• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. Tujuan Siswa mampu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya IV. Materi Pokok Sampah terbagi dalam jenis : a. Organik, misalnya : daun, kertas, ranting, sayur - PEMBELAJARAN DENGAN METODE MENDONGENG UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU MEMBUANG SAMPA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "III. Tujuan Siswa mampu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya IV. Materi Pokok Sampah terbagi dalam jenis : a. Organik, misalnya : daun, kertas, ranting, sayur - PEMBELAJARAN DENGAN METODE MENDONGENG UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU MEMBUANG SAMPA"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN D

PEDOMAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE MENDONGENG

I. Standar Kompetensi

Siswa memahami kebersihan dan kesehatan diri, berinteraksi di keluarga dan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkunga

II. Kompetensi Dasar

Siswa dapat menjaga kebersihan dan keindahan di sekolah.

III. Tujuan

Siswa mampu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya

IV. Materi Pokok

Sampah terbagi dalam jenis :

a. Organik, misalnya : daun, kertas, ranting, sayur b. Anorganik, misalnya : kaca, logam, plastic

Sampah harus dibuang pada tempat sampah sesuai jenisnya. Apabila dibuang sembarangan maka akan menjadi sarang serangga dan hewan lainnya pembawa penyakit, menyebabkan polusi, bau tidak sedap dan pemandangan yang tidak indah serta membahayakan orang lain atau diri sendiri. Perlu dibuang pada tempat sampah yang sesuai jenisnya karena sampah bisa dimanfaatkan kembali sesuai penggolongan jenis sampah itu. Misalnya sampah organik bisa dibuat kompos. Sampah anorganik bisa dimanfaatkan untuk kerajinan tangan bernilai ekonomi.

Materi tentang jenis sampah, manfaat membuang sampah dan akibat jika tidak membuang sampah dengan benar, dikemas dalam tiga dongeng berjudul Pesta Ulang Tahun Ratu Semut, Sayembara untuk Putra Mahkota dan Harta Karun Kakek Seno

(2)

VI. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Memberi pendahuluan dengan singkat, sederhana dan menarik untuk membuat siswa siap mendengarkan dongeng

b. Menyampaikan cerita dengan lengkap, mendongeng dengan antusias dan akting yang meyakinkan, bedakan nada suara dalam karakter yang berbeda, variasikan kecepatan irama suara sesuai kebutuhan membangun suasana, membuat alur yang jelas dengan isian konflik dan penyelesaiannya, beberapa adegan didramatisasikan atau diperagakan khususnya sewaktu membuang sampah pada tempat sampah sesuai jenisnya.

c. Mengakhiri dongeng dengan bertanya jawab dengan siswa tentang inti cerita dan pesan dari dongeng tersebut

VII. Alat Peraga

a. Beberapa potong sampah jenis organik dan anorganik

b. Dua keranjang sampah bertuliskan Sampah Organik dan Anorganik

VIII. Sumber Bahan Dongeng berjudul :

a. Pesta Ulang Tahun Ratu Semut, b. Sayembara untuk Putra Mahkota dan c. Harta Karun Kakek Seno

IX. Waktu Pelaksanaan

a. Pada hari Senin, 5 November 2012, oleh Ibu Krisyanti DK dengan judul Pesta Ulang Tahun Ratu Semut

b. Pada hari Rabu, 7 November 2012 oleh Ibu Krisyanti DK dengan judul Sayembara untuk Putra Mahkota.

(3)

PESTA ULANG TAHUN RATU SEMUT (Oleh : Suhantojo)

Besok pagi Sang Ratu Semut berulang tahun. Kali ini, Sammy Semut yang mendapatkan perintah untuk mengatur semua keperluan perayaan ulang tahun itu. Sammy senang menerima perintah itu. Tetapi ia tidak bisa mengerjakannya sendirian. Oleh karena itu, semua semut pekerja ia kumpulkan untuk menyiapkan pesta.

