• Tidak ada hasil yang ditemukan

usulan proposal Adhe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "usulan proposal Adhe"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia Sehat tahun 2025 diharapkan masyarakat memiliki kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu dan juga memperoleh jaminan kesehatan, yaitu masyarakat mendapatkan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Pelayanan kesehatan bermutu yang dimaksud disini adalah pelayanan kesehatan termasuk pelayanan kesehatan dalam keadaan darurat dan bencana yang memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan serta diselenggarakan sesuai dengan standar dan etika profesi. Diharapkan dengan terwujudnya lingkungan dan perilaku hidup sehat, serta meningkatnya kemampuan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, maka akan dapat dicapai derajat kesehatan individu, keluarga dan masyarakat yang setinggi-tingginya (Anonim , 2013).

(2)

diatasi, tetapi di lain pihak timbul masalah baru dalam bidang kesehatan masyarakat, baik yang berhubungan dengan penyakit menular dan tidak menular, maupun yang berhubungan erat dengan gangguan kesehatan masyarakat (Noor, 2006).

Dewasa ini banyak penyakit menular yang telah mampu diatasi bahkan ada yang telah dapat dibasmi berkat kemajuan teknologi dalam mengatasi masalah lingkungan biologis yang erat berhubungan dengan penyakit menular. Akan tetapi masalah penyakit menular masih tetap dirasakan oleh sebagian besar penduduk Negara sedang berkembang. Salah satunya adalah masalah penyakit menular yang penularannya melalui vector nyamuk seperti penyakit malaria (Noor, 2006).

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Kasus penyakit malaria mempunyai penyebaran yang luas yang semakin meningkat seiring dengan perjalanan waktu dan menjadi masalah kesehatan masyarakat. Ada empat spesies yang diidentifikasi dari parasit ini menyebabkan malaria manusia yaitu Plasmodium vivax, P. falciparum, P. ovale, P. malariae (WHO, 2011).

(3)

penderita yang sakit bahkan sampai meninggal. Penyakit malaria terjadi terutama di negara-negara tropis dengan mortalitas satu juta kematian per tahunnya (CDC, 2004). Lebih dari 45% penduduk dunia pernah mengalami malaria. Salah satu publikasi mengemukakan bahwa penyakit malaria menjadi masalah di 100 negara didunia , menimpa lebih dari 2 juta penduduk. Diperkirakan dalam setahun malaria menyerang 300 juta penduduk, 90 % dari jumlah ini terjadi di Negara tropis yaitu Afrika. Di Afrika, 90% kematian yang terjadi akibat penyakit malaria adalah anak anak. Meskipun banyak anak penderita penyakit malaria yang sembuh, mereka tetap menderita gangguan bicara dan kerusakan otak. Selain itu, wanita hamil dan janin yang dikandung rentan terhadap penyakit malaria sehingga dapat menyebabkan kematian pada masa perinatal, berat lahir rendah dan anemia (Parasibu S, 2004).

(4)

tidak endemis. Daerah yang endemis malaria seperti di provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Sumatera utara dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sedangkan daerah nonendemis malaria adalah provinsi DKI Jakarta, Bali dan Kepulauan Riau (Lukman, 2010).

Penyebaran penyakit malaria diperantarai oleh vektor Anopheles. (Gandahusada, 2006). Selain ditularkan melalui nyamuk, malaria dapat ditularkan secara langsung melalui transfusi darah atau jarum suntik yang tercemar darah yang terinfeksi patogen, serta dari ibu hamil kepada bayinya (Harijanto, 2000).

Upaya pemberantasan malaria di Indonesia masih mengalami beberapa kendala antara lain timbulnya resistensi vektor terhadap pestisida serta pengetahuan masyarakat terhadap malaria yang rendah (Zein, 2005). Berbagai hal tersebut diatas menyebabkan mortalitas dan morbiditas malaria tetap tinggi. Pemberantasan malaria dapat dilakukan dengan memberantas vektornya baik pada stadium jentik maupun stadium dewasa , pada stadium dewasa umumnya masyarakat menggunakan obat nyamuk semprot, bakar dan oles yang banyak dijual bebas. Selain menggunakan obat nyamuk, pemberantasan nyamuk malaria juga dapat dimulai saat nyamuk berada dalam stadium jentik.

