• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHAD"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Statistik Inferensial”

Dosen pengampu: Dr. Bambang Ismanto, M.Si dan Prof. Dr. Slameto, M.Pd

Oleh:

RIRIN TIUS EKA MARGARETA NIM: 942016021

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(2)

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Ririn Tius Eka Margareta

942016021@student.uksw.edu

Universitas Kristen Satya Wacana

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Metode penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Hipotesis penelitian yaitu Ho= tidak ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru dan Ha= ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru. Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif menggunakan SPSS 22, data berdistribusi tidak normal maka peneliti menggunakan analisis statistik non parametrik. Dari uji hipotesis, diperoleh besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengkuadratan R (R2) sebesar 0,328, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (supervisi) terhadap variabel terikat (kinerja) adalah sebesar 32,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar kinerja . Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan persamaan regresi Y = 0,935 + 0,704X. Selain itu, nilai t hitung = 5,414 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel kinerja (X) terhadap variabel kinerja (Y). Rekomendasi yang diberikan oleh penulis untuk pembaca khususnya kepala sekolah adalah menggunakan teknik supervisi yang tepat dan melaksanakan dengan intensif serta mempertimbangkan upaya-upaya lain sebagai alternatif guna meningkat kinerja guru.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan mutu peserta didik secara holistik. Peningkatan mutu ini tidak terlepas dari peran serta setiap stakeholder pendidikan. Dalam lingkup sekolah, guru memiliki peran yang penting dan strategis dalam keberhasilan peserta didik. Keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan belajar mengajar (Nurhidayah, Haryono, & Hasiholan, 2016). Hal ini menunjukkan pentingnya kesiapan guru terutama dalam merencanakan, melaksanakan, dan melakukan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik, serta mengevaluasinya.

Idealnya, dalam meningkatkan mutu peserta didik dibutuhkan guru yang bermutu/ berkualitas. Berkaitan dengan hal ini, kualitas guru juga dipengaruhi oleh kinerja. Kinerja guru merupakan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan pendidikan (Barnawi, 2012: 14 dalam Mafudah & Asrori, 2016). Dengan demikian, kinerja guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan tujuan sekolah yang berakhir pada tujuan pendidikan secara keseluruhan. Namun pada kenyataannya, kinerja guru masih belum baik sehingga hal ini perlu menjadi salah satu perhatian bagi setiap pihak terkait khususnya para pemimpin pendidikan.

(4)

guru. Berbagai teknik supervisi baik secara kelompok maupun individu perlu dipahami oleh kepala sekolah. Dalam perencanaan program supervisi, kepala sekolah harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari program pembelajaran yang disusun oleh guru. Hal ini juga menjadi pedoman bagi kepala sekolah dalam penyusunan program supervisi. Pelaksanaan dan evaluasi program supervisi ditujukan untuk membantu guru dalam meningkatkan/ mengembangkan program pembelajaran guna memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi peserta didik.

Kinerja seseorang termasuk guru dipengaruhi oleh motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal merupakan dorongan atau variabel-variabel atau hal-hal yang berasal dari dalam diri seseorang sedangkan motivasi eksternal berasal dari luar. Supervisi kepala sekolah merupakan variabel yang berasal dari luar diri guru tetapi memiilik peran penting dalam memotivasi guru termasuk meningkatkan kinerja (Syarif, 2011). Dengan supervisi oleh kepala sekolah diharapkan kinerja guru meningkat. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru serta upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru?

2. Upaya-upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. 2. Mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah.

(5)

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan pembaca khususnya tentang pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.

2. Manfaat Praktis

(6)

BAB II KAJIAN TEORI

2.1 Supervisi Kepala Sekolah

Supervisi adalah kata benda, berasal dari kata to supervise atau to oversee in order to direct, terjemahannya mengawasi atau mengendalikan (Muljono, 2010). Dalam bahasa Inggris, supervisi sama dengan supervision, yang artinya pengawasan atau pengendalian. Jadi, supervisi adalah tindakan yang dilakukan oleh pimpinan terhadap aktifitas, kreatifitas, inovasi, kinerja orang-orang yang dipimpin dengan tujuan untuk mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut terhadap hasil penilaian.

