• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI PNS PROVINSI DKI JAKARTA TERHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERSEPSI PNS PROVINSI DKI JAKARTA TERHAD"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI PNS PROVINSI DKI JAKARTA TERHADAP ATURAN

PENGGUNAAN KENDARAAN UMUM BAGI PEJABAT DAN

PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI

DAERAH KHUSUS IBU KOTA JAKARTA

Siti Pahriyah, Suhadi, dan Raharjo

Program Studi PPKN FIS Universitas Negeri Jakarta

ABSTRACT

This study aimed to obtain information on how the perception of Jakarta civil servants to use public transport rules for officials and staff of the special provincial capital Jakarta area. This study was conducted to Jakarta provincial civil servants who work at City Hall Jakarta Province. The research was conducted on on 5 - May 10, 2014.

The method used is descriptive quantitative method. The study population was all over Jakarta provincial civil servants with a sample of 140 civil servants in the various Bureau and Agency in Jakarta Provincial City Hall in the sampling area. Data collection techniques by way of questionnaires and documentation .

To capture the data variable, shaped instrument used a Likert scale questionnaire consisting of 27 items that statement distributed to 140 civil servants in the Central Jakarta Provincial Kot. The results of this study indicate Jakarta civil servants in general have a positive perception and argued that the governor's instruction number 150 of 2013 Jakart against the rules for the use of public transport for officials and staff of the provincial capital city of Jakarta specialty areas can reduce the traffic congestion in Jakarta, although there are still Governor considers Instruction No. 150 is the way to handle congestion kurangtepat capital city. implementation Governor Instruction No. 150 in 2013 aims to reduce traffic congestion in Jakarta and reduce the use of fuel oil.

Keywords : Perception of Jakarta civil servants, Public transport rules for officials and staff of the special provincial capital Jakarta area

PENDAHULUAN Latar Belakang

Macet, macet dan macet begitulah Pekerjaan Rumah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari tahun ke tahun tak

kunjung henti.Kemacetan adalah

situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah

kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutama yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan

kepadatan penduduk. Kemacetan

(2)

telah melampaui kapasitas jalan, terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas, terjadi banjir sehingga kendaraan

memperlambat kendaraan, dan lain

sebagainya.

Kemacetan lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat, karena kemacetan dapat menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan. Dampak kemacetan lalu lintas antara lain adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta menimbulkan polusi udara. Pemborosann BBM terjadi karena kemacetan menyebabkan kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi pembakaran yang tidak efektif. Selain pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga akan rugi waktu.

Jadi dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas sangat banyak.Selain waktu dan biaya, kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan stress dan menimbulkan emosi.Akibatnya pekerjaan pun menjadi terganggu. Kadang-kadang akibat terburu-buru akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam nyawa para pengguna

jalan.Kemacetan juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat dan pembakaran pun menjadi lama. Selain itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.Jadi dampak yang diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas sangat luas, mulai dari bidang kesehatan, ekonomi hingga produktivitas kerja.

Beberapa cara telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan ini diantaranya degan

dengan meningkatkan kapasitas

jalan/parasarana seperti memperlebar jalan,

menambah lajur lalu lintas,

meningkatkan kapasitas persimpangan

(3)

Metro Mini, Mikrolet, Kereta Api, dan lain-lain.

Serta yang terbaru adalah pengeluaran Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2014 tentang aturan penggunaan kendaraan umum bagi pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Dengan ini Pemerintah DKI Jakarta menghendaki agar para pejabat dan PNS DKI Jakarta menggunakan kendaraan umum yang mengangkut banyak penumpang sehingga mengurangi kemacetan dan menghemat penggunaan Bahan Bakar Minyak serta memberikan contoh kepada masyarakat pada umumnya untuk menggunakan kendaraan umum.

Implementasi Instruksi Gubernur ini dimulai pada hari jumat minggu pertama pada tanggal 3 bulan Januari Tahun 2014. Berbagai media massa pun mengkritisi dan mengekspos berbagai respon yang diberikan oleh masyarakat pada umumnya dan para pejabat dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada khusunya, baik mendukung (pro) maupun menolak (kontra).

