• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAWASAN MUTU PENGEMASAN PRIMER PADA MESIN SINGLE LINE DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGAWASAN MUTU PENGEMASAN PRIMER PADA MESIN SINGLE LINE DI PT. MARIMAS PUTERA KENCANA - Unika Repository"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN MUTU PENGEMASAN PRIMER PADA

MESIN SINGLE LINE DI PT. MARIMAS PUTERA

KENCANA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pangan

Oleh:

ALEKSANDER BOLI WISNU P.L

12.70.0154

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

KENCANA

Oleh:

ALEKSANDER BOLI WISNU P.L NIM : 12.70.0154

Program Studi: Teknologi Pangan

Laporan Kerja Praktek ini telah disetujui dan dipertahankan di hadapan sidang penguji pada tanggal :

Semarang, 5 Januari 2015

Fakultas Teknologi Pertanian

Universitas Katolik Soegijapranata

Pembimbing Lapangan Dosen Pembimbing

Erni Laras R.Probo Y. Nugrahedi STP, MSc

Dekan

(3)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat anugerah-Nya sehingga

laporan kerja praktek dengan judul “Pengawasan Mutu Pengemasan Primer Pada Mesin

Single line di PT Marimas Putera Kencana, Semarang” dapat diselesaikan tepat waktu.

Selesainya laporan kerja praktek ini juga tak lepas dari dukungan, doa dan bimbingan

banyak pihak yang diberikan kepada penulis. Penulis mengucapkan rasa terima kasih

kepada:

1. Ibu Dr. Victoria Kristina Ananingsih, ST., MSc., selaku Dekan Fakultas

Teknologi Pertanian yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan kerja praktek.

2. Bapak R Probo Y. Nugrahedi, STP, MSc , selaku dosen pembimbing kerja

praktek yang telah membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis

dalam menyelesaikan kerja praktek ini.

3. Bapak Harjanto Kusuma Halim, MSc., selaku pimpinan PT Marimas Putera

Kencana Semarang yang telah mengijinkan penulis melaksanakan kerja praktek

di perusahaan beliau.

4. Ibu Theresia Widowati selaku Human Resources Development (HRD) PT

Marimas Putera Kencana Semarang yang telah menerima penulis untuk

melaksanakan kerja praktek kerja praktek di PT Marimas Putera Kencana.

5. Ibu Erni Laras., selaku manajer Quality Control Unit Produksi 2 PT Marimas

Putera Kencana Semarang dan pembimbing lapangan yang telah membantu dan

membimbing penulis dalam melaksanakan kerja praktek.

6. Seluruh staf dan karyawan PT Marimas Putera Kencana Semarang yang telah

memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

7. Orang tua, adik dan keluarga yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan kerja praktek.

8. Yusdhika Bayu dan Siti Qolifah., teman dan rekan satu kelompok kerja praktek

yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama penulis melaksanakan

kerja praktek.

9. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis

(4)

iii

yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap laporan kerja praktek ini

dapat bermanfaat dan memberikan sedikit pengetahuan kepada para pembaca dan

pihak-pihak yang membutuhkan. Terima kasih.

Semarang, 5 Januari 2015

Penulis

(5)

iv

2.1.Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan 2

2.2.Visi dan Misi Perusahaan 3

2.3.Struktur Organisasi 3

2.4.Laboratorium di PT Marimas Putera Kencana 4

2.5.Ketenagakerjaan 4

4.3.Penggilingan dan Penimbangan Gula 10

5. Pengawasan Mutu Pengemasan Primer Mesin Single line 14

6. KESIMPULAN DAN SARAN 20

6.1.Kesimpulan 20

6.2.Saran 20

7. DAFTAR PUSTAKA 21

(6)

v

Gambar 1. Kemasan Produk Marimas dengan 26 Varian Rasa Buah Segar. ... 7

Gambar 2. Kemasan Produk Fruitz-C dengan 5 Varian Rasa ... 8

Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi ... 12

Gambar 4. Persentase Reject di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli

2014 (Shift Pagi) ... 16

Gambar 5. Persentase Reject Uji Rimbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal

1-12 Juli 2014 (Shift Pagi) ... 17

Gambar 6. Persentase Reject Uji Timbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembagian Tugas Departemen di PT Marimas Putera Kencana

Semarang ... ..23

Lampiran 2. Pembagian Tugas Karyawan PT Marimas Putera Kencana

Semarang ... ..26

Lampiran 3. Struktur Organisasi ... ..27

Lampiran 4. Denah Ruang Pabrik PT Marimas Putera Kencana Unit 2 Bagian

Produksi Lantai 1 ... ..28

Lampiran 5. Denah Ruang Pabrik PT Marimas Putera Kencana Unit 2 Bagian

Produksi lantai 2 ... ..29

Lampiran 6. Syarat Mutu Gula Kristal Rafinasi (SNI 01-3140.2-2006) ... ..30

(8)

1

Dalam suatu sistem produksi makanan atau minuman, pengemasan merupakan suatu hal

yang sangat mendasar dan sangat penting. Pengemasan yang dilakukan sangat berkaitan

erat dengan mutu dari suatu produk makanan atau minuman. Dengan adanya

pengemasan dapat mempertahankan kondisi suatu produk makanan dari adanya kontak

dengan lingkungan sekitar sehingga adanya bahaya kontaminasi dapat dicegah.

Proses pengendalian mutu khususnya pada proses pengemasan merupakan suatu hal

yang harus dilakukan mengingat adanya komitmen untuk mempertahankan kualitas

produk sebagai suatu industri minuman. Maka dari itu akan dibahas mengenai

penerapan standar mutu pada proses pengemasan di Unit Produksi 2 PT. Marimas

Putera Kencana. Uji rimbang dan uji berat dari suatu rentengan merupakan salah satu uji

yang dilakukan pada Unit Produksi 2 PT.Marimas Putera Kencana sehingga akan

dibahas mengenai kedua uji tersebut.

