• Tidak ada hasil yang ditemukan

Catatan Kuliah Hukum Tata Ncgara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Catatan Kuliah Hukum Tata Ncgara"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM TATA NEGARA

Dosen :

Dr. 1 Gde Pantja Astawa, S.H., MH.

MATERI KULIAH • Antara lain meliputi :

1. Pengertian Hukum Tata Negara (HTN);

1.1. Peristilahan (terminologi),

1.2. HTN dalam arti sempit,

1.3. HTN dalam arti luas.

2. Ruang lingkup (scope) HTN;

2.1. Objek Pengkajian HTN.

3. Hubungan HTN dengan ilmu-ilmu kenegaraan yang lain;

3.1. HTN dengan Ilmu Hubungan Negara,

3.2. HTN dengan Ilmu Politik,

3.3. Hubungan HTN dengan Hukum Administrasi Negara (HAN),

3.4. Hubungan HTN dengan perbandingan HTN.

4. Sumber HTN;

4.1. Sumber HTN formil; dilihat dari segi bentuknya,

4.2. Sumber HTN materiil: dilihat dari isi (substansi).

5. Sejarah ketatanegaraan RI;

6. Bentuk dan sistem pemerintahan;

- Bentuk negara; kesatuan atau federal,

- Bentuk pemerintahan; republik atau kerajaan (monarki),

(2)

PENGERTIAN

Peristilahan (Terminologi)

• Terdapat dua istilah yang dipakai di Indonesia, yaitu : 1. Hukum Negara,

2. Hukum Tata Negara.

• Kedua istilah ini diterjemahkan dari bahasa Belanda Staatsrecht, yang umum digunakan sekarang adalah HTN.

• Dalam HTN dikenal; Hukum Tata Pemerintahan (HTP), Hukum Tata Usaha Negara (HTUN), dan Hukum Administrasi Negara (HAN) yang merupakan terjemahan dari

Adminisirative Recht.

• Di Inggris istilah HTN dikenal dengan :

1. State's Law ; yaitu negara sebagai suatu organisasi.

2. Constitutional Law, yaitu negara sebagai suatu konstitusi. • Di Prancis istilah HTN dikenal dengan Droit Constitutional. • Di Jerman dikenal dengan nama Recht Verfassung.

Definisi

• Dalam arti sempit : HTN dalam arti luas - HAN. • Dalam arti luas : HTN dalam arti sempit + HAN.

• HAN : hukum yang mengkaji negara dalam keadaan bergerak/ dinamis sedangkan HTN yang menjadi fokus utama: organisasi negara yang di dalamnya terdapat

organ-organ yaitu lembaga negara/ mengkait negara dalam keadaan diam/ statis. Misalkan:

DPR (lembaga negara sebagai organ) memiliki fungsi dan wewenang yang ditentukan

HTN sedangkan bagaimana menggerakkan fungsi dan wewenang tersebut adalah

ditentukan oleh HAN yaitu dalam UUD 1945. • Pengertian HTN menurut para pakar :

Di Belanda : 1. J.R. Stellinga:

(3)

alat-alat perlengkapan negara serta mengatur hak dan kewajiban negara.

2. Logemann :

HTN merupakan hukum mengenai organisasi negara yang menyelidiki dan

mempelajari :

a. Jabatan-jabatan apakah yang terdapat dalam susunan kenegaraan tertentu, yang

dimaksud jabatan di sini adalah lembaga negara/ organ negara (ambt)/ institusi.

b. Siapa yang mengadakan jabatan-jabatan tersebut. Siapa di sini adalah rakyat.

c. Bagaimana cara melengkapinya dengan pejabat-pejabat.

d. Apakah tugas (lingkungan pekerjaan) dan wewenang dalam hukumnya,

e. Apakah hubungan kekuasaan satu sama lain,

f. Dalam batas-batas apakah organisasi negara dan bagian-bagiannya menjalankan

tugas kewajibannya.

Di Inggris : Wade dan Philips :

Constitutional law is then the body of rules which prescribes: a) the structure

b) the function of the organs of central and local government, artinya:

HTN adalah keseluruhan aturan-aturan yang menggambarkan stuktur dan fungsi

dari lembaga negara tingkat pusat dan daerah.

Di Perancis : 1. R. Bonard:

HTN adalah ketentuan-ketentuan mengenai perlengkapan negara yang tertinggi.

2. Maurice Duverger:

HTN adalah hukum mengenai lembaga-lembaga kenegaraan.

Di Indonesia : Usep Ranawidjaja:

HTN sebagai hukum yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan

organisasi negara minus hal-hal yang diatur oleh Hukum Tata Usaha Negara; meliputi

persoalan ketatanegaraan.

(4)

disebabkan karena :

1. Yang dianggap penting akan menjadi titik berat dalam merumuskan HTN,

2. Pengaruh lingkungan dan pandangan hidup yang berlainan.

Kedudukan

• Ada 3 pendapat dari pakar HTN asal Belanda : 1. Vand Wijk - Willem Koninbelt

Hk. Perdata

materiil

Hukum Hk. Pidana materiil

mengatur mema

ksa

Administrasi Materiil Tersebar dalam berbagai

Undang-undang

HukumPidana

umum KUHP

Hk.Acara Perdata Hk. Acara

Administrasi

Hk.Privat Hk.Administrasi Hk.Pidana

HUKUM ACARA

3. van Vollenhoven

HUKUM

Hk.Tata

Negara

Hk. Administrasi Hk.Perdata Hk.Pidana

(5)

Hk.Materiil Hk.Materiil & formal

Distribusi

Kewenangan

Penggunaan kewenangan

Regering : Regering:

1. Regeling. 1. Regering,

2. Bestuur, 2. Bestuur.

3. Rechtsprak, 3. Rechtspraak Hk. Materiil Hk. Materiil

4. Politie. a. Staats Procesrecht,

b.Administration Procesrecht,

c. Straft Procesrecht,

d. Burgerlijk Procesrecht.