“Kawan-kawan, mari kita siapkan pesta ulang tahun Sang Ratu dengan meriah. Kita masak makanan lezat dan minuman yang segar. Kita buat hiasan yang indah lagi meriah dan kenang-kenangan yang bagus untuk semua tamu. Kita buat Sang Ratu bergembira pada hari ulang tahunnya!”ajak Sammy.

Mulai saat itu, semut pekerja mulai bekerja sesuai bagiannya masing-masing. Sammy Semut berkeliling mengawasi mereka. Kadang, ia juga membantu mereka.

”Hei, tukang tenda!”teriak Sammy tiba-tiba.

Semut-semut yang sedang membuat tenda terkejut mendengar teriakan itu. Sammy mendekati mereka, lalu menjumput potongan tali plastik yang sudah tidak terpakai. Ternyata banyak sampah berupa potongan tali plastik yang berserakan. Tidak hanya itu, dedaunan dan bunga-bunga yang tidak terpakai karena layu masih berceceran meskipun tenda sudah berdiri kokoh dan hiasan terpasang rapi.

”Kawan-kawan, setelah selesai membuat tenda dan memasang hiasan, sampah yang berserakan dikumpulkan pada tempat sampah. Kita punya dua tempat sampah. Sampah untuk plastik-plastik, dan sampah untuk daun-daun, rumput-rumput serta kertas. Jangan ada yang berceceran! Itu ada ranting lancip.

Segera disingkirkan supaya tidak melukai kaki kita!”kata Sammy panjang lebar.

Dengan sigap, semut-semut pembuat tenda mengumpulkan sampah-sampah itu sesuai tempatnya. Bersih, indah, aman. Tenda siap dipakai.

(4)

”Terima kasih, kawan-kawan. Kalian telah mengerjakan tugas dengan baik. Tidak hanya itu, kebersihan dalam bekerja tetap kalian jaga. Tidak terlihat di sini sampah yang erserakan. Sampah-sampah dikumpulkan pada tempatnya masing-masing. Padahal sampahnya cukup banyak. Ada sisa sayuran, kulit kacang dan bawang, tulang-tulang ikan, kertas untuk alas, tissu untuk lap yang dimasukkan ke dalam keranjang sampah yang berbeda dengan plastik pembungkus daging dan buah. Luar biasa kerja kalian. Bagus sekali!” kata Sammy.

Senang sekali semut-semut juru masak itu bisa bekerja dengan baik dan menjaga kebersihan dengan membuang sampah pada tempatnya. Sayang, sewaktu Sammy sampai ke tempat pembuatan kenang-kenangan, keadaannya sangat berbeda. Berantakan sekali.

”Aduh, Sang Ratu bisa marah kalau kalian bekerja demikian. Sampah -sampah berserakan di mana-mana. Kawan-kawan kalian yang memasang tenda dan hiasan serta juru masak, bekerja dengan memperhatikan kebersihan lingkungan. Mereka mau membuang sampah pada tempatnya masing-masing. Segera bersihkan, kenang-kenangan untuk para tamu segera dipisahkan,”perintah Sammy tegas. Semut-semut pembuat kenang-kenangan segera bekerja keras untuk menyapu sampah dan mengumpulkannya di keranjang sampah.

Gemas juga Si Sammy. Semua semut yang menyiapkan pesta ulang tahun Ratu memang rajin-rajin dan bekerja tak kenal lelah hingga selesai pekerjaan masing-masing. Hasil pekerjaannyapun baik. Makanan enak. Minuman manis dan segar. Tenda kokoh, aman, teduh dan rapi disertai dengan hiasan yang indah. Demikian pula kenang-kenangan untuk para tamu, dibuat sedemikian menarik. Sayangnya sebagian suka membuang sampah sembarangan. Habis kerja, sampah dibiarkan berserakan. Padahal Sang Ratu sangat benci dengan tempat kotor karena sampah yang berserakan. Sammy khawatir kalau pada saat pesta berlangsung, masih ada sisa-sisa sampah yang tercecer. Ia ingin, pesta ulang tahun itu tidak mengecewakan Sang Ratu Semut.