Pemilihan PT Marimas Putera Kencana sebagai tempat kerja praktek dikarenakan

perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi

minuman serbuk terkemuka di Indonesia. Selain itu, PT Marimas Putera Kencana selalu

meningkatkan kualitas SDM, perangkat produksi, manajemen perusahaan dan perluasan

pemasaran, mutu produk, serta aktif dalam kegiatan sosial lingkungan masyarakat.

Salah satu manajemen mutu yang telah diperoleh oleh PT Marimas Putera Kencana

(9)

2

2. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat dan Lokasi Perusahaan

PT Marimas Putera Kencana merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi

minuman serbuk. Hingga kini, perusahaan tersebut telah memproduksi berbagai varian

rasa minuman serbuk. Salah satu minuman serbuk yang menjadi produk andalannya

adalah Marimas, tetapi juga telah diproduksi produk lain seperti Mari Teh, Es Puter,

Teh Arum dan Pop Up. Saat ini juga telah diproduksi Fruitz-C yang merupakan produk

dengan pangsa pasar menengah ke atas.

PT Marimas Putera Kencana merupakan perusahaan perseroan terbatas. Perusahaan ini

bermula dari sebuah home industry yang didirikan oleh Harjanto Kusuma Halim, MSc

dan dikelola dengan sistem manajemen keluarga. Home industry yang memproduksi

minuman serbuk ini mulai mendapatkan izin usaha pada 16 Agustus 1995. Marimas

adalah produk minuman serbuk pertama yang diproduksi oleh perusahaan ini dengan

rasa buah tropis khas Indonesia (19 Oktober 1995). Awalnya hanya ada satu rasa, yaitu

jeruk segar, tetapi kini telah diproduksi 26 rasa Marimas. Produk yang diproduksi telah

terdaftar di BPOM, dan telah mendapatkan sertifikasi halal serta ISO 9001:2000

(Penerapan Sistem Manajemen Mutu).

PT Marimas Putera Kencana terletak di Kawasan Industri Candi, Jalan Gatot Subroto,

Semarang. Pada mulanya PT Marimas Putera Kencana ini terletak di Jalan Senjoyo

kemudian mengalami perkembangan. Saat ini, PT Marimas Putera Kencana memiliki

beberapa lokasi perusahaan, yaitu :

 Kantor pusat yang terletak di Jalan Gatot Subroto blok D/21.

 Unit Produksi 1(UP 1) terletak di Jalan Gatot Subroto blok 1/11-12

 Unit Produksi 2 (UP2) terletak di Jalan Gatot Subroto blok I/1-2 .

 Unit Pengolahan berada di Jalan Gatot Subroto blok 1.

 Departemen Teknik berada di Jalan Gatot Subroto blok 6.

 Departemen Umum berada di Jalan Gatot Subroto blok 7.

(10)

2.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi utama PT Marimas Putera Kencana adalah untuk menjadi produsen minuman

serbuk nomor satu di pangsa pasarnya. Kebijakan mutu yang diterapkan oleh PT

Marimas Putera Kencana setelah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 yaitu untuk

senantiasa memenuhi harapan pelanggan secara terus menerus dengan melaksanakan

sistem mutu yang terdokumentasi melalui:

1. Pernyataan setiap individu karyawan secara terpadu

2. Penanaman sikap mental yang proaktif

3. Tindakan perbaikan yang berkesinambungan

2.3. Struktur organisasi

PT Marimas Putera Kencana dipimpin oleh seorang direktur utama yang dibantu oleh

wakil direktur. PT Marimas Putera Kencana memiliki 14 departemen yang berada di

bawah seorang Wakil Direktur, yaitu Departemen Personalia, Departemen Production,

Planning, and Inventory Control (PPIC), Departemen Pembelian, Departemen

Pemasaran (Marketing), Departemen Teknik, Departemen Pengemasan, Departemen

Keuangan, Departemen Quality Control (QC), Departemen Research and

Development, Departemen Rekayasa Proses, Departemen Pengolahan, Departemen

Umum, Departemen Quality System dan Departemen Pajak. Penjelasan mengenai tugas

yang dilaksanakan oleh tiap departemen dapat dilihat pada Lampiran 1. Setiap

departemen dipimpin oleh seorang manajer. Di departemen QC dipimpin oleh manajer

yang dibantu oleh asisten manajer lapangan, asisten manajer laboratorium, asisten

(11)

4

2.4. Laboratorium di PT Marimas Putera Kencana

PT Marimas Putera Kencana mempunyai 3 laboratorium, yaitu:

1. Laboratorium bahan baku, merupakan laboratorium pengujian bahan baku yang

datang dari supplier. Bahan baku yang telah lolos uji QC dan dinyatakan OK, maka

dapat digunakan dalam proses produksi. Sedangkan apabila tidak lolos pengujian,

maka akan ditolak dan bahan baku tersebut akan diletakan di pallet berwarna merah,

atau pallet tempat bahan reject.

2. Laboratorium bahan setengah jadi, merupakan laboratorium pengujian bahan

setengah jadi yang akan dimasukkan ke mesin pengemas. Pengambilan sampel dari

moving hopper dilakukan oleh petugas filler tiap ruang filling.

3. Laboratorium bahan jadi, merupakan laboratorium pengujian mutu produk jadi.

Salah satu pengujian yang dilakukan yaitu pengujian umur simpan produk.

2.5. Ketenagakerjaan Perusahaan

Karyawan yang bekerja di UP 2 dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan keterikatannya

dengan perusahaan, yaitu:

1. Karyawan tetap yang bekerja secara permanen di perusahaan ini dan menerima gaji

setiap bulan.

2. Karyawan kontrak yaitu karyawan yang bekerja secara kontrak selama periode waktu

tertentu (3 bulan). Periode waktu kerja karyawan ini dapat diperpanjang apabila

karyawan memiliki kualitas kerja yang baik. Karyawan kontrak menerima gaji setiap

bulan.

3. Karyawan borong adalah karyawan yang dibutuhkan apabila perusahaan

membutuhkan karyawan tambahan ketika terjadi peningkatan produksi dan akan

diberhentikan apabila perusahaan tidak membutuhkan karyawan tambahan. Dalam

arti lain, karyawan ini adalah karyawan yang tidak memiliki keterikatan kontrak

dengan perusahaan dan menerima gaji setiap minggu.

