• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Perkembangan Bisnis Syariah di I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Perkembangan Bisnis Syariah di I"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN BISNIS SYARIAH di INDONESIA DAN PROSPEK PARIWISATA SYARIAH KE DEPAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Ekonomi Syariah

Dosen Pengampu : DR. H. Didiek Ahmad Supadie, MM

Nama: Khoirul Anwar NIM : 30501202500

FAKULTAS AGAMA ISLAM JURUSAN SYARIAH PRODI AHWAL SYAHSIYAH UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sistem Ekonomi syariah sekarang ini banyak diperbincangkan di Indonesia. Banyak kalangan masyarakat yang mendesak agar pemerintah Indonesia segera mengimplementasikan sistem ekonomi islam dalam sistem perekonomian Indonesia seiring dengan hancurnya sistem ekonomi kapitalis.

Islam memandang masalah ekonomi tidak dari sudut pandang kapitalis, tidak dari sudut pandang sosialis, dan juga tidak pula gabungan dari keduanya. Islam memberikan perlindungan hak kepemilikan individu, sedngkan untuk kepentingan masyarakat didukung dan diperkuat, dengan tetap menjaga keseimbangan kepentingan publik dan individu serta menjaga moral. Di dalam bermuamalah, islam menganjurkan untuk mengatur muamalah diantara manusia atas dasar amanah, jujur, adil, dan memberikan kemerdekaan bermuamalah serta jelas-jelas bebas dari unsur riba.

Seiring dengan kesadaran masyarakat Indonesia–yang mayoritas penduduknya muslim—terhadap keharusan perkembangan Bisnis syariah di Indonesia, yaitu:

(3)

3. Bagaimana perkembangan bisnis syariah di indonesia di masa mendatanag?

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bisnis Syariah

Secara bahasa, Syariat (al-syari’ah) berarti sumber air minum (mawrid al-ma’ li al istisqa) atau jalan lurus (at-thariq al-mustaqîm). Sedang secara istilah syariah bermakna perundang-undangan yang diturunkan Allah Swt melalui Rasulullah Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia baik menyangkut masalah ibadah, akhlak, makanan, minuman pakaian maupun muamalah (interaksi sesama manusia dalam berbagai aspek kehidupan) guna meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Menurut Syafi’I Antonio, syariah mempunyai keunikan tersendiri, syariah tidak saja komprehensif, tetapi juga universal. Universal bermakna bahwa syariah dapat diterapkan dalam setiap waktu dan tempat oleh setiap manusia. Keuniversalan ini terutama pada bidang sosial (ekonomi) yang tidak membeda-bedakan antara kalangan Muslim dan non-Muslim.1

Dengan mengacu pada pengertian tersebut, Hermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian bahwa Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing.2 Pengertian yang hari lalu

cenderung normatif dan terkesan jauh dari kenyataan bisnis kini dapat dilihat dan dipraktikkan dan akan menjadi trend bisnis masa depan.

B. Ruang Lingkup Bisnis Syariah

Bisnis syariah mempunyai keunikan sendiri, tidak hanya bersifat konperhensif tetapi bisnis syariah juga memiliki sifat yang universal yang artinya dapat diterapkan kapan saja dan oleh siapa saja baik muslim maupun non musim. Bisnis syariah memiliki 4

1 Muhammad Syakir Sula dan Hermawan kertajaya, syariah marketing, Mizan, Bandung, 2006, Hal.169

(5)

prinsip dalam melakukan kegiatan ekonominya yaitu Keseimbangan atau Kesejajaran, Tanggung Jawab, Tauhid dan Kehendak Bebas. 1. Keseimbangan atau Kesejajaran

Suatu konsep yang mengharuskan adanya keadilan social didalam jalannya bisnis yang berdasarkan syariah.

2. Tanggung Jawab

Manusia dan segala aktivitas yang dijalaninya memiliki tanggung jawab kepada Allah dan kepada sesame manusia lainnya, karena manusia tidak dapat hidup sendiri mereka hidup berdampingan dan tidak lepas dari hokum yang berlaku didunia maupun diakhirat nanti.

3. Tauhid

Manusia harus menyakini bahwa Allah lah yang menjadi pemilik mutlak dan absolute atas semua yang berada didunia ini, dari Dial ah sumbernya dan akan berakhir kepadaNya. Maka dari itu kita sebagai manusia harus mengikuti aturannya dan batas-batas yang ditetapkan.