4. Polite.

Kedudukan HTN disebut sebagai catur praja, kedudukannya sama dengan Ilmu Hukum

yang lainya.

van Vollenhoven memasukkan atau menempatkan HTN sebagai bagian dari Ilmu Hukum dan sejajar bersama cabang Ilmu Hukum lainnya.

Menurut van Vollenhoven, polisi dimasukkan ke dalam wewenang. Di Indonesia polisi

dimasukkan ke dalam :

1. Di bawah naungan Dep. Dalam Negeri thn 1950,

2. Di bawah angkatan bersenjata,

3. Langsung di bawah Presiden.

Mengapa polisi dimasukkan ke dalam eksekutif?

Sebab polisi menjalankan salah atau fungsi daripada pemerintah secara umum,

pemerintah berfungsi untuk mewujudkan ketertiban dan keamanan negara, polisi adalah

sebagai aparat dari pemerintah untuk menjaga ketertiban dan keamanan tersebut.

Tugas dari polisi :

1. Penyidikan; bukti diproses verbal,

(6)

RUANG LINGKUP Objek Pengkajian

• Ada 3 pendapat mengenai objek ilmu HTN: 1. Burkens :

Bahwa objek ilmu HTN adalah sistem pengambilan keputusan seperti yang diatur

dalam hukum positif termasuk di dalamnya kebiasaan/ konvensi (konvesi

ketatanegaraan)

2. Belifante :

Sistem pengambilan keputusan baik yang diatur dalam hukum positif maupun di

luar hukum positif; Hukum Adat Ketatanegaraan; berlaku secara umum dan lebih

luas dari Hukum Adat biasa misalnya rembuk desa.

3. Prof. Donner :

Bahwa objek HTN adalah penerobosan negara dengan hukum (de door dringing

van de staat met het recht). Maksud dari penerobosan di sini adalah negara yang dibatasi oleh hukum sehingga tidak terjadi apa yang dinamakan negara kekuasaan. • Pada umumnya ketiga pakar ini memandang negara sebagai suatu organisasi yang

memiliki pejabat yang menempati organ, pejabat ini mempunyai wewenang untuk

mengambil keputusan.

• Sistem inilah yang dijadikan objek HTN yang terdapat atau yang diatur dalam hukum positif : Undang-undang Dasar 1945, Undang-undang tentang Susunan dan Kedudukan

DPR dan DPRD, dll. • Menurut Donner :

Bahwa negara adalah organisasi kekuasaan, jika tidak dibatasi dengan hukum maka

negara tersebut menjadi negara kekuasaan (machtstaat), oleh karena itu negara

(7)

HUBUNGAN HTN DENGAN ILMU-ILMU KENEGARAAN LAIN Hubungan HTN dengan Ilmu Negara

• Ilmu Negara merupakan pengantar untuk mempelajari HTN karena dalam Ilmu Negara itu sendiri dipelajari, diselidiki mengenai asas-asas dan pengertian-pengertian pokok

mengenai negara dan HTN pada umumnya.

• Ilmu Negara lebih mementingkan segi nilai teoritisnya sehingga dikatakan sebagai Staats wissenschaft. Sedangkan HTN lebih mementingkan segi atau nilai prakteknya yaitu : yang secara langsung diterapkan dalam praktek sehingga dikatakan sebagai

Recht wissenschaft dan Normativen wissenschaft. • HTN menyelidiki hukum positif.

Hubungan HTN dengan Ilmu Politik • Menurut Barent :

HTN - Ilmu Politik, bagai kerangka manusia dengan daging yang membalut. Ilmu

politik lebih dominan mempengaruhi HTN.

Sasaran akhir dari Ilmu Politik adalah kekuasaan, sedangkan sasaran akhir HTN adalah

kekuasaan yang dibatasi oleh kaidah-kaidah, kekuasaan tersebut dibingkai oleh norma

kaidah.

Keputusan-keputusan politik merupakan peristiwa yang banyak mempengaruhi

terhadap HTN, Contohnya :

Timbulnya stelsel parlemen yang terjadi dahulu dengan dikeluarkannya Maklumat

Wakil Presiden No. X, 16 Oktober 1945 yang diikuti dengan Maklumat Pemerintah

tanggal 14 November 1945; keputusan politik sebagai usaha Sutan Sjahrir untuk

mengadakan pendemokrasian dengan jalan pertama; Badan Pekerja Komite Nasional

Indonesia Pusat ikut menentukan Haluan Negara dan kedua; menteri-menteri tidak

bertanggung jawab kepada Presiden tetapi kepada komite Nasional Indonesia Pusat

adalah tidak konstitusional. Karena keputusan politik ini kemudian diterima oleh rakyat

maka walaupun menurut UUD bertentangan: tetapi ia menjadi kebiasaan yang

berangsur-angsur berlaku sebagai bagian dari Hukum Tata Negara Indonesia yang

(8)

Hubungan HTN dengan HAN • Skema :

HTN HAN

Organisasi Negara Bagaimana cara menggerakkannya

• HTN dan HAN memiliki objek yang sama yaitu negara, hanya saja HTN mempelajari negara sebagai suatu organisasi negara/lembaga-lembaga negara dengan kewenangan

negara sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

• HTN adalah kaidah-kaidah yang mengatur mengenai bagaimana cara menggerakkan organisasi tersebut.

