PERANCANGAN
GREEN WALL
PADA
MARKETING OFFICE
SENTUL CITY, BOGOR
ANDHIKA GALIH ADI NUGRAHA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor adalah karya saya dan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain, telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, Maret 2011
RINGKASAN
ANDHIKA GALIH ADI NUGRAHA. A44060329. Perancangan Green Wall
pada Marketing Office Sentul City, Bogor. Dibimbing oleh ARIS MUNANDAR.
Sentul City merupakan sebuah kawasan permukiman yang terletak di Sentul, Bogor. Permukiman ini dikembangkan dengan konsep ecocity. Untuk menuju menjadi ecocity tersebut dibutuhkan green property yang mendukung konsep tersebut. Green wall adalah salah satu green property yang mampu mendukung konsep ecocity tersebut. Marketing office (MO) sebagai sarana untuk menawarkan produk dari Sentul City tentunya sangat tepat bila diterapkan green wall di dalamnya, sehingga mampu menjelaskan dan mendukung konsep ecocity
tersebut.
Tujuan dari studi ini adalah membuat suatu perancangan green wall yang dapat diaplikasikan di MO Sentul City. Hasil rancangan ini akan diajukan sebagai rekomendasi kepada Sentul City sebagai alternatif rancangan green wall.
Metode studi yang digunakan dalam kegiatan perancangaan green wall di MO Sentul City, Bogor yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan, yaitu persiapan penelitian, konsep dasar, pengumpulan data, analisis, dan perancangan. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif terhadap keadaan biofisik tapak, bangunan, visual dan sosial lanskap MO Sentul City. Dari hasil analisis tersebut dihasilkan rancangan green wall yang dapat diaplikasikan di MO Sentul City.
Hasil akhir studi berupa rancangan green wall yang berfungsi sebagai elemen pendukung dari green building yang diharapkan mampu mewujudkan Sentul City ke arah ecocity. Adapun produk rancangan yang dibuat berupa gambar hasil rancangan yang akan dilengkapi sketsa untuk menggambarkan situasi kegiatan yang ada pada tapak setelah dilakukan pemasangan green wall berupa gambar perspektif, gambar potongan, gambar detail konstruksi, planting plan, dan irigation plan yang menjelaskan spesifikasi teknis pemasangan green wall.
Green wall ini memiliki dua fungsi utama yaitu: di luar bangunan sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan sebagai pengurang panas di dalam bangunan. Sebagai tempat yang bernilai komersial, fungsi estetika lebih kuat dari fungsi pengurang panas. Perancangan green wall ini didasarkan pada sebuah konsep dasar yaitu sebagai elemen pembentuk estetika dan insulator panas bagi bangunan. Green wall dapat diaplikasikan di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Green wall juga dapat mengakomodasi setiap aktivitas yang ada seperti: sebagai setting gerbang pada pintu masuk dan drop area, setting aktivitas dalam ruangan yang memerlukan efek perbaikan suhu dan kualitas visual, setting
aktivitas social gathering di plasa belakang. Namun, yang menjadi fokus perancangan ini adalah green wall yang berada di luar ruangan.
Green wall ini menjadi elemen yang menyatu dengan bangunan MO.
Dalam kegiatan perancangan ini dihasilkan dua tipe green wall yaitu living wall
dan green facade. Struktur yang dibuat berdasarkan desain yang diinginkan dengan melihat kondisi konstruksi bangunan. Green wall tipe green facade
menggunakan struktur planter box, sedangkan tipe living wall menggunakan struktur vertical greening moduls (VGM). Struktur konstruksi green wall terdiri dari struktur penyangga dan sistem irigasi.
Vegetasi yang akan digunakan dalam struktur green wall adalah vegetasi yang memiliki fungsi estetika dan fungsi ameliorasi iklim mikro yaitu sebagai insulator panas pada bangunan. Vegetasi yang digunakan adalah jenis tanaman merambat dan ground cover. Tanaman yang digunakan pada living wall meliputi Ananas camosus, Bromelia sp., Carex morrowii, Clorophytum sp., Lantana camara, Neprolephis sp., Pandanus pygmaeus, Rhoeo discolor, Scindapsus aureus dan Syngonium podophylum. Tanaman yang digunakan pada green facade meliputi Thunbergia sp. dan Pasiflora sp Teknik penanaman tanaman akan berbeda-beda sesuai dengan jenis tanaman dan jenis green wall.
Pada perancangan green wall ini menggunakan irigasi dengan sistem drip. Air dipompa dari sumber melalui pipa utama, kemudian dialirkan ke pipa cabang dan berujung pada nozzle. Sistem irigasi ini diatur menggunakan teknologi sederhana. Kran digunakan sebagai pengaturnya. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah dalam mengatur ketersediaan air sesuai kebutuhan tanaman.
Green wall ini menggunakan media tanam buatan. Dalam rancangan green wall ini media yang digunakan adalah campuran dari sabut kelapa dan sekam bakar. Media tersebut digunakan karena memenuhi persyaratan sebagai media
green wall yang ringan, mempu memgang nutrisi dan air, memungkinkan pertumbuhan akar, berdrainase baik dan Selain itu, media tersebut juga steril dari gulma, sehingga pemeliharaan terhadap green wall lebih mudah dilakukan.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
yang wajar IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
PERANCANGAN
GREENWALL
PADA
MARKETING OFFICE
SENTUL CITY, BOGOR
ANDHIKA GALIH ADI NUGRAHA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
Judul : Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor
Nama : Andhika Galih Adi Nugraha
NRP : A44060329
Departemen : Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Pembimbing
Dr. Ir. Aris Munandar, MS NIP. 19561228 198003 1 003
Mengetahui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir berupa skripsi yang berjudul Perancangan Green Wall pada Marketing Office Sentul City, Bogor. Tugas akhir ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian di Institut Pertanian Bogor.
Atas semua bimbingan, bantuan, dukungan, dan perhatian yang telah diberikan, Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu, Bapak, Adik tercinta atas kesabaran, dukungan, doa yang tak henti-hentinya diberikan.
2. Dr. Ir. Aris Munandar, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, semangat dalam penyusunan tugas akhir ini.
3. Seluruh Dosen dan Staf Departemen atas bimbingan dan bantuan selama penulis menjadi mahasiswa.
4. Pihak Manajemen Sentul City atas kesediaanya dalam menyediakan waktu dan tenaganya dalam membantu penulis dalam pengumpulan data.
5. Keluarga besar Arsitektur Lanskap, khususnya Arsitektur Lanskap 43 atas semua kenangan yang menjadi indah bersama kalian.
6. Keluarga besar Hikari, jamaah masjid Al Barokah dan warga Babakan Lebak RT 03 RW 05, Bogor Barat atas doa dan inspirasi yang selalu diberikan.
Penelitian ini membahas tentang perancangan green wall yang diharapkan dapat diaplikasikan di Kantor Pemasaran Sentul City. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis berharap semoga karya ini dapat berguna dan bermanfaat kepada semua pihak pengguna.
Bogor, Maret 2011
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banjarnegara, pada 30 September 1987. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara dalam keluarga Imam Hidayat dan Sri Mulat Handayanigrum. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Krandegan Banjarnegara pada tahun 2000. Pendidikan menegah diselesaikan di SMP Negeri 1 Banjarnegara pada tahun 2003 dan SMU Negeri 1 Banjarnegara pada tahun 2006. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2006. Setelah menyelesaikan Tingkat Persiapan Bersama selama satu tahun, Penulis diterima di Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.
Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti kegiatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Futsal IPB pada tahun 2007. Penulis juga aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Arsitektur Lanskap (Himaskap) sebagai pengurus dalam Divisi Informasi dan Kesekretariatan pada tahun 2009. Penulis diberi kepercayaan untuk menjadi asisten Mata Kuliah Rekayasa Lanskap dan Teknik Studio pada tahun 2010.
