IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah penelitian merupakan suatu bentuk usaha persiapan sebelum melakukan penelitian yang sifatnya sistematis meliputi perencanaan, prosedur dan teknis pelaksanaan dilapangan. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar penelitian berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Adapun langkah-langkah penelitian yang peneliti lakukan secara garis depan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pengajuan Judul
2. Penelitian Pendahuluan
Setalah mendapatkan surat izin penelitian pendahuluan dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Nomor 5527/UN26/3/PL/2014 tanggal 7 Oktober 2014 peneliti melakukan penelitian pendahuluan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung. Tujuan dari penelitian pendahuluan ini untuk mendapatkan gambaran umum tentang hal-hal yang akan diteliti dalam rangka menyusun proposal penelitian yang ditunjang dengan beberapa literatur arahan dari tim dosen pembimbing.
Berdasarkan data yang didapat, maka dibuatlah proposal penelitian untuk diseminarkan. Proposal penelitian disetujui oleh Pembimbing II pada tanggal 4 November 2014 dan disetujui oleh Pembimbing I pada tanggal 12 November 2014 serta disahkan oleh Ketua Program Studi PPKn. Langkah selanjutnya adalah mendaftar seminar proposal dan seminar proposal tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 November 2014. Seminar proposal tersebut diadakan dengan tujuan memperoleh masukan, saran, dan kritik dari berbagai pihak untuk kesesuaian sistematika dan prosedur ilmiah dalam pembuatan dan penyelesaian skripsi ini.
3. Pengajuan Rencana Penelitian
seminar proposal dilaksanakan, peneliti melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan saran dan masukan dari tim dosen pembahas. Setelah perbaikan proposal selesai, peneliti melakukan pengesahan komisi pembimbing dari pembimbing I dan pembimbing II, Ketua Program Studi PPKn, Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Dekan FKIP Unila. Setelah dilakuakan seminar proposal, maka langkah selanjutnya persiapan penelitian di lapangan.
4. Pelaksanaan Penelitian a. Persiapan Administrasi
Tahap ini peneliti melakukan berbagai persiapan. Berdasarkan surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dengan Nomor 37/UN26/3/PL/2015 tanggal 5 Januari 2015 yang ditujukan kepada Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung dan persiapan kelengkapan penelitian instrumen penelitian yang telah diuji coba, maka peneliti merencanakan tanggal dan hari untuk disepakati dengan responden untuk selanjutnya mengadakan penelitian.
b. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Adapun langkah-langkah dalam pembuatan angket ini adalah sebagai berikut:
1) Membuat kisi-kisi angket mengenai studi tentang tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
2) Mengkonsultasikan angket kepada Pembimbing I dan Pembimbing II.
3) Setelah angket tersebut disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II. Peneliti mengadakan uji coba angket kepada sepuluh orang sebagai responden di luar sampel yang sebenarnya.
5. Pelaksanaan Uji Coba Angket a. Analisis Validitas Angket
Untuk uji coba validitas angket tidak diadakan uji coba, namun peneliti melakukan kontrol langsung terhadap indikator-indikator yang ada dalam penelitian ini dengan jalan berkonsultasi pada dosen pembimbing.
b. Analisis Uji Reliabilitas Angket
ini, maka peneliti mengadakan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden dengan teknik belah dua, yaitu item ganjil dan genap.
Adapun langkah-langkah yang akan peneliti lakukan dalam upaya untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengadakan uji coba angket kepada 10 orang diluar responden yang sebenarnya.
2. Hasil uji coba angket tersebut dikelompokan kedalam item ganjl dan item ganjil.
Berikut adalah hasil ujicoba angket yang telah dilakukan:
Tabel 4.1 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel untuk Item Ganjil (X)
No Nomor Item Ganjil Skor
Dari data tabel 4.1 diketahui diketahui X=¿
tabel kerja hasil ujicoba angket antara item ganjil (X) dengan item genap (Y) untuk mengetahui besar reliabilitas kevalidan instrumen penelitian.
