BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan
pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital
bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan,
mewangikan, mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik umumnya
merupakan campuran dari beragam senyawa kimia, beberapa terbuat dari
sumber-sumber alami dan kebanyakan dari bahan sintetis (BPOM RI, 2003).
Kosmetik sudah dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pada abad
ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian yaitu selain untuk
kecantikan juga untuk kesehatan (Tranggono dan Latifah, 2007). Menurut
Maharani (2015), dahulu pembagian antara produk kosmetika dan obat jelas.
Hampir semua kosmetika tidak lebih dari pelembab, pembersih dan produk
pewarna. Saat ini batasan antara produk obat dan kosmetik untuk perawatan kulit
menjadi samar-samar. Banyak kosmetik dipasarkan dengan pernyataan untuk
mempercepat pembentukan sel-sel baru, membangun jaringan penunjang kulit,
memperbaiki kerusakan kulit dan memperbaiki skin aging.
Berdasarkan fungsinya kosmetik dibagi menjadi tiga jenis. Pertama,
memperbaiki penampilan dan kecantikan tujuannya adalah memperbaiki
bersamaan dibuat untuk menyamarkan bagian yang kurang menarik dan
memperbaiki lesi kulit. Kategori ini termasuk makeup, pewarna rambut, cat kuku
dan sebagainya. Kedua, perawatan kulit tujuannga adalah untuk mencapai dan
mempertahankan kehalusan dan kelenturan kulit. Bahan yang termasuk disini
adalah pelembab dan pencuci muka. Ketiga, pelindung kulit tujuannya adalah
melindungi kulit dari matahari, angin, dingin dan lain-lain (Maharani, 2015).
Salah satu kosmetik yang sering digunakan wanita adalah bedak. Bedak
adalah bubuk yang digunakan sebagai kosmetik untuk mempercantik muka atau
sebagai obat kulit. Bedak ditujukan untuk menyembunyikan kekurangan pada
kulit wajah, misalnya untuk menutupi kulit wajak yang mengilap (skin
imperfection and shininess). Bedak membantu memberi rona pada wajah dan
mempercantik penampilan. Bedak terbagi atas dua jenis yaitu bedak tabur dan
bedak padat. Bedak tabur digunakan dengan cara ditabur pada kulit, sedangkan
bedak padat digunakan dengan spons, kuas, atau kasur bedak. Adapun hal-hal
yang menjadi syarat bedak adalah mudah disapukan pada kulit, bebas dari partikel
keras dan tajam, tidak mudah menggumpal, tidak mengiritasi kulit, memenuhi
derajat halus yang telah ditetapkan (Tranggono dan Latifah, 2007).
Keberadaan logam berat dalam produk kosmetik dapat membahayakan
manusia. Logam berat yang terkandung dalam kosmetik umumnya merupakan zat
pengotor pada bahan dasar pembuatan kosmetik. Kandungan logam berat dalam
kadar yang berlebih dalam kosmetik baik yang ditambahkan dengan sengaja atau
tidak sengaja sangat tidak dibenarkan karena logam berat tersebut akan kontak
Pemakaian merkuri dapat menimbulkan iritasi kulit, bintik-bintik hitam,
penipisan kulit dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker kulit.
Merkuri pada kosmetik ini dapat diserap oleh kulit dan diedarkan oleh darah ke
seluruh tubuh. Efek toksisitas merkuri terutama pada organ ginjal dan susunan
saraf pusat. Merkuri di dalam darah akan mengendap di dalam ginjal yang
mengakibatkan gagal ginjal. Merkuri juga akan menyerang sistem saraf pusat
sehingga menimbulkan gangguan sistem saraf seperti tremor, insomnia, pikun,
gangguan penglihatan, ataksia (gerakan tangan tidak normal), gangguan emosi,
dan depresi. Pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan
permanen otak, ginjal, dan gangguan perkembangan janin bahkan paparan jangka
pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan muntah-muntah, diare dan
kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker) pada manusia (BPOM, 2007).
Suatu produk kosmetik yang tidak memiliki nomor registrasi,
kemungkinan memiliki kandungan zat-zat yang tidak diizinkan pemakaiannya
atau memiliki kadar yang melebihi ketentuan, sehingga dapat menimbulkan efek
samping yang berbahaya. Hal yang perlu diperhatikan tersebut adalah berkaitan
dengan kandungan merkuri yang terdapat pada produk kosmetik (BPOM RI,
2007).
Merkuri atau air raksa (Hg) adalah logam berat berbentuk cair, berwarna
putih perak, serta mudah menguap pada suhu ruangan. Merkuri (Hg) akan memadat
pada tekanan 7.640 Atm. Merkuri (Hg) memiliki nomor atom 80, berat atom 200,59
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 17 tahun 2014 Tentang Perubahan atas Peraturan Kepala Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor Hk.03.1.23.07.11.6662 Tahun 2011 tentang
Persyaratan Cemaran Mikroba dan Logam Berat dalam Kosmetika dilampirkan
bahwa persyaratan merkuri dalam kosmetik tidak lebih dari 1 mg/kg atau 1 mg/L
(1 bpj).