• HTN mengatur negara dalam keadaan diam/ statis sedangkan HAN mengatur negara dalam keadaan bergerak/dinamis.

Hubungan HTN dengan Perbandingan HTN

• HTN mengkaji hukum positif; perbandingan HTN hanya sebagai instrumen bukan tujuan.

• Di dalam mempelajari HTN sering mengalami kesulitan jika tidak ditunjang dengan perbandingan HTN ini acapkali digunakan dalam mengkaji HTN dalam arti HTN

positif. Meskipun demikian melakukan perbandingan itu bukanlah tujuan melainkan

alat/instrumen belaka. Contohnya:

Masa pergantian Presiden RI dari Soeharto ke Habibie (pada 1998) ketika Suharto

secara sepihak mengundurkan diri, sedangkan hal ini tidak diatur dalam UU khususnya

UUD 1945 Pasal 8 yang hanya menyebutkan jika Presiden mangkat, berhenti atau tidak

dapat menjalankan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia diganti oleh Wakil

Presiden sampai habis waktunya. Pengunduran diri tidak disebutkan, pengunduran diri

(9)

sedangkan Presiden itu sendiri diangkat oleh MPR sehingga seharusnya Presiden

apabila mengundurkan diri harus bertanggung jawab terlebih dahulu kepada MPR yang

telah mengangkatnya. Di saat konstitusi kita tidak dapat memberi jalan keluar maka

kita melihat perbandingan HTN dari negara lain misalnya: Pada HTN Amerika Serikat

(AS) karena AS memiliki sistem pemerintahan yang mirip dengan Indonesia; pada saat

John F. Kennedy ditembak (meskipun kasus ini tidak sama).

• Dari perbandingan dengan HTN negara lain kita lihat perbedaan dan persamaannya.

SUMBER HUKUM • Ada 2 sumber HTN:

1. Sumber hukum dalam arti pengenal (kenbron): formal.

2. Sumber hukum dalam arti penyebab (welbron): materiil.

Ad l): Sumber hukum dalam arti pengenal (kenbron): formal • Sumber hukum Kenbron terdiri dari 4 macam :

1. Kaidah-kaidah hukum tertulis atau peraturan perundang-undangan yang terdiri dari :

a. UUD,

b. Tap MPR,

c. UU/Perpu,

d. PP,

e. Keppres,

f. Perda, dll.

2. Hukum tidak tertulis terdiri dari:

a. Konvensi,

b. Hukum adat ketatanegaraan.

3. Yurisprudensi:

Kumpulan keputusan pengadilan mengenai persoalan ketatanegaraan yang telah

disusun secara sistematis memberikan kesimpulan tentang adanya

ketentuan-ketentuan hukum tertentu yang diketemukan dan dikembalikan oleh badan

(10)

4. Doktrin:

Ajaran-ajaran tentang HTN yang dikemukakan dan dikembangkan di dalam dunia

ilmu pengetahuan sebagai hasil penyelidikan, pemikiran seksama berdasarkan

logika formal yang berlaku.

Ad 2): Sumber hukum dalam arti penyebab (welbron): materiil • Sumber HTN dalam arti materiil : UUD/ konstitusi. • Sumber hukum yang menentukan isi hukum.

• Di Indonesia, Pancasila merupakan sumber hukum dalam arti materiil.

Konstitusi (UUD)

• Konstitusi telah dikenal sejak zaman Yunani Purba, hanya masih diartikan konstitusi dalam arti materiil karena belum diletakkan dalam suatu naskah yang tertulis.

• Aristoteles membedakan istilah politea (diartikan sebagai konstitusi), dan nomoi (diartikan sebagai undang-undang biasa).

• Istilah-istilah untuk konstitusi :

Contitution (Inggris), Constitutie (Belanda), Verfassung (Jerman), Constitutional (Prancis), Constitutio (Latin).

• Istilah-istilah untuk Undang-undang Dasar : Gronwet (Belanda), Grundgesetz (Jerman).

• Kenapa terjadi dua peristilahan yaitu UUD dan konstitusi?

Karena para pakar Belanda ada yang mengidentifikasikan (menyamakan) dan ada juga

yang membedakan.

Menurut Herman Heller : Konstitusi lebih luas daripada UUD. UUD hanya sebagian

dari pengertian konstitusi saja yaitu konstitusi yang ditulis.

Menurut Lasale dan Struyken : Konstitusi pengertiannya sama dengan UUD. Paham

kodifikasi: semua peraturan harus ditulis untuk mencapai kesatuan hukum,

kesederhanaan hukum dan kepastian hukum. Dalam konteks konstitusi/UUD, semua

hal yang pokok dan penting harus dimuat.

(11)

Struyken menghendaki agar konstitusi hanya memuat garis-garis besar dan asas-asas tentang organisasi negara.

Kelemahan kedua pendapat di atas adalah bahwa keduanya tidak memiliki kejelasan

mengenai tolak ukur penting dan pokok. • Batasan konstitusi:

Menurut Wade dan Phillips :

Sebuah naskah yang memaparkan rangka tugas-tugas pokok dari badan-badan

pemerintahan suatu negara dan menentukan dasar-dasar cara kerja badan-badan

tersebut.

