• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PRES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PRES"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

FAKTOR

FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN

PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA SEKOLAH TINGGI

TEOLOGI ”X”

Yusak Novanto

Universitas Pelita Harapan Surabaya

yusak.novanto@uph.edu

Lidia Yulianti

Sekolah Tinggi Teologi Marturia Tanjung Balai

lidia_yulianti10@yahoo.com

Abstract

Improving the quality of higher education institution is one of the important issues in Indonesia. Quality of higher education system can be mea sured by the output quality each higher education institution. The output quality can be measured easily, is student’s academic achievement. This study aims to understand the effect of student’s learning motivation, self adjustment, and student’s satisfaction toward to academic achievement. Student’s learning motivation, self adjustment and

student’s satisfaction will be assessed with some questionnaires based on Likert scale; meanwhile academic achievement will be measured using student’s cumulative GPA. Participant of this research are 83 students of STT X. The finding revealed that learning motivation, self adjustment,

and student’s satisfaction has a significant influence toward academic achievement as much as 8,5 %. Learning motivation and student’s satisfaction are proved to have positive influence toward academic achievement of STT X’s students. Meanwhile, Self Adjustment has negative influence toward academic achievement of STT X’s students.

Keywords: student’s learning motivation, self-adjustment, student’s satisfaction, academic achievement, STT X

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

(2)

2

bangsa Indonesia untuk mencapai suatu masyarakat yang adil, beradab, dan berkeadilan sosial.

Kualitas pendidikan di Indonesia dapat diukur melalui kualitas output dari pendidikan dasar menengah dan pendidikan tinggi. Secara umum, kualitas output yang mudah diukur adalah prestasi belajar siswa dan mahasiswa. Prestasi tersebut dapat dibagi menjadi prestasi akademik dan prestasi non akademik. Keduanya merupakan hal yang penting dalam mengukur keberhasilan proses belajar mengajar yang dilaksanakan oleh para guru dan dosen pada suatu lembaga pendidikan tertentu. Oleh karena itu, sekolah dan juga perguruan tinggi saat ini terus berupaya untuk menghasilkan peserta didik yang berprestasi, baik secara akademik maupun non akademik.

(3)

3

perguruan tinggi umum lainnya. Mahasiswa STT juga harus melewati masa-masa pembelajaran seperti mahasiswa pada universitas umum dan menyelesaikan studi dengan beban minimal 144 sks selama masa studi normal 4 tahun akademik. Data dari Badan Akreditasi Nasional PT per Oktober 2015, menyatakan bahwa saat ini di seluruh Indonesia ada 238 program studi Teologi jenjang S1,S2,S3, dan 149 program studi Pendidikan Agama Kristen jenjang S1,S2,S3, 5 program studi Kepemimpinan Kristen jenjang S1,S2, dan S3. Di samping itu, masih ada lagi 9 program studi Musik Gerejawi, dan 8 Program studi Misiologi, dan 8 program studi pastoral Konseling yang ada di seluruh Indonesia.

Secara umum, mahasiswa yang memilih untuk berkuliah di STT pada umumnya memiliki panggilan hidup yang diyakini berasal dari Tuhan. Hal ini menyebabkan mereka termotivasi untuk mempelajari Ilmu Teologi dan Agama agar dapat melaksanakan panggilan Tuhan dengan sungguh-sungguh untuk menjadi seorang pendeta atau rohaniwan Kristiani. Menurut Susabda (2014), Belajar di sekolah Tinggi teologi adalah belajar di tengah kondisi yang menuntut kemampuan dan kedewasaan yang penuh. Kemampuan saja tidak cukup, karena tanpa kedewasaan yang penuh, mata-mata kuliah yang begitu banyak tak mungkin dapat diintegrasikan dalam kehidupan dan pelayanan praktis. Kemampuan tanpa kedewasaan menghasilkan sarjana yang tidak hidup dalam kebenaran yang ia pelajari. Keunikan dari pelajaran dalam setiap mata kuliah di Sekolah Tinggi Theologi adalah adanya dimensi religius. Kalaupun mata kuliah yang diajarkan tidak secara langsung bicara tentang agama (religion], tetap keberhasilan studi dalam mata kuliah tersebut ditentukan oleh kemampuan mahasiswa menangkap dimensi-dimensi religius yang tersedia. Setiap calon Sarjana Theologi harus dapat hidup dalam dimensi religious ini. Meskipun secara praktis ia akan melakukan pelayanan dan kegiatan-kegiatan agama, ia bukanlah pelayan agama. la adalah pelayan (hamba) Allah. Pekerjaannya bukanlah suatu job melainkan "jawab atas panggilan Allah."