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR TABEL ... vii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Tujuan Penelitian ... 2
Manfaat Penelitian ... 3
Kerangka Pikir Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Perancangan Lanskap ... 4
Proses Perancangan Lanskap ... 5
Ecocity ... 6
Green Wall ... 7
Pengertian ... 7
Jenis Green Wall ... 7
Tanaman yang Digunakan dalam Green Wall ... 8
Pemasangan Green Wall ... 9
Manfaat Green Wall ... 10
METODE PENELITIAN ... 11
Waktu dan Lokasi Penelitian ... 11
Alat dan Bahan Penelitian ... 12
Metode Penelitian ... 12
KONDISI UMUM ... 15
Geografi ... 15
Topografi ... 15
Tanah ... 16
Hidrologi ... 17
DATA DAN ANALISIS TAPAK ... 18
Marketing office ... 18
Kondisi Eksisting Tapak dan Bangunan ... 18
Aksesibilitas dan Sirkulasi ... 23
Visual ... 26
Iklim ... 28
Vegetasi ... 31
Pengguna ... 35
KONSEP PERANCANGAN GREEN WALL ... 39
Konsep Dasar ... 39
Pengembangan Konsep ... 40
Konsep Vegetasi ... 40
Konsep Ameliyorasi Iklim Mikro... 41
Konsep Desain ... 41
PERANCANGAN GREEN WALL ... 42
Perancangan ... 42
Rancangan Green Wall ... 42
Rancangan Detail Konstruksi ... 51
Rencana Irigasi ... 58
Rencana Vegetasi ... 62
Media tanam ... 71
SIMPULAN DAN SARAN ... 72
Simpulan ... 72
Saran ... 72
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian ... 3
2. Contoh Green Wall Tipe LivingWall ... 8
3. Contoh Green Wall Tipe Green Facade ... 8
4. Contoh Pemasangan Green Wall Tipe LivingWall ... 9
5. Lokasi Marketing Office Sentul City ... 11
6. Marketing Office Sentul City ... 12
7. Bagan Proses Perancangan Green Wall ... 13
8. Analisis Kondisi Kondisi Bangunan dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Kondisi Bangunan ... 19
9. Kondisi Eksisting ... 20
10. Tampak Bangunan MO ... 21
11. Kondisi Kemiringan Dinding Bangunan ... 22
12. Analisis Sirkulasi Tapak dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Sirkulasi ... 27
13. Alur Sirkulasi Menuju MO ... 26
14. Alur Sirkulasi Pergerakan Pengguna di MO ... 27
15. Analisis Visual dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Visual ... 26
16. Kondisi Visual... 27
17. Kondisi Iklim ... 30
18. Analisis Iklim dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Iklim ... 31
19. Analisis Vegetasi dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Vegetasi ... 34
20. Pembagian Aktivitas Pengguna di MO ... 35
21. Analisis Pengguna dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Pengguna ... 36
22. Analisis ... 37
23. Sintesis ... 38
24. Konsep Tata Vegetasi ... 40
26. Site Plan ... 46
27. Perspektif Green Wall 1 ... 47
28. Perspektif Green Wall 2 ... 48
29. Tampak dan Potongan 1 ... 49
30. Tampak dan Potongan 2 ... 50
31. Detail Konstruksi A ... 50
32. Detail Konstruksi B ... 51
33. Detail Konstruksi C dan D ... 52
34. Detail Konstruksi E ... 53
35. 3D Konstruksi ... 54
36. Irigation Plan 1 ... 59
37. Irigation Plan 2 ... 60
38. Irigation Plan 3 ... 61
39. Kemampuan Tanaman dalam Menyerap Radiasi Matahari ... 52
40. Penggunaan Vegetasi Sebagai Kontrol Radiasi Matahari... 63
41. Planting Plan 1 ... 67
42. Planting Plan 2 ... 68
43. Material Tanaman ... 69
44. Teknik Penanaman ... 70
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Alat yang Digunakan dalam Penelitian ... 12
2. Jenis Data yang Diperlukan ... 13
3. Bentuk Wilayah, Kontur, Perbedaan Tinggi, Luas dan Proporsi Kawasan Sentul City... 16
4. Status Kesuburan Tanah... 17
5. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Wilayah Sentul City ... 28
6. Kelembaban Udara di Wilayah Sentul City ... 29
7. Jenis Tanaman Semak yang Ada di Sentul City ... 32
8. Jenis Tanaman Merambat yang Ada di Sentul City ... 33
9. Spesifikasi Unit Modul VGM ... 52
10. Spesies yang Digunakan dalam Green Wall ... 63
11. Karakteristik Tanaman yang Digunakan untuk Living Wall ... 65
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Global warming menjadi sebuah issue yang tengah marak menjadi perbincangan di abad ini. Kata green yang dalam bahasa Inggris berarti hijau belakangan menjadi sangat populer dalam berbagai industri, termasuk dalam dunia property. Pengembang berlomba-lomba untuk membuat perumahan yang mengusung nilai ekologis. Banyak pengembang yang menjual konsep green property atau kawasan berwawasan lingkungan, tetapi sebenarnya pengembang belum sepenuhnya menerapkan green property pada proyek hunian yang dibangun. Mereka baru menonjolkan area hijau. Padahal konsep tersebut tidak semata menghadirkan kawasan bernuansa hijau saja. Tetapi juga, antara lain, sistem pengelolaan sampah dan limbah, sistem pengendalian dan pengelolaan air yang memungkinkan 30% air hujan diserap ke dalam tanah, serta infrastruktur hijau seperti pemakaian material yang menyerap air (Yuliantiana, 2009). Menurut Kamil (dalam Syachmy, 2009), kecenderungan desain rumah pada 2009 akan didominasi kesadaran pentingnya menjaga lingkungan. Kesadaran ramah lingkungan tersebut akan menjadi inspirasi bagi arsitek mendesain rumah maupun bangunan lainnya.
dapat memperbaiki kualitas iklim setempat dan dapat mengurangi efek dari global warming.
RTH sebesar 40% yang disediakan Sentul City memang sudah cukup baik. Namun, hal tersebut perlu didukung oleh bangunan yang ramah lingkungan. Bangunan yang ramah lingkungan adalah bangunan yang mampu memanfaatkan energi alami sehinga akan mampu mengurangi penggunaan energi bahan bakar. Cahaya matahari dapat dimanfaatkan dengan optimum, namun panasnya dapat dihindari dengan struktur tanaman yang dilekatkan pada bangunan. Penanaman yang biasanya dilakukan pada lahan dengan media horizontal dapat diganti dengan penanaman dengan media vertikal seperti dinding atau panel. Penanaman secara vertikal ini dapat meminimalkan penggunaan lahan. Penanaman dengan model seperti ini dikenal dengan green wall.
Saat ini green wall sudah menjadi trend baru dalam teknik pertamanan khususnya dalam teknik penanamannya. Selain memberikan kesan visual yang berbeda, green wall juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan memberikan estetika tersendiri pada bangunan.
Marketing office (MO) merupakan bagian yang sangat penting dalam memasarkan rumah yang ditawarkan. Lokasinya yang hampir pasti berada di muka permukiman, membuatnya menjadi sorotan bagi orang yang mengunjunginya (wikipedia). MO juga dituntut untuk dapat memberikan gambaran yang mewakili keadaan rumah yang akan ditawarkan atau konsep dari permukiman yang ditawarkan. Oleh karenanya, MO harus didesain dengan desain yang mewakili konsep ecocity. Green wall adalah salah satu elemen bangunan yang dapat mencerminkan konsep ecocity tersebut. Perancangan green wall
tersebut menjadi bagian dari pekerjaan arsitek lanskap. Oleh karenanya perancangan tersebut perlu dipelajari lebih dalam oleh mahasiswa sebagai calon arsitek lanskap.
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilakukan di Sentul City ini diharapkan bermanfaat untuk:
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dalam perkuliahan 2. Mengembangkan profesionalisme diri sebagai arsitek lanskap dalam kegiatan
praktek perancangan lanskap pada skala mikro.
3. Memberikan rekomendasi kepada pihak Sentul City dalam rancangan green wall yang sesuai untuk dapat diaplikasikan di MO Sentul City.
Kerangka Pikir Penelitian
Sentul City merupakan kota yang dikembangkan dengan konsep ecocity. MO sebagai tempat memasarkan produk dari Sentul City diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai konsep yang ditawarkan tersebut. Green wall
sebagai elemen yang dapat mencerminkan konsep tersebut dapat diaplikasikan di MO. Sehingga, perancangan green wall perlu dilakukan. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Penelitian
Sentul City
Konsep ecocity
Marketing Office
Green Wall
Mencerminkan konsep
Fungsional Estetis Low Maintenance
Perancangan
TINJAUAN PUSTAKA
Perancangan
Perancangan lanskap merupakan suatu perluasan dari perencanaan tapak dan termasuk dalam proses perencanaan tapak. Perencanaan ini lebih ditekankan pada seleksi komponen-komponen rancangan, bahan tanaman, dan kombinasinya sebagai pemecahan masalah terhadap kendala di dalam rencana tapak (Laurie, 1984).
Menurut Simonds (1983), hasil dari perancangan yang menakjubkan terjadi karena menggunakan dan memadukan kelebihan-kelebihan yang ada pada tapak dalam rancangannya. Laurie (1984) juga menyatakan bahwa bentuk dan wujud rancangan timbul dari potensi dan kendala tapak serta perumusan yang jelas atas masalah perancangan.
Simonds (1983) mengatakan perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian dalam perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume atau ruang, dimana setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur dan kualitas lainnya. Kesemuanya ini dapat dengan baik mengespresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai.
