• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF T (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP

HASIL BELAJAR PKN

I Gusti Agung Ayu Novia Cahyani

1

, I Made Tegeh

2

, I Komang Sudarma

3

1,2,3

Jurusan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: cahyani.novia92@gmail.com

1

, imadetegehderana@yahoo.com

2

Sudarmadede@gmail.com

3

Abstrak

Hasil belajar PKn siswa kelas VII SMP di SMP Negeri 1 Sawan masih tergolong rendah, untuk itu dipandang perlu diadakan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran terhadap hasil belajar PKn. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 yang berjumlah 10 kelas, yang berjumlah 338 siswa. Sampel penelitian diambil dengan teknik cluster random sampling. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 2 kelas yang terdiri dari 62 siswa. Data diambil dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda, selanjutnya dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dengan thitung 6,045 > ttabel 2,000. Hal ini berarti terdapat

pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan.

Kata kunci:STAD, multimedia, hasil belajar PKn

Abstract

(2)

application of cooperative learning model type STAD assisted multimedia learning for learning outcomes of Civics on 7th grade SMP Negeri 1 Sawan.

Keywords:STAD, multimedia, learning outcomes of civic education

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan salah satu proses pendewasaan dari peserta didik dalam mengembangkan bakat, dan keterampilan yang dimiliki. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 disebutkan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar. Sehingga pembelajaran dapat memberikan peranan penting dalam memberikan pemahaman yang baik guna meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Berbagai upaya tentunya harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Upaya-upaya yang selama ini telah dilakukan adalah peningkatan kualitas guru, penyempurnaan kembali kurikulum pendidikan, perbaikan sarana dan prasarana pembelajaran, dan peningkatan kualitas proses pembelajaran

.

Peningkatan kualitas pendidikan tentunya sejalan dengan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Seperti yang tercantum dalam UUD 1945 No. 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak yang mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat dan bangsa. Pengembangan diri peserta didik dapat dilakukan dalam proses pembelajaran di sekolah.

Sejalan dengan kondisi di atas maka seorang guru perlu untuk meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran. Menciptakan suasana pembelajaran yang efektif tentunya dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dan bantuan media pembelajaran. Suprijono (2009:46) mengemukakan bahwa “melalui model pembelajaran yang inovatif di dalam kelas guru dapat membantu peserta didik

mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide”. Penerapan model pembelajaran yang sesuai akan membantu siswa dalam proses pembelajaran dan peningkatan hasil belajar.

Sebagai teknolog pembelajaran sesuai dengan definisi teknologi pendidikan AECT (dalam, HIIynka, Denis dan Michele Jacobsen, 2009) “Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing appropriate technological processes and resources” teknologi pendidikan merupakan suatu studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan dan mengelola proses teknologi yang sesuai dan sumber daya. Dalam penelitian ini sebagai teknolog pembelajaran akan memfasilitasi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tertentu dengan berbantuan multimedia pembelajaran.

Menurut hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran PKn kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan, dalam proses pembelajaran, materi pembelajaran disampaikan dengan cara menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Hal ini dilakukan karena terbatasnya pengetahuan guru tentang media pembelajaran dan cara-cara mengajar yang inovatif dan kreatif sehingga pembelajaran di kelas tidak berlangsung optimal. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil belajar sebelumnya pada mata pelajaran PKn masih dibawah standar ketuntasan 80.00. Berdasarkan hal tersebut teridentifikasi masalah seperti: (1) rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas VII. (2) guru masih menggunakan metode ceramah sehingga keiatan pembelajaran berpusat pada guru. (3) guru belum menggunakan multimedia pembelajaran dalam proses pembelajaran.

