill of playing ensemble at class V of SDN 2 Andoolo through the use of midi file media; (2) To increase students’ activities in learning the material of skill of playing ensemble at class V of SDN 2 Andoolo through the use of midi file media;(3) To increase students’ outcomes of learning the skill of playing ensemble at class V of SDN 2 Andoolo through the use of midi

file media.

Subjects of the study were the students of class V at SDN 2 Andoolo totaling 19 students. The study was conducted in 2 cycles. Data were obtained in the form of the percentage of teacher’s instructional effectiveness and students’ learning activities, as well as their learning outcomes based on results of test per cycle which were analyzed quantitatively and qualitatively.

Based on the results of the study, it could be concluded that: (1) the use of midi file media could improve the effectiveness of teacher’s instruction to class V students of SDN Negeri 2 Andoolo. This could be seen in the percentage of observation result on the teacher’s instruction in the first meeting of cycle I which was 63.00% and in the second meeting which was 71.60%. In cycle II, the figure was 85.20% in the first meeting and increased to 93.80% in the second meeting; (2) The use of file midi media could also improve the students’ activities in learning at class V students of SDN Negeri 2 Andoolo. This could be seen in the percentage of observation result on the teacher’s instruction in the first meeting of cycle I which was 70.45% and in the second meeting which was 79.54%. In cycle II, the percentage was 88.64% in the first meeting and increased to 95.45% in the second meeting; (3) The use of midi file media could increase the students’ outcomes of learning at class V of SD Negeri 2 Andoolo. This could be seen in the percentage of students’ learning completeness in the pre-cycle which was achieved by only 9 students or 47.27% with a mean score of 65.05. In cycle I, the number of students who completed their learning was 15 or 78.95% with a mean score of 79.16. Then in cycle II, there was a more significant improvement. There were 19 students of 100% who completed their learning with a mean score of 84.37.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penguasa langit dan bumi yang tiada daya dan upaya selain dari pertolongan-Nya, atas berkat Rahmat dan Hidayah-Nya jugalah sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis penelitian guna memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Pendidikan Seni Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo Kendari.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan hasil penelitian ini, penulis tidak lepas dari adanya hambatan maupun tantangan. Tetapi berkat ketekunan, dukungan maupun bantuan dari berbagai pihak, maka hasil penelitian ini dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Namun demikian tidak berarti bahwa hasil penelitian ini sudah merupakan suatu karya yang sempurna, olehnya itu penulis masih mengharapkan saran perbaikan dari pembaca yang sifatnya konstruktif.

Pada kesempatan ini pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Supriadi Rustad, M.Si., selaku Plt. Rektor Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan.

2. Prof. Ir. H. Sahta Ginting, M.Agr., Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, atas jasa beliaulah sehingga penulis memperoleh peluang untuk melanjutkan studi penulis di jenjang S-2 yaitu pada Program Studi Pascasarjana Pendidikan Seni.

(8)

viii

viii

3. Dr. I Ketut Suardika, S.Pd., M.Si., selaku Koordinator Program Studi Pendidikan Seni PPS Universitas Halu Oleo, yang telah memberikan kemudahan dalam semua urusan penulis yang bersifat akademik pada tingkat jurusan dan kelancaran administrasi dalam penyusunan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Anwar, M.Pd., selaku Pembimbing I dan Dr. Aris Badara, S.Pd., M.Hum, selaku Pembimbing II, atas bimbingan, arahan dan waktu yang telah diluangkan kepada penulis untuk berdiskusi selama menjadi dosen pembimbing dalam penelitian ini.

5. Seluruh Dosen serta segenap Staf Administrasi di lingkup Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan pengetahuan selama menempuh pendidikan pada Program Studi Pendidikan Seni.

6. Kepala sekolah dan semua guru SD Negeri 2 Andoolo yang telah memberikan izin, informasi dan membantu peneliti sehubungan dengan penelitian ini. 7. Kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu.

Tiada yang dapat penulis berikan kecuali memohon kepada Allah SWT, semoga segala bantuan dan andil yang telah diberikan oleh semua pihak selama ini mendapat berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mengharapkan semoga karya ini dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan serta dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Kendari, Juli 2017 Penulis

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar ... 9

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar ... 11

2.3 Teori Hasil Belajar ... 14

2.4 Musik Ansambel ... 17

2.4.1 Pengertian Musik Ansambel ... 17

2.4.2 Jenis-jenis Ansambel ... 19

2.4.3 Jenis Alat Musik Ansambel ... 20

2.5 Media Pembelajaran ... 23

2.5.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 23

2.5.2 Jenis-jenis Media Pembelajaran ... 24

2.6 Media File Midi ... 25

2.6.1 Pengertian Media File Midi ... 25

2.6.2 Penggunaan Media File Midi ... 26

2.6.3 Perangkat Lunak Encore ... 28

2.6.4 Langkah-langkah Penerapan Media File Midi ... 30

2.7 Hasil Penelitian yang Relevan ... 32

2.8 Kerangka Pikir ... 34

2.9 Hipotesis Tindakan ... 36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 37

(10)

x

x

3.3 Subjek yang Diteliti ... 37

3.4 Faktor yang Diteliti... 38

3.5 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 38

3.6 Instrumen Penelitian ... 40

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.8 Teknik Analisis Data ... 41

3.9 Indikator Kinerja ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 44

4.1.1 Letak SDN 2 Andoolo ... 44

4.1.2 Visi dan Misi SDN 2 Andoolo ... 44

4.1.3 Tenaga Pendidik, Kependidikan dan Siswa ... 45

4.2 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus ... 46

4.2.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 49

4.2.3 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 68

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 85

4.3.1 Perkembangan Efektivitas Mengajar Guru ... 86

4.3.2 Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa ... 88

4.3.3 Perkembangan Hasil Belajar Siswa ... 90

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Saran ... 93

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel: 3.1 Teknik Pengumpulan Data ... 41