(4)

4

tercapainya prestasi belajar, karena perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang memberikan energi dan dorongan untuk mencapai suatu tujuan (Santrock, 2009). Motivasi belajar yang tinggi dapat membantu mahasiswa dalam melakukan dan mencapai apa yang diinginkan, seperti memperoleh prestasi yang tinggi dalam belajar (Kertamuda, 2008).

Penelitian terkait pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi akademik telah dilakukan beberapa peneliti. Sebagai contoh, Arini (2009) menunjukkan bahwa motivasi belajar memiliki pengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian ini dilakukan terhadap 180 siswa kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa siswa dengan motivasi belajar yang tinggi memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan siswa dengan motivasi belajar yang lebih rendah.

Mahasiswa STT umumnya juga berasal dari berbagai daerah, bahkan kebanyakan berasal dari desa atau kota-kota kecil. Pada saat menempuh pendidikan di STT, mereka akan diperhadapkan dengan berbagai kebiasaan dan budaya yang baru. Menurut Ronda (2014), keputusan masuk sekolah teologi tentunya harus berdasarkan panggilan Tuhan. Walaupun demikian tidak sedikit mahasiswa yang masuk ke sekolah teologi bukan karena panggilan, tapi lebih karena faktor-faktor eksternal lainnya seperti desakan orang tua, ajakan teman atau bahkan menjadikan pelarian. Di STT, mahasiswa diperhadapkan dengan disiplin rohani, terlibat dalam pelayanan dan melaksanakan tugas belajar yang berat serta harus mampu mengatasi banyaknya godaan dan tantangan yang harus mereka lewati. Sekolah teologi memiliki peraturan dan disiplin yang tegas untuk mereka yang melakukan kesalahan, yang tentunya disertai dengan bimbingan dan disiplin.

(5)

5

Gerungan (dalam Sunaryo, 2002) menyatakan bahwa penyesuaian diri adalah suatu usaha untuk mengubah diri sesuai dengan keadaan di lingkungan, tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri). Kemampuan dalam penyesuaian diri akan mempengaruhi pencapaian prestasi akademik dari mahasiswa Lebih lanjut lagi, Gunarsa D dan Gunarsa Y (2004) menekankan bahwa penyesuaian diri berfungsi untuk menciptakan keadaan yang seimbang dan tidak ada tekanan yang bisa mengganggu berfungsinya suatu aspek kepribadian. Hal ini berarti bahwa dengan penyesuaian diri yang baik, mahasiswa akan menjalani suatu proses belajar dengan menyenangkan. Studi empiris yang menunjukkan pengaruh positif dari penyesuaian diri terhadap prestasi akademik ditunjukkan oleh Zukhri (2007) dan Melda (2008).

Selain faktor motivasi belajar dan penyesuaian diri, kepuasan yang dirasakan mahasiswa selama mengikuti proses belajar mengajar, juga sangat mempengaruhi pencapaian prestasi akademik mahasiswa. Kepuasan mahasiswa terhadap proses dan fasilitas pendidikan akan menumbuhkan semangat belajar dan keinginan untuk terus berprestasi. Hal ini pada akhirnya berdampak pada peningkatan prestasi akademik mahasiswa. Hal ini didukung juga oleh hasil penelitian Pike (1991) yang menunjukkan bahwa kepuasan mahasiswa memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap nilai prestasi akademik.

(6)

6

bertujuan untuk melihat keterkaitan dari variabel motivasi belajar, penyesuaian diri, dan kepuasan mahasiswa terhadap prestasi belajar mahasiswa.