Tabel 4.2 Hasil Ujicoba Angket Kepada Sepuluh Orang Responden diluar Sampel untuk Item Genap (Y)
No Nomor Item Genap Skor
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
1. 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 26
2. 1 2 3 3 1 3 3 1 2 2 21
3. 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28
4. 3 3 3 2 2 2 3 1 2 2 23
5. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
6. 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 26
7. 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29
8. 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 28
9. 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 24
10. 2 2 3 3 2 2 3 2 1 2 22
Jumlah 256
Sumber: Analisis Data Ujicoba Anket
Dari data tabel 4.2 diketahui Y=¿
Tabel 4.3 Distribusi antara Item Ganjil (X) dengan Item Genap (Y) mengenai Studi Tentang Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 bandar lampung tahun
Sumber: Data Analisis Data Ujicoba Anket
Data tabel tersebut merupakan hasil dari penggabungan hasil skor ujicoba angket kepada 10 orang diluar responden dengan indikator item ganjil (X) dengan genap (Y). Hasil keseluruhan dari tabel kerja ujicoba angket antara item ganjil (X) dengan genap (Y) akan dikorelasikan menggunakan rumus Product Moment untuk mengetahui besarnya koefisien korelasi instrumen penelitian.
x
rxy=
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien reliabilitasnya digunakan rumus Sperman Brown, sebagai berikut:
Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui r
xy = 0,78. Selanjutnya
dikonsultasikan indeks reliabilitas yaitu reliabilitas 0,50-0,89 temasuk dalam kategori sedang berarti angket yang digunakan dalam penelitian ini memiliki reliabilitas sedang. Dengan demikian angket mengenai Studi Tentang Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat digunakan dalam penelitian ini atau memenuhi syarat.
B. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMA Negeri 5 Bandar Lampung
SMA Negeri 5 Bandar Lampung didirikan pada tahun 1983 dan diresmikan secara simbolik oleh DEPDIKNAS melalui surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0473/0/1983 yang ditetapkan pada tanggal 9 November 1983 di Jakarta. SMA Negeri 5 Bandar Lampung pertamakali dipimpin oleh Bapak Drs. Syamsudin Khaddam sebagai kepala sekolah sejak pertama berdiri.
Secara silih berganti, sejak tahun 1983 sampai dengan sekarang SMA Negeri 5 Bandar Lampung dipimpin oleh:
1. Drs. Syamsudin Khaddam sejak berdiri tahun 1983 s.d 1987 2. Drs. H. Jamhari Rahadi tahun 1987 s.d 1992
5. Dra. Hj. Masmunah tahun 2002 s.d 2006 6. Imam Santoso, S.Pd. tahun 2006 s.d 2010 7. Drs. Sugiarto tahun 2010 s.d 2013
8. Drs. Hi. Ahyauddin, M.Pd. sejak tanggal 25 maret 2013 sampai dengan sekarang.
2. Situasi dan Kondisi SMA Negeri 5 Bandar Lampung
SMA Negeri 5 Bandar Lampung yang terletak setelah hutan kota Bandar Lampung di Jl. Soekarno-Hatta (Bypass), Kecamatan Sukarame Bandar Lampung. Letak SMA Negeri 5 Bandar Lampung cukup strategis karena berada dijalur utama lintas Sumatera dan tidak persis berada dipinggir jalur utama tersebut, melainkan berada setelah hutan kota Bandar Lampung. Hal ini membawa dampak positif yakni kebisingan dan keramaian yang menjadi kendala utama untuk berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar dapat diatasi, dengan demikian terciptalah situasi belajar mengajar yang kondusif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
3. Visi dan Misi SMA Negeri 5 Bandar Lampung 1. Visi
Terwujudnya warga sekolah yang “Bertaqwa, Berprestasi, dan Berkepribadian”.
