• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1202414 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S SOS 1202414 Chapter3"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian untuk mengumpulkan,

mengukur, dan menganalisis data sehingga dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan konflik pembebasan lahan

proyek pembangunan Bendungan Jatigede. Ditinjau dari jenis data dan tujuan

penelitian maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Creswell (2010:4) mendeskripsikan penelitian kualitatif

merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang

oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah

sosial atau kemanusiaan. Selanjutnya Creswell (2010) mengatakan bahwa:

Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum dan menafsirkan makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki kerangka yang fleksibel. Siapapun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menetapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual dan menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan. (hlm. 4)

Dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan

penelitian ilmiah dengan menggunakan berbagai metode dengan pemahaman

makna secara deskriptif sebagai hasil akhirnya. Maka metode penelitian yang

digunakan adalah studi kasus. Studi kasus merupakan strategi penelitian yang

menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau

sekelompok individu. Kasus-kasus tersebut dibatasi oleh waktu dan aktivitas,

peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap.

Pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus digunakan oleh peneliti

karena masalah yang akan diteliti mengenai konflik pembebasan lahan

pembangunan Bendungan Jatigede. Fokus penelitian ini yaitu mengamati

(2)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasilnya berupa data-data yang dideskripsikan dan dapat memberikan gambaran

yang jelas mengenai situasi sosial dan lebih spesifik, karena hanya memusatkan

pada aspek tertentu saja, seperti proses pembebasan lahan, faktor penyebab

konflik pembebasan lahan, dampak konflik pembebasan lahan, dan upaya

penyelesaian konflik pembebasan lahan. Selain itu pendekatan kualitatif deskriptif

lebih efektif digunakan dalam penelitian ini, karena dalam teknik pengumpulan

datanya efektif untuk mendapatkan data-data dari partisipan dan sesuai dengan

kriteria partisipan, yaitu masyarakat yang terlibat konflik.

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian

3.2.1 Partisipan Penelitian

Partisipan dalam penelitian ini yaitu panitia pembebasan lahan, aparatur

desa, tokoh masyarakat, dan beberapa masyarakat yang tinggal di Desa Wado

Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Masyarakat Desa Wado kebanyakan

bermata pencaharian sebagai petani dan wiraswasta. Tingkat pendidikan

masyarakat pun beragam, untuk lulusan SD dan SMP jumlahnya lebih tinggi

dibandingkan dengan lulusan SLTA dan sarjana.

Terdapat 2 dusun di Desa Wado yang terkena dampak pembangunan

Bendungan. yaitu Dusun Buah Ngariung dan Dusun Maleber. Adapun rincian

jumlah penduduk yang terkena dampak pembangunan Bendungan Jatigede adalah

Dusun Buah Ngariung sebanyak 457 orang sedangkan Dusun Maleber sebanyak

434 orang. Masyarakat kedua dusun tersebut kini sudah tersebar ke beberapa

daerah, diantaranya ada yang sudah pindah ke tempat relokasi yang telah

disediakan pemerintah dan adapula yang keluar daerah Desa Wado.

Pemilihan partisipan untuk penelitian ini menggunakan purpossive

sampling dan incidental sampling. Purpossive sampling dimana besar sampel atau

subjek penelitian ditentukan oleh pertimbangan informasi atau dipilih berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman langsung mengenai kondisi dan keadaan yang

terjadi di lingkungan sekitar. Serta incidental sampling teknik penentuan sampel

berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / incidental bertemu

dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang

kebetulan ditemui itu cocok sebagai informan maka partisipan yang sesuai dengan

(3)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masyarakat, dan masyarakat setempat yang bertempat tinggal di sekitar di Desa

Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang yang permukimannya terkena

imbas pembangunan bendungan Jatigede dan mengalami konflik. Adapun rincian

informan, sebagai berikut:

Tabel 3.1 Identitas Informan Inti

No Informan Usia Pekerjaan Pendidikan

Terakhir

1 Pak Dede 47 Tahun Petugas Dinas Pertanahan S1

2 Pak Mamat 61 Tahun Wiraswasta SMA

3 Pak Eman 58 Tahun Bendahara Desa SMA

4 Pak Tata 38 Tahun Tokoh Masyarakat SMA

5 Pak Eeng 60 Tahun Buruh SD

6 Pak Wawan 60 Tahun Wiraswasta SMA

7 Pak Yayat 43 Tahun Guru S1

8 Pak Udin 68 Tahun Pensiunan SMA

Sumber: Hasil Data Penelitian Kualitatif (2016)