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Hubungan Motivasi Belajar dan Pencapaian Prestasi Akademik

Motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang dimiliki seseorang untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran (Kertamuda, 2008). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Uno (2013), motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dorongan internal dan eksternal pada mahasiswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah lalu pada umumnya. Lebih lanjut lagi, Uno (2013) menjabarkan bahwa perubahan tingkah laku mahasiswa akan dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, dan adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seseorang mahasiswa dapat belajar dengan baik.

Motivasi belajar akan mempengaruhi pencapaian prestasi akademik. Davidoff (1981) dan Kertamuda (2008) menyatakan bahwa motivasi belajar menumbuhkan semangat berprestasi dalam diri mahasiswa. Mahasiswa akan memiliki kebutuhan untuk mengejar keberhasilan, mencapai cita-cita atau keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas yang sukar. Hal ini berarti bahwa motivasi belajar yang kuat akan memberikan kekuatan kepada mahasiswa dalam menjalani proses pendidikan di perguruan tinggi, sekaligus untuk meraih prestasi sebaik mungkin.

2.2 Hubungan Penyesuaian Diri dan Pencapaian Prestasi Akademik

(7)

7

lingkungan tempat tinggalnya, dengan cara yang baik dan benar. Selain itu mahasiswa juga perlu menyesuaikan dirinya dengan individu-individu lain yang berinteraksi dengan dirinya, seperti para dosen, pimpinan program studi, pimpinan Fakultas, Pimpinan universitas, staf administrasi, staf bagian kemahasiswaan, dan orang-orang di sekeliling tempat tinggalnya.

Mahasiswa yang dapat menyesuaikan diri dengan baik selama berkuliah, kemungkinan besar akan memperoleh prestasi akademik yang baik pula. Mengingat proses belajar mengajar di perguruan tinggi cukup berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya, maka akan dibutuhkan suatu usaha yang besar agar dapat menyelesaikan studi dengan baik. Rathus dan Nevid (dalam Gunawati, Hartati, dan Listiara, 2006) menyatakan bahwa dengan memiliki penyesuaian diri yang baik, mahasiswa akan mampu menghadapi segala macam kondisi, termasuk dalam menangani stres dalam proses berkuliah. Hal ini akan terus menjaga mahasiswa selalu dalam keadaan tenang dan seimbang, yang pada akhirnya akan berdampak pada pencapaian prestasi akademiknya.

2.3 Hubungan Kepuasan Mahasiswa dan Pencapaian Prestasi Akademik

Boone dan Kurtz (2007) mendefinisikan kepuasan pelanggan kemampuan suatu barang atau jasa untuk memenuhi atau melebihi kebutuhan dan keinginan pembeli. Dalam konteks perguruan tinggi, mahasiswa merupakan pelanggan yang harus dipuaskan, melalui pelayanan-pelayanan yang disediakan oleh perguruan tinggi tersebut. Dalam penelitian ini, kepuasan mahasiswa merujuk pada perasaan senang atau kecewa yang dirasakan oleh mahasiswa terhadap kualitas layanan yang diberikan pihak kampus, setelah membandingkan dengan apa yang menjadi harapan mereka sebelumnya.

(8)

8

hanya terjadi satu intreraksi (one way system). Dampak yang lebih berat lagi adalah mahasiswa akan malas dan jarang mengikuti perkuliahan. Hal ini menunjukkan pentingnya kepuasan mahasiswa terhadap pencapaian prestasi akademiknya.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui kaitan antara faktor-faktor yang diduga dapat mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Berdasarkan tinjauan teoritis, penelitian ini akan menguji pengaruh motivasi belajar, penyesuaian diri, dan kepuasan mahasiswa terhadap prestasi akademik. Secara khusus, penelitian ini memilih mahasiswa STT X sebagai subyek penelitian. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya pada bagian latar belakang masalah, peneliti berasumsi bahwa mahasiswa STT akan memiliki motivasi belajar yang kuat, kemampuan untuk melakukan penyesuaian diri yang tinggi, dan harapan-harapan yang akan mempengaruhi kepuasan mereka selama menempuh studi di STT. Adapun model penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Model Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui survei dan juga dari data akademik. Survei terdiri dari tiga kuesioner, yaitu kuesioner untuk mengukur motivasi belajar, penyesuaian diri dan kepuasan mahasiswa. Sedangkan data