(5)

dengan kondisi daerah pantai maka keadaan ini memungkinkan wilayah tersebut sebagai tempat berkembang biaknya spesies nyamuk vektor Anopheles sundaicus dan Anopheles subpictus maka dapat diinterpretasikan bahwa wilayah tersebut merupakan daerah yang rawan terhadap terjadinya penularan malaria serta prioritas pemberantasan malaria (Harijanto, 2000).

Sesuai dengan hasil survey pengambilan data awal yang didapat di Puskesmas Perawatan Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2015, 10 penyakit terbesar yang berada di Desa Hila Kecamatan Leihitu Tahun 2015 salah satu diantaranya yaitu penyakit Malaria.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakuan penelitian dengan melakukan penelitian tentang Identifikasi Jenis Vektor Malaria Di Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Jenis Vektor Malaria Yang Ditemukan Di Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah Tahun 2015 ? “

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

(6)

a. Mengidentifikasi jenis vektor malaria yang ditemukan di Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah

b. Mengetahui bionomik vektor malaria yang ditemukan di Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi masyarakat dan petugas kesehatan

a. Mengurangi aktifitas petugas kesehatan secara langsung

b. Berkurangnya populasi nyamuk dan memperkecil penularan penyakit secara tidak langsung memberikan masyarakat hidup sehat.

2. Bagi peneliti

Dapat mengklasifikasikan ilmu yang didapat selama belajar di Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku Jurusan Kesehatan Lingkungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan sebagai calon ahli Kesehatan Lingkungan.

3. Bagi Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Sebagai bahan kepustakaan khususnya bagi jurusan kesehataan Lingkungan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku.

BAB II

(7)

A. Konsep Teori

1. Pengertian Malaria

Malaria adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa obligat intraseluler dari genus Plasmodium. Kasus penyakit malaria mempunyai penyebaran yang luas yang semakin meningkat seiring dengan perjalanan waktu dan menjadi masalah kesehatan masyarakat (WHO, 2011). Ada empat spesies yang diidentifikasi dari parasit ini menyebabkan malaria manusia yaitu: (Arsin, 2012).

a. plasmodium falciparum sebagai penyebab Malaria Tropika. b. plasmodium vivaks sebagai penyebab penyakit Malaria Tertiana. c. plasmodium malariae sebagai penyebab penyakit Malaria Quartana. d. plasmodium ovale yang menyebabkan penyakit Malaria yang hampir

serupa dengan Malaria Tertiana.

2. Pengertian Nyamuk

Nyamuk (dipteral : culicidae) merupakan vektor beberapa penyakit baik pada hewan maupun manusia. Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk sebagai vektor dari agent penyakitnya, seperti filariasis dan malaria (sudarmaja,2009).

Nyamuk Anopheles sp adalah nyamuk vektor penyakit malaria.

(8)

Anopheles betina. Nyamuk Anopheles sering dikenal sebagai salah satu jenis nyamuk yang menyebabkan penyakit malaria. Ciri nyamuk ini adalah hinggap dengan posisi menukik atau membentuk sudut. Warnanya bermacam-macam, ada yang hitam ada juga yang kakinya bercak-bercak hitam. Waktu menggigit biasanya pada malam hari (Gandahusada,1998).

Aktivitas menggigit nyamuk Anopheles di dalam rumah terjadi peningkatan pada 23.00 WIB kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 02.00 dan 03.00 dini hari, sedangkan aktivitas menggigit di luar rumah terjadi peningkatan pada pukul 24.00 WIB dan kemudian turun dan meningkat lagi pada pukul 05.00 dini hari (Rosa,2009).

3. Klasifikasinyamuk Anopheles

Urutan penggolongan klasifikasi nyamuk Anopheles seperti binatang lainnya adalah sebagai berikut :

Kingdom ; Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Diptera Family : Anophelinae Genus : Anopheles

(9)

Nyamuk Anopheles mempunyai siklus hidup , yang termasuk dalam metamorfosa sempurna. Yang berarti dalam siklus hidupnya terdapat stage/fase. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal: suhu, adanya zat kimia/biologis di tempat hidup. (Arsin, 2012)

Siklus hidup nyamuk Anopheles secara umum sebagai berikut :

Gambar 1. Siklus Nyamuk Anopheles a. Telur

(10)

(http://www.ento.okstate.edu/mosquito/biology.html) Gambar 2. Telur Nyamuk Anopheles

b. Larva

salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dipermukaan .

