• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah penyehatan makanan dan minuman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah penyehatan makanan dan minuman "

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah penyehatan makanan dan minuman - A

Dosen pengampu: Nurul Amaliyah, S.K.m, M.sc Ani Hermilestari, S.pd, M.pd

DISUSUN OLEH : NOVAN RINALDI

PRODI D-IV JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKES KEMENKES PONTIANAK

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami sampaikan kehadirat Allah Swt . Yang telah memberikan banyak nikmat nya kepada kami. Sehingga saya mampu menyelesaikan ini sesuai dengan waktu yang saya rencanakan. Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah penyehatan makanan dan minuman – A . Yang meliputi nilai tugas Penyusunan makalah ini tidak berniat untuk mangubah materi yang telah tersusun.Namun,hanya lebih pendekatan study banding atau membandingkan beberapa materi yang sama dari berbagai referensi. Yang bisa menambahkan pada hal yang terkait dengan E coli dan MPN

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGAN i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 Pendahuluan 1

1.1 Latar belakang 2

1.2 Rumusan masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat

BAB II Pembahasan

2.1 Pengertian eschericia coli 3

2.2 Sejarah eschericia coli 4

2.3 Morfologi eschericia coli 4

2.4 Klasifikasi eschericia coli. 5

2.5 Kelebihan dan kekurangan aschericia coli 5

2.6 Pathogenesis eschericia coli 6

2.7 pengertian mpn 7

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan 8

3.2 Saran 8

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Istilah bakteri indikator penyebab penyakit dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan. Bakteri indikator tersebut adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran manusia yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman dikonsumsi.

Bakteri-bakteri indikator tersebut umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk menunjukkan adanya masalah sanitasi salah satunya, yaitu Escherichia coli.

Uji mikrobiologis air dapat dianalisis berdasarkan organisme penunjuk atau indicator organism. Syarat organisme indicator antara lain yaitu terdapat pada air yang tercemar, mempunyai kemampuan bertaha hidup yang lebih besar dari pathogen, terdapat dalam jumlah lebih banyak daripada pathogen, dan mudah dideteksi dengan teknik laboratorium yang sederhana. Biasanya yang digunakan sebagai indicator yaitu dari jenis Escheichia Coli (Escherichia coli atau coli tinja) dikarenakan terdapat hanya dan selalu terdapat dalam tinja .

E.coli merupakan bakteri anaerob fakultatif, dimana bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen secara mutlak atau dapat hidup tanpa adanya oksigen, didalam kondisi ini bakteri tersebut aktif, yang memanfaatkan senyawa organik sebagai media tumbuhnya.

Air merupakan kebutuhan yang paling dibutuhkan di dalam kehidupan manusia. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat, baik yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan sekitar sumbernya.

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran.

Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT).

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik dalam suatu suspensi, salah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).

(5)

spora, aerobik, dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35° C. Berdasarkan hal inilah yang melatar belakangi dilaksanakannya praktikum ini untuk mengetahui teknik pengujian kualitas air dengan menggunakan metode MPN sehingga dapat mengetahui air yang baik untuk dikonsumsi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari eschericia coli? 2. Bagaiamana sejarah dari eschericia coli? 3. Bagaimana morfologi eschericia coli? 4. Bagaiamana klasifikasi dari eschericia coli?

5. Apa kelebihan dan kekurangan dari eschericia coli? 6. Bagaiamana pathogenesis eschericia coli?

7. Apa pengertian dari MPN

8. apa kelebihan dan kekurangan MPN 1.3 tujuan

1. Mengetahui Pengertian eschericia coli 2. Mengetahui Sejarah eschericia coli 3. Mengetahui Morfologi eschericia coli 4. Mengetahui Klasifikasi eschericia coli

5. Mengetahui Apa kelebihan dan kekurangan eschericia coli 6. Mengetahui pathogenesis eschericia coli

7. Untuk mengetahui teknik uji kualitas air dengan menggunakan metode MPN.

1.4 MANFAAT

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Escherichia coli, atau biasa disingkat E. coli, adalah salah satu jenis

spesies utama bakterigram negatif. Pada umumnya, bakteri yang ditemukan oleh Theodor Escherich ini dapat ditemukan dalam usus besarmanusia. Kebanyakan E. Coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, seperti E. Coli tipe O157:H7, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia yaitu diare berdarah karena eksotoksin yang dihasilkan bernama verotoksin.[1] Toksin ini bekerja dengan cara menghilangkan satu basa adenin dari

unit 28S rRNA, sehingga menghentikan sintesis protein.

