BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Bauran pemasaran adalah alat perusahaan untuk memperoleh respon yang diinginkan dari pasar sasaran, tetapi yang lebih penting lagi bagaimana memahami bauran pemasaran darisudut pandang atau persepsi pelanggan.
Peranan bauran pemasran produk yang dibuat oleh perusahaan sangat penting bagi pelanggan. Kualitas yang baik dan memuaskan bisa membuat pelanggan tertarik untuk melakukan pembelian dan akhirnya menimbukan loyalitas. Dan salah satu faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah produk dan harga mampu memenuhi kebutuhan dari pelanggan.1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah maksud dari bauran pemasaran ?
2. Bagaimanakah peran produk dalam bauran pemasaran ? 3. Bagaimanakah peran harga dalam bauran pemasaran ? 4. Bagaimanakah peran tempat dalam bauran pemasaran ? 5. Bagaimanakah peran promosi dalam bauran pemasaran ?
1.3 Tujuan
1. Memahami apakah maksud dari bauran pemasaran.
2. Memahami bagaimanakan peran produk dalam bauran pemasaran. 3. Memahami bagaimanakan peran harga dalam bauran pemasaran. 4. Memahami bagaimanakan peran tempat dalam bauran pemasaran. 5. Memahami bagaimanakan peran promosi dalam bauran pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep kunci dalam teori pemasaran modern yang terdiri dari variabel harga, produk, tempat dan promosi yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Keermpat variabel ini menjadi hal yang sangat penting dan selalu menjadi pertimbangan konsumen dalam menganmbil keputusan pembelian. Keunggulan – keunggulan produk dari keempat faktor ini dapat diketahui oleh konsumen dan membuat konsumen akan mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tersebut. Produk yang baik dan bermanfaat bagi konsumen, dengan harga yang kompetitif dan ditunjang oleh sistem distribusi yang baik dan promosi yang dilakukan, akan berimplikasi pada keputusan konsumen untuk membeli produk tersebut.2
Dalam perspektif syariah, islam memandang bahwa sektor pemasaran atau pemasaran merupakan suatu sektor pemenuhan kebutuhan hidup yang diperbolehkan, asalkan dilakukan dengan cara yang benar, dan jauh dari unsur kebathilan.3 Selaras dengan yang terdapat dalam
suran An Nisa’ ( 4 ) ayat 29 ;
Artinya : “Wahai orang – orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil ( tidak benar ), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh Allah maha penyayang kepadamu “.4
2.2 Produk ( Product )
Produk dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan dan yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan konsumen.5 Jika penyedia produk mampu memahami kemauan dan kebutuhan dari
pasar, maka bukan tidak mungkin perusahaan tersebut akan mendapatkan respon positif dari pengguna produk.
Jika dilihat dalam perspektif syari’ah, suatu produk yang akan dipasarkan atau dipasarkan haruslah produk yang halal dan memiliki mutu atau kualitas yang terbaik, bukan sebaliknya demi mendapatkan keuntungan sebanyak – banyakanya maka diturunkanlah kualitas dari produk tersebut. Dan kualitas mutu produk yang akan dipasarkan itu, juga harus mendapat persetujuan bersama antara kedua belah pihak, antara penjual dan pembeli dari produk tersebut. Yang pada intinya, salah satu sifat kenabian yakni Shiddiq ( jujur ), harus ada dalam diri seorang pemasar produk. Karena dalam salah satu hadits riwayat at – Tirmidzi :
Artinya : “ Pedagang yang amanah dan jujur, akan dikumpulkan bersama para nabi “6
2.3 Harga ( Price )
Harga merupakan komponen dalam bauran pemasaran yang dikategorikan sebagai pemasukan bagi perusahaan. Penetapan harga memiliki fungsi yang sangat luas di dalam program pemasaran. Yang mana, menetapkan harga, berarti bagaimana menyatukan produk perusahaan dengan aspirasi sasaran pasar, sebagai hasil dari pemahaman terhadap kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.7
Penetapan harga dalam perspektif syari’ah, tidaklah terlalu rumit, dasar penetapan harga tertumpu pada besaran nilai atau harga suatu produk yang tidak diperkenankan dengan model berlipat ganda untuk memperoleh keuntungan yang berlebih. Berkenaan dengan hal tersebut, Allah SWT telah berfirman dalam surat al-Imran, ayat 130 :8