Dewasa ini pengertian supervisi dalam kaitannya dengan kegiatan pendidikan yaitu suatu usaha atau kegiatan yang berkepentingan dengan segala sesuatu yang memajukan perkembangan guru, staf dan siswa. Supervisi merupakan suatu usaha atau kegiatan pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah atau lembaga pendidikan lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif dan efisien. Supervisi adalah suatu proses yang merupakan bagian dari proses pendidikan, juga sebagai proses sosial yang demokratis, yang fungsi utamanya ialah kepemimpinan (Muljono, 2010). Fungsi supervisi ialah memberi petunjuk, mendorong, menjelaskan, membimbing, dan membantu meningkatkan situasi belajar, serta membantu para guru agar ia mengajar lebih baik

(7)

didik dalam proses pembelajaran. Pertumbuhan para siswa inilah yang menjadi tujuan utama dari seluruh proses pendidikan (Muljono, 2010). Keberhasilan pendidikan ditunjukan output bahkan outcome pendidikan yaitu siswa. Hal ini tidak terlepas dari peran setiap pihak-pihak terkait terutama guru.

Supervisi kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah dalam menstimulasi secara kontinu perkembangan guru-guru di sekolah, baik secara individu maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran sehingga guru dapat menstimulasi dan membimbing pertumbuhan setiap murid secara kontinu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam interaksi belajar dan mengajar (Syarif, 2011).

Pendapat Syarif menegaskan kembali akan pentingnya peran kepala sekolah sebagai supervisor dalam mendorong guru untuk mengembangkan diri dan begitu pula selanjutnya. Guru perlu mendorong dan membimbing siswa dalam proses pembelajaran yang bermakna.

Dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah dipaparkan lima dimensi kompetensi kepala sekolah. Salah satu dimensi kompetensi yang dimaksud adalah supervisi. Adapun fungsi supervisi berdasarkan dimensi kompetensi supervisi, yaitu:

1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru,

2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat, dan

3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Ketiga fungsi diatas perlu dipahami dan dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam merencanaan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menindaklanjut program supervisi untuk perbaikan maupun pengembangan di masa mendatang.

2.2 Kinerja Guru

(8)

hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawabnya (Mangkunegara, 2011 dalam Hidayati, 2015). Jadi, kinerja (performance) merupakan hasil kerja yang dapat diukur secara kualitatif maupun kuantitatif dari diri seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang dipercayakan.

Kinerja guru adalah tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang dapat dilihat dari kemampuan berupa kemampuan perencanaan, pengorganisasian kemampuan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, hasil tugas dalam efisiensi dan efektivitas kerja serta perilaku dalam bentuk cara berkomunikasi dan memberikan dorongan (Syarif , 2011).

Kemampuan manajemen seorang guru dalam merencanakan,mengorganisasi, melaksanakan, mengontrol, mengevaluasi, dan menindaklanjuti merupakan kemampuan yang sangat menentukan keberhasilan siswa sekaligus keberhasilannya. Dengan kemampuan dan kemauan yang dimiliki maka kinerjanya dapat meningkat dengan cepat. Salah satu faktor yang dapat membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya adalah supervisi kepala sekolah.

2.3 Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah

Pengaruh supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru jika identifikasi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan yang sebenarnya. Hal ini terkait dengan perencanaan dan pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Pendekatan yang digunakan sebelum, selama, dan setelah supervisi juga mempengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan maupun pengembangan di masa mendatang. Ada kemungkinan supervisi kepala sekolah tidak atau kurang meningkatkan kinerja guru. Oleh karena itu perlu upaya-upaya lain untuk meningkatkan kinerja guru.

(9)

peningkatan kedisiplinan, pemberian motivasi bahkan pemberian insentif yang layak sehingga memungkinkan guru merasa puas (Mafudah & Asrori, 2016).

Upaya-upaya yang disebutkan oleh Mafudah dan Asrori merupakan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah perlu meninjau ulang upaya-upaya apa saja yang dapat dijadikan alternatif dalam supervisi yang akan direncanakan dan dilaksanakan untuk meningkatkan kinerja guru.

