6
ABSTRAK
Azri Mulia Rezeki Margolang*
Ramlan Yusuf Rangkuti** Yefrizawati**
Melangsungkan perkawinan haruslah memenuhi syarat maupun rukun di dalam perkawinan. Syarat maupun rukun perkawinan yang sudah ditentukan terkadang diabaikan, hingga akhirnya tidak tertutup kemungkinan perkawinannya batal atau dibatalkan. Permasalahan dalam skripsi ini adalah faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya pembatalan dalam perkawinan, bagaimana pertimbangan hakim dalam pembatalan perkawinan, bagaimana akibat hukum pembatalan perkawinan.
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dan metode pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu pendekatan yang menggunakan peraturan perundang-undangan sebagai dasar pemecahan permasalahan yang dikemukakan. Data yang dipergunakan adalah data sekunder dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian kepustakaan (Library Research). Analisis data yang digunakan adalah kualitatif.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pembatalan dalam perkawinan disebabkan adanya pemalsuan identitas. Tergugat II mengaku gadis, sedangkan sebenarnya adalah seorang janda. Selain itu juga terdapat pemalsuan data berkaitan dengan domisili yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Faktor lainnya sehingga perkawinan tersebut dibatalkan adalah tidak dipenuhi rukun perkawinan yaitu yang bertindak sebagai wali nikah Tergugat II pada saat menikah dengan Tergugat I tersebut adalah wali hakim (P3N) yang berada di wilayah Kecamatan Medan Kota bukan ayah kandung Tergugat II. Pertimbangan hakim dalam perkara pembatalan perkawinan sesuai dengan putusan Nomor: 435/Pdt.G/2013/PA.Mdn adalaj pernikahan Tergugat I dengan Tergugat II terbukti telah dilaksanakan tanpa memenuhi ketentuan hukum yang berlaku, oleh karenanya berdasarkan Pasal 23 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 jo Pasal 73 huruf c dan d Kompilasi Hukum Islam dan kaidah fiqh bahwa seseorang yang malaksanakan akad nikah tetapi kurang atau tidak terpenuhinya sebagian syarat-syaratnya, maka fasidlah nikahnya itu. Dengan pembatalan perkawinan tersebut, maka perkawinan tersebut tidak pernah ada. Akibat hukum pembatalan perkawinan mempunyai dampak hukum terhadap suami isteri yaitu diantara keduanya dianggap tidak pernah terjadi perkawinan.
Kata Kunci : Perkawinan, Pembatalan Perkawinan, Pemalsuan.
*Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
**Dosen Pembimbing I Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. *** Dosen Pembimbing II Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
iv