• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Kelompok PERTEMUAN II DAN III PROG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Tugas Kelompok PERTEMUAN II DAN III PROG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Kelompok

PERTEMUAN II DAN III

Mata Kuliah

MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK

Oleh:

Radhityo FHW, SE,Ak 10.2.01.13.0181

Miftahul Fanani,SE 10.2.01.13.

PROGRAM PASCA SARJANA

MAGISTER SAINS AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA

SURABAYA

(2)

Pengertian Manajemen Keuangan Sektor Publik dan Dasar-dasar Hukum Keuangan Negara

Brainstorming

Kelemahan dalam sistem keuangan negara Indonesia yang diwarisi dari pemerintahan Orde Baru adalah bersifat mendasar. Kelemahan tersebut meliputi desain dan pelaksanaan sistem pengendalian internal, ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penyimpanan keuangan negara yang semrawut dan pengungkapan Sisa Anggaran Lebih (SAL) yang tidak konsisten dan tidak memadai. Karena posisi keuangan negara tidak dilaporkan secara akurat, dan tepat waktu (tentang jumlah atau besarnya anggaran negara, struktur atau cara pembelanjaannya maupun struktur atau arah penggunaannya) rakyat dan DPR tidak dapat menggunakan hak budget-nya. Sistem yang buruk itu tidak informatif untuk mengetahui posisi keuangan negara sehingga tidak dapat digunakan sebagai dasar pengambil keputusan serta melakukan antisipasi untuk masa yang akan datang. Buruknya pengelolaan keuangan negara itu sekaligus telah menjadi salah satu faktor penyebab krisis ekonomi Indonesia pada tahun 1997 dan lambatnya pemulihan perekonomian hingga saat ini.

Untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, pemerintah era Orde Baru. Koreksi pertama adalah dengan menyatukan anggaran negara yang tadinya dibagi dalam dua kelompok, yakni anggaran rutin dan anggaran pembangunan. Pada masa Orde Baru anggaran rutin dikontrol oleh Departemen Keuangan sedangkan besarnya anggaran pembangunan struktur pembelanjaannya maupun alokasinya adalah dikendalikan oleh Bappenas. Dengan sistem politik otoriter, sistem pemerintahan yang sentralistis dan ekonomi yang relatif tertutup, pada waktu itu kita menjalankan sistem perencanaan yang sentralistis. Koreksi kedua adalah dengan meniadakan anggaran non-budgeter. Koreksi ketiga adalah dengan mengeluarkan paket Undang-Undang Keuangan Negara tahun 2003-2004. Ketiga Undang-undang bidang Keuangan Negara tersebut adalah: (1) UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara; (2) UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara dan (3) UU No. 15 Tahun 2006 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara. Bentuk koreksi keempat adalah dengan mengeluarkan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) pada tanggal 13 Juni 2005 (Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah).

Ketiga paket perundangan keuangan dan peraturan pemerintah mengenai SAP merupakan reformasi struktur keuangan negara serta sistem akuntabilitasnya. Reformasi fiskal itu tercermin dalam ketiga paket UU Bidang Keuangan Negara yang diundangkan pada tahun 2003-2004 maupun dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) bulan Juli 2005. Ketiga UU dan SAP tersebut telah merubah design sistem akuntabilitas keuangan negara, struktur anggaran negara serta jenis maupun format laporan keuangan negara. Ketiga UU dan PP itu menerapkan perbendaharaan negara yang terpadu, memberlakukan sistem akuntansi berpasangan, menggunakan sistem akuntansi yang terpadu dan terkomputerisasi serta menerapkan desentralisasi pelaksanaan akuntansi secara berjenjang.

MANAJEMEN KEUANGAN SEKTOR PUBLIK dan DASAR HUKUM KEUANGAN NEGARA

Asas dalam pengelolaan keuangan negara ( Penjelasan UU No. 17 Tahun 2003 dasar pemikiran) sebagai pencerminan best practice (penerapan kaidah-kaidah yang baik) antara lain:

• Akuntabilitas berorientasi pada hasil; • Profesionalitas;

• Proporsionalitas;

• Keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara;

• Pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri

Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 6 ayat 1 menyatakan bahwa Presiden memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Presiden dalam melaksanakan pengelolaan keuangan negara tersebut dikuasakan kepada (Pasal 6 ayat 2):

a. Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal dan wakil pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan.

b. Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Kementerian/ Lembaga yang dipimpinnya;

(3)

Menteri keuangan dalam rangka pengelolaan fiskal mempunyai kewajiban menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN (UU 17 tahun 2003 pasal 8 huruf g) dan Menteri/ Pimpinan lembaga sebagai pengguna anggaran/pengguna barang kementrian/lembaga yang dipimpinnya juga mempunyai tugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya (UU 17 tahun 2003 pasal 9 huruf g). Sedangkan pengelolaan keuangan daerah dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelolaan keuangan daerah selaku pejabat pengelola APBD dan Kepala Satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah. Salah satu tugas pejabat pengelola APBD adalah menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (UU No.17 tahun 2003 pasal 10 ayat 2 huruf e). Begitu juga pejabat pengguna anggaran mempunyai tugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya (UU No. 17 tahun 2003 pasal 10 ayat 3 huruf g).

Laporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban APBN (UU No. 17 tahun pasal 30 ayat 2 dan UU No. 1 tahun 2004 pasal 55 ayat 2) meliputi realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan keuangan yang dilampiri laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya. Sedangkan laporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD (UU No, 17 tahun 2003 pasal 31 ayat 2 dan UU No. 1 tahun 2004 pasal 56 ayat 2) realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan keuangan yang dilampiri laporan keuangan perusahaan daerah.

Ruang Lingkup Ilmu Keuangan Publik

Ilmu tentang keuangan publik berkembang menurut perkembangan peran atau aktivitas pemerintah dalam melaksanakan pelayanan publik dan menyejahterakan masyarakat public. Pada dasarnya ilmu tentang keuangan publik mempelajari tentang penerimaan dan pengeluaran negara beserta pengaruh-pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat suatu negara. Oleh karena itu, ruang lingkup keuangan publik meliputi hal-hal berikut ini.

1. Pengeluaran atau belanja negara (baik pusat maupun daerah). 2. Penerimaan negara (baik pusat dan atau daerah).

3. Dampak pengeluaran atau belanja negara dan penerimaan negara terhadap kehidupan masyarakat atau dampak APBN atau APBD terhadap kehidupan masyarakat.

Kesamaan antara keuangan privat dengan keuangan negara.

1. Keuangan privat atau keuangan negara berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang menyangkut pembelian, penjualan dan transaksi-transaksi yang lain.

2. Untuk membiayai kegiatan-kegiatannya maka baik sektor keuangan privat ataupun sektor keuangan negara bisa menaikkan pinjamannya, melakukan pembayaran dan lain-lain.

3. Sektor keuangan privat ataupun sektor keuangan negara sama-sama bertujuan ingin memuaskan keinginan masyarakat.

4. Baik sektor keuangan privat ataupun sektor keuangan negara mempunyai sumber yang terbatas.

Perbedaan antara Keuangan Privat dan Keuangan Negara

a. Keuangan privat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Sektor ini harus hidup dengan sarana yang dimiliki sendiri sehingga mungkin bisa terjadi defisit apabila pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan.

2. Tanpa pembayaran kembali pinjaman-pinjaman sebelumnya maka sektor keuangan privat ini akan kehilangan kepercayaan kredit di dalam pasar.

3. Pinjaman hanya dapat dilakukan terhadap pihak luar. 4. Bunga pinjaman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 5. Tidak mempunyai kemampuan untuk mencipta/mencetak uang. 6. Mengikuti market principles.

(4)

b. Keuangan negara mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.

1. Hidup dengan sarana yang lebih kompleks apabila terjadi defisit maka negara bisa menetapkan budget defisit untuk mengatasinya.

2. Pinjaman dapat dilakukan baik ke dalam maupun ke luar negeri.

3. Bunga pinjaman bisa lebih rendah dibanding dengan pinjaman yang dilakukan oleh sektor swasta/sektor keuangan privat.

4. Mempunyai kemampuan untuk mencipta/mencetak uang. 5. Mengikuti prinsip anggaran (budget principle).

6. Dalam merencanakan kegiatannya, pengeluaran ditetapkan terlebih dahulu, kemudian penerimaannya. Pengeluaran Negara dan Fungsi Negara

Pengeluaran negara adalah pengeluaran atau setiap penggunaan uang dan sumber daya suatu negara untuk membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah atau negara dalam rangka menjalankan fungsinya mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.

1. Fungsi Negara dalam Sistem Kapitalisme Sistem kapitalisme adalah suatu sistem di mana barang capital dimiliki oleh swasta atau perorangan yang digunakan untuk mencari laba bagi pemiliknya. Sistem kapitalisme, sistem ekologi bebas, mekanisme pasar, dan pemilikan pribadi atas barang-barang dan jasa-jasa. Setiap orang mempunyai kebebasan untuk mengurus kepentingannya masing-masing dan setiap orang berusaha mencari kepuasan dan/atau kemakmuran yang sebesar-besarnya. Apabila kemakmuran seseorang tercapai dengan setinggi-tingginya maka kemakmuran masyarakat juga akan tercapai dengan sebesar-besarnya pula. Jadi, terdapat keselarasan antara kepentingan individu dengan kepentingan masyarakat.

Adam Smith, salah seorang pelopor sistem kapitalisme membedakan pengeluaran pemerintah menjadi berikut ini.

a. Expense of Defense. b. Expense of Justice.

c. Expense of Public Work and Public Institutions. d. Expense of Supporting the Dignity of the Sovereign.

