• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pemeliharaan Dan Promosi Pulau Banyak Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Aceh Singkil Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pemeliharaan Dan Promosi Pulau Banyak Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Aceh Singkil Chapter III V"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

GAMBARAN UMUM ACEH SINGKIL DAN PULAU BANYAK

3.1 Sejarah Pemerintahan Kabupaten Aceh Singkil

Kabupaten Aceh Singkil adalah salah satu

Kepulauan yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah

Singkil sendiri berada di jalur barat

dilakukan banyak perbaikan akses jalan agar keterpencilan wilayah dapat diatasi.

Diharapkan dalam waktu dekat Pelabuhan Singkil dapat dipergunakan sebagai

pelabuhan transit untuk jalur barat

Saat ini dipimpin Oleh Safriadi Manik.atau lebih akrab di panggil

Oyon.Penduduk asli kabupaten Aceh Singkil adalah

(2)

Singkil menurut cerita rakyat asal katanya berasal dari “sekel” yang artinya

“mau” ada pula yang mengatakan bahwa pada awalnya daerah ini bernama “Singkir”

(R) bukan Singkil (L) Dipameokan begitu karena letaknya yang amat jauh dari Banda

Aceh. Namun, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa arti Singkil

adalah pertama berasa tidak enak pada pendengaran (seperti ketika mendengar

seseorang mengikir besi, ngilu) kedua Singkil adalah tali ikat pinggang yang biasa

dipakai oleh perempuan yang sedang hamil.

Sejarah Kabupaten Aceh Singkil yang ada saat ini dimulai dari adanya sebuah

kota singkil yang merupakan daerah pusat keraajaan. Pengembangan daerah ini

selanjutnya diteruskan oleh pemerintah Hindia Belanda. Kota Singkil di fungsikan

sebagai mana layaknya sebuah kota yang kelahirannya dimulai pada masa penjajahan

Belanda sehingga Singkil difungsikan sebagai pusat kota dagang dan pusat pelabuhan

dagang dipantai Selatan Aceh, pada masa itu (diperkirakan pada abad ke 15 M).

Kapan kota Singkil pertama sekali di bangun bukanlah hal yang mudah untuk

memastikannya. Diperlukan berbagai pendekatan terutama melalui pendekatan

sejarah dan dilanjutkan dengan pendekatan empiris yaitu berdasarkan pengalaman

yang ditemui dari alam dan hasil penemuan – penemuan melalui sebuahpenelitian

yang komperehensif dan melibatkan berbagai pakar terutama dalam bidang arkeologi

dan palean tropologi yang mengkaji asal – usul manusia, warna kulit, bentuk fisik,

(3)

Seperti tersebut dalam sejarah bahwa Syeikh Abdurra’uf As-Singkily lahir

pada tahun 1615 M atau 1024 H. Apabila dikaitkan dengan kelahirannya maka secara

tidak langsung menunjukan bahwa kemungkinan Singkil telah dibangun pada tahun

tersebut atau abad sebelumnya.

Menurut legenda asal – usul Singkil itu dari tiga tempat yaitu dari kampong

Gelombang di alur lae soraya, Simpang Kiri. Simpang kiri adalah daerah yang

pertama kali terhempas oleh gelombang pasang naik dan sebagai muaranya adalah

kuala kepeng. Akibat erosi sungai, lama kelamaan menimbulkan tanah yang muncul

kepermukaan sehingga sungai menjadi dangkal dan beralih kedaerah lain. Akibat dari

erosi sungai tersebut munculah daerah Paya Bumbung, Rantau Gedang, Teluk

Ambun, Kuala Baru, dan kampong Singkil lama. Menurut cerita kampong Singkil

lama sudah tenggelam, kampong ini dahulu terletak di seberang kilangan yang

bernama Pasir Tengah. Pada hari jumat terjadi amukan Hindia (lautan Indonesia),

terjadi pergeseran dilaut yang begitu cepat, gelombang besar menghantam pantai

pelabuhan singkil sehingga hilang dari permukaan, warga yang selamat dari amukan

gelombang pindah ke daerah singkil yang ada sekarang, yang oleh belanda di

namakan new Singkil di sekitar pasir tengah apabila terjadi pasang surut akan tampak

batu – batu bekas peninggalan jaman dahulu.

Seorang pencatat bangsa portugis bernama Tome Pires, menulis buku laporan

(4)

baruus (Barus), dia juga menulis tentang kerajaan ching guele atau Quencel (Singkil).

Dia menyebut bahwa kerajaan singkil berbatasan dengan barus, disebelah utara

berbatasan dengan kerajaan mencopa atau daya (Aceh Barat). Aceh singkil pada

waktu itu belum beragama kerajaan singkil waktu itu banyak menghasilkan damar,

lada, emas. Singkil mempunyai perahu yang laju, dan ada sungai-sungai.

Kerajaan Singkil melakukan hubungan dagang dengan pasai, barus, dan

pariaman.