Sumber bakteri ini contohnya adalah daging yang belum masak, seperti daging hamburger yang belum matang.E. Coli yang tidak berbahaya dapat menguntungkan manusia dengan memproduksi vitamin K2, atau dengan mencegah baketi lain di dalam usus. E.

coli banyak digunakan dalam teknologirekayasa genetika. Biasa digunakan sebagai vektor untuk menyisipkan gen-gentertentu yang diinginkan untuk dikembangkan. E. coli dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat dan mudah dalam penanganannya. Negara-negara di eropa sekarang sangat mewapadai penyebaran bakteri E.Coli ini, mereka bahkan melarang mengimpor sayuran dari luar.

2.2 SEJARAH

Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan. Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun 1991. Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia dan menyusun tipe spesies E. Coli.

2.3 MORFOLOGI

E. Coli dari anggota family Enterobacteriaceae. Ukuran sel dengan panjang 2,0 – 6,0 μm dan lebar 1,1 – 1,5 μm. Bentuk sel dari bentuk seperti coocal hingga membentuk sepanjang ukuran filamentous. Tidak ditemukan spora.. E. Coli batang gram negatif. Selnya bisa terdapat tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, biasanya tidak berkapsul.bakteri ini aerobic dan dapat juga anerobic fakultatif.

(7)

E. Coli merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob.pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 370 C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. E. Coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk mengidentifikasikan bakteri pada makanan dan air. E. coliberbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. E. Coli dapat bertahan hingga suhu 600C selama 15 menit atau pada 550C selama 60 menit.

2. 4 KLASIFIKASI

Berdasarkan taksonomi bakteri Ecsherichia coli termasuk dalam: 1) Superdomain : Phylogenetica

Kekurangan dari bakteri eschericia coli jika jumlahnya melebihi kapasitas maka akan bersifat pathogen sehingga menyebabkan berbagai penyakit, yaitu:

3) membantu saluran pencernaan dalam pembusukan sisa makanan

4) dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetik karena pertumbuhannya yang sangt cepat.

2.6 PATOGENESIS

a. ETEC (Enterotoxigenic Escherichia coli)

(8)

Gejala klinis yang paling sering terjadi dalam kasus infeksi ETEC antara lain diare berair, kram perut, demam ringan, mual, dan rasa tidak enak badan. Dosis infektif—Penelitian pada sukarelawan mengindikasikan bahwa diperlukan dosis ETEC yang relatif besar (100 juta hingga 10 milyar bakteri) sehingga bakteri ini dapat membentuk koloni di dalam usus halus, dapat berkembang biak dan dapat menghasilkan racun.

Racun yang dihasilkan bakteri ini merangsang sekresi cairan. Dengan dosis infektif yang tinggi, diare dapat terjadi dalam 24 jam setelah infeksi. Untuk bayi, dosis infektif organisme ini mungkin lebih sedikit.

b. EPEC (Enteropathogenic Escherichia coli)

EPEC didefinisikan sebagai E. coli yang termasuk serogroup yang secara epidemiologi merupakan patogen, tetapi mekanisme virulensinya (cara bakteri ini menimbulkan penyakit) tidak terkait dengan ekskresi/dihasilkannya enterotoxin E. coli yang khas. Diare bayi ( Infantile diarrhoea ) merupakan nama penyakit yang biasanya disebabkan oleh EPEC. EPEC menyebabkan diare berair atau berdarah.

