• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sinus Lifting Untuk Pemasangan Implan Pada Rahang Atas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sinus Lifting Untuk Pemasangan Implan Pada Rahang Atas"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

mengalami defisiensi, terutama pada bagian posterior maksila. Sinus Lifting juga

merupakan prosedur pembedahan yang relatif aman dan memiliki prevalensi

komplikasi yang cukup rendah serta relatif mudah dilakukan dengan hasil yang bisa

diprediksi.2,3,4

BAB 2

IMPLAN

Dental implan telah mengubah struktur prostetik di abad ke-21 dan telah

membuka banyak kesempatan bagi para pasien yang kehilangan satu gigi atau

beberapa gigi. Dental implan memiliki arti bahwa pasien-pasien yang telah

kehilangan satu gigi atau lebih masih memiliki kesempatan untuk mendapatkan

pengganti gigi geligi mereka yang sama seperti yang mereka miliki dulu, dengan

demikian, dental implan dapat meningkatkan kembali kualitas hidup mereka. 1

Pasien yang mengalami kehilangan gigi abutmen posterior, yang biasanya

memerlukan perpanjangan basis dari gigi tiruan sebagian lepasan, kini sudah bisa

menikmati kenyamanan dari keuntungan gigi tiruan yang cekat seperti implan. Begitu

pula bagi pasien yang mengalami kehilangan gigi geligi dan kehilangan tinggi atau

lebar tulang akibat trauma. Bahkan bagi pasien yang hanya kehilangan satu gigi juga

(2)

implan dan merupakan pilihan yang mudah dilakukan pada kasus kehilangan gigi

geligi yang pada saat ini telah menjadi standar perawatan bagi dokter gigi.3

2.1 Pengertian

Dental implan adalah suatu alat atau benda yang diletakkan di antara gusi dan

tulang alveolar (pada maksila atau mandibula), yang dapat dipasangkan secara

permanen atau sebagai gigi tiruan untuk mendukung rekonstruksi prostetik yang

dapat dilepaskan satu per satu atau keseluruhan. Dental implan merupakan pilihan

yang ideal bagi mereka dengan keadaan rongga mulut yang sehat namun kehilangan

satu gigi atau lebih yang disebabkan oleh penyakit periodontal, terluka atau

kecelakaan, atau alasan-alasan lainnya. Secara umum, hanya ada dua hal penting

yang harus diperhatikan dalam dental implan, yaitu fungsi dan estetik dari gigi geligi

pasien. Maka dari itu, perkembangan dental implan tidak dapat dipisahkan dari

sejarah dari ilmu kedokteran gigi yang mengutamakan fungsi dan estetik dari gigi

geligi pasien. 1,2,5

2.2TujuanImplan

Implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang. Hal ini ditemukan

pertama kali oleh seorang ahli arkeolog yang menemukan bahwa rakyat Mesir kuno

dan peradaban Amerika Selatan telah bereksperimen dalam hal mengganti gigi yang

(3)

juga telah diusahakan menanamkan kembali gigi yang telah dicabut dari seorang

pendonor untuk menggantikan gigi yang telah hilang.2

Namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan tentang implan, maka

tujuan atau fungsi implan pun berkembang, bukan hanya sekedar menggantikan gigi

yang hilang melainkan sebagai jangkar yang ditanamkan ke dalam tulang rahang

sebagai tempat berdirinya gigi tiruan yang akan dipasangkan dan agar gigi tiruan

tersebut tetap berada pada tempatnya serta memberi dukungan bagi gigi tiruan agar

terasa lebih nyaman seperti gigi asli.5,6

2.3 Pembagian Implan

Dental implan mulai berkembang dan banyak digunakan pada pertengahan

abad ke-20. Sejak beberapa waktu yang lalu, beberapa konsep lain dari dental implan

telah berkembang dan telah menjadi dasar dari implantologi modern. Dental implan

yang digunakan sekarang ini bervariasi dalam beberapa aspek, seperti dari bentuk,

tempat penjangkaran (di dalam tulang atau di atas tulang), lapisan dan komposisi dari

bahan yang digunakan.1,2

Pembagian dental implan pertama kali didasari pada kondisi tulang rahang

yang akan diletakan implan tersebut, apakah bisa diletakkan di atas tulang atau di

dalam tulang. Maka dari itu, dental implan dapat dikategorikan menjadi tiga kategori

besar, yaitu : 2,5,7

1. Implan Subperiosteal

Implan subperiosteal terdiri dari kerangka logam yang melebar yang

(4)

dipasangkan sedikit menonjol dari gusi untuk mempertahankan protesa yang akan

dipasangkan.

