• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS I"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN

14 PADANG ARO PADA TOPIK BENDA-BENDA DAN

BANGUN DATAR SIMETRIS DENGAN PENGGUNAAN ALAT

PERAGA GAMBAR DUA DIMENSI DAN METODE YANG

BERVARIASI

NAMA

: SYAFRIYON

NIM

: 821537188

(2)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SDN 14 PADANG ARO PADA TOPIK BENDA-BENDA DAN BANGUN DATAR SIMETRIS DENGAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA GAMBAR DUA

DIMENSI DAN METODE YANG BERVARIASI

Syafriyon

Mahasiswa Universitas Terbuka UPBJJ-14 Padang Kecamatan Sangir

Kabupaten Solok Selatan Propinsi Sumatera Barat

ABSTRAK

Matematika adalah pelajaran yang sulit dan disegani oleh siswa. Pada mata pelajaran Matematika kelas IVA SDN 14 Padang Aro, dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris dari 22 siswa, hanya 7 siswa yang mendapat nilai diatas KKM 65 selebihnya dibawah KKM. Dengan melihat hasil yang diperoleh tersebut, peneliti melaksanakan PTK dalam pembelajaran. Dimana peneliti menggunakan alat peraga gambar dua dimensi dan metode bervariasi bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro pada mata pelajaran Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris. PTK ini dilaksanakan tiga tahapan siklus yakni; prasiklus, siklus 1 dan siklus 2. Berdasarkan data dari siklus ke siklus ternyata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dan pada siklus 2 ternyata dari 22 siswa 17 siswa mendapat nilai diatas KKM dan 5 siswa lainnya di bawah KKM. Ini berarti 77% ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro melebihi target ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan sebesar 75%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dan metode bervariasi pada mata pelajaran Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan.

Kata kunci : hasil belajar, dua dimensi, metode bervariasi.

(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagian besar orang beranggapan bahwa Matematika adalah pelajaran yang sulit dan disegani oleh siswa. Banyak siswa yang memiliki nilai Matematika yang rendah dibandingkan dengan pelajaran lain, ini disebabkan oleh rendahnya motivasi belajar siswa.

Karena adanya kendala tersebut dalam mengerjakan Matematika pada umumnya memerlukan waktu yang cukup lama dan sering kekurangan waktu. Agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, strategi yang dipilih guru dalam belajar mengajar hendaknya mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam belajar.

Menurut De Cecco dan Grawford (1974) ada 4 peranan guru untuk meningkatkan motivasi siswa:

1. Membangkitkan semangat siswa 2. Memberikan harapan yang realitas

3. Memberikan insentif berupa penghargaan, pujian, hadiah atau kata-kata manis

4. Memberi penghargaan

Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak orang dewasa (guru) kepada peserta didik, melainkan upaya menciptakan kondisi yang kondusif bagi perkembangan anak. Ini berarti bahwa didalam proses pembelajaran anak aktif mengembangkan diri dan guru aktif membantu menciptakan kemudahan (Facilitating) untuk perkembangan yang optimal. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, disamping harus menguasai materi atau bahan yang akan diajarkan, guru juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam memilih metode yang tepat dan media yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

(4)

peserta didik, hanya 7 orang siswa yang mencapai tingkat penguasaan materi sama atau diatas KKM 65 dan 15 peserta didik lainnya dibawah KKM. Seperti terlihat dari nilai hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro pada mata pelajaran Matematika dengan topik benda-benda dan bangun datar simetris dibawah ini:

Hasil Belajar Matematika tentang Benda-Benda dan Bangun Datar Simetris Kelas IVA SDN 14 Padang Aro

Tahun Pelajaran 2013/2014

1 Adam Hidayatullah 65 50 2 Adip Sapri Hamdani 65 40 3 Ardian Suracman 65 70

4 Ardianti 65 40

5 Dayangku Juaza Fatya 65 60

6 Dian Lopez . F 65 40

7 Elin Melinda Putri 65 60

8 Fadli 65 40

9 Fauzi Habibullah 65 70

10 Fikran Ainbrant .R 65 60

11 Gilang 65 40

12 Huryah Husna 65 60

13 Irham 65 70

14 Jordi Agustian 65 60

15 Mayang Eka Putri 65 50 16 Mey Eliza Yolandari 65 70

17 Mita Desrianti 65 60

18 Nia Umiza 65 50

19 Piya 65 70

20 Riski 65 60

21 Sonia Gusiara 65 70 22 Thalita Tsalsabilla 65 70

Jumlah 1260 7 15

Rata – rata 57,27

(5)