Penelitian Gusmaya (2005), menyatakan bahwa 10 kosmetik krim pemutih
produksi China yang beredar di pasar Ramai kota Medan mengandung merkuri.
Sembilan diantaranya melebihi baku mutu yang diperbolehkan yaitu ≤ 1mg/kg
(1bpj) dan dikategorikan tidak aman. Selanjutnya penelitian Hafwenny (2015),
melaporkan bahwa dari 15 krim pemutih yang dijual bebas di klinik kecantikan
Kota Medan terdapat 14 sampel krim yang mengandung merkuri dan 11
diantaranya melebihi baku mutu yang diperbolehkan. Selain itu penelitian Melia
(2009), diketahui dari tiga sampel bedak padat, diperoleh bahwa sampel bedak
padat V tidak mengandung merkuri. Sementara itu bedak padat S mengandung Hg
sebesar 3,00.10-4 % dan bedak padat M mengandung Hg sebesar 4,39.10-4 %.
Hal ini menunjukkan bahwa bedak M dan S tidak memenuhi persyaratan
Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Badan POM tentang kosmetik.
Berdasarkan ketiga penelitian tersebut diketahui bahwa kosmetik
berpotensi mengandung merkuri yang dilarang dalam Peraturan Menteri
Kesehatan RI dan Keputusan Badan POM. Sehingga perlu dilakukan penelitian
Kota Sidikalang merupakan pusat pasar yang berada di kabupaten Dairi.
Pasar tersebut satu-satunya pasar tradisional dan menjadi pusat jual beli
kebutuhan masyarakat yang mudah dijangkau. Banyak bedak padat yang beredar
di pasar Kota Sidikalang, mulai dari bedak padat lokal dan bedak padat impor.
Tingkat pengetahuan dan sikap konsumen tentang bedak padat yang dijual
perlu diketahui sebab bedak padat merupakan produk konsumen yang sangat
sering digunakan khususnya bagi kaum wanita. Pengetahuan adalah hasil dari
tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suau
tindakan. Terwujudnya sikap menjadi suatu perbedaan nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan (Notoadmodjo, 2011).
Tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang mengenai
bedak padat mengandung merkuri juga sangat diperlukan terutama dalam
menentukan bedak padat yang akan dipakai untuk merias wajah.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka dilakukan penelitian tentang kandungan
merkuri pada bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi badan pengawas
obat dan makanan (BPOM) serta tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah terdapat kandungan
logam merkuri pada bedak padat yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bagaimana tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat yang dijual di pusat
pasar di kota Sidikalang tahun 2017.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui kandungan logam merkuri pada bedak padat yang teregistrasi
dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tingkat
pengetahuan, sikap dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di
pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan logam merkuri pada
bedak padat lokal dan impor yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang dijual di pusat pasar di kota
Sidikalang.
2. Untuk mengetahui jumlah kandungan logam merkuri pada bedak padat
lokal dan impor yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) yang dijual di pusat pasar di kota Sidikalang.
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan konsumen dan pedagang terhadap
dan Makanan (BPOM) serta bahaya merkuri pada bedak padat di pusat
pasar di kota Sidikalang
4. Untuk mengetahui sikap konsumen dan pedagang terhadap bedak padat
yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) serta bahaya merkuri pada bedak padat di pusat pasar di kota
Sidikalang
5. Untuk mengetahui tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat
yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) serta bahaya merkuri pada bedak padat di pusat pasar di kota
Sidikalang
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan masukan bagi pihak pemerintah tentang kemungkinan
kandungan logam merkuri pada bedak padat lokal dan impor yang terdapat
di kota Sidikalang sehingga dapat mengawasi peredaran produk bedak
padat yang mengandung logam berat dan bahan berbahaya lainnya.
2. Bagi Universitas Sumatera Utara Fakultas Kesehatan Masyarakat untuk
pengayaan literatur tentang kandungan logam merkuri pada bedak padat
lokal dan import yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan Pengawas
Obat dan Makanan (BPOM) serta perilaku konsumen dan pedagang
terhadap bedak padat di pusat pasar di kota Sidikalang tahun 2017.
3. Sebagai bahan informasi dan edukasi kepada masyarakat khususnya para
kaum wanita sehingga meningkatkan pengetahuan dan wawasan tentang
4. Untuk peneliti sendiri agar menambah wawasan dan dapat menemukan
serta memecahkan permasalahan tentang kandungan logam merkuri pada
bedak padat lokal dan impor yang teregistrasi dan tidak teregistrasi Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta tingkat pengetahuan, sikap
dan tindakan konsumen dan pedagang terhadap bedak padat di pusat pasar