Karyawan yang bekerja di UP 2 memiliki tugas masing-masing. Pembagian tugas

(12)

terbagi dalam 3 shift, dimana setiap shift memiliki waktu kerja selama 8 jam kerja. Pada

hari senin- jumat, waktu kerjanya adalah sebagai berikut:

o Shift pagi, pukul 8.00 16.00 WIB

o Shift sore, pukul 16.00 24.00 WIB

o Shift malam, pukul 24.00 08.00 WIB

Sedangkan pada hari sabtu, setiap shift memiliki waktu kerja selama 5 jam (setengah

hari), waktu kerjanya adalah sebagai berikut:

o Shift pagi, pukul 8.00 13.00 WIB

o Shift sore, pukul 13.00 18.00 WIB

o Shift malam, pukul 18.00 23.00 WIB

Sistem kerja shift ini hanya diberlakukan untuk Departemen Teknik, Departemen

Pengolahan, Departemen Quality Control, dan Departemen Pengemasan. Jam kerja

akan ditambahkan (over time) apabila permintaan pasar meningkat atau produk belum

memenuhi target. Over time dapat dilakukan pada hari sabtu, minggu atau hari libur.

Setiap shift memiliki jam istirahat selama 45 menit bagi karyawan dan staf. Waktu

istirahat ini termasuk waktu makan dan istirahat. Waktu istirahat tiap shift dilakukan

dalam dua gelombang. Hal ini dikarenakan setiap karyawan tidak beristirahat di waktu

yang sama supaya proses pengemasan tetap terkontrol setiap waktu.

2.6. Peraturan dan Tata Tertib Perusahaan

Perlengkapan yang dilakukan oleh karyawan selama bekerja yaitu seragam kerja yang

berupa kaos dan celana. Seragam yang dikenakan oleh setiap karyawan dibedakan

berdasarkan golongan karyawan dalam perusahaan tersebut. Karyawan tetap

mengenakan seragam berwarna kuning, karyawan kontrak mengenakan seragam

berwarna orange, karyawan magang mengenakan seragam berupa kaos putih polos, dan

(13)

6

3. SPESIFIKASI PRODUK

3.1. Jenis Produk

Unit 2 PT Marimas Putera Kencana hanya memproduksi satu jenis produk yaitu produk

minuman serbuk. Minuman serbuk yang diproduksi di Unit 2 PT Marimas yaitu

Marimas dan Fruitz-C. Ada 26 varian rasa Marimas dan 5 varian rasa Fruitz-C yang

diproduksi di Unit 2. Fruitz-C merupakan produk minuman serbuk yang baru

diproduksi oleh PT Marimas Putera Kencana di Unit 2.

3.1.1.Marimas

Marimas merupakan produk minuman serbuk yang diproduksi oleh PT Marimas Putera

Kencana Semarang. Marimas dikemas dalam kemasan laminasi dengan aluminium foil.

Setiap kemasan memiliki berat kotor sekitar 8,9-9,3 gram dengan berat bersih 8 gram

dan berat kemasan primer sekitar 0,9 gram. Minuman serbuk dalam kemasan sachet

tersebut dikemas dalam kemasan sekunder yang berupa plastik PE dan dikemas dalam

kemasan tersier berupa kardus. Dalam satu kardus ada 720 sachet minuman serbuk.

Satu kardus berisi 6 plastik kemasan sekunder, dan setiap kemasan sekunder terdiri dari

12 renteng minuman serbuk dalam kemasan primer. Satu renteng terdiri dari 10 sachet

minuman serbuk. Pada kemasan primer, terdapat informasi mengenai nama produk,

jenis rasa, berat bersih, keterangan BPOM, nama produsen, cara penyajian, komposisi,

dan tanggal kadaluarsa. Pada setiap kemasan juga tercantum kode rasa dari marimas itu

sendiri. Marimas juga dikemas dalam kemasan modernmarket. Kemasan Marimas saat

ini merupakan desain yang terbaru. Desain kemasan marimas telah mengalami

perubahan dari waktu ke waktu yang disesuaikan dengan perkembangan industri

(14)

Gambar 1. Kemasan produk marimas dengan 26 varian rasa buah segar.

Dari kiri atas ke kanan bawah yaitu jeruk segar, lemon, gula asam, sirsak, strawberry, jeruk manis, buah melon, cocopandan, framboze, mangga, apel, jambu biji, anggur, es kelapa muda, buah leci, blueberry, jeruk pontianak, mangga gincu, jeurk nipis, buah naga, cincau, blackberry, semangka, kiwi, nangka dan nanas.

(Sumber: www.marimas.com)

3.1.2.Fruitz-C

Di Unit produksi 2 PT Marimas Putera Kencana, juga diproduksi Fruitz-C yang

merupakan produk minuman serbuk yang baru diproduksi tahun ini. Terdapat 5 varian

rasa dari Fruitz-C yaitu Sirsak Ratu, Florida Orange, Pink Guava, Jeruk nipis, dan

Anggur. Fruitz-C adalah produk yang kaya vitamin C dan dibuat dari 100% gula

rafinasi. Berat bersih Fruitz-C yaitu 28 gram. Frutiz-C dikemas dalam kemasan primer

yang lebih besar dan tebal dari kemasan untuk produk Marimas. Kemasan primer

Fruitz-C berupa kemasan laminasi Aluminium foil. Sama halnya dengan Marimas,

Fruitz-C dalam kemasan sachet kemudian dikemas dalam kemasan sekunder yang

berupa plastik PE. Dalam setiap kemasan sekunder terdapat 6 renteng Fruitz-C, dimana

(15)

8

Gambar 2. Kemasan produk Fruitz-C dengan 5 varian rasa

Dari kiri ke kanan yaitu florida orange, pink guava, sirsak ratu, jeruk nipis, dan anggur (Sumber: www.marimas.com).