Pemilihan bahan atau material juga merupakan hal penting dalam kegiatan perancangan lanskap (Laurie, 1984). Perbedaan dari jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Objek, ruang dan materi harus didesain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983).
Lebih lanjut dikatakan bahwa dalam rancangan, bentuk dan wujud akan timbul dari kendala-kendala dan potensi yang dimiliki tapak serta suatu rumusan yang jelas atas masalah perancangan. Sumber bentuk yang sangat penting dalam perancangan adalah berasal dari suatu pemikiran fungsi atau kegunaan yang diinginkan.
pengaturan secara simetris, asimetris maupun radial; sedangkan penekanan dapat diciptakan melalui pengarahan, pengaturan letak dan kontras elemen dan variasi dalam ukuran dan jumlah elemen.
Menurut Simonds (1983), terdapat sebuah prinsip yang biasa digunakan dalam merancang sebuah lanskap, yaitu dengan mengeliminasi elemen-elemen yang kurang baik. Dalam lanskap, karakter tapak yang menarik harus diciptakan atau dipertahankan sehingga semua elemen yang banyak variasinya ini menjadi kesatuan yang harmonis.
Loidl dan Bernard (2003) mengemukakan bahwa perancangan adalah membuat bentuk, sebuah kreativitas yang ditujukan untuk mengembangkan bentuk. Merancang tidak seperti pekerjaan seni. Kegiatan perancangan biasanya terkelola dan dibuat secara langsung. Skala pekerjaan arsitektur lanskap pada dasarnya membutuhkan persiapan perantara dalam langkah-langkah dari sebuah gambaran simbolik sebagai gagasan yang abstrak dari realitas masa depan. Simond dan Starke (2006) mengatakan bahwa langkah pertama yang dilakukan dalam melakukan perancangan model arsitektur lanskap, atau proyek teknik adalah untuk memiliki pengertian yang jelas tentang apa yang akan dirancang.
Perancangan merupakan proses yang dinamis dengan perpindahan yang konstan dari kepala menuju tangan, kemudian dari ide menjadi gambar. Setiap garis, setiap titik yang ditempatkan di lembaran kertas adalah bagian dari usaha untuk menghubungkan ide di kepala. Desainer menggambar dengan mengembangkan proses dan keputusan yang terkait untuk menciptakan desain yang sempurna (Loidl dan Bernard, 2003).
Proses Perancangan
pengembangan tapak. Synthesis merupakan tahap analisis perbandingan, pengkajian dampak, akomodasi dan konsolidasi, membuat studi skematik atas alternatif-alternatif yang kemudian dituangkan dalam ide konsep, serta menentukan metode pelaksanaan. Construction merupakan tahap pelaksanaan dengan mempersiapkan dokumen, kontrak kerja, supervisi dan pengecekan pelaksanaan. Operation merupakan tahap penyelesaian proyek yang mencakup pelaksanaan kunjungan periodik, penyesuaian dan perbaikan serta observasi penampakan.
Ecocity
Ecocity atau Kota Hijau (Green City) adalah kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Berkelanjutan yang dimaksud adalah dalam segala aspek kehidupan dan penunjangnya bagi warganya, maupun unsur lainnya baik tumbuhan dan tanaman, hewan dan satwa liar, hingga tanah, air dan udara (Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, Damayanti., 2008). Semuanya saling terkait sehingga memberikan fungsi kenyamanan, keamanan dan keindahan. Menurut Arifin et al. (2008), kota hijau hendaknya dapat mencukupi kebutuhan bahan dan energi bagi semua penghuninya, serta tidak tercemari baik dari bahan padat, cair maupun gas. Untuk mewujudkannya, salah satu usaha yang bisa dilakukan adalah penyediaan, pengembangan dan penataan Ruang Terbuka Hijau kota.
Pengertian ecocity yang berkembang saat ini adalah kota yang memiliki
Green Wall
Penanaman ini dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau panel yang dapat dilakukan dimana saja. Penanaman atau penghijauan pada area ini menjadikan dinding lebih menarik dan bahkan dapat menciptakan habitat satwa (Arifin et al., 2008).
Jenis Green Wall
Menurut Sharp (2007) ada dua kategori mayor dari green wall, yaitu green facade dan living wall. Green facade adalah sistem dinding dimana tanaman merambat ditrain untuk menutup dinding dengan struktur pendukung yang didesain khusus. Material tanaman dapat ditanam pada tanah, pada planter dan
pada atas atap. Green facade dapat ditambahkan pada dinding atau bangunan eksisting sebagai struktur bebas. Living wall juga disebut biowalls, atau vertical gardens adalah susunan dari panel vegetasi atau sistem fabric terintegrasi yang diletakkan pada struktur dinding atau bingkai. Panel modul dapat terbuat dari kontainer plastik polypropylene, geotekstil, sistem irigasi, media tanam dan tanaman. Sistem ini mendukung variasi macam-macam spesies tanaman, termasuk campuran dari tanaman groundcover, semak rendah, tanaman musiman, dan
Gambar 2. Contoh Green Wall Tipe LivingWall
Sumber: Elmich.com [7 Februari 2010]
Gambar 3. Contoh Green Wall Tipe Green Facade
Sumber: 100K house.com [7 Feb 2010]
Tanaman yang Digunakan dalam Green Wall
Pemilihan tanaman akan mempengaruhi sistem yang medukung desain. Pertumbuhan tanaman yang lebih cepat akan membutuhkan ruang yang lebih besar dari tanaman yang kurang agresif pertumbuhannya. Masa dari tanaman memiliki implikasi lebih jauh terhadap struktur (Sharp, 2007). Dengan demikian rancangan struktur dan jenis tanaman tang digunakan haruslah diperhitungkan dengan lebih tepat.
Pemasangan Green Wall
Green facade dapat dipasang menempel pada dinding dengan diatur 3-18 inchi dari permukaan dinding menggunakan mounting clips. Kedalaman dari modul tralis melindungi permukaan dinding dengan menjaga tanaman dari pemasangan langsung pada dinding untuk mencegah permasalahan yang dapat merusak struktur bangunan. Struktur tersebut juga membantu mendistribusikan berat tanaman melalui struktur dan dinding. Pada sistem kabel dan tali, pancang dipasang pada salah satu ujung untuk penyangga dan pengatur pertumbuhan tanaman.
Panel yang belum dipasang pada living wall membutuhkan waktu 6-12 bulan untuk perbanyakan tanaman hingga siap digunakan sebagai bahan pengisi panel. Panel dapat ditanam secara horizontal sampai hari pemindahan ke tapak, kemudian panel tersebut diberdirikan secara vertikal.
Manfaat Green Wall
Green wall memiliki dua manfaat yaitu manfaat lingkungan dan manfaat komersial (Natural Habits, 2009). Manfaat lingkungan yang diberikan seperti: (1) meningkatkan insulasi thermal bagi bangunan, (2) meredam bising, (3) mengurangi efek tampias hujan, (4) membersihkan kondisi air yang kurang baik, (5) membersihkan udara, dan (6) menyehatkan lingkungan tempat tinggal dan manusianya. Manfaat komersial yang diberikan berupa: (1) green branding dari bangunan sebuah perusahaan, (2) green star rating point, (3) meningkatkan nilai seni bangunan, (4) menghemat ruang, dan (5) meningkatkan produktivitas karyawan.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Juli 2010. Kegiatan penelitian akan dilakukan di Sentul City, Bogor (Gambar 5). Permukiman ini dikembangkan dan dikelola oleh PT Sentul City Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang property perumahan. Objek penelitian ini adalah marketing office Sentul City (Gambar 6).
Gambar 5. Lokasi Marketing Office Sentul City
Bogor, Jawa Barat
Gambar 6. Marketing Office Sentul City
Sumber: Dokumentasi Andhika Galih Adi Nugraha
Alat dan Bahan Penelitian
Penelitian ini menggunakan peralatan baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat dan data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat yang Digunakan Dalam Penelitian
Hardware dan Software Fungsi
Hardware
Kamera Digital Laptop
Survei pengambilan gambar Pengolahan grafis
Software
AutoCad 2010 Sketch up 6
Adobe Photoshop CS3
Pembuatan gambar rancangan Pembuatan rancangan 3D Pembuatan ilustrasi dan finishing gambar
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan kegiatan perancangaan green wall di MO Sentul City, Bogor yang dilakukan melalui beberapa tahapan kegiatan (Gambar 7), yaitu: 1. Persiapan Penelitian
Pada tahap ini dilakukan perumusan masalah, penetapan tujuan penelitian, pembuatan usulan penelitian dan perijinan penelitian.