Tabel: 4.1 Data Pendidik SDN 2 Andoolo ... 45

Tabel: 4.2 Data Tenaga Kependidikan SDN 2 Andoolo ... 45

Tabel: 4.3 Data Siswa SDN 2 Andoolo ... 45

Tabel: 4.4 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 47

Tabel: 4.5 Hasil Observasi Efektivitas Mengajar Guru Siklus I ... 55

Tabel: 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 58

Tabel: 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 59

Tabel: 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II ... 65

Tabel: 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 68

(12)

xii

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 35

Gambar 3.1 Tahap-tahap dalam PTK... 39

Gambar 4.1 Foto Kegiatan Siklus I ... 56

Gambar 4.2 Foto Kegiatan Siklus I ... 57

Gambar 4.3 Foto Kegiatan Siklus I ... 57

Gambar 4.4 Foto Kegiatan Siklus I ... 58

Gambar 4.5 Foto Kegiatan Siklus I ... 59

Gambar 4.6 Foto Kegiatan Siklus I ... 59

Gambar 4.7 Foto Kegiatan Siklus II ... 69

Gambar 4.8 Foto Kegiatan Siklus II ... 69

Gambar 4.9 Foto Kegiatan Siklus II ... 76

Gambar 4.10 Foto Kegiatan Siklus II ... 77

Gambar 4.11 Foto Kegiatan Siklus II ... 77

Gambar 4.12 Foto Kegiatan Siklus II ... 78

Gambar 4.13 Grafik Perkembangan Efektivitas Mengajar Guru Persiklus ... 88

Gambar 4.14 Grafik Perkembangan Aktivitas Belajar Siswa Persiklus ... 89

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus Pembelajaran ... 98

Lampiran 2. Rencana Pembelajaran Siklus 1 ... 109

Lampiran 3. Rencana Pembelajaran Siklus II ... 113

Lampiran 4. Penilaian Unjuk Kerja Pra Siklus ... 117

Lampiran 5. Penilaian Unjuk Kerja Siklus I ... 118

Lampiran 6. Penilaian Unjuk Kerja Siklus II ... 119

Lampiran 7. Rubrik Penilaian Unjuk Kerja Persiklus ... 120

Lampiran 8. Indikator Penilaian Skala APKG ... 121

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan aktivitas yang paling penting dalam proses upaya pendidikan, karena dengan proses itulah tujuan pendidikan nasional akan tercapai dalam bentuk perubahan tingkah laku siswa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003). Tercapainya tujuan pendidikan nasional ditentukan oleh berbagai unsur yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Unsur-unsur yang terdapat dalam kegiatan belajar mengajar itu antara lain yaitu siswa dan guru. Siswa dengan beragam karakteristik dan sifatnya berusaha untuk mengembangkan potensi dirinya semaksimal mungkin melalui kegiatan belajar. Guru selalu berusaha agar tercapai situasi yang tepat sehingga memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang optimal. Sekolah adalah tempat terjadinya kegiatan belajar mengajar secara formal. Di satu pihak pendidikan, sekolah bertugas mempengaruhi dan menciptakan kondisi yang memungkinkan perkembangan pribadi anak secara optimal. Di pihak lain pendidikan, sekolah bertugas mendidik agar anak mengabdikan dirinya kepada masyarakat .

Sebagai sebuah institusi, sekolah merupakan tempat untuk mengajar siswa-siswa, tempat untuk melatih dan memberi instruksi-instruksi tentang suatu

(15)

lapangan keilmuan dan keterampilan tertentu kepada siswa. Sebagai pedoman, sekolah dalam membuat aturan juga mengacu pada Visi Pendidikan Nasional yaitu: Terwujudnya sistem pendidikan sebagai sarana pranata sosial dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan pro aktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah (Permendiknas Nomor 41 tahun 2007) Untuk mewujudkan visi dan tujuan tersebut, maka diperlukan proses yang terjadi secara terencana dan guru-guru yang dapat menjadi panutan. Guru merupakan unsur utama dalam keseluruhan proses pendidikan khususnya di tingkat institusional dan instruksional. Hal tersebut sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 15 tahun 2005, bahwa: Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tanggung jawab keberhasilan proses belajar mengajar berada di tangan seorang pendidik, dalam hal ini guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk mengatur terciptanya pembelajaran yang sedemikian rupa sehingga komponen-komponen yang diperlukan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut dapat saling berinteraksi antara sesama komponen.

Dalam proses belajar mengajar menurut Daryanto (2010: 59) ada enam kejadian penting yang perlu ada dan perlu diperhatikan, yaitu: (1) Ciptakan dan jaga perhatian. (2) Tunjukkan keterkaitan pesan yang sedang diajarkan dengan pesan

(16)

yang telah diterima sebelumnya. (3) Arahkan proses belajar dengan menggunakan bahan-bahan visual. Audio, verbal, dan kombinasi dari berbagai bahan tersebut. (4) Ciptakan komunikasi dua arah yang leluasa dan seimbang sehingga umpan balik dari dan ke sasaran didik dapat dimanfaatkan untuk mempercepat tingkat kesamaan bahasa dan persepsi siswa. (5) Ciptakan dan pelihara kondisi untuk mengingat-ingat,

menganalisis, menginventarisir, menyimpulkan, menerapkan, dan mengevaluasi pesan yang diterima siswa. (6) Selama dan setelah selesai belajar, sebaiknya dilakukan kegiatan evaluasi sesuai dengan tingkat formalitas masing-masing situasi

belajar. Untuk menciptakan terjadinya enam kejadian penting tersebut, antara lain diperlukan media pembelajaran.

Menurut Sudjana (2002: 3) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri antara lain buku, tape recorder, kaset, video, kamera, video recorder, film slide, foto gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Muatan seni budaya sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tidak hanya terdapat dalam satu mata pelajaran karena budaya itu sendiri meliputi segala aspek kehidupan. Dalam mata pelajaran seni budaya dan keterampilan, aspek budaya tidak dibahas tersendiri tetapi terintegerasi dengan dengan seni. Karena itu, mata

(17)

pelajaran seni budaya dan keterampilan pada dasarnya merupakan pendidikan seni yang berbasis budaya.

Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peranan dalam pembentukan pribadi siswa yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdaasan emosional (Sumanto, 2006: 59). Mata pelajaran seni budaya dan keterampilan di SD mencakup empat bidang, yaitu seni musik, seni tari, seni rupa, dan keterampilan. Salah satu kompetensi dasar untuk kelas V Sekolah Dasar di bidang seni musik adalah mengekspresikan diri dalam seni musik ansambel.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Andoolo. Data hasil observasi awal pada kegiatan pra siklus hasil belajar siswa pada materi keterampilan bermain musik ansambel masih rendah atau masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan hasil pre tes siswa melalui tes unjuk kerja memainkan alat musik dalam bentuk musik ansambel pada kegiatan pra siklus nilai rata-rata siswa secara hanya mencapai 65,05. Siswa yang memperoleh nilai individu ≥75 atau yang mencapai ketuntasan hanya 9 orang siswa atau sebesar 47,37% sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤75 atau siswa yang belum tuntas 10 orang siswa atau sebesar 52,63%.

