1 1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, teknologi informasi dan komunikasi
mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini
terbukti dengan semakin pesatnya perkembangan informasi, komunikasi
dan teknologi yang ada di masyarakat. Kondisi yang demikian ini terus
terjadi dan telah berkembang pesat seperti sekarang ini dan mengakibatkan
adanya kemajuan, salah satunya adalah semakin majunya teknologi
informasi. Adanya kemajuan teknologi informasi di dukung dengan tidak
adanya hambatan ruang dan waktu tempuh serta banyaknya penemuan dan
penggunaan berbagai alat teknologi informasi yang dapat menunjang
kebutuhan hidup.
Perkembangan teknologi informasi komunikasi salah satunya
adalah internet. Perkembangan internet yang menawarkan sejumlah
keunggulan manfaat dalam bisnis dan kehidupan yang telah
mempengaruhi cara-cara bisnis dan perilaku konsumen. Nilai unggul yang
ditawarkan perusahaan kepada konsumen perlu dirancang kembali agar
dapat menyesuaikan dengan perilaku konsumen yang telah bergeser
dengan memanfaatkan internet untuk mencari informasi, membeli, serta
mengonsumsi produk dan jasa.
Dewasa ini manusia lebih sering berkomunikasi melalui internet,
karena memudahkan berinteraksi dan berkomunikasi yang tanpa batas,
dengan kemudahan tersebut jutaan manusia dari seluruh belahan dunia
berinteraksi menggunakan internet sehingga terbentuknya situs jejaring
sosial. Jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari
dijalin dengan satu atau lebih seperti nilai, visi, ide, teman,
keturunan, dan lain-lain (http://id.wikipedia.org/wiki/Jejaringsosial).
Perkembangan zaman yang sangat pesat dan semakin modern
mendorong berbagai macam perubahan sistem, baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti sistem perdagangan, cara bertransaksi dan
sistem pemasaran. Marketplaces adalah tempat bertemunya pembeli dan
penjual untuk bertukar barang dan jasa dengan uang atau dengan barang
dan jasa lain secara nyata, sedangkan Marketspace adalah tempat
bertemunya pembeli dan penjual untuk bertukar barang dan jasa dengan
uang atau dengan barang dan jasa lain, melalui media elektronik. Dahulu jika kita ingin berbelanja suatu produk atau barang, kita harus bertemu
dengan penjual produk tersebut, antara pembeli dan penjual haruslah
bertatap muka hingga terjadinya suatu kesepakatan antara pihak penjual
dan pembeli atau yang sering disebut transaksi. Jangkauan antara penjual
dan pembeli pun sangat terbatas namun sekarang seiring kemajuan zaman
dan teknologi khususnya internet, semua keterbatasan jarak, waktu, dan
biaya dapat teratasi dengan mudah. Salah satu jenis implementasi
teknologi dalam hal meningkatkan bisnis, penjualan dan pembelian produk
adalah dengan menggunakan electronic commerce (e-commerce) untuk
memasarkan dan membeli berbagai macam produk atau jasa, baik dalam
bentuk fisik maupun digital.
Meningkatnya pengguna internet sendiri telah menarik berbagai
macam bisnis untuk mempromosikan produknya di internet dan sekaligus
untuk melakukan transaksi perdagangan. Internet mampu mempengaruhi
di semua sektor bisnis. Mulai dari perusahaan-perusahaan skala besar
hingga online shop kecil pun memanfaatkan internet untuk branding
produk, pemasaran, penjualan produk atau fungsi bisnis lainnya.
Selain dibidang bisnis meningkatnya pengguna internet juga
memberikan dampak bagi perilaku masyarakat dalam melakukan
pembelian, baik pembelian barang maupun jasa dikarenakan banyak
perkembangan dunia internet yang sangat pesat maka banyak bermunculan
situs-situs online shopping, blog-blog online ataupun situs komunitas yang
tidak hanya sebagai situs pertemanan tetapi juga menawarkan forum jual
beli yuang menyediakan segala kebutuhan manusia. Hal ini membuat
konsumen beralih dari pembelian tradisional ke pembelian secara online.