Masa klonel Singkil pernah dipimpin oleh raja yang bernama depha. Pada

mulanya raja ini menerima kehadiran belanda disingkil, bahkan ia memperlakukan

Belanda secara istimewa karena janji Belanda yang menyanggupi membantu singkil

untuk melepaskan diri dari kekuasaan kesultanan Aceh. Janji Belanda tersebut hanya

tipu muslihat saja pada tanggal 14 maret 1672 singkil dipaksa untuk menanda tanda

tangani perjanjian bilateral yang sangat merugikan yaitu bahwa kerajaan Singkil Perkembangan kota Singkil selanjutnya bagaikan sebuah drama yang

meninggalkan sebuah tragedi yang memilukan. Saat kota Singkil berada pada

perkembangan ekonomi yang sanggat pesat, tiba-tiba pada tanggal 12 fepbruari 1861

kota singkil hancur karena dilanda gempa b-umi (tektonik). Dan gelombang yang

sanggat dahsyat. Daerah lainya dipantai barat Aceh yang dilanda gempa bumi yang

hebat adalah meukhik, susoh dan kuala bate. Gempa bumi telah mengakibatkan

hancurnya semua inprastruktur yang dibangun pemerintah belanda sebelum tahun

(5)

harus setia sepenuhnya kepada Belanda, semua hasil bumi harus dijual kepada

asosiasi dagang Belanda (VOC) dengan harga yang ditentukan Belanda.

Sekitar abad ke 17 asosiasi dengan Inggris East indian company memasuki

wilayah Singkil. Inggris lantas merampas hasil bumi yang sudah menjadi wewenang

Belanda. Memasuki abad ke18 Singkil tidak lagi loyal kepada Belanda. Hal ini

desebabkan karena kapal – kapal dagang inggris dan amerika mulai berdatangan.

Kedua negara itu menumbuhkan iklim perdagangan bebas, berbeda dengan belanda

yang memakai cara monopoli sehingga belanda mulai tersingkir dari singkil. Namun

singkil lebih memilih bangsa amerika untuk menjual hasil buminya karena amerika

mampu membeli dengan harga yang lebih mahal. Pada suatu waktu pedagang

amerika melakukan penipuan, hasil bumi yang telah diserahkan oleh orang singkil

tidak di bayar. Rakyat singkil marah dan menyita sebuah kapal amerika. Membalas

tindakan ini presiden amerika mengirim kapal perang Potomac pada tahun 1931 dan

menyerang singkil.

Masa pendudukan Jepang rakyat Singkil sangat menderita. Kerja paksa rakyat

singkil dalam membangun jalan runding / sidikalang telah menimbulkan korban jiwa

yang cukup banyak. Rakyat juga kekurangan makanan, pakaian dan menderita

penyakit malaria. Bahan makanan sangat langka karena bahan makanan banyak yang

di ambil oleh Jepang untuk kebutuhan serdadu nya dan selebihnya di buang ke laut,

(6)

tetapi juga dipakai untuk naik pelaminan dan kain kapan. Rakyat yang berbgabung

dalam keibodan (hansip, sekarang) di paksa untuk jaga malam di tepi pantai agar

cepat di ketahui jika ada serangan musuh (sekutu). Selain itu juga bekerja menggali

parit – parit pertahanan. Apabila ada pejabat atau tokoh masyarakat yang mencoba

membela kepentingan rakyat maka di tempeleng dan di tangkap untuk disisksa

dengan alasan mata – mata sekutu. Setiap pegawai dan anak – anak sekolah bahkan

masyarakat bisa pada setiap pagi mengikuti upacara dan di haruskan membungkuk

(seikerei) kepada dewa matahari tersebut (tenno haika) raja syowa, sebagai

penghoramatan.

Kota Singkil amat menarik untuk di kaji baik dari segi sejarah, sosial,

ekonomi, budaya, dan politik. Berdasarkan sejarah kota singkil pernah mengalami

kejayaan terutama di bidang ekonomi pada sekitar awal abad ke 18. Ketika itu kota

singkil menjadi bandar (pelabuhan) di bagian pantai selatan aceh dan sekaligus

menjadi kota perdagangan. Pada saat itu segala perdagangan lada, damar, sutra emas,

dan hasil rempah – rempah yang akan di ekspor ke amerika sekrikat, harus melalui

pelabuhan singkil, sehingga kota singkil menjadi daya tarik penduduk daerah lain

sebagai tempat mencari pekerjaan. Kapal –kapal inggris dan amerika berdatangan ke

singkil. Kedua negara ini menumbuhkan iklim perdagangan bebas, berbeda dengan

belanda yang memakai cara monopoli, sehingga belanda tersingkir dari singkil. Pada

(7)

sampai ke barat ujung bawang, di sebelah timur pohon yang tinggi di sebelah barat ke

arah selatan adalah bekas jalan ke singkil (depan benteng singkil).

3.2 Keadaan Umum Kabupaten Aceh Singkil dan Pulau Banyak

3.2.1 Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik

Kabupaten Aceh Singkil dengan ibukota Singkil adalah sebuah kabupaten

yang berada di ujung selatan Provinsi Aceh di Pulau Sumatera, Indonesia.Aceh

Singkil merupakan pemekaran dari Kabupaten Aceh Selatan dan sebagian wilayahnya

berada di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser. Kabupaten ini terbentuk tahun

1999 dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 14 Tahun 1999 tanggal 27 April

1999. Letak geografis Kabupaten Aceh Singkil berada pada posisi 2o 0’2”-2o 36’40”

Lintang Utara dan 97o 04’54”- 98o 11’47” Bujur Timur. Kabupaten ini terdiri dari

dua wilayah yaitu daratan dan kepulauan.Kepulauan yang menjadi bagian dari

Kabupaten Aceh Singkil adalah Kepulauan Banyak yang terdiri dari Pulau Banyak

dan Pulau Banyak Barat.