Data yang diperoleh pada tindakan pra siklus menunjukan bahwa hasil belajar terbilang cukup rendah, walaupun guru dalam menyampaikan materi

(18)

pembelajaran menggunakan metode ceramah yang divariasikan dengan metode tanya jawab dan mendemonstrasikan alat musik sederhana berupa pianika dan rekorder, namun pada kenyataannya, pembelajaran musik ansambel masih agak sulit dipahamiterlebih lagidaya tangkap tiap siswa pastilah berbeda-beda.

Adapun kemungkinan penyebab rendahnya hasil belajar siswa adalah: (1) Kurangnya kemampuan memainkan pianika dan rekorder, (2) Belum tersedia media penunjangyang cukup untuk proses pembelajaran keterampilan memainkan pianika dan rekorder mengakibatkan peserta didik kurang mendapatkan kesempatan untuk bermain rekorder dan pianika sehingga peserta didik kurang terampildalam menguasai teknik dan tempo memainkanrekorder dan pianika.

Dari kondisi tersebut, peneliti ingin melakukan sedikit inovasi dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran keterampilan bermain musik ansambel dengan memanfaatkan media Musical Intrumen Digital Interface (MIDI) sebagai media penunjang pembelajaran. MIDI adalah media iringan yang artinya minus satu atau ada bagian instrumen musik yang dengan sengaja dihilangkan salah satu instrumennya. MIDI biasanya digunakan untuk media iringan pada melodi utama atau solo pada sajian musik. Media MIDI digunakan dalam keterampilan musik ansambel berupa dalam bermain alat musik rekorder dan pianika.

Menyadari akan permasalahan yang muncul sebagaimana diuraikan di atas, melalui penelitian ini, peneliti tertarik untuk meneliti pelaksanaan proses pengajaran Keterampilan bermain musik ansambel menggunakan file midi di SD Negeri 2 Andoolo.

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah penggunaan media file midi dapat meningkatkan efektivitas mengajar guru pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 2 Andoolo? 2. Apakah penggunaan media file midi dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 2 Andoolo?

3. Apakah penggunaan media file midi dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 2 Andoolo?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk meningkatkan efektivitas mengajar guru pada mata pelajaran SBK

di kelas V SDN 2 Andoolo melalui penggunaan media file midi.

2. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 2 Andoolo melalui penggunaan media file midi.

3. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 2 Andoolo melalui penggunaan media file midi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang di harapkan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan bagi pengelola pendidikan untuk menerapkan media file midi dalam pembelajaran bermain ansambel sebagai alternatif pembelajaran SBK dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.

(20)

2. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan menerapkan penggunaan media file Midi pada materi pokok yang lain pada pelajaran SBK khususnya seni musik.

3. Meningkatkan keterampilan bermain ansambel dengan menggunakan media file Midi.

4. Memberikan alternatif penggunaan media file midi bagi guru dalam mengajarkan materi bermain ansambel.

5. Memberikan masukan bagi sekolah tentang meningkatnya keterampilan bermain ansambel siswa melalui penggunaan media file Midi.

(21)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Teori Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara Etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Suprihyatin (2010: 3) memperjelas definisi mengungkapkan bahwa belajar adalah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Menurut Suprijono (2013: 2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Para ahli psikologi maupun ahli pendidikan telah merumuskan berbagai macam definisi belajar. Pada dasarnya mereka berpendapat hasil dari kegiatan belajar adalah adanya perubahan. Purwanto (2008: 84) berpendapat bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi tersebut. Pendapat Gagne menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tersebut. Darsono (2002: 2-4) berpendapat pengertian belajar adalah sebagai suatu perubahan. Dari semua pendapat ahli

(22)

diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku dari sebelum seseorang mengalami latihan atau dari pengalaman sampai sesudah mengalami latihan sebagai hasil yang relatif tetap berupa kecakapan, kebiasaan, sikap, kepandaian, atau pengertian.

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1987: 2). Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pangalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan (Hamalik, 2009: 27).

Suprihyatin (2010: 4) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. "Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat interaksi dengan lingkungannya" (Ali, 2004: 14). Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya apabila tidak terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak dikatakan berhasil.

Berdasarkan teori belajar, menurut Diah, (2007: 9) ada beberapa macam pengertian pembelajaran yaitu: (1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. (2)

(23)

Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. (3) Pembelajaran adalah suatu proses membawa siswa menghadapi masyarakat sehari-hari.

Ciri-ciri belajar adalah: (1) Belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengethauan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta keterampilan (psikomotor); (2) perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik dan psikis; (3) perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka belajar dapat didefinisikan sebagai proses yang aktif untuk memahami hal-hal baru dengan pengetahuan yang kita miliki dan apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur.

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah istilah umum yang dikaitkan dengan keadaan bergerak, eksplorasi dan berbagai repson lainnya terhadap rangsangan sekitar (Djamarah, 2008: 38). Sedangkan belajar didefinisikan (Muhibbin, 2008: 89) sebagai modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Olehnya itu dapat dikatakan aktivitas belajar sebagai eksplorasi atau respon terhadap modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

(24)

Aktivitas belajar merupakan prinsip dasar dalam proses pembelajaran. Prinsip dasar yang dimaksud adalah interaksi antara guru dan siswa sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan. Interaksi tersebut bertujuan meningkatkan pemahaman dan mental siswa. Hal ini disebabkan siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran diperlukan agar tercapai tujuan dan sasaran pembelajaran (Fitri, 2013: 23). Mengantispasi kepasifan siswa, guru memegang peranan yang sangat penting, yakni memberikan peran atau pelibatan siswa secara langsung. Keaktifan siswa dalam pembelajaran akan mewujudkan hakikat dari pendidikan, yakni perubahan. Pemikiran ini sejalan dengan pendapat Daryanto (2010: 3), perubahan yang bersifat aktif adalah perubahan yang tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha orang yang bersangkutan.