Implan jenis ini dapat digunakan pada rahang atas ataupun pada rahang

bawah. Namun, lebih sering pada rahang bawah. Implan jenis ini dibuat secara

individu dengan kerangka logam yang telah dimodifikasi sedemikian rupa

berdasarkan anatomi rahang pasien dan dimasukkan ke dalam jaringan periodonsium

secara operasi.

Implan subperiosteal dipasangkan pada pasien yang memiliki tulang rahang

yang mengalami resobsi sehingga memiliki ketinggian atau kelebaran tulang yang

tidak adekuat untuk meletakkan bahan implan di atasnya.

Gambar 1. Implan subperiosteal. (Anonymous. Subperios-

teal implant. <httpwwww.google.co.id> (20 Nov 2011).

2. Implan Endoseous

Implan endoseous merupakan jenis implan yang paling sering digunakan.

Implan jenis ini ditanamkan ke dalam tulang rahang secara langsung untuk

(5)

mendukung mahkota dari gigi tiruan yang akan dipasangkan atau implan jembatan

( bridge ).

Implan endoseous dapat dikelompokan ke dalam tiga kelompok, yaitu :

Root -form implants

Implan tipe ini merupakan tipe yang paling umum dipakai dan paling terkenal

diantara semua tipe-tipe implan yang ada. Tipe ini berbentuk kerucut atau seperti

sekrup sehingga menyerupai bentuk akar yang asli yang didesain agar dapat

ditanamkan ke dalam tulang rahang.

Root-form implants dapat digunakan sebagai basis dari suatu restorasi, satu

atau seluruh lengkung gigi, dimana hanya jika tulang rahang memiliki ketinggian,

ketebalan, dan struktur yang adekuat.

Namun, bila tidak terdapatnya ketinggian dan kelebaran tulang yang adekuat,

implan tipe ini harus disertai dengan pencangkokan tulang dengan tujuan untuk

meningkatkan kembali ketinggian dan kelebaran tulang rahang yang akan

(6)

Gambar 2. Root form implant. (Anonymous. Root form

implant. <httpwwww.google.co.id> (20 Nov 2011).

Implan bilah ( blade/plate implants )

Pertama kali diperkenalkan oleh Linkow di akhir 1960. Implan tipe ini sudah

jarang digunakan sekarang, dimana hanya digunakan ketika tulang rahangnya sangat

sempit sehingga tidak memadai untuk root-form implants dan area yang diperlukan

tidak memungkinkan untuk dilakukan pencangkokan tulang.

Implan ini terdiri dari sebuah plat datar dan panjang yang akan dipasangkan

secara vertical pada tulang rahang yang sempit sebagai jangkar untuk restorasi akhir.

Gambar 3. Implan bilah. (Anonymous. Blade implants. <httpwwww.sciencedirect.co.id> (20 Nov 2011).

Implan oseointegrasi (osseointegrated implants )

Generasi kedua dari dental implan adalah implan osseointegrasi. Pada tahun

1960-an telah dikembangkan suatu modifikasi implan yang merupakan sekrup yang

(7)

telah bekembang sangat pesat, dengan material yang berbeda seperti aluminiun

oksida, titanium murni, atau campuran titanium, telah banyak digunakan pada

pembuatan implan. Material ini diharapkan dapat meningkatkan tingkat integrasi dari

tulang rahang yang dipasangkan implan tersebut.

3. Implan Transoseous

Implan transoseous didesain hanya untuk digunakan pada rahang bawah dan

ditanamkan ke dalam tulang rahang; namun, akan terjadi penetrasi ke seluruh rahang.

Dua buah sekrup panjang akan ditanamkan ke dalam tulang rahang dan muncul pada

jaringan gingival.

Tipe ini memerlukan teknik bedah ekstra oral dan biasanya perlu digunakan

anastesi umum. Pada umumnya, implan transoseous ini termasuk ke dalam implan

endoseous karena implan tipe ini ditanamkan ke dalam tulang rahang.