Menurut C.F. Strong :

Himpunan prinsip-prinsip yang berhubungan dengan kekuasaan pemerintah/ hak-hak

yang diperintah dan hubungan diantara keduanya.

Persamaan : Sama-sama menekankan adanya organisasi negara, maksudnya dalam

konstitusi mesti ada mengenai kekuasaan pemerintahan.

Perbedaan : Strong, lebih luas selain meletakkan satu hubungan antara organ satu

dengan lain juga meletakkan mengenai organ pemerintah dengan organ rakyat yang

diperintah; termasuk hak-hak yang diperintah (rakyat).

Wade dan Phillips; memfokuskan organ-organ negara berikut tugas, fungsi, dan

hubungan yang satu dengan yang lain. • Fungsi dan tujuan konstitusi:

Fungsi :

1. Menjamin perlindungan hukum terhadap HAM,

2. Memberikan landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan menurut suatu

sistem ketatanegaraan tertentu (Pasal 28 a - 28 j tentang kebebasan berpendapat).

Tujuan sesungguhnya :

Setiap negara mempunyai konstitusi yang tujuannya membatasi seluruh kekuasaan

organ-organ kenegaraan.

• Materi muatan konstitusi, pada pokoknya ada 3 hal : 1. Ada jaminan terhadap HAM dan warga negara,

(12)

3. Ada pembagian dan pembatasan tugas-tugas ketatanegaraan yang bersifat

fundamental,

Yang lainnya:

4. Bentuk negara,

5. Bentuk pemerintahan

6. Prinsip-prinsip/asas-asas buatan rakyat dan negara hukum,

7. Hal keuangan

8. Identitas negara; bendera, bahasa lambang negara

9. Perubahan

• Nilai konstitusi, meliputi :

1. Nilai normatif : seluruh ketentuan dalam konstitusi dilaksanakan secara murni dan

konsekuen.

2. Nilai nominal : suatu konstitusi secara hukum berlaku, namun berlakunya tidak

sempurna karena ada beberapa pasal dalam kenyataan tidak berlaku. Misal : aturan

peralihan dan tambahan.

3. Nilai semantik : konstitusi sccara hukum berlaku, namun dalam kenyataan tidak

lebih dari sekedar alat kekuasaan. Misal : Pasal 33 ayat 1, 2, dan 3;

Ayat 1 : Makna kekeluargaan (contoh penyimpangannya yaitu dengan nepotisme

keluarga cendana).

Ayat 3 : Makna dikuasai oleh negara (negara hanya mengontrol/ mengatur, dalam

hal turut serta pemerintah masih memiliki saham). • Klasifikasi konstitusi.

1. Konstitusi dalam bentuk tertulis dan bukan dalam bentuk tertulis (written

constitution and no written constitution). K.C Wheare :

Konstitusi tertulis: konstitusi yang dituangkan ke dalam sebuah/ beberapa dokumen

formal.

Konstitusi tak tertulis: konstitusi yang tidak dituangkan ke dalam sebuah/ beberapa

dokumen formal. Pendapat ini mendapat kritikan dari C.F. Strong, menurutnya

(13)

tak tertulis karena menurutnya tidak semua dalam bentuk tertulis tapi ada bagian

tertulis dan sebaliknya. Misal: Belanda konstitusinya tertulis tapi ada dari konstitusi

ini yang tak tertulis, misalnya setiap Menteri di negeri Belanda harus mendapat

dukungan dari Staten General (Majelis Umum), terjadi 2 majelis : Eerste Kamer

dan Twede Kamer (sebagai DPR) yang memiliki kedudukan sama (sejajar) dengan

Dewan Menteri (eksekutif) yang dikepalai oleh seorang Perdana Menteri.

Seorang Menteri yang tidak mendapat dukungan dari Staten General harus

mengundurkan diri (mosi tidak percaya), hal seperti itu tak ada dalam konstitusi

Belanda, sebagai tandingannya Staten General dapat dibubarkan oleh Dewan

Menteri apabila Staten General tidak benar menjalankan tugasnya. Inggris tak

memiliki konstitusi melainkan UU, statuta, yurisprudensi, kebiasaaan, dsb. Tidak

memiliki konstitusi tertulis tapi ada yang tertulis yaitu seperti yang telah disebutkan

di atas. Yang benar menurut Strong ;

1. Documentary constitution,

2. Non Documentary constitution

2. Konstitusi flexible dan konstitusi rigid,

Konstitusi flexible; konstitusi yang mempunyai ciri: a. Elastis; mudah menyesuaikan diri,

b. Diumumkan dan diubah dengan cara yang sama seperti UU.

Konstitusi rigid, konstitusi yang mempunyai ciri:

a. Mempunyai kedudukan dan derajat yang lebih tinggi dari peraturan

perundang-undangan yang lain,

b. Hanya dapat diubah dengan cara khusus/istimewa.

3. Supreme constitution and not supreme constitution,

Supreme constitution adalah konstitusi yang mempunyai kedudukan tertinggi dalam negara baik isi maupun kedudukan dan syarat-syarat mengubahnya pun

berat.

Not supreme constitution adalah konstitusi yang mempunyai kedudukan rendah dalam negara baik ini maupun kedudukan dan syarat-syarat mengubahnya pun

(14)

4. Federal constitution and unitary constitution,

Konstitusi ini berhubungan dengan bentuk negara, apakah kesatuan atau federal.

Federal : Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian diatur.

Kesatuan : Kesatuan sentralistik; semua kekuasaan diatur oleh pemerintah pusat. 5. Presidential executive constitution dan parliament executive constitution.