Diare berair umumnya disebabkan oleh perlekatan bakteri dan perubahan integritas usus secara fisik. Diare berdarah disebabkan oleh perlekatan bakteri dan proses perusakan jaringan yang akut, mungkin disebabkan oleh racun yang mirip dengan racun Shigella dysenteriae,yang disebut juga verotoxin. Dalam kebanyakan strain-strain ini, racun yang mirip dengan racun Shigella tersebut lebih berkaitan dengan keberadaan sel daripada ekskresi dari sel. Dosis infektif — EPEC sangat mudah menginfeksi bayi dan dosis infektifnya diduga sangat rendah.

Dalam beberapa kasus penyakit pada orang dewasa, dosis infektifnya diduga mirip dengan penghuni usus besar (colonizer) yang lain (total dosis lebih dari 106 ).

c. EIEC (Enteroinvasive Escherichia coli)

Tidak diketahui makanan apa saja yang mungkin menjadi sumber jenis-jenis EIEC patogenik yang menyebabkan penyakit disentri (bacillary dysentery). Enteroinvasive E. coli (EIEC)/ E. coli penyerang saluran pencernaan dapat menyebabkan penyakit yang dikenal sebagai bacillary dysentery (disentri yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang). Jenis-jenis EIEC yang menyebabkan penyakit ini berhubungan dekat dengan Shigella spp.

Setelah masuk ke dalam saluran pencernaan, organisme EIEC menyerang sel epithel (sel-sel pada permukaan dinding usus bagian dalam), dan menimbulkan gejala disentri ringan, yang sering salah didiagnosa sebagai disentri yang disebabkan oleh jenis Shigella . Penyakit ini ditandai adanya lendir dan darah dalam kotoran individu yang terinfeksi. Dosis infektif – Dosis infektif EIEC diduga hanya sekitar 10 organisme (sama dengan Shigella ). d. EHEC (Enterohemorrhagic Escherichia coli)

EHEC berkaitan dengan konsumsi daging, buah, sayuran yang tercemar, khususnya di negara berkembang. Pangan asal hewan yang sering terkait dengan wabah EHEC di Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada adalah daging sapi giling (ground beef). Selain itu, daging babi, daging ayam, daging domba, dan susu segar (mentah). Serotipe utama yang berkaitan dengan EHEC adalah E. coli O157:H7, yang pertama kali dilaporkan sebagai penyebab wabah foodborne disease pada tahun 1982-1983.

(9)

menimbulkan diare berdarah yang parah dan kram bagian perut, namun kadang tidak menimbulkan diare berdarah atau tanpa gejala sama sekali.

Pada anak di bawah umur 5 tahun dan orang tua sering menimbulkan komplikasi yang disebut Hemolytic Uremic Syndrome (HUS), yang ditandai dengan rusaknya sel darah merah dan kegagalan ginjal. Kira-kira 2-7% infeksi EHEC mengarah ke HUS. Di Amerika Serikat, anak-anak yang mengalami kegagalan ginjal akut banyak disebabkan oleh HUS akibat EHEC. Infeksi EHEC ini dapat juga menimbulkan kematian, khususnya pada anak-anak dan orang tua, berkaitan dengan timbulnya Hemorrhagic Colitis (HC), HUS, danthrombotic thrombocytopenic purpura.

e. EAEC (Enteroaggregative Escherichia coli)

EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini. Transmisinya dapat food-borne maupun water-food-borne. Patogenitas EAEC terjadi karena kuman melekat rapat-rapat pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan gangguan. Mekanisme terjadinya diare yang disebabkan oleh EAEC belum jelas diketahui, tetapi diperkirakan menghasilkan sitotoksin yang menyebabkan terjadinya diare. Beberapa strain EAEC memiliki serotipe seperti EPEC. EAEC menyebabkan diare berair pada anak-anak dan dapat berlanjut menjadi diare persisten. Masa inkubasi diperkirakan kurang lebih 20 – 48 jam.

f. DAEC (Diffuse-Adherence Escherichia coli)

Nama ini diberi berdasarkan ciri khas pola perekatan bakteri ini dengan sel-sel HEP-2 dalam kultur jaringan. DAEC adalah kategori E. coli penyebab diare yang paling sedikit diketahui sifat-sifatnya. Namun demikian data dari berbagai penelitian epidemiologi di lapangan terhadap diare pada anak-anak di negara-negara berkembang menemukan DAEC secara bermakna sebagai penyebab diare yang umum ditemukan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan studi lain gagal menemukan perbedaan ini.