Tabel 3.2 Identitas Informan Pendukung

No Informan Usia Pekerjaan Pendidikan

Terakhir

1 Pak Yaya 47 Tahun Kepala Desa Wado S1

2 Pak Ece 61 Tahun Petugas Keamanan SMP

3 Ibu Eti 58 Tahun Ibu Rumah Tangga SMP

4 Ibu Roro 38 Tahun Ibu Rumah Tangga SD

5 Ibu Uju 60 Tahun Ibu Rumah Tangga SD

6 Ibu Yahya 60 Tahun Ibu Rumah Tangga SMP

(4)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten

Sumedang. Desa Wado Kecamatan Wado merupakan salah satu wilayah yang

terkena dampak pembangunan bendungan Jatigede. Desa Wado terdiri dari 3

dusun, 7 RW, dan 37 RT, yakni Dusun Wado Girang, Dusun Buah Ngariung, dan

Desa Maleber. Adapun rincian luas wilayah Desa Wado, sebagai berikut:

Tabel 3.3 Luas Wilayah Desa Wado

Bangunan/Lahan Luas

Namun total lahan yang digunakan untuk pembangunan Bendungan

Jatigede di Desa Wado sebesar 145.62 ha, jadi hanya 2 dusun di Desa Wado yang

terkena dampak pembangunan bendungan Jatigede tersebut yaitu Dusun Buah

Ngariung dan Dusun Maleber. Masyarakat Desa Wado kini sudah tersebar ke

beberapa daerah, diantaranya ada yang sudah pindah ke tempat relokasi yang telah

disediakan pemerintah, ada yang tetap menetap di permukimannya, dan adapula

(5)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

relokasi yang berada di Daerah Wado girang, kemudian di Dusun Buah Ngariung

dan Dusun Maleber.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan hal penting dalam suatu penelitian.,

mengingat tujuan penelitian adalah memperoleh infromasi berupa data yang

relevan, faktual, dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam penelitian ini data

yang diperoleh adalah data primer atau langsung. Data primer tersebut diperoleh

secara langsung dari panitia pembebasan lahan serta masyarakat setempat yang

bertempat tinggal di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang yang

permukimannya terkena imbas pembangunan bendungan Jatigede. Teknik

pengumpulan data yang digunakan dan sangat membantu peneliti dalam

mengumpulkan berbagai data yang dibutuhkan serta memudahkan penulis

mendapatkan data-data yang akurat adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data

Sumber: Peneliti 2016

3.3.1 Observasi Partisipasi

Observasi merupakan kegiatan keseharian menggunakan pancaindra mata

sebagai alat bantu utama, atau observasi adalah kemampuan seseorang untuk

menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta dibantu

dengan pancaindra lainnya. Teknik Pengumpulan data

Studi Literatur Wawancara Mendalam

Observasi Partisipatif

(6)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti akan melakukan pengamatan berkenaan dengan kegiatan yang

dilakukan informan dalam kehidupan sehari-harinya, sehingga peneliti dapat

melihat secara langsung dan menganalisis konflik pembebasan lahan

pembangunan Bendungan Jatigede. Sehingga data yang didapatkan lebih banyak

dan lebih akurat.

3.3.2 Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dan

informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan

pedoman (guide) wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.

Wawancara mendalam dilakukan secara fleksibel, misalnya mengobrol

dengan informan ketika informan melakukan kegiatan dengan peneliti. Oleh

karena itu, peneliti menggunakan metode wawancara semi terstruktur untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka. Peneliti membuat pedoman

wawancara berupa pokok-pokok pertanyaan yang berhubungan dengan

permasalahan, kemudian ketika proses wawancara berlangsung mengikuti situasi

informan, apabila jawaban informan menyimpang dari permasalahan maka

peneliti harus bisa mengarahkan. Wawancara dilakukan berulang kali dengan

seluruh informan hingga mendapatkan data-data yang dibutuhkan secara akurat.

Untuk mempermudah dan membantu kegiatan wawancara mendalam,

peneliti akan menggunakan alat bantu berupa perekam suara dan kamera.

Perekam suara digunakan untuk merekam percakapan selama wawancara agar

peneliti dapat memeriksa ulang hasil wawancara atau data-data sebagai bukti

penelitian. Kamera digunakan untuk mengambil gambar ketika wawancara

dilakukan sebagai dokumentasi bahwa peneliti melakukan wawancara terhadap

informan.