Presidential executive constitution yaitu konstitusi yang didalamnya memuat

ciri-ciri sistem pemerintahan presidential, memuat:

a. Presiden selain sebagai kepala negara adalah kepala pemerintahan.

b. Presiden tidak termasuk/ bukan merupakan bagian dari legislatif.

c. Presiden tak dapat membubarkan legislatif.

d. Presiden dan pemegang kekuasaan legislatif dipilih untuk masa jabatan yang

tetap.

Parlement executive constitution yaitu konstitusi yang memuat ciri-ciri sistem

pemerintahan parlemen, yaitu :

a. Kabinet yang dipimpin oleh Perdana Menteri dibentuk oleh atau berdasarkan

kekuatan-kekuatan yang menguasai parlemen.

b. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya/ sebagian adalah anggota parlemen

dan mungkin sebagian/ seluruhnya bukan bagian anggota parlemen.

c. Perdana Menteri bersama kabinet bertanggung jawab kepada parlemen.

d. Kepala negara dengan saran/ pendapat (nasehat) Perdana Menteri dapat

membubarkan parlemen dan meminta diadakan pemilu.

Perubahan konstitusi, menurut C.F. Strong, ada 4 cara perubahan : 1. By the ordinary legislature, but under certain restrictions,

Perubahan yang dilakukan badan legislatif dengan batasan-batasan tertentu.

2. By the people through a referendum, Perubahan oleh rakyat dengan referendum.

3. By a majority of all units of a federal state, Perubahan oleh mayoritas negara federal.

(15)

Dengan konvensi ketatanegaraan konvensi melengkapi konstitusi bila konstitusi

pasif.

• Menurut K.C. Wheare, ada 4 cara perubahan : 1. Some primary forces,

Didorong oleh beberapa kekuatan yang muncul di dalam masyarakat. Contoh: di

Filipina, Cori terhadap pemerintahan Marcos.

2 Formal amandement,

Secara formal - sesuai dengan apa yang diatur dalam konstitusi, dalam hal ini

didalam konstitusi kita diatur dalam pasal tentang perubahan yaitu pasal 37.

3 Judicial interpretation,

Perubahan dilakukan oleh hukum, dalam hal ini biasanya adalah oleh MA - melalui

penafsiran MA. Sebagai contoh; dengan menafsirkan pasal II Tap MPR No. VII/

MPR/2000 tentang Kewenangan presiden untuk mengangkat memberhentikan

Kapolri, dimana menurut pasal ini sebelum Presiden mengangkat Kapolri harus

dengan persetujuan DPR yang ketentuannya diatur dalam UU, tapi UU-nya sendiri

belum ada sedang situasi dan kondisi menghendaki pergantian tersebut di saat

seperti itu maka yang semestinya dilakukan penilaian terhadap apa yang dilakukan

oleh Presiden dengan mengangkat Kapolri baru tanpa persetujuan DPR adalah

penafsiran MA dengan menafsirkan Tap tersebut yaitu pasal 10.

4 Usage and convention,

Berangkat dari aturan dasar yang tidak tertulis. • Cara perubahan yang dianut di kita adalah :

1. Formal amandement, diatur dalam pasal 37, 2. Conventions,

3. Legislatif oleh MPR berdasarkan pasal 37.

Ad 2): Conventions

• Mengenai konvensi, termuat dalam penjelasan umum UUD 1945: "Undang-undang dasar suatu negara ialah hanya sebagian dari hukumnya dasar negara itu … . UUD ialah

(16)

tak tertulis ialah aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek

penyelenggaraan negara, meskipun tidak tertulis...." • Contoh konvensi:

Pasal 5ayat (l),

Presiden mengajukan RUU kepada DPR, DPR menyetujui RUU dengan segala

penambahan dan pengurangannya dan untuk selanjutnya Presiden (pada masa orba)

tidak pernah menolak RUU tersebut sehingga langsung disahkan sehingga hal ini

menjadi sebuah konvensi.

• Ketaatan orang terhadap konvensi bukan karena ancaman hukum melainkan karena nilai yang ada dalam konvensi tersebut dinilai baik.

• Perubahan UUD 1945:

Perubahan pertama UUD 1945;

Menurut konstitusi dilakukan oleh MPR, MPR terlebih dahulu melakukan referendum

kepada rakyat dan mengenai jawaban ya atau tidaknya maka ditampung kembali oleh

MPR dan untuk selanjutnya maka keputusan ada di tangan MPR sebagai perwujudan

suara dari hasil referendum tersebut.

Sistem ini sesuai dengan kedaulatan rakyat yang merupakan wujud demokrasi langsung

(referendum, pemilu, inisiatif, recall, dsb.), sebagai usaha untuk mencegah

kesewenang-wenangan MPR dalam bertindak, di sini perlu digarisbawahi bahwa MPR

tidak identik dengan rakyat melainkan merupakan pelaksana daripada keinginan rakyat.

Adapun permasalahan yang timbul pada sistem yang sedang berjalan di kita sekarang

adalah dalam hal perubahan UUD, mengapa tidak masuk dalam Tap MPR padahal

MPR-lah yang mengubahnya. Pada prinsipnya MPR kita mengikuti Kongres Amerika

Serikat, padahal Kongres tidak identik dengan MPR sedangkan bentuk hukum untuk

segala keputusan MPR adalah berupa Tap sedangkan kedudukan Tap MPR lebih

rendah dari UUD sehingga hal ini bertentangan dengan UUD.