Dalam konteks kinerja guru, upaya-upaya meningkatkan kinerja sangat tergantung dari upaya semua elemen sekolah terutama kepala sekolah untuk memberikan informasi, menciptakan hubungan, dan memberikan solusi secara tepat (Syarif , 2011). Beberapa hal yang menyebabkan tujuan supervisi tidak tercapai yaitu kepala sekolah cenderung mencari kesalahan/ kelemahan guru, merasa tahu segalanya, melakukan observasi tetapi tidak melakukan tindak lanjut, menggunakan teknik yang monoton, dan kurang pengetahuan (Herlina, 2013). Setiap pihak yang terkait dalam manajemen supervisi perlu mengetahui tujuan dari program supervisi. Tujuan pelaksanaan program supervisi adalah membantu guru dalam meningkatkan kinerja sekaligus mutu pendidikan. Pemahaman dan penentuan teknik supervisi yang tepat, pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan supervisi, kemampuan mengidentifikasi kebutuhan guru, mengenal kepribadian guru, dan faktor-faktor lain yang terkait sangat mempengaruhi keberhasilan supervisi dalam meningkatkan kinerja guru.

2.4 Penelitian yang Relevan

(10)

dan kinerja guru (Khoeriyah, 2015). Kegiatan supervisi yang dilakukan kepala sekolah bertujuan memperbaiki, mengarahkan, mendorong guru dalam mengembangkan diri baik secara individu maupun kelompok sehingga pengajaran yang diberikan kepada peserta didik dapat diterima dengan baik dan berguna bagi masa depan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Imam dan Wahyuningsih (2016) menyimpulkan bahwa pelaksanaan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sudah berjalan dengan baik. Kepala sekolah menyusun perencanaan program supervisi akademik, melaksanakan, dan menindaklanjuti hasil supervisi sesuai dengan yang seharusnya. Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mendukung pelaksanaan supervisi akademik adalah profesionalitas kepala sekolah yang tinggi, kompetensi supervisi akademik kepala sekolah yang tinggi, guru yang rata-rata sudah siap disupervisi.

(11)

Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Sobri (2013), kepala sekolah memberikan supervisi dengan berbagai teknik untuk membantu guru memperbaiki performasi mengajaran yang akhirnya memperbaiki pembelajaran pada siswa. Oleh karena itu, kepala sekolah perlu mengidentifikasi dan menentukan teknik supervisi berdasarkan kebutuhan dan gaya belajar guru. Beberapa guru mungkin akan sangat terbantu jika disupervisi dengan teknik kelompok daripada teknik individu. Bagi beberapa guru, teknik individu dengan demonstrasi mengajar lebih bermanfaat untuk meningkatkan kinerjanya daripada kunjungan kelas. Penentuan teknik supervisi oleh kepala sekolah sangat berpengaruh dalam meningkatkan kompetensi dan kinerja guru.

2.5 Hipotesis

Hipotesis yang dibuat oleh peneliti, sebagai berikut:

Ho= Tidak ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru.

Ha= Ada pengaruh signifikan antara supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru.

(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Tujuan rancangan penelitian ini untuk memperoleh informasi ada tidaknya pengaruh supervisi oleh kepala sekolah terhadap kinerja guru sehingga penelitian ini menggunakan regresi. Penelitian regresi adalah penelitian untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh satu/ beberapa variabel bebas terhadap satu/ beberapa variabel terikat.

Penelitian ini menempatkan supervisi kepala sekolah sebagai variabel bebas (X) dan kinerja guru sebagai variabel terikat (Y). Rancangan penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk paradigma sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian X dan Y

3.2 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data dari penelitian Jonli Hutagalung (2011) yang berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Permata Harapan Batam.” Dalam penelitian ini, peneliti hanya mengambil data supervisi kepala sekolah dan kinerja guru.

3.3 Teknik Analisis Data

Bagian penting dalam penelitian adalah analisis data karena dengan analisis data dapat diketahui apakah hipotesis diterima/ ditolak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensial dengan SPSS 22. Tujuan teknik analisis deskriptif diantaranya memberi gambaran tentang nilai rata-rata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai lainnya. Sedangkan teknik analisis inferensial bertujuan untuk

Supervisi oleh Kepala Sekolah

(X)

(13)
(14)

BAB IV

HASIL PENELITIAN, INTERPRETASI DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Interpretasi berdasarkan Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini menggunakan SPSS 22. Berikut data penelitian yang dihitung dengan menggunakan Microsoft Excel dan disajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 4. 1 Nilai Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru No