2. Pengumpulan Data
data konstruksi bangunan, visual tapak yang akan digunakan selanjutnya dalam menghasilkan gambar rancangan green wall. Jenis data yang diperlukan dalam penelitian berikut sumber, cara pengambilan dan bentuknya dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jenis Data yang Diperlukan
No Jenis Data Sumber Cara Pengambilan Bentuk Data
1 Biofisik
Angin Lapang Survey lapang dan
data sekunder
Deskriptif dan spasial
Curah hujan BMKG Data sekunder Deskriptif
Kelembaban BMKG Data sekunder Deskriptif
Suhu Survey lapang dan
data sekunder Jenis vegetasi
di Sentul City
Laporan ANDAL Data sekunder Deskriptif 2 Peta dasar dan
konstruksi bangunan Gambar detail
konstruksi MO
Sentul City Data sekunder Gambar
Teknik Peta dasar tapak Sentul City Data sekunder Spasial 3 Visual tapak
Good view Lapang Survey lapang Deskriptif dan spasial
Bad view Lapang Survey lapang Deskriptif dan spasial
4 Sosial
Keinginan pihak Sentul City
Sentul City Wawancara Deskriptif
Gambar 7. Bagan Proses Perancangan Green Wall
Persiapan Penelitian Usulan dan Perijinan penelitian Pengumpulan
Data Analisis
3. Analisis
Pada tahap ini akan dilakukan analisis tapak terhadap potensi dan kendala yang dijumpai pada tapak. Berdasarkan data dan informasi yang telah dikumpulkan, dilakukan analisis deskriptif terhadap keadaan biofisik tapak, bangunan, visual dan sosial lanskap MO Sentul City.
4. Konsep Dasar
Pada tahap ini dilakukan pembuatan konsep dasar rancangan green wall
yang akan dikembangkan berdasarkan potensi dan gambaran umum yang telah diperoleh.
5. Perancangan
KONDISI UMUM
Geografi
Sentul City terletak di Kecamatan Citereup dan Kecamatan Kedung Halang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini berlokasi 35 km dari Selatan Jakarta dan 5 km dari sebelah timur Kota Bogor. Sentul City memiliki luas keseluruhan 3.000 ha. Wilayah Sentul City terdiri dari beberapa desa yaitu, Babakan Madang, Sumur Batu, Cijayanti, Citaringgul, Bojong Koneng, Cipambuan, Kadungmangu, dan Cadasngampar. Kawasan ini dikelilingi oleh beberapa gunung yaitu Gunung Pangrango, Gunung Pancar, Gunung Paniisan, Gunung Liang, Gunung Garangsang, Gunung Salak dan Gunung Hambalang. Kawasan ini juga dilalui oleh aliran sungai Citereup, Cikeas, Citaringgul, dan Cijayanti. Wilayah MO sendiri masuk ke dalam Desa Citaringgul, Kecamatan Citereup.
Sentul City berbatasan dengan beberapa desa. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Cipambuan dan Desa Kadumangu. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Nagra. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Hambalang dan Desa Karang Tengah. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Cijayanti, Desa Cikeas dan Desa Cadas Ngampar.
Topografi
ke dalam daerah efektif dengan ketinggian kurang lebih 200 mdpl. Pada tapak MO telah mengalami grading, sehingga level yang terbentuk terjadi akibat bentukan manusia. Untuk daerah nonefektif, pengelola menetapkan daerah ini sebagai daerah penghijauan bagi kawasan Sentul City
Tabel 3. Bentuk Wilayah, Kontur, Perbedaan Tinggi, Luas dan Proporsi Kawasan Sentul City Bentuk Wilayah Lereng (%) Perbedaan Tinggi (m) Luas (ha) Proporsi (%)
Datar-berombak (undulating) 0-8 0-15 1.109,30 36,98
Bergelombang (rolling) 8-15 15-50 706,3 23,54
Berbukit (hilly) 15-25 50-200 695 23,17
Bergunung-gunung
(mountainous) >25 >200 489,4 16,31 Sumber : ANDAL Sentul City (2000)
Tanah
Tabel 4. Status Kesuburan Tanah
No Klasifikasi KTK KB P2O5 Organik Kesuburan
1 Typic Hapluduit S R SR-R S R
2 Typic Dystropept S SR-R SR-R S R
3 Oxic Dystropept R-S SR-R SR R-S R
4 Typic Hamitnopept R SR SR S-T R
5 Aquic Dystropept S S S S S
Sumber: ANDAL Sentul (2000) Keterangan:
KTK : Kapasitas Tukar Kation KB : Kejenuhan Basa SR :Sangat Rendah
R : Rendah S : Sedang T : Tinggi
Hidrologi
Kawasan Sentul City dibangun pada daerah yang miskin akan air, baik air permukaan maupun air tanah. Pada awal pembangunan, guna memenuhi kebutuhan air minum dan penyiraman tanaman, air sungai Citeureup dan air hujan ditampung dalam waduk dan kolam untuk dijadikan sumber air baku. Kualitas air permukaan di kawasan Sentul City secara keseluruhan masih berada di bawah ambang batas Baku Mutu Golongan B (Laporan ANDAL Sentul City, 2000), sehingga untuk pemanfaatannya sebagai air minum perlu dilakukan penyaringan dan aerasi. Untuk itu telah dibangun tempat khusus pengolahan air. Namun, setelah Sentul bekerja sama dengan PDAM Kota Madya Bogor, air untuk kebutuhan minum dan penyiraman tanaman tidak lagi bermasalah. Sehingga, sumber irigasi dari green wall akan berasal dari PDAM.
Vegetasi
Sentul City memiliki 86 jenis pohon yang dapat ditemukan pada area penghijauan di kawasan perumahan, perdagangan dan perkantoran, jalan utama dan jalan lingkungan, fasilitas umum, fasilitas komersial, lapangan golf dan nurseri. Sentul City juga memiliki 85 jenis semak, 7 jenis tanaman merambat, 7 jenis tanaman air dan 5 jenis rumput yang berhasil diidentifikasi (Ameliawati, 2010). Vegetasi yang ditanam di Sentul City tergolong vegetasi yang tahan terhadap penyinaran penuh matahari. Beberapa dari jenis tanaman yang ada dapat digunakan sebagai material green wall, agar sesuai dengan prinsip-prinsip
DATA DAN ANALISIS
Marketing Office
Bangunan yang menjadi objek penelitian ini merupakan bangunan baru. Bangunan ini dibangun untuk menggantikan kantor pemasaran yang lama. Tujuan dari didirikannya bangunan baru ini adalah agar lebih efektif dalam kegiatan kerja dengan letak lebih strategis. Bangunan ini oleh pihak Sentul City disebut dengan
marketing office (MO).
Bangunan ini mengakomodasi kegiatan berikut: manajemen, administrasi, pemasaran, galeri produk, transaksi pembelian, meeting, seminar dan lain-lain. Oleh karenanya lanskap MO ditata sedemikian rupa untuk mengakomodasi semua kegiatan yang ada di dalamnya.
MO merupakan bagian penting bagi sentul City dalam memasarkan produk yang ditawarkan dalam hal ini adalah rumah beserta lingkungannya. Diharapkan tempat ini mampu mempresentasikan konsep ecocity. Oleh karenanya, greenwall diharapkan mampu hadir sebagai elemen pelengkap yang mampu menguatkan konsep ecocity.
Kondisi Eksisting Tapak dan Bangunan
MO berada di muka Sentul City. Keberadaannya cukup mudah ditemukan karena lokasinya yang strategis dekat dengan pintu TOL Lingkar Luar Bogor dan Sentul Barat. MO ini berada di Jalan M.H. Thamrin yang merupakan salah satu jalan utama di Sentul City. Peletakan MO pada lokasi yang strategis ini dikarenakan fungsinya yang sangat penting bagi Sentul City Tapak MO berbatasan dengan Belanova Mall di sebelah barat. Tapak MO ini memiliki luas 15.995 m2. Kondisi eksisting tapak dapat dilihat pada Gambar 9.
dominasi garis tegas baik tegak lurus maupun diagonal (Gambar 10). Terdapat permukan dinding yang tegak lurus dan juga permukaan dinding yang miring (Gambar 11). Dinding tersusun atas pasangan bata dan glassfibre reinforced concrete (GRC). Sehingga perlu rancangan struktur yang tepat untuk menempelkan struktur green wall. Warna putih dominan dalam setiap sudut bangunan. Bagian dinding yang berwarna putih dan terbuat dari GRC tersebut menimbulkan kesan silau bagi pengguna jalan yang melihatnya ketika kondisi matahari terik.
