• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi. deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X 1 ), dan motivasi. deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

A. Deskripsi Variabel Penelitian

Ada 3 tiga variabel yang diteliti yaitu minat (X1), dan motivasi

menjadi bidan (X2), serta prestasi belajar (Y). Ketiga variabel tersebut

dinyatakan secara numerik (dalam bentuk skor). Untuk memudahkan deskripsinya, ketiga variabel dapat dinyatakan secara kategorik.

1. Minat (X1)

Variabel minat diukur dengan kuesioner yang terdiri atas 20 item soal yang masing-masing berskala Likert dengan nilai 1 – 5. Skor total minat memiliki kemungkinan tertinggi sebesar 100 dan kemungkinan terendah sebesar 20. Dengan membagi rentang nilai ke dalam 3 bagian yang sama besar maka minat dapat dikategorikan menjadi: tinggi (74 – 100), sedang (47 – 73), dan rendah (20 – 46). Berikut adalah distribusi responden berdasarkan minat.

Tabel 2.5 Distribusi Responden berdasarkan Minat

Minat Frekuensi Prosentase

Tinggi Sedang Rendah 4 29 2 11,4% 82,9% 5,7% Total 35 100,0%

Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 35 mahasiswi yang menjadi responden terdapat 4 mahasiswi (11,4%) yang memiliki minat tinggi, 29 mahasiswi (82,9%) yang memiliki minat sedang, dan 2 mahasiswi (5,7%) yang memiliki minat rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

(2)

commit to user

sebagian besar mahasiswi tingkat II semester III Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta memiliki minat yang sedang.

2. Motivasi Menjadi Bidan (X2)

Variabel motivasi diukur dengan kuesioner yang terdiri atas 20 item soal yang masing-masing berskala Likert dengan nilai 1 – 5. Skor total motivasi memiliki kemungkinan tertinggi sebesar 100 dan kemungkinan terendah sebesar 20. Dengan membagi rentang nilai ke dalam 3 bagian yang sama besar maka motivasi dapat dikategorikan menjadi: tinggi (74 – 100), sedang (47 – 73), dan rendah (20 – 46). Berikut adalah distribusi responden berdasarkan motivasi menjadi bidan.

Tabel 2.6 Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Menjadi Bidan

Motivasi Frekuensi Prosentase

Tinggi Sedang 6 29 17,1% 82,9% Total 35 100,0%

Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 35 mahasiswi yang menjadi responden terdapat 6 mahasiswi (17,1%) yang memiliki motivasi tinggi dan 29 mahasiswi (82,9%) yang memiliki motivasi sedang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswi tingkat II semester III Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta memiliki motivasi menjadi bidan yang sedang.

(3)

commit to user

3. Prestasi Belajar (Y)

Variabel prestasi belajar diukur dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Prestasi belajar dapat dikategorikan menjadi: sangat baik (3,51 – 4), baik (2,75 – 3,5), cukup (2,00 – 2,74), kurang (1,00 – 1,99), dan buruk (0,10 – 0,99). Berikut adalah distribusi responden berdasarkan prestasi belajar.

Tabel 2.7 Distribusi Responden berdasarkan Prestasi Belajar

Prestasi Belajar Frekuensi Prosentase

Sangat Baik Baik Cukup 5 27 3 14,3% 77,1% 8,6% Total 35 100,0%

Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 35 mahasiswi yang menjadi responden terdapat 5 mahasiswi (14,3%) yang memiliki prestasi sangat baik, 27 mahasiswi (77,1%) yang memiliki prestasi baik, dan 3 mahasiswi (8,6%) yang memiliki prestasi cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswi tingkat II semester III Akademi Kebidanan Ummi Khasanah Yogyakarta memiliki prestasi belajar yang baik.

B. Pengujian Prasyarat Analisis

Metode yang digunakan untuk analisis data adalah model regresi linier ganda. Metode ini mensyaratkan serangkaian pengujian yang menyangkut asumsi terhadap 4 hal yaitu normalitas, heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan autokorelasi.

(4)

commit to user

1. Uji Normalitas

Model regresi linier yang baik mensyaratkan nilai residual yang berdistribusi normal. Normalitas residual dapat dideteksi secara visual

dengan melihat pola pada plot normalitas residual (normal p-p plot of

regression standardized residual). Apabila pola titik-titik pada plot mengikuti garis lurus diagonal maka nilai residual dinyatakan berdistribusi normal.