Namun bukti-bukti awal menunjukkan bahwa DAEC lebih patogenik pada anak prasekolah dibandingkan dengan pada bayi dan anak di bawah tiga tahun (Batita). Pada penelitian lain ada strain DAEC yang dicobakan pada sukarelawan tidak berhasil menimbulkan diare dan belum pernah ditemukan adanya KLB (Kejadian Luar Biasa) diare yang disebabkan oleh DAEC. Sampai saat ini belum diketahui reservoir bagi DAEC, begitu pula belum diketahui cara-cara penularan dan faktor risiko serta masa penularan DAEC. 2.7

Metode MPN merupakan salah satu metode perhitungan secara tidak langsung. Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji pendugaan (presumptive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan Coliform masih dalam tingkat probabilitas rendah, masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif Coliformdalam sampel (Lim, 1998).

(10)

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah coliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah Coliformdalam sampel (Pakadang, 2010).

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya digunakan tiga atau lima seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas yang digunakan juga lebih banyak (Fardiaz, 1996).

Untuk metode MPN (most probable number) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi, perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2 dan 10-3. Kemudian dari hasil

perubahan tersebut dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).

Tabel yang digunakan untuk menentukan nilai MPN dari tiga seri tabung berbeda dengan tabel lima seri tabung. Kombinasi yang dipilih mulai dari pengenceran tertinggi yagn masih menghasilkan semua tabung positif sedangkan pada pengenceran yang berikutnya ada tabung yang negatif. Kombinasi yang diambil terdiri dari tiga pengenceran. Jika pada pengenceran yang keempat atau seterusnya masih diketemukan tabung yang hasilnya positif, maka jumlah tabung yang positif tersebut harus ditambahkan pada angka kombinasi yang ketiga sampai mencapai jumlah maksimum (Volk, 1993).

Beberapa jenis bakteri selain Coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanyaColiform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri Coliform seperti, berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).

(11)

laktosa mengandung surface tension depressant yang menekan pertumbuhan bakteri gram positif dan memacu bakteri gram negatif terutama bakteri Coliform. Hasil uji penguat yang positif meragukan menyatakan bahwa sampel air tidak layak untuk diminum. Uji penguat memerlukan media selektif dan diferensial seperti Eosin-Biru Metilenatau ENDO agar yang akan diinokulasi dari tabung laktosa yang positif. Uji pelengkap, uji ini merupakan tahap akhir analisis bakteri dari contoh air. Uji pelengkap dilakukan dengan pewarnaan gram (Volk, 1993

Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk-koloni (colony-forming unit) dalam sampel. Namun, pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Jadi misalnya terdapat nilai MPN 10/g dalam sebuah sampel air, artinya dalam sampel air tersebut diperkirakan setidaknya mengandung 10 coliform pada setiap gramnya. Makin kecil nilai MPN, maka air tersebut makin tinggi kualitasnya, dan makin layak minum. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi

A. Bakteri Coliform.

Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi Coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Contoh bakteri coliform adalah, Esherichia coli dan Entereobacter aerogenes. Jadi, coliform adalah indikator kualitas air. Makin sedikit kandungan coliform, artinya, kualitas air semakin baik.

Banyaknya kontaminan dalam air memerlukan standar tertentu untuk menjamin kebersihannya. Air yang terkontaminasi oleh bakteri patogen saluran cerna sangat berbahaya untuk diminum. Hal ini dapat dipastikan dengan penemuan organisme yang ada dalam tinja manusia atau hewan dan yang tidak pernah terdapat bebas di alam. Ada beberapa organisme yang termasuk kategori ini, yaitu bakteri coliform (E. coli), Enterococcus faecalis, Clostridium sp. Di Indonesia, bakteri indikator air terkontaminasi adalah E. coli.

Terdapatnya bakteri coliform dalam air minum dapat menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagai indikator pemeriksaan kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan; a) E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia (sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi, b) E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika pemeriksaan dilakukan dengan benar, c) Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap berbahaya bagi penggunaan domestik, d) Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut.