3.2. Pemasaran Produk

Produk PT Marimas Putera Kencana telah dipasarkan ke berbagai wilayah di Indonesia

seperti Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan,

Nusa Tenggara, Bali dan Sulawesi. Marimas telah diekspor ke berbagai negara seperti

Nigeria, Bangladesh, Filipina, Uni Emirat Arab, dan masih diusahakan untuk ekspor ke

(16)

9

4.1.Bahan Baku

Dalam memproduksi Marimas dan Fruitz-C, PT Marimas Putera Kencana

membutuhkan bahan baku yang diperoleh dari berbagai supplier berbeda. Bahan baku

yang dibutuhkan dalam memproduksi Marimas dan Fruitz-C berupa serbuk. Mutu

bahan baku diuji terlebih dahulu oleh bagian QC bahan baku. Apabila bahan baku yang

telah diuji dinyatakan ditolak, maka bahan baku tersebut akan diletakan di atas pallet

berwarna merah.

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan Marimas yaitu gula, asam sitrat,

pewarna, dan pemanis buatan. Gula merupakan bahan baku utama dalam pembuatan

minuman serbuk. Gula yang digunakan yaitu gula rafinasi yang dihasilkan dari proses

pengolahan gula kristal mentah (GKM) (SNI, 2006). Gula rafinasi tidak berbau dan

berbentuk kristal putih. Warna dan bau gula berpengaruh terhadap kenampakan dan

flavor produk yang dihasilkan. Tujuan penambahan asam sitrat yaitu untuk

mempertegas rasa serta menutupi after taste yang tidak diinginkan pada produk. Pada

proses pembuatan Marimas juga menggunakan pemanis, yaitu siklamat dan aspartam

untuk meningkatkan tingkat kemanisan produk. Sedangkan dalam pembuatan Fruitz-C

tidak digunakan pemanis dan diberikan penambahan vitamin C.

Perusahaan ini menggunakan flavouring agent untuk menghasilkan produk dengan

berbagai rasa. Flavor yang ditambahkan ke dalam produk berbeda-beda sesuai dengan

rasa produk yang akan dihasilkan. Untuk meningkatkan penampilan produk dilakukan

penambahan pewarna ke dalam produk. Pewarna yang ditambahkan yaitu Briliant Blue,

(17)

10

4.2.Penggilingan dan Penimbangan Gula

Proses penggilingan gula merupakan proses yang digunakan untuk memperkecil ukuan

partikel gula. Pada proses ini terjadi proses granulasi yaitu suatu proses untuk

memperbesar luas permukaan dari gula.

Pada proses ini, pertama-tama gula rafinasi yang sudah lolos pengujian akan

dimasukkan ke dalam hopper mesin granulator, kemudian gula digiling dan

dihancurkan. Proses ini dilakukan sesuai dengan standar kelarutan produk minuman

serbuk. Setiap 8 gram produk dalam 200 ml harus dapat larut dengan pengadukan

selama 15-20 detik. Jumlah gula yang digiling akan menyesuaikan dengan kebutuhan

produksi. Setelah digiling dan diayak dengan ukuran mesh tertentu, gula akan dibawa ke

filler ribbon mixer dengan menggunakan moving hopper. Setiap moving hopper akan

berisi gula sebanyak 190 kg.

4.3. Alur Produksi

Proses produksi minuman serbuk dimulai dari penerimaan bahan baku, penggilingan

gula, penimbangan, pencampuran premix, pencampuran akhir, dan pengemasan. Bahan

baku yang datang harus diuji oleh bagian QC bahan baku. Jika bahan baku lolos

pengujian dan dinyatakan OK, maka dapat digunakan dalam pembuatan minuman

serbuk. Selanjutnya dilakukan penggilingan gula untuk memperkecil ukuran partikel

kristal gula dan gula ditampung ke dalam silo dengan menggunakan bucket elevator.

Premix yang terdiri atas pemanis, asam sitrat, pewarna dan flavor dicampur untuk

memperoleh produk akhir yang seragam. Masing-masing bahan tambahan ditimbang

sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan. Proses ini dilakukan di ruang khusus

untuk menghindari kebocoran formulasi produk. Pemanis, pewarna, dan flavor yang

telah ditimbang selanjutnya dimasukkan ke dalam kantung plastik dan diberi kode rasa.

Premix yang telah dicampur dapat ditambahkan dengan gula menggunakan ribon mixer

atau super mixer. Pencampuran dengan ribon mixer dilakukan sekitar 2 menit,

(18)

ditampung dalam wadah yang disebut dengan moving hopper dengan kapasitas 200 kg.

Setiap pergantian rasa, mixer akan dicuci untuk menghindari terjadinya kontaminasi

rasa pada produk akhir. Moving hopper kemudian dimasukkan ke dalam ruang filling.

Akan tetapi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan terhadap produk setengah jadi oleh

bagian QC laboratorium. Apabila bahan setengah jadi sesuai dengan standar, akan

dikemas menggunakan mesin pengemas. Sedangkan apabila tidak sesuai dengan

standar, maka akan dilakukan pencampuran ulang.

Bahan setengah jadi masuk ke dalam mesin pengemas melalui hopper untuk selanjutnya

dikemas dalam kemasan laminasi aluminium foil. Setelah dilakukan pengemasan

primer, selanjutnya dilakukan pengemasan sekunder dan pengemasan tersier. Sebelum

dilakukan pengemasan sekunder, dilakukan pengujian terlebih dahulu oleh QC

lapangan. Apabila tidak sesuai dengan standar akan dilakukan penyobekan. Bahan jadi

yang telah lolos pengujian akan dikemas dalam kemasan sekunder dan tersier dan

(19)

12

Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Minuman Serbuk Marimas

Penerimaan Bahan Baku

Penimbangan Premix

Penggilingan Gula

Pencampuran Premix

Pencampuran Akhir

Penimbangan Gula

Uji QC laboratorium dan lapangan

Lolos Uji Tidak Lolos

Uji Bahan Baku Utama (gula rarafinasi) Bahan-bahan Premix (asam,

pemanis, pewarna, dan Flavor)

Bahan Setengah Jadi

Pengemasan Primer

Sachet Marimas

Tidak Lolos Uji Uji QC lapangan

Lolos Uji

Pengemasan Sekunder Pengemasan Tersier

Penyimpanan Produk Jadi

(20)

13

Proses pengemasan yang dilakukan untuk produk minuman serbuk dibagi menjadi 3

yaitu proses pengemasan primer, proses pengemasan sekunder dan proses

pengemasan tersier. PT Marimas Putera Kencana menggunakan 2 jenis mesin untuk

proses pengemasan primer yaitu mesin single line dan multi lines namun yang

menjadi pembahasan adalah mesin single line.