Gambar 2.3 Plot Normalitas Residual

Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik-titik plot mengikuti garis lurus diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual berdistribusi normal.

(5)

commit to user

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah ketidaksamaan variansi residual antara satu titik pengamatan dengan titik-titik pengamatan yang lain. Dengan kata lain ini adalah lawan dari homoskedastisitas (homogenitas variansi). Kondisi ini membuat model regresi linier menjadi bias sehingga tidak boleh terjadi. Heteroskedastisitas dapat diketahui secara visual dengan

melihat pola titik-titik pada scatterplot antara nilai dependen terprediksi

(regression standardized predicted value) dengan nilai residual (regression studentized residual). Apabila titik-titik pada scatterplot

menyebar secara acak di atas dan di bawah nilai 0 sumbu Y maka dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

Gambar 2.4 Scatterplot Heteroskedastisitas

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot

(6)

commit to user

demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.

3. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah adanya korelasi sempurna antar variabel independen. Dengan kata lain ini adalah lawan dari independensi (ketidakterikatan) antar variabel independen. Dalam model regresi kondisi ini tidak boleh terjadi karena dapat mengurangi akurasi model.

Multikolinieritas dapat ditentukan berdasarkan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dan tolerance nya. Model regresi dinyatakan bebas dari masalah multikolinieritas apabila semua variabel independen memiliki

VIF < 10 dan tolerance > 0,1.

Hasil perhitungan collinearity diagnostic menunjukkan bahwa

kedua variabel independen masing-masing memiliki VIF sebesar 1,643 dan tolerance sebesar 0,609. Oleh karena nilai VIF < 10 dan tolerance > 0,1 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah multikolinieritas.

4. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya keterkaitan atau tren nilai residual dari pengamatan satu ke pengamatan berikutnya. Kondisi ini juga merupakan masalah yang dapat mengurangi akurasi model. Autokorelasi dapat

diketahui dengan uji Durbin-Watson. Model regresi dinyatakan bebas

(7)

commit to user

DU. DU adalah nilai kritis distribusi Durbin-Watson yang ditentukan

berdasarkan jumlah parameter dalam model regresi dan jumlah sampel.

Perhitungan uji Durbin-Watson menghasilkan nilai uji statistik DW

sebesar 1,855. Jumlah parameter model regresi adalah sebanyak 3 (1 konstanta dan 2 koefisien) sedangkan jumlah sampel adalah 35 sehingga diperoleh nilai DU sebesar 1,584 dan 4 – DU sebesar 2,416. Dapat dilihat bahwa nilai DW terletak di antara DU dan 4 – DU (1,584 < 1,855 < 2,416) sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari masalah autokorelasi.

C. Pengujian Hipotesis Regresi Linier Ganda

Model regresi linier ganda tersusun atas prestasi belajar (Y) sebagai variabel dependen serta minat (X1) dan motivasi menjadi bidan (X2) sebagai variabel independen. Perlu diketahui bahwa makna ketiga variabel secara kualitatif sebanding dengan skornya. Semakin besar skor semakin baik minat, motivasi, dan prestasi belajar. Beberapa hasil perhitungan regresi linier ganda yang dianalisis dapat dilihat pada tabel berikut.

(8)

commit to user

Tabel 2.8 Hasil Perhitungan Regresi Linier Ganda

Variabel b t p Konstanta 0,939 3,197 0,003 Minat 0,014 2,937 0,006 Motivasi 0,020 3,698 0,001 Adjusted R2 0,626 F 29,471 p 0,000

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilakukan interpretasi dan analisis sebagai berikut.

1. Persamaan Regresi Linier Ganda

Hubungan antara minat (X1) dan motivasi menjadi bidan (X2) dengan prestasi belajar (Y) secara matematis dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan linier sebagai berikut:

Y = 0,939 + 0,014 X1 + 0,020 X2

Persamaan regresi tersebut dapat diinterpretasikan sebagaimana persamaan matematika linier. Sesuai persamaan di atas maka skor variabel Y dapat

dihitung dengan menambah konstanta sebesar 0,939 dengan skor X1 yang

dikalikan 0,014 dan dengan skor X2 yang dikalikan 0,020. Dengan

demikian kenaikan skor X1 (minat semakin baik) dan kenaikan skor X2

(motivasi semakin baik) akan menyebabkan kenaikan skor Y (prestasi belajar semakin baik). Dengan kata lain pengaruh minat dan motivasi menjadi bidan terhadap prestasi belajar bersifat positif.