Paul B. Diedric (2006: 101) menggolongkan jenis-jenis aktivitas belajar sebagai berikut: 1) Visual activities, yakni membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral Activities, menjelaskan, menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, berpendapat, diskusi, interupsi. 3) Listening Activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato. 4) Writing Activities, misalnya menulis cerita, karangan, laporan, menyalin. 5) Drawing Activities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor Activities, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak. 7) Mental Activities, misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan

(25)

soal, menganalisis, mengambil keputusan. 8) Emotional Activities, misalnya, merasa bosan, gugup, melamun, berani, tenang.

Jenis-jenis aktivitas belajar di atas, terintegrasi dalam penelitian meningkatkan hasil belajar kerajinan anyaman dengan menggunakan demonstrasi. Penekanannya pada aktivitas belajar itu sendiri. Artinya, kemampuan guru dalam mendemonstrasikan kerajinan anyaman pada siswa dapat dipahami dan diperagakan. Pelibatan siswa secara aktif dalam aktivitas belajar akan meningkatkan hasil belajar. Selain itu, dapat membina mental siswa untuk berani berdiskusi dan mengambil keputusan.

Sudjana (2010: 6) menjelaskan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat berdasarkan: 1) turut serta dalam melaksanaan tugas belajarnya, 2) terlibat dalam pemecahan masalah, 3) bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya, 4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah, 5) melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru, 6) memulai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh, 7) melatih dirinya dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis, 8) kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.

Dalam kegiatan pembelajaran, interaksi antara guru dan siswa yang memadai sangat dibutuhkan sebagai cara menciptakan suasana kelas yang kondusif dan komunikatif. Tradisi lama yang terjadi dalam proses pembelajaran adalah menjadikan siswa sebagai objek. Siswa yang pasif menjadikan guru secara

(26)

sepihak menguasai situasi. Kondisi tersebut adalah wujud dari buruknya system pendidikan. Olehnya itu dibutuhkan revolusi dalam proses pembelajaran, yakni menjadikan siswa sebagai subyek pembelajaran. Peran siswa secara aktif di dalam kelas memberi nilai plus bagi siswa itu sendiri pendalaman materi, penguatan mental berdiri dan mengungkapan hasil pikiran di depan orang banyak adalah nilai positif yang dihasilkan dari keaktifan siswa di kelas.

Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Hal ini sejalan dengan Natawijaya (2005: 22) yakni pemikiran suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor.

2.3 Teori Hasil Belajar

Menurut Darsono (2002: 118) penampilan-penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar disebut kemampuan. Terdapat lima kemampuan yaitu: (1)

(27)

keterampilan intelektual, (2) strategi kognitif, (3) informasi verbal, (4) sikap, dan (5) keterampilan motorik. Ditinjau dari segi-segi yang diharapkan dari suatu pengajaran atau instruksi, kemampuan itu perlu dibedakan karena kemampuan itu memungkinkan berbagai macam penampilan manusia dan juga karena kondisi-kondisi untuk memperoleh berbagai kemampuan itu berbeda. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa : (1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan. (2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-konsep dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas. (3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah. (4) Keterampilan Motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. (5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku. (Suprijono 2013: 5). Menurut

(28)

Surakhmad (1980: 25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.

Menurut Bloom (Suprijono, 2013: 6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evalution (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding (memberikan respons), valuing (menilai), organization (organisasi),

characteristization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory,

pre-routine dan rountinized. Psikomotor juga mencakup ketrampilan produktif,

teknik, fisik, social, manajerial, dan intelektual. Yang harus diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komperehensif.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa yang dimaksud hasil belajar adalah penguasaan, pengetahuan, atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh setelah mengalami proses belajar, apa yang diperoleh dari aspek-aspek

(29)

perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajar (Anni 2005: 5).

Hasil belajar yang ingin dicapai meliputi tiga aspek yaitu: (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif, dan (3) aspek psikomotorik (Sugandi 2004: 24). Aspek kognitif meliputi enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Aspek afektif meliputi penerimaan, respon, penghargaan, pengorganisasian dan pengamalan. Aspek psikomotorik meliputi lima kategori yaitu: menirukan, memanipulasi, ketepatan gerakan, artikulasi, dan naturalisasi (Sugandi 2004: 24-28).

Menurut Djamarah suatu proses belajar mengajar dapat dikatakan berhasil apabila tujuan instruksionalnya dapat tercapai. Karena hal tersebut, suatu proses belajar mengajar dinyatakan berhasil apabila memenuhi tujuan instruksional khusus dari bahan bahan ajar yang telah diujikan terhadap siswa. Fungsi penilaian hasil belajar adalah untuk memberikan umpan balik kepada guru dalam rangka memperbaiki proses belajar mengajar dan melaksanakan remidial bagi siswa yang belum berhasil. Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa

(30)

suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

2.4 Musik Ansambel

2.4.1 Pengertian Ansambel

Kata ansambel berasal dari ensemble (Perancis), yang berarti

bersama-sama. Dengan dasar tersebut, musik ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah

sajian musik yang dilakukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik (Tim Abdi Guru: 2005: 89).

Menurut Banoe (2003: 133), ansambel adalah kelompok musik dalam satuan kecil, permainan musik dalam satuan kecil instrumen musik. Sedangkan menurut KBBI ansambel adalah kelompok pemain musik (penyanyi) yang bermain bersama secara tetap.

Ansambel berarti suatu rombongan musik atau sandiwara. Sedangkan pengertian ansambel menurut kamus musik (M. Suharto, 1992: 34), ansambel adalah kelompok kegiatan musik dengan jenis kegiatan seperti yang tercantum dalam sebutannya, misalnya ansambel gitar, ansambel rekorder, ansambel tiup, dan ansambel sekolah. Biasanya tampil sebagai hasil kerja sama peserta, di bawah pimpinan seorang pelatih. Dari asal kata tersebut di atas maka dengan jelas dapat diketahui bahwa suatu rombongan menunjukkan sejumlah personal/anggota/banyak orang, yang menjelaskan bahwa kerja sama itu lebih dari satu orang yang mempunyai ikatan tertentu.

Menurut Bastomi (1992: 47), yang dimaksud dengan ansambel musik adalah Bermain musik yang dilakukan secara bersama sama atau berkelompok

(31)

dengan menggunakan alat alat musik sederhana. Berdasarkan keterangan diatas, maka bentuk ansambel musik di sekolah sebagai model pembelajaran yang dimaksud adalah bermain musik yang dilakukan secara bersama sama atau berkelompok, yang dilaksanakan di sekolah, dengan menggunakan vocal dan alat alat musik yang terdiri dari sejumlah recorder soprano dan pianika serta alat alat perkusi lainnya.