Jadi, peneliti akan menggunakan metode wawancara secara langsung dan

mendalam kepada panitia pembebasan lahan serta masyarakat setempat yang

bertempat tinggal di Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang yang

(7)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendalam sangat penting dilakukan untuk memperoleh banyak informasi yang

akurat berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

3.3.3 Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang

digunakan dalam metodologi penelitian sosial untuk menelusuri data historis.

Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data kualitatif dengan

melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh informan sendiri

atau oleh orang lain tentang informan. Studi dokumentasi ini dimaksudkan untuk

memperkuat dan melengkapi data hasil observasi dan wawancara yang telah

dilaksanakan

Peneliti akan menggunakan metode pengumpulan data dokumentasi

sehingga peneliti dapat melihat secara langsung serta menganalisis berbagai

dokumen yang berhubungan dengan konflik pembebasan lahan pembangunan

Bendungan Jatigede.

3.3.4 Studi Literatur

Studi litelatur digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Peneliti membaca dan mempelajari

sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, baik

sumber buku-buku, jurnal, skripsi, maupun karya tulis ilmiah lainnya yang

berkaitan dengan kajian pustaka, seperti kajian mengenai konflik pembebasan

lahan dan teorinya, pembangunan Bendungan Jatigede, teori perubahan sosial dan

teori konflik, dan penelitian terdahulu. Reformasi juga dapat melalui

artikel-artikel yang terdapat dalam majalah, koran, maupun di dapat dari media

elektronik melalui internet research. Selain itu, sumber litelatur digunakan sebagai sumber memahami metode penelitian dan sebagai pisau analisis peneliti

dalam menganalisis hasil temuan dilapangan berkaitan dengan permasalahan yang

diteliti.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri atau

(8)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas

temuannya (Sugiono,2009: 306).

Peneliti dapat menggali informasi dan menganalisis informasi tersebut

dengan menggunakan interaksi secara langsung dengan partisipan yang berada

disekitar lokasi penelitian. Peneliti sebagai intrumen penelitian membuat pedoman

wawancara serta pedoman observasi yang dijadikan instrumen pendukung dalam

mencari atau memperoleh data.

3.5Penyusunan Alat dan Pengumpulan Data

Penyusunan alat dan pengumpulan data diperlukan untuk mempermudah

peneliti dalam mengumpulkan data hasil observasi dan wawancara. Adapun

penyusunan alat dan pengumpul data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.5.1 Tahap Persiapan

Dalam tahapan persiapan langkah awal yang dilakukan oleh peneliti

adalah mencari informasi mengenai panitia pembebasan lahan, aparatur desa,

tokoh masyarakat, serta sejumlah masyarakat yang bersedia menjadi partisipan

penelitian. Selain itu untuk memudahkan penelitian, peneliti juga harus

melakukan pengenalan atau penilaian terhadap lapangan. Pengenalan dan

penilaian lapangan bertujuan untuk pengenalan kondisi, situasi, dan menyesuaikan

diri dengan kondisi lingkungan penelitian. Peneliti harus melakukan pendekatan

secara personal maupun interpersonal dengan para partisipan yakni panitia

pembebasan lahan, aparatur desa, tokoh masyarakat, serta sejumlah masyarakat

Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang.

Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti adalah penyusunan

rancangan penelitian atau penyusunan kisi-kisi penelitian. Penyusunan kisi-kisi

penelitian digunakan untuk mempermudah dalam pengumpulan data-data dan

agar penelitian lebih sistematis dan terarah.

Kemudian setelah kisi-kisi penelitian telah disusun, maka langkah

selanjutnya adalah penyusunan alat pengumpulan data, alat pengumpulan dalam

penelitian ini yaitu observasi dan wawancara kepada informan yang telah

ditetapkan sebelumnya yaitu panitia pembebasan lahan, aparatur desa, tokoh

(9)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumedang. Karena alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan

wawancara, maka perlu adanya penyusunan pedoman observasi dan pedoman

wawancara.

Pedoman observasi disusun sebelum peneliti melakukan pengamatan di

lingkungan masyarakat Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang.

Pedoman observasi disusun agar kegiatan yang akan dilakukan selama observasi

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, sehingga kegiatan observasi berjalan

secara efektif dan efisien.