Motivasi Belajar x1

Penyesuaian Diri x2

Kepuasan Mahasiswa x3

(9)

9

prestasi akademik mahasiswa diperoleh dari data akademik di bagian kemahasiswaan. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, di mana seluruh populasi mahasiswa STT X dijadikan sampel penelitian ini. Kuesioner untuk mengukur motivasi belajar dikembangkan dari aspek-aspek motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2013). Kuesioner untuk mengukur penyesuaian diri dikembangkan dari unsur-unsur penyesuaian diri yang dikemukakan oleh Schneider (1995). Kuesioner untuk mengukur kepuasan mahasiswa dikembangkan dari dimensi-dimensi kepuasan mahasiswa yang dikemukakan oleh Kotler (1997). Adapun kuesioner untuk motivasi belajar, penyesuaian diri, dan kepuasan mahasiswa dapat dilihat pada lampiran. Sedangkan prestasi akademik mahasiswa akan ditentukan berdasarkan perolehan hasil IPK mahasiswa pada semester berjalan, di mana penelitian ini dilaksanakan. Mahasiswa yang menjadi responden adalah sebanyak 83 orang mahasiswa. Namun demikian, hanya 74 responden yang mengisi kuesioner dengan lengkap dan benar. Oleh karena itu, sebanyak 9 data responden tidak disertakan dalam penelitian. Setelah memastikan bahwa data dari responden sudah lengkap, akan dilanjutkan ke pengolahan dan analisis data. Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda, dengan bantuan software IBM SPSS ver 22.

PEMBAHASAN

Analisis regresi linear berganda menghasilkan suatu persamaan matematik terkait hubungan variabel-variabel dalam model penelitian, sekaligus juga signifikansi dari hubungan tersebut. Hasil analisis berganda ditunjukkan pada tabel 1.

(10)

10

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa persamaan matematika hubungan motivasi belajar, penyesuaian diri, dan kepuasan mahasiswa terhadap prestasi akademik adalah:

Prestasi Akademik = 0,270 MB – 0,192 PD + 0,036 KM

Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan secara bersama-sama, variabel motivasi belajar, penyesuaian diri, dan kepuasan mahasiswa memberikan pengaruh sebesar 8,5% terhadap prestasi akademik mahasiswa STT X. Lebih lanjut lagi, berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel motivasi belajar dan kepuasan mahasiswa memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademik mahasiswa STT X, sedangkan variabel Penyesuaian Diri memberikan pengaruh negatif terhadap prestasi akademik mahasiswa STT X. Bila melihat pada level signifikansinya, hanya variabel motivasi belajar yang memiliki pengaruh yang paling signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa STT X. Hal ini dapat dilihat dari nilai statistical significance yang bernilai 0,024, yaitu dibawah nilai α sebesar 0,05.

Motivasi belajar sangat penting bagi mahasiswa STT X dalam meningkatkan prestasi akademiknya. Mahasiswa yang memiliki target lulus dengan nilai memuaskan dan keinginan yang kuat dalam berkuliah, akan memiliki nilai prestasi akademik yang lebih tinggi. Selain itu, dukungan dari keluarga, dosen, dan teman kelompok juga merupakan faktor-faktor penting dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa. Pengaruh positif dan signifikan dari motivasi belajar terhadap prestasi akademik sejalan dengan penelitian Zukhri (2007), Melda (2008), dan Arini (2009). Oleh karena itu, pihak STT X diharapkan untuk turut berupaya dalam meningkatkan motivasi belajar mahasiswa agar mereka dapat berprestasi secara maksimal. Hal ini, pada akhirnya secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan STT X.