Ketetapan (Tap) MPR

Undang-Undang (UU)

(17)

Peraturan Presiden (PP)

Keputusan Presiden (Keppres)

(Lihat: Catatan Kuliah Ilmu Perundang-undangan - Materi Muatan)

Konvensi

• Konvensi ketatanegaraan adalah perbuatan dalam kehidupan ketatanegaraan yang dilakukan berulang kali, sehingga ia diterima dan ditaati dalam praktek ketatanegaraan. • Konvensi-konvensi tersebut antara lain:

1. Kebiasaan (custom),

2. Praktek-praktek (practices), 3. Asas-asas (maxims)

4. Dll.

• Hukum kebiasaan mengikat karena :

1. Kebiasaan itu dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus.

2. Opinio necesitas (anggapan umum bahwa hal itu memang diperlukan). • Dalam hukum internasional, konvensi berarti perjanjian.

• Perbedaan antara konvensi dengan hukum adat :

Konvensi : aturan-aturan yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan

negara (ruang lingkupnya lebih luas).

Hukum Adat : hukum yang timbul dan terpelihara sebagai manifestasi dari putusan

penguasa adat (ruang lingkupnya terbatas).

• Persamaan keduanya adalah sama-sama tidak tertulis. • Syarat konvensi di Indonesia :

1. Memperkokoh sendi negara hukum,

2. Memperkokoh sendi demokrasi,

3. Memperkokoh sendi konstitusi.

Jika ternyata konvensi yang ada bertentangan dengan ketiga hal di atas maka disebut

inkonstitusional.

• Konvensi terbentuk dengan 2 cara (menurut K.C. Wheare):

(18)

persuasif lalu diterima sebagai suatu hal yang wajib.

2. Terjadi melalui kesepakatan antara rakyat untuk melaksanakan sesuatu dengan

cara-cara tertentu dan sekaligus menetapkan ketentuan mengenai cara-cara

melaksanakannya.

• Fungsi konvensi adalah sebagai pelengkap konstitusi (dalam rangka mengubah konstitusi).

Traktat

• Sumber hukum formil lain yang lain adalah traktat atau perjanjian.

• Berdasarkan Surat Presiden No. 2826/HK/1960, ada 2 macam bentuk perjanjian internasional, yakni: traktat (treaty) dan perjanjian (agreement).

• Traktat adalah perjanjian yang terikat pada bentuk tertentu, sedangkan perjanjian tidak selalu terikat pada bentuk tertentu.

• Materi yang diklasifikasikan sebagai treaty harus diratifikasi UU, materi-materi tersebut antara lain:

1. Soal politik/ yang mempengaruhi haluan politik luar negeri negara seperti halnya

pada perjanjian-perjanjian persahabatan, perjanjian persekutuan (aliansi), perjanjian

perubahan wilayah/penetapan tapal batas, dll.

2. Ikatan-ikatan yang sedemikian rupa sifatnya sehingga mempengaruhi haluan

politik luar negeri.

3. Soal-soal yang menurut UUD/ sistem perundang-undangan kita harus diatur dengan

UU seperti soal kewarganegaraan dan soal-soal kehakiman.

• Di luar materi tersebut di atas maka dapat dicantumkan dalam bentuk agreement dan diratifikasi dalam bentuk Keppres.

Judicial Review

(19)

SEJARAH KETATANEGARAAN Rl

• Dalam sejarah perkembangan maka yang dikaji secara spesifik adalah lembaga negara. • Sejarah perkembangan ketatanegaraan Indonesia secara garis besar dapat dibagi

menjadi :

1. Masa 17 Agustus 1945 - 27 Desember 1949,

2. Masa 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950,

3. Masa 17 Agustus 1950-5 Juli 1959,

4. Masa 5 Juli 1959 - sekarang.

Ad 1): Masa 17 Agustus 1945 - 27 Desember 1949 • Merupakan periode pertama berlakunya UUD 1945.

• Periode ini adalah masa transisi dimana lembaga yang baru terbentuk adalah Presiden dan wakil Presiden yang dibantu oleh KNIP. Hal tersebut sejalan dengan ketentuan

pasal IV aturan peralihan yang menentukan bahwa sebelum MPR dan DPR dibentuk

menurut UUD ini segala kekuasaan dijalankan oleh Presiden dengan bantuan sebuah

Komite Nasional (KNIP).

• Ketentuan pasal tersebut menimbulkan gelombang politik dimana sistem yang hendak diterapkan oleh pemerintah adalah sistem pemerintahan diktatorial.

• Ada yang mengatakan bahwa sistem yang diterapkan pada saat itu adalah sistem pemerintahan yang diletakkan pada satu tangan dan revolusioner (revolutionary and

absolutely centralized govermental system) karena semua kekuasaan ada di satu tangan Presiden.

• Adanya tuduhan Eropa bahwa RI adalah negara boneka Jepang dibantah dengan dikeluarkannya Maklumat Wapres No. X tanggal 16 Oktober 1945 untuk mempertegas

fungsi KNIP dimana KNIP tidak lagi membantu Presiden tapi berfungsi sebagai badan

legislatif (pembahas RUU) dan melaksanakan kewajiban MPR yaitu menentukan

GBHN.

(20)

• Jika semula menteri-menteri bertanggung jawab kepada Presiden maka selanjutnya timbul pemikiran bahwa menteri-menteri bertanggung jawab kepada legislatif (KNIP),

pemikiran ini dituangkan dalam Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945

yang berisi tentang perubahan sistem pemerintahan dari presidential menjadi

parlementer.

• Selanjutnya diangkat Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri.