(3)

kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran. Slavin (dalam Eggen, 2012:144) menyatakan model pembelajaran tipe STAD merupakan sebuah strategi pembelajaran kooperatif yang memberi tim berkemampuan majemuk latihan untuk mempelajari konsep dan keahlian. Dalam pembelajaran tipe STAD siswa akan dibentuk menjadi kelompok. Siswa dalam kelompok akan memastikan setiap anggotanya bisa menguasai materi yang disampaikan. Salah satu kelebihan model pembelajaran tipe STAD yaitu menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik Sedangkan menurut Daryanto (2013) multimedia pembelajaran interaktif merupakan aplikasi multimedia yang digunakan dalam proses pembelajaran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran serta dapat merangsang kemauan dan perhatian siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi. Diharapkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran, mampu meningkatkan perhatian dan minat belajar siswa. Selain itu, hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn dapat meningkat dari sebelumnya.

Berdasarkan teori dan kenyataan tersebut diatas, maka perlu suatu upaya yang harus dilakukan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran PKn guna meningkatkan hasil belajar PKn dengan mengadakan penelitian guna melihat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran. Untuk itu dipandang perlu diadakan penelitian lebih seksama tentang “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Multimedia Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa KelasVII di SMP Negeri 1 Sawan”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas VII SMP Negeri 1 Sawan.

METODE

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Sawan dan waktu pelaksanaannya dirancang pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015.

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah keseluruhan kelas VII SMP Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2014/2015. Banyak siswa seluruhnya 338 orang yang tersebar dalam 10 kelas yaitu kelas VII.A, VII.B, VII.C, VII.D,VII.E, VII.F, VII.H, VII.I dan VII.J.

Pemilihan sampel yang digunakan sebagai kelas eksperimen dan kontrol dilakukan dengan cara melakukan uji kesetaraan terhadap nilai UAS siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawan. Setelah diketahui kemampuan siswa kelas VII masing-masing setara atau tidak, kemudian dilakukan Cluster sampling. Teknik ini merupakan pemilihan anggota sampel sesuai dengan rumpun-rumpun populasi. Siswa yang memiliki peluang untuk menjadi anggota sampel merupakan siswa secara berkelompok (kelas) (Burhan, 2013:123).

Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII masing-masing kelas setara atau tidak, maka terlebih dahulu dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan analisis varians satu jalur (ANAVA A).

Berdasarkan hasil analisis dengan ANAVA A pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhit sebesar 0,66 sedangkan

nilai Ftab pada dbantar = 9 dan dbdal = 328 yaitu

diperoleh Ftabel sebesar 1,90. Dengan

demikian, maka terlihat Fhit < Ftab, sehingga

Ho diterima. Dari pernyataan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ho yang menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ulangan akhir semester mata pelajaran PKn siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2014/2015 adalah diterima. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan yang signifikan hasil belajar ulangan akhir semester mata pelajaran PKn siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2014/2015. Jadi, hasil belajar PKn siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan tahun pelajaran 2014/2015 adalah setara.

(4)

dipilih menjadi anggota sampel. Dalam pemilihan sampel tersebut, dilakukan cluster sampling dengan cara undian untuk menentukan 2 kelas sebagai sampel penelitian. Dari 2 kelas tersebut, akan dirandom untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil random memperoleh kelas VII.H sebagai kelas eksperimen dan kelas VII.I sebagai kelas kontrol. Kelas VII.H diberi perlakukan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan kelas VII.I diberi perlakukan berupa pembelajaran konvensional.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sesuai dengan hasil perhitungan kelompok eksperimen, diperoleh modus 24,19, median diperoleh 23,32, dan mean 22,97, maka dapat diketahui bahwa nilai modus lebih besar dari median dan mean (Mo>Md>M). Dengan demikian, sebaran data hasil belajar PKn siswa kelompok eksperimen adalah kurve juling negatif. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar skor yang diperoleh oleh siswa cenderung tinggi, kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi dengan standar deviasi (SD) diperoleh 2,79. Data hasil post-test kelompok eksperimen disajikan dalam gambar 1.

Gambar 1. Grafik Data Hasil Post-test Kelompok Eksperimen

Skor rata-rata data hasil belajar PKn siswa kelompok eksperimen adalah 22,97. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima, maka skor rata-rata data hasil belajar PKn siswa kelompok eksperimen berada pada kategori sangat tinggi. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas VII.H yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD

berbantuan multimedia pembelajaran tergolong sangat tinggi.