2. Koefisien Determinasi (adjusted R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) merupakan angka yang

(9)

commit to user

dijelaskan dengan model regresi. Angka ini menunjukkan seberapa baik model regresi linier ganda mewakili hubungan antar variabel. Angka ini juga dapat diinterpretasikan sebagai besarnya kontribusi pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen.

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa model regresi yang

diperoleh memiliki koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,626. Hal

ini menunjukkan bahwa besarnya kontribusi pengaruh minat dan motivasi menjadi bidan terhadap prestasi belajar adalah sebesar 62,6%. Dengan demikian (100% – 62,6%) = 37,4% pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswi disebabkan faktor-faktor lain.

3. Uji Parsial Koefisien Regresi (Uji t)

Pengujian statistik terhadap koefisien regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan parsial antara masing-masing variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini uji statistik parsial dilakukan untuk menguji hipotesis pertama dan kedua.

a. Uji Statistik Koefisien Regresi X1

Perhitungan uji statistik terhadap koefisien variabel X1 menghasilkan nilai thitung sebesar 2,937 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,006. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% sehingga apabila dibandingkan terlihat bahwa p-value < 0,05 sehingga diputuskan bahwa hipotesis pertama penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara minat dengan prestasi belajar.

(10)

commit to user

b. Uji Statistik Koefisien Regresi X2

Perhitungan uji statistik terhadap koefisien variabel X2

menghasilkan nilai thitung sebesar 3,698 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,001. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% sehingga apabila dibandingkan terlihat bahwa p-value < 0,05 sehingga diputuskan bahwa hipotesis kedua penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi menjadi bidan dengan prestasi belajar.

4. Uji Simultan Model Regresi (Uji F)

Pengujian statistik terhadap model regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan simultan antara kedua variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini uji statistik simultan dilakukan untuk menguji hipotesis ketiga.

Perhitungan uji statistik terhadap model regresi menghasilkan nilai Fhitung sebesar 29,471 dengan probabilitas (p-value) sebesar 0,000. Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi 5% sehingga apabila dibandingkan terlihat bahwa p-value < 0,05 sehingga diputuskan bahwa hipotesis ketiga penelitian diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan secara bersama-sama antara minat dan motivasi menjadi bidan dengan prestasi belajar.

(11)

commit to user

D. Pembahasan

1. Hubungan Minat dengan prestasi Belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat menjadi Bidan dengan Prestasi belajar dengan regresi linear ganda uji statistik (F) sebesar 2,937 dan nilai signifikansi 0,006 < 0,05. Hal tersebut dapat di ketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai minat sedang cukup banyak yaitu sebesar 29 orang (82,9%) serta prestasi belajarnya 27 orang (77,1%) yang memiliki prestasi baik . Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti diterima. Hasil tersebut sesuai dengan teori Sandjaja ( 2005 ) bahwa suatu aktivitas akan di lakukan atau tidak sangat tergantung sekali minat sesorang terhadap aktivitas tersebut, di sini tampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas. Ini berarti minat sangat berhubungan dengan nilai-nilai yang membuat seseorang mempunai pilihan dalam hidupnya. Minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Minat menjadi bidan berhubungan positif dan signifikan dengan prestasi belajar mahasiswi Akademi Kebidanan Ummi Khasanah, Bantul, Yogyakarta. Hubungan positif berarti bahwa semakin baik minat mahasiswa untuk menjadi bidan maka akan semakin baik pula prestasi belajarnya. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Thulus H dan Soetarno (1989) bahwa keberhasilan belajar seseorang dapat dipengaruhi dan ditentukan oleh faktor internal yang terdiri atas kondisi fisiologi dan psikologis. Di antara

(12)

commit to user

fungsi psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar adalah minat. Minat mahasiswi untuk berprestasi dalam pembelajaran dapat secara langsung menentukan baik tidaknya prestasi belajar. Minat mahasiswi untuk berprestasi membantunya dalam meningkatkan kualitas proses belajar sehingga pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar. Menurut Arianto (2008) beberapa peranan minat dalam belajar yaitu menimbulkan konsentrasi atau perhatian dalam belajar, menimbulkan kegembiraan atau perasaan senang dalam belajar, memperkuat ingatan tentang pelajaran yang telah diberikan, melahirkan sikap belajar yang positif dan kontruktif, dan memperkecil kebosanan terhadap pelajaran. Dari hasil tersebut memang ada kesesuaian antara teori dan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa semakin tinggi minat seseorang menjadi Bidan, maka prestasi belajarnya juga semakin baik.

