1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Secara langsung, suhu adalah salah satu unsur cuaca yang sangat mempengaruhi kehidupan manusia yang mendukung manusia untuk dapat beraktifitas dengan optimal. Rata-rata suhu tidak menunjukkan gejala perubahan iklim, tetapi suhu ekstrim dingin dan ekstrim panas merupakan faktor yang paling penting bagi manusia. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, Cort J Willmott dari University of Delaware
dan Phil Jones D University of East Anglia.
Tubuh manusia akan selalu berusaha mempertahankan keadaan normal dengan suatu sistem tubuh yang sempurna sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi di luar tubuh tersebut. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar adalah jika perubahan temperatur luar tubuh tersebut tidak melebihi 20 % untuk kondisi panas dan 35 % untuk kondisi dingin dari keadaan normal tubuh (Tjitro, 2004).
2
sedangkan suhu tinggi (maksimum) selama 2 jam berturut-turut mengakibatkan jaringan tanaman akan mati) sehingga tidak sampai mengakibatkan cekaman terhadap tanaman.
Oleh karena itu, pengukuran suhu yang diamati secara terus menerus merupakan hal yang penting untuk mengetahui kondisi suhu sesaat sehingga dalam pengembangannya diharapkan pengamatan unsur suhu sesaat dan yang lampau dapat digunakan untuk memprediksi kondisi yang akan datang sehingga umat manusia dapat memanfaatkan kondisi tersebut sesuai kebutuhannya.
Ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang pesat. Dampak positif yang dapat dirasakan akibat perkembangan teknologi tersebut adalah membantu pekerjaan manusia, dimana dahulu dilakukan secara manual, sekarang dilakukan secara otomatis sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja. Tidak semua kondisi memungkinkan suatu pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti. Dalam keadaan tertentu, pada keadaan dan kondisi yang ekstrim atau pada suatu tempat yang jauh seringkali tidak dapat dilakukan pengamatan atau pengukuran secara langsung pada saat itu juga dan terus menerus. Kendala pengukuran pada tempat yang tidak terjangkau tersebut dapat diatasi dengan menggunakan metode pengukuran jarak jauh atau telemetri.
Hal inilah yang mendorong bagaimana perancangan suatu instrument pengukuran unsur cuaca selalu diupayakan dapat lebih efektif, efisien dan tentu saja akurat. Dengan pemantauan berbasis telemetri dan pemanfaatan mikrokontroler ATMega8 serta sensor suhu dapat berfungsi sebagai alat akuisisi data, dengan menambahkan beberapa alat pendukung seperti sarana penyimpanan data serta alat komunikasi, maka terbentuklah suatu sistem pengamatan suhu otomatis sehingga petugas cukup meletakkan alat ukur pada tempat pengukuran dan dapat dipantau dari tempat lain.
3
1.2.Rumusan Masalah
1. Memberikan gambaran tentang penentuan nilai suhu ekstrim dari serangkaian data suhu selama beberapa tahun.
2. Bagaimana mengaplikasikan hasil analisa suhu ekstrim ke dalam mikrokontroler ATMega8 dengan alarm sebagai indikatornya.
3. Bagaimana merancang sistem telemetri hasil pengukuran dengan mikrokontroler ATMega8.
1.3. Batasan Masalah
Untuk membatasi cakupan pembahasan, maka penulis memberikan batasan-batasan ruang lingkup masalah sebagai berikut :
1) Proses analisa suhu ekstrim didapatkan melalui pendekatan analisa statistik dari serangkaian data suhu selama beberapa tahun.
2) Sistem menggunakan sensor suhu LM35 untuk mengukur suhu udara yang kemudian dapat menstimulasi alarm ketika suhu ekstrim terjadi. 3) Sistem telemetri dikontrol oleh mikrokontroler ATMega8 dengan
metode Amplitude Shift Keying (ASK) sebagai media pengirim dan penerima data.
1.4. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu merancang suatu sistem yang dapat mendeteksi suhu ekstrim secara telemetri menggunakan mikrokontroler ATMega8 dan indikator alarm.
1.5. Manfaat Penelitian
1. Mengetahui suhu ekstrim yang sedang terjadi sehingga manusia dapat lebih mempersiapkan dampaknya sebelum menimbulkan gangguan yang signifikan.