2. Misi
2. Memperluas area hotspot yang terjangkau pada setiap sudut sekolah. 3. Meningkatkan layanan bimbingan pendidikan secara prima.
4. Meningkatkan prestasi akademik, seni, budaya, olahraga, dan
7. Meningkatkan partisipasi sumber daya manusia dengan lingkungan.
4. Sarana dan Prasarana SMA Negeri 5 Bandar Lampung
SMA Negeri 5 Bandar Lampung telah berusaha memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan demi tercapainya daya serap kurikulum dan kelancaran proses belajar mengajar dalam upaya meningkatkan mutu ketercapaian siswa didik. Fasilitas yang tersedia dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:
Tabel 4.4 Sarana dan Prasarana Pendidikan SMA Negeri 5 Bandar Lampung
1. Ruang Belajar 28 1.550 Baik, memadai
2. Lab. IPA (Fisika, Kimia, Biologi) 3 243 Baik, memadai
3. Lab. Komputer 1 81 Baik, memadai
4. Lab. Multi Media 1 60 Baik, memadai
5. Lab. Bahasa 1 81 Baik, memadai
6. Perpustakaan 1 96 Baik, memadai
7. Ruang Tata Usaha 1 66 Baik, memadai
8. Ruang Kepala Sekolah 1 48 Baik, memadai
10. Ruang Guru 1 112 Baik, memadai
11. Ruang MGMP Sekolah 1 118 Baik, memadai
12. Ruang BK 1 52 Baik, memadai
13. Ruang Tamu 1 25 Baik, memadai
14. Mushola 1 160 Baik, memadai
15. Ruang UKS 1 30 Baik, memadai
16. Ruang OSIS 1 18 Baik, memadai
17. Ruang Ganti Pakain Olahraga 1 16 Baik, memadai 18. Ruang Studio Radio G.5 1 32 Baik, memadai
19. Ruang Alat Musik 1 32 Kurang, memadai
20. Ruang Kantin 5 174 Baik, memadai
21. Ruang Koperasi 1 24 Cukup, memadai
22. WC Guru 1 14 Baik, memadai
23. WC TU 1 16 Baik, memadai
24. WC Siswa 2 36 Baik, memadai
25. Dapur 1 12 Baik, memadai
26. Gudang 1 36 Baik, memadai
27. Ruang Pengetikan 1 6 Baik, memadai
28 Ruang Satpam 1 12 Baik, memadai
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 5 Bandar Lampung
5. Keadaan Guru dan Karyawan
Jumlah guru di SMA Negeri 5 Bandar Lampung adalah 77 orang, kemudian jumlah seluruh karyawan sebanyak 19 orang yag terdiri dari 9 orang staf Tata Usaha, 2 orang petugas Laboran, 2 orang petugas Perpustakaan, 2 orang Satpam, 3 orang petugas kebersihan, 1 orang petugas UKS. Total keseluruhan jumlah guru dan karyawan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung yaitu berjumlah 96 orang.
C. Analisis Data
1. Pengumpulan Data
digunakan adalah angket, maka peneliti mencari beberapa narasumber untuk menjadi responden sesuai dengan jumlah sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X dan XI di SMA Negeri 5 Bandar Lampung sebanyak 66 responden, yang terdiri dari 29 peserta didik bina lingkungan dan 37 peserta didik non bina lingkungan. Dari jumlah tersebut, kemudian dibagikan angket untuk memperoleh data mengenai Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan Di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
2. Penyajian Data
Setelah dilakukan pengumpulan data dengan angket, kemudian dibuat distribusi skor hasil angket mengenai Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan Di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2014/2015. Angket yang digunakan dalam penenlitian ini adalah angket tertutup yaitu dengan sistem pilihan ganda sehingga responden tinggal memilih jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.
a. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
I=NT−NR
K
I=60−46
3
I=4, 67 (dibulatkan menjadi 5)
Berdasarkan skor yang diperoleh dapat digolongkan menurut intervalnya adalah sebagai berikut:
a. Skor 56-60 termasuk kategori tinggi, sebanyak 10 responden b. Skor 51-55 termasuk kategori sedang, sebanyak 6 responden c. Skor 46-50 termasuk kategori rendah, sebanyak 13 responden
Selanjutnya dikelompokan menggunakan rumus persentase, dengan hasil sebagai berikut:
P=F
N X100 P=10
29X100=34 P= 6
29X100=21
P=13
29X100=45
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dari perhitungan presentase tentang tingkat kepatuhan peserta didik jalur bina lingkungan, sebagai berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
o
1 Tinggi 56 – 60 10 34%
2 Sedang 51 – 55 6 21%
3 Rendah 46 – 50 13 45%
Jumlah 29 100%
Sumber: Analisis Data Skor Angket Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.5 didapat 34%
responden berkategori tinggi. Hal ini berarti responden telah memiliki
tingkat kepatuhan yang sangat baik, mampu mengikuti dan mentaati
peraturan sekolah dengan sangat baik.
Selanjutnya sebanyak 21% responden berkategori sedang. Berdasarkan
kategori tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat
kepatuhan yang cukup baik dalam mengikuti serta mentaati peraturan
tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat kepatuhan
yang kurang dalam mengikuti dan mentaati peraturan sekolah.
Berikut distribusi skor angket tentang tingkat kepatuhan peserta didik
yang diterima melalui jalur bina lingkungan, yaitu:
Tabel 4.6 Distribusi Skor Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
No Res
.
Skor Kategori
1. 57 Tinggi
2. 48 Rendah
3. 49 Rendah
4. 57 Tinggi
5. 55 Sedang
6. 47 Rendah
7. 59 Tinggi
8. 51 Sedang
10. 49 Rendah
11. 50 Rendah
12. 48 Rendah
13. 57 Tinggi
14. 54 Sedang
15. 47 Rendah
16. 56 Tinggi
17. 59 Tinggi
18. 46 Rendah
19. 53 Sedang
20. 60 Tinggi
21. 49 Rendah
22. 56 Tinggi
23. 57 Tinggi
24. 50 Rendah
25. 49 Rendah
26. 50 Rendah
27. 55 Sedang
28. 54 Sedang
29. 46 Rendah
Selanjutnya rekapitulasi data berdasarkan hasil sebaran angket tentang
tingkat kepatuhan peserta didik jalur bina lingkungan, yaitu:
Tabel 4.7 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
No Skor (Xi) Frekuensi (Fi) Fi.Xi
1. 60 1 60
2. 59 2 118
3. 57 5 285
4. 56 2 112
5. 55 2 110
6. 54 2 108
7. 53 1 53
8. 51 1 51
9. 50 3 150
10. 49 4 196
11. 48 2 96
12. 47 2 94
13. 46 2 92
Jumlah 29 1525
Keterangan:
Xi = Besarnya nilai tes yang didapat
Fi = Jumlah kelas kontrol
Fi.Xi = Perkalian antara besarnya nilai tes dan jumlah kelas kontrol
Berdasarkan data tabel 4.6 diatas, kemudian dicari rata-rata nilai yang
menggunakan rumus sebagai berikut:
´
X=
∑
fi . xi∑
fi´
X=1525
29 =52,59
b. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non Bina Lingkungan (Reguler)
Berdasarkan data sebaran angket yang diperoleh dari 37 responden peserta didik non bina lingkungan dengan 20 item pertanyaan diperoleh nilai tertinggi (NT) 60, nilai terendah (NR) 48, dan dengan 3 kategori. Kemudian dicari panjang intervalnya, untuk mencari panjang interval digunakan rumus sebagai berikut:
I=NT−NR
I=60−48
3 I=4
Berdasarkan skor yang diperoleh dapat digolongkan menurut intervalnya adalah sebagai berikut:
a. Skor 57-60 termasuk kategori tinggi, sebanyak 14 responden b. Skor 52-56 termasuk kategori sedang, sebanyak 17 responden c. Skor 48-51 termasuk kategori rendah, sebanyak 6 responden
Selanjutnya dikelompokan menggunakan rumus persentase, dengan hasil sebagai berikut:
P=F
N X100 P=14
37 X100=38 P=17
37 X100=46
P= 6
37 X100=16
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel distribusi frekuensi dari perhitungan presentase tentang tingkat kepatuhan peserta didik jalur bina lingkungan, sebagai berikut:
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non Bina Lingkungan
N o
Kategori Kelas Interval Frekuensi Persentase
2 Sedang 52 – 56 17 46%
3 Rendah 48 – 51 6 16%
Jumlah 37 100%
Sumber: Analisis Data Skor Angket Penelitian
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.7 didapat 38%
responden berkategori tinggi. Hal ini berarti responden telah memiliki
tingkat kepatuhan yang sangat baik, mampu mengikuti dan mentaati
peraturan sekolah dengan sangat baik.