4. Kehendak Bebas

Manusi diciptakan dengan satu potensi yaitu, mereka bebas memilih apa yang mereka mau kerjakan. Tetapi kehendak bebas yang di berikan Allah haruslah sejalan dengan prinsip dasar diciptakannya manusia dan harus sejalan dengan kepentingan individu terutama lagi kepada kepentingan umum.

Jadi ruang lingkup bisnis syariah itu dapat dipelajari dalam agama karena bisnis syariah suatu ilmu bisnis yang petunjuk-petunjuknya terdapatdidalam Al-Qur’an.3

(6)

menipu masyarakat atau petugas pajak dengan laporan keuangan manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi.

Etika yang diabaikan bisa membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari masyarakat bahkan mungkin dituntut di muka hukum. Manajemen yang tidak menerapkan nilai-nilai etika dan hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu bertahan (survive) dalam jangka panjang. Jika demikian, pilihan berada di tangan kita. Apakah memilih keuntungan jangka pendek dengan mengabaikan etika atau memilih keuntungan jangka panjang dengan komit terhadap prinsip-prinsip etika –dalam hal ini etika bisnis syariah.4

C. Perkembangan Bisnis Syariah di Indonesia

Perkembangan bisnis syariah mengalami perkembangan yang pesat, bisnis dengan menggunakan label syariah ini menjadi trend yang cukup menggoda. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ragam bisnis yang saat ini diberi label syariah. Perbankan syariah mungkin dapat kita sebut sebagai pionirnya, disusul kemudian industri yang bergerak di sektor jasa keuangan lainnya, ada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), asuransi syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah dan sebagainya.

(7)

adalah bunga. Ketika kemudian ada fatwa yang menjelaskan bahwa bunga bank adalah riba, maka tentu saja bisnis disektor ini mengalami guncangan (meski banyak juga yang masih merasa nyaman). Maka upaya-upaya untuk mensyariahkan bisnis di sektor ini terus menerus dilakukan.

Melihat kenyataan yang telah disebutkan diatas, dapat dipastikan bisnis syariah akan mengalami perkembangan yang cukup pesat dan bukan tidak mungkin akan mengalahkan dominasi bisnis konvensional yang saat ini masih mendominasi bisnis Indonesia.

D. Peluang Bisnis Wisata Syariah di Indonesia

Negara-negara muslim memiliki banyak potensi wisata yang belum dimanfaatkan secara optimal, salah satunya adalah

pengembangan pariwisata syariah. Trend wisata syariah semakin tinggi dan menjadi ladang bisnis bagi para pengusaha untuk menggarap keuntungan. Sejalan dengan perkembangan wisata syariah, produk halal ternyata tidak hanya dikonsumsi oleh turis muslim saja, namun juga oleh turis non-muslim.

Hal ini menyusul semakin sadarnya masyarakat akan manfaat konsep halal yang diterapkan Islam, baik dalam hal makanan,

wisata, jasa keuangan dan lainnya.

Sektor pariwisata berbasis syariah di indonesia ke depan kian terlihat menjanjikan, karena pemerintah melalui kementerian

pariwisata dan ekonomi kreatif memberikan dukungan penuh pada pengembangan wisata syariah di Indonesia. Dukungan formal dari pemerintah tersebut mulai digaungkan sejak era presiden SBY, hal ini terbukti dengan diselenggerakanya Konferensi Wisata Syariah Negara-negara Anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) yang berlangsung di Jakarta selama dua hari pada tanggal 2-3 Juni 2014 menghasilkan 13 rekomendasi untuk ditindaklanjuti dalam

pengembangan wisata syariah ke depan.

(8)

1. Perlu adanya peningkatan awareness dan penjelasan mengenai wisata syariah dan signifikansinya terhadap perekonomian yang dapat membuat hubungan sesama umat muslim dan lingkungan sekitarnya menjadi semakin erat. 2. Sekretariat Jenderal OKI bersama dengan negara-negara

anggota hendaknya menyelenggarakan sejumlah pertemuan lanjutan mengenai wisata syariah, termasuk dalam

4. Mendorong arus wisatawan antara negara-negara OKI dengan mengimplementasikan kebijakan nasional melalui fasilitasi visa, pembangunan kapasitas, dan menyediakan iklim kondusif bagi investasi wisata syariah.