Pedoman wawancara disusun untuk mempermudah proses wawancara

agar lebih terarah. Pedoman wawancara terdiri dari daftar pertanyaan yang

berhubungan dengan permasalahan yang kemudian akan ditanyakan kepada

partisipan.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap utama dalam penelitian. Jika peneliti

sudah melakukan penyusunan rancangan penelitian serta pengenalan dan

penilaian lapangan, langkah selanjutnya adalah tahap pelaksanaan penelitian.

Namun sebelum tahap pelaksanaan penelitian dilakukan peneliti harus

mempersiapkan peralatan pendukung yang akan dibutuhkan untuk mempermudah

proses penelitian seperti alat tulis, alat perekam, dan kamera. Peralatan pendukung

digunakan untuk membantu peneliti dalam mendokumentasikan hasil catatan

lapangan selama proses pelaksanaan penelitian.

Langkah selanjutnya dalam tahapan pelaksanaan penelitian adalah

melakukan observasi dan wawancara dengan partisipan yakni panitia pembebasan

lahan, aparatur desa, tokoh masyarakat, dan sebagian masyarakat Desa Wado

Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang, namun langkah tersebut dilaksanakan

dengan pendekatan yang tidak terlalu kaku dimana peneliti harus bisa

menciptakan suasana yang nyaman bagi partisipan sehingga kegiatan observasi

dan wawancara lebih fleksibel dan memungkinkan pasrtisipan untuk terbuka

dalam memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.

3.5.3 Tahap Pengelolaan Data

Data dan informasi yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, studi

(10)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses penelitian yang selanjutnya akan dideskripsikan dan dijabarkan dalam

bentuk laporan. Kemudian dilakukanlah tahap pengelolaan data yakni menyusun,

mengelompokkan, mengklasifikasikan atau mengkategorikan data, serta

selanjutnya menemukan hubungan atau kaitan data yang diperoleh dengan

maksud untuk menemukan makna dan informasi yang berhubungan dengan

masalah yang sedang diteliti.

Data yang diperoleh peneliti dari hasil observasi dan wawancara dipilih dan

diklasifikasikan berdasarkan kepentingan dan kebutuhan untuk memenuhi tujuan

penelitian yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang telah

ditentukan peneliti, yang tentunya mengenai proses pembebasan lahan

pembangunan Bendungan Jatigede. Data-data yang sesuai dengan rumusan

masalah penelitian kemudian diidentifikasi dan dipahami, kemudian agar lebih

mudah dipahami divisualisasikan dalam bentuk table atau diagram.

3.6Uji Keabsahan Data

Dalam suatu penelitian keabsahan data merupakan konsep penting, dimana

suatu data penelitian dapat dikatakan layak dan benar ataupun sebaliknya. Peneliti

menguji keabsahan data yang telah didapatkan dengan cara yang dikemukakan

oleh Moelong (dalam Bungin, hlm. 262) yang terdiri dari perpanjangan

keiikutsertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, menggunakan bahan referensi,

dan pengecekan.

3.6.1 Memperpanjang Waktu Penelitian

Peneliti akan memperpanjang waktu penelitian dalam kegiatan masyarakat

Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang, tentunya dalam

memperpanjang waktu penelitian peneliti menetapkan jadwal-jadwal tertentu

untuk sering berkunjung atau bahkan menginap, sehingga waktu pengamatan

lebih panjang sehingga peneliti mendapat data secara terinci dan mendalam.

Adapun lamanya perpanjangan penelitian ini didasarkan kepada kebutuhan

peneliti untuk memeriksa ulang data yang telah diperoleh dari catatan lapangan.

3.6.2 Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan dengan membaca beberapa referensi buku, hasil

penelitian, artikel, jurnal maupun dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian,

(11)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

reliabel sesuai dengan dengan masalah penelitian yakni mengenai konflik

pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede.

3.6.3 Triangulasi

Meleong (2002, hlm. 178) menyatakan “triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan suatu objek lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian”. Triangulasi

merupakan pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

waktu, agar data yang diperoleh lebih valid dan realiabel.

Triangulasi pertama, sumber data akan dilakukan kepada panitia

pembebasan lahan, aparat desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Wado

Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Kedua, triangulasi teknik pengumpulan

data, seperti observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi, dan studi

litelatur. Ketiga, triangulasi waktu pengumpulan data, peneliti akan melakukan

triangulasi waktu pada pagi hari, siang hari, dan hingga sore hari.