Sesuai dengan hasil perhitungan kelompok kontrol, diperoleh modus 18,12, median diperoleh 18,25, dan mean 18,63, maka dapat diketahui bahwa nilai modus lebih kecil dari nilai median dan mean (Mo<Md<M). Dengan demikian, sebaran data hasil belajar PKn siswa kelompok kontrol adalah kurve juling positif. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar skor yang diperoleh oleh siswa cenderung rendah, kecenderungan skor ini dapat dibuktikan dengan melihat frekuensi relatif pada tabel distribusi frekuensi dengan standar deviasi (SD) diperoleh 2,86. Data hasil post-test kelompok kontrol disajikan dalam gambar 2.

Gambar 2. Grafik Data Hasil Post-test Kelompok Kontrol

Skor rata-rata data hasil belajar PKn siswa kelompok kontrol adalah 18,63. Jika dikonversi ke dalam PAP Skala Lima, maka skor rata-rata data hasil belajar PKn siswa kelompok kontrol berada pada kategori tinggi. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas VII.I yang mengikuti pembelajaran konvensional tergolong tinggi.

Uji normalitas data dilakukan pada keseluruhan unit analisis yaitu kelompok belajar yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan kelompok belajar yang mengikuti pembelajaran konvensional. Uji normalitas dilakukan untuk menguji suatu distribusi empirik mengikuti ciri-ciri distribusi normal atau untuk menyelidiki fo (frekuensi observasi)

dari gejala yang diselidiki tidak menyimpang secara signifikan dari fh (frekuensi harapan)

(5)

Pada penelitian ini, uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan rumus

Chi-Kuadrat

.

Hasil uji normalitas sebaran data disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

No Sampel 2

hitung 2 tabel Status

1 Kelas Eksperimen 3,994 7,81 Normal

2 Kelas Kontrol 2,702 7,81 Normal

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat, hasil post test kelompok eksperimen 2hitung sebesar 3,994 pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 3 dan diketahui 2

tabeladalah 7,81. Ini berarti bahwa 2hit <2tab, maka data hasil post-test siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Chi kuadrat data hasil post-test kelompok kontrol 2hitung adalah 2,702 pada taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan 3 dan diketahui 2 tab = 7,81. Ini berarti bahwa 2hit<2tab, maka data hasil post-test kelompok kontrol berdistribusi normal. Berdasarkan data hasil post-test, kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol berdistribusi normal.

Uji homogenitas dilakukan dengan pengelompokan berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan pembelajaran konvensional. Untuk menghitung uji homogenitas menggunakan rumus uji-F. Dengan kriteria pengujian data homogen jika Fhitung < Ftabel pengujian

dilakukan dengan taraf signikan 5 % dengan derajat kebebasan untuk pembilang V1 = n1- 1 dan derajat kebebasan untuk

penyebut V2 = n2 –1. Hasil uji homogenitas

varian disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Ringkasan Uji Homogenitas Varians

Kelas penelitian Fhitung Ftabel (5%) Keterangan

Kelompok Eksperimen

dan Kelompok Kontrol 1,05 1,94 Homogen

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa diperoleh Fhitung = 1,05

sedangkan Ftabel pada taraf signifikansi 5%

serta dk pembilang 29 dan dk penyebut 31 adalah 1,94. Ini berarti Fhitung < Ftabel

sehingga data homogen. Ini berarti bahwa varians data hasil belajar PKn pada siswa kedua kelompok sudah homogen.

Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti

model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Sawan. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa varians homogen, maka pengujian hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan analisis uji-t dengan rumus polled varians. Ringkasan analisis hipotesis uji-t dengan rumus polled varians disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

Kelomok Varians N Db thitung ttabel Kesimpulan

Eksperimen 7,77 32

60 6,045 2.000 thitung > ttabel H1 diterima

Kontrol 8,17 30

Berdasarkan hipotesis penelitian yang telah diajukan pada kriteria pengujian H0

(6)

oleh perbedaan skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran (kelompok eksperimen) yaitu 22,97 yang berada pada kategori sangat tinggi dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (kelompok kontrol) yaitu 18,63 yang berada pada kategori tinggi.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawan. Dengan kata lain, hasil belajar PKn siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Berdasarkan deskripsi data hasil penelitian, diketahui bahwa hasil belajar PKn siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini, hasil belajar siswa berfokus pada ranah pengetahuan (kognitif). Hasil belajar PKn pada siswa kelas VII.H yang diberi perlakuan eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran tergolong sangat tinggi dan hasil belajar PKn pada siswa kelas VII.I yang dijadikan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional tergolong tinggi. Perolehan skor hasil belajar PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran adalah modus 24,19, median 23,32, mean 22,97, dan standar deviasi 2,79. Perolehan skor hasil belajar PKn dengan pembelajaran konvensional adalah modus 18,12, median 18,25, mean 18,63, dan standar deviasi 2,86.

Hasil belajar PKn yang tergolong sangat tinggi pada kelas eksperimen dikarenakan pada kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan

multimedia pembelajaran. Multimedia pembelajaran yang digunakan telah diuji efektivitasnya. Hal ini didukung dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ayu Rukianing (2014) dan Nulus Cittalaksana (2014) terhadap multimedia pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian yang dilaksanakan oleh Ayu Rukianing terlihat bahwa hasil evaluasi ahli isi 98% berada pada kualifikasi sangat baik, hasil evaluasi ahli desain 92% berada pada kualifikasi sangat baik, dan hasil evaluasi ahli media 91,6% berada pada kualifikasi sangat baik sehingga media yang dihasilkan sudah layak untuk digunakan dan diterapkan kepada siswa. Sejalan dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilaksanakan oleh Nulus Cittalaksana menunjukkan hasil evaluasi ahli isi 83,3% berada pada kualifikasi baik, hasil evaluasi ahli desain 71,7 berada pada kualifikasi cukup baik, dan hasil evaluasi ahli media 88% berada pada kualifikasi baik, oleh karena itu media yang dihasilkan sudah layak untuk digunakan dan diterapkan kepada siswa.

Secara teoritik, model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang mengaktifkan siswa dengan konsep kerja sama dalam kelompok. Menurut Santyasa (2011) pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, dimana kelompok kecil bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan sebuah model pembelajaran kelompok dimana dalam proses pembelajaran siswa akan membentuk kelompok. Slavin (dalam Eggen, 2012:144) mengemukakan bahwa “Salah satu kelebihan model pembelajaran tipe STAD yaitu menggalakkan interaksi secara aktif dan positif dan kerjasama anggota kelompok menjadi lebih baik”. Dalam kelompok yang telah dibentuk terdapat berbagai jenis siswa dengan tingkat kemampuan yang berbeda.

(7)

dimiliki oleh masing-masing siswa menyebabkan terjadinya saling tukar informasi antara siswa yang lebih mampu dengan siswa yang kurang. Sehingga siswa yang kurang mampu akan dibantu oleh siswa lainnya yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi.

Dalam sebuah kelompok diskusi, siswa akan memastikan setiap anggota kelompoknya menguasai materi, hal ini sesuai dengan konsep tanggung jawab perseorangan dan kelompok. Konsep ini menuntut siswa untuk bekerjasama saling berbagi ilmu dengan anggota kelompoknya. Hal ini sejalan dengan tujuan pembelajaran kooperatif yang dilihat dari teori kognitif, menurut Vygotsky (dalam Slavin, 2008:36) menyatakan bahwa penyelesaian sebuah masalah dapat ditentukan melalui bantuan dari orang dewasa atau kolaborasi dengan teman yang lebih mampu. Interaksi yang terjadi diantara siswa dalam pengerjaan tugas kelompok akan mengembangkan pencapaian prestasi siswa. Dalam diskusi kelompok siswa akan belajar satu sama lain mengenai konten materi, sehingga pemahaman yang lebih tinggi akan muncul.