Ansambel adalah sajian musik yang hanya terdiri dari permainan alat musik secara bersama-sama. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik Ansambel dapat dimaknai sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan satu jenis alat musik atau berbagai jenis alat musik (Setianingsih, 2000: 15).

Dari beberapa pengertian mengenai ansambel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ansambel adalah permainan musik yang dimainkan secara bersama-sama baik dengan instrumen yang sejenis maupun dengan instrumen yang tidak sejenis.

2.4.2 Jenis-Jenis Ansambel

Menurut Subagyo (2010: 71) menurut bentuk penyajiannya, musik ansambel dibagi menjadi dua, yaitu ansambel sejenis dan ansambel campuran. Berikut diuraikan tentang kedua jenis ansambel tersebut:

2.4.2.1 Ansambel Sejenis

Musik ansambel sejenis yaitu bentuk penyajian musik yang menggunakan instrumen musik sejenis. Contohnya: ansambel tiup. Selanjutnya Kusnadi, (2012: 35) berpendapat bahwa musik ansambel sejenis adalah penyajian musik secara

(32)

bersama-sama menggunakan alat musik sejenis, contohnya ansambel gitar dan ansambel biola.

2.4.2.2 Ansambel Campuran

Kusnadi, (2012: 25) berpendapat bahwa musik ansambel campuran adalah sajian musik yang dimainkan secara bersama-sama dengan menggunakan alat musik yang beraneka ragam. Sedangkan menurut Subagyo, (2010: 71) musik ansambel campuran, yaitu bentuk penyajian musik yang menggunakan beberapa jenis instrumen musik. Instrumen musik yang digunakan ada beraneka macam, contohnya; rekorder, pianika, gitar, kastanyet, triangle, tamborin, simbal, dan biola.

2.4.3 Jenis Alat Musik

Jenis alat musik dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu musik tradisional dan alat musik modern. Adapun yang tergolong dengan alat musik tradisional antara lain: rebab, bonang, saron, kenong, kempul, gong, kendang,

siter, suling bambu (Jawa), kolintang (Sulawesi), dan totobuang (Maluku).

Sedangkan yang tergolong alat musik modern dari negara Barat diantaranya: drum, bas, gitar, organ, saxophone, biola dan sebagainya.

2.4.3.1 Penggolongan alat musik berdasarkan sumber bunyinya

Berdasarkan sumber bunyinya alat musik dapat dibedakan menjadi lima kelompok (Wagiman, 2011: 30)

2.4.3.1.1 Alat musik idiophone

Alat musik ini sumber bunyinya berasal itu sendiri.Ideophone terdiri atas: (1) ideophone bernada, contoh: xylophone, glockenspiel, metalophone, dan

(33)

lain-lain, (2) ideophone tak bernada, contoh: maraca, claves, slit drum, cymbal,

triangle, dan lain-lain.

2.4.3.1.2 Alat musik dipukul (membranophone)

Alat musik jenis ini sumber bunyinya berasal dari membrane, selaput, kulit. Contoh: bedug, kendang, rebana, bongo, dan sebagainya.

2.4.3.1.3 Alat musik tiup (Aerophone)

Alat musik jenis ini membunyikan dengan jalan ditiup. Contoh alat musiknya adalah recorder, suling, piccolo, flute, oboe, saxophone, clarinet,

trombone, tuba, trompet, dan French horn dan musik bambu

2.4.3.1.4 Alat musik gesek (Chordophone)

Alat musik jenis ini membunyikan dengan jalan digesek. Contoh alat musiknya adalah: biola, cello, rebab. Namun terkadang biola dan cello dimainkan dengan cara dipetik (pizzicato).

2.4.3.1.5 Alat music elektophone

Alat musik jenis ini membunyikan dengan ragam bunyi/penguat bunyi yang disebabkan oleh adanya daya listrik. Pengelompokkan electrophone terdiri atas: (1) alat musik, contoh: electric piano, keyboard, electric guitar, dan lain-lain, (2) perlengkapan, contoh: sound effect dan Public Address System (PAS).

2.4.3.2 Penggolongan alat musik berdasarkan sumber bunyinya

Berdasarkan fungsinya dalam suatu sajian musik ansambel, alat musik dapat digolongkan dalam tiga kelompok yaitu: alat musik ritmis, alat musik melodis, dan alat musik harmonis (Wagiman, 2011: 29).

(34)

Merupakan alat musik yang digunakan untuk memberikan irama (ritme) tertentu dalam pagelaran musik. Hal ini berhubungan dengan ketukan dan birama, misalnya: kendang, tifa, tamborin, rebana, dan drum set.

2.4.3.2.2 Alat Musik Melodis

Alat musik melodis merupakan alat musik yang digunakan untuk memainkan rangkaian nada atau melodi sebuah lagu. Misalnya: biola, recorder, flute, dan gitar melody.

2.4.3.2.3 Alat Musik Harmonis

Yaitu alat musik yang berperan sebagai pembawa paduan nada (accord) misalnya gitar pengiring, kolintang, pengiring, ukulele, banjo.

2.4.3.3 Penggolongan alat musik berdasarkan cara memainkannya

Berdasarkan cara memainkan dalam suatu sajian musik ansambel, alat musik dapat digolongkan menjadi empat kelompok yaitu: alat musik pukul, alat musik tiup, alat musik petik, dan alat musik gesek (Wagiman, 2011: 31).

2.4.3.3.1 Alat Musik Pukul

Yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipukul. Contoh: drum,

tympani, kendang, bedug, dan lain-lain.

2.4.3.3.2 Alat Musik Tiup

Yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara ditiup. Contoh: seruling,

terompet, dan lain-lain.

2.4.3.3.3 Alat Musik Petik

Yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara dipetik. Contoh: gitar, kecapi, sitar, dan sebagainya.

(35)

2.4.3.3.4Alat Musik Gesek

Yaitu alat musik yang dimainkan dengan cara digesek. Contoh: biola,

rebab, dan sebagainya.

2.5 Media Pembelajaran

2.5.3 Pengertian Media Pembelajaran

Menurut Arsyad kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius, yangsecara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (wasail) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Wilkinson (1984: 5) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala alat dan bahan selain buku teks, yang dapat dipakai untuk menyampaikan informasi dalam suatu situasi belajar-mengajar.

