• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA F (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA F (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

EKSISTENSI OTONOMI DAERAH

DI SUSUN OLEH: NAMIRA NURALIAH SARI

13 401 029

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR

MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Eksistensi Otonomi Daerah”. Penulisan makalah merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Hukum Tata Pemerintahan.

Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini..

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Makassar, November 2014

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB. I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...

BAB. II PEMBAHASANN ...

A. Eksistensi Otonomi Daerah ...

B. Dasar Hukum Otonomi Daerah ...

BAB. III PENUTUP ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia menganut sistem negara kesatuan, hubungan kewenangan antara tingkat pemerintahan telah diatur di dalam Pasal 18 A Undang-undang Dasar 1945 bahwa hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah akan diatur oleh Undang-undang khusus. Pada suatu Negara kesatuan, hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah dapat diatur melalui berbagai peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan otonomi daerah. Hal ini disebabkan antara lain karena berbagai cakupan dan masalah yang berkaitan dengan hak, kewajiban dan tanggung jawab berbagai tingkat pemerintahan yang ada di suatu Negara tidak akan bisa diatur hanya oleh satu undang-undang saja. Oleh karena itu, keberadaan berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur hubungan hukum dan kewenangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah merupakan suatu keniscayaan yang wajar dalam suatu Negara Pengaturan hubungan antara Pemerintah Pusat dan daerah dapat berbentuk Undang undang tentang Pemerintahan Daerah, Undang undang Mengatur Hubungan keuangan Pusat dan Daerah, Undang-undang tentang Kewenangan Pusat dan Daerah. Undang-undang yang mengatur tentang hubungan kewenangan pusat dan daerah merupakan salah satu undang-undang yang utama dalam mengatur berbagai materi yang berkaitan dengan atribusi, distribusi, dan delegasi serta koordinasi kewenangan di antara berbagai level pemerintahan yang ada di suatu negara yang berstatus sebagai negara kesatuan. Oleh karena itu, keberadaan undang-undang yang mengatur hubungan pusat dan daerah merupakan suatu kebutuhan utama dalam suatu Negara upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa reformasi dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan bertepatan dengan proses pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke rezim yang lebih demokratis).

(5)

Untuk mengkaji dan mengulas tentang eksistensi otonomi daerah, maka diperlukan subpokok bahasan yang saling berhubungan, sehingga penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian otonomi daerah?

2. Bagaimana pelaksanaan otonomi daerah?

3. Apa tujuan otonomi daerah?

4. Apa dasar hukum otonomi daerah?

5. Apa saja kewenangan daerah otonom?

C. Tujuan dan manfaat penulisan

1. Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas SANI FISIP dan menjawab pertanyaan yang ada pada rumusan masalah.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Eksistensi Otonomi Daerah

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang - undangan.

Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, yaitu:

1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan pemerintahan.

(7)

Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati II) dengan beberapa dasar pertimbangan:

1. Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif minim.

2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif.

3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya.

Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah:

1. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah.

2. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air.

3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik dan maju.

Pengertian Otonomi Daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang - undangan.

Tujuan Otonomi Daerah Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

2. Pengembangan kehidupan demokrasi. Keadilan.

(8)

4. Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI.

5. Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.

6. Menumbuhkan prakarsa dan kreatifitas, meningkatkan peran serta masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Dasar hukum diselenggarakan otonomi daerah di Indonesia Dasar hukum

a. Dewan perwakilan rakyat Daerah (DPRD) DPRD merupakan lembaga yang berperan sebagai badan legislative di daerah baik di provinsi, kabupaten maupun kota. DPRD sebagai lembaga perwakilan rakyat di dearah merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi Pancasila. Dan dipilih melalui pemillu.

b. Pemerintahan Daerah Pemerintah daerah merupakan lembaga di daerah yang berperan sebagai badan eksekutif daerah. Berdasarkan UUD 1945 pasal 18 ayat 4 pemerintah daerah yang dibentuk di wilayah, provinsi, kabupaten dan kota ini dipilih secara demokratis. Dalam menjalankan kewenangannya, pemerintah daerah berhak menetpkan peraturan daerah dan peraturan lainnya untuk melaksanakn otonomi dan tugas bantuan.

Syarat-syarat Pembentukan daerah Otonom Wilayah Negara kesatuan RI dapat dijadikan sebagai daerah otonom apabila daerah tersebut memenuhi persyaratan, yaitu :

(9)

b. Luas daerah Untuk menjadikan daerah otonom diperlukan luas wilayah tertentu, sehingga keamanan dan stabilitas serta pengawasan dari pemerintah daerah dapat dijalani dengan baik.

c. Pertahanan dan Keamanan Nasional Hankam suatu daerah merupakan modal penting utama bagi jalannya sebuah pemerintahan.

d. Syarat-syarat lain Artinya yaitu segala sesuatu yang memungkinkan daerah untuk dapat melaksanakan pembangunan dan pembinaan kestabilan politik serta persatuan dan keatuan bangsa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab.

Asas-asas Otonomi Daerah Asas Sentralisasi adalah pemusatan seluruh penyelenggaraan pemerintah Negara dengan pemerintah pusat.

 Asas Desentralisasi adalah segala pelimpahan kewenangan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah.

 Asas Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah gubernur sebagai wakil pemerintah dan perangkat pusat di daerah.

 Asas Pembantuan adalah asas yang menyatakan turut serta dalam pelaksanaan urusan pemerintah yang ditugaskan kepada pemerintah daerah dengan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan kepada yang memberi tugas.