Suatu kebijaksanaan, dalam hal ini Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013

dibuat sebagai langkah tindakan yang sengaja dilakukan oleh actor pemerintahan berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi. Yaitu masalah kemacetan yang tak kunjung selesai, bahkan dari tahun ke tahun semakin parah.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap kemacetan jalanan Ibu Kota Jakarta semakin hari semakin parah dimana ini ditunjukkan dengan kemacetan hampir di segala titik jalanan semakin parah hal ini pun memacu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta khususnya Gubernur DKI Jakarta mencari cara untuk mengurai kemacetan ini salah satunya yaitu pembuatan Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 tentang aturan penggunaan kendaraan umum bagi pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta. Hal ini pun menimbulkan tanggapan positif-negatif (pro-kontra) terhadap bergulirnya kebijakan ini. Hal inilah yang memacu peneliti untuk mengamati berkembangnya persepsi PNS Provinsi DKI Jakarta terhadap implementasi Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 ini.

Tujuan

(4)

terhadap Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 tentang aturan penggunaan kendaraan umum bagi pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta yang dibatasi pada implementasi pelaranagn menggunakan kendaraan pribadi pada hari jumat minggu pertama setiap bulannya, dan sebagai referensi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mengambil kebijakan selanjutnya dalam hal khususnya pelarangan PNS DKI Jakarta membawa kendaraan pribadi pada hari jumat minggu pertama setiap bulannya dan pada umumnya sebagai referensi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengambil kebijakan selanjutnya untuk menangani masalah kemacetan jalanan ibu kota.

KAJIAN PUSTAKA / KAJIAN TEORI 1. Persepsi

Secara etimologis persepsi atau dalam bahasa Inggris perception berasal dari bahasa latin yaitu perception, dari percipere yang artinya menerima atau

mengambil.1

1 Alex Sobur, Psikologi Umum, Bandung, Pustaka

Setia, 2009, h. 445

Dalam Kamus Standar dikatakan bahwa persepsi adalah sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.2

Menurut Koentjaraningrat persepsi adalah sudut pandang individu tentang suatu lingkungan.3

Sedangkan menurut Miftah Thoha persepsi adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap individu di dalam

memahami informasi tentang

lingkungannya baik lewat penglihatan, penghayatan, perasaan, dan penciuman.4

Abdul Rahman berpendapat bahwa persepsi adalah kemampuan

membeda-bedakan, mengelompokkan,

memfokuskan perhatian terhadap satu

objek rangsang.5 Dalam proses

pengelompokkan dan membedakan ini persepsi melibatkan proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek.

2 Abdul Rahman Saleh, Psikologi Suatu Pengantar

Dalam Perspektif Islam, Jakarta, Kencana, 2008, h. 110 3 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi,

Jakarta, Rineka Cipta, 1990, h. 103

4 Miftah Thoha, Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. raja Garfindo Persada, 1996, h. 123

(5)

Persepsi menurut Sarwono adalah proses mental atau pengorganisasian dari apa yang dilihat, didengar, dan juga dirasakan yang kemudian menimbulkan kesan terhadap suatu objek.6 Manusia

dalam kehidupan sehari-hari pasti memanfaatkan panca indra tersebut, manusia dapat menstimulus yang ada di sekitarnya, sehingga dapat melahirkan interpretasi terhadap apa yang dialaminya.

Indicator persepsi menurut

Depdikbud, 1985 dalam

Soelaemanadalah :

a. Seleksi (selection) adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.

b. Interpretasi adalah proses

mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.

c. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi.7

Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. Setiap

6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum

Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 2000, h. 39 7 Alex, Op. Cit, 447

orang mempunyai persepsi yang berbeda-beda tergantung dari apa yang dilihat dan

dirasakannya. Seseorang dapat

membentuk persepsinya karena ada pesan yang masuk ke dalam otak manusia, pesan tersebut didapat dari panca indera yang dimiliki seseorang.Persepsi adalah tanggapan terhadap peristiwa dan keadaan yang ada di sekitarnya.

Selain itu, menurut Jalaludin Rakhmat beberapa factor yang mempengaruhi persepsi individu adalah sebagi berikut :

a. Orang atau objek yang diamati.

Setiap individu berusaha membuat penilaian terhadap tingkah laku orang atau objek yang diamati dengan memberikan perhatian (attention) pada orang atau objek tersebut, namun seringkali individu tidak menyadari

faktor yang mempengaruhi

penilaiannya. Proses persepsi dipengaruhi oleh status orang atau objek yang diamati.