Kemasan merupakan faktor yang sangat penting karena memiliki kontak secara

langsung dengan suatu produk. Di dalam kemasan dilengkapi dengan tulisan, label

dan keterangan lain yang menjelaskan tentang isi dan kegunaan lain dari produk

yang dianggap perlu disampaikan kepada konsumen sehingga terjadi komunikasi

yang tidak langsung antara konsumen dengan produsen (Parker, 2003). Hal ini

dikarenakan pada kemasan tercantum segala macam informasi yang dibutuhkan oleh

konsumen misalnya, nilai gizi dan bahan baku yang digunakan. Selain sebagai alat

komunikasi, kemasan juga dapat berperan sebagai alat untuk menarik konsumen.

Umumnya, kemasan yang digunakan pada suatu produk makanan harus memenuhi

beberapa standar mutu yaitu tidak beracun, melindungi dari kontaminasi terhadap

mikroorganisme, menjaga kelembapan produk dan mampu melindungi produk dari

cahaya dan oksigen (Poter & Hotchkiss, 1996)

Etiket yang digunakan oleh PT. Marimas Putera Kencana terdiri dari 4 lapisan, yaitu

polyethylene terephthalate (PET) untuk lapisan yang paling luar, polyethylene (PE),

aluminium foil (Alu), dan polyethylene (PE) untuk lapisan yang paling dalam.

Kelebihan dalam penggunaan plastik jenis PET adalah dikarenakan plastik jenis ini

lebih tahan pada pemanasan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan plastik jenis

lain. Selain itu juga, plastik jenis PET ini memiliki kemudahan ketika dicetak karena

bersifat reaktif pada tinta. Namun plastik jenis ini memiliki kekurangan yaitu tidak

tahan jika kontak dengan asam kuat, fenol, dan benzil alkohol (Coles et al., 2003).

Sedangkan penggunaan aluminium foil dalam kemasan dikarenakan jenis ini

memiliki sifat tidak ada rasa, tidak berbahaya dan higienis, tidak mudah membuat

(21)

14

polyethylene dikarenakan sifat dari plastik jenis ini yaitu thermoplastik sehingga

mudah dibuat kantung dengan derajat kerapatan yang baik (Lewis, 1987).

Pada PT. Marimas Putera Kencana, proses pengemasan primer yang dilakukan pada

mesin single line menghasilkan produk yang dikemas dalam sachet. Proses

penyegelan sachet dilakukan pada tiga sisi. Proses penyegelan yang dilakukan pada

sisi atas dan bawah bertujuan untuk penutupan (closure). Sementara apabila pada

suatu kemasan kantung (pouch), segel samping dilakukan pada satu sisi dan sisi

lainnya berupa lipatan, maka disebut sebagai three-side seal pouch. Sementara

apabila kedua sisinya disegel, maka disebut sebagai four-side seal pouch atau

fin-sealed pouch.

Pada umumnya, mesin single line ini akan menghasilkan 75-80 sachet tiap menit.

Mesin single line akan menghasilkan produk minuman serbuk dalam sachet yang

tidak terputus sehingga perlu operator yang bertugas untuk memotong rentengan

produk secara manual yaitu setiap 10 sachet. Di UP 2 PT. Marimas Putera Kencana,

setiap operator mesin single line bertanggung jawab terhadap 3 mesin single line.

Sebelum dilakukan proses pengemasan pada mesin single line, maka perlu

dilakukan pengaturan awal pada mesin sesuai dengan instruksi kerja. Pengaturan

awal yang dilakukan misalnya pemasangan etiket, penggabungan corong mesin

dengan corong olahan, pengaturan panas sealer yang dihasilkan, kecepatan mesin,

uji berat awal, serta uji gembung awal. Setelah dilakukan pengaturan awal, produk

olahan mulai dikeluarkan dari hopper dan jatuh pada piringan. Pada piringan

tersebut terdapat lubang yang digunakan untuk mengeluarkan produk hasil olahan

untuk dikemas dalam etiket, kemudian operator bertugas untuk memotong rentengan

primer produk minuman serbuk dan meletakkannya pada wadah. Kemudian setelah

wadah penuh maka wadah tersebut diletakkan pada conveyor menuju ruang

pengemasan sekunder dan tersier. Untuk produk cacat yang ditemukan pada

pengemasan primer, akan dipisahkan dan dimasukkan ke dalam kelompok produk

cacat untuk selanjutnya diolah kembali. Persentase sampah di PT. Marimas Putera

(22)

Gambar 4. Persentase Reject di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (shift pagi)

Keterangan :

% Reject : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑗𝑒𝑐𝑡 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑜𝑟

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 x 100 %

Sampah yang dihasilkan saat proses pengemasan akan ditimbang dan dicatat oleh

petugas QC. Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat adanya sampah reject di PT.

Marimas Putera Kencana pada tanggal 1-12 Juli 2014 berkisar antara 0,44-0,77%.

Sampah yang tertinggi diperoleh pada tanggal 10 Juli 2014 dengan persentase reject

sebesar 0,77 %. Menurut standar dari PT.Marimas Putera Kencana Sendiri presentasi

reject tidak boleh melebihi 1.5% sehingga diambil kesimpulan bahwa presentasi reject

masih dibawah standar yang ada.

Proses Pengendalian Mutu Kemasan

Proses pengawasan mutu yang digunakan untuk kemasan primer di PT. Marimas Putera

Kencana ada 2 yaitu uji timbang dan uji timbang. Kedua uji ini bertujuan untuk melihat

ketahanan kemasan terhadap produk minuman serbuk. Umumnya, bahan yang

(23)

16

adanya pengaruh selama pengemasan dan juga selama produksi akan mempengaruhi

ketahanan produk terhadap kemasan. Adanya produk reject dikarenakan adanya

kekurangtelitian selama pengemasan dan juga karena mesin yang digunakan selama

proses pengemasan.