Selanjutnya sebanyak 46% responden berkategori sedang. Berdasarkan
kategori tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat
kepatuhan yang cukup baik dalam mengikuti serta mentaati peraturan
tersebut dapat dijelaskan bahwa responden memiliki tingkat kepatuhan
yang kurang dalam mengikuti dan mentaati peraturan sekolah.
Berikut distribusi skor angket tentang tingkat kepatuhan peserta didik
yang diterima melalui jalur non bina lingkungan, yaitu:
Tabel 4.9 Distribusi Skor Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
No Res
.
Skor Kategori
1. 54 Sedang
2. 57 Tinggi
3. 58 Tinggi
4. 57 Tinggi
5. 49 Rendah
6. 52 Sedang
7. 48 Rendah
8. 57 Tinggi
9. 57 Tinggi
11. 54 Sedang
12. 55 Sedang
13. 48 Rendah
14. 58 Tinggi
15. 52 Sedang
16. 54 Sedang
17. 50 Rendah
18. 54 Sedang
19. 55 Sedang
20. 54 Sedang
21. 53 Sedang
22. 60 Tinggi
23. 52 Sedang
24. 54 Sedang
25. 60 Tinggi
26. 52 Sedang
27. 59 Tinggi
28. 51 Rendah
29. 54 Sedang
30. 54 Sedang
31. 58 Tinggi
32. 52 Sedang
34. 56 Sedang
35. 57 Tinggi
36. 57 Tinggi
37. 58 Tinggi
Sumber: Data Skor Angket Penelitian
Berikut rekapitulasi data berdasarkan hasil sebaran angket tentang tingkat
kepatuhan peserta didik jalur bina lingkungan, yaitu:
Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Hasil Angket Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non Bina Lingkungan
No Skor (Xi) Frekuensi (Fi) Fi.Xi
1. 60 2 120
2. 59 2 118
3. 58 4 232
4. 57 6 342
5. 56 1 56
6. 55 2 110
7. 54 8 432
8. 53 1 53
9. 52 5 260
10. 51 2 102
12. 49 1 49
13. 48 2 96
Jumlah 2020
Sumber: Data Skor Angket Penelitian
Keterangan:
Xi = Besarnya nilai tes yang didapat
Fi = Jumlah kelas kontrol
Fi.Xi = Perkalian antara besarnya nilai tes dan jumlah kelas kontrol
Berdasarkan data tabel 4.6 diatas, kemudian dicari rata-rata nilai yang
menggunakan rumus sebagai berikut:
´
X=
∑
fi . xi∑
fi´
X=2020
37 =54,60 3. Pengujian Data
S=
√
1Kemudian untuk mencari harga t digunakan rumus sebagai berikut:
Sgab=
Setelah seluruh data yang diperlukan terkumpul, dilanjutkan dengan uji daya pembeda (uji t ) dengan rumus t -test sebagai berikut:
Dengan derajat kebebasan (dk) = n1+n2−2
= 37+29−2 = 64
Hasil t hitung = 133,4 kemudian dikonsultasikan dengan daftar distribusi t pada taraf signifikan 5% (0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 64 maka diperoleh t tabel = 1,67. Dengan t hitung > t tabel yaitu 133,4 > 1,67 sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan.