[image:33.595.107.508.381.603.2]Bangunan ini dibangun dengan konsep green building. Hal tersebut ditujukan untuk menghemat penggunaan energi terutama energi listrik. Bangunan ini didesain dengan banyak kaca sebagai dindingnya. Hal tersebut menyebabkan cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan di dalam bangunan pada siang hari. Analisis mengenai kondisi bangunan dan alternatif perancangan berdasar kondisi bangunan tersebut dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Analisis Kondisi Bangunan dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Kondisi Bangunan
Potensi:
• Dinding bagian kanan bangunan atau sebelah timur merupakan bagian yang mudah terlihat
Alternatif perancangan: • Membuat green wall pada
bagian dinding yang mudah terlihat
• Struktur disesuaikan dengan kondisi bangunan
Kendala:
• Ada bagian dinding yang memiliki kemiringan tidak 90˚
• Bentuk bangunan tidak simetris
• Beberapa bagian dinding tidak
Aksesibilitas dan Sirkulasi
Untuk menuju Sentul City dapat melalui jalan TOL atau melalui jalan Babakan Madang. Bagi kendaraan beroda empat tentu saja dapat melalui keduanya. Namun, bagi kendaraan beroda dua hanya dapat melalui Jalan Babakan Madang.
Gedung MO ini berada tepat di muka dari tapak. Jalan M.H. Thamrin merupakan jalan utama yang terdiri dari dua jalur. Sirkulasi kendaraan cukup lancar. Sirkulasi jalan utama diatur dengan rotunda yang berada di depan MO. Sirkulasi di dalam tapak MO dibuat menjadi satu arah dengan sistem loop. Alur sirkulasi kendaraan menuju MO dapat dilihat pada Gambar 13. Letaknya yang berada di jalan utama Sentul City memudahkan dalam pencarian bagi orang yang ingin menuju tempat ini.
Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pandangan terhadap bangunan ini. Hal tersebut dikarenakan penggunjung MO menggunakan kendaraan untuk menuju tempat ini. Pandangan pengunjung ke bangunan ini diarahkan oleh sirkulasi yang ada. Pengguna tapak bergerak mengikuti jalur sirkulasi yang dibuat. Pengguna tapak yang menggunakan kendaraan bermotor masuk melalui satu jalur masuk kemudian memarkir kendaraannya di tempat parkir. Setelah itu, Pengguna berjalan melalui pedestrian path yang berada di samping kiri bangunan untuk masuk menuju pintu utama MO (Gambar 14). Analisis sirkulasi dan alternatif perancangan green wall berdasarkan sirkulasi dapat dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Analisis Sirkulasi Tapak dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Sirkulasi
Potensi:
• View ditentukan oleh sirkulasi
• Terdapat satu pintu utama ke dalam bangunan
sehingga akses masuk jelas
Alternatif perancangan: • Mengarahkan pengguna
untuk menuju ke pintu utama bangunan • Mengarahkan pengguna
untuk menuju ke tapak
Kendala:
Visual
Keberadaan gedung MO ini menjadi sorotan dan aspek visual menjadi sangat penting sebagai pertimbangan dalam perancangan green wall. Pentingnya nilai visual dari MO telah disadari oleh pihak Sentul City sehingga lanskap MO dirancang semenarik mungkin bagi pengunjung.
Secara keseluruhan di lanskap MO merupakan good view, baik view ke dalam tapak maupun ke luar tapak. Gedung ini dikelilingi oleh pemandangan gunung yang indah, yaitu Gunung Hambalang, Gunung Salak, dan Gunung Pancar. Taman dan fasilitas pendukung lain tertata secara baik. Kondisi visual pada tapak MO dapat dilihat pada Gambar 16.
[image:40.595.121.488.412.634.2]Pandangan ke gedung ini sangat dipengaruhi oleh sirkulasi. Ketika menuju ke MO ini bangian yang paling terlihat adalah bagian bangunan sebelah timur. Sehingga bagian tersebut sangat baik jika ditambahkan struktur green wall. Analisis mengenai visual pada tapak MO dan alternatif perancangan berdasarkan potensi visual dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Analisis Visual Tapak dan Alternatif Perancangan Green Wall
Berdasarkan Potensi Visual Potensi:
• Good view pada keseluruhan tapak
• Bangunan sebagai objek utama pada tapak
Alternatif perancangan: • Penekanan bangunan sebagai
objek utama
• Mempercantik bangunan dengan penambahan elemen
green wall
kendala:
• tidak ada kendala visual (bad view) berarti pada tapak
Iklim
Data iklim tapak MO ini digambarkan oleh data iklim dari Stasiun Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Bogor. Data iklim yang dianalisis meliputi suhu udara dan kelembaban udara berdasarkan data yang dicatat selama sepuluh tahun dari tahun 1998-2009 .
Curah hujan rata-rata Kawasan Sentul lebih dari 4.000 mm. Rata-rata curah hujan bulannya berkisar antara 175,4 mm/bulan sampai dengan 474,5 mm/bulan. Bulan paling basah berkisar antara bulan Oktober sampai dengan bulan Mei. Sedangkan jumlah hari hujan rata-rata 150 hari/tahun.
Suhu rata-rata bulanan Kawasan Sentul City berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Darmaga, Bogor dari tahun Januari 1998-April 2009 berkisar 24,55ºC-26,75ºC (Tabel 5). Suhu terendah terjadi pada bulan Februari dan suhu tertinggi terjadi pada bulan Oktober.
Tabel 5. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan di Wilayah Sentul City
Tahun/
Bulan 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Rata-Rata
Januari 25,9 25,1 24,1 24,6 24,3 26,2 25,4 25 25,1 26,5 26 23,5 25,14
Pebruari 25,5 25,5 24,8 23 24,4 24,6 24,4 25,9 25,1 24,3 23,2 23,9 24,55
Maret 27,2 27,1 25 25,2 25,9 25,1 26 25,6 25,3 25,6 25,5 25,6 25,76
April 26,2 26,5 26,1 25,5 26 26,3 26,4 26,5 25,7 25,7 26,2 26,6 26,14
Mei 27,8 26 25,9 na 26,2 26 26,2 26,7 26,8 26,7 26,6 na 26,49
Juni 26,1 25,7 25,9 26,2 26,2 26,6 25,7 26,3 26,5 25,9 26,3 na 26,13
Juli 25,1 26,2 25,4 25,7 25,5 26,2 25,4 26 26,7 26,2 26,9 na 25,94
Agustus 25,9 26,1 26 26,2 25,8 27,1 26,3 26 26,6 26,7 26,6 na 26,3
September 26,6 27 26,6 26,1 26,4 26,4 26,5 26,1 27,7 26,8 27 na 26,65
Oktober 26,2 na 25,4 26 28,3 26,1 27,4 26,6 27,7 26,3 27,5 na 26,75
November 26,6 24,9 25 25,3 26,1 25,9 26,4 26,8 27,2 25,8 26 na 26
Desember 25,7 24,8 25,8 25,8 26 24,9 25,2 25,1 25,6 24,3 25,6 na 25,35
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Bogor (2009)
Keterangan: na: not available
Tabel 6. Kelembaban Udara di Wilayah Sentul City
Tahun/
Bulan 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Rata-Rata
Januari 85,8 86,4 88,7 84,5 91,4 79,4 88,3 89,2 86,6 77,9 81,9 88,9 85,75
Pebruari 85,7 89,8 82,7 88 86,9 89,9 88,1 87,8 86,9 89,2 90,1 89,8 87,91
Maret 86,2 83,8 83,9 81,8 85,9 85,7 82,8 88,3 82,4 84,2 83,8 84,6 84,45
April 87,1 82,2 82,9 86,5 83,6 83,8 85 83,4 82 87,2 85,3 83,7 84,39
Mei 79,1 84,1 84,3 na 84,8 81 83,8 81,5 79,5 82,7 79,7 na 82,05
Juni 83,3 78,9 80 79,8 79,9 74 76,9 84,9 77,2 82 79,1 na 79,64
Juli 83,2 81 79,6 80 82,4 72,4 81,8 82,6 78,4 77,3 73,6 na 79,3
Agustus 79,3 75 79,6 76,1 76,1 75,9 74,2 81 70,9 76,3 81,1 na 76,86
September 81,5 69,2 76,6 80 75,1 81,1 82,4 80,8 68,5 76,3 78,6 na 77,28
Oktober 84,2 na 84,4 85,5 72 83,1 80,5 82,5 71,8 81,2 80,1 na 80,53
November 83,9 84,2 87,7 88,1 83,8 85,9 84,8 83 81,7 85,6 85,5 na 84,93
Desember 84,5 84,9 78,3 74,4 84,7 87,7 86,1 84,3 87,3 89,6 86,5 na 84,39
Sumber: Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Dramaga, Bogor (2009)
Keterangan: na: not available
Lokasi MO atau Sentul City pada umumnya berada di bagian lembah yang dikelilingi bukit. Angin berhembus cukup kencang dengan suhu yang tinggi di siang hari dengan penyinaran maksimum. Curah hujan di Sentul City juga tinggi. Berdasarkan pengukuran di lapang, suhu udara di siang hari yang terik berkisar antara 27˚-34˚ C. Inventarisasi mengenai iklim di tapak MO dapat dilihat pada Gambar 17.
