• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN ESTETIKA BATIK BAKARAN KLASIK MOTIF BURUNG PHOENIX - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KAJIAN ESTETIKA BATIK BAKARAN KLASIK MOTIF BURUNG PHOENIX - Unika Repository"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN ESTETIKA BATIK BAKARAN KLASIK

MOTIF BURUNG PHOENIX

ANGEN JIWO AYU BUDI

10.13.0006

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Arsitektur dan Desain

Universitas Katolik Soegijapranata

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul:

KAJIAN ESTETIKA BATIK BAKARAN KLASIK

MOTIF BURUNG PHOENIX

Nama : Angen Jiwo Ayu Budi NIM : 10.13.0006

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Arsitektur dan Desain

Universitas : Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang, 13 Juli 2015 Mengesahkan,

Dekan Fakultas Arsitektur dan Desain

Ir.IM. Tri Hesti Mulyani, MT. NIDN. 0611086201

Kaprogdi Desain Komunikasi Visual, Koordinator Proyek Akhir DKV

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul:

KAJIAN ESTETIKA BATIK BAKARAN KLASIK

MOTIF BURUNG PHOENIX

Nama : Angen Jiwo Ayu Budi NIM : 10.13.0006

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Arsitektur dan Desain

Universitas : Universitas Katolik Soegijapranata

Semarang, 13 Juli 2015 Mengesahkan,

Pembimbing I Pembimbing II

Ir.IGN.Dono Sayoso. MSR Tito Perdananta, S.Sn. NIDN. 0608075601 NIPP. 058.5.2015.132

Penguji I Penguji II Penguji III

Ir. Robert Widjaja, MT. Ir.Riandy Tarigan, MT. Prof. Dr-Ing.LMF Purwanto

(4)

PERNYATAAN

ORISINALITAS

Nama : Angen Jiwo Ayu Budi NIM : 10.13.0006

Program Studi : Desain Komunikasi Visual Fakultas : Arsitektur dan Desain

Universitas : Universitas Katolik Soegijapranata

Judul Proyek Akhir:

KAJIAN ESTETIKA BATIK BAKARAN KLASIK MOTIF BURUNG PHOENIX

Menyatakan bahwa proyek akhir ini adalah hasil karya saya sendiri serta telah mengikuti peraturan akademik dalam melakukan kutipan. Apabila di kemudian hari ditemukan adanya bukti

plagiasi, manipulasi, dan / atau pemalsuan data maupun bentuk – bentuk kecurangan yang lain, Saya bersedia menerima sanksi dari Program Studi Desain Komunikasi Visual , Universitas

Katolik Soegijapranata Semarang. Demi kepentingan akademis, maka saya bersedia dan menyetujui bentuk publikasi dari karya ilmiah ini.

Semarang, 13 Juli 2015

(5)

PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, maka penulis dapat menyusun Proyek Akhir pengkajian (skripsi) tentang Kajian Estetika Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix hingga selesai.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah membantu dalam proses untuk menyelesaikan Proyek Akhir ini, ucapan terimakasih ditujukan kepada:

1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberi rahmat kesehatan dan melancarkan jalannya penelitian dan penyusunan makalah hingga selesai.

2. Orang tua dan keluarga penulis yang selalu mendukung penulis, terutama pada mama, adik, dan kakak penulis.

3. Ir.IGN Dono Sayoso, MSR selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi dan penyelesaian masalah dari awal hingga akhir.

4. Seluruh Dosen Fakultas Desain Komunikasi Visual Unika Soegijapranata yang bersedia

membimbing penulis dan memberikan banyak ilmu dan pengalaman yang berguna bagi penulis. 5. Bapak Heru dan Ibu Sunari yang telah mengajari dan mengenalkan penulis dengan batik terlebih

pada batik bakaran, sehingga penulis tertarik untuk terus melestarikan batik bakaran hingga dapat menyusun kajian estetika batik bakaran. Beliau juga banyak membantu penulis dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data – data yang dibutuhkan oleh penulis.

6. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyusun Proyek Akhir Pengkajian (Skripsi) Desain Komunikasi Visual hingga selesai. Maaf bila tulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dana saran yang membangun untuk memperbaiki laporan ini supaya menjadi lebih baik. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan guna menambah ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan tentang batik bakaran klasik.