Nilai terendah 40

Ketuntasan 32% 68%

Melihat hasil belajar siswa yang diperoleh, dengan melakukan refleksi, maka penulis dapat menganalisis masalah yang terjadi dalam pembelajaran seperti :

1. Penggunaan metode pembelajaran tidak diiringi dengan metode yang lain

2. Tidak menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran 3. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran

4. Siswa tidak diberikan kesempatan untuk bertanya.

Berdasarkan identifikasi masalah yang di atas, penulis merasa perlu mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan merancang perbaikan pada rencana pembelajaran maupun pada proses pelaksanaan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:

“Apakah dengan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dan metode yang bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro?”

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan penulis secara umum bertujuan untuk meningkatkan penguasaan materi oleh peserta didik, sehingga dengan adanya penelitian tindakan kelas (PTK) dapat memperbaiki kinerja guru. Menurut Wingkel : 1991 pendidik harus memahami proses pembelajaran dan pendidik harus mampu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran serta melakukan evaluasi proses pembelajaran yang telah diselenggarakan demi terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dengan melibatkan motivasi belajar secara maksimal.

(6)

1. Untuk mengetahui apakah dengan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dan metode bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro pada mata pelajaran Matematika tentang benda-benda dan bangun datar simetris

2. Mendeskripsikan bentuk rencana pembelajaran tentang benda-benda dan bangun datar simetris dengan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dan metode bervariasi pada mata pelajaran Matematika di kelas IVA SDN 14 Padang Aro.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian perbaikan pembelajaran ini antara lain :

1. Bagi siswa

Untuk meningkatkan minat belajar siswa dengan senang dan tidak menganggap pelajaran Matematika palajaran yang sulit sehingga dapat memperoleh nilai yang baik.

2. Bagi guru

Untuk meningkatkan kinerja guru dalam proses belajar mengajar 3. Bagi sekolah

(7)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Siswa SD

Masa usia Sekolah Dasar disebut juga masa intelektual, atau masa keserasian bersekolah pada umur 6-7 tahun anak dianggap sudah matang untuk memasuki sekolah. Masa usia Sekolah Dasar terbagi dua, yaitu : 1. Masa kelas rendah

2. Masa kelas tinggi

Ciri-ciri pada masa kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) adalah:

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.

2. Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional. 3. Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.

4. Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.

(8)

6. Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

Ciri-ciri pada masa kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) : 1. Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret. 2. Amat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.

3. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.

4. Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya.

5. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.

6. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.

7. Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

B. Metode Pembelajaran Bervariasi

Dalam memberikan materi pelajaran terkadang kita selaku guru terkendala dengan hasil akhir yang berupa angka-angka. Padahal kita ketahui bahwa hasil akhir bukan hanya sekedar angka-angka tersebut.

Maka karena tuntutan keberhasilan pengajaran itu dinilai dari hasil berupa nilai yang berbentuk angka, maka sebagai pendidik, dituntut kreatifitas yang tinggi untuk menggunakan beberapa metode pengajaran agar materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa dapat diterima, tentunya metode tersebut harus dapat diterima siswa dengan cara yang menyenangkan dan tidak monoton dan membosankan dalam waktu yang lama.

(9)

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

Menurut J.J. Hasibuan dan Moedjiono” menggunakan variasi dapat diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan pada siswa”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pengajaran bervariasi adalah menggunakan beberapa cara atau beberapa metode dalam praktek pembelajaran yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan pada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran terdapat bermacam-macam metode yang harus dikuasai guru diantaranya: metode proyek, eksperimen, tugas dan resitasi, diskusi, sosiodrama, demonstrasi, problem solving, karyawisata, tanya jawab, latihan, ceramah dan Iain-lain, yang dijelaskan Syaiful, (2006: 83-98) dibawah ini:

a. Metode proyek

Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertolak dari suatu masalah, kemudian dibahas diberbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.

b. Metode eksperimen

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Proses pembelajaran dengan metode percobaan ini siswa diberikan kesempatan untuk mengalami sendiri dan melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik suatu kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Siswa dituntut untuk mengaiami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba, mencari sesuatu hukum atau dalil, dan menarik suatu kesimpulan atas proses yang dialami.