(6)

c. Pengamat. Persepsi juga dipengaruhi oleh kondisi dalam diri individu yang melakukan pengamatan. Salah satu aspek internal yang mempengaruhinya adalah factor kebutuhan. Seseorang cenderung mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang memenuhi kebutuhannya, sehingga individu dapat menginterpretasikan suatu masalah dengan cara yang berbeda; d. Persepsi diri. Bagaimana seseorang

memandang dirinya akan

mempengaruhi persepsinya. Konsep diri adalah bagaimana individu memandang diri sendiri. Struktur diri ini tidak hanya khas tetapi juga konsisten bagi tiap individu;

e. Katakteristik pribadi. Karakteristik pribadi seseorang mempengaruhi persepsinya terhadap orang lain atau objek. Jika seseorang menerima dirinya sendiri, maka ia cenderung memandang aspek-aspek yang menyenangkan pada diri orang lain dari sudut pandang kelemahan dirinya sendiri.8

8 Djalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi,

Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996, h.95

Dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi adalah penafsiran seseorang atau individu terhadap suatu objek atau peristiwa dengan menggunakan panca indranya dan kinerja otak, sehingga persepsi yang dibentuk dari setiap individu berbeda-beda tergantung pada karakteristik pribadi.

2. Pegawai Negeri Sipil Provinsi DKI Jakarta

Pengertian Pegawai Negeri Sipil dapat diperoleh dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian di dalam ketentuan pasal 1 yang memberikan batasan bahwa Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.9

9Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974

(7)

Dari rumusan di atas ditarik kesimpulan bahwa terdapat unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat disebut sebagai Pegawai Negeri, yaitu :

a. Memenuhi syarat yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b. Diangkat oleh pejabat yang berwenang;

c. Diserahi tugas dalam jabatan negeri atau jabatan negara lainnya;

d. Digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pegawai Negeri Sipil terdiri dari :

a. Pegawai Negeri Sipil Pusat; dan

b. Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Jadi bisa ditarik kesimpulan PNS Provinsi DKI Jakarta adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi

tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku yang berkedudukan di daerah tingkat provinsi yaitu Provinsi DKI Jakarta

Berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 dijelaskan bahwa Pegawai Negeri berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil dan merata dalam

penyelenggaraan tugas Negara,

pemerintahan dan pembangunan.10

3. Implementasi

Menurut Van Meter dan Van Horn merumuskan implementasi ini sebagai “thos actions by public or private individuals (or groups) that are directed at the achievement of objectives set forth in prior policy decisions” (tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh

(8)

individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan).

Daniel A. Mazmanian dan Paul A.

Sabatier menjelaskan makna

implementasi adalah memahami apa yang senyatanya terjadi suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul sesudah disahkannya pedoman-pedoman kebijaksanaan Negara, yang mencakup

baik usaha-usaha untuk

mengadimistrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.11

Berdasarkan pandangan tersebut di atas dapatlah kita simpulkan bahwa proses

implementasi kebijaksanaan itu

sesungguhnya tidak hanya menyangkut perilaku badan-badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan juga

11 Solichin Abdul Wahab, Implementasi

Kebijaksanaan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta, Bumi Aksara,2004. h. 65

menyangkut jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi, sosial yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku dari semua pihak terlibat, dan yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap dampak baik yang diharapkan (intended) maupun yang tidak diharapkan (spillover/negative effects)

Menurut Udoji dengan tegas mengatakan “the execution of policies is as important if nor more important than policy making. Policies will remain dreams of blue prints file jackets unless they are implemented” (pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijaksanaan. Kebijaksanaan-kebijaksaan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapih

dalam arsip kalau tidak

diimplementasikan).

(9)

Beberapa cara telah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan ini diantaranya dengan biasanya yang paling dominan membatasi arus belok kanan,meningkatkan kapasitas persim pangan melalui lampu lalu lintas, persimpangan tidak sebidang/flyover, memberikan sanksi jika ada yang melanggar, pembatasan kendaraan pribadi dengan menggunakan Electronic Road Pricing (ERP), penggunaan jalur Three in One di jalan-jalan tertentu, peningkatan biaya pemilikan kendaraan, pajak bahan bakar, pajak kendaraan bermotor, dan yang terakhir upaya pemerintah agar

masyarakat berpihak atau

menggunakan kepada angkutan umum seperti Busway, Metro Mini, Mikrolet, Kereta Api, dan lain-lain.