Semakin banyaknya penggunaan internet di Indonesia, maka
semakin besar pula kemungkinan orang tersebut melakukan pembelian
secara online. Hal tersebut membuat para pelaku bisnis melihat adanya
peluang untuk memasarkan produknya melalui media sosial atau sering
disebut dengan online shop.
Online shop atau belanja online via internet adalah suatu proses
pembelian barang atau jasa melalui internet dimana antara penjual dan
pembeli tidak pernah bertemu atau melakukan kontak secara fisik dan
barang yang diperjual belikan ditawarkan melalui display dengan gambar
yang ada di online shop tersebut. Setelah itu pembeli dapat memilih barang
yang dia inginkan utnuk kemudian melakukan pembayaran kepada penjual
melalui rekening bank yang bersangkutan. Setelah pembayaran di terima,
penjual akan mengirimkan barang pesanan pembeli ke alamat tujuan.
Online shop didasarkan pada sifatnya yang virtual, maka tidak ada
lagi batas antara barang dan orang, produsen dan end-user, local maupun
internasional. Berbelanja via internet lebih mudah dan lebih cepat
melewati proses tawar-menawar yang sudah mempunyai mekanisme
masing-masing serta konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya atau
tenaga untuk pergi ke pusat perbelanjaan.
Banyaknya situs yang menawarkan jasa belanja online di Indonesia
yang bisa kita akses dimanapun dan kapanpun seperti Kaskus, Olx,
Lazada, Zalora, MatahariMall, BukaLapak, Tokopedia, Facebook, Twitter,
Google+, Instagram, dan lain-lain.
Salah satu situs jejaring sosial yang sedang popular yakni
memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan
membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik
Instagram sendiri. (https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram)
Fungsi instagram sendiri yakni untuk berbagi foto kepada
pengguna lainnya dengan fitur yang telah disediakan oleh pihak instagram
dan untuk memberikan informasi-informasi yang berupa gambar.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram)
Selain fungsi tersebut, instagram sekarang dimanfaatkan oleh
pelaku bisnis untuk memasarkan produk mereka. Biaya pembuatan
instagram yang gratis yang hanya bermodalkan kuota internet yang
membuat pengusaha terbebas dari masalah untuk menyewa toko.
Untuk membeli produk secara online tersebut sangat dibutuhkan
kepercayaan satu sama lain antara calon konsumen kepada penjual dan
begitupun sebaliknya karena demi menciptakan kepuasan konsumen agar
konsumen tersebut menjadi loyalitas kepada penjual.
Peneliti membagikan kuesioner pra penelitian untuk mengetahui
produk apa yang banyak di beli oleh mahasiswa Jurusan Administrasi
Bisnis D3 Politeknik Negeri Sriwijaya. Berdasarkan hasil diketahui
sebanyak 30,49% atau 25 orang dari total 82 responden pernah berbelanja
baju melalui media sosial instagram.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakakukan
penelitian dengan judul “Keputusan Pembelian Baju di Online Shop Pada Media Sosial Instagram (Studi Kasus Pada Mahasiswa D3 Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun
rumusan masalah yang diangkat yaitu Bagaimanakah keputusan pembelian
baju di online shop pada media sosial instagram pada mahasiswa Jurusan
Untuk menyelesaikan laporan akhir ini penulis membatasi ruang
lingkup pembahasan yang agar lebih terarah dan tidak terjadi
penyimpangan mengenai keputusan pembelian baju di online shop pada
media sosial intagram (studi kasus pada mahasiswa D3 Jurusan
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang)
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukannyya
penelitian ini adalah untuk mengetahui keputusan pembelian baju
di online shop pada media sosial instagram pada mahasiswa D3
Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui keputusan
pembelian baju di online shop pada media sosial instagram
mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri
Sriwijaya Palembang serta memberikan pengetahuan kepada
pembaca atau sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih
lanjut.
