• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SOS 1202414 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "S SOS 1202414 Chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

108 Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

5.1.1 Simpulan Umum

Berdasarkan temuan penelitian, hasil penelitian dan analisis penelitian yang

telah dipaparkan dalam bab sebelumnya, maka peneliti dapat menarik kesimpulan

umum berdasarkan masalah yang hendak diteliti yakni tentang konflik

pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di desa Wado yaitu: Proses

pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede menimbulkan konflik

vertikal dan konflik horizontal yang melibatkan pemerintah dan masyarakat Desa

Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan individu dalam masyarakat,

terutama kesiapan penerimaan proses pembebasan lahan. Dampak konflik

pembebasan lahan yang diterima oleh masyarakat Desa Wado berupa dampak

positif dan dampak negatif, hal tersebut tergantung tanggapan masyarakat

terhadap proses pembebasan lahan. Upaya untuk mengatasi konflik pembebasan

lahan di Desa Wado pun sangat beragam, partisipasi aktif dan kerjasama menjadi

upaya yang paling efektif dalam mengatasi konflik pembebasan lahan

pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado.

5.1.2 Simpulan Khusus

Berdasarkan simpulan umum yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

ditemukan simpulan khusus berdasarkan rumusan masalah yang terdapat pada bab

1 yaitu: Proses pembebasan lahan terdiri dari tahapan yang sistematis,

berlandaskan hukum, serta berdasarkan kesepakatan bersama. Proses pembebasan

lahan pembangunan Bendungan Jatigede di Desa Wado menimbulkan konflik

vertikal dan konflik horizontal yang melibatkan pemerintah dan masyarakat Desa

Wado yang terkena dampak. Konflik yang muncul berupa aksi demonstrasi,

dalam bentuk pengajuan petisi atau complain yang diajukan ke pihak desa

kemudian disampaikan kembali kepada pihak pemerintah pusat serta, adapula

masyarakat yang memilih tetap tinggal dilokasi genangan hingga pembayaran

(2)

109

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Konflik tersebut dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan serta ketidakadilan yang

dirasakan oleh masyarakat, karena lebih banyak dampak negatif yang diterima

dari adanya pembangunan bendungan Jatigede, kecemburuan sosial antar

masyarakat karena adanya perbedaan besar uang ganti rugi yang diterima, serta

perbedaan individu berupa; karakteristik, pendapat, pola pikir, dalam menanggapi

proses pembebasan lahan.

Dampak konflik pembebasan lahan yang diterima oleh masyarakat Desa

Wado berupa dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif yakni

peningkatan kesejahteraan masyarakat karena adanya uang ganti rugi yang

diterima masyarakat yang dapat digunakan untuk membangun tempat tinggal yang

lebih layak ataupun digunakan untuk modal usaha. Sedangkan, dampak negatif

yaitu kerusakan lingkungan alami, hilangnya tempat tinggal, hilangnya lahan

sawah atau pertanian, hilangnya pekerjaan mendorong banyaknya pengangguran,

sulitnya masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru (tempat tinggal

baru dan kondisi masyarakat yang baru), serta perpindahan ke tempat relokasi

yang kurang berkembang karena belum dilengkapi sarana prasarana yang

memadai.

Upaya untuk mengatasi konflik pembebasan lahan di Desa Wado pun sangat

beragam, diantaranya adalah; komunikasi yang baik antara semua pihak

masyarakat (negosiasi), penuntasan pembayaran uang ganti rugi (uang

kerohiman), pertimbangan resiko pembangunan oleh pemerintah, pemberian

pemahaman mengenai pengelolaan keuangan yang baik, analisis dampak sosial

masyarakat dan lingkungan (penyediaan lapangan pekerjaan dan pengelolaan

lingkungan yang baik), serta pembenahan tempat relokasi masyarakat yang

terkena dampak. Partisipasi aktif dan kerjasama menjadi upaya yang paling efektif

dalam mengatasi konflik pembebasan lahan pembangunan Bendungan Jatigede di

(3)

110

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2Implikasi

Hasil penelitian ini membawa implikasi dalam beberapa hal adalah sebagai

berikut:

a. Konflik merupakan hal yang wajar terjadi di tengah masyarakat, konflik

akan hilang bersamaan dengan hilangnya suatu masyarakat. Konflik

adalah sebuah fenomena sosial yang merupakan kenyataan bagi

masyarakat, meskipun pada dasarnya masyarakat sebagai makhluk sosial

menginginkan kehidupan yang damai tanpa adanya konflik.