Selain hal tersebut diatas dalam tahap diskusi siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk memperoleh keberhasilan dapat dilihat dari adanya kemajuan atas kemampuan yang dimiliki siswa sebelumnya. Hal ini akan menjamin bahwa siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan kurang tertantang untuk melakukan yang terbaik. Dalam kelompok setiap siswa dapat mengambil peran sebagai pembaca dan pendengar. Menjadi seorang pembaca atau pendengar dalam kelompok merupakan salah satu cara elaborasi. Menjelaskan materinya kepada orang lain merupakan salah satu elaborasi yang efektif. Hal ini sejalan dengan pendapat Noreen (dalam Slavin, 2008:40) yang menyatakan, para siswa yang paling banyak mendapatkan keuntungan dari kegiatan kooperatif adalah mereka yang memberikan penjelasan kepada teman lainnya. Sehingga pengetahuan siswa akan berkembang dengan maksimal. Dengan adanya metode ini tentunya akan dapat meningkatkan pencapaian baik bagi siswa yang berperan sebagai pembaca maupun sebagai pendengar. Hal ini berbeda dengan

proses pembelajaran konvensional yang tidak menggunakan metode diskusi. Menurut Santyasa (2005) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang diterapkan seperti kegiatan rutinitas sehari-hari, dimana guru sebagai satu-satunya sumber informasi. Kebanyakan siswa hanya cukup mendengarkan penjelasan guru saja tanpa adanya interaksi yang cukup antara guru dengan siswa. Sehingga pembelajaran lebih didominasi oleh guru sebagai sumber belajar. Dalam pembelajaran konvensional siswa tidak dituntut untuk mengembangkan kemampuan diri dan rasa percaya dirinya.

Pemberian kuis serta penghargaan kelompok pada proses pembelajaraan tipe STAD juga dapat meningkatkan motivasi siswa. Pada tahap konfirmasi guru akan memberikan kuis untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan pemberian penghargaan. Siswa dan kelompok yang memperoleh nilai tertinggi akan diberikan penghargaan. Konsep penghargaan kelompok, akan membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar. Para siswa akan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Siswa akan membantu keberhasilan teman satu kelompoknya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan pendapat Slavin, (2008) yang menyatakan jika dilihat dari segi motivasi, tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan sebuah cara anggota kelompok bisa meraih tujuan pribadi mereka denagn membuat kelompok mereka bisa sukses. Hal ini berbeda dengan tahapan pada pembelajaran konvensional. Dalam pembelajaran konvensional siswa hanya berperan secara individual. Pengetahuan atau pemahamam materi siswa hanya terbatas untuk siswa itu sendiri. Sehingga hal ini menyebabkan siswa yang mempunyai kemampuan yang lebih tinggi akan lebih unggul terhadap siswa lainnya.

Penggunaan multimedia

(8)

yang digunakan untuk menyalurkan pesan pembelajaran serta dapat merangsang kemauan dan perhatian siswa sehingga secara sengaja proses belajar terjadi. Pada pembelajaran PKn siswa dituntut untuk mampu memahami dengan baik semua materi yang telah disampaikan oleh guru. Pada kenyataannya mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang minim akan praktek dan didominasi dengan teori. Jadi penyampaian materi dalam pembelajaran PKn diharapkan dapat dikemas dalam suasana belajar yang menyenangkan dengan media bantu yang mampu menarik perhatian siswa. Dengan mempergunakan multimedia pembelajaran dalam penyampaian materi lebih efektif, akan membantu dalam menarik minat siswa untuk lebih memperhatikan pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara hasil belajar PKn siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawan. Hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung 6,045 lebih besar

dari tta bel 2,000, berarti bahwa thitung > ttabel

sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Oleh

karena itu, Model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar PKn pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengujian dari data yang diperoleh dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran koopeatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran dan kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran konvensional pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawan. Hasil belajar PKn siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari nilai thitung 6,045 lebih

besar dari tta bel 2,000, berarti bahwa thitung

> ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.