Hal yang luar biasa dari maklumat tersebut dimana sebuah maklumat mengubah UUD

sehingga maklumat tersebut dianggap inkonstitusional.

Ad3) : Masa 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959

• Sistem pemerintahan kembali ke bentuk presidential.

BENTUK DAN SISTEM PEMERINTAHAN

• (Bentuk negara: Kesatuan/ Federal, bentuk pemerintahan : Republik/ Monarki (Kerajaan)).

• Ada 2 macam menurut konsep dasar, yaitu: 1. Sistem pemerintahan parlementer

2. Sistem pemerintahan presidential

Kedua istilah ini dijumpai dalam kepustakaan HTN dan Politik. • Dalam praktek ada 2 varian :

Baik sistem parlementer maupun sistem presidensiil, keduanya menempatkan eksekutif

sebagai fokus pengawasan yang dilakukan oleh parlemen/ lembaga legislatif sekaligus

menunjukkan bahwa kedua sistem ini memperlihatkan hubungan kekuasaan antara

eksekutif dan legislatif. Bagi kekuasaan yang mendapat pengawasan langsung dari

parlemen/legislatif diberi nama sistem parlementer. Dalam konteks penamaan ini, Alm

R- Ball menyebut dengan istilah The Parliamentary Type of Government sedangkan

C.F. Strong menamakannya dengan Parliamentary Executive. Sementara itu bagi

kekuasaan eksekutif yang tidak mendapat pengawasan langsung/ berada diluar

pengawasan parlemen/ Iembaga legislatif dinamakan dengan SP Presidensiil. Alm

(21)

Strong menyebutnya dengan The Non Parliamentary Executive/ The Fixed Executive.

CF. Strong menamakan The Non Parliamentary Executive oleh karena pemegang

kekuasaan eksekutif tidak bertanggung jawab kepada parlemen, hal ini sebagai akibat

tidak dipilihnya pemegang kekuasaan eksckutif oleh lembaga legislatif. Dinamakan The

Fixed Executive oleh karena masa jabatan pemegang kekuasaan eksekutif adalah tertentu, artinya dalam masa jabatannya pemegang kekuasaan eksekutif tidak dapat

dijatuhkan oleh parlemen/ lembaga eksekutif dan masa jabatan eksekutif akan berakhir

apabila waktu yang telah ditentukan oleh konstitusi telah lewat.

Sistem Parlementer

• Dua (2) macam ciri utama sistem parlementer 1. Ada 2 macam eksekutif :

a. Eksekutif nominal (nominal executive),

Tidak memiliki kekuasaan yang riil melainkan lebih berkedudukan sebagai

simbol (pemersatu bangsa) dengan kata lain eksekutif nominal tidak dapat

diminta pertanggungjawaban atas pemerintahan sehari-hari. Dalam praktek

dijabat sebagai Kepala Negara (head of state).

Tiap-tiap negara dalam hal nama untuk kepala negara ini berbeda-beda

tergantung kepada bentuk pemerintahannya :

Republik : Presiden, misalnya; Singapura, India, dsb.

Monarki : Raja, misalnya; Muangthai, Denmark, Swedia, dsb. Ratu, misalnya; Inggris, Belanda dsb.

Sultan, misalnya; Brunei, dsb.

Yang dipertuan Agung, misalnya ; Malaysia, dsb. Kaisar, misalnya; Jepang dsb.

b. Eksekutif riil (real executive).

Eksekutif Riil dijabat oleh Dewan Menteri/Kabinet yang dipimpin oleh seorang

Perdana Menteri (PM). Karena Dewan Menteri yang menjalankan

pemerintahan riil sehari-hari maka mereka pula yang bertanggung jawab kepada

(22)

eksekutif nominal, karena berlaku prinsip The king can do no wrong (Raja tak

dapat diganggu gugat), karena ia berkedudukan sebagai simbol saja.

2. Ada pertanggungjawaban eksekutif, dimana eksekutif bertanggung jawab kepada

parlemen ;

Eksekutif-Legislatif,

Dewan Menteri - Parlemen.

Eksekutif sewaktu-waktu dapat dijatuhkan oleh parlemen dengan mosi tidak

percayanya (check and balance system). Contoh pada sistem pemerintahan parlemen Belanda dan Inggris.

Perbedaanya :

Inggris :

Parlemen -- Kabinet oleh (PM). Semua kabinet dari parlemen. Contoh: Di Inggris

ada 2 partai besar pemilu, yaitu Partai Konservatif dan Partai Buruh. Partai buruh

menang. Maka Parlemen diduduki oleh Partai Buruh sedangkan Partai Konservatif

menjadi oposisi (oposisi loyal; artinya bila benar didukung, bila salah dikritik

tajam). Anggota parlemen ada yang ditarik menjadi menteri dan juga jelas

menteri-menteri inti pun diambil dari parlemen juga. Dan salah satunya diangkat menjadi

Perdana Menteri.

Belanda :

Parlemen -- Kabinet oleh (PM). Anggota kabinet tidak boleh merangkap sebagai

anggota parlemen. Ciri selengkapnya dari sistem parlementer :

1. Kabinet yang dipimpin oleh PM dibentuk oleh/berdasarkan kekuatan yang

menguasai parlemen. Contoh di Inggris.

Parlemen + Dwi partai = stabil

Parlemen + Multi partai = stabil

2. Para anggota kabinet mungkin seluruhnya adalah anggota parlemen (misal di

Inggris), atau mungkin juga seluruhnya bukan anggota parlemen (misal di

Belanda).