2. Hubungan Motivasi Menjadi Bidan dengan Prestasi Belajar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara minat menjadi Bidan dengan Prestasi belajar dengan regresi linear ganda uji statistik (F) hal ini ditunjukkan dengan uji statistik (F) sebesar 3,698 dan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. Hal tersebut dapat di ketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai motivasi sedang cukup banyak yaitu sebesar 29 orang (82,9%) dan 27 orang (77,1%) yang memiliki prestasi baik. Motivasi untuk menjadi bidan juga dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar meskipun mungkin tidak secara langsung bahkan bisa jadi motivasi menjadi bidan merupakan predisposisi yang membentuk minat berprestasi pada mahasiswi

(13)

commit to user

kebidanan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi sebagai daya dorong untuk belajar mahasiswa D III Akademi Kebidanan Ummi Khasanah. Kemungkinan sebagian atau hampir semua mahasiswa mempunyai tujuan yang sesuai dengan hati nuraninya saat mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Hamalik ( 2008 ) yang mengatakan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan serta berfungsi untuk mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan, dan sebagai pengerak.Walaupun mahasiswa hanya mengikuti teman-temannya atau faktor terpaksa karena dorongan orang tua untuk kuliah di D III kebidanan tetapi motivasi mereka untuk menjadi Bidan sebagian besar sedang. Motivasi belajar erat hubungannya dengan aktivitas belajar yang di lakukan mahasiwa untuk menjadi Bidan. Pada mahasiswa yang mempunyai motivasi yang tinggi akan selalu berusaha untuk belajar dan di setiap waktu dan mementingkan untuk belajar daripada melakukan aktivitas lain yang tidak penting.

Sebaliknya pada mahasiwa yang memiliki motivasi yang rendah untuk menjadi Bidan , maka motivasi belajarnya juga rendah yang akan sulit untuk mencapai prestasi yang baik. Hal ini karena mereka malas belajar, mudah putus asa, tidak berorientasi ke depan, terpengaruh oleh lingkungan, memiliki ketergantungan pada orang lain, sehingga mahasiswa cenderung harus mendapatkan arahan atau perintah agar dapat menentukan cara belajar yang lebih efektif dalam memahami pelajaran. Motivasi untuk menjadi bidan

(14)

commit to user

adalah faktor yang seharusnya muncul lebih awal dari minat. Variabel ini mendasari seseorang untuk masuk pada Akademi Kebidanan. Ijazah kelulusan akan menjadi dokumen legal untuk menekuni profesi bidan dan pengetahuan serta keterampilan yang dipelajari di akademik akan menjadi dasar baginya untuk menjalankan tugas-tugas sebagai bidan. Motivasi yang terkait dengan proses belajar dalam hal ini adalah motivasi untuk memahami pengetahuan dan menguasai keterampilan yang diajarkan di bangku perkuliahan sehingga nantinya dapat menjadi bidan yang kompeten. Motivasi ini dalam prakteknya mendorong mahasiswi untuk mau belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh. Dengan demikian mahasiswa dengan motivasi yang tinggi untuk menjadi Bidan , maka memiliki motivasi belajar yang tinggi pula dan ini akan lebih baik dalam pencapaian prestasi belajar, karena mereka dapat mengaktifkan, menggerakkan dan mengarahkan serta menentukan cara belajar yang lebih efektif dalam memahami pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tanpa terpengaruh oleh lingkungan dan tidak tegantung orang lain. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar, apabila motivasinya rendah maka pencapaian tujuan belajar juga akan kecil dan apabila motivasinya tinggi, maka pencapaian prestasi belajarnya tinggi.