Jadi kesimpulannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar PKn Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawan.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Kepada siswa, dalam mengikuti proses pembelajaran dapat lebih mempersiapkan diri agar lebih fokus dalam berdiskusi, dan siswa lebih berani mengungkapkan pendapat dalam kelompok sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan optimal. Kepada guru pengampu mata pelajaran PKn agar menggunakan model pembelajaran inovatif seperti model pembelajaran kooperatif tipe STAD, serta menggunakan multimedia pembelajaran dalam proses pembelajaran sehingga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Kepada kepala sekolah agar selalu mendukung untuk diterapkannya model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran di sekolah seperti model pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan multimedia pembelajaran. Kepada peneliti lain hendaknya meneliti permasalahan ini secara lebih mendalam dengan sampel yang lebih luas,dan variabel yang lebih bervariasi seperti motivasi belajar siswa, sehingga diperoleh hasil penelitian yang lebih mantap.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam proses pembuatan skripsi ini, sangat banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini disampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:.

(9)

Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Jurusan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

2) Bapak Drs. I Dewa Kade Tastra, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknologi Pendidikan atas arahan dan bimbingan sehingga studi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

3) Bapak Dr. I Made Tegeh, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 4) Bapak Dr. I Komang Sudarma, M.Pd,

selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

5) Bapak I Made Sukeranten, S.Pd., selaku guru mata pelajaran PKn yang telah membantu dalam proses penelitian. 6) Para Dosen di Jurusan Teknologi

Pendidikan FIP Undiksha yang telah banyak memberikan motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi. 7) Bapak I Ketut Suardika, S.Pd, selaku

kepala SMP Negeri 1 Sawan yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin. 8) Semua siswa kelas VII H dan VII I SMP

Negeri 1 Sawan yang telah menjadi subyek dalam penelitian ini.

9) Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah banyak memberikan dukungan dan bantuannya dalam pelaksanaan penelitian ini.

10) Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penyelesaian skripsi ini

.

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, H. M. Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Cittalaksana, Nulus. 2014. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Untuk Mata Pelajaran PKN Kelas VII di SMP Negeri 1 Melaya. Skripsi (tidak

diterbitkan). Program Studi Teknologi Pendidikan, Undiksha.

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Indeks Permata.

Rukianing, Ayu. 2014. Pengembangan Multimedia Interaktif PKN Dengan Model ADDIE Untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 5 Singaraja. Skripsi (tidak diterbitkan). Program Studi Teknologi Pendidikan, Undiksha.

Sharan, Shlomo. 2014. The Handbook of Cooperatif Learning. Yogyakarta: Istana Media.

Slavin, Robert. E. 2008. Cooperatif Learning: Teori Riset dan Praktik. Terjemahan Narulita Yusron. Cooperatif Learning: theory, research and practice. 2005. Bandung: Nusa Media.

Gambar

Gambar 2. Grafik Data Hasil  Post-test

Referensi

Dokumen terkait

Untuk jenis data tentang motivasi belajar (motivasi intrinsik, motivasi ekstrinsik) akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan menghitung berapa banyak peserta

Untuk mengetahui faktor risiko penularan serta prakiraan peluang terjadinya kesakitan malaria, telah dilakukan analisis lanjut data hasil penelitian tahun 2005 yang

Metode iteratif ini harus diketahui vektor eigen tak dominan sehingga dapat langsung ditentukan, sedang- kan dengan perhitungan persamaan karakteristik ni- lai eigen tak dominan

Untuk menentukan waktu penyelesaian pekerjaan baik secara keseluruhan dalam proses produksi untuk model SI-00172, penyelidikan waktu ini di harapkan dapat di

(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara.. Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan

Dengan mengingat ini, jiwa akan tersadar dan dia akan takut terhadap dosa-dosa yang telah dia lakukan, kemudian dia akan menjauhi dan meninggalkan semua hal yang bisa menjauhkannya

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan SPSS 17.00, maka dapat dikatakan bahwa pemahaman wajib pajak berpengaruh

Dapat peneliti paparkan bahwa pada penelitian ini, untuk memperoleh data mengenai profile pesantren yang meliputi sejarah, visi, misi, jumlah santri dan pengajar, jumlah