Berdasarkan analisis unsur-unsur iklim, masalah iklim mikro pada MO Sentul City adalah tingginya suhu pada siang hari akibat tingginya radiasi matahari. Potensi berupa penyinaran matahari yang berlimpah tersebut seharusnya mampu dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaaan pada siang hari, sehingga mampu mengurangi penggunaan listrik sebagai energi penerangan. Suhu yang tinggi tersebut membuat pihak Sentul City melakukan pemakaian air conditioner
Unsur iklim mikro yang memiliki pengaruh cukup besar bagi kenyamanan manusia adalah radiasi matahari, angin, kelembaban, suhu udara, dan curah hujan. Radiasi matahari dan angin dapat dimodifikasi melalui penataan elemen lanskap secara langsung. Sedangkan suhu udara, kelembaban dan curah hujan tidak dapat dimodifikasi secara langsung (Brown dan Gillespie, 1995).
[image:45.595.80.500.330.656.2]Lauri (1994) menyatakan bahwa vegetasi memiliki peran penting sebagai bahan penyerap panas dan bising. Penggunaan vegetasi sebagai elemen dalam penataan elemen lanskap diharapkan mampu memodifikasi iklim mikro. Sehingga, untuk mengatasi masalah iklim mikro pada gedung MO tersebut dapat dilakukan perancangan green wall. Analisis mengenai iklim dan alternatif perancangan berdasarkan iklim di lanskap MO dapat dilihat pada Gambar 18.
Gambar 18 . Analisis Iklim dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Kondisi Iklim
Vegetasi
Jenis vegetasi yang ada di Sentul City cukup beraneka ragam. Di Sentul City terdapat 85 jenis semak dan 7 jenis tanaman merambat. Jenis tanaman semak dan tanaman merambat tersebut dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Potensi:
• Curah hujan: 175,4 mm/bulan sampai dengan 474,5 mm/bulan
Sehingga mendukung ketersediaan air bagi tanaman
Alternatif perancangan: • Menggunakan vegetasi yang
memiliki tutupan tajuk baik untuk mengurangi efek radiasi matahari
• Memilih vegetasi yang tahan terhadap radiasi matahari yang tinggi
• Sistem drainase dan irigasi yang baik untuk mengatasi curah hujan / radiasi matahari yang tinggi
Kendala:
• Suhu udara siang hari: 27-34˚C
• Kelembaban udara rata-rata: 76,86 % - 87,91 %.
Tabel 7. Jenis Tanaman Semak yang Ada di Sentul City
No Nama Lokal Nama Latin Famili
1 Agapanthus Agaphanthus orientalis Liliaceae
2 Agave hijau Agave Americana Agavaceae
3 Agave siklok Agave attenuate Agavaceae
4 Ekor kucing Acalypha hispida Euphorbiaceae
5 Kadaka* Asplenium nidus Polypodieae
6 Akalipa Acalypha sanderiana Araceae
7 Daun renda Acalypha wilkesiana Euphorbiaceae
8 Sambang colok Aerva sanguinolenta Amaranthaceae
9 Azalea Rhododendron sp. Ericaceae
10 Lengkuas merah Alpinia purpurata Zingiberaceae
11 Bambu jepang Arundinaria pumila Poaceae
12 Alokasia Alocasia sanderiana Araceae
13 Sente Alocasia esculenta Araceae
14 Nanas merah* Ananas camosus Bromeliaceae
15 Agave putih Agave angustifolia Agavaceae
16 Kacang-kacangan Arachis pintoi Leguminaceae
17 Teh-tehan Acalypha macrophylla Euphorbiaceae
18 Melati kosta Brunfelsia calycina Solanaceae
19 Nolina Beaucarnea recurvata Agavaceae
20 Baby blue eyes Blue eyes Boraginaceae
21 Bromelia* Bromelia sp. Bromeliaceae
22 Bougenville* Bougenvillea speciabilis Nyctaginaceae
23 Sulinga Belacamnda chinensis Iridaceae
24 Brojolintang kuning Belameanda chinensis Iridaceae
25 Kecubung Brugmansia candida Solanaceae
26 Bakung harum Crinum crsiaticum Amaryllidaceae
27 Puring Codiaeum sp. Euphorbiaceae
28 Kucai* Carex morrowii Liliaceae
29 Lili paris* Chlorophytum sp. Liliaceae
30 Taiwan beauty* Cuphea hyssopifolia Lythraceae
31 Keladi hias Caladium bicolor Araceae
32 Sikas Cycas revolute Cycadaceae
33 Kana Canna indica (hybrida) Cannaceae
34 Lili bunga putih Crinum asiaticum Amaryllidaceae
35 Hanjuang merah Cordyline terminalis Agavaceae
36 Jawer kotok Coleus blumei Labiatae
37 Anggrek Dendrobium sp. Orchidaceae
38 Drasena Dracaena laureiri Agavaceae
39 Drasena Dracaena reflexa Agavaceae
40 Drasena Dracaena surculosa Agavaceae
41 Agave raksasa Furcraea gigantean Amaryllidaceae
42 Sambang darah Hemigraphis alternate Acanthaceae
43 Heliconia capit udang Heliconia rostrata Sterilitciaceae
44 Heliconia lady Heliconi caribaea Sterilitciaceae
45 Heliconia thai Heliconia psittacorum Sterilitciaceae
46 Leli Hymenocallis mayor Liliaceae
47 Bunga sepatu Hibiscus rosa-sinencis Malvaceae
48 Spider lili Hymenocallis speciosa Amaryllidaceae
49 Soka bengkok Ixora coccinea Rubiaceae
Lanjutan Tabel 7. Jenis Tanaman Semak yang Ada di Sentul City
No Nama Lokal Nama Latin Famili
51 Jatropa Jathropa pandurifolia Euphorbiaceae
52 Jarak merah Jathropa gossypifolia Euphorbiaceae
53 Lantana* Lantana camara Verbenaceae
54 Lantana saudi merah* Lantana hispida Verbenaceae
55 Lantana saudi putih* Lantana horrid Verbenaceae
56 Lantana ungu* Lantana montividensis Verbenaceae
57 Lavender Lavender sp. Lamiaceae
58 Airis kuning Morea sp. Iridaceae
59 Airis putih Morea sp. Iridaceae
60 Anggrek tanah Neomarica longifolia Iridaceae
61 Pakis kelabang* Nephrolepis sp. Oleandraceae
62 Honje Nicolaia sp. Zingiberaceae
63 Jaburan hijau Ophiopogon jaburan Liliaceae
64 Jaburan putih Ophiopogon intermedius Liliaceae
65 Kucai Ophiopogon japonicum Liliaceae
66 Pandan variegate* Pandanus pygmaeus Pandanaceae
67 Kol banda Pisonia alba Nyctaginaceae
68 Sutra Bombay Portulaca oleraceae Portulacaceae
69 Lolipop Pachystachys lutea Acanthaceae
70 Melati jepang Pseuderanthum reticulatum Acanthaceae
71 Nanas kerang besar Rhoeo spathacea Commelinaceae
72 Bunga Ruwelia Ruellia malacosperma Acanthaceae
73 Palem wregu Rhapis excels Arecaceae
74 Adam Hawa* Rhoeo discolor Commelinaceae
75 Air mancur* Russelia equisetiformis Scrophulariaceae
76 Katus kodok kuning Sansevieria trifasciata Agavaceae
77 Spathopilum Spathiphyllum wallisii Araceae
78 Persian shield Strobilanthes dyeranus Acanthaceae
79 Verbena Verbena lanciniata Verbenaceae
80 Tapak dara Vinca rosea Apocynaceae
81 Seruni Wedelia biflora Compositae
82 Tombak raja Yucca longifolia Ruscaceae
83 Kembang kertas Zinnia elegans Compositae
84 Bawang brojol Zephyranthes candida Liliaceae
85 Kala lili Zantedeschia aethiopica Araceae
Sumber: Ameliawati (2010)
[image:47.595.108.505.92.565.2]Keterangan: dapat digunakan sebagai *material living wall, ** material green facade
Tabel 8. Jenis Tanaman Merambat yang Ada di Sentul City
No Tanaman Merambat Nama Latin Famili
1 Thunbergia** Thunbergia sp Acanthaceae
2 Bugenvil** Bougainvillea sp Nyctaginaceae
3 Alamanda Allamanda cathartica Apocynaceae
4 Mandevila Mandevilla sp Apocynaceae
5 Sirih belanda* Scindapsus aureus Araceae
6 Daun Pilo* Philodendron sp. Araceae
7 Singonium* Syngonium sp. Araceae
Sumber: Ameliawati (2010)
Beberapa tanaman yang sudah ada tersebut dapat dipilih sebagai material tanaman dalam perancangan green wall. Namun, tidak menunutup kemungkinan untuk menggunakan tanaman lain yang memiliki sifat yang sama dan ketersediaannya banyak di Bogor. Vegetasi yang akan digunakan sebagai elemen
green wall adalah jenis tanaman merambat dan tanaman semak yang memilki karakter tahan terhadap penyinaran penuh matahari, angin, perakaran tidak intensif, daun tidak mudah rontok, memiliki karakter fisik berupa warna daun atau bunga, tajuk yang memberikan tutupan permukaan yang cukup dan yang sesuai dengan desain.