(11)

(http://thosehovercrafts.wordpress.com/2011/04/12/larval-living/) Gambar 3. Larva nyamuk Anopheles

Habitat Larva ditemukan di daerah yang luas tetapi kebanyakan spesies lebih suka di air bersih. Larva pada nyamuk Anopheles ditemukan di air bersih atau air payau yang memiliki kadar garam, rawa bakau, di sawah, selokan yang ditumbuhi rumput, pinggir sungai dan kali, dan genangan air hujan. Banyak spesies lebih suka hidup di habitat dengan tumbuhan. Habitat lainnya lebih suka sendiri. Beberapa jenis lebih suka di alam terbuka, genangan air yang terkena sinar matahari.

Aedes Anopheles Mansonia Culex

- Berenang bebas di air - Berenang bebas di air

- Melekat pada akar tumbuhan di dalam air

(12)

- Mempunyai siphon

Tabel 1. Perbedaan jentik Aedes dengan jentik Anopheles, Mansonia, dan culex

Ditjen PP& PL, 2007

(13)

c. Pupa (kepompong)

Kepompong terdapat dalam air dan tidak memerlukan makanan tetapi memerlukan udara. Pada kepompong belum ada perbedaan antara jantan dan betina. Kepompong menetas dalam 1-2 hari menjadi nyamuk, dan pada umumnya nyamuk jantan lebih dulu menetas daripada nyamuk betina. Lamanya dari telur berubah menjadi nyamuk dewasa bervariasi tergantung spesiesnya dan dipengaruhi oleh panasnya suhu. Nyamuk bisa berkembang dari telur ke nyamuk dewasa paling sedikit membutuhkan waktu 10-14 hari.

(14)

Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi setelah beberapa hari setelah menetas dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk membantu pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri khas dari

nyamuk Anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging. Semua nyamuk, khususnya Anopheles dewasa memiliki tubuh yang kecil dengan 3 bagian : kepala, torak dan abdomen(perut). Kepala nyamuk berfungsi untuk memperoleh informasi dan untuk makan. Pada kepala terdapat mata dan sepasang antena. Antena nyamuk sangat penting untuk mendeteksi bau host dari tempat perindukan dimana nyamuk betina meletakkan telurnya.

Pada Anopheles dewasa, dibagi atas 3 bagian, yaitu 1) Kepala

a) Pada kepala terdapat mata, antena, probocis danpalpus b) Mata disebut juga hensen

(15)

d) Probocis merupakan moncong yang terdapat pada mulut nyamuk yang pada nyamuk betina berfungsi untuk mengisap darah akrena probocisnya tajam dan kuat, ini berbeda dengan yang jantan, sehingga yang jantan hanya mengisap bahan-bahan cair.

e) Palpus terdpat pada kanan dan kiri probocis, yang berfungsi sebagai sensory

2) Torak

a) Bentuk torak pada nyamuk anopeles seperti lokomotif b) Mempunyai tiga pasang kaki

c) Mempunyai dua pasang sayap

d) Antara torak dan abdomen terdapat alat keseimbangan yang di sebut halte, yang berfungsi sebagai alat keseimbangan pada waktu nyamuk terbang.

3) Abdomen

a) Berfungsi sebagai organ pencernaan dan tempat pembentukan telur nyamuk.

(16)

c) Darah tersebut lalu dicerna tiap waktu untuk membantu memberikan sumber protein pada produksi telurnya, dimana mengisi perutnya perlahan-lahan.

5. Spesies Anopheles

Dari 400 spesies Anopheles di dunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung sporozoit dan dapat menularkan malaria. Disetiap daerah dimana terjadi transmisi malaria biasanya hanya ada satu atau paling banyak tiga spesies Anopheles yang menjadi vektor penting. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies Anopheles yang menjadi vektor malaria (Harijanto,2000).