Gambar 3.2 Triangulasi Sumber Data

Sumber: Peneliti 2016

Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Panitia

Pembebasan Lahan

Aparat Desa Masyarakat

Tokoh Masyarakat

Studi

Literatur Wawancara

(12)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber: Peneliti 2016

Gambar 3.4 Triangulasi Waktu Pengumpulan Data

Sumber: Peneliti 2016

3.6.4 Menggunakan bahan referensi

Referensi berfungsi untuk meningkatkan kepercayaan akan kebenaran

suatu data, alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa

dokumentasi wawancara, maupun dokumentasi masyarakat Desa Wado

Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Selain itu, dilengkapi referensi lain

seperti buku maupun penelitian terdahulu dalam bentuk artikel maupun jurnal

yang dapat dijadikan bahan referensi agar data yang didapatkan teruji

keabsahannya.

3.7Teknik Analisis Data

Menurut Meleong (2002, hlm.103) analisis yaitu “proses pengorganisasian dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga

dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data”. Data-data yang diperoleh dari lapangan akan

dikelompokkan ke dalam kategori-kategori yang sesuai dengan poin-poin yang

akan dibahas menggunakan pisau analisis pada bab II, yang kemudian akan diuji

keabsahannya.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Studi Dokumentasi

Pagi hari

(13)

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk

mengelompokkan dan mengklasifikasikan data-data dan informasi hasil lapangan,

baik hasil observasi, hasil wawancara mendalam terhadap partisipan, studi

dokumentasi, dan studi literatur yang sesuai dengan aspek yang akan diteliti, yaitu

proses pembebasan lahan, faktor penyebab konflik pembebasan lahan, dampak

konflik pembebasan lahan, dan upaya penyelesaian konflik pembebasan lahan.

Reduksi data bertujuan untuk memperoleh pemahaman dan gambaran yang lebih

jelas terhadap data yang telah terkumpul dari hasil catatan lapangan, karena sudah

diklasifikasikan sesuai masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi agar mudah dipahami kemudian data disajikan

dalam bentuk uraian singkat berupa data display. Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci

namun menyeluruh dengan mencari pola hubungannya akan memudahkan dalam

memahami gambaran-gambaran terhadap aspek-aspek yang diteliti baik secara

keseluruhan maupun bagian demi bagian. Penyajian data selanjutnya disajikan

dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan data hasil penelitian yang

diperoleh.

3.8Isu Etik

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran bagaimana konflik

pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede, penelitian ini menyangkut

bagaimana proses pembebasan lahan pembangunan bendungan, faktor penyebab

yang melatar belakangi terjadinya konflik pembebasan lahan, dampak konflik

pembebasan lahan, dan upaya penyelesaian konflik pembebasan lahan. Yang

menjadi partisipan penelitian ini adalah aparatur desa dan masyarakat Desa Wado

Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Penelitian ini akan dilakukan sesuai

dengan prosedur penelitian, dengan tidak merugikan dan membahayakan

informan karena penelitian ini hanya digunakan sebagai kebutuhan akademik

bukan untuk kepentingan lain apalagi kepentingan yang dapat merugikan aparatur

dan masyarakat Desa Wado Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang sebagai

Gambar

Tabel 3.2  Identitas Informan Pendukung
Tabel 3.3 Luas Wilayah Desa Wado
Gambar 3.1 Teknik Pengumpulan Data
Gambar 3.3 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tingginya arus urbanisasi akibat alih fungsi lahan pertanian menyebabkan masalah perumahan di perkotaan. Berbeda dengan situasi di desa-desa lahan untuk perumahan

Alih Fungsi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pemukiman Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Cimanggu Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.. Skripsi, FPIPS,

Perubahan Orientasi Mata Pencaharian Pengrajin Logam Desa Cibatu Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

BARANG-BARANG ANYAMAN TRADISIONAL MASYARAKAT SUKU DAYAK DESA TIANG TANJUNG, KECAMATAN MEMPAWAH HULU KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif digunakan oleh peneliti karena meneliti mengenai konflik interpersonal dalam interaksi sosial lansia dan fokus dari

MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN RESOLUSI KONFLIK BAGI PESERTA DIDIK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pihak EO acara music under gr ound di kota Sukabumi, pelaku yang pernah terlibat konflik di lokasi acara music under gr ound kota Sukabumi, pihak kelompok