Semarang, 13 Juli 2015 Penyusun,

(6)

RINGKASAN

Batik Bakaran berasal dari Desa Bakaran Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Provinsi Jawa

Tengah. Pada abad ke – 14 batik dikenalkan oleh Nyai Ageng Danowati (Nyai Sabirah) seorang

bangsawan dari kerajaan Majapahit kepada masyarakat desa Bakaran. Batik Bakaran termasuk

batik pesisir hal ini dapat dilihat dari detail motif dan ragam hias yang digunakan, namun

pewarnaan batik bakaran menggunakan warna yang matang dan kontras seperti batik pedalaman

karena pengaruh yang di bawa dan di kenalkan oleh Nyai Ageng Danowati pada masyarakat

bakaran. Hal ini menjadi suatu cirikhas pada batik bakaran yaitu perpaduan antara motif dan

ragam hias batik pesisir dengan pewarnaan yang matang dan kontras seperti batik pedalaman.

Dari hasil penelitian pada pengkajian Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik dengan

menggunakan metode kualitatif berupa informasi dari masyarakat, hasil penelitian imiah dan

buku tentang batik, dokumentasi kegiatan membatik pada masyarakat bakaran dan dokumentasi

berbagai karya seni Batik Tulis Bakaran. Ternyata Batik Bakaran Klasik sebenarnya memiliki

detail motif dan ragam hias yang sangat indah, namun sayangnya tidak banyak orang yang

mengenal batik bakaran klasik.

Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix sebenarnya memiliki nilai estetika yang sangat

tinggi dapat dilihat secara visual dan makna yang terkandung pada setiap detail motifnya. Secara

visual Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik memiliki tiga unsur motif, yaitu motif utama,

motif pendukung dan isen – isen atau isian. Ketiga unsur tersebut mempunyai jumlah dan

ukuran yang berbeda yang disusun dengan komposisi yang pas dan seimbang antara

perbandingan pada setiap detail motifnya dan dengan perpaduan warna yang matang dan kontras

sebagai faktor kesatuan (unity) sehingga dapat menambah kesan indah pada batik tersebut.

Dilihat secara makna, yaitu Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix memiliki tiga unsur

warna biru wedel, coklat soga, putih yang melambangkan kewibawaan pada kejayaan bumi dan

sinar kehidupan. Dan mempunyai tiga unsur motif yaitu motif utama burung phoenik, motif

pendukung Gurda dan Suluran, dan isen- isen yang melambangkan dunia atas dan keagungan,

juga keindahan alam yang terdapat di bumi.

(7)

ABSTRACT

Batik Bakran come from Bakaran Village in Juwana sub distric in Pati regency, Central Java. In the fourteenth century, batik was introducted to Bakaran village people by Nyai Ageng Danowati (Nyai Sabirah). She was a nobleman from Majapahit Kingdom. Batik Bakaran was Batik Pesisir. It can be seen from the detail of the motif and various ornament that is used. For the coloring, Batik Bakaran use ripe and contrast color such Batik Pedalaman because of the influence from Nyai Ageng Danowati. It becomes the idebtity of Batik Bakaran. That identity was motif collaboration and the various ornament with ripe and contrast coloring like batik pedalaman.

Batik Bakaran Klasik has detail motif and various beautiful ornament. It was shown from the research result of Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix using qualitative methods for gathering information from society, books of batik and documentation of the Bakaran’s people who making batik. Sadly, many people did know the beautiful Batik Bakaran Klasik.

Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix has high esthetic value if it viewed in visualization and the meaning in every detail of motif. In visualization, Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix has 3 elements of motif. Those elements consist of the main motif, support motif and isen – isen motif. Three of the elements have differences amount and size that is structured in the precise composition of color combination and comparasion in every motif detail. Those elements showed the unity which give a beautiful impression in the batik. Based on the meaning, Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix has three color composition. There are biru wedel, coklat soga, and white wich represent authority in wealth of earth and ray of life. Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik has three motif elements. Those elements consist of main motif (Phoenix Bird), supported motif (gurda) and isen – isen (suluran) wich symbolize the greatness and the natural beaty of the world.