5. Mengimbau Statistical, Economic and Social Research and Training Centre for Islamic Countries (SESRIC), Islamic Centre for Development of Trade, Research Centre for Islamic History, Art and Culture (IRCICA), Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization dan Islamic Development Bank Group, memberi dukungan pembangunan kapasitas untuk pengembangan wisata syariah di negara-negara anggota OKI. 6. SESRIC hendaknya dapat menyediakan studi dan riset

mendetail mengenai wisata syariah, perilaku wisatawan muslim dan peluang investasi wisata syariah serta memberikan hasilnya pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI yang ke-9 di Niger pada 2015.

(9)

menyerahkan hasilnya pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI yang ke-9 di Niger pada 2015.

8. Standard and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC) diharapkan dapat mengaktifkan kembali Komite Wisata dan membuat standar industri wisata syariah, produk dan jasanya. 9. Kamar Dagang dan Industri Syariah hendaknya mendorong

transaksi bisnis wisata syariah diantara negara-negara OKI. 10. Meminta IDB Group membuat skema pembiayaan untuk

pengembangan wisata syariah di negara-negara anggota OKI. 11. Pelaku industri wisata syariah di negara-negara anggota

OKI hendaknya (lanjutan dibawah) :

12. Mengusulkan membentuk Working Group Wisata Syariah dan mengeksplorasi kemungkinan untuk membuat Rencana Aksi Wisata Syariah pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI. 13. Laporan dan rekomendasi dari forum ini diharapkan

dapat diadopsi pada Konferensi Menteri Pariwisata OKI yang ke-9 di Niger pada 2015.

Jauh sebelum pemerintah memberikan dukungan pada wisata syariah dengan wujud menyelenggarakan Konferensi Wisata Syariah Negara-negara Anggota Organisasi Konferensi Islam, Dewan Syariah Nasional MUI Sejak beberapa tahun terakhir ini, turut aktif mendukung pemerintah, khususnya dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, guna mengembangkan wisata syariah di Indonesia.

(10)

upaya meningkatkan ekonomi kreatif, sehingga akan meningkatkan nilai-nilai ekonomis dari obyek-obyek wisata yang kita miliki, yang nantinya juga akan berdampak pada peningkatan nilai-nilai ekonomi, baik secara mikro maupun makro. Karena itulah, DSN MUI merasa terpanggil untuk men-support Pemerintah dalam mengembangkan wisata syariah ini.5

Peran DSN MUI sangatlah vital dalam pengembangan wisata syariah ini, untuk itu DSN MUI melakukan beberapa langkah-langkah diantaranya; DSN MUI mengambil peran yang dituangkan didalam MOU bersama Kemenparekraf yang isinya :

1. DSN MUI menyusun Pedoman Umum yang menyangkut wisata syariah, dan juga pedoman-pedoman khusus yang terkait dengan elemen-elemen dari wisata syariah yang diperlukan, seperti misalnya, menyangkut perrhotelan syariah, restoran, atau rumah makan, atau hal-hal yang terkait dengan produk-produk

konsumen wisata syariah.

2. DSN MUI menyiapkan sertifikasi bagi perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang jasa wisata syariah. DSN juga akan memberikan pelathan dan sertifikasi pula bagi para tour guide, karena posisi-posisi ini memang sangat penting.

3. DSN MUI juga akan menempatkan Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada biro-biro perjalanan wisata, guna memberikan arahan, bimbingan, dan juga memberikan opini-opini syariah yang terkait dengan pengembangan wisata syariah yang berkelanjutan.

4. DSN MUI juga akan memberikan fatwa-fatwa yang menjadi pedoman dasar dari wisata syariah ini.

Dan tentu saja, DSN MUI juga ikut mensosialisasikan

(11)

pengembagan wisata syariah di tanah air ini, bersama-sama dengan pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya.

Dari catatan yang ada, spending muslim travel pada 2013 mencapai US$ 137 miliar. Dalam laporan berjudul State of The Global Islamic Economy 2013 Report, disebutkan jumlah ini sama dengan 12,5 persen dari keseluruhan nilai belanja pariwisata dunia.