Kabupaten ini memiliki batas wilayah administrasi yang meliputi sebelah

Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam, sebelah Selatan berbatasan dengan

Samudera Indonesia, sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara, dan

sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan. Aspek administrasi

(8)

sejauh 4 mil sejauh garis pangkal seluas 2.802,56 km2, wilayah udara di atas daratan

dan laut kewenangan, serta termasuk ruang di dalam bumi di bawah wilayah daratan

dan laut kewenangan, serta wilayah kepulauan dengan jumlah pulau lebih kurang 87

pulau terdiri dari pulau-pulau kecil dan besar.

Kesebelas kecamatan tersebut adalah Kecamatan Pulau Banyak, Kecamatan

Pulau Banyak Barat, Kecamatan Singkil, Kecamatan Singkil Utara, Kecamatan Kuala

Baru, Kecamatan Simpang Kanan, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Danau

Paris, Kecamatan Suro, Kecamatan Singkohor dan Kecamatan Kota Baharu. Melihat

dari sisi topografi, wilayah Kabupaten Aceh Singkil berada di daerah pesisir dan

daerah sebelah utara merupakan daerah dataran dengan kemiringan antara 0% – 8 %.

Sedangkan pada daerah yang menjauhi pesisir merupakan daerah yang berbukit-bukit

dengan kemiringan antara 8% – 30%. Sebagian kawasannya merupakan daerah suaka

alam Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Kondisi ketinggian lahan menunjukkan bahwa Kabupaten Aceh Singkil

berada di antara ketinggian 0 m – 100 m dpl. Daerah pesisir di sebelah selatan dan

daerah di sebelah timur berada pada ketinggian antara 0 m – 5 m dpl. Sedangkan pada

daerah di sebelah utara memiliki kondisi yang relatif berbukit-bukit dengan

ketinggian antara 5 m – 100 m dpl. Secara geologi, bagian utara Kabupaten Aceh

Singkil merupakan daerah dengan fisiografi wilayah perbukitan yang didominasi oleh

sistem perbukitan berupa bukit lipatan. Di antara bukit-bukit terdapat sungai dan

(9)

fisiografi terdiri atas dataran aluvial sungai dan endapan pasir laut yang sebagian

besar merupakan ekosistem rawa yang unik.

Di samping itu, terdapat juga bahan induk tanah berupa bahan organik yang

sebagiannya telah terdekomposisi membentuk gambut.Pada bagian selatan juga

terdapat daerah kepulauan yang umumnya didominasi oleh bahan induk bukit kapur

dan endapan pasir. Sebagai daerah yang dilalui oleh patahan aktif Sesar Semangko

yang diperkirakan bergeser sekitar 11 mm/thn maka wilayah Kabupaten Aceh Singkil

termasuk dalam daerah dengan resiko bencana yang tinggi sebagai akibat dari proses

geologis, terutama pada bagian selatan yang merupakan daerah pesisir pantai.

Konsekuensinya, wilayah Kabupaten Aceh Singkil merupakan daerah rawan gempa

dan longsor.

Disamping itu, bagian utara wilayah kabupaten merupakan daerah yang rawan

erosi karena sebagian besar material pembentuk tanah terdiri dari bahan induk berupa

batuan liat, batu kapur, dan pasir kuarsa. Beberapa kawasan rawan gelombang pasang

(rob) dan abrasi pantai adalah Kecamatan Singkil meliputi Kampung Pulau Sarok,

Kecamatan Singkil Utara meliputi Kampung Gosong Telaga Selatan, Gosong Telaga

Utara, GosongTelaga Timur, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah, Kecamatan

Kuala Baru meliputi Kampung Kuala Baru Laut, Kuala Baru Sungai dan Kayu

(10)

Secara hidrologis, Kabupaten Aceh Singkil memiliki potensi sumberdaya air

yang sangat besar bersumber dari air sungai, danau, rawa-rawa dan mata air. Potensi

sumberdaya air terbesar bersumber dari air sungai. Sungai Singkil (Lae Singkil)

adalah sungai utama yang bermuara ke Samudera Indonesia dan merupakan

pertemuan dari dua sungai yaitu Lae Cinendang dan Lae Soraya. Lae Cinendang

memiliki hulu di Pakpak Barat Provinsi Sumatera Utara, sedangkan Lae Soraya

berhulu di Lawe Alas Kabupaten Aceh Tenggara.