2. Fungsi Negara Berdasarkan Sistem Sosialisme Fungsi negara dalam sistem ini adalah menguasai segala bidang (bersifat omnipotent), tetapi hal ini tidak berarti bahwa di dalam sistem sosialisme tidak ada hak-hak serta kebebasan individual. Di dalam sosialisme, hak-hak serta kebebasan-kebebasan individual masih ada meskipun dalam lingkup yang terbatas. Sistem ini lebih menekankan demokrasi ekonomi dari pada hanya demokrasi politik seperti pada sistem kapitalisme.

3. Fungsi Negara menurut Richard A. Musgrive a. Allocation Branch.

b. Distribution Branch. c. Stabilization Branch.

4. Fungsi Negara menurut John Stuart Mill a. Necessary function of government. b. Optional function of government.

5. Fungsi Negara menurut UUD 1945 Fungsi negara Republik Indonesia

a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. b. Memajukan kesejahteraan umum.

c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Pengeluaran Negara yang Makin Meningkat

(5)

meningkat hampir di dalam semua macam sistem perekonomian. Hal ini dapat dilihat dari semakin besarnya pengeluaran pemerintah.

Dua macam sifat pengeluaran pemerintah. a. Pengeluaran yang bersifat axhaustive. b. Pengeluaran yang sifatnya transfer saja.

Hukum tentang selalu meningkatnya kegiatan pemerintah (Law of Ever of Increasing State Activity) Adolph Wagner mengatakan bahwa pengeluaran pemerintah selalu meningkat dari tahun ke tahun baik dalam arti uang maupun secara riil.

Sebab-sebab dari kegiatan dan pengeluaran negara atau pemerintah yang selalu meningkat adalah berikut ini.

1. Meningkatnya fungsi pertahanan, keamanan dan ketertiban. 2. Meningkatnya fungsi kesejahteraan.

3. Meningkatnya fungsi perbankan. 4. Meningkatnya fungsi pembangunan.

Agar dapat tercapai suatu hasil yang maksimal, perlu diciptakan suatu pedoman bagi pelaksanaan aktivitas pemerintah. Pertama harus ditentukan sasaran dari pengeluaran atau sasaran dari setiap kegiatan pemerintah. Selanjutnya kita harus membandingkan hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari kegiatan-kegiatan dengan seandainya kegiatan-kegiatan itu dilakukan oleh swasta.

Prinsip Pokok dalam Pengeluaran Negara

Dalam melaksanakan fungsinya pemerintah menggunakan sumber-sumber daya ekonomi yang dimiliki atau dikuasai olehnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Agar sasaran yang ingin dicapai oleh pemerintah dapat tercapai dengan baik maka pemerintah dalam mempergunakan uang dan sumber-sumber daya ekonomi lainnya haruslah berpedoman kepada prinsip-prinsip pokok yang telah digariskan. Prinsip-prinsip pokok dalam pengeluaran negara itu disebut dengan canon of government expenditure. Prinsip-prinsip pokok tersebut adalah berikut ini.

1. Asas moralita. 2. Asas nasionalita.

3. Asas kerakyatan atau demokrasi. 4. Asas rasionalita.

5. Asas fungsionalita atau asas teologis. 6. Asas perkembangan.

7. Asas keseimbangan dan keadilan.

Referensi

Dokumen terkait

Unjuk kerja menilai kemampuan diskusi/presentasi menyajikan hasil analisis kerjasama ekonomi internasional Penilaian produk menilai laporan dan bahan presentasi tentang

BIDANG PELAANAN PENUNJANG MEDIS BIDANG PELAANAN PENUNJANG MEDIS BAGIAN PROGRAM DAN PENGEMBANGAN.. BAGIAN PROGRAM

Jika modul penerima inframerah mendapat sinyal inframerah dari transmitter dengan frekuensi 38 KHz, maka keluaran dari modul penerima tersebut akan berada pada logika '0' (sekitar 0

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada 5 desa yang telah diambil sampelnya, ditemukan 9 jenis parasit yang menginfeksi ternak Kerbau di kecamatan Praya Barat dengan

Melalui aktualisasi diri seseorang mampu mencapai puncak kesuksesan sesuai yang dia harapkan, yang menurut Bertens, (2000) ditempuh melalui perilaku adil, perilaku kualitas kinerja,

KEDUA : Membuka pendaftaran Bakal Calon Perangkat Desa guna pengisian kekosongan jabatan Perangkat Desa Langkap Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Tahun

Menunjuk saudara-saudara yang namanya tercantum dalam lajur 2 daftar lampiran Keputusan lni, sebagal Pembimbing Utama dan Pembimbing Pembantu Pembuatan Laporan Tugas Akhir

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa secara simultan Kepemilikan Manajerial, Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio) dan Ukuran Perusahaan (Ln Total