Angka itu belum termasuk belanja untuk umrah dan haji. Menurut perkiraan mereka, pada 2018 belanja muslim untuk keperluan wisata menembus US$ 181 miliar. Tingkat pertumbuhan muslim travel di dunia jauh di atas tingkat pertumbuhan wisatawan mancanegara yang lain. Sebagai catatan, wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia mencapai 8,8 juta turis, dengan total US$ 1,66 miliar.

Namun, para ahli mengamati industri perjalanan dan pariwisata halal di negara-negara nonmuslim jauh lebih baik daripada di negara-negara muslim. Dewan Crescent Tours di Inggris, Elnur Seyidli berpendapat pertumbuhan pariwisata halal seperti yang terlihat di Selandia Baru dan Australia menunjukkan, negara-negara nonmuslim lebih disukai turis negara-negara-negara-negara muslim. Menurutnya, dunia nonmuslim mampu menggarap potensi tersebut lebih maksimal. Contohnya, Jepang yang memiliki ruang salat di bandara dan sebagian besar hotel di sana menyediakan makanan halal. Thomson Reuters baru-baru ini melaporkan, Eropa menjadi tujuan wisata terpopuler secara global pada 2012. Di bagian daftar teratas adalah Prancis dengan 83 juta kedatangan. Amerika Serikat menduduki posisi kedua dengan 67 juta kedatangan, diikuti China dan Spanyol dengan 58 juta kunjungan. Turki dan Malaysia menduduki peringkat ke-6 dan ke-10.6

(12)

Indonesia memiliki potensi besar dalam pengembangan wisata syariah mengingat sebagian besar penduduknya adalah Muslim dan adanya faktor pendukung seperti ketersediaan produk halal. Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, secara alami budayanya telah menjalankan kehidupan bermasyarakat yang Islami, sehingga di sebagian besar wilayahnya yang merupakan destinasi wisata telah ramah terhadap Muslim Traveller. Terkait kebutuhan umat muslim dunia, dari 6,8 milyar lebih penduduk dunia, tercatat tidak kurang dari 1,57 milyar atau sekitar 23% adalah muslim. Bahkan di Indonesia, penganut Islam diperkirakan mencapai angka 203 juta jiwa atau sekitar 88,2% dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan potensi bagi pengembangan wisata syariah, misalnya dengan menciptakan paket-paket wisata syariah di destinasi pariwisata Indonesia.

Menurut penelitian dari Crescentrating, pengeluaran wisatawan muslim dalam suatu perjalanan wisata sangat tinggi, dapat dibayangkan uang yang dihabiskan wisatawan muslim di dunia pada tahun 2011 mencapai 126 milyar dolar AS atau setara Rp 1.222,1 Triliun. Angka ini dua kali lebih besar dari seluruh uang yang dikeluarkan oleh wisatawan Cina yang mencapai 65 miliar dolar AS atau setara Rp 630 Triliun. Target kita wisatawan dari Timur Tengah, Afrika Selatan, Asia, China, India, dan Eropa.

(13)

Produk baru dari Kemeparekraf ini tentunya membutuhkan tenaga professional di bidang pariwisata khususnya wisata syariah. Untuk Mendukung program pemerintah tersebut, Universitas yang membuka fakultas pariwisata perlu mempersiapkan hingga melahirkan tenaga kerja profesional di bidang kepariwisataan yang berkualitas dan bersertifikat taraf internasional. Program wisata syariah yang digalakkan oleh Kemenparekraf harus sejalan dengan visi & misi fakultas pariwisata yang berdasarkan nilai-nilai Islam dalam menngembangkan dan memajukan Pariwisata Sumatera Barat khususnya dan Indonesia umumnya.

Dengan nilai-nilai keislaman yang ada pada pariwisata syariah bukan hanya bermanfaat bagi industri pariwisata tapi juga bermanfaat bagi masyarakat dalam meningkatkan keimanan & menjadi manusia yang lebih baik dan mencegah terjadinya hal hal yang bersifat mudharat bagi manusia dan lingkungan. Bahkan ketua MUI sendiri menyampaikan bahwa Wisata Syariah adalah bagian dari Dakwah, Subhanallah. Selaras Sumbar sendiri wisata syariah yang menghilangkan hal hal yang tidak sesuai dengan syariah islam sangat sesuai dengan.7

Dengan adanya wisata Syariah ini mungkin bisa menjawab pertanyaan dari kalangan masyarakat yang insha Allah bisa mengubah stigma masyarakat tentang pariwisata di Indonesia. Produk baru Kemenparekraf ini bisa menjadi Jati Diri Pariwisata Indonesia yang bersinergi dengan seluruh lapisan masyarakat dan dapat menjadi insan pariwisata yang agamis dan profesional. insyaallah, wisata syari’ah yang paling barokah.

