1
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan kedelai dari tahun ke tahun terus meningkat. Permintaan kedelai meningkat pesat seiring dengan laju pertambahan penduduk dan meningkatnya kesadaran pentingnya nilai gizi bagi kesehatan. Tahun 2012-2014, rata-rata kebutuhan kedelai nasional sebesar 2.59 juta ton per tahun sedangkan rata-rata produksi dan produktivitas nasional per tahun, berturut-turut hanya sebesar 800.00 ton/ha dan 1.5 juta ton/ha (Bappenas, 2014). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan antara produksi dengan kebutuhan. Kondisi tersebut mendorong pemerintah untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam terutama melalui pemanfaatan lahan-lahan marginal.
Lahan marginal dapat diartikan sebagai lahan yang memiliki mutu rendah karena memiliki beberapa faktor pembatas jika digunakan untuk suatu keperluan tertentu. Sebenarnya faktor pembatas tersebut dapat diatasi dengan penambahan biaya. Tanpa penambahan biaya yang berarti budidaya pertanian di lahan marginal tidak akan memberikan keuntungan (Yuwono, 2009).
Salah satu lahan marginal adalah lahan salin. Di Indonesia, total luas lahan salin 440.300 ha yang terbagi menjadi lahan agak salin 304.000 ha dan lahan salin 140.300 ha (Rachman et al. 2007). Salinitas adalah kondisi tanah yang ditandai dengan konsentrasi garam terlarut tinggi. Tanah diklasifikasi sebagai salin jika EC (Electrical Conductivity) sebesar 4dS/m atau lebih (Munns dan Tester, 2008).
2
2
Pengaruh salinitas pada tanaman sangat kompleks. Salinitas akan
menyebabkan stres ion, stres osmotik dan stres sekunder (Kusmiyati et al., 2009; Munns et al., 2006). Penelitian Christian (2016) pada F3
menunjukkan hasil bahwa tanaman dapat beradaptasi di tanah salin dan berproduksi di atas 12 biji per tanaman.
Cekaman salinitas juga menginduksi kerusakan oksidatif pada sel-sel tumbuhan dikatalisis oleh reaktif oksigen spesies (ROS). Salah satu upaya melindungi sel-sel tanaman dari efek kondisi stres adalah sistem antioksidan kompleks yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu 1) antioksidan larut lipid terasosiasi membran (misalnya α-tokoferol dan ß-karoten), 2) reduktan larut air (misal glutation dan
askorbat), dan 3) enzim antioksidan (misal superoksida dismutase (SOD), katalase (CAT), peroksidase (POD) serta enzim-enzim siklus askorbat-glutation (Smirnoff, 1993). Wibowo (2016) melakukan analisis biokimia hasil persilangan F2 tanaman kedelai (Grobogan dengan Grobogan adaptasi salin) pada cekaman salinitas, hasilnya menunjukkan bahwa terjadi respon tanaman yang fluktuatif terhadap aktivitas enzim peroksidase dan superoksida dismutase.
Peningkatan toleransi tanaman terhadap salinitas dapat digunakan beberapa antioksidan antara lain asam askorbat, asam salisilat, dan tokoferol. Penelitian Sitinjak (2012) mendapatkan hasil bahwa dengan pemberian asam askorbat 400 ppm pada kedelai di tanah salin dapat meningkatkan produksi. Perlakuan asam askorbat dapat mengurangi dampak negatif dari konsentrasi garam yang tinggi yaitu melindungi fungsi kloroplas sehingga menurunkan konsentrasi ROS (Afzal et al., 2005). Penelitian Nazar et al (2011) dengan perlakuan asam salisilat pada kacang hijau
3
3
memberikan respon penurunan fotosintesis dan meminimalkan kandungan Na+, Cl-, dan H2O2 di daun.
Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian pemberian beberapa jenis antioksidan terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai
berdasarkan aktivitas enzim peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD).
Tujuan Penelitian
Untuk mendapatkan dosis antioksidan yang terbaik terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai berdasarkan aktivitas enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD).
Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah
1. Ada pengaruh yang nyata antara aplikasi antioksidan dan kontrol terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai berdasarkan aktivitas enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD).
2. Ada pengaruh yang nyata aplikasi beberapa antioksidan terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai berdasarkan aktivitas enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD).
3. Ada pengaruh yang nyata aplikasi beberapa dosis antioksidan terhadap peningkatan ketahanan salinitas pada turunan F4 kedelai berdasarkan aktivitas enzim Peroksidase (POD) dan Superoksida Dismutase (SOD).
4
4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna sebagai informasi mengenai aktivitas biokimia genotipe turunan F4 kedelai terhadap pemberian beberapa jenis antioksidan di tanah salin. Serta sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.