3. Kabinet dengan ketuanya bertanggung jawab kepada parlemen. Apabila

(23)

parlemen maka anggota kabinet tersebut harus mengundurkan diri.

4. Sebagai imbangan dapat dijatuhkannya kabinet, maka kepala negara dengan

saran/ nasehat PM dapat membubarkan parlemen. Dengan demikian dari 4 ciri

tersebut tampak satu hal yang menonjol yaitu dalam SP Parlementer dijumpai

adanya check and balance system (sistem saling mengontrol dan menyeimbangi).

Sistem Presidensiil

• Dua (2) Macam ciri utama SP Presidensiil :

1. Hanya ada 1 macam eksekutif (single executive) yaitu dijabat oleh Presiden.

Dengan kata lain Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif (chief executive)

bertanggungjawab tunggal atas jalannya pemerintahan sehari-hari. Wapres dan

menteri dipertanggungjawabkan oleh presiden.

Eksekutif

(single executive)

Presiden

Sebagai Kepala Negara* Sebagai Kepala Pemerlntahan**.

(*merupakan jabatan nominal, artinya hanya merupakan simbol saja).

(**merupakan jabatan riil, artinya jabatan sebenarnya yang perlu

dipertanggung-jawabkan) Contoh : perintah sebagai kekuasaan dalam mengangkat dubes,

pernyataan perang, dsb.

2. Presiden tidak bertanggung jawab kepada badan legislatif (kekuasaan parlemen)

(24)

langsung.

Di Amerika jika Presiden melakukan kesalahan berat, penghinaan, dan atau

kejahatan berat maka yang menjadi penuntut umumnya adalah DPR sedangkan

hakimnya adalah Senat.

• Ciri selengkapnya dari sistem presidensiil :

1 Presiden selain sebagai Kepala Negara juga adalah sebagai Kepala Pemerintahan.

2 Presiden tidak dipilih oleh lembaga legislatif tetapi dipilih oleh sejumlah pemilih

(seperti contoh di Amerika) dan karenanya tidak dapat diberhentikan oleh badan

legislatif.

3 Presiden tidak dapat membubarkan badan legislatif. Meskipun dalam sistem

presidensiil dijumpai adanya check and balance system namun dalam praktek

peranan/ kekuasaan eksekutif lebih menonjol daripada legislatif.

• Di luar daripada 2 sistem ini dalam praktek dijumpai varian dimana salah satu segi yang dominan daripada yang lainnya. Misalnya; sistem pemerintahan dimana yang

dominan adalah segi-segi parlementer akan tetapi ada pula segi-segi presidensiilnya

dan sebaliknya. Varian dari sistem ini ada yang menyebutnya dengan Kuasi

Parlementer/ Kuasi Presidensiil/ Sistem Pemerintahan Kombinasi/ Sistem Pemerintahan Campuran.

Contoh; Prancis di bawah naungan Konstitusi Republik ke-5 1958, Swiss, Indonesia

(25)

REFERENSI

Beberapa Masalah Hukum Tata Negara Indonesia, oleh Dr. Bagir manan, S.H., MCL. dan Kuntana Magnar, S.H., MH. Bunga Rampai Hukum Tata Negara Indonesia, oleh

Prof. Dr. R. Sri Somantri M., S.H,

Capita Selecta Hukum Tata Negara, oleh Abu Daud Busroh, S.H.

HTN, oleh Abubakar Busro, S.H. dan Abu Daud Busroh, S.H.,

HTN Indonesia, oleh Usep Ranawidjaja, S.H.,

Pengantar HTN Indonesia, oleh Moh. Kusnadi, S.H. dan Armaili Ibrahim, S.H.

Tentang Lembaga-lembaga Negara menurut UUD 1945, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Prof. Dr. R. Sri Somantri M.,S.H.,

Peranan Peraturan Perundang-undangan dalam Pembinaan Hukum Nasional, Konvensi Ketatanegaraan, Lembaga Kepresidenan. Perjalanan Historis Pasal 18 UUD 1945, oleh Prof. Dr. Bagir manan, S.H., MCL.

Referensi

Dokumen terkait

Pedoman Pengawas Survei Luas Panen dan Luas Tanam Tanaman Pangan 2015 | 35 Daftar VP2015-U digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai luas baku lahan, luas galengan,

Guru meminta peserta didik bekerja sama untuk membuat hipotesis (kesimpulan sementara) tentang diagram mana yang cocok untuk menyajikan data yang tersedia dalam

Memperlihatkan Dokumen Kualifikasi asli atau rekaman (fotocopy) Dokumen Kualifikasi yang telah dilegalisir sesuai isian pada sistem SPSE Kabupaten Mandailing

A vivid description of Laudium, an Indian township in South Africa with information about where to find all details like schools, restaurants, businesses etc in

1) Asesi harus memberi tanda  satu atau lebih pilihan pada kotak pilihan yang tersedia sesuai dengan makna setiap butir pertanyaan/pernyataan dalam

Please attach copy of EFT bank transfer instruction form in support of electronic transfer of above taxes to the TL Petroleum Fund Bank Account.

Dengan menggunakan uji analisis One Way ANOVA, hasil penelitian ini adalah obat petidin dapat meningkatkan psikomotorik mencit berdasarkan durasi kunjungan tetapi menurunkan

Building#5 (Ground Floor), Palacio do Governo RDTL, Avenida do Presidente de Nicolau Lobato P.O Box-18, Dili , Timor-Leste, Phone- +(670) 333 95429. TAX IDENTIFICATION NUMBER