(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

PERNYATAAN ORISINALITAS iv KATA PENGANTAR v

ABSTRAK vi DAFTAR ISI viii

DAFTAR GAMBAR xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan……… 1

1.2 Identifikasi Masalah……….. 5

1.3 Pembatasan Masalah………. 5

1.4 Perumusan Masalah……… 5

1.5 Tujuan Penelitian……….. 5

1.6 Manfaat Penelitian……… 6

1.7 Sistematika Penulisan……… 6

(9)

2.2 Teori Penelitian

2.2.1 Analisa Tentang Batik………. 10

2.2.2 Pengertian Batik Pesisir……….. 11

2.2.3 Teori Estetika………. 13

2.2.4 Estetika Batik……….. 18

2.2.5 Makna dan Filosofi ……… 20

2.2.6 Teori Kebudayaan……….. 21

2.2.7 Kearifan Lokal………... 22

2.3 Kajian Pustaka………. 23

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek atau Subyek Penelitian 3.1.1 Asal Mula Batik Bakaran………. 26

3.1.2 Pengertian Batik Bakaran………. 27

3.1.3 Kriteria Batik Bakaran Klasik……….. 29

3.1.4 Motif Batik Bakaran Masa Kini………... 32

3.1.5 Proses Pembuatan Batik Bakaran……… 34

3.2 Sampel………. 38

(10)

3.3.2 Studi Wawancara……… 40

3.4 Data……… 48

3.5 Metode Pembahasan……….. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian……… 53

4.2 Pembahasan………. 65

4.2.1 Makna Unsur Motif pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik……. 67

4.2.2 Nilai – Nilai Estetika Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik……….. 72

4.2.3 Kearifan Lokal……….. 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………... 87

5.2 Saran………. 88

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik……….. 3

Gambar 1.2 Motif Dele Kecer Batik Bakaran………. 4

Gambar 1.3 Motif Udan Liris Batik Bakaran……….. 4

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir………. 9

Gambar 2.2 Gambar Rendaman Daun Tom/Tarum……… 11

Gambar 2.3 Gambar Cairan Indigo dari Rendaman Daun Tom/Tarum………. 12

Gambar 2.4 Motif Batik Pesisiran (Desa Kerek Tuban)……… 13

Gambar 3.1 Peta Letak Secara Geografis Kec. Juwana, Pati, Jawa Tengah……….. 28

Gambar 3.2 Kain Panjang Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix……….. 29

Gambar 3.3 Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Gandrung………. 30

Gambar 3.4 Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Manggar……….. 30

Gambar 3.5 Motif Pendukung Batik Bakaran Klasik Burung Phoenix……… 31

Gambar 3.6 Motif Utama Batik Bakaran Klasik Burung Phoenix………... 31

Gambar 3.7 Isen-Isen Batik Bakaran Klasik Burung Phoenix………. 32

Gambar 3.8 Motif Sido Mukti……….. 33

Gambar 3.9 Motif Padas Gempal………. 33

Gambar 3.10 Motif Udan Liris………. 33

Gambar 3.11 Motif Manggar……… 33

Gambar 3.12 Motif Dele Kecer……… 33

Gambar 3.13 Motif Blarak………... 33

Gambar 3.14 Motif Kawung………... 33

Gambar 3.15 Motif Pecahan atau Remetan……… 34

Gambar 3.16 Motif Kupu Pecahan atau Remetan……….. 34

Gambar 3.17 Proses Ngengkreng Batik Bakaran……… 36

Gambar 3.18 Prosen Ngiseni Batik Bakaran ………. 36

(12)

Gambar 3.20 Proses Nerusi Batik Bakaran……… 36

Gambar 3.21 Proses Ngewedel Batik Bakaran……….. 37

Gambar 3.22 Proses Ngerok Batik Bakaran……….. 37

Gambar 3.23 Proses Mbironi Batik Bakaran………. 37

Gambar 3.24 Proses Nyoga Batik Bakaran………... 37

Gambar 3.25 Proses Nglorot Batik Bakaran………... 38

Gambar 3.26 Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………... 39

Gambar 3.27 pelatihan membatik saat pewarnaan pada tahun 2011 ……….. 42

Gambar 3.28 Gambar Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix……….. 43

Gambar 3.29 Pengrajin dan motif –motif batik bakaran di toko Ibu Hartatik………... 44

Gambar 3.30 Gambar Ibu Murwati dengan Batik Bakaran Klasik Kain Sarung……… 45

Gambar 3.31 Motif Batik Gedhog Desa Kerek Kab.Tuban………. 46

Gambar 3.32 Ibu Rens Menjelaskan Batik saat pameran di Museum Tekstile Jakarta… 47 Gambar 3.33 Motif Batik Lasem………... 48

Gambar 3.34 Motif Blebak Urang Batik Bakaran………. 49

Gambar 3.35 Motif Pecahan Batik Bakaran……… 49

Gambar 3.36 Proses Pembuatan Batik Bakaran……….. 50

Gambar 3.37 Pengrajin Batik Bakaran yang Sedang Membatik………. 50

Gambar 3.38 Diagram hasil observasi………. 51

Gambar 4.1 Kain Panjang Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenik………... 53