(11)

11

yang lebih baik, cenderung memiliki prestasi akademik yang menurun. Namun demikian, nilai statistical significance yang bernilai 0,136, menunjukkan bahwa prediksi pengaruh yang negatif ini memiliki tingkat kesalahan yang besar, yaitu 13,6%, sehingga dapat dikatakan pengaruh tersebut tidak terlalu signifikan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat juga disimpulkan bahwa kepuasan mahasiswa memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademik. Pengaruh sikap dan layanan pihak kampus, sarana dan prasarana, serta beasiswa merupakan faktor yang penting dalam menciptakan kepuasan mahasiswa. Walaupun nilai signifikansi pengaruhnya kurang, namun pengaruh positif dari kepuasan mahasiswa terhadap prestasi akademik sejalan dengan hasil penelitian Pike (1991).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kualitas output pendidikan merupakan indikator keberhasilan dalam pengelolaan perguruan tinggi. IPK merupakan cerminan utama pencapaian prestasi akademik selama mahasiswa menempuh studi di perguruan tinggi. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman yang kuat terhadap faktor penentu prestasi akademik mahasiswa. Dengan demikian, semua pihak dapat berupaya dengan sungguh memperhatikan faktor tersebut agar kualitas perguruan tinggi semakin baik.

Secara khusus, dalam penelitian ini telah menemukan bukti empiris pengaruh variabel motivasi belajar, penyesuaian diri, dan kepuasan mahasiswa terhadap prestasi akademik. Berdasarkan analisis data dan pembahasan diketahui bahwa variabel motivasi belajar dan kepuasan mahasiswa memberikan pengaruh positif terhadap prestasi akademik, sedangkan variabel penyesuaian diri memberikan pengaruh yang negatif. Namun demikian, dapat disimpulkan bahwa hanya variabel motivasi belajar yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar mahasiswa di STT X.

(12)

12

motivasi belajar mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan memberi dukungan penuh agar mahasiswa dapat terus berprestasi. Selain dukungan dari diri sendiri, mahasiswa juga perlu dukungan dari keluarga, dosen, dan juga teman kuliah mereka. Selain itu, pihak STT X juga harus terus meningkatkan kualitas layanan dan produk dari sekolah tersebut. Hal ini tentunya dapat meningkatkan kepuasan mahasiswa yang pada akhirnya meningkatkan prestasi akademik mereka. Interaksi dua arah antara pihak STT X dan mahasiswa harus terus ditingkatkan agar tercipta suasana belajar yang kondusif bagi mahasiswa.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan utama dari penelitian ini adalah jumlah responden yang sedikit. Dari responden yang sedikit tersebut, kemungkinan dijumpai kelompok-kelompok responden yang mungkin tidak homogen, sehingga mempengaruhi hasil penelitian. Namun demikian, hasil penelitian ini masih menunjukkan suatu temuan empiris yang mendukung penelitian terkait faktor penentu prestasi akademik mahasiswa. Secara khusus, penelitian ini memberikan sumbangsih terhadap penelitian yang dilakukan pada sekolah tinggi teologi yang berlandaskan nilai-nilai agama Kristiani.

Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan penelitian terkait faktor penentu prestasi akademik mahasiswa. Variabel lain yang dapat ditambahkan antara lain nilai tes potensi akademik (TPA), strategi belajar mahasiswa, dan konsep diri. Secara khusus, variabel-variabel lain yang terkait dengan nilai-nilai moralitas dan agama juga perlu dipertimbangkan sebagai variabel penelitian, khususnya bila obyek penelitiannya ditujukan pada lembaga pendidikan tinggi yang berbasis agama atau bersifat khusus seperti Sekolah Tinggi Teologi.

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

Arini, K.S. (2009). Pengaruh Tingkat Inteligensi dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Akademik Siswa kelas II SMA Negeri 99 Jakarta. Jurnal PsikologiUniversitas Gunardarma vol 5, 107-112

Boone,L.E, & Kurtz,D.L.(2007).Contemporary Business.South Western USA Thomson Learning.

Davidoff, L (1981). Introduction to Psychology 2nd Revised Edition.New York : McGraw-Hill, Inc.

Gunarsa, S.D, & Gunarsa, Y. (2004). Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Gunawati, R., Hartati, S., & Listiara, A. (2006). Hubungan antara Efektivitas Komunikasi Mahasiswa-Dosen Pembimbing Utama Skripsi dengan Stres dalam Menyusun Skripsi Pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro, vol 3 (2).p.93-115.

Kertamuda, F.(2008). Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar. Jurnal Psikologi, vol 21 (1): p.27.

Kotler, P. (1997). Marketing Management Analysis, Planning, Implementation and Control and Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.