D. Pembahasan
Setelah penulis melakukan penelitian dan kemudian penulis menganalisis data yang diperoleh, maka penulis akan mencoba menjelaskan keadaan dan kondisi yang sebenarnya sesuai dengan data yang diperoleh tingkat kepatuhan siswa yang diterima melalui jalur bina lingkungan dan non bina lingkungan di SMA Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.
1. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan
a. Indikator Ketaatan
membentuk kedisiplinan dan kepatuhan terutama dalam ketaatan peserta didik, agar tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak 34% responden memiliki ketaatan yang tinggi. Namun, ada juga beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki ketaatan mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 21% responden dengan kategori sedang dan 45% responden berkategori rendah.
Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena peserta didik kurang memiliki kesadaran dan dukungan serta motivasi dari orang tua, sehingga peserta didik hanya bersekolah saja tanpa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik dengan baik.
b. Indikator Kesetiaan
Kesetiaan merupakan salah satu faktor dari kepatuhan dan kedisiplinan. Kesetiaan sama halnya dengan seseorang yang memiliki jiwa ikhlas. Dimana seseorang yang memiliki sifat ikhlas dalam dirinya, maka ia akan menjalankan tugasnya dengan baik. Inilah salah satu faktor kepatuhan yang harus ditumbuhkan pada setiap peserta didik agar memiliki kecintaan lebih pada sekolahnya.
Dalam hal ini, hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak 34% responden memiliki kesetiaan yang tinggi. Meskipun ada juga beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki ketaatan mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 21% responden dengan kategori sedang dan 45% responden berkategori rendah. Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan, sehingga peserta didik terkesan hanya asal-asalan dalam bersekolah dan sering melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah.
belum dapat menghargai peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah, serta belum dapat menjaga lingkungan sekolah agar senantiasa indah, aman, dan nyaman.
c. Indikator Tanggung Jawab
Tanggung jawab juga menjadi hal penting dan tugas peserta didik dalam melaksanakan tugasnya, karena tanggung jawab merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk keptuhan dan kedisiplinan peserta didik. Melihat data hasil sebaran angket menunjukan bahwa terdapat sebanyak 34% responden memiliki tanggung jawab yang tinggi. Akan tetapi ada beberapa peserta didik yang kurang dalam meiliki tanggung jawab mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 21% responden dengan kategori sedang dan 45% responden berkategori rendah.
Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena pergaulan, pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Apalagi peserta didik termasuk anak yang baru menginjak masa remaja. Pada masa ini peserta didik cenderung memiliki emosional yang tidak stabil dan berfikir bahwa yang dilakukannya selalu benar, apalagi jika lingkungan tempat tinggalnya sangat rendah akan kesadaran pendidikan.
yang baik dibutuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi dari peserta didik secara keseluruhan. Berdasarkan data masih terdapat 45% berkategori rendah hal ini berarti peserta didik masih belum dapat menunjukkan adanya keseimbangan antara tindakan yang dilaksanakan dengan ucapan. Belum dapat menunjukkan sikap berani bertanggung jawab atau konsekuensi dari apa yang telah dilakukan, serta belum sepenuhnya mengetahui kewajiban dan dapat menempatkannya disekolah sebagai siswa dan dirumah sebagai anak.
2. Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Non Bina Lingkungan (Reguler)
a. Indikator Ketaatan
Berdasarkan hasil data presentase diketahui bahwa terdapat sebanyak 38% responden memiliki ketaatan yang tinggi. Namun, ada juga beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki ketaatan mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 46% responden dengan kategori sedang dan 16% responden berkategori rendah. Peserta didik yang memiliki kategori rendah ini sebagian besar disebabkan karena peserta didik kurang memiliki kesadaran dan dukungan serta motivasi dari orang tua, sehingga peserta didik hanya bersekolah saja tanpa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik dengan sungguh-sungguh.
sudah memiliki ketaantan yang cukup baik, karena didalam kepatuhan yang baik dibutuhkan ketaatan yang tinggi dari peserta didik secara keseluruhan. Kemudian terdapat 16% berkategori rendah hal ini berarti secara keseluruhan peserta didik sudah dapat bersungguh-sungguh dalam menjalankan peraturan disertai dengan tanggung jawab. Selanjutnya pengetahuan peserta didik telah cukup baik dalam melihat arti pentingnya disiplin di sekolah, dan perilaku peserta didik yang menunjukkan tindakan disiplin pada waktu proses belajar telah sesuai dengan harapan dan sudah baik.
b. Indikator Kesetiaan
Berdasarkan hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak 38% responden memiliki kesetiaan yang tinggi, 46% responden dengan kategori sedang dan 16% responden berkategori rendah. Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan, sehingga peserta didik terkesan hanya asal-asalan dalam bersekolah dan sering melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah.
sikap jika berada di sekolah atau dirumah. Selanjutnya sudah dapat menghargai peraturan dan tata tertib yang ada di sekolah, serta dapat menjaga lingkungan sekolah agar senantiasa indah, aman, dan nyaman.
c. Indikator Tanggung Jawab
Hasil pengolahan data diketahui bahwa terdapat sebanyak 38% responden memiliki tanggung jawab yang tinggi. Meskipun ada beberapa peserta didik yang kurang dalam memiliki tanggung jawab mengenai tingkat kepatuhan, yaitu sebanyak 46% responden dengan kategori sedang dan 16% responden berkategori rendah. Peserta didik yang berkategori rendah sebagian besar disebabkan karena pergaulan, pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik.
3. Pembeda Antara Tingkat Kepatuhan Peserta Didik yang Diterima Melalui Jalur Bina Lingkungan dan Non Bina Lingkungan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dijelaskan bahwa presentase dalam kategori tinggi, tingkat kepatuhan peserta didik yang diterima melalui jalur bina lingkungan lebih rendah dibandingkan dengan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina lingkungan yaitu 34% untuk peserta didik jalur bina lingkungan dan 38% untuk peserta didik non bina lingkungan. Disamping itu untuk kategori sedang yaitu 21% untuk peserta didik jalur bina lingkungan dan 46% bagi peserta didik non bina lingkungan. Sedangkan untuk kategori kurang, justru pesera didik jalur bina lingkungan memiliki presentase yang lebih tinggi dibandingkan peserta didik jalur non bina lingkungan yaitu yaitu 45% untuk peserta didik jalur bina lingkungan dan 16% untuk peserta didik non bina lingkungan.
peserta didik hanya bersekolah saja tanpa memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik dengan baik.
Disamping itu kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan masih rendah, sehingga peserta didik terkesan hanya asal-asalan dalam bersekolah dan sering melakukan pelanggaran tata tertib di sekolah. Dilain pihak pergaulan dilingkungan sekitar juga sangat berpengaruh terhadap peserta didik. Apalagi peserta didik termasuk anak yang baru menginjak masa remaja. Pada masa ini peserta didik cenderung memiliki emosional yang tidak stabil dan berfikir bahwa yang dilakukannya selalu benar, apalagi jika lingkungan tempat tinggalnya sangat rendah akan kesadaran pendidikan.
Sedangkan peserta didik yang diterima melalui jalur non bina lingkungan tingkat kepatuhannya cenderung lebih baik, hal ini disebabkan karena peserta didik mendapat dorongan serta dukungan yang kuat dari orang tua sehingga peserta didik memiliki rasa tanggung jawab untuk melaksanakan tugasnya sebagai peserta didik dengan baik, disamping itu kesadaran peserta didik akan pentingnya pendidikan juga tinggi.