Penanaman semak dan ground cover di tapak MO ini dilakukan secara semarak. Dominasi warna hijau sangat terlihat pada keseluruhan tanaman. Penggunaan tanaman yang memiliki warna lebih mencolok dapat menjadi aksentuasi pada tapak. Penggunaan tanaman yang memiliki warna kuat seperti
[image:48.595.94.506.456.710.2]Bougainvillea spectabilis secara masal akan menghasilkan efek yang menarik. Menurut Van Dyke (1982), pengulangan (repetition) akan menghasilkan suatu kesatuan (unity). Analisis mengenai vegetasi dan alternatif perancangan berdasarkan vegetasi dapat dilihat pada Gambar 19.
Gambar 19. Analisis Vegetasi dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Vegetasi
Potensi:
• Jenis vegetasi semak dan tanaman merambat yang cukup beragam
• Adanya perbanyakan tanaman yang dilakukan di Sentul City
• Tanaman yang banyak tersedia di Bogor
Alternatif perancangan:
• Menggunakan tanaman yang sudah ada di Sentul City atau tanaman lain yang ketersediaannya banyak di Bogor
• Menggunakan tanaman yang sesuai dengan kebutuhan rancangan.
• Aksentuasi tanaman sebagai pengarah
kendala:
Pengguna
Dalam setiap perancangan keberadaan manusia sangat penting untuk diperhatikan keberadaannya karena manusia adalah pengguna dari hasil perancangan tersebut. Kenyamanan dan kepuasan dari pengguna diharapkan mampu ditingkatkan dengan adanya perancangan green wall ini.
Pengguna tapak secara umum adalah pegawai Sentul City, klien, calon pembeli, dan pengunjung lain. Intensitas kunjungan merata pada seluruh jam kerja. Aktivitas di MO ini cukup padat, baik aktivitas administrasi, meeting
direksi, transaksi jual beli, pengelolaan fisik dan kegiatan social gathering pada
event tertentu. Kegiatan tersebut hampir kesemuanya dilakukan di dalam gedung dan beberapa kegiatan dilakukan di luar gedung (Gambar 20). Kegiatan yang sering dilakukan di luar adalah social gathering di plaza belakang MO. Kegiatan tersebut hanya dilakukan ketika Sentul City memiliki even tertentu seperti ulang tahun atau launching. Analisis pengguna dan alternatif perancangan green wall
berdasarkan pengguna dapat dilihat pada Gambar 21.
Pihak Sentul City sendiri sangat menginginkan agar proyek green wall dan
[image:49.595.81.512.499.712.2]green roof dapat segera diwujudkan. Perancangan yang diharapkan memberikan kesan hijau pada bangunan dengan teknologi yang sederhana dan mudah dalam perawatan.
Gambar 21. Analisis Pengguna dan Alternatif Perancangan Green Wall Berdasarkan Pengguna
Berdasarkan analisis aspek kondisi eksisting, aksesibilitas dan sirkulasi, iklim, vegetasi, dan pengguna dapat digambarkan analisis keseluruhan dari potensi dan kendala pada tapak yang dapat digunakan sebagai dasar dalam perancangan green wall (Gambar 22). Kemudian dapat dihasilkan pula sintesis rancangan green wall dari hasil analisis tersebut (Gambar 23).
Potensi:
• Keinginan pihak Sentul Untuk
pengaplikasian Elemen
Green wall pada MO
• Aktivitas yang ada pada tapak: social gathering, droop,dll.
Alternatif perancangan: • Mengakomodasi setiap
aktivitas dengan green wall
sebagai elemen dari setting
aktivitas
Kendala:
KONSEP RANCANGAN GREEN WALL
Konsep Dasar
Bangunan yang disebut MO ini menjadi tempat kegiatan administrasi,
meeting, promosi, marketing galery, dan social gathering di Sentul City. MO merupakan bagian yang sangat penting dalam memasarkan rumah yang ditawarkan. Lokasinya yang hampir pasti berada di muka permukiman, membuatnya menjadi sorotan bagi orang yang mengunjunginya (wikipedia, 7 Feb 2010). MO juga dituntut untuk dapat memberikan gambaran yang mewakili keadaan rumah yang akan ditawarkan atau konsep dari permukiman yang ditawarkan.
Ecocity sebagai jawaban atas issue global warming yang diberikan oleh Sentul City harus tercermin pada MO ini. Oleh karenanya, kantor pemasaran harus didesain dengan desain yang mewakili konsep ecocity. Green wall
merupakan salah satu elemen bangunan yang dapat mencerminkan konsep ecocity
tersebut. Oleh karenanya green wall dapat diaplikasikan di MO Sentul City.
Green wall ini memiliki dua fungsi utama yaitu: di luar bangunan sebagai penambah estetika eksterior bangunan dan sebagai pengurang panas di dalam bangunan. Sebagai tempat yang bernilai komersial, fungsi estetika lebih kuat dari fungsi pengurang panas. Perancangan green wall ini didasarkan pada sebuah konsep dasar yaitu sebagai elemen pembentuk estetika dan insulator panas bagi bangunan.
Green wall dapat diaplikasikan di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Green wall juga dapat mengakomodasi setiap aktivitas yang ada seperti: sebagai
setting gerbang pada pintu masuk dan drop area, setting aktivitas dalam ruangan yang memerlukan efek perbaikan suhu dan kualitas visual, setting aktivitas social gathering di plasa belakang. Namun, yang menjadi fokus perancangan ini adalah
Pengembangan Konsep
Konsep dasar pembentuk estetika dan peredam suhu dalam ruangan dikembangkan dalam bentuk penataan yang meliputi konsep vegetasi, konsep ameliorasi iklim mikro, dan konsep desain.
Konsep Vegetasi
Vegetasi yang akan dikembangkan dalam rancangan green wall ini adalah vegetasi yang memilki aspek estetika dan aspek fungsional sebagai peredam suhu. Secara arsitektural vegetasi yang digunakan berfungsi sebagai peneduh, penciri ruang, dan meningkatkan kualitas visual bangunan. Pemilihan vegetasi yang digunakan adalah dengan menggunakan vegetasi yang memiliki kesesuaian lingkungan tumbuh optimal di Sentul City. Vegetasi yang sudah ada dan deperbanyak di Sentul City lebih diutamakan untuk digunakan sebagai material
green wall, agar sesuai dengan prinsip-prinsip minimum energy footprint
Moughtin.
[image:54.595.90.500.528.738.2]Tanaman yang digunakan dalam green wall harus mampu tumbuh dengan baik pada media yang terbatas dan tahan terhadap penyinaran penuh matahari. Vegetasi jenis lokal atau vegetasi yang banyak tersedia lebih diutamakan untuk mendukung konsep ecocity. Vegetasi yang digunakan memiliki karakter berupa warna yang menarik baik dari daun maupun bunganya dan juga tekstur yang. Konsep tata vegetasi dapat dilihat pada Gambar 24.
Gambar 24. Konsep Tata Vegetasi
Karakter
•Tahan pencahayaan penuh
•Perakaran tidak intensif
•Tajuk memberikan naungan
•Daya tarik: warna daun, tekstur dan bunga
•Memberikan efek naungan
•Meningkatkan kenyamanan dengan menurunkan suhu •Estetika •Mencirikan ruang
Fungsi Jenis
•Ground cover
•Semak
•Tanaman merambat
Ketersediaan
Konsep Ameliorasi Iklim Mikro
Rancangan green wall ini diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan energi matahari sebagai sumber pencahayaan di siang hari dan meredam energi dari matahari yang tidak diharapkan yaitu panas. Ilustrasi penggunaan green wall
sebagai ameliorasi iklim mikro dapat dilihat pada Gambar 25.
Gambar 25. Ameliorasi Iklim dengan Green Wall
Konsep Desain
Fungsi estetika lebih ditonjolkan pada perancangan green wall ini. Sehingga aspek visual menjadi pertimbangan utama dalam rancangan green wall. Visual atau pandangan sangat berpengaruh terhadap persepsi. Elemen green wall diletakan pada tempat yang mudah terlihat. Jarak memberikan persepsi yang berbeda terhadap tekstur dan warna. Semakin dekat jarak kita terhadap benda maka akan semakin jelas terlihat detail dari sebuah benda. Green wall yang letaknya berdekatan dengan aktivitas manusia dirancang dengan detail yang cukup tinggi. Sedangkan green wall yang letaknya jauh dari aktivitas manusia dirancang dengan pola yang besar.