Kawasan rawa gambut dalam yang terdapat di bagian barat Kabupaten Aceh

Singkil berfungsi sebagai daerah transisi antara daratan dan lautan sehingga

berpotensi untuk mencegah rembesan air laut ke darat dan sekaligus sebagai sumber

cadangan air tanah. Disamping itu, sebagian besar daerah rawa-rawa gambut tersebut

adalah bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) sebagai Kawasan Suaka Alam

(KSA) atau Kawasan Pelestarian Alam (KPA) sesuai peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Pemanfaatan air tanah yang bersumber dari mata air dilakukan dengan

pembuatan sumur bor dan pemanfaatan air tanah dangkal dilakukan dengan metode

penggalian sumur yang umumnya terdapat di daerah yang agak tinggi. Sedangkan di

daerah yang agak rendah seperti Kota Singkil, Kuala Baru dan Singkil Utara, air

sumur tidak layak diminum karena berbau, berwarna, dan berasa lagang. Sumberdaya

air yang sangat besar seperti diuraikan di atas sangat berpotensi digunakan untuk

(11)

lainnya. Jumlah cadangan air yang tersedia dari Lae Singkil diperkirakan sebesar 982

Juta m3 /tahun dengan debit rata-rata 55 m3 /detik, Lae Cinendang sebesar 580 Juta

m3 /tahun dan Lae Soraya sebesar 397 Juta m3 /tahun. Lae Singkil yang melewati

Kota Singkil juga berpotensi menyebabkan banjir tahunan pada daerah sekitar aliran

sungai. Ditambah lagi kondisi sebagian fisik lahan yang berbentuk rawa-rawa gambut

mengakibatkan mudahnya terjadi genangan air yang agak lama. Iklim di wilayah

Kabupaten Aceh Singkil termasuk dalam tipe iklim tropis.

Berdasarkan data tahun 2011, hari hujan rerata 36 hari/tahun dengan curah

hujan 2.12,5 mm/bulan. Secara Administratif, Kecamatan dengan wilayah terluas

adalah KecamatanPulau Banyak Barat, dengan luas wilayah terluas yaitu 27.867,27

Ha, dengan persentase 15 % dari luas wilayah kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan

kecamatan dengan luas administrative terkecil adalah Pulau banyak barat, dengan

luas wilayah 1.500,81 Ha dengan persentase 0,81 %dari total luas kabupaten aceh

singkil.

Sedangkan secara luas wilayah yang terbangun, kecamatan dengan luas

wilayah terluas adalah kecamatan Danau paris, dengan luas wialayah terbaguna

adalah 24.179,06 Ha dengan persentase 20,17 % dari total wilayah terbangun

Kabupaten Aceh Singkil. Untuk wilayah terbangun terkecil adalah kecamatan Pulau

banyak dengan Luas daerah terbangun 1.038,67 Ha atau 0,87 % dari total wialayah

(12)

Batas Wilayah Kabupaten Aceh Selatan dengan Kabupaten lain adalah

sebagai berikut Sebelah Utara dengan Kabupaten Aceh Tenggara, Sebelah Timur

dengan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Sebelah Selatan dengan

Samudera Hindia; dan Sebelah Barat Kabupaten Aceh Barat Daya

Secara administratif Kabupaten Aceh Selatan dibagi menjadi 18 kecamatan

dengan jumlah desa 248 yang terdiri dari 43 Mukim. Untuk lebih jelasnya

pembagian kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan dapat dilihat pada tabel dan

gambar berikut :

Tabel 3.1. Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah desa/kelurahan

No Kecamatan

Luas (Ha)

Persentase Desa Kelurahan

(13)
(14)

18 Labuhanhaji

Barat

8.904 2,07 13

-

13

Sumber: Kabupaten Aceh Selatan Dalam Angka Tahun 2011

Peta 3.1 : Peta Administrasi Kabupaten Aceh Selatan dan Cakupan Wilayah Kajian

(15)

3.2.2 Demografi

Perkembangan penduduk Kabupaten Aceh Selatan dalam kurun waktu lima

tahun terakhir memperlihatkan angka yang fluktuatif. Awal Tahun 2003, misalnya,

tercatat penduduk di daerah ini tidak lebih dari 193.461 jiwa. Angka penduduk ini

terus meningkat secara signifikan menjadi 193.945 jiwa pada Tahun 2004 dan sedikit

menurun menjadi 188.909 Tahun 2005 dan meningkat menjadi 203.316 jiwa pada

Tahun 2006. Meski demikian, memasuki akhir Tahun 2007, jumlah penduduk

Kabupaten Aceh Selatan telah mencapai 204.449 jiwa, lebih tinggi dibanding empat

tahun sebelumnya.

Berdasarkan data penduduk lima tahun terakhir terdapat kecenderungan

peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan, hal ini dapat dilihat selisih

antara jumlah penduduk tahun 2006 dan 2001 sebanyak 1.286 Jiwa atau mengalami

rata-rata pertumbuhan sebesar 0,85%. Kecamatan yang mengalami pertumbuhan

penduduk cukup besar yaitu Kecamatan Kalibawang dengan rata-rata pertumbuhan

3.3% dan terendah yaitu kecamatan Aceh Selatan yang mengalami kecenderungan

penurunan jumlah penduduk yaitu -0.3%.