(10)

Metode tugas resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan yang mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Masalahnya tugas dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di perpustakaan, di bengkel, di rumah siswa, atau dimana saja asal tugas dapat dikerjakan.

d. Metode Diskusi

Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa peryataan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

e. Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama dan Roly playing dapat dikatakan sama artinya, dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosiodrama pada dasarnya mendramatisan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah: a) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab. c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. d) Merangsang kelas untuk berfikir memecahkan masalah.

f. Metode Demontrasi

Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan merasakan atau mempertunjukkan pada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya atau pun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Melalui metode demontrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

(11)

Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke sesuatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan dan perkebunan, museum, dan sebagainya.

h. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.

i. Metode Latihan

Metode latihan yang disebut juga Metode Training, merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini dapat juga digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan keterampilan.

j. Metode Ceramah

Metode Ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dahulu metode ini dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan guru dan pada anak didik, tetapi metode ini tetap tidak bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pembelajaran. Apalagi dalam pendidikan dan pengajaran tradisional, seperti dipedesaan, yang kekurangan fasilitas.

k. Metode problem solving

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan

(12)

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Kata media menurut Hinich, dkk (dalam udin, 2001 : 5.3) “kata media berasal dari bahasa latin “medium” yang secara arafiah berarti “perantara’’. Menurut briggs (dalam mulyani 1999 : 176) “media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar”.

Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran. Posisi media pembelajaran sebagai komponen komunikasi. Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Berdasarkan uraian di atas, alat peraga merupakan media pembelajaran yang berfungsi sebagai pembawa pesan dari guru kepada siswa.

Alat peraga dalam proses belajar mengajar itu dibedakan menjadi alat peraga dua dan tiga dimensi dan alat peraga yang diproyeksi. Alat paraga dua dimensi artinya alat yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan alat peraga tiga dimensi di samping mempunyai ukuran panjang dan lebar juga mempunyai ukuran tinggi.

Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan (reserver), dimana pesan dituangkan melalui lambang atau simbol komunikasi visual. Jenis media grafis terdiri atas; a) gambar diam, b) bagan, c) diagram, d) grafik, e) poster, f) kartun, g ) peta dan globe, h) papan flanel, i) papan buletin, j) papan tulis, k) buku pelajaran,

Dari semua media grafis, gambar diam merupakan jenis yang paling banyak digunakan mudah dikenali dan dimengerti secara langsung tanpa memerlukan interpretasi.

(13)

dapat diperbesar atau diperkecil agar dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran tertentu.

Gambar- gambar dapat dikumpulkan dari berbagai sumber seperti kalender, majalah surat kabar, pamflet dari biro perjalanan, dan sebagainya. Gambar-gambar harus dikumpulkan dalam map menurut kategori tertentu agar mudah dicari kembali jika diperlukan.

Gambar sangat penting digunakan dalam usaha memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan gambar peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-hal yang belum pernah dilihatnya yang berkaitan dengan pelajaran.

Gambar dapat membantu guru dalam mencapai tujuan intruksional, karena gambar termasuk media yang mudah dan murah serta besar artinya untuk mempertinggi nilai pengajaran. Karena gambar, pengalaman dan pengertian peserta didik menjadi lebih luas, lebih jelas dan tidak mudah dilupakan, serta lebih konkret dalam ingatan dan asosisi peserta didik.

Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar Dua Dimensi

Pemanfaatan gambar dalam proses pembelajaran sangat membantu pengajar dalam beberapa hal seperti yang dikemukakan oleh Hackbarth (1996) berikut.

a. Menarik perhatian, pada umumnya semua orang senang melihat

foto/gambar.

b. Menyediakan gambar nyata suatu objek yang karena suatu hal tidak

mudah untuk diamati. c. Unik

d. Memperjelas hal-hal yang abstrak

e. Mampu mengilustrasikan suatu proses

Beberapa kelebihan media gambar/ foto;

a. Sifatnya konkret; gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok

masalah dibandingkan media verbal semata.

b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua

benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut.

c. Media gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.