Pada akhirnya pemerintah ProvinsiDKI Jakarta mengeluarkan Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 untuk mengatasi kemacetan ini. Instruksi ini berisikan aturan penggunaan kendaraan umum bagi pejabat dan pegawai di lingkungan

pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Instruksi Gubernur merupakan salah satu contoh dari kebijaksanaan negara. Menurut James E. Anderson, merumuskan kebijaksanaan negara adalah sebagai perilaku seorang actor (pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian actor dalam suatu bidang kegiatan tertentu dan kebijaksanaan diambil sebagai langkah tindakan yang sengaja dilakukan oleh actor berkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi.12

Menurut Carl Friedrich

mengatakan bahwa kebijaksanaan adalah suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau

mewujudkan sasaran yang

diinginkan13. Instruksi gubernur yang

dibuat bermacam-macam, termasuk instruksi gubernur yang mengatur

(10)

larangan PNS membawa kendaraan pribadi maupun dinas ke kantor pada hari jumat minggu pertama setiap bulannya.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa Instruksi Gubernur adalah salah satu kebijaksanaan Negara yang diambil oleh pejabat untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada dalam hal ini adalah permasalahan kemacetan jalanan ibu kota yang tak kunjung terurai.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.Penelitian deskriptif kuauntitatif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gambaran mengenai gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat dari data yang diperoleh berupa angka-angka. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan adalah dengan melihat persepsi PNS terhadap Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun aturan penggunaan kendaraan umum bagi pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah populasi yang akan diteliti dan mewakili dari populasi tersebut.14 Teknik

pengambilan sampel dari penelitian ini menggunakan teknik penarikan sampel Area Sampling atau sampel wilayah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data

14 Hermawan warsito, Pengantar Metode Penelitian,

(11)

yang sangat luas 15.Dimana sampel

diambil 20 PNS dari tujuh biro/badan yang ada diantaranya Biro Perekonomian, Satuan Polisi Pamong Praja, Biro Tata Pemerintahan, Biro Hukum, Biro Pendidikan dan Mental Spiritual, Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan, dan Badan Kepegawaian Daerah di Balai Kota DKI Jakarta akan diberikan kuesioner persepsi terhadap Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013. Instrument yang akan disebarkan kepada responden sebelumnya akan dilakukan uji coba untuk mengetahui tingkat keterbacaan, kemudian dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing untuk melihat keefektifan menjaring informasi. Data-data dari hasil kuesioner selanjutnya dihitung persentase jawaban responden untuk tabulasi sederhana dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Adapun rumus untuk menghitung prosentase jawaban responden adalah sebagi berikut :

P = F x 100% N

Keterangan :

P : Prosentase yang dicari

15 http://fhienie.wordpress.com/2009/05/22/tekhnik-sampling-probabilitias-non-probabilitas/ diakses pada hari Jumat 6 Juni Pukul. 06.00

F : Frekuensi jawaban

N : Jumlah responden

100% : bilangan tetap16

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 adalah salah satu cara kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jkaarta untuk mengurangi kemacetan jalanan Ibu Kota. Kemacetan DKI Jakarta yang tidak berujung .berbagai cara telah dilakukan pemerintah provinsi untuk menguraikan kemacetana Jakarta namun seola-olah kemacetan tidak mau beranjak dari wajah ibu kota kita.

Berdasarkan penelitian ini ditemukan bahwa dengan adanya implementasi instruksi gubernur nomor 150 tahun 2013 tentang aturan penggunaan kendaraan umum bagi pejabat dan pegawai di lingkungan pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta pada dasarnya banyak yang setuju terhadap kebijakan ini . Kebijakan atau instruksi ini mampu mengurangi kemacetan jalanan ibukota Jakarta walalupun tidak terlalu signifkan. Setelah melewati proses seleksi dari rangsangan di lingkungan sekitar

(12)

ataupun dari dalam diri pribadi PNS DKI Jakarta, interpretasi yaitu pemahaman individu terhadap Instruksi Gubernur Nomor 150 Tahun 2013 ini dan rekasi yang ditunjukkan oleh PNS DKI Jakarta .