(12)

memproduksi bermacam-macam racun seperti Indole, skatole yang dapat menimbulkan penyakit bila berlebih didalam tubuh .

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform terdiri atas Eschericia coli, Enterobacter aerogenes, Citrobacter fruendii, dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Salah satu contoh bakteri patogen-yang kemungkinan terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia atau hewan berdarah panas-adalah Shigella, yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan muntah-muntah.

Jenis bakteri coliform tertentu, misalnya E coli O:157:H7, bersifat patogen dan juga dapat menyebabkan diare atau diare berdarah, kram perut, mual, dan rasa tidak enak badan.

B. Prosedur Analisa.

a. Uji Penduga (Presumptive test)

Uji kualitas air ini menggunakan air sampel. Masing-masing sampel air ini disiapkan sebanyak 500 ml untuk kemudian dibuat 3 seri larutan perlakuan. Untuk larutan seri pertama, sampel air dipipet sebanyak 5 ml dan dimasukkan ke dalam 5 tabung reaksi berisi medium LBG 10 mL yang telah berisi tabung durham. Sedangkan larutan seri kedua berupa 1 mL sampel air yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi berisi medium LBT 5 mL yang didalamnya juga mengandung tabung durham. Larutan yang terakhir adalah larutan seri ketiga yang dibuat dengan mencampur 0,1 mL sampel air dalam 5 mL LBT di dalam tabung reaksi berisi tabung durham. Ketiga seri larutan uji ini kemudian diinkubasi pada suhu 35-370C selama 24 jam. Setelah masa inkubasi selesai, diamati tabung yang membentuk gelembung gas. Adanya gelembung ini menunjukkan hasil reaksi positif sehingga dapat diperlakukan untuk uji selanjutnya. Tabung yang belum menunjukkan reaksi positif diinkubasi lagi selama 24 jam pada suhu 350C selama 24 jam. Jika setelah masa inkubasi kedua ini ditemukan adanya gas, maka dilakukan uji yang selanjutnya. Namun apabila tetap tidak terbentuk gas, maka hasilnya dianggap negatif dan tidak perlu dilakukan uji lanjutan. Uji postif juga ditunjukan dengan terjadinya perubahan warna medium yaitu dari merah menjadi kuning atau oranye.

b. Uji Penguat (Confirmed Test)

Uji penguat dilakukan dengan menginokulasikan satu oose biakan dari tabung yang memberikan hasil uji positif ke media agar EMB (Eosin Methylene Blue). Selanjutnya cawan petri diinkubasi pada suhu 37?C selama 24 jam, kemudian diamati koloni bakteri yang tumbuh. Koloni bakteri yang berwarna hijau metalik menunjukkan koloni bakteri koliform. Selain itu, uji penguat juga dilakukan dengan menginokulasikan 1 mL biakan dari tabung yang memberikan hasil uji positif pada uji penduga ke media BGBL (Brilliant Green Bile Lactose). Tabung berisi media dan biakan tersebut diinkubasi pada suhu 37 dan 44?C selama 24 jam, kemudian diamati perubahan warna yang terjadi dan gas yang terbentuk.

(13)

Uji pelengkap dilakukan apabila terdapat hasil positif dari uji penguat, yaitu terdapat koloni bakteri yang berwarna hijau metalik pada media EMB. Koloni tersebut selanjutnya diuji pewarnaan Gram, diinokulasikan ke media LBT dan diinokulasikan ke media NA (Nutrient Agar) miring. Biakan yang diinokulasikan ke dalam media LBT dan NA selanjutnya diinkubasi pada suhu 37?C selama 24 jam. Kemudian diamati perubahan warna dan gas yang terbentuk pada tabung berisi media LBT dan biakan.

d. Hasil

Dalam metoda ini yaitu menghitung jumlah mikroba dengan menggunakan medium cair dalam tabung reaksi yang pada umumnya setiap pengenceran menggunakan 3 atau 5 seri tabung dan perhitungan yang dilakukan merupakan tahap pendekatan secara statisitik. Media yang digunakan adalah:

d.1 BGLB (Brillian Green Lactosa Bile)