Responde n

Rata-rata Nilai Supervisi

Kepala Sekolah

Rata-rata Nilai Kinerja Guru

1 2.67 2.08

2 3.75 3.50

3 3.75 3.58

4 3.92 3.92

5 3.67 3.67

6 4.00 3.58

7 3.83 3.50

8 3.67 3.92

9 4.00 3.50

10 3.92 3.75

11 4.00 3.83

12 3.50 3.83

13 3.92 3.58

14 3.92 3.83

15 3.58 3.58

16 3.83 3.83

17 4.00 3.50

18 3.67 3.58

19 3.75 3.33

20 3.92 3.58

21 3.92 3.58

22 3.67 3.50

23 3.92 3.75

24 3.75 3.67

(15)

26 3.92 3.50

27 3.92 3.67

28 4.00 3.83

29 3.75 3.75

30 3.92 3.67

31 4.00 3.67

32 4.00 3.75

33 3.83 3.83

34 4.00 3.67

35 3.67 3.75

36 3.83 3.92

37 4.00 3.67

38 3.67 3.58

39 4.00 3.50

40 3.83 3.92

41 3.58 3.50

42 3.83 3.75

43 4.00 3.83

44 3.67 3.83

45 3.75 3.83

46 3.92 3.50

47 3.92 3.58

48 3.92 3.33

49 4.00 3.58

50 3.83 3.58

51 3.92 3.50

52 4.00 3.75

53 4.00 3.67

54 3.67 3.67

55 3.83 3.50

56 3.92 3.75

57 3.67 3.92

58 4.00 3.67

59 3.92 3.58

60 4.00 3.50

61 3.92 3.50

(16)

Berikut output statistik deskriptif menggunakan SPSS 22:

Tabel 4.2 Output Statistik Deskriptif

Statistics

spvks Kinerjagr

N Valid 62 62

Missing 0 0

Mean 3.8382 3.6353

Std. Error of Mean .02557 .03152

Median 3.9200 3.6700

Mode 3.92a 3.50

Std. Deviation .20135 .24821

Variance .041 .062

Skewness -3.389 -4.052

Std. Error of Skewness .304 .304

Kurtosis 17.805 25.063

Std. Error of Kurtosis .599 .599

Range 1.33 1.84

Minimum 2.67 2.08

Maximum 4.00 3.92

Sum 237.97 225.39

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan ouput statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa N = 62, N menunjukkan data yang diproses yaitu 62 buah data. Berikut penjelasan kolom variabel supervisi kepala sekolah:

a. Rata-rata (Mean) = 3,8374, menunjukkan rata-rata nilai supervisi kepala sekolah dari 62 responden tersebut yaitu 3,8374.

b. Standard Error of Mean = 0,03144.

c. Median = 3,9167, menunjukkan titik tengah data yaitu jika data diurutkan dan dibagi dua sama besar.

d. Mode = 3,92, menunjukkan nilai yang sering muncul.

e. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,20156, menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.

(17)

g. Skewness = -3,399, skewness mengukur kemencengan dari data dan Std. Error of Skweness = 0,304. Rasio skewness adalah nilai skewness dibagi dengan standard error skewness. Rasio Skewness = -3,399/0,304 = -10,9836.

Jika rasio skewness berada diantara nilai -2.00 sampai dengan 2.00 maka distribusi data adalah normal, sehingga data di atas berdistribusi tidak normal.

h. Kurtosis = 17,892. Kurtosis menukur puncak dari distibusi normal dan Std. Error of Kurtosis = 0,599. Sama seperti skewness, maka rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard errornya. Rasio Kurtosis = -17,892/0.599 = - 29, 8697 sehingga lebih meyakinkan kita bahwa distribusi dari data adalah tidak normal.

i. Range = 1,33, selisih nilai maksimum dan minimum. j. Skor Minimum = 2,67, nilai terkecil (minimum) supervisi. k. Skor Maksimum = 4, nilai terbesar (maksimum) supervisi. l. Sum = 237,92, jumlah seluruh nilai supervisi dari 62 responden. Berikut penjelasan kolom variabel kinerja guru:

a. Rata-rata (Mean) = 3,6358 yang artinya menunjukkan rata-rata nilai kinerja guru dari 62 responden tersebut yaitu 3,6358.

b. Standard Error of Mean = 0,03144.

c. Median = 3,6667, menunjukkan titik tengah data yaitu jika data diurutkan dan dibagi dua sama besar.

d. Mode = 3,50, menunjukkan nilai yang sering muncul.

e. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,24759, menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.

f. Variance = 0,061.