Selain mengalami reject terdapat olahan yang tidak dapat digunakan lagi yaitu sampah

yang terjatuh di lantai. Produk ini terjatuh di lantai karena terjadi error pada mesin.

Sampah yang dihasilkan saat proses pengemasan akan ditimbang dan dicatat setiap satu

jam sekali oleh petugas QC. Selain sampah yang terjatuh di lantai juga terdapat sampah

setting dan sortir. Sampah setting merupakan sampah berupa etiket dan sampah sortir

merupakan sampah olahan. Pada kasus ini, sampah olahan yang termasuk adalah reject

operator dan reject QC.

Uji Rimbang

Pengujian Rimbang merupakan salah satu pengujian untuk kemasan yang digunakan

untuk melihat tingkat kebocorannya. Pada proses pengujian ini biasanya dilakukan

dengan mengambil 6 buah sachet untuk dirimbang. Pertama, rentengan disobek menjadi

sachet kemudian sachet tersebut dimasukkan ke dalam air dan dilipat menjadi 2 bagian.

Apabila timbul gelembung udara pada air mengindikasikan adanya kebocoran pada

sachet. Untuk produk yang ditemukan adanya kebocoran maka dilakukan proses

pengulangan pengujian namun jika tidak ditemukan kebocoran maka mesin dapat

beroperasi kembali. Proses pengendalian mutu etiket harus selalu diperhatikan karena

etiket ini selalu berkaitan dengan umur simpan produk. Apabila ditemukan adanya

kerusakan pada etiket maka adanya kemungkinan tercemarnya produk minuman

menjadi lebih besar. Kondisi yang lembab karena masuknya kontaminan pada produk

sangat disukai oleh mikroorganisme sehingga mikroorganisme dapat tumbuh dan dapat

mengkontaminasi produk (Herschdoerfer, 1987). Berikut adalah data sampah pada

(24)

Gambar 5. Persentase Reject Uji Rimbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal

1-12 Juli 2014 (Shift Pagi). Dari grafik dapat dilihat bahwa presentasi reject tertinggi

terdapat pada tanggal 3 juli 2014 dengan 0,80%.

Pada grafik diatas, dapat dilihat presentasi reject tertinggi adalah 0,80 % sehingga dapat

dikatakan bahwa angka tersebut masih di bawah standar produk reject dari PT Marimas

Putera Kencana yakni 1,5%. Untuk uji rimbang ini, jenis produk yang biasanya ditolak

adalah produk yang memiliki seal, etiket, cutter, dan berat yang tidak sesuai. Selain itu

juga, sering dijumpai adanya timming yaitu terdapat gumpalan pada seal.

Penggumpalan pada seal ini disebabkan karena operator kurang teliti ketika

mengeringkan piringan, sehingga masih terdapat sisa pencucian sehingga menyebabkan

produk menjadi menggumpal. Penggumpalan pada produk ini menyebabkan kebocoran

(25)

18

Uji Timbang

Selain uji rimbang, dilakukan pula uji timbang. Uji timbang ini merupakan suatu

pengujian berat pada kemasan. Produk minuman yang memiliki berat tidak sesuai akan

ditolak. Operator bertugas untuk mengecek berat timbangan dari produk yang

dihasilkan. Produk minuman serbuk yang diterima memiliki berat antara 89-93 gram

untuk setiap 1 renteng (10 sachet). Produk yang memiliki berat yang tidak sesuai akan

ditolak dan operator harus melakukan pengaturan untuk mesin yang digunakan. Pada uji

timbang ini, ketidaksesuaian berat yang ditimbang juga disebabkan karena adanya

kesalahan pada operator dalam memotong rentengan sehingga 1 renteng terdiri kurang

atau lebih dari 10 sachet. Berikut adalah data reject mesin single line.

Gambar 6. Persentase Reject Uji Timbang di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal

1-12 Juli 2014 (Shift Pagi). Dari grafik diatas dilihat bahwa presentasi reject tertinggi

diperoleh pada tanggal 3 juli yaitu sebesar 0,48%.

Pada grafik diatas, dapat dilihat presentasi reject tertinggi adalah 0,50 % sehingga dapat

dikatakan bahwa angka tersebut masih di bawah standar produk reject dari PT Marimas

(26)

melakukan pengawasan terhadap proses pengemasan setiap 30 menit sekali.

Pengawasan oleh bagian QC lapangan sangat penting karena seringkali terjadi beberapa

operator masih memiliki kesadaran yang rendah akan tugas yang menjadi tanggung

jawabnya dalam menjaga mesin yang dijalankan supaya menghasilkan produk yang

sesuai standar. Selain itu juga, operator kurang memperhatikan dan menyepelekan

instruksi tindakan perbaikan dari bagian QC lapangan, sehingga dapat menghambat

(27)

20

6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

 Etiket yang digunakan oleh PT. Marimas Putera Kencana terdiri dari 4 lapisan, yaitu polyethylene terephthalate (PET) untuk lapisan yang paling luar,

polyethylene (PE), aluminium foil (Alu), dan polyethylene (PE) untuk lapisan

yang paling dalam.

 Untuk meminimalisasi adanya produk reject pada mesin single line, maka perlu

dilakukan pengaturan awal pada mesin sesuai dengan instruksi kerja.

 Uji timbang dan uji rimbang merupakan 2 uji yang digunakan untuk menjaga

mutu etiket pada produk minuman serbuk.

 Standar Presentase produk reject untuk PT.Marimas Putera Kencana sendiri

adalah sebesar 1,5%.

 Presentase produk reject masih memenuhi strandar yang ada.

 Adanya presentasi reject pada Uji Timbang dan Uji Rimbangdi PT.Marimas

Putera Kencana disebabkan karena efektivitas mesin yang digunakan.

6.2. Saran

 PT. Marimas Putera Kencana perlu melakukan perawatan mesin yang lebih

(28)

7. DAFTAR PUSTAKA

Coles, R.; D. Mc Dowell and M.J. Kirwan.(2003). Food Packaging Technology.