(14)

telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

d. Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan

untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman

Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar/foto mempunyai beberapa kelemahan yaitu;

a. Gambar/foto hanya menekankan persepsi indera mata.

b. Gambar/foto benda terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan

pembelajaran

c. Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.

D. Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana (2009:3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotorik.

Hasil belajar menurut Udin S. Winataputra (2007:1.10), merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai siswa dimana setiap kegiatan belajar dapat menimbulkan suatu perubahan yang khas. Dalam hal ini belajar meliputi keterampilan proses, keaktifan, motivasi, juga prestasi belajar. Prestasi adalah kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan.

E. Matematika

(15)

cabang-cabang itu semakin bercampur. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Matematika itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran yang terbagi menjadi 4 wawasan yang luas yaitu aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.

Johnson dan Rising (1972) berpendapat bahwa Matematika adalah pola berfikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis, Matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide dari pada mengenai bunyi.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

Subjek penelitian yaitu seluruh siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro Kecamatan Sangir Kabupaten Solok Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014, yang berjumlah 22 siswa yang terdiri dari 11 siswa putra dan 11 siswa putri. Dan tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di SDN 14 Padang Aro.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2013/2014, terhitung dari waktu perencanaan sampai penulisan laporan hasil penelitian. Sedangkan pelaksanaan tindakan dimulai 22 April 2014 sampai 30 April 2014. Dilaksanakan di kelas IV dengan rincian sebagai berikut ini:

Tabel 3.A

No. Hari/ Tanggal JamPembelajaran Keterangan 1 Selasa/ 15 April 2014 10.00 WIB s/d 11.10 WIB Prasiklus 2 Selasa/ 22 April 2014 10.00 WIB s/d 11.10 WIB Siklus I 3 Rabu/ 30 April 2014 10.00 WIB s/d 11.10 WIB Siklus II

(16)

dengan supervisor 2 merancang kegiatan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Sebelum melakukan tindakan kelas, diadakan refleksi awal terhadap kegiatan pembelajaran prasiklus dengan cara mengobservasi hasil ulangan harian siswa kelas IV tahun pelajaran 2013/2014, pelajaran Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris. Setelah melakukan refleksi awal terhadap kegiatan pembelajaran prasiklus kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus I dan siklus II setelah terlebih dahulu melakukan refleksi terhadap tiap-tiap siklus. Setiap siklus melalui tahapan-tahapan yaitu: perencanaan, implementasi tindakan, observasi/pengamatan, refleksi. Adapun langkah-langkah dari setiap siklus ini adalah terdiri dari:

1. Prasiklus

Dimulai dengan melakukan refleksi awal terhadap hasil ulangan harian belajar siswa.

2. Siklus I

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah:.

o Mendiskusikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Perbaikan bersama kolaborator (supervisor)

o Membuat instrumen yang digunakan dalam siklus I penelitian tindakan kelas.

o Menyusun alat/media evaluasi pembelajaran.

o Menetapkan indikator ketercapaian dan menyusun instrumen pengumpulan data.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam siklus I ini dengan prosedur yang diterapkan diantaranya:

(17)

o Menyajikan materi pelajaran.

o Memberikan penghargaan kepada siswa yang mampu menjawab petanyaan guru dengan baik.

o Mengambil kesimpulan. c. Observasi

Observasi yang dilakukan pada siklus I ini yaitu:

o Aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siklus I

o Membuat instrumen pengamatan yang terdiri dari: (1) butir-butir soal (2) lembar observasi/pengamatan kinerja guru

d. Refleksi

Pada refleksi ini dilakukan analisis, sintesis dan penilaian terhadap perencanaan, pelaksanaan dan observasi siklus I untuk melihat lebih jauh masalah yang di hadapi terhadap penerapan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada mata pelajaran Matematika dengan materi benda-benda dan bangun datar simetris di kelas IV SD.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah :

o Peneliti bersama kolaborator (supervisor 2) mengadakan diskusi kekurangan dan kendala pada siklus I

o Bersama kolaborator menyusun RPP perbaikan siklus II

o Menyiapkan alat dan bahan yang dipergunakan dalam kegiatan siklus II.