5 Philip Kotler, Dasar – Dasar Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo, 1997, hal. 274
6 Kementrian Agama RI, Tafsir al-Qur’an Tematik : Kerja dan Ketenagakerjaan, Jakarta : Aku bisa, 2015, hal. 119 7 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi, 1997 hal. 228
Artinya : “ Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan “.9
Berkaitan dengan ayat di atas, maka setiap pengusaha dianjurkan untuk tidak hanya mencari keuntungan dan mementingkan diri sendiri semata, tapi juga meperhatikan kepentingan sesama. Praktik manipulasi dan memahalkan harga yang dipicu sikap egois dan individualis yang bertentangan dengan prinsip kemaslahatan islam. Islam mengajarkan kasih sayang dan kepedulian tinggi terhadap nasib sesama, terutama orang – orang yang lemah.10
2.4 Lokasi ( Place )
Basis lokasi dapat diartikan sebagai saluran pemasaran perusahaan yang melibatkan bagian operasional perusahaan, guna memperlancar dan mempermudah penyampaian produk dari produsen kepada konsumen melalui transaksi perdagangan.11 Selain dapat disebut sebagai
saluran pemasaran, juga bisa diartikan sebagai saluran distribusi yang melibatkan seperangkat organisasi dalam proses penyediaan suatu produk, guna pemenuhan kebutuhan konsumen.12
Islam lebih menekankan kepada kedekatan lokasi usaha dengan pasar. Hal itu untuk menghindari adanya aksi ketidak adilan yang biasanya dilakukan oleh tengkulak untuk memainkan harga pasar. Sebagaimana dalam hadits riwayat Muslim berikut :
9 Departemen Agama RI, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta : Departemen Agama, 2008, hal. 66 10 Husna, Sukses Berbisnis Ala Nabi, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2010, hal. 89
11 Ali Hasan, Marketing, Yogyakarta : Media Presindo, 2008, hal. 348
Artinya : “ Rasulullah sesungguhnya melarang talqil buyu’ ( menghadang barang dagangan sebelum sampai di pasar / tengkulak ) “.13
Semakin dekat lokasi dari perusahaan dengan pasar, tentu akan semakin memperpendek saluran pemasarannya, yang berarti tidak akan ada aksi transaksi sepihak dari pihak tengkulak.
2.5 Promosi ( Promotion )
Promosi merupakan aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk kepada pelanggan sebagai sasarannya.14 Ataupun juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi
pemasaran.15
Sedangkan promosi dalam perspektif islam merupakan suatu upaya penyampaian informasi yang benar terhadap produk barang atau jasa kepada calon konsumen atau pelanggan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka ajaran islam sangat menekankan agar menghindari unsur penipuan atau memberikan informasi yang tidak benar bagi para calon konsumen atau pelanggan.16 Hal ini dapat didasari dengan hadits riwayat Darimi berikut :
Artinya : “ Dilarang ada penipuan di sesame muslim, barang siapa yang menipu, maka ia bukan termasuk kaum kami ( Rasulullah ) “.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
13https://tafsirq.com/hadits/muslim/2794, tanggal akses 11 September 2017 14 Kotler, Manajemen Pemasaran edisi 9, Jakarta : Prenhallindo, 2001, hal. 68 15 Fandy Tjiptono, hal. 219
Produk Promosi
Ragam produk halal dan Tanpa unsur penipuan
jujur dalam kualitas
Harga Tempat
Tidak mengandung riba Pemasaran langsung
3.2 Daftar Pustaka
Departemen Agama RI, Al – Qur’an dan Tafsirnya, Jakarta : Departemen Agama, 2008
Kementrian Agama RI, Tafsir al-Qur’an Tematik : Kerja dan Ketenagakerjaan, Jakarta : Aku bisa, 2015,
Husna, Sukses Berbisnis Ala Nabi, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2010, Hasan Ali, Marketing, Yogyakarta : Media Presindo, 2008,
Kotler & Keller, Manajemen PemasaranJilid 1 edisi 14, Jakarta : Prenhallindo, 2010 Kotler, Manajemen Pemasaran edisi 9, Jakarta : Prenhallindo, 2001
Philip Kotler, Dasar – Dasar Pemasaran, Jakarta : Prenhallindo, 1997 Tjiptono Fandy, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : Andi, 1997
I Kadek Suarjana, e – journal Management, Vol. 2, 2014, Universitas Pendidikan Ganesha
Ita Nur Cholifah, Journal of Islamic Studies, Vol. 4 Hal. 73 – 86, Maret 2014, IAIN Pontianak
Nasar Radfan, Jurnal Aplikasi Manajemen, Vol.13 no.2, 2015, Universitas Brawijaya