Blackwell Publishing London

Herschdoerfer, S.M. (1987). Quality Control In Food Industry Volume 4. Academic

Press Limited. London

Lewis, M.J. (1987). Physical Properties of Foods and Food Processing Systems.

Ellis Horwood Ltd. Chichester.

Parker, R. (2003). Introduction of Food Science. Delmar Thompson Learning, Inc.

New York

Poter, N. N. and J.H. Hotchkiss. (1996). Food Science. CBS Publisher and

Distributors. USA.

Standar Nasional Indonesia. 2006. Gula Kristal- Bagian 2: Rafinasi (Refined

Sugar). SNI 01-3140.2-2006.

(29)

22

8. LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembagian Tugas Departemen di PT Marimas Putera Kencana Semarang

Direktur

Beberapa tugas yang dilakukan oleh direktur yaitu:

1. Memastikan kebijakan mutu perusahaan sudah dipahami, diimplementasikan dan

adipelihara.

2. Menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan

sistem mutu yang diimplementasikan.

3. Menentukan sasaran perusahaan dan memastikan bahwa sasaran perusahaan

tersebut juga merupakan sasaran departemen.

4. Memberi persetujuan terhadap Daftar Pemasok.

5. Memprakarsai dan memimpin rapat tinjauan manajemen secara berkala tentang

system manajemen mutu.

Wakil Direktur

Wakil Direktur bertanggung jawab dalam menggantikan tugas direktur apabila direktur

tidak ada di tempat dalam hal pemberian persetujuan PO.

Manajer Research and Development (R&D)

Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manajer R&D yaitu:

1. Mengkoordinir penyusunan rancangan desain produk yang akan dibuat.

2. Mempelajari, membuat dan menganalisa produk

3. Melakukan pengujian dan percobaan terhadap formulasi produk

4. Mencari informasi untuk memenuhi persyaratan legal

5. Membuat perencanaan mutu sebagai acuan pembuatan instruksi kerja atau standar

(30)

Manajer Personalia

Beberapa tugas yang harus dijalankan oleh manajer personalia yaitu:

1. Menerapkan peraturan perusahaan yang harus dipahami dan diimplementasikan

dengan baik oleh seluruh personil.

2. Memastikan seluruh personil yang ada telah dilatih dengan baik dan memiliki

keterampilan di bidangnya, serta melakukan penilaian terhadap hasil karya dan

verifikasi pelatihan lain yang diberikan untuk meningkatkan kompetensi.

3. Merekrut tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur yang ada.

4. Bersama-sama dengan manajer departemen untuk menentukan kebutuhan

pelatihan.

Manajer Pemasaran

Tugas yang dilakukan oleh manajer pemasaran antara lain:

1. Membuat dokumen yang dibutuhkan di dalam mendukung aktivitas pemasaran.

2. Mempromosikan produk perusahaan kepada masyarakat.

3. Membuat dan mengendalikan kontrak penjualan dan order

4. Memahami dan memenuhi permintaan pelanggan termasuk menerima dan

menindaklanjuti keluhan pelanggan.

5. Memantau mutu dan status produk dari pesaing

6. Mencari informasi menganai pasar dan pengembangan dari industri minuman

serbuk

7. Mengendalikan dan memonitor barang milik pelanggan di perusahaan

Manajer PPIC (Product Planning and Inventory Control)

Manajer PPIC bertanggung jawab dalam membuat rencana produksi, memantau

realisasi produk harian dan realisasi produk tiap order, melakukan studi peningkatan

(31)

24

Manajer Quality Control (QC)

Manajer QC bertanggung jawab dalam pengendalian mutu produk yang mencakup:

1. Koordinasi pelaksanaan inspeksi yang diperlukan oleh prosedur penerimaan,

penanganan, dan pengujian sampel.

2. Instruksi kerja terhadap rekaman mutu lainnya.

3. Pemeliharaan status inspeksi dan pengujian yang baik terhadap bahan setengah

jadi.

4. Pengawasan terhadap pelaksaan tindakan koreksi dan pencegahan.

5. Pengendalian dan monitoring peralatan inspeksi dan pengukuran.

Manajer Keuangan

Tugas yang harus dikerjakan oleh manajer keuangan antara lain yaitu:

1. Membuat laporan bulanan dan tahunan.

2. Menjaga keseimbangan arus kas masuk dan keluar.

3. Mengambil keputusan pembelanjaan perusahaan yang meliputi pemilihan

berbagai sumber dana yang tersedia dalam melakukan investasi serta memilih satu

atau lebih alternatif pembelanjaan yang membutuhkan biaya paling murah.

Manajer Produksi (Pengolahan dan Pengemasan)

Manajer produksi dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian pengolahan dan pengemasan

yang keduanya bertugas dalam:

1. Memastikan bahwa proses produksi dalam kondisi yang terkendali.

2. Mempersiapkan dan memastikan proses produksi sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan.

3. Mengoreksi dan mencegah timbulnya ketidaksesuaian.

4. Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya.

5. Memastikan spesifikasi seluruh material dan peralatan/mesin yang digunakan

(32)

6. Memperbaharui dan memelihara seluruh rekaman mutu di dalam bidang tanggung

jawabnya.

7. Memastikan seluruh produk yang tidak sesuai diidentifikasi dengan baik,

dipisahkan dan diajukan untuk ditinjau oleh personil yang berwenang.

8. Memastikan lingkungan kerja yang sesuai.

Manajer Teknik

Tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh manajer teknik yaitu:

1. Mengkoordinasi pelaksanaan perbaikan dan perawatan mesin.

2. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja mesin.

3. Menyusun rencana perbaikan dan perawatan mesin.

4. Memantau hasil realisasi perbaikan dan perawatan mesin.

5. Mengkualifikasi dan mengevaluasi supplier dalam pembelian barang dan jasa

untuk perbaikan dan perawatan mesin produksi.