Meski terkesan terlambat, namun pengembangkan sektor “sharia tourism” ini akan memberikan nilai tambah ekonomi sekaligus khazanah budaya bagi Indonesia sendiri, sehingga dikenal

(14)

di manca Negara, utamanya di kalangan dunia Islam. Dewasa ini konsep priwisata Islam (Islamic tourism) – berkaitan pula dengan konsep wisata halal – sebuah paket wisata yang sekaligus mengandung nilai-nilai dakwah, manfaat serta pengenalan tentang

kebudayaan Islam (Islamic culture).

(15)
(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hermawan Kartajaya dan Syakir Sula memberi pengertian bahwa Bisnis syariah adalah bisnis yang santun, bisnis yang penuh kebersamaan dan penghormatan atas hak masing-masing.

Bisnis syariah mempunyai keunikan sendiri, tidak hanya bersifat konperhensif tetapi bisnis syariah juga memiliki sifat yang universal yang artinya dapat diterapkan kapan saja dan oleh siapa saja baik muslim maupun non musim. Bisnis syariah memiliki 4 prinsip dalam melakukan kegiatan ekonominya yaitu Keseimbangan atau Kesejajaran, Tanggung Jawab, Tauhid dan Kehendak Bebas.

Perkembangan bisnis syariah mengalami perkembangan yang pesat, bisnis dengan menggunakan label syariah ini menjadi trend yang cukup menggoda. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ragam bisnis yang saat ini diberi label syariah. Perbankan syariah mungkin dapat kita sebut sebagai pionirnya, disusul kemudian industri yang bergerak di sektor jasa keuangan lainnya, ada koperasi jasa keuangan syariah (KJKS), asuransi syariah, pegadaian syariah, obligasi syariah dan sebagainya.

(17)

penduduk dunia, tercatat tidak kurang dari 1,57 milyar atau sekitar 23% adalah muslim. Bahkan di Indonesia, penganut Islam diperkirakan mencapai angka 203 juta jiwa atau sekitar 88,2% dari jumlah penduduk. Hal ini merupakan potensi bagi pengembangan wisata syariah, misalnya dengan menciptakan paket-paket wisata syariah di destinasi pariwisata Indonesia.

Meski terkesan terlambat, namun pengembangkan sektor “sharia tourism” ini akan memberikan nilai tambah ekonomi

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Syakir Sula, Muhammad, dan kertajaya, Hermawan, syariah marketing, Mizan, Bandung, 2006

Sofyan, Riyanto. Bisnis syariah, mengapa tidak?, jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

https://adzaniahdinda.wordpress.com/2013/04/07/ruang-lingkup-bisnis-syariah/ diakses pada 31 Desember 2014,

http://reza-rahmat.blogspot.com/2012/06/ruang-lingkup-bisnis-syariah.html diakses pada 30 desember 2014,

http://mugipanji.wordpress.com/2014/08/19/indonesia-serius-kembangkan-wisata-syariah/ diakses pada 02 januari 2015

Referensi

Dokumen terkait

Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijazah

Untuk dapat menjadi apoteker pengelola apotek, maka seorang apoteker harus memenuhi persyaratan yang tercantum di dalam peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

Apabila dalam Masa Uji diketahui oleh Penanggung bahwa keterangan yang diberikan dalam Surat Permintaan Asuransi (SPA) serta keterangan lainnya yang berhubungan dengan

Menimbang, bahwa untuk dapat mengetahui lebih jelas mengenai kondisi rumah tangga Penggugat dengan Tergugat, Majelis Hakim telah mendengarkan keterangan

Dua buah logam yang tidak sama jenisnya disambungkan, kemudian pada sambungan tersebut dipanaskan, maka bila kedua ujung logam tersebut diukur dengan alat

Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan islami terhadap keputusan nasabah dalam memilih bank BRI Syariah KCP

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan yaitu: (1) Pada umumnya guru telah memahami pada pendekatan saintifik, akan tetapi belum memahami cara