(18)

distribusi data adalah normal, sehingga data di atas berdistribusi tidak normal.

h. Kurtosis = 25,130, kurtosis mengukur puncak dari distibusi normal dan Std. Error of Kurtosis = 0,599. Sama seperti skewness, maka rasio kurtosis adalah nilai kurtosis dibagi dengan standard errornya. Rasio Kurtosis = 25, 130/0.599 = 41,9533 sehingga lebih meyakinkan kita bahwa distribusi dari data adalah tidak normal.

i. Range = 1,83, selisih nilai maksimum dan minimum. j. Skor Minimum = 2,08, nilai terkecil (minimum) kinerja. k. Skor Maksimum = 3,92, nilai terbesar (maksimum) kinerja. l. Sum = 225,42 , jumlah seluruh nilai kinerja dari 62 responden.

Berdasarkan hasil dan pembahasan mengenai rasio skewness dan kurtosis pada analisis data deskriptif dapat diketahui bahwa data berdistribusi tidak normal. Oleh karena itu, peneliti menggunakan analisis statistik non-parametrik. Berikut hasil dan pembahasan hasil analisis statistik non parametrik menggunakan SPSS 22:

Tabel 4.3 Output Statistik Deskriptif- Non Parametrik

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

spvks 62 3.8382 .20135 2.67 4.00

knrjgr 62 3.6353 .24821 2.08 3.92

Berdasarkan output statistik deskriptif di atas, diketahui bahwa N = 62, N menunjukkan data yang diproses yaitu 62 buah data. Berikut penjelasan kolom variabel supervisi kepala sekolah:

a. Rata-rata (Mean) = 3,8374, menunjukkan rata-rata nilai supervisi kepala sekolah dari 62 responden tersebut yaitu 3,8374.

b. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,20156, menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.

(19)

a. Rata-rata (Mean) = 3,6358 yang artinya menunjukkan rata-rata nilai kinerja guru dari 62 responden tersebut yaitu 3,6358.

b. Simpangan Baku (Std. Deviation) = 0,24759, menunjukkan dispersi rata-rata dari sampel.

c. Skor Minimum = 2,08, nilai terkecil (minimum) kinerja. d. Skor Maksimum = 3,92, nilai terbesar (maksimum) kinerja.

4.2 Hasil Penelitian dan Interpretasi berdasarkan Analisis Statistik Inferensial

Sebelumnya, membuktikan hipotesis penelitian, peneliti melakukan uji normalitas-non parametrik pada SPSS 22. Pada SPSS Viewer muncul Output sebagai berikut:

Tabel 4.4 Output One Sample Kolmogorov-Smirnov Test - Non Parametrik

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

spvks knrjgr

N 62 62

Normal Parametersa,b Mean 3.8382 3.6353

Std. Deviation .20135 .24821

Most Extreme Differences Absolute .211 .244

Positive .211 .136

Negative -.206 -.244

Test Statistic .211 .244

Asymp. Sig. (2-tailed) .000c .000c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikan sebesar 0,200. Dengan α = 0,05 maka nilai sig. =0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi tidak normal.

(20)

Tabel 4.5 Output Regression Model Summary

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Change Statistics Durbin-Watson R Square Change F

Change df1 df2

Sig. F Change

1 .573a .328 .317 .20462 .328 29.307 1 60 .000 1.724

a. Predictors: (Constant), spvks b. Dependent Variable: kinerjagr

Berdasarkan output di atas, besarnya nilai korelasi/ hubungan (R) yaitu sebesar 0,573. Nilai ini dapat diinterpretasikan hubungan kedua variabel sebesar 0,573. Besarnya persentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari pengkuadratan R (R2) sebesar 0,328, yang mengandung pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (supervisi) terhadap variabel terikat (kinerja) adalah sebesar 32,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar kinerja .

Berikut output ANOVA:

Tabel 4.6 Output Regression-ANOVA

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.227 1 1.227 29.307 .000b

Residual 2.512 60 .042

Total 3.739 61

a. Dependent Variable: kinerjagr b. Predictors: (Constant), spvks

Berdasarkan tabel output di atas, Fhitung = 29,307 dengan tingkat signifikansi/ probabilitas atau linearitas regresi 0,000 < 0,05, maka model persamaan regresi berdasarkan data penelitian adalah signifikan atau memenuhi kriteria linearitas sehingga dapat dipakai untuk memprediksi variabel kinerja.