Manajer Pembelian

Tugas yang harus dijalankan oleh manajer pembelian yaitu mengevaluasi dan

menentukan kualifikasi supplier, mengesahkan surat pembelian, mengkoordinir

pengadaan barang, menyampaikan komplain kepada supplier dan memastikan

(33)

26

Lampiran 2. Pembagian Tugas Karyawan PT Marimas Putera Kencana Semarang

1. Administrasi, bertugas mencatat data-data perusahaan seperti jumlah produksi per

hari, jumlah bahan setengah jadi yang dikemas dan jumlah produk cacat

pengemasan.

2. Operator, bertugas mengoperasikan mesin pengemas primer dan memperbaiki kerja

mesin yang mengalami gangguan selama proses pengemasan.

3. Pengepakan, bertugas memasukan rentengan produk jadi ke dalam kemasan

sekunder, menyegel serta memasukan ke dalam kemasan tertier.

4. Tenaga sortir, bertugas menyortir produk jadi yang telah diperiksa kualitasnya oleh

staf QC lapangan.

5. Filler (tenaga isi), bertugas mengisikan bahan setengah jadi dari moving hopper ke

mesin pengemas, termasuk memindahkan moving hopper yang telah berisi bahan

setengah jadi dari ruang mixing ke ruang filling. Filler juga bertugas mengambil

sampel bahan setengah jadi untuk kemudian diuji oleh QC laboran.

6. Staf Quality Control, bertugas melakukan inspeksi bahan baku, bahan setengah

jadi, dan produk, mesin dan peralatan, bahan return, serta memastikan bahwa

proses produksi berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

7. Tenaga sobek bertugas menyobek produk jadi yang cacat atau reject.

8. Tenaga bantu, bertugas mengangkut drum berisi bahan setengah jadi dari mobil

pengangkut ke area penyimpanan barang setengah jadi dan menaikan drum-drum

ke ruang pengisian. Termasuk mencuci peralatan yang telah digunakan dalam

proses produksi.

9. Operator mesin P-50, bertugas mengoperasikan mesin pengemas sekunder atau

yang disebut dengan mesin O-50 dan memperbaiki mesin yang mengalami

gangguan selama proses pengemasan.

10. Asisten operator mesin P-50, bertugas membantu operator selama proses

pengemasan P-50, mengemas rentengan produk jadi yang telah dikemas dengan

outer etiket ke dalam plastik dan memasukan plastik ke dalam karton.

11. Teknisi, bertugas memperbaiki mesin-mesin pengemas atau peralatan lain yang

(34)

Lampiran 3. Struktur Organisasi

Keterangan :

DEP. PEM : Departemen Pemasaran

DEP. R&D : Departemen Research and Development

DEP. PER : Departemen Personalia

DEP. PPIC : Departemen Product Planning and Invetory Control

DEP. QC : Departemen Quality Control

DEP. KEU : Departemen Keuangan DEP. PNG : Departemen Pengolahan DEP. PGS : Departemen Pengemasan

DEP. TEK : Departemen Teknik dan engineering

DEP. UMUM : Departemen Umum DEP. PBL : Departemen Pembelian

(35)

28

(36)
(37)

30

Lampiran 6. Syarat Mutu Gula Kristal Rafinasi (SNI 01-3140.2-2006)

No. Kriteria uji Satuan Persyaratan

I II

1 Polarisasi °Z Min. 99,80 Min 99,70

2 Gula reduksi % Maks. 0,04 Maks. 0,04

3 Susut pengeringan %,b/b Maks. 0,05 Maks. 0,05

4 Warna larutan IU Maks. 45 Maks. 80

5 Abu %,b/b Maks. 0,03 Maks. 0,05

6 Sedimen Mg/kg Maks. 7,0 Maks. 10,0

7 Belerang dioksida (SO2) Mg/kg Maks. 2,0 Maks. 5,0

8 Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 2,0 Maks. 2,0

9 Tembaga (Cu) Mg/kg Maks. 2,0 Maks. 2,0

10 Arsen (As) Mg/kg Maks. 1,0 Maks. 1,0

11 Angka lempeng total (ALT) Koloni/10 g Maks. 200 Maks. 250

12 Kapang Koloni/ 10 g Maks. 10 Maks. 10

13 Khamir Koloni/ 10 g Maks. 10 Maks. 10

(38)

Gambar

Gambar 1. Kemasan produk marimas dengan 26 varian rasa buah segar. Dari kiri atas ke kanan bawah yaitu jeruk segar, lemon, gula asam, sirsak, strawberry, jeruk manis, buah melon, cocopandan, framboze, mangga, apel, jambu biji, anggur, es kelapa muda, buah
Gambar 2. Kemasan produk Fruitz-C dengan 5 varian rasa Dari kiri ke kanan yaitu florida orange, pink guava, sirsak ratu, jeruk nipis, dan anggur (Sumber: www.marimas.com)
Gambar 3. Diagram Alir Proses Produksi Minuman Serbuk Marimas
Gambar 4. Persentase Reject di PT Marimas Putera Kencana pada Tanggal 1-12 Juli 2014 (shift pagi)
+3

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualititatif yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa di empat SMA Swasta

dalam hukum acara pada hukum pidana umum, karena Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana Pencucian Uang merupakan tindak pidana khusus yang dalam penanganannya membutuhkan keahlian

Rincian Perhitungan Biaya per Kegiatan (Form 1.5), menggambarkan rincian anggaran secara mendetail. Pilih Tahun Anggaran. Akan tampil kode dan uraian satker yang ada dalam

May’e göre psikoterapinin amacı ve yöntemi, kişinin kendini dolaysız bir anda, o olguyu yaşayan, ya da, o olgu başına gelen kişi olarak aşmasını sağlayacak

Terkait dengan media sebagai salah satu dampak kekerasan yang dilakukan anak, terdapat salah satu tayangan dari media televisi yang tengah digemari para pemirsa

Saat berbunga daun membulat telur sampai melanset atau berbentuk elip-oval, pangkal melancip, ujung runcing, permukaan bawah hijau tua, halus, mengkilap, tanpa

Mikroprosesor 8088 mempunyai dua buah register penunjuk (register SP dan BP) serta dua buah register indeks ( register SI dan DI).. Pointer) memungkinkan pemogram