Sepanjang Tahun 2003-2007, jumlah penduduk di Kabupaten Aceh Selatan

mengalami kenaikan pertumbuhan rata-rata hampir 1,31 persen per tahun. Angka

pertumbuhan ini tergolong sedikit lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan rata-rata

(16)

2001-Penyebaran penduduk terlihat relatif merata di setiap Kecamatan. Sampai

pada Tahun 2011 pada saat revisi RPJMK dilakukan, penduduk terbanyak dijumpai

di Kecamatan Tapaktuan, yaitu mencapai 22.727 jiwa atau 11,17 persen dari total

penduduk Aceh Selatan. Disusul Kecamatan Kluet Utara, yaitu sebanyak 22,271 jiwa

(10,92 persen). Sedangkan penduduk yang paling sedikit ditemui di Kecamatan

Trumon sekitar 2,61 persen (4,156 jiwa), disamping Kecamatan Kluet Tengah 3,09

persen (6.189 jiwa). Untuk rumah tangga terlihat juga lebih dominan ditemui di

Kecamatan Kluet Utara, termasuk pula Kecamatan Tapaktuan dan Meukek. Untuk

lebih jelasnya jumlah penduduk Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2001-2006 dapat

(17)
(18)

No Kecamatan

Jumlah 204449 205970 210215 211564 202003

(19)

Sumber : Kabupaten Aceh Selatan Dalam Angka tahun 2011

3.2.3 Keuangan dan Perekonomian Daerah

Kondisi keuangan daerah pada dasarnya merupakan anggaran pendapatandan

belanja daerah. Pendapatan daerah berupa pendapatan asli daerah, transfer (dana

perimbangan) dan lain-lain pendapatan yang sah. Belanja dapat di bedakan untuk

belanja tidak langsung dan biaya langsung. APBD Kabupaten Aceh Selatan lima

tahun ke belakang selalu menerapkan defisit anggaran, walaupun sebenarnya

pendapatan selalu naik tiap tahunnya.

Pertumbuhan ekonomi kabupaten Aceh Selatan dari tahun 2008 sampai tahun

2010 selalu mengalami pertumbuhan, walaupun pertumbuhannya dirasa masih sangat

lamban. Pertumbuhan pada tahun 2010 hanya tercatat 4,29 persen yang masih berada

dibawah angka provinsi dan nasional. Dengan dapat mengendalikan laju inflasi maka

dapat memberikan informasi adanya gerak laju pertumbuhan yang positif walaupun

(20)

3.2.4 Tata Ruang Wilayah

Penataan ruang Daerah Kabupaten Aceh Selatan bertujuan mewujudkan

“Masyarakat Aceh Selatan yang Maju, Sejahtera, dan Islami Berbasis Pertanian,

Industri, Perdagangan dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan

Ketahanan Nasional". Untuk mewujudkan tujuan dimaksud ditetapkan kebijakan

perencanaan ruang wilayah, Kebijakan yang dimaksud meliputi:

a. Peningkatan pengelolaan kawasan lindung;

b. pengembangan bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang berbasis

konservasi guna meningkatkan kesejahtraan masyarakat ;

c. Peningkatan produktivitas wilayah melalui intensifikasi lahan dan

modernisasi pertanian dengan pengelolaan yang ramah lingkungan;

d. Penataan lahan pertanian lahan basah;

e. Pengembangan wisata potensial yang ramah lingkungan dan ramah budaya;

f. Penataan lahan hutan ;

g. Penataan lahan perkebunan;

h. Pengembangan pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan sesuai potensi

lestari ;

i. Pengembangan sektor industri, peternakan, dan perdagangan yang

(21)

j. Pengembangan pusat kegiatan agrobisnis, pariwisata dan permukiman

sebagaimana;

k. pembangunan prasarana dan sarana wilayah yang berkualitas untuk

pemenuhan hak dasar dan dalam rangka perwujudan tujuan penataan ruang

yang berimbang, berbasis konservasi serta mitigasi kebencanaan;

l. Pengembangan pemanfaatan sumberdaya alam dengan memperhatikan

kelestarian lingkungan dan kebencanaan;

m. Peningkatan fungsi kawasan pertahanan dan keamanan negara.

Rencana struktur ruang wilayah kabupaten Aceh Selatan, meliputi :

a. sistem pusat kegiatan

(22)

Peta 2.3 : Peta Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten Aceh Selatan

Sumber, RTRW Kabupaten Aceh Selatan 2010-2031

Sumber, RTRW Kabupaten Aceh Selatan 2010-2031

3.2.5 Sosial dan Budaya

Kondisi kinerja pembangunan bidang pendidikan selama lima tahun terakhir

mengalami perubahan fluktuatif, angka Partisipasi Sekolah untuk Pendidikan dasar

pada awal tahun 2003 sebesar 99,42 persen dan meningkat sebesar 99,63 persen pada

tahun 2007, sedangkan tingkat kelulusan pada tahun 2003 sebesar 90 persen dan

(23)

sebesar 17 dan turun menjadi 16 pada tahun 2007, sedangkan Angka Guru yang

Memenuhi Kualitas pada tahun 2003 sebesar 15 dan meningkat menjadi 29 orang di

tahun 2007.