Kewenangan yang dimiliki oleh daerah otonom Kewenangan Politik Adanya otonomi daerah, rakyat melalui DPRD memiliki kewenangan memilih kepala daerah sendiri. Kewenangan Administrasi Menyangkut keuangan pemerintah pusat dengan memberikan uang kepada daerah untuk mengelola karyawan dan organisasi.

B. Dasar Hukum Otonomi Daerah

(10)

pemerintahan pusat dan daerah. Pemberlakuan sistem otonomi daerah merupakan amanat yang diberikan oleh Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Amandemen Kedua tahun 2000 untuk dilaksanakan berdasarkan undang-undang yang dibentuk khusus untuk mengatur pemerintahan daerah. UUD 1945 pasca-amandemen itu mencantumkan permasalahan pemerintahan daerah dalam Bab VI, yaitu Pasal 18, Pasal 18A, dan Pasal 18B. Sistem otonomi daerah sendiri tertulis secara umum dalam Pasal 18 untuk diatur lebih lanjut oleh undang-undang. Pasal 18 ayat (2) menyebutkan, “Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.” Selanjutnya, pada ayat (5) tertulis, “Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.” Dan ayat (6) pasal yang sama menyatakan, “Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

2. Ketetapan MPR-RI Tap MPR-RI No. XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Otonomi Daerah : Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang berkeadilan, serta perimbangan kekuangan Pusat dan Daerah dalam rangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(11)

kuat. Tinggal permasalahannya adalah bagaimana dengan dasar hukum yang kuat tersebut pelaksanaan Otonomi Daerah bisa dijalankan secara optimal.

Adapun yang dimaksud pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta daerah otonomi yang lain sebagai badan eksekutif daerah:

1. Kepala daerah provinsi adalah Gubernur.

2. Kepala daerah kabupaten adalah bupati.

3. Kepala daerah kotamadya adalah walikota.

Kepala daerah mempunyai tugas dan wewenang menurut Pasal 25 UU No. 32 tahun 2004 yaitu:

1. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama DPRD.

2. Mengajukan rancangan Perda.

3. Menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD.

4. Menyusun dan mengajukan racangan Perda tentang APBD kepada DPRD untuk dibahas dan ditetapkan bersama.

5. Mengupayakan terlaksananya kewajiban daerah.

6. Mewakili daerahnya di dalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundangundangan.

Selain tugas dan wewenang kepala daerah dan wakil kepala daerah mempunyai kewajiban menurut Pasal 27 UU No. 32 tahun 2004 sebagai berikut:

(12)

2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat

3. Memelihara kerukunan dan ketertiban masyarakat.

4. Melaksanakan kehidupan demokratis

5. Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan

6. Menjaga etika dan norma dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.

7. Memajukan dan mengembangakan daya saing daerah.

8. Melaksanakan prinsip tata pemerintahan yang bersih dan baik.

9. Melaksanakan dan mempertanggungjawabkan keuangan daerah.

10. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh instansi vertikal di daerah dan semua perangkat daerah.

11. Menyampaikan rencana strategi penyelenggaraan pemerintahan daerah di hadapan paripurna DPRD.

(13)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang - undangan. Kewenangan yang dimiliki oleh daerah otonom adalah Kewenangan politik yakni Adanya otonomi daerah, rakyat melalui DPRD memiliki kewenangan memilih kepala daerah sendiri. Dan Kewenangan Administrasi yakni Menyangkut keuangan pemerintah pusat dengan memberikan uang kepada daerah untuk mengelola karyawan dan organisasi. Dasar hukum otonomi daerah yaitu :UUD 1945 pasal 18 , UU No. 32 tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang No. 3 tahun 2003 Kabupaten sumenep diharapkan mampu memanfaatkan sebaik – baiknya kebijakan otonomi daerah untuk memajukan daerahnya dan mensejahterakan masyarakatnya.

B. Saran

(14)

DAFTAR PUSTAKA

- Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

- http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/07/dasar-hukum-otonomi daerah.html#sthash.lfhp45UV.dpuf

Referensi

Dokumen terkait

Semakin besar persepsi resiko semakin besar pula kemungkinan keterlibatan konsumen pada pembelian (Engel, et.al. Ketika persepsi resiko menjadi tinggi, ada motivasi apakah

Apabila Anda tidak melakukan perpindahan penerbangan Scoot dengan Singapore Airlines atau SilkAir dalam rencana penerbangan yang sama, atau berhak atas layanan pindah Scoot-Thru

Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimanakah perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan pembelajaran metode Numbered Head Together

Tabel 3 menunjukkan hasil pengukuran pada kadar besi sampel air sumur bor di Pondok Pesantren Hidaya- tullah Banjarbaru dilakukan sebelum dan setelah dilakukan

Terbukti dengan munculnya penelitian I Nyoman Kusuma Wardana bertajuk perancangan sistem pakar untuk diagnosa penyakit mulut dan gigi menggunakan bahasa pemrograman CLIPS

Sapanjang buah kabanaran Katik nan katangah lah luruih manuruik adaik lamo pusako usang, baa kok diambo gayuang ka disambuik kato ka dijawek, dek karano kito lai

1.2 Reka Bentuk Reka Bentuk Mekatronik Mekatronik 1.1.6 Membuat 1.1.6 Membuat penambahbaikan penambahbaikan kepada produk kepada produk berdasarkan lakaran berdasarkan lakaran

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat di simpulkan bahwa sistem informasi yang saat ini sedang berjalan di Kantor Camat Gowa masih dilakukan