PERANCANGAN
Perancangan
Simonds (1983) mengatakan perancangan akan menghasilkan ruang tiga dimensi. Perhatian dalam perancangan ini ditujukan pada penggunaan volume atau ruang, dimana setiap volume memiliki bentuk, ukuran, bahan, warna, tekstur dan kualitas lainnya. Kesemuanya ini dapat dengan baik mengespresikan dan mengakomodasikan fungsi-fungsi yang ingin dicapai.
Pemilihan bahan atau material juga merupakan hal penting dalam kegiatan perancangan lanskap (Laurie, 1984). Perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Begitu pula dengan merancang objek, ruang dan materi harus didesain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983).
Rancangan Green Wall
Green wall merupakan penanaman ini dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau panel dan dapat dilakukan dimana saja. Penanaman atau penghijauan pada area ini menjadikan dinding lebih menarik dan bahkan dapat menciptakan habitat satwa (Arifin et al., 2008).Ada dua kategori mayor dari green wall, yaitu green facade dan living wall.
Rancangan yang dihasilkan adalah struktur green wall yang memiliki fungsi estetika dan fungsi ameliorasi iklim mikro atau sebagai insulator panas yang diakibatkan radiasi matahari pada bangunan MO. Menurut Brown dan Gillespie (1995) iklim mikro adalah area kecil dimana cuaca terasa berbeda. Pengertian dari iklim mikro dapat digunakan sebagai alat untuk menciptakan habitat yang nyaman secara suhu dan efisisen energi untuk bangunan.
Green wall ini menjadi elemen yang menyatu dengan bangunan MO.
Green wall ini memperkuat konsep bangunan sebagai green building. Secara arsitektural, green wall ini memperkuat keindahan bangunan sehingga meningkatkan nilai arsitekturnya pula.
pendukung yang didesain dengan khusus. Green facade dapat pula ditambahkan pada dinding atau bangunan eksisting sebagai struktur bebas. Living wall
merupakan susunan dari panel vegetasi yang terintegrasi yang diletakkan pada struktur dinding atau bingkai. Kedua jenis green wall tersebut digunakan pada perancangan ini.
Hasil perancangan berupa site plan dapat dilihat pada Gambar 26. Site plan ini menjelaskan letak elemen green wall pada tapak. Peletakan elemen green wall didasarkan pada analisis mengenai aspek kondisi bangunan, visual, dan aktivitas pengguna yang dapat diakomodasi oleh elemen green wall ini.
Elemen green wall diletakan pada bagian bangunan yang mampu mendukung elemen ini secara struktur. Bagian dari elemen green wall seperti
planter box akan diletakan menempel pada bangunan, sehingga peletakannya dilakukan pada struktur balok.
Sebagai elemen yang berfungsi untuk menambah estetika elemen green wall harus diletakan pada bagian gedung yang mudah terlihat. Visual ke tapak atau ke bangunan ini sangat ditentukan oleh sirkulasi. Dinding bangunan sebelah timur merupakan bagian yang udah terlihat oleh pengguna jalan. Hal tersebut dikarenakan bagian tersebut adalah bagian tertinggi dari bangunan. Oleh karenanya pada bagian tersebut dibuat struktur green wall dengan jenis green facade (Gambar 27).
Aktivitas pengguna MO dapat diakomodasi oleh rancangan green wall ini. Aktivitas yang terjadi seperti menuju ke tapak dan bangunan, dan aktivitas social gathering di plaza belakang MO. Green wall mengakomodasi setiap aktivitas dengan menjadi setting dari aktivitas tersebut.
bangunan. Menurut Reid (1993), kesamaan pola dapat membuat sebuah kesatuan yang akhirnya tercipta suatu keharmonisan.
Pada bagian drop area, tepatnya pada pintu masuk utama bangunan dibuat suatu struktur green wall dengan jenis living wall. Elemen green wall ini dimaksudkan sebagai elemen estetika untuk menyambut pengunjung yang datang. Jenis living wall memungkinkan penggunaan vegetasi yang lebih beragam sehingga rancangan lebih menarik. Elemen ini dapat mencirikan ruang sebagai ruang penerimaan dengan memberikan penekanan akses masuk ke dalam bangunan. Elemen tanaman dari green wall mampu memberikan kontras kepada dinding bangunan yang terbuat dari kaca. Tanaman juga melembutkan bangunan dari kesan kaku. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 27. Aktivitas pengguna sangat berdekatan dengan elemen green wall pada bagian pintu masuk ini. Desain dari pola tanaman dibuat lebih detail dengan ukuran pola yang lebih kecil dan penggunaan jenis tanaman yang lebih banyak. Pola diagonal yang digunakan mengikuti tarikan garis dari pola dinding bangunan.
Pengguna dapat turun di drop area kemudian memarkir kendaraannya di tempat parkir yang letaknya di selatan bangunan. Kemudian pengguna berjalan melalui pedestrian path yang ada di sebelah barat bangunan untuk menuju pintu masuk utama. Pada bagian C dan D ini pengguna diarahkan untuk menuju pintu utama bangunan dengan elemen green wall berjenis green facade. Bougainvillea spectabilis yang memiliki warna ungu dalam planter box diletakkan pada dinding. Peletakan dilakukan secara berderet membentuk garis lurus. Menurut Van Dyke (1982) penanaman yang berulang dapat menciptakan suatu kesatuan (unity).
Green wall tersebut mengarahkan pandangan pengguna yang juga akan mengarahkan pergerakan pengguna menuju pintu utama. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 28.
tersebut. Ilustrasi suasana dapat dilihat pada Gambar 28. Aktivitas pengguna sangat dekat dengan elemen green wall ini sehingga pola dari tanaman dibuat lebih detail dengan permainan warna dan tekstur tanaman. Pola yang organik berupa garis lengkung digunakan dalam penataan tanaman. Pola ini menyesuaikan dengan logo Sentul City yang berupa garis lengkung. Pola ini lebih memberikan kesan dinamis pada tapak. Hal ini sesuai dengan aktivitas social gathering yang dilakukan pada plaza.
Rancangan Detail Konstruksi
Pemilihan bahan atau material juga merupakan hal penting dalam kegiatan perancangan lanskap (Laurie, 1984). Perbedaan jenis bahan yang digunakan dapat mengkomunikasikan kegunaan-kegunaan tertentu. Begitu pula dengan merancang objek, ruang dan materi harus didesain seefektif mungkin dalam fungsinya (Simonds, 1983).
Pada perancangan green wall ini dihasilkan green wall dengan jenis living wall dan green facade. Struktur green wall yang dibuat berdasarkan rancangan yang diinginkan. Struktur konstruksi green wall terdiri dari struktur penyangga, dan struktur sistem irigasi. Struktur tersebut dibuat dengan melihat kondisi konstruksi bangunan.
Untuk bagian dinding sebelah timur bangunan (bagian A) green facade
yang digunakan menggunakan bantuan struktur penyangga. Struktur tersebut terbuat dari besi baja (biasa disebut besi IWF) sebagai rangkanya. Struktur penyangga diperlukan karena pada bagian dinding ini memiliki tinggi 24 m sehingga sulit dalam melakukan pemasangan green wall. Selain itu, untuk mengarahkan pertumbuhan tanaman merambat membutuhkan perlakuan (train) sehingga struktur ini diperlukan untuk memudahkan perawatan. Struktur penyangga menyerupai bangunan bertingkat. Setiap level berjarak 3 m yang dihubungkan dengan tangga. Pintu masuk dibuat pada bagian selatan struktur. Tanaman dirambatkan pada struktur menyerupai tralis yang terbuat dari wire mesh. Perambatan tanaman diatur agar tidak menutupi kaca bangunan dengan rangka besi. Berat dari planter box dan tanaman didistribusikan melalui struktur penyangga sehingga struktur bangunan tidak terganggu oleh green wall. Detail dari konstruksi green facade inidapat dilihat pada Gambar31.
Tabel 9. Spesifikasi Unit Modul VGM Spesifikasi Unit Modul Green Wall
Material Recycled PP( polypropylene) Dimensi 500 (P) x 250 (L) x 560 (T) mm Volume 0.07 m3
Berat kosong ~6.0 kg Berat isi ~20.0 kg
Sumber : Elmich Green Wall Spesification
Prinsip dari green wall dengan modul VGM ini adalah mengubah penanaman dari bidang horizontal ke bidang vertikal. Bagian depan panel memiliki grid yang memun