Meskipun telah terjadi berbagai peningkatan yang cukup berarti,

pembangunan pendidikan belum sepenuhnya mampu memberi pelayanan merata,

berkualitas dan terjangkau. Sebagian penduduk tidak dapat menjangkau biaya

pendidikan yang dirasakan masih mahal dan pendidikan juga dinilai belum

sepenuhnya mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat sehingga pendidikan

belum dinilai sebagai bentuk investasi. Berikut gambaran perkembangan pelayanan

bidang pendidikan sebagaimana tabel dibawah ini :

Tabel 3.3 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota

(24)
(25)

Tengah

Tapaktua

n

18 3 3 1 5 2 2

Samadua 11 3 1 1 6 1 -

Sawang 13 3 2 - 3 1 1

Meukek 20 4 2 1 3 3 2

Labuhanh

aji

12 3 3 1 1 1 -

Labuhanh

aji Timur

8 3 1 1 1 1 1

Labuhanh

aji Barat

14 3 1 - 1 3 2

(26)
(27)

No Kecamatan

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Kab Aceh Selatan, 2008

Dalam Bidang Kesehatan, berdasarkan UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 tentang

hak untuk hidup sejahtera lahir batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan

yang baik dan sehat dan hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, maka

kesehatan merupakan salah satu aspek dari hak asasi manusia. Dalam hal ini

pelayanan kesehatan merupakan hak dasar yang harus dipenuhi oleh negara bagi

(28)

sehat dan kepemilikan sanitasi dasar yang meliputi akses air bersih, jamban, tempat

sampah dan pengelolaan air limbah. Status kesehatan dan gizi masyarakat diukur dari

umur harapan hidup (UHH), angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB),

dan prevalensi kekurangan gizi pada balita terus menunjukkan perbaikan selama

kurun waktu 2005 – 2009.

3.2.6 Kelembagaan Pemerintah Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah, susunan Organisasi Dan Tata Kerja Pemerintah Kabupaten Aceh

Selatan pada tahun 2011 ini telah menyesuaikan Peraturan Pemerintah dimaksud

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Aceh Selatan Nomor 14 Tahun 2008, tentang

Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Aceh Selatan.Dan Perda No 15

Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten

(29)

BAB IV

PULAU BANYAK SEBAGAI SALAH SATU DAYATARIK WISATA DI ACEH SINGKIL

4.1 Gambaran Umum Pulau Banyak

Gugusan pulau di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh ini bagaikan perawan karena

keindahan alamnya yang masih alami, berupa pantai berpasir putih bersih, laut jernih,

dan langit biru.Pulau Banyak merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh

Singkil. Letaknya di perairan Samudra Hindia atau sekitar 20 mil laut (37,04

kilometer) dari daratan Sumatera. Pulau ini terdiri dari 99 pulau besar dan kecil.

Penghuninya sekitar 6.000 jiwa dengan pekerjaan mayoritas nelayan.

Sejumlah pulau di sana juga memiliki ombak laut yang menjadi idaman

peselancar. Contohnya, di Pulau Bangkaru. Di sana ombak laut bertinggi rata-rata 5-6

meter. Ombak seperti itu datang setiap satu menit sekali. Terutama saat musim angin

barat antara bulan April-Agustus, banyak wisatawan mancanegara singgah untuk

menikmati ombak tersebut. Di Bangkaru pula terdapat tempat konservasi penyu hijau.

Namun, wisatawan domestik atau pun mancanegara belum banyak yang

mengenal Pulau Banyak. Merujuk ”Aceh dalam Angka 2013”, jumlah kunjungan

tamu ke Kabupaten Aceh Singkil, termasuk Pulau Banyak, adalah domestik 172.600

(30)

domestik 212.165 orang dan mancanegara 4.662 orang pada 2012.Padahal, potensi

wisata di Pulau Banyak sangat luar biasa. Bahkan, bisa lebih baik dari Pulau Sabang

maupun Pulau Bali jika digarap dengan optimal.

Di sisi lain, akses transportasi ke kawasan Aceh Singkil, termasuk ke Pulau

Banyak, masih minim. Tak banyak moda transportasi umum dari Banda Aceh ke

Aceh Singkil. Cara utama untuk menuju ke Aceh Singkil adalah dengan

menggunakan kendaraan pribadi atau menyewa. Adapun waktu tempuh jalur darat

dari Banda Aceh ke Aceh Singkil 12-14 jam lewat darat.

Dari Aceh Singkil ke Pulau Banyak pun hanya tersedia akses kapal feri yang

tak berlayar setiap hari. Kapal feri dari Aceh Singkil ke Pulau Banyak hanya ada tiga

kali seminggu, yakni pada hari Selasa, Jumat, dan Minggu.

Demikian pula dari Pulau Banyak ke Aceh Singkil hanya ada tiga kali

seminggu, yakni hari Rabu, Sabtu, dan Minggu. Adapun waktu tempuh jalur laut dari

Aceh Singkil ke Pulau Banyak 3-3,5 jam.

4.2 Potensi Pulau Banyak Sebagai Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisatawan dapat menjadi hal-hal yang dapat mempengaruhi orang

(31)

daya tarik tersebut.Daya tarik dapat juga berupa keindahan alam, keunikan dan

sumber daya alam.

Pulau Banyak memiliki potensi wisata yang kaya. Hampir semua gugusan

Pulau Banyak memiliki pantai berpasir putih bersih, seperti di Pulau Palambak.

Hamparan pantai berpasir putih di Palambak terbentang lebih dari 5 kilometer. Sangat

cocok untuk bermain pasir dan berjemur menikmati pancaran sinar matahari.

Di beberapa pulau pun terdapat titik untuk menyelam dan melihat pemandangan

bawah laut, berupa terumbu karang dan ikan laut berwarna-warni. Salah satu titik

menyelam terdapat di perairan Pulau Tailana. Bahkan, karena air lautnya jernih,

pemandangan bawah laut itu bisa dinikmati dari permukaan laut tanpa harus

menyelam.