Gambar 4.2 Kain SarungBatik Bakaran Klasik Motif Gandrung……… 54

Gambar 4.3 Motif Utama Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Gandrung………… 55

Gambar 4.4 Motif Pendukung Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Gandrung……. 56

Gambar 4.5 Isen – isen Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Gandrung…………... 56

Gambar 4.6 Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Manggar………. 57

Gambar 4.7 Motif Pendukung Kain Sarung Batik Bakaran Klasik Motif Gandrung……. 57

(13)

Gambar 4.9 Isen – isen Kain SarungBatik Bakaran Klasik Motif Gandrung……… 58

Gambar 4.10 Motif Bagian Tengah Pada Setiap Kain Sarung Batik Bakaran Klasik…… 59

Gambar 4.11 Warna pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………... 61

Gambar 4.12 Motif Utama pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix…………. 61

Gambar 4.13 Gurda Motif Pendukung Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix….. 62

Gambar 4.14 Suluran Motif Pendukung Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix… 62

Gambar 4.15 Isen-isen Cecekan Batik Bakaran Klasik Burung Phoenix………... 63

Gambar 4.16 Isen-isen Sawutan pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix…… 63

Gambar 4.17 Isen-isen Dele Kecer Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix……… 64

Gambar 4.18 Isen-isen Sisik pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix... 64

Gambar 4.19 Diagram Estetika Kain Panjang Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………. 66

Gambar 4.20 Analisa Makna Motif Utama pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………. 67

Gambar 4.21 Analisa Makna Gurda pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix... 68

Gambar 4.22 Analisa Makna Suluran pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix.. 69

Gambar 4.23 Analisa Makna Isen-isen Cecekan Batik Bakaran Klasik Burung Phoenix... 70

Gambar 4.24 Analisa Makna Isen-isen Sawutan Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix……….. 70

Gambar 4.25 Analisa Makna Isen-isen Kedele Kecer Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………. 71

Gambar 4.26 Analisa Makna Isen-isen Sisik pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………. 71

Gambar 4.27 Analisa Unsur Titik Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix…. 73

Gambar 4.28 Analisa Unsur Garis dan Bidang Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………. 74

Gambar 4.29 Analisa Unsur Tekstur Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix.. 75

Gambar 4.30 Analisa Unsur Warna pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix... 77

(14)

Gambar 4.32 Analisa Unsur Komposisi dan Keseimbangan Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………... 80

Gambar 4.33 Analisa Unsur Proporsi Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix.. 81

Gambar 4.34 Analisa Unsur Irama dan Keselarasan Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix……….... 82

Gambar 4.35 Analisa Unsur Kesatuan Pada Batik Bakaran Klasik Motif Burung Pheonix………. 83

Gambar 4.36 Skema Kerangka Pikir Munculnya Batik Bakaran Klasik Motif Burung Phoenix………. 84

Gambar

Gambar 4.36 Skema Kerangka Pikir Munculnya Batik Bakaran Klasik Motif Burung

Referensi

Dokumen terkait

KONSORSIUM Aspergillus sydowii DENGAN JAMUR TEMPE TERHADAP Vibrio harveyi DAN Vibrio parahaemolyticus.. S K R I P

Di Afrika Selatan ekstrak methanol dari 56 rumput laut yang berasal kelas Chlorophyta (hijau), Phaeophyta (coklat) dan Rhodophyta (merah), dari ketiga kelas rumput

Meskipun persentase penggunaan biaya variabel untuk operasional lebih besar dibandingkan persentase biaya tetap untuk investasi, atau secara rata-rata total biaya mencapai

menggunakan UHSC berserat yang kekuatan dan regangan tekan puncaknya lebih tinggi dari beton mutu tinggi biasa, akan menghasilkan pilar dengan kapasitas gaya aksial

Pengaruh Umur Listing, Leverage, Profitabilitas dan Reputasi Auditor Terhadap Internet Financial Reporting : Pada Perusahaan.. Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek

Prostaglandin dalam lambung merupakan sitoprotektor, akibat sintesisnya yang berkurang karena hambatan aspirin maka ketahanan mukosa (faktor defensif) lambung

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Pemberkasan Arsip Dinamis Aktif di Biro Umum Sekretariat Jendral Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia” terdiri

Dari berbagai konsep tentang pengukuran kebocoran wilayah maka dapat diartikan bahwa untuk mendeteksi indikasi, potensi dan dampak kebocoran wilayah, maka dapat diidentifikasi