Sudjana (2002: 7) mengungkapkan kedudukan media pengajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Oleh sebab itu fungsi utama dari media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yakni menunjang penggunaan metode mengajar yang dipergunakan guru. Melalui penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa.

(36)

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan sebagai kapasitor dalam menyampaikan informasi pada kegiatan belajar mengajar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas interaksi antara guru dengan siswa.

2.5.4 Jenis-jenis Media Pembelajaran

Sudjana (2002:3) menyatakan bahwa jenis media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu:

2.5.4.1 Media grafis

Media grafis yaitu media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar. Misalnya gambar, foto, grafik, bagan, kartun dan poster.

2.5.4.2 Media tiga dimensi

Media tiga dimansi adalah model atau tiruan tiga dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang, atau terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dan dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Wujud dari media ini adalah model padat (solid model), model penampang, model kerja, model susun, model kerja, dan lain-lain.

2.5.4.3 Media Proyeksi

Media proyeksi adalah media yang menggunakan system overhead

projector yang merupakan jenis perangkat yang sangat sederhana, terdiri atas

sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan materi pelajaran. Contoh media proyeksi adalah slide, film strips, dan

(37)

2.5.4.4 Media Audio

Pengertian media audio dalam pembelajaran adalah sebagai bahan yang mengandung pesan auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses kegiatan belajar mengajar. Contoh penggunaan media audio adalah untuk pengajaran bahasa asing, pidato, musik, diskusi, dan interview.

2.5.4.5 Penggunaan Lingkungan

Lingkungan juga dapat digunakan sebagai media dalam pembelajaran, misalnya tumbuh-tumbuhan di sekitar lingkungan sekolah sebagai media dalam pembelajaran biologi.

2.6 Media File Midi

2.6.1 Pengertian Midi dan Media Midi

Purwacandra (2008: 3) Menyatakan bahwa midi adalah Bahasa antara sebuah alat music digital dengan alat music digital lainnya. Pamungkas (2007: 143) Mendefinisikan midi yakni format file yang mendukung untuk dibuka pada

hardware midi ataupun keybord yang didukung oleh midi.

Sudibyo (2008: 6) mengartikan midi adalah system komunikasi data music digital pada perangkat music elektronik. Tim Penerbit, (2004: 37) mendefinisikan midi adalah suatu set instruksi yang memberitahukan kepada suatu device, misalnya kartu suara pada personal computer (PC), suara apa yang dibunyikan dan kemudian device membuat suara itu dengan synthesizer pada device.

Lain halnya dengan Yajezz (2011: 101) yang menyatakan bahwa midi adalah sebuah singkatan dari musical instrument digital interface. Fungsinya

(38)

adalah untuk menyatukan parameter-parameter khusus dari produk suara sebuah alat music sehingga segalah alat perekaman dari berbagai merek dapat membeca suara digital tersebut. Dengan demikian midi berperan sebagai satuan standar dari kualitas dan kuantitas suara yang dihasilkan dari instrument audio digital.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa midi adalah formal file suara digital pada perangkat suara elektronik yang dapat dibuka pada hardwer midi ataupun keyboard yang mendukung midi. Sedangkan midi adalah sarana untuk menyampaikan isi pengajaran pada siswa dengan dibantu sebuah alat sebagai perantara pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

2.6.2 Penggunaan Media Midi Dalam Pembelajaran

Softere ada dua jenis yang utama yaitu tergolong dalam notater dan

sequencer. Notater adalah sotfwere musik yang lebih menekankan untuk

penulisan notasi balok, sedangkan sequencer adalah sotfwere musik yang menekankan pada perekaman (recording) musik. Sofwere musik yang berjenis

notater antara lain: Sibelius, guitar pro, finale dan Encore. Sedangkan softwere

music jenis sequencer misalnya: Cool edit pro, Adobe audition, pro audio, dan

cakel walk. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan softwere Sibelius

guna pembuatan file midi sebagai media pembelajaran.

Sebelum melakukan pembelajaran ansambel musik, terlebih dahulu membuat partiture yang terdiri dari alat musik yang digunakan. Setelah pembuatan partiture melaui proses harmoni, agar hasil partiture ini dapat diperdengarkan terlebih dahulu di export atau diubah kedalam format midi. Guna

(39)

melati keterampilan dari tiap alat musik yang dimainkan siswa , maka dapat dimunculkan satu alat musik saja yang berbunyi, misalnya recorder saja sehingga dengan demikian siswa dapat mendengarkannya dan meniru bunyi notasi yang dikehendaki sesuai dalam part ansambel tersebut. Selain itu juga dapat memainkan midi seluruh alat musi kecuali alat yang dimainkan salah seorang siswa sehingga dampak yang muncul adalah siswa tersebut memainkan alat musik yang diiringi dengan alat musik lain yang terdengan dari file midi.

Keunggulan data midi : (1) Jenis music instrument bisa di ubah tanpa harus rekam ulang data lagu, (2) Ukuran file kecil sekitar 5 menit atau sama dengan 50kb, (3) Tidak perlu menggunakan komputer dengan spesifikasi yang tinggi. Dan kelemahan dari midi adalah kualitas suara instrument tergantung dari soundcard atau instrument midi yang digunakan dan efek midi terbatas. Dan instrumen yang diperlukan dalam memainkan midi yaitu: keyboard (worstation) disarankan seri yang sudah bisa bikin composer style atau user (rythem), kabel usb (host usb kabel)/midi kabel, komputer desktop/ laptop

2.6.3 Perangkat Lunak Encore

Pada zaman dahulu, sebelum teknologi berkembang seperti sekarang, orang menyimpan karya musiknya dengan tulisan tinta di atas kertas, karena pada saat itu belum berkembang teknologi perekaman maupun komputerisasi. Tulisan tinta (partitur) ini yang digunakan musisi untuk mewarisi karya seninya untuk generasi berikutnya. Karena komponis pada zaman dahulu tidak mewariskan bunyi lagu atau bunyi instrumen. Namun seiring perkembangan zaman, banyak tugas dan kegiatan manusia dikerjakan oleh alat. Begitu pula dalam karya seni.

(40)

Dalam bekreasi, sekarang kita banyak dibantu oleh perlengkapan yang berupa teknologi dan digitalisasi. Baik itu seni peran, seni rupa, seni tari, dan seni musik.