Dari temuan ini terlihat jelas bahwa PNS DKI Jkaarta memiliki persepsi positif dengan adanya Instruksi Gubernur DKI Jkaarta Nomor 150 Tahun 2013 tentang larangan PNS Provinsi DKI Jakarta untuk membawa kendaraan pribadi pada hari jumat minggu pertama setiap bulannya meskipun dari penggunaan kendaraan umum bisa menimbulkan dampak yang merepotkan bagi responden diantaranya harus berangkat leboh pagi, dengan menggunakan kendaraan umum responden merasa tidak nyaman, dan lain sebagainya.

KESIMPULAN

Dari penelitian ini menyimpulkan bahwa PNS

Provinsi DKI Jakarta secara umum meiliki persepsi :

a. Kendaraan umum saat ini di Jakarta masih rawan kriminalitis serta tidak terawat kenyamanan, kebersihan dan ketertibannya tidak terjamin.

b. Menggunakan kendaraan umum membuat yang biasa menggunakn

kendaraan pribadi lebih repot, hasil berangkat lebih awal untuk mengejar jadwal keberangkatan kendaraan umum belum lagi menggunakan kendaraan umum beresiko terlambat karena ngetem. c. Dengan adanya PNS Provinsi DKI

Jakarta maka berkuranglah kemacetan jalanan Ibu Kota mekipun sedikit

d. Adanya sanksi jika PNS Provinsi DKI Jakarta membawa kendaraan pribadi pada hari jumat minggu pertama setiap bulannya

PNS Provisni DKI Jakarta memiliki persepsi positif dalam penerapan Instruksi Gubernur NOmor 150 Tahun 2013

REFERENSI

Arikunto, Suharsimi.1997. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, RinekaCipta.

Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropolog, Jakarta : RinekaCipta. Rakhmat, Djalaluddin .1996. Psikologi Komunikasi, Bandung :Remaja Rosdakarya. Saleh, Abdul Rahman. 2008. Psikologi Suatu

Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta : Kencana.

(13)

Sobur, Alex. 2009, Psikologi Umum, Bandung : PustakaSetia.

Thoha, Miftah. 1996. Perilaku Organisas., Jakarta: PT. Raja GarfindoPersada.

Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Wahab,Solichin Abdul.2004. Implementasi Kebijaksanaandari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Jakarta, BumiAksara.

Warsito, Hermawan. 1992. Pengantar Metode Penelitian, Jakarta : Gramedia.

http://www.sarjanaku.com/2012/11/pengertian -pegawai-negeri-sipil.html diakses pada hari Kamis Tanggal 30 Januari 2014 Pukul 14.34

http://fhienie.wordpress.com/2009/05/22/tekh

nik-sampling-probabilitias-non-probabilitas/ diakses pada hari Jumat 6 Juni Pukul. 06.00

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/de tail/63/Balai-Kota-Gedung diakses pada Hari Kamis Tanggal diakses pada Hari Kamis Tanggal 1 Mei 2014

BIOGRAFI PENULIS

Siti Pahriyah, lahir pada tanggal 3 Desember 1991 di Desa Pabuaran Kidul, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Cirebon. Terlahir sebagai anak ke lima dari sebelas bersaudara dari pasanagn Syamsul Ma’arif dan Siti Asiah.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Besar hubungan yang dihasilkan oleh variabel bebas X (tipe kepribadian Enterprising) terhadap variabel terikat Y (kinerja karyawan) dijelaskan dengan hasil analisis nilai

Sedangkan adaptasi yaitu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan dalam menyesuaikan diri dengan kebutuhan atau tuntutan baru yang ada di

Pada umumnya konsolidasi akan berlangsung satu arah (one dimensional consolidation) yaitu yaitu pada arah vertikal saja, karena lapisan tanah yang mengalami

37 Pematahan Dormansi dengan Perendaman Benih. dalam Alkohol

b. Pembatalan peserta yang dilakukan setelah tanggal 25 Februari 2018 maka kontribusi peserta akan dikembalikan sebesar 25% dari HTM. c. Pembatalan peserta yang dilakukan

Bahagian pertama (I) mengandungi lima (5) wirid yang terpilih daripada wirid-wirid para ulama’ yang bersumberkan amalan dan nur Rasulullah SAW serta mempunyai fadilat yang

Namun, dalam menjumpai permasalahan tersebut pihak Muhammadiyah tidak bertindak tegas oleh sebab itu organisasi Muhammadiyah selalu membuktikan pada masyarakat bahwa

[r]