(21)

Tabel 4.7 Output Regression-Coefficients Coefficientsa Model Unstandardize d Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Correlations Collinearity Statistics B Std. Error Beta

Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .935 .499 1.873 .066

spvks

.704 .130 .573 5.414 .000 .573 .573 .573 1.000 1.0

00

a. Dependent Variable: kinerjagr

Pada tabel coefficients, nilai pada kolom B terdapat nilai constant (a) = 0,935 dan supervisi (b) =0,704, sehingga persamaan regresinya dapat ditulis sebagai berikut:

Y = a+ bX atau Y = 0,935 + 0,704X.

Koefisien b merupakan koefisien arah regresi dan menyatakan perubahan rata-rata variabel Y untuk setiap perubahan X sebesar satu satuan. Perubahan ini merupakan pertambahan bila b bertanda positif dan penurunan bila b bertanda negatif. Sehingga dari persamaan tersebut dapat diterjemahkan:

- Konstanta sebesar 0,935 menyatakan bahwa jika tidak ada nilai supervisi maka nilai kinerja sebesar 0,935.

- Koefisien regresi X sebesar 0,704 menyatakan bahwa setiap penambahan 1 nilai supervisi, maka nilai kinerja bertambah sebesar 0,704.

Selain menggambarkan persamaan regresi, output ini juga menampilkan uji signifikansi dengan uji t yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel supervisi (X) terhadap variabel kinerja (Y).

Hipotesis:

- HO = tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel kinerja (X) terhadap variabel kinerja (Y)

(22)

Dari output di atas dapat diketahui nilai t hitung = 5,414 dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka HO ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel kinerja (X) terhadap variabel kinerja (Y).

4.3 Pembahasan

Hasil pengolahan data penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian-penelitian relevan yaitu ada pengaruh positif antara supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru. Hal ini juga menunjukan bahwa selain motivasi internal guru yang disupervisi, motivasi eksternal juga memiliki andil dalam peningkatan kinerja guru. Kegiatan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai sarana untuk memberikan motivasi eksternal baik berupa pengarahan, bimbinganan, dan bantuan kepada guru. Segala hal yang telah dilakukan kepala sekolah dalam mencapai tujuan supervisi diharapkan mampu meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik bagi generasi penerus bangsa.

Pengaruh yang signifikan ini perlu dibarengi dengan konsistensi dan integritas dari kepala sekolah selaku supervisor. Berbagai teknik supervisi perlu dipelajari dan diterapkan sesuai kebutuhan. Teknik yang sama untuk kebutuhan yang berbeda-beda tidak efektif dalam mencapai tujuan/ sasaran program supervisi yang direncanakan. Kepala sekolah perlu melibatkan pihak-pihak lain seperti wakil kepala sekolah, guru-guru yang sudah memiliki pengalaman dan kemampuan professional, warga sekolah lainnya, dan masyarakat. Kepala sekolah sebagai supervisor mengambil peran yang signifikan dalam menggerakkan dan meningkatkan kinerja seluruh stakeholders khususnya guru.

(23)

pelatihan, atau in-house training di luar rutinitas mengajar akan membuat guru lebih fresh artinya guru mendapatkan suasana dan pengalaman baru terutama berkaitan dengan pengembangan diri dalam kompetensi guru. Selain itu, guru di recharge artinya “diisi ulang” atau pengembalian maupun penambahan semangat bagi guru sebelum mereka kembali melakukan tugasnya sebagai guru dalam pembelajaran dengan siswa.

(24)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh yang signifikan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru.

2. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru melalui supervisi kepala sekolah yaitu kepala sekolah dapat mempertimbangkan alternatif lain seperti mengadakan pembinaan, pelatihan, atau penataran di luar rutinitas mengajar. Selain itu, kepala sekolah melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengevaluasian dengan matang dan melibatkan pihak-pihak yang lain seperti pengawas, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan guru-guru yang memiliki kompetensi tinggi.

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan, saran yang peneliti berikan antara lain:

1. Bagi Dinas Pendidikan Kota yaitu memberikan/meningkatkan pembinaan kepada kepala sekolah selaku supervisor sehingga mampu menerapkan teknik supervisi yang tepat bagi para guru.