Encore adalah perangkat lunak yang diaplikasikan dalam komputer,

program ini merupakan program musik. Salah satu keistimewaan Encore adalah dapat mempublikasikan musik dalam partitur. Dengan fasilitas yang cukup lengkap, Encore mampu menyajikan partitur yang sesuai dengan keinginan para musisi (Siahaan, 2004:V). Menurut Handypartha dalam Wardoyo (2010:21) mengemukakan encore adalah software pengolah nada yang menghasilkan file berformat MIDI. Pastaiful dalam Wardoyo, mengemukakan bahwa encore adalah

software yang diaplikasikan dalam program windows, program ini merupakan

program musik (2010:21). Jadi Encore adalah software (perangkat lunak) yang digunakan untuk penulisan notasi balok sekaligus mengolah datanya dalam format MIDI.

Ada beberapa program musik lain yang lazim digunakan. Antara lain ;

FINALE, Sibellius, Digital Pro Orchestra, MIDI Soft Studio,dan Cake Walk Pro

Audio 9. Dibanding dengan program musik yang lain, Encore memiliki beberapa

kelebihan, yaitu kapasitas memori yang dibutuhkan sedikit, sehingga tidak memerlukan banyak ruang dalam perangkat keras komputer, dapat dihubungkan dengan keyboard controller karena dilengkapi fasilitas MIDI, dapat menampilkan banyak track sekaligus. Sudibyo (2006:114) mengemukakan, kelebihan lain pada musik yang dibuat dengan program yang bisa ditranskripsikan notasinya, adalah dapat dipelajari melodi, progresi akord, dan varian-varian pada setiap track lagu sehingga dapat digunakan sebagai bahan dan analisis bentuk musik iringan tersebut. Sedangkan kelemahan dari Encore adalah suara yang dihasilkan Encore

(41)

masih polos suara General MIDI. Lain halnya dengan program Nuendo atau

Reason, data MIDI menghasilkan suara dengan karakter yang mendekati warna

suara instrumen aslinya.

Untuk keperluan musik iringan pada ansambel sekolah, Encore adalah media yang tepat. Jika siswa belum mampu memainkan aransemen lagu sesuai dengan tempo yang sebenarnya, tempo musik iringan dari Encore bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa, begitu pun track instrumen pada iringan bisa dibunyikan atau di mute sesuai dengan kebutuhan.

2.6.4 Langkah-langkah Penerapan Pembelajaran Musik Ansambel Menggunakan File Midi

Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran keterampilan musik ansambel menggunakan file midi adalah sebagai berikut:

2.6.4.1 Tahap Pendahuluan (Kegiatan Awal)

1. Guru mempersiapkan siswa untuk belajar (berdoa sebelum belajar dan mengecek kehadiran siswa)

2. Guru memberikan apersepsi

3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

4. Guru memberikan motivasi dengan menjelaskan bahwa materi yang diajarkan tersebut tidak sukar dan materi yang diajarkan tersebut berhubungan lansung dengan kehidupan sehari hari sehingga siswa tidak takut untuk belajar dan akan ingin lebih tahu mengenai materi 5. Mengelompokkan siswa berdasarkan kelompok belajarnya

(42)

1. Guru adalah memberikan penjelasan tentang materi yang akan diajarkan

2. Guru mengenalkan dan mendemonstrasikan beberapa alat musik sederhana yang akan digunakan dalam pembelajaran musik ansambel, seperti recorder, pianika, angklung, dan gitar

3. Guru mendemonstrasikan cara memainkan beberapa alat musik sederhana yang akan digunakan dalam pembelajaran musik ansambel, seperti recorder, pianika, angklung, dan gitar.

4. Guru membagikan part lagu kepada siswa sesuai dengan alat musiknya masing-masing. Kemudian siswa diajarkan cara memainkan alat musik berdasarkan part lagu masing-masing.

5. Guru memberikan contoh secara bertahap pada tiap alat musik, yaitu dengan memainkan tiap empat birama lagu setelah itu siswa mencoba menirukan. Begitu pula dengan alat musik yang lain hingga mencapai separuh dari semua birama lagu atau sebanyak 12 birama. Jika semua siswa dirasa sudah memahami betul materi yang telah diajarkan, kemudian guru menyuruh agar siswa memainkan alat musiknya secara bersama-sama sepanjang 12 birama.

6. Setelah dirasa cukup, guru mengajarkan kembali sisa 12 birama berikutnya dengan cara yang sama hingga siswa benar-benar bisa memahami seluruh part lagu pembelajaran ansambel.

7. Untuk lebih mengoptimalkan kemampuan siswa dalam memainkan ansambel, guru menggunakan media bantu berupa midi. Midi disini

(43)

berupa file audio yang merupakan sampling dari permainan ansambel lagu yang akan dinyanyikan. Guru mengenalkan bagian-bagian alat musik elektronik (file midi), teknik penjarian, teknik artikulasi, ekspresi atau penjiwaan lagu,

8. Guru memutarkan sampling lagu tersebut, kemudian menjelaskan dan mencontohkan kepada siswa teknik dasar bermain ansambel dengan menggunakan media file midi

9. Setelah mencapai separuh bagian lagu atau sekitar 12 birama, guru mengecek kegiatan pembelajaran dengan menyuruh seluruh siswa untuk memainkan alat musiknya secara bersama-sama.

10. Apabila dirasa sudah cukup, guru kembali mengajarkan bagian birama selanjutnya secara bertahap seperti cara pada sebelumnya hingga siswa benar-benar mampu menguasai materi pembelajaran 2.6.4.3 Tahap Akhir (Kegiatan Penutup)

1. Bersama-sama dengan siswa dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.

2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

3. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar siswa.

(44)

2.7 Hasil Penelitian Yang Relevan

Terkait dengan penelitian ini maka diperlukan untuk menyajikan beberapa hasil penelitian yang relevan. Hal ini dimaksudkan sebagai tambahan referensi bagi peneliti dalam penggunaan metode serta materi yang sebelumnya pernah digunakan oleh peneliti terdahulu. Terkait hal tersebut berikut beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Khaq (2013: 89), Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan keterampilan bermain rekorder menggunakan media MIDI. Persentase peningkatan keterampilan bermain rekorder sopran siswa dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar 7,49%. Siklus I ke Siklus II sebesar 11,03%, dan secara keseluruhan presentase dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II sebesar 18,97. Penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang kami lakukan yakni menggunakan media midi, namun materi yang di ajarkan berbeda yaitu tentang keterampilan bermain rekorder sedangkan dalam penelitian ini tentang hasil belajar keterampilan musik ansambel.