1.5 METODOLOGI PENELITIAN 1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penulis melakukan penelitian mengenai “Keputusan Pembelian
Baju di Online Shop pada Media Sosial Instagram” responden
penelitian adalah mahasiswa-mahasiswi D3 Jurusan Administrasi
1.5 2 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
responden yakni mahasiswa D3 Jurusan Administrasi Bisnis
Politeknik Negeri Sriwijaya dengan menggunakan angket
pertanyaan (questionnaire).
b. Data Skunder
Data skunder adalah data yang didapat dari catatan, buku, dan
majalah berupa laporan keuangan publikasi perusahaan,
laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori, majalah,
dan lain sebagainya.
1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Pada penulisan yang digunakan penulis dalam Laporan Akhir ini
adalah dengan menggunakan metode:
a. Kuesioner (Questionairre)
Kuesioner merupakan alat teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sujarweni,2015:98). Kuesioner diberikan kepada Mahasiswa
Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Jurusan Administrasi
Bisnis yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Hasil dari
kuesioner inilah yang akan dijadikan bahan sebagai
pembahasan dari permasalahan.
b. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dalam riset kepustakaan ini, penulis akan mengambil data atau
informasi yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang
dibahas sebagai landasan teori dalam menganalisis masalah
yang ada baik melalui buku-buku, artikel dari internet dan
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek
atau subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti
(Sujarweni,2015:80).
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasi adalah
Mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Sriwijaya Jurusan
Administrasi Bisnis dengan jumlah 437 mahasiswa.
Tabel 1.1
Jumlah Mahasiswa D3 Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang
Semester Jumlah Siswa
2 140
4 137
6 160
Total 437
Sumber: Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang Jurusan Administrasi Bisnis
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimiliki
oleh populasi yang digunakan untuk penelitian.
(Sujarweni,2015:81). Bila populasi besar, peneliti tidak
mungkin mengambil semua untuk penilitan misal karena
terbatasnya dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Jumlah
rumus. Dari jumlah populasi yang telah didapat, maka penulis
menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Populasi
e = Presentasi kelonggaran (tingkat eror)
Berdasarkan populasi mahasiswa Politeknik Negeri Sriwijaya
Palembang Jurusan Administrasi Bisnis sebesar 437
mahasiswa dan batas toleransi kesalahan (tingkat eror) sebesar
10%. Maka akan diperoleh hasil sebesar:
Sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 82 orang
Mahasiswa dari 437 populasi Jurusan Administrasi Politeknik
Negeri Sriwijaya Palembang.
c. Teknik Sampling
Menurut Sugiono dalam Sujarweni (2015:85) berpendapat
bahwa teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan
sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan salah satu dari metode non probability
sampling yaitu sampling insidental. Dengan metode ini
pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara
Analisis data yang digunakan penulis dalam pembuatan Laporan
Akhir ini adalah dengan menggunakan 2 metode, yaitu:
a. Metode Kualitatif
Menurut Yusi dan Idris (2009:102) menjelaskan metode
kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam skala
numerik. Namun karena dalam statistik semua data harus
dalam bentuk angka, maka data kualitatif umumnya
dikuantitatifkan agar formulasi statistik dapat dipergunakan.
Caranya adalah dengan mengklasifikasikannya dalam bentuk
kategori.
b. Metode Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala
numerik atau angka (Yusi dan Idris, 2009:102). Untuk
mengolah data kuantitatif, penulis menggunakan perhitungan
secara persentase yang digunakan untuk menghitung
persentase jawaban kuesioner yang penulis bagikan kepada
mahasiswa DIII Program Studi Administrasi Bisnis Jurusan
Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang
Tahun 2016.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung perhitungan
tersebut yaitu dengan menggunakan rumus persentase, sesuai
dengan rumus persentase menurut Kuncoro dalam Mahmudah
(2003:199), adalah sebagai berikut:
Rumus:
Persentase Jawaban =
Keterangan:
c. Skala Likert
Menurut Riduwan (2003:38) skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Jadi variabel
yang akan diukur dijabarkan menjadi table yang berikut:
Tabel 1.2
Contoh Tabel Skala Likert
No Keterangan Skor
1 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
2 Tidak Setuju (TS) 2
3 Cukup Setuju (CS) 3
4 Setuju (S) 4
5 Sangat Setuju (SS) 5