Dalam uji MPN berfungsi sebagai penghambat pertumbuhan flora mikroba yang tidak diharapkan. Media BGLB merupakan media yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermen dengan media. Warna ini berasal dari adanya koloni koliform yang bereaksi dengan BGLB. E. Coli merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau metalik mengkilap. Bakteri yang menfermentasi dengan lambat akan menghasilkan koloni berwarna merah muda. Brilliant green Lactose Bile Broth, dibuat dari :Peptone 10 g, Lactose 10 g, Oxgall 20 g Brilliant green 0,0133 g, Aquades 1 liter. arutkan Peptone dan Lactose dalam 500 ml Aquades. Tambahkan 20 gram Oxgall dalam 200 ml Aquades. Atur pH 7,0-7,5. Aduk dan tambahkan Aquades hingga 975 ml. Atur pH 7,4 tambahkan 13,3 ml 0,1 % Brilliant green. Tepatkan hingga 1 liter. Pipet ke dalam tabungtabung yang berisi tabung durham. Sterilisasi selama 15 menit pada suhu 121oC. Media ini tersedia secara komersial. d.2 Media Endo Agar.

(14)

BAB III PENUTUP

3.2 KESIMPULAN

Dari makalah diatas dapat disimpulkan bahwa coliform merupakan indicator dari pencemaran air. Uji coliform dapat dilakukan untuk mengetahui air tercemar oleh bakteri atau tidak uji coliform dilakukan dengan metode MPN hasil yang diperoleh dibandingkan dengan table MPN

Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewan Jerman, Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaan pada bayi hewan. Pada 1885, beliau menggambarkan organisme ini sebagai komunitas bakteri coli (Escherich 1885) dengan membangun segala perlengkapan patogenitasnya di infeksi saluran pencernaan.

Eschericia coli merupakan bakteri penyebab penyakit yang mudah ditemui di Indonesia. Yaitu merupakan salah penyebab penyakit diare. Namun selain itu bakteri eschericia coli juga memiliki manfaat bagi kehidupan dunia kesehatan yaitu sebagai bahan utama dalam pembuatan obat.

3.3 SARAN

Sebagai mahasiswa kesehatan lingkungan sudah sepantasnya kita memahami dan mengerti berbagai hal mengenai penyakit – penyakit yang sering di temui pada masyarakat sehingga kita mampu memberikan berbagai pengarahan untuk terhindar dari penyakit – penyakit menular seperti diare yang disebabkan oleh e.coli dan mengetahui metode MPN.

DAFTAR PUSTAKA

(15)

http://dewiwulans.blogspot.co.id/2014/09/makalah-mpn-koliform.html

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian 6% sukrosa pada media pengumbian mikro nyata menghasilkan jumlah dan panjang akar, tinggi tunas, jumlah daun, jumlah dan bobot stolon, serta jumlah umbi mikro yang

Responden yang menilai pelayanan kesehatan mudah diakses cenderung memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya dibandingkan dengan responden yang

Anemia aplastik juga dapat terjadi karena adanya paparan dari asap rokok baik perokok aktif maupun pasif, dimana adanya tar dan radikal bebas yang terkandung dalam rokok

Spradley (2006) mengemukakan bahwa terdapat enam langkah dari penelitian etnografi, yaitu, (1) menentukan proyek etnografi, (2) memberikan pertanyaan etnografi

R-Square Adjusted -0,011 Nilai koefisien regresi atas pengaruh langsung antara variabel struktur modal dan variabel penghindaran pajak sebesar -0,172 menunjukkan

Beberapa survei dan penelitian menguatkan bahwa betapa penting kemampuan untuk bisa mendengar, bahkan banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kemampuan seseorang untuk

Berdasarkan hasil pengujian SPK ini menunjukkan bahwa penggabungan metode SAW dan TOPSIS pada aplikasi ApeMDos yang dibangun mampu membantu proses pengambilan

i Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Karunia dan Rahmat-Nya Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia 2016, yang