b. Keberagaman dalam masyarakat mendorong terjadinya konflik

pembebasan lahan, yang kemudian diperlukan adanya upaya untuk

mengatasi konflik tersebut. Pengalaman di beberapa wilayah dapat

dijadikan bahan perbandingan dan pembelajaran apabila dihadapkan

dengan kondisi yang sama.

c. Bagi bidang sosiologi terutama menyangkut salah satu teori sosiologi

yakni teori konflik. Penelitian ini menjadi salah satu bukti peranan ilmu

sosiologi di kehidupan sosial bahwa konflik sosial dapat dideskripsikan

secara faktual serta dapat dianalisis secara mendalam agar dapat dipahami

bagaimana prosesnya, faktor penyebab, dampak, serta upaya

penyelesaiannya. Para sosiolog memandang bahwa masyarakat yang baik

ialah masyarakat yang hidup dalam situasi konfliktual. Konflik sosial

dianggap sebagai kekuatan sosial utama dari perkembangan masyarakat

yang ingin maju ketahap–tahap yang lebih sempurna. Korelasi terhadap

pendidikan sosiologi, penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam bab

(4)

111

Muthi Amila, 2016

KONFLIK PEMBEBASAN LAHAN PEMBANGUNAN BENDUNGAN JATIGEDE DI DESA WADO

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.3Rekomendasi

Skripsi ini dibuat untuk dikembangkan dan dijadikan sebagai sumber

referensi bagi para mahasiswa, peneliti, masyarakat serta utamanya adalah pihak

yang terlibat dalam proses serta konflik pembebasan lahan pembangunan

Bendungan Jatigede. Beberapa rekomendasi dari peneliti yaitu sebagai berikut:

a. Mahasiswa atau calon peneliti

Kepada mahasiswa atau calon peneliti yang akan melakukan penelitian

dengan tema yang sama, diharapkan mampu menemukan informan dengan jumlah

yang lebih banyak agar informasi yang diterima lebih beragam. Selain itu,

penelitian harus dilakukan lebih intens agar dapat memperoleh informasi yang

lebih mendalam.

b. Pemerintah

Disarankan kepada pemerintah agar memiliki perencanaan pembangunan

yang lebih matang terutama terkait analisis dampak pembangunan, agar hasil

pembangunan dapat bermanfaat bagi masayarkat luas serta dalam waktu jangka

panjang. Untuk meminimalisir terjadinya pertentangan pemerintah juga harus

mengutamakan ketegasan, konsistensi, serta keadilan dalam menentukan

kebijakan serta tindakan.

c. Masyarakat

Disarankan kepada masyarakat agar berpartisipasi aktif dalam berbagai

kegiatan kemasyarakatan. Selain itu, masyarakat harus memiliki pola pikir kritis

dalam menghadapi berbagai kondisi serta permasalahan sosial yang terjadi dalam

masyarakat. Pengendalian diri masing-masing individu sangat dibutuhkan agar

Referensi

Dokumen terkait

Masyarakat kecil akan lebih terkena dampak negatif dalam alih fungsi

Dalam hal ini fenomena unik yang terjadi pada “Bendungan Jatigede”, keunikan yang terjadi pada bendungan ini adalah penempatan tubuh bendung yang sangat tidak wajar

KONFLIK INTERPERSONAL DALAM INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA (LANSIA) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Model konvensional dan model controversial issues yang digunakan guru dikelas kontrol dan eksperimen dalam menumbuhkan kemampuan resolsui konflik peserta didik

Pihak aparatur desa agar lebih bisa mensosialisasikan dengan baik adanya proses pembangunan Cisumdawu guna meminimalisir ketidaksiapan masyarakat dan memperluas

menyikapi konflik yang terjadi di lokasi acara musik underground yaitu dengan.. cara meraih para pelaku agar bisa diajak untuk menyelesaikan masalah

Dalam segenap proses pengembangan lahan kawasan industri Kendal (KIK) terdapat banyak stakeholder yang terlibat, yaitu pada proses perizinan, pembebasan lahan, dan

Kendala tersebut dapat berasal dari sekolah berupa peraturan dan kebijakan yang berlaku serta peran sekolah dalam menanggulangi kenakalan remaja di antaranya tidak