Melda, S.A.(2008). Hubungan antara Konsep Diri dan Penyesuaian Diri dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara. Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara Pike, G. (1991). The Effects of Background, Coursework, and Involvement on

(14)

14

Ronda, Daniel.(2014). Mitos masuk Sekolah Teologi diunduh pada 30 Oktober 2015 pada http://www.danielronda.com/index.php/artikelmateri-kuliah/113-mitos-masuk-sekolah-teologi.html

Santrock, J.W. (2009). Educational Psychology.New York: McGraw – Hill. Schneiders, A.A. (1995). Personal Adjustment and Mental Health. New York: Holt, Reinhart & Winston Inc.

Sunaryo. (2002). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: Penerbit EGC.

Susabda, Yakub (2014). Belajar di Sekolah Tinggi Teologi. Diunduh pada 30 Oktober 2015 pada http://www.konselingkristen.org/index.php/2014-12-01-01-17-30/spiritualitas-teologi/127-belajar-di-sekolah-tinggi-teologi

Uno,H.B.(2013).Teori motivasi & pengukurannya: Analisis di bidang pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Utomo, P. (2009). Analisis Kontribusi Pemberian Beasiswa terhadap Peningkatan Prestasi Akademik Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. (Penelitian tidak dipublikasikan)

(15)

15

LAMPIRAN

Motivasi Belajar

- Saya memiliki target lulus kuliah dengan IPK di atas 3,00 - Keluarga saya memuji hasil prestasi belajar saya

- Saya menjadi lebih memahami materi kuliah yang disampaikan oleh dosen dengan cara yang menarik

- Diskusi belajar tidak banyak menolong saya dalam memahami materi kuliah

- Tidak menyelesaikan kuliah sarjana bukanlah masalah besar bagi saya - Saya menggunakan segala kemampuan yang saya miliki untuk meraih

prestasi belajar yang tinggi

Penyesuaian Diri

- Saya mengalami kesulitan untuk bangkit kembali setelah mengalami masalah yang berat

- Saya mampu memberikan pengaruh yang positif untuk rekan-rekan saya. - Ketika saya kecil, orangtua saya memberi teladan yang baik bagi diri saya - Saya mempunyai konsep diri yang positif

- Saya selalu mengharapkan kesempurnaan dalam hidup tanpa melihat keterbatasan saya

- Saya berusaha mematuhi norma, adat, etika yang berlaku di masyarakat - Saya menyesuaikan diri dan mendukung visi misi STT

Kepuasan Mahasiswa

- Pimpinan kampus mengutamakan kepentingan dan kebutuhan mahasiswa dalam proses pengambilan keputusan di tingkat STT

- Pihak Kampus selalu berusaha mencari solusi bagi setiap keluhan dan permasalahan yang dihadapi mahasiswa.

- Pihak kampus memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang membutuhkan

- Kampus tidak menyediakan ruangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi (makan, minum) mahasiswa

(16)

16

- Kampus saya menyediakan akses jurnal online yang membantu saya untuk mengerjakan tugas-tugas perkuliahan

Gambar

Gambar 1. Model Penelitian
Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi, fenomena, dan permasalahan yang terjadi penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Atribut Produk dan Harga

Jadi berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini bahwa semua perlakuan yang mendapat tepung bawang putih dalam ransum belum dapat menurunkan kadar kolesterol darah

Administrasi Teknis Harga Penawaran Terkoreksi (Rp).. No Nama Penyedia

Menindaklanjuti Berita Acara Evaluasi Penawaran Pekerjaan Jasa Konsultansi Penyusunan Buku Identifikasi Karakteristik Potensi Daerah Dalam Pengembangan Pembangunan Desa

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu, dimana hasil pemeriksaan penting untuk diketahui agar ibu tidak khawatir. Hasil pemeriksaan menunjukkan keadaan ibu

[r]

Dari ketiga bentuk kebijakan luar negeri tersebut, Cina melakukan dua strategi kebijakan luar negeri yang berkaitan dengan penjalinan hubungan baik dengan tetangga

1) Bagi peneliti dapat mengetahui dan mengembangkan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) sehingga terbiasa melakukan inovasi dalam