o Menyiapkan tes akhir pembelajaran. b. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan siklus II yaitu :

o Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Perbaikan

o Mengadakan pengamatan dengan lembar observasi yang telah disiapkan.

c. Observasi

(18)

d. Refleksi

Analisis terhadap tindakan yang akan dilakukan dan hasilnya dijadikan sebagai bahan untuk melakukan tindakan berikutnya. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada pelajaran Matematika dengan topik benda-benda dan bangun datar simetris maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya sesuai kebutuhan dan jenis kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

C. Teknik Analisis Data

Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan lembar pengamatan terhadap kinerja guru, dan tes hasil belajar siswa. Untuk masing-masing diuraikan sebagai berikut :

1. Lembar pengamatan terhadap kinerja guru berisi gambaran tentang tindakan yang dilakukan guru yang terdiri dari dua aspek yang diamati yaitu:

a. Penerapan metode bervariasi o Metode ceramah

o Metode tanya jawab o Demonstrasi

o Metode problem solving (pemecahan masalah) o Metode diskusi

b. Penggunaan gambar dan benda nyata sebagai alat peraga gambar dua dimensi

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa hasil belajar siswa.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini nantinya akan dianalisis dengan menggunakan data kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif mengacu kepada teknik pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif yang dirancang oleh Sanafiah (dalam Burhan, 2003:70). Tahapan analisis data tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

(19)

2. Analisis data, meliputi pengkategorian dan pengklasifikasian data. Semua data yang terkumpul diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan pusatnya.

3. Menyajikan data dilakukan dengan cara mengorganisir informasi yang telah direduksi. Data tersebut mula-mula disajikan terpisah, tetapi setelah tindakan terakhir akan dilakukan reduksi data. keseluruhan data tindakan akan dirangkum dan disajikan secara terpadu sehingga diperoleh sajian tunggal berdasarkan fokus pembelajaran Matematika melalui metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi

4. Kesimpulan, bisa berbentuk sketsa, sinopsis, tabel, atau bentuk-bentuk lain. Hal itu sangat diperlukan untuk memudahkan upaya pemaparan dan penegasan kesimpulan.

Analisis data dilakukan terhadap data yang telah direduksi baik perencanaan, pelaksanaan, dan data evaluasi secara terpisah-pisah dengan tujuan menemukan informasi yang spesifik dan terfokus pada proses pembelajaran dan penghambat pembelajaran.

Hasil analisis dalam peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika dengan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dan metode bervariasipada kelas IVA SDN 14 Padang Aro dapat dikatakan berhasil apabila pada akhir pembelajaran pada kegiatan tes hasil belajar atau ulangan harian mendapatkan nilai rata-rata melebihi KKM yang telah ditetapkan di sekolah tersebut yaitu 65.

Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, diolah dalam pendekatan kuantitatif dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(20)

Selanjutnya data tersebut dibandingkan dengan KKM. Apabila siswa secara individual memperoleh nilai ≥65 maka siswa dapat dikatakan tuntas. Dan untuk ketuntasan klasikal digunakan rumus:

(21)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Deskripsi hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan. Dalam penelitian ini pembelajaran dilakukan dalam tiga tahapan siklus yaitu :

1. Prasiklus

Prasiklus terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Refleksi prasiklus

Adapun kelemahan yang terjadi pada prasiklus disebabkan oleh:

o Indikator pembelajaran yang diberikan terlalu banyak sehingga tidak cukup waktu

o Guru tidak menjelaskan tujuan pembelajaran pada kegiatan awal pelajaran

o Guru tidak menggunakan alat peraga nyata sehingga kurang menarik perhatian siswa.

o Metode demonstrasi pembelajaran yang digunakan terlalu monoton sehingga siswa merasa cepat bosan.

o Guru tidak menggunakan LKS

o Suasana kelas kurang terkontrol sehingga terjadi kebisingan. o Kurang memberikan penguatan kepada siswa yang berhasil

menjawab pertanyaan guru dengan baik.

Untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada prasiklus, maka untuk pelaksanaan siklus I dapat dibuat perencana sebagai berikut:

o Memperbaiki indikator pembelajaran agar pembelajaran tepat waktu

(22)

o Memilih dan membuat alat peraga yang sesuai dengan materi dan membuatnya semenarik mungkin agar siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran

o Memperbaiki metode pelajaran dengan cara menggunakan metode bervariasi (metode ceramah, tanya jawab dan metode

problem solving (pemecahan masalah )) secara individual

o Menyediakan LKS untuk kegiatan belajar pada setiap siswa secara individual agar siswa lebih aktif

o Memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang bisa melaksanakan tugas yang diberikan guru.

o Memberikan penguatan atau penghargaan (reward) kepada siswa yang mampu menyelesaikan tugas dari guru dengan baik.

2. Siklus I

Siklus I terdiri dari empat tahap yakni perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

Refleksi siklus I

Adapun kelemahan yang terjadi pada siklus I disebabkan oleh : o Guru mengulang materi pelajaran tidak disertai dengan

pemberian contoh yang baru (memakai contoh pada kegiatan pembelajaran prasiklus)

o Pemberian tugas LKS secara individual tidak membantu peningkatan hasil belajar bagi siswa yang dikategorikan kurang pintar.

o Tidak disertai dengan kegiatan mempresentasikan hasil tugas LKS yang diberikan.

o Alat peraga yang digunakan masih kurang menarik bagi siswa. Untuk memperbaiki kelemahan yang terjadi pada siklus I, maka pada pelaksanaan siklus II dapat dibuat perencana sebagai berikut:

o Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa pada kegiatan awal pelajaran

o Memberikan lebih banyak lagi contoh-contoh yang sesuai dengan materi yang diajarkan

(23)

o Mengubah metode pembelajaran dengan mengutamakan metode

problem solving (pemecahan masalah) dan metode diskusi

(kelompok) disamping penggunaan metode yang lain ( ceramah dan tanya jawab)

o Dengan menggunakan metode problem solving dan metode diskusi (kelompok) diharapkan bagi siswa yang kurang kemampuannya dalam belajar dapat terbantu oleh temannya yang lebih pandai

o Menyediakan LKS untuk masing-masing kelompok

o Mempresentasikan hasil belajar masing-masing kelompok sesuai dengan LKS yang diberikan

o Memberikan penguatan atau penghargaan (reward).

3. Siklus II

Siklus II terdiri dari empat tahap yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Refleksi Siklus II

Adapun keberhasilan yang diperoleh selama siklus II ini adalah sebagai berikut:

o Aktifitas siswa dalam PBM sudah mengarah lebih baik. Siswa mampu membangun kerja sama dalam kelompok untuk memahami tugas yang diberikan guru. Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat waktu dalam melaksanakannya. Siswa sudah mampu mempresentasikan hasil kerja. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian terhadap hasil belajar siswa meningkat dari 55% pada siklus I, menjadi 77 % pada siklus II

(24)

setelah menggunakan pembelajaran metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi.

Hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Hasil Belajar Matematika tentang Benda-Benda dan Bangun Datar Simetris Kelas IVA SDN 14 Padang Aro Tahun Pelajaran 2013/2014

Tabel 4.A

No

. Nama Siswa L/P KKM

Nilai

Pra siklus Siklus I Siklus II

1 Adam Hidayatullah L 65 50 65 90 2 Adip Sapri Hamdani L 65 40 40 80

3 Ardian Suracman L 65 70 70 80

4 Ardianti P 65 40 40 100

5 Dayangku Juaza Fatya P 65 60 65 80

6 Dian Lopez . F L 65 40 70 90

7 Elin Melinda Putri P 65 60 75 90

8 Fadli L 65 40 40 60

9 Fauzi Habibullah L 65 70 80 90 10 Fikran Ainbrant .R L 65 60 60 100

11 Gilang L 65 40 40 60

12 Huryah Husna P 65 60 60 80

13 Irham L 65 70 90 100

14 Jordi Agustian L 65 60 60 80

15 Mayang Eka Putri P 65 50 50 60 16 Mey Eliza Yolandari P 65 70 75 100

17 Mita Desrianti P 65 60 65 90

18 Nia Umiza P 65 50 50 60

19 Piya P 65 70 100 100

20 Riski L 65 60 60 60

21 Sonia Gusiara P 65 70 65 90

22 Thalita Tsalsabilla P 65 70 65 80

Jumlah 1260 1820 1385

Rata – rata 57,27 62,95 82,72

(25)