Gambar 4. Implan transoseous. (Anonymous.

Transosseous implants. <medical-dictionary.

(8)

2.4 Indikasi dan Kontraindikasi Implan

Dental implan digunakan untuk menggantikan gigi yang hilang, yang mana

sering menyebabkan masalah fungsional dan psikososial yang berhubungan dengan

masalah estetis. Penggantian gigi yang telah hilang menjadi begitu penting untuk

mempertahankan penampilan seseorang, fungsi dan kesehatan rongga mulut dengan

mencegah berpindahnya gigi geligi tersebut. 95% dari hal yang diharapkan di atas

dapat dicapai oleh dental implan.8

Namun begitu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika seorang

dokter gigi memilih dental implan sebagai pilihannya untuk mendapatkan hasil

fungsional dan estetis yang diharapkan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan

menjadi indikasi dari dental implan adalah sebagai berikut : 8,9

1. Riwayat medis

Riwayat medis yang menjadi kontraindikasi untuk implan harus menjadi

perhatian agar tidak menjadi penghalang bagi implan. Pasien harus dalam keadaan

sehat. Pasien yang dalam keadaan menderita diabetes yang tidak terkontrol, pasien

yang mengalami atypical pain dan dalam keadaan depresi bukanlah kandidat yang

baik untuk implan.

(9)

Pasien yang mengalami kehilangan gigi geligi mereka karena penyakit

periodontal ataupun karena kecelakaan merupakan pasien yang dapat dipasangkan

implan.

3. Gigi yang dijadikan abutmen tidak dapat direstorasi lagi

4. Gigi yang dijadikan abutmen terlalu lemah atau tidak kuat sehingga

diperlukannya implan sebagai penjangkar untuk memasangkan gigi tiruan

5. Hilangnya gigi posterior dan tidak adanya gigi abutmen pada bagian distal

6. Terjadinya resopsi tulang yang hebat pada tulang rahang

Tulang rahang yang akan dibuatkan gigi tiruan terlalu kecil akibat resobsi

tulang yang terjadi setelah pencabutan gigi sehingga tidak terdapatnya ketinggian dan

kelebaran tulang yang adekuat.

Secara umum, implan merupakan pilihan yang baik untuk mengatasi

kehilangan gigi geligi. Namun, ada beberapa hal yang menjadi kontraindikasi untuk

pemasangan implan, yaitu :

1. Pasien yang tidak termotivasi

Pasien yang tidak termotivasi akan sadarnya pentingnya mengganti gigi geligi

yang telah hilang tidak dapat dipasangkan implan. Hal ini dikarenakan perlunya kerja

sama antara dokter gigi dengan pasien.

2. Adanya penyakit sistemik

Pasien dengan penyakit sistemik merupakan kontraindikasi untuk pemasangan

(10)

perhatian bagi dokter gigi dalam hal proses penyembuhan bagi pasien penderita

penyakit sistemik.

3. Adanya kelainan pada tulang

Adanya kelainan pada tulang seperti Paget’s Disease atau Fibrous Dyplasia

bukanlah kandidat yang baik untuk pemasangan implan karena tingginya

kemung-kinan gagal pada pemasangan implan dan tidak dapat terjadinya osseointegrasi.

4. Oral higiene yang buruk

Pasien yang tidak memiliki kebersihan rongga mulut yang baik tidak dapat

dipasangkan implan. Hal ini dikarenakan implan tetap memerlukan perawatan lebih

dibandingkan dengan gigi asli untuk mencegah rusaknya badan implan akibat

debris-debris yang masih tertinggal di badan implan.

5. Kebiasaan buruk

Kebiasaan buruk seperti bruksism dan parafungsional menjadi kontraindikasi

pada pemasangan implan dan memiliki tingkat keberhasilan yang relatif rendah. Hal

ini dikarenakan implan akan menerima beban yang terlalu besar akibat kebiasaan

buruk tersebut.

2.5 Keuntungan dan Kerugian Implan

Dental implan dikatakan sebagai solusi yang lebih baik untuk menggantikan

gigi geligi yang hilang karena dental implan memiliki beberapa keunggulan, yaitu :

5,12

(11)

Dental implan dibuat menyerupai gigi asli dan ditanamkan ke dalam tulang

sehingga dapat mencegah kehilangan tulang dan resesi gingiva. Maka, tidak akan ada

yang mengetahui bahwa seseorang memakai gigi tiruan.