Penelitian lain yang terdahulu di lakukan oleh Septianto (2013: 87), Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dengan media midi mampu meningkatkan motivasi dan hasil belajar ansambel musikhasil penelitian menunjukan bahwa dari hasil angket motivasi belajar siklus I pada aspek hadiah 78,79%, interaksi dengan guru 67,05%, dan kondisi saat pembelajaran berlangsung 76,26%. Sedangkan hasil angket motivasi belajar siklus II pada aspek hadiah 81,81%, interaksi dengan guru 71,21%, dan kondisi saat pembelajaran berlangsung 80,43%. Sementara hasil dari nilai rata-rata pada

(45)

prasiklus sebesar 66,9 dan penilaian unjuk kerja pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 71,18, serta pada siklus II yang meningkat menjadi 79,33. Mencermati penelitian tersebut memiliki persamaan dalam penelitian ini yakni menggunakan media midi dan materi yang di ajarkan tentang keterampilan memainkan seni musik ansambel.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Fuana, (2015: 98), Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan media iringan MIDI pada pembelajaran vokal dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar vokal siswa pada kelas X-1 SMA Negeri 1 Kroya tahun ajaran 2014/2015. Terbukti dari 40% dari 34 siswa pada kegiatan pra siklus mendapatkan hasil belajar vokal cukup baik, pada siklus I meningkat menjadi 50% dan mengalami peningkatan yaitu 90% dari 34 siswa pada siklus II yang telah mendapatkan kualifikasi nilai baik. Peningkatan dari kegiatan pra siklus 40% menjadi 90% pada siklus II pada standar presentase 70% yaitu kualifikasi baik pada kegiatan akhir siklus II, serta dari 6 butir penilaian motivasi yang ditentukan oleh peneliti dapat tercapai dalam meningkatkan motivasi belajar vokal pada siswa kelas X-1. penelitian tersebut memiliki persamaan dalam penelitian ini yakni menggunakan media midi, namun materi yang di ajarkan berbeda yaitu tentang hasil belajar vokal sedangkan dalam penelitian ini tentang hasil belajar keterampilan musik ansambel.

2.8 Kerangka Berfikir

Pembelajaran keterampilan seni musik ansambel yang diberikan di sekolah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekpresikan diri dalam seni

(46)

musik nusantara, masih didominasi dengan menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang konvensional banyak ceramah dan praktek. Akan tetapi hal ini masih menyebabkan siswa kurang aktif dan hasil belajar tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu pula rumitnya teori dalam pembelajaran seni musik yang menjadikan siswa belum mampu mengapresiasi karya musik nusantara secara maksimal. Untuk itu dibutuhkan sebuah media file midi yang dapat menciptakan pembelajaran yang inovatif, aktif dan kreatif melalui belajar mengajar. Dengan aktifnya siswa dalam kelas diharapkan akanmendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Adapun kerangka berpikir dalampenelitian ini sebagaimana gambar berikut:

Bagan 2.1. Gambar Kerangka Pikir

Hasil belajar siswa pada materi keterampilan seni musik ansambel di kelas V SD Negeri 2 Andoolo masih rendah

Menggunakan media file midi pada tindakan perbaikan pembelajaran pada setiap siklus

Hasil belajar siswa pada materi keterampilan seni musik ansambel di kelas V SD Negeri 2 Andoolo dapat meningkat

Kondisi Akhir Tindakan Perbaikan:

(47)

2.9 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dapat kemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Jika guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media file midi, maka efektivitas mengajar guru pada mata pelajaran SBK di kelas V SD Negeri 2 Andoolo meningkat.

2. Jika guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media file midi, maka aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran SBK di kelas V SD Negeri 2 Andoolo meningkat.

3. Jika guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media file midi, maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran SBK di kelas V SD Negeri 2 Andoolo meningkat.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Berdasarkan tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini tidak menguji hipotesis secara kuantitatif, akan tetapi lebih bersifat data, fakta, dan keadaan yang diperoleh di lapangan. Menurut Wiriatmadja (2007:13), Penelitian Tindakan Kelas adalah bagaimana guru dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatau gagasan perbaikan dalam praktik pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

3.2 Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 2 Andoolo pada semester genap tahun ajaran 2016/2017 yaitu pada bulan Februari-April. Pemilihan lokasi tersebut karena perhatian dan kreatifitas dalam pembelajaran keterampilan seni musik masih rendah.

3.3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Andoolo Tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 19 orang siswa yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan.

(49)

3.3 Faktor yang Diteliti

3.3.1 Faktor guru:

Melihat kemampuan guru dalam mengorganisasikan proses pembelajaran dengan menggunakan media file midi.

3.3.2 Faktor siswa:

Melihat aktivitas siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa setelah proses belajar mengajar dengan menggunakan media file midi

3.5 Prosedur Penelitian

Desain prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart (Hopkins, 1993:48) yaitu berupa model spiral. Kemmis menggunakan sistem refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali sebagai dasar untuk menangani suatu permasalahan. Menurut Wiriatmadja (2007:66), secara sistematis prosedur penelitian modelKemmis dan Mc Taggart digambarkan sebagai berikut:

Gambar

Gambar 3.1. Skema Siklus Penelitian Tindakan penelitian    Kemmis dan Mc Taggart
Tabel 3.1. Teknik Pengumpulan Data
Tabel 4.3 Data Siswa SD Negeri 2 Andoolo
Tabel 4.4 Hasil belajar siswa Pre Tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

Penelitian ini bertujuan (1) mengembangkan aplikasi mobile kamus istilah jaringan pada platform android, (2) mengetahui kualitas aplikasi yang dikembangkan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keragaman morfometrik (panjang cangkang, panjang ligamen, tebal cangkang, tinggi cangkang kanan dan kiri,

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati di 

Dari hasil penganalisaan yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: Berdasarkan analisa rata-rata (Mean), didapatkan jumlah rata-rata sebesar 3,21 yang

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penggunaan Lembar Kerja Siswa Dalam Kompetensi Dasar Pengolahan Dan Pengawetan Bahan Hasil Pertanian Di. SMKN 1

yang tidak menjadi guru model dalam kegiatan lesson study.

Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep kunci dalam teori pemasaran modern yang terdiri dari variabel harga, produk, tempat dan promosi yang dapat