Pada bulan tertentu, banyak penyu hijau yang bertelur di sana.

Selain itu, di sejumlah gugusan Pulau Banyak terdapat tempat untuk melihat matahari

terbit dan terbenam. Matahari yang bangun dan tertidur di sana berbentuk lingkaran

penuh dengan warna kuning kemerah-merahan. Hal ini ditunjang kondisi langit yang

masih bersih tanpa kontaminasi polusi udara.

4.3 Peran Pemerintah dalam Pembangunan Obyek Wisata Pulau Banyak

(32)

pada 1999. Daerah ini baru mulai melakukan pembangunan dalam sepuluh tahun

terakhir. Infrastruktur jalan, misalnya jalan aspal dari Aceh Selatan ke Aceh Singkil,

baru ada pada 2003.

Aceh Singkil butuh banyak perhatian dari sejumlah instansi terkait. Apalagi

pada sektor pariwisata. Pembangunan sektor wisata tidak hanya tanggung jawab dinas

pariwisata. Pembangunan sektor wisata butuh kerja sama multisektor, seperti

pekerjaan umum, perhubungan, dan ekonomi kreatif. Oleh sebab itu, Disbudpar Aceh

berupaya berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar sejumlah instansi bisa

dikoordinasikan untuk mengembangkan pariwisata di Aceh Singkil, terutama Pulau

Banyak. Di sisi lain, mengembangkan pulau terpencil seperti Pulau Banyak butuh

biaya besar dan waktu yang lama. Sulit rasanya apabila hanya pemerintah daerah

yang berupaya tanpa dukungan dari pusat.

4.4 Sarana Dan Prasarana Pendukung Wisatawan

Pemerintah Aceh seharusnya proaktif dalam menyediakan alat transportasi

laut ke Pulau Banyak, Kabupaten Aceh Singkil, karena daerah itu terdapat objek

wisata yang sangat indah. Anggota DPR Aceh, Hendriyono saat dihubungi dari

Blangpidie, Rabu menyatakan, Pulau Banyak juga terkenal sebagai daerah yang

memiliki nilai sejarah dalam perkembangan Islam di Aceh, karena di kawasan

(33)

Dua ulama besar yang lahir di Kabupeten Aceh Singkil tersebut adalah Syekh

Abdulrrauf As Singkily atau lebih dikenal dengan sebutan Tengku Syiah Kuala dan

Syekh Hamzah Al Fansuri ulama besar berkaliber internasional yang hidup semasa

kerajaan Aceh Darussalam.

Singkil itu daerah bersejarah. Jadi, Pemerintah Aceh harus proaktif melakukan

pembenahan terhadap insfrastruktur termasuk sarana dan prasarana lainnya, supaya

kawasan tersebut cepat terbebas dari ketertinggalan," kata politisi PKPI asal wilayah

pantai Selatan Aceh itu. Dikatakan lagi, selain harus proaktif terhadap pembangunan

infrastruktur jalan dan jembatan, pemerintah Aceh juga harus tanggap terhadap

pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir di kawasan Singkil yang selama ini warga

di sana hanya bekerja mengumpulkan kerang untuk mencukupi kebutuhan.

Pemerintah Aceh harus berupaya sekuat tenaga untuk mengeluarkan Singkil

dari keterpurukan, jangan hanya cukup dengan pembangunan jembatan Kuala Baru

semata, akan tetapi pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program harus

ditingkatkan agar masyarakat yang berada di wilayah pesisir itu menjadi mandiri.

Bukan saja program pemberdayaan yang harus diterapkan, akan tetapi, lanjutnya,

Pemerintah Aceh juga harus mengelola tempat-tempat wisata yang terdapat di

kawasan Kepulauan Banyak dengan menyediakan sarana transportasi khusus wisata

laut, sehingga para wisatawan lokal, nasional dan internasional yang hendak

(34)

Kita minta Pemerintah Aceh dapat menyediakan kapal khusus wisata laut di

kawasan Kepulauan Banyak, supaya para pengunjung menjadi lebih mudah untuk

melihat keindahan alam di sana. Karena, dengan banyaknya para pengunjung datang,

tentu pendapatan masyarakat bertambah dan PAD menjadi meningkat. Jika

transportasi wisata sudah tersedia, sarana dan prasarana pendukung sudah memadai,

tentu saja para pengunjung semakin ramai, apalagi ditambah dengan pembangunan

jembatan Kuala Baru dan jalan tembus antara Trumon, Aceh Selatan menuju Singkil

terselesaikan, secara otomatis akses wisatawan menjadi lebih mudah.

Apalagi, lanjutnya, keindahan Pulau Banyak tidak diragukan lagi, bahkan para

pengujung yang datang mengaku terpesona melihat keindahan pantai yang bersih, air

laut bening dan jernih ditambah lagi dengan terumbu karang yang indah dan bila

dikelola dengan baik daerah itu menjadi lebih maju daripada kabupaten lain wilayah

barat selatan Aceh. Coba bayangkan, jika Pemerintah Aceh ini benar-benar fokus

terhadap pembangunan ke daerah itu, tentu saja dalam waktu dekat Kabupaten Aceh

Singkil menjadi lebih maju sebagaimana kabupaten lain di Provinsi Aceh ini.

