1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Negara yang berkembang ini, dimana pengetahuan dan keterampilan menyusui telah dipertahankan dalam masyarakat. Ibu menganggapnya sebagai hal yang normal dan harus dilakukan. Namun, masih ada yang kurang mengetahui tentang kebaikkan dan manfaat yang ada pada ASI yang akan membantu pertumbuhan bayi (Chloe, 1996).
Menurut Ari (2009), Cairan pertama yang diperoleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah kolostrum yang mengandungi campuran kaya akan protein, mineral dan antibodi daripada ASI yang telah matur. Pada ASI biasa (matur), komposisinya adalah protein, lemak, vitamin, zat besi, zat anti infeksi, laktoferin, lisozim serta taurin. ASI mulai ada kira-kira pada hari ke-3 atau ke-4 setelah kelahiran bayi dan kolostrum berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir.
Yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman pendamping (termasuk air jeruk, madu, air gula) yang dimulai sejak lahir sampai usia 6 bulan. Komposisi ASI sampai dengan 6 bulan sudah sukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, meskipun tanpa tambahan makanan atau produk minuman pendamping (Ari, 2009).
ASI mempunyai manfaat yang luar biasa, komposisi ASI terdiri dari nutrisi, vitamin dan mineral yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak untuk enam bulan pertama dan tidak ada cairan lain atau makanan yang diperlukan. Selain itu, ASI juga membawa antibodi dari ibu ke bayi. Dan tindakan menyusui merangsang pertumbuhan mulut, rahang dan hormon yang disekresi untuk pencernaan bayi. Ia juga menurunkan risiko penyakit kronis seperti obesitas, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, diabetes,
childhood asthma, childhood leukemia. Bayi yang diberi ASI hasilnya lebih baik pada tes kecerdasan dan perilaku menjadi dewasa daripada bayi yang diberi susu formula (Hala, 2013).
2
ASI yang mempunyai komposisi yang bervariasi; lemak memberikan bayi lebih dari 50% jumlah kalori yang seharusnya dibutuhkan. Laktosa yang terdapat di ASI akan memperbanyakan absorpsi dari kalsium dan juga meninggikan jumlah pertumbuhan lactobacilli. Protein (dua asam amino, cysteine dan taurin), dijumpai di ASI dan tidak terdapat pada susu sapi, Pertama penting bagi pertumbuhan dan kedua untuk perkembangan otak (Chloe, 1996).
Lelia (2009) menyatakan hasil penelitian juga menunjukan 25% responden belum memahami pengertian kolostrum dan masih ada 10% responden yang berpendapat bahwa kolostrum tidak dapat diberikan pada bayi. K.Jerzy (2013) walaupun studi menunjukan sebanyak 98% ibu menyusui bayinya namun pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan tidak diertikan sepenuhnya dan hanya dilakukan sejumlah 17% ibu.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0 – 6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dibuat satu rumusan masalah seperti berikut, “Apakah terdapat hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0 – 6 bulan?”.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk melihat hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0 – 6 bulan yang berkunjung ke R.S.U. Mitra Sejati Medan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Untuk melihat hubungan tentang pengetahuan pemberian ASI dengan status gizi bayi umur 0 – 6 bulan di R.S.U. Mitra Sejati Medan.
3
1.4. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Melakukan penyuluhan khususnya bagi para ibu mengenai pentingnya manfaat pemberian ASI untuk pertumbuhan bayi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan dan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan bacaan bagi penelitian lain.
3. Peneliti memperoleh pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.