Ada beberapa spesies Anopheles yang penting sebagai vektor malaria di Indonesia antara lain :

a. Anopheles aconitus

Telur berwarna hitam, panjang 0,44 mm, memiiki Pelampung, diletakkan di Permukaan air. Dalam kondisi lingkungan optimal, betina mampu bertelur ±120 butir.

(17)

Posisi istirahat larva sejajar dengan permukaan air (karena tidak memiliki sifon), digunakan untuk mengambil oksigen langsung dari udara (Kemenkes,2011).

Di Indonesia nyamuk ini terdapat hampir di seluruh kepulauan, kecuali Maluku dan Irian. Biasanya terdapat dijumpai di dataran rendah tetapi lebih banyak di daerah kaki gunung pada ketinggian 400–1000 meter dengan persawahan bertingkat. Nyamuk ini merupakan vektor pada daerah–daerah tertentu di Indonesia, terutama di Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.

b. Anopheles sundauicus

Spesies ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, dan Bali. Jentiknya ditemukan pada air payau yang biasanya terdapat tumbuh tumbuhan enteromopha, chetomorpha dengan kadar garam adalah 1,2 sampai 1,8 %. Di Sumatra jentik ditemukan pada air tawar seperti di Mandailing dengan ketinggian 210 meter dari permukaan air laut dan Danau Toba pada ketinggian 1000 meter.

c. Anopheles barbirostris

(18)

pada tempat yang agak teduh seperti pada tempat yang agak teduh seperti pada sawah dan parit.

d. Anopheles maculates

Betina setiap bertelur mengeluarkan telur ±300 butir. Butir-butir telur berwarna hitam, diletakkan di permukaan air (Kemenkes,2011). Penyebaran spesies ini di Indonesia sangat luas, kecuali di Maluku dan Irian. Spesies ini terdapat didaerah pengunungan sampai ketinggian 1600 meter diatas permukaan air laut. Jentik ditemukan pada air yang jernih dan banyak kena sinar matahari.

e. Anopheles subpictus

Sepesies ini terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Nyamuk ini dapat dibedakan menjadi dua spesies yaitu :

1) Anopheles subpictus subpictus

Jentik ditemukan di dataran rendah, kadang–kadang ditemukan dalam air payau dengan kadar garam tinggi.

2) Anopheles subpictus malayensis

Spesies ini ditemukan pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Jentik ditemukan pada air tawar, pada kolam yang penuh dengan rumput pada selokan dan parit.

(19)

Butir-butir telur berwarna hitam, memiliki pelampung, diletakkan di permukaan air secara individu/tidak berkelompok. Larva ditemukan di berbagai macam genangan air jernih yang tertutup daun dan berlumpur dibagian dasar(Kemenkes,2011). Digenangan air bekas tapak binatang, pada kubangan bekas roda dan pada parit yang aliran airnya terhenti. Spesies ini terdapat di Purwakarta, Jawa Barat, Balikpapan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan.

6. Bionomik nyamuk Anopheles

Menurut Iskandar dalam Riwu (2007), layaknya nyamuk pada umumnya, Anopheles dalam kehidupannya mempunyai tiga macam tempat yaitu tempat untuk berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan darah (fleeding places), dan tempat untuk beristirahat (resting places).

a. Tempat untuk berkembang biak (breeding places).

(20)

(2007), macam-macam breeding places Anopheles antara lain sebagai berikut :

1) Berdasarkan kadar garam dari air, dibedakan atas :

a) Air payau yaitu campuran air tawar dengan air laut. Breeding places air payau antara lain seperti tambak-tambak ikan pantai, dan muara sungai yang sedang menutup. Anopheles yang senang berkembang biak di air payau antara lain : An. Sundaicus, An. Vagus, dan An. Subpictus.

b) Air tawar, breeding places air tawar masih dibedakan lagi atas macam-macam, tipe dan kebanyakan nyamuk Anopheles senang berkembang biak di air tawar.

2) Berdasarkaan keadaan sinar matahari, dibedakan atas :

a) Breeding places yang langsung mendapat sinar matahari diantaranya lebih disenangi oleh jenis An. sundaicus dan An. maculatys

b) Breeding places yang terlindung dari sinar matahari lebih disenangi oleh jenis An.vagus An.umbrocus dan An.barbumbracus.