4.5 Upaya Untuk Mempromosikan Obyek Wisata Pulau Banyak

Upaya untuk mempromosikan objek wisata Pulau Banyak di Aceh Singkil dapat

(35)

1) Strategi promosi dengan penerapan teknologi dengan media elektronik

terutama internet dengan membuka situs pariwisata dengan dilengkapi

data yang terbaru.

2) Media promosi elektronik selanjutnya bisa kita menggunakan iklan di

televisi karena menurut saya dengan menyiarkan iklan di TV itu

merupakan ide yg relatif.

3) Implementasi sapta pesona pariwisata (aman, indah, tertib, bersih, ramah

tamah, dan kenangan), kualitas pelayanan kepariwisataan yang baik

merupakan sarana yang efektif untuk meningkatkan jumlah wisatawan.

4) Jaminan keamanan dan kenyamanan berwisatawan selama para wisatawan

berkunjung ke daerah tersebut.

5) Dengan menambah event-event wisata dan diversifikasi produk wisata,

festival budaya lokal (upacara adat), pertunjukan kesenian (seni tari,

theater dan seni musik) dan aspek pelestarian lingkungan (konservasi

(36)

4.6 Strategi Pemeliharaan Obyek Wisata Pulau Banyak di Aceh Singkil

Strategi pemeliharaan obyek wisata Pulau Banyak bisa kita lakukan dengan

cara sebagai berikut :

1) Masyarakat setempat juga bisa menghimbau para wisatawan agar tidak

membuang sampah selama melakukan perjalanan di sana untuk tetap

melestarikan obyek wisata Pulau Banyak.

2) Menurut saya kita bisa meminta bantuan kepada pemerintah setempat agar

di berikan sumbangan untuk meletakkan tong sampah disetiap sudut

pedesaan agar tidak ada warga atau pun wisatawan yang membuang

(37)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan sebelumnya mengenai Strategi Pemeliharaan Dan

Promosi Pulau Banyak Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Di Aceh Singkil

maka dapat disimpulkan bahwa Aceh Singkil adalah salah satu Kabupaten di

Indonesia yang memiliki banyak potensi wisata, baik dibidang alam, sejarah maupun

budaya. Sektor pariwisata menjadi sangat penting ketika potensi kepariwisataan yang

ada menjadi sektor yang dapat diandalkan untuk memberikan devisa (pemasukan)

yang besar bagi Negara, daerah dan masyarakat setempat.

Kabupaten Aceh Singkil merupakan pemekaran dari

Kabupaten ini juga terdiri dari dua wilayah, yakni daratan dan kepulauan. Kepulauan

yang menjadi bagian dari Kabupaten Aceh Singkil adalah

dimiliki suatu objek wisata memerlukan kualitas pelayanan, baik dari pihak pengelola

maupun dari masyarakat lokal tersebut. Pelestarian objek wisata juga sangat

dibutuhkan untuk menarik perhatian wisatawan yang akan berkunjung ke destinasi

(38)

5.2 Saran

Sesuai dengan kesimpulan yang penulis uraikan di atas, dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut

a. Pengelola sekaligus Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten

Aceh Singkil hendaknya terus meningkatkan promosi Pulau

Banyak baik di luar Kabupaten Aceh Singkil agar objek

wisata ini semakin dikenal, daya tarik wisata semakin

diperkuat dengan sarana permainan air atau penampilan

kesenian di objek wisata. Dapat membangkit minat dan

motivasi wisatawan untuk berkunjung ke Pulau Banyak.

b. Menciptakan pencitraan baru yaitu Pulau Banyak sebagai

daerah wisata kuliner masakan laut yang murah dan higenis

dan perataan lingkungan sekitar pantai yang berpeluang

meningkatkan pendapatan masyarakat dan wilayah.

c. Agar memperbaiki infrastruktur yang rusak menuju

Kabupaten dan objek wisata Pulau Banyak seperti

memperbaiki jalan yang berlubang, dan menerapkan Sapta

Pesona pada objek wisata dalam melayani pengunjung tanpa

memandang wisatawannya, menyediakan sarana pendukung

yang permanen dan mengatur bangunan yang ada dan yang

Gambar

Tabel 3.3 Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota
Tabel 3.4. Jumlah Rumah per Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Puisi adalah karya sastra yang berbentuk bait dan disusun menggunakan bahasa yang indah dan bermakna2. Penikohan adalah sifat yang ada pada pemain atau pelaku sebuah

​ Conclusion: ​The factors that most affect the quality of life of people living with HIV were education level and stigma of ARV therapy.. Keywords: duration of

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling , karena penulis berasumsi dalam penelitian Quasi Eksperiment (eksperimen semu) dibutuhkan kemampuan siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan komposisi media tanam berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi tanaman 2 MST, total luas daun, bobot segar tanaman, bobot

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Third, describing and interpreting the norms or characters in the reading passages of the English textbook 2015 developed by The Ministry of Education

& 3 rd liner adalah saham saham yang dikategorikan yang mempunyai kapitalisasi yang kecil, cenderung mempunyai volatilitas yang tinggi dengan volume yang relatif kecil

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan komplikasi Diabetes