(15)

commit to user

3. Hubungan Minat dan Motivasi menjadi Bidan dengan Prestasi Belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara Minat dan Motivasi menjadi Bidan dengan Prestasi belajar dengan regresi. Hal ini ditunjukkan dengan Regresi linear ganda uji statistik (F) sebesar 29,471 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,000 sehingga p < 0,05. Hal tersebut dapat di ketahui bahwa mahasiswa yang mempunyai minat sedang cukup banyak yaitu sebesar 29 orang (82,9%) dan mahasiswa yang mempunyai Motivasi sedang yaitu sebesar 29 orang (82,9%) serta 27 orang (77,1%) yang memiliki prestasi baik. Hasil penelitian ini didukung oleh banyak hasil penelitian lain dengan tema sejenis. Nabhani (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara minat dan motivasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa AKPER Muhammadiyah Surakarta. Penelitian serupa dilakukan oleh Wicahyanti (2010) yang menyimpulkan bahwa ada korelasi antara minat dan motivasi terhadap prestasi belajar pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Menurut Poerwodarminto ( 1990 ) keberhasilan belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan oleh setiap mata pelajaran yang lazimnya di tunjukkan dalam bentuk nilai test angka yang di berikan setiap guru. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan dari presepsi dan perilaku, misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lengkap. Belajar menunjukkan beberapa perubahan di dalam tingkah laku, sebagai hasil dari latihan atau beberapa jenis pengalaman interaksi dengan lingkungannya. Sesuai dengan pendapat tersebut belajar merupakan aktivitas individu untuk mengubah dan mengembangkan perilaku atau membentuk perilaku baru. Minat dan Motivasi menjadi Bidan mempunyai peranan penting dalam proses belajar sehingga seseorang merasa senang dan terpanggil untuk meningkatkan mutu pembelajaran, karena faktor-faktor tersebut lebih berpengaruh untuk mewujudkan aktivitas untuk

(16)

commit to user

mencapai suatu tujuan terutama dalam meraih prestasi belajar secara optimal. Minat dan Motivasi yang tinggi akan semakin menguatkan atau meneguhkan sesorang atau individu untuk melakukan atau berbuat dalam mencapai apa yang di inginkan, sehingga seorang mahasiswa dengan Minat dan Motivasi yang tinggi menjadi Bidan akan jauh lebih semangat untuk selalu berusaha atau belajar sehingga di peroleh hasil atau prestasi belajar yang tinggi pula. Sebaliknya seorang yang tidak ada dorongan atau motivasi untuk berusaha kearah pencapaian suatu hasil yang baik. Sardiman ( 2007 ) mengatakan bahwa proses belajar itu akan berjalan lancar kalu di sertai dengan minat yang tinggi untuk belajar. Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa minat akan mempengaruhi motivasi belajar, semakin tinggi motivasi akan semakin baik hasil atau prestasi belajarnya, begitu juga sebaliknya semakin rendah minat maka motivasi akan menurun sehingga akan mempengaruhi hasil atau prestasi belajar yang rendah pula.

Gambar

Tabel 2.5  Distribusi Responden berdasarkan Minat
Tabel 2.6  Distribusi Responden berdasarkan Motivasi Menjadi Bidan
Tabel 2.7  Distribusi Responden berdasarkan Prestasi Belajar  Prestasi Belajar  Frekuensi  Prosentase
Gambar 2.3  Plot Normalitas Residual
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini bisa dijelaskan bahwa gerakan-gerakan senam otak memberikan pengaruh positif pada kelompok eksperimen yaitu menurunnya tingkat kejenuhan belajar,

Dengan kurang maksimalnya penegakan hukum terhadap penambang pasir tanpa izin di Kabupaten Bener Meriah dapat kita pahami bahwa hukum belum bekerja secara baik terhadap

Cara lain bagi tenaga kesehatan untuk melindungi diri dari tuntutan malpraktek adalah dengan mengadakan suatu perjanjian atau kontrak khusus dengan penderita, yang berjanji tidak

Jika merujuk pada definisi yang diberikan oleh UU, maka hutan rakyat adalah hutan hak yang berada pada tanah yang dibebani hak milik 9 .Jika hutan-hutan yang

Dari hasil penelitian pembangunan Aptimas dapat disimpulkan bahwa telah diimplementasikan sebuah aplikasi manajemen penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

Scholarly activities on linguistic aspects of the Qur’an in the classical era are focused at least on three major fields, being micro- structure, stylistics and

Untuk menghitung proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang digunakan metode aritmatik, geometrik dan eksponensial, dari hasil perhitungan diperoleh jumlah

Konsentrasi total fosfor pada setiap stasiun penelitian telah melebihi baku mutu air Kelas II dan pada Stasiun II telah melebihi baku mutu air Kelas II dan III