3) Berdasarkan aliran air, dibedakan atas :

(21)

dan lain jenisnnya. Tempat-tempat tersebut digunakan untuk berkembang biak oleh An.vagus, An. Indefinitus, dan An.lueucosphirus.

b) Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah, disenangi oleh banyak jenis Anopheles, misalnya : An.aconitus, An.vagus, An.barbirostris, An.indefenitus, dan An.anullaris.

b. Tempat untuk mendapatkan darah (Fleeding Places)

1) Berdasarkan kesenangan mencari darah, dikenal dua golongan nyamuk yaitu :

a) Nyamuk yang senang mencari darah manusia b) Nyamuk yang senang mencari darah binatang.

Waktu keaktifan mencari darah bagi nyamuk Anopheles berbeda-beda. Baik nyamuk yang aktif pada malam hari maupun siang hari, tiap jenis nyamuk mempunyai kebiasaan yang berbeda-beda pula. Ada golongan nyamuk yang banyak menggigit pada siang hari dan makin berkurang pada malam hari seperti An.aconitus. Ada yang mulai menggigit setelah tengah malam sampai pagi seperti An.icucosphyrus.Ada juga yang menggigit sepanjang malam seperti An.sundaicus dan An.subpictus (Riwu, 2007).

(22)

Setelah nyamuk betina menggigit manusia atau binatang sampai perutnya penuh darah, nyamuk akan pergi ke resting places. Nyamuk akan beristirahat di resting olaces selama 2-3 hari untuk iklim Indonesia. Kemudian setelah telur matang nyamuk ke breeding places untuk bertelur. Tempat istirahat nyamuk Anopheles dapat beristirahat didalam rumah atau diluar rumah (alam bebas). Resting places diluar rumah dapat bersifat alamiah seperti gya-gua, tebing sungai/parit. Dan semak-semak; resting places buatan seperti pit traps yaitu lubang-lubang dalam tanah yang sengaja dibuat untuk beristirahat.

7. Pengendalian Nyamuk Anopheles

Program pemberantasan malaria dapat didefinisikan sebagai usaha terorganisasi untuk melaksanakan berbagai upaya menurunkan penyakit dan kematian yang diakibatkan malaria, sehingga tidak menjadi masalah kesehatan utama (Harijanto, 2000).

Pemberantasan malaria dilakukan dengan pengendalian vector yaitu nyamuk Anopheles. Nyamuk Anopheles dewasa ini banyak sekali metode pengendalian vektor dan binatang pengganggu yang telah dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia. Dari berbagai metode yang telah dikenal dapat dikelompokkan sebagai berikut :

(23)

1) Pengendalian dengan cara menghindari/mengurangi kontak atau gigitan nyamuk Anopheles.

a) Penggunaan kawat kasa pada ventilasi. Dimana keadaan rumah ventilasi udara dipasangi atau tidak dipasangi kawat kasa ini berfungsi untuk mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah.

b) Menggunakan kelambu pada waktu tidur. Kebiasaan menggunakan kelambu pada tempat yang biasa dipergunakan sebagai tempat tidur dan di gunakan sesuai dengan tata cara penggunaan kelambu untuk tempat tidur dan waktu penggunaan kelambu saat jam aktif nyamuk mencari darah. c) Menggunakan zat penolak (Repellent). Untuk kebiasaan

penggunaan repellent yang digunakan pada saat atau waktu nyamuk menggigit atau pada waktu akan tidur malam atau pada waktu lain di malam hari.

2) Pengendalian dengan cara genetik

(24)

3) Pengendalian dengan cara menghilangkan atau mengurangi tempat perindukan, yang termasuk kegiatan ini adalah :

a) pengaturan dan perbaikan aliran air.

b) Pembersihan tanaman air dan semak belukar. 4) Pengendalian Cara Biologi.

Pengendalian dengan cara ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan musuh alaminya (predator) atau dengan menggunakan protozoa, jamur dan beberapa jenis bakteri serta jenis-jenis nematoda.

5) Pengendalian Cara Fisika-Mekanik.

Pengendalian dengan Fisika-Mekanik ini menitik beratkan usahanya pada penggunaan dan memanfaatkan faktor-faktor iklim kelembaban suhu dan cara-cara mekanis.