Tuntas 7 12 17

Tidak Tuntas 15 10 5

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan data prasiklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui bahwa usaha perbaikan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi ini terbukti meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini:

Tabel 4.B

No. Siklus KKM Jumlah Rata-rata Ketuntasan Tuntas Belum tuntas 1 Prasiklus 65 1260 57,27 32% 68% 2 Siklus I 65 1385 62,95 55% 45% 3 Siklus II 65 1820 82,72 77% 23%

Grafik 4.B

(26)

meningkat 55% siswa tuntas dan 45% siswa belum tuntas, dan pada siklus II meningkat menjadi 77% siswa tuntas dan 23% siswa belum tuntas. Dari hasil tersebut dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi semakin membaik.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada pelajaran Matematika dengan topik benda-benda dan bangun datar simetris dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas IVA SDN 14 Padang Aro.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi pada pelajaran Matematika dengan topik benda-benda dan bangun datar simetris dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVA SDN 14 Padang Aro.

2. Dari hasil observasi memperlihatkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa pada siklus ke siklus.

(27)

4. Melalui pembelajaran ini, siswa membangun sendiri pengetahuan, untuk mencari penyelesaian dari suatu materi yang harus dikuasai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

6. Dengan pembelajaran metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi, pembelajaran Matematika menjadi lebih menyenangkan.

B. Saran dan Tindak Lanjut

Telah terbuktinya pembelajaran dengan metode bervariasi dan penggunaan alat peraga gambar dua dimensi dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika, maka penulis sarankan:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru diharapkan lebih kreatif untuk mencari alternatif lain dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara

berkesinambungan dalam berbagai mata pelajaran.

3. Bagi sekolah tempat diadakannya penelitian ini hendaknya menjadi wadah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam mengatasi berbagai masalah yang ditemui dalam PBM.

(28)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad Azhar.2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Faizin Nurul. 2011. Pengertian Matematika dan Hakekat

Matematika.http://pengertian-hakekat matematika.blogspot.com/diakses tanggal 15 Mei 2014

Http://triisnaini.blogspot.com/2012/07/karakteristik-media-dua-dimensi.html Nana Sudjana. 1999. Pengertian Hasil Belajar Menurut Ahli. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Nana Sudjana.2009. Pengertian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suciati, dkk.(2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Swan Black. 2012. Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar. http://soloangsa. Wordpress.com/diakses tanggal 14 Mei 2014

Udin S Winataputra dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Winkel. 1996. Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta. Diakses 16 Mei 2014

(29)

Gambar

Tabel 1.1Keterangan
tabel di bawah ini:
No.Tabel 4.BSiklusKKMJumlahRata-rata

Referensi

Dokumen terkait

vokasi, Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga akan lebih fokus kepada pelaksanaan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang selama tahun 2017 dinilai

1) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kota Subulussalam 2) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Bener Meriah 3) Ketua Pokja AMPUSanitasi Kabupaten Simeulue 4) Ketua Pokja

Setiap usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL wajib memiliki Izin lingkungan. Izin Lingkungan

Propaganda Amerika Serikat Terhadap Korea Utara Melalui Film The Interview.. 1.2

Pola keruntuhan yang terjadi pada semua balok uji dengan penambahan CFRP adalah debonding failure yaitu lepasnya ikatan antara beton dengan CFRP, sehingga dapat dikatakan

Dengan menggunakan text box , posisi gambar atau tabel dapat diatur dengan mudah tanpa menimbulkan ruang kosong yang signifikan pada karya ilmiah. Pemberian

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati di 

masalah pokok pada Kantor Camat Ilir Barat II Palembang yaitu, “Bagaimana membuat Rancang Bangun Website Informasi Kependudukan pada Kantor Camat Ilir Barat