2. Bagi kepala sekolah yaitu mempelajari dan mempraktekkan berbagai teknik supervisi yang tepat dan mempertimbangan upaya-upaya lain sebagai alternatif guna meningkatkan kompetensi sebagai kepala sekolah sekaligus membantu dan meningkatkan kinerja guru.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Arisantoso, A., Sanwasih, M., & Adhuri, D. S. (2014). PROTOTIPE MONITORING DAN EVALUASI KINERJA DOSEN UNTUK MENUNJANG KEGIATAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS UNIVERSITAS ISLAM ATTAHIRIYAH). SEMNASTEKNOMEDIA ONLINE, 2(1), 1-19.

FIKROH, N. T. (2016). PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATAN KINERJA GURU di SMP ISLAM AL AZHAAR TULUNGAGUNG TAHUN 2015/2016.

Herlina, G. (2013). PERSEPSI GURU TERHADAP PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMAN) DI KECAMATAN SIJUNJUNG. Bahana Manajemen Pendidikan, 1(1).

Hidayati, Z. Y. F. (2015). ANALISIS KOMPETENSI TERHADAP PENILAIAN KINERJA DOSEN (STUDI KASUS DOSEN UIN SULTAN SYARIF KASIM RIAU). Kutubkhanah, 17(1), 104-126.

Hutagalung, J. (2011). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Permata Harapan Batam (Doctoral dissertation, Universitas Terbuka).

Imam, J., & Wahyuningsih, R. (2016). PELAKSANAAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA (Doctoral dissertation, IAIN Surakarta).

Khoeriyah, S. W. (2015). PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK TERHADAP KINERJA GURU. Jurnal Ta'dibi, 4(2), 86-91.

(26)

Mafudah, L., & Asrori, A. (2016). PENGARUH PEMAHAMAN KURIKULUM, MOTIVASI KERJA, DAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SMK. Economic Education Analysis Journal, 5(2), 389.

Muljono, P. (2010). Supervisi dan Evaluasi dalam Manajemen Pendidikan. Nurhidayah, S., Haryono, A. T., & Hasiholan, L. B. (2016). PENGARUH

PROGRAM LIFE SKILLS, FASILITAS SEKOLAH DAN

KEMAMPUAN GURU TERHADAP MOTIVASI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI (Study Empiris Pada Siswa Kelas XI SMA PGRI 2KAYEN). Journal of Management, 2(2).

Permendiknas, R. I. No. 13. ( 2007). Tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Pertiwi, C. R. (2012). Pengaruh Supervisi Pengajaran dan Gaya Kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di SMA Negeri se-Kabupaten Lamongan. SKRIPSI Jurusan Administrasi Pendidikan-Fakultas Ilmu Pendidikan UM.

Sobri, A. Y. PEMBINAAN PROFESIONALISME GURU DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN. Volume 24 Nomor 1 Maret 2013, 9.

Syarif, H. M. (2011). Pengaruh Komunikasi Interpersonal dan Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru. Journal. iainjambi, ac. id.

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian X dan Y
Tabel 4. 1 Nilai Supervisi Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
Tabel 4.2 Output Statistik Deskriptif
Tabel 4.3 Output Statistik Deskriptif- Non Parametrik
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penutupan ruangan akibat premature loss gigi sulung ini dapat terjadi selama 6 bulan setelahnya, tetapi dapat juga terjadi dalam hitungan minggu; (2) Apabila gigi anterior

Banyak metode yang dilakukan dalam memberikan pakan kepada ayam yang sedang moulting, umumnya yaitu selama 6 minggu diberikan makanan dengan kadar protein rendah tetapi ditambah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksk lusif dengan pemberian MP ASI dini pada bayi

Berdasarkan hasil validasi dari dosen Tata Boga Unesa dan guru Tata Boga SMK dapat dilihat pada gambar grafik diperoleh data bahwa hand out yang dikembangkan telah

Jika tanda lampu indikator pada alarm berkedip, tekan tombol Stop/Reset, Color dan alarm berkedip, tekan tombol Stop/Reset, Color dan Black Black secara bersamaan sampai proses

(2) Mendiskripsikan kualitas produk logam baja dan panduan sesuai dengan yang diinginkan atau penggunaannya

Specific test results to the group of secondary metabolites methanol extracts showed that methanol extract containing steroid compound, terpenoid and alkaloids

Sedangkan untuk relate, Pepper Lunch adalah restoran yang lebih mengarah kepada family-restaurant, sehingga Pepper Lunch tidak mempunyai komunitas tertentu ataupun