6) Pengendalian dengan cara pengolaan lingkungan (Environmental management).

Dalam pengendalian dengan cara pengelolaan lingkungan dikenal dua cara yaitu :

a) Perubahan lingkungan (Environmental Modivication).

(25)

perindukan nyamuk tanpa menyebabkan pengaruh yang tidak baik terhadap kuwalitas lingkungan hidup manusia. Kegiatan ini antara lain dapat berupa penimbunan (filling), pengertian (draining), perataan permukaan tanah dan pembuatan bangunan, sehingga vektor dan binatang penganggu tidak mungkin hidup.

b) Manipulasi Lingkungan (Environment Manipulation)

Sehingga tidak memungkinkan vektor dan binatang pengganggu berkembnang dengan baik. Kegiatan ini misalnya dengan merubah kadar garam (solinity), pembersihan tanaman air atau lumut dan penanaman pohon bakau pada pantai tempat perindukan nyamuk sehingga tempat itu tidak mendapatkan sinar matahari.

7) Pengendalinan Dengan Cara Kimia (Chemical Control).

(26)

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Jenis vektor

Vektor Malaria

(27)

Gambar 7. Karangka konsep

Keterangan :

= variable bebas

= variable terikat

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

(28)

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini direncanakan pada bulan April 2016 2. Lokasi Penelitian

Lokasi pada penelitian ini adalah pada daerah rawa atau sungai yang ditentukan berdasarkan kecepatan angin dan arah angin di Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh vektor Malaria pada Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah .

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah seluruh vektor Malaria pada Desa Hila Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Teknik

o Variabel Definisi Operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

(29)

E. Cara pengumpulan data

1. Data Primer

Data primer diperoleh hasil identifikasi nyamuk dewasa 2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh atau dikumpulkan dari instansi, dinas terkait, buku-buku dan internet.

F. Bahan/instrumen penelitian

1. Penangkapan Nyamuk

(30)

b. Bahan

Jenis nyamuk dewasa. c. Prosedur kerja

1) Nyamuk yang telah dewasa dikeluarkan dengan cara memasukkan tabung reaksi dalam wadah penampung ( yang ditutupi kain kasa ).

2) Teteskan 1 – 2 tetes kloroform pada kapas, letakkan kapas diatas tabung reaksi.

3) Tunggu beberapa menit, setelah nyamuk tersebut pingsan nyamuk di tusuk dengan pentul dan di identifikasi dengan menggunakan mikroskop.

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Cara pengolahan

Data hasil identifikasi jenis vektor malaria disusun dalam bentuk tabel. 2. Analisis

Analisis yang dilakukan yaitu analisis

H. Penyajian Data

Gambar

Gambar 1. Siklus Nyamuk Anopheles
Gambar 2. Telur Nyamuk Anopheles
Gambar 3. Larva nyamuk Anopheles
Tabel 1. Perbedaan jentik Aedes dengan jentik Anopheles, Mansonia, dan culex
+2

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Setelah dilakukan proses jartest didapatkan bahwa dosis optimum untuk penyisihan COD dengan menggunakan koagulan kitosan keong sawah adalah pada dosis 250 mg/L dengan

Hasil studi di Afrika misalnya mengungkapkan bahwa sistem pertanian semi organik ternyata mampu meningkatkan produktivitas dan ketahanan pangan,

Arus di perairan Angsana merupakan arus sejajar/ menyusur pantai ( Longsore current), hal ini dikarenakan besar dan arah arus yang ditimbulkan dipengaruhi oleh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perpustakaan STIKES Mega Rezky Makassar peran pustakawan dalam memahami karakter pemustaka belum maksimal mereka hanya bisa

Lebih dari 20 tahun yang lalu telah ditegaskan bahwa apoptosis telah banyak dilaporkan pada 20 tahun yang lalu telah ditegaskan bahwa apoptosis telah banyak

Bermacam-macam hal yang dapat mempengaruhi jumlah foto independen yang didapatkan serta tidak terekamnya beberapa spesies antara lain tujuan dalam pemasangan, durasi

Kewajiban untuk memberi ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 tidak berlaku terhadap mereka yang mendirikan bangunan, menanam tumbuh- tumbuhan, dan lain-lain di atas