2. Psikososial

Dengan dental implan, kita akan mendapatkan kembali senyum dan dapat

makan dengan nyaman. Hal tersebut dapat meningkatkan kepercayaan diri sehingga

dapat meningkatkan kembali kualitas hidup seseorang.

3. Fonetik

Dental implan memberikan kenyamanan dalam berbicara tanpa harus

mengkhawatirkan lepasnya gigi tiruan lepasan atau sebagainya.

4. Tahan lama

Dental implan lebih tahan lama jika dibandingkan dengan gigi tiruan jembatan

dan lepasan karena dental implan langsung ditanamkan pada tulang rahang.

5. Meningkatkan kebersihan rongga mulut

Karena dental implan berdiri sendiri, berbeda dengan gigi tiruan jembatan,

sehingga akses di antara gigi geligi lebih mudah terjangkau sehingga dapat

mening-katkan kebersihan rongga mulut.

Salah satu kerugian yang paling utama pada pemasangan implan adalah

harganya yang mahal jika dibandingkan perawatan gigi tiruan lainnya. Kerugian lain

dari dental implan adalah waktu pembuatan yang lama sampai dengan

pemasangannya. Waktu yang dibutuhkan bisa bervariasi mulai dari tiga bulan hingga

(12)

prosedur-prosedur yang diperlukan seperti perlunya pencangkokan tulang atau tidak, kualitas

dan kuantitas dari tulang yang masih sehat dan semua keadaan kesehatan dari pasien

yang akan dipasangkan implan.

Berikut beberapa kerugian dari pemasangan implan :

1. Membutuhkan biaya yang cukup besar untuk pemasangan implan.

2. Memerlukan waktu yang lama atau panjang dalam pembuatannya.

3. Bukan merupakan solusi yang cukup baik bagi pasien dengan tingkat

penyembuhan yang rendah dan mereka yang sangat sensitif pada rasa

sakit.

Implan merupakan solusi terbaik bagi mereka yang kehilangan satu-satu gigi

atau keseluruhan gigi geligi mereka, dan dapat disesuaikan berdasarkan

indikasi-indikasi dan kontraindikasi-indikasi per individu pasien. Dengan keuntungan dan kerugian

yang terdapat pada pemasangan implan, dapat pula diprediksi tingkat

Gambar

Gambar 1. Implan subperiosteal. (Anonymous. Subperios- teal implant. <httpwwww.google.co.id> (20 Nov 2011)
Gambar 3. Implan bilah. (Anonymous. Blade implants. <httpwwww.sciencedirect.co.id> (20 Nov 2011)
Gambar 4. Implan transoseous. (Anonymous. Transosseous implants. <medical-dictionary. thefreedictionary.com> (20 Nov 2011)

Referensi

Dokumen terkait

Uji toksisitas jangka pendek (dikenal dengan subkronik) dilakukan dengan memberikan bahan tersebut berulang-ulang, biasanya setiap hari atau lima kali seminggu,

penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul PENINGKATAN KINERJA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) MELALUI PEMBERIAN PENGHARGAAN KENAIKAN PANGKAT DAN MOTIVASI KERJA DENGAN

Lebih lanjut Mc Crae dan Costa, (dalam Pervin 2005) mengungkapkan adanya lima trait, yaitu neuroticism (kecenderungan untuk menjadi cemas, temperamental, mengasihani

Jenis penelitian dalam penulisan kali ini penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa analisis dan narasi

Penerapan upah harian yang dilakukan oleh UKM tersebut dimaksudkan agar setiap karyawan yang bekerja di UKM Citra handicraft blacu dapat bertanggung jawab terhadap segala

Berisi tentang pemaparan data-data umum Kawasan Wisata Pulau Tikus Bengkulu di mulai dari lokasi, zonasi, dan juga data-data khusus sesuai dengan aspek yang diteliti

Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui (1) upaya yang dilakukan wanita Hindu, (2) kendala yang dialami wanita Hindu, dan (3) peran wanita Hindu sebagai istri dalam

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD PADA MATA PELAJARAN IPS.. Universitas Pendidikan Indonesia |