(5)

” Terima kasih, terima kasih. Saya terharu, senang, bangga pada kalian, rakyatku. Saya bahagia karena Tuhan memberi umur panjang dan kesehatan. Saya ingin kalian juga menikmati kegembiraan ini. Silakan menikmati apa saja

yang dihidangkan. Namun pesan saya, tetap menjaga kebersihan,” ujar Sang ratu

dari atas panggung.

(6)

SAYEMBARA UNTUK PUTRA MAHKOTA (Oleh : Suhantojo)

Di sebuah desa yang cukup jauh dari kerajaan, tinggal seorang janda dengan tiga orang putrinya yang beranjak dewasa. Nama mereka berturut-turut dari yang sulung, Mentari, Wulan, dan Lintang. Ketiganya cantik tetapi berbeda perangainya. Mentari, suka sekali makan. Sekali makan bisa habis dua piring. Dalam sehari, ia tidak cukup makan tiga kali. Pasti lebih. Kadang empat atau lima kali. Tetangganya menjuluki dia dengan olok-olokan”Si Melek Makan”. Asal tidak tidur, ia selalu makan. Kadang baru bangun tidur, bukannya memberesi tempat tidur dan cuci muka, Mentari berjalan terkantuk-kantuk menuju dapur. Mencari nasi, sayur dan lauk untuk disantap. Habis makan, tidak mau memberesi piring, gelas dan sendok bekas makan dan minum. Plastik bungkus krupuk berserakan di mana-mana. Demikian pula sisa makanan seperti tulang dan duri ikan, ia biarkan di meja hingga adiknya bungsu, Lintang memberesi. Dengan senang hati, Lintang memberesi meja makan. Piring, sendok dan gelas ia cuci. Sampah plastik ia masukkan ke dalam keranjang sampah yang berbeda untuk tempat tulang dan duri ikan serta sisa sayur. Ia tidak ingin kecoa dan tikus masuk rumahnya, karena binatang itu suka mencari makan di sampah-sampah yang tidak diwadahi. Menjijikkan.

Wulan, anak kedua juga cantik. Sayang ia sangat malas. Sukanya tidur. Bangun pagi, mandi dan sarapan, lalu menguap. Tidur lagi. Kalau matahari sudah tinggi, ia terbangun karena tidur tidak nyenyak. Hawa panas karena sudah siang. Menjelang sore setelah mandi, pasti ia sudah merasa mengantuk. Teman-teman jadi sebel dengannya. Pada sore hari, mereka suka berbincang-bincang atau belajar bersama. Baru saja datang, Wulan pamit pulang. Mengantuk katanya. Seperti kakaknya, habis makan, Wulanpun malas memberesi piring, sendok, tempat minum dan sisa makanan. Mengantuk juga alasannya. Lagi –lagi, Lintanglah yang membersihkan meja makan, mencuci peralatan makan dan mengumpulkan sampah ke dalam dua jenis keranjang yang ada di rumah itu.

Tetangga menjuluki Wulan dengan sebutan ”Si Melek Tidur”. Asal mau melek,

(7)

Lain Mentari lain Wulan, lain juga dengan Lintang. Si bungsu ini meskipun paling kecil, tetapi paling rajin. Mereka bertiga, sehari-hari membantu sang ibu membuat tikar dari anyaman pandan duri. Pandan yang diambil dari pinggir sungai mereka buang durinya, lalu di potong memanjang selebar kelingking orang dewasa, lalu dijemur baru dianyam. Setiap hari selalu menghasilkan sampah. Potongan sisa pandan yang tidak terpakai dan duri-duri pandan. Kalau selesai bekerja, Mentari langsung makan, Wulan segera tidur, tetapi Lintang mengumpulkan sampah-sampah itu terlebih dahulu. Ia menyapu lantai tempat mereka bekerja agar kelihatan bersih. Duri-duri pandan ia kumpulkan supaya tidak tercecer sehingga tidak terinjak kaki orang. Ia melakukan itu dengan senang hati karena tahu, bahwa yang ia lakukan benar dan berguna.

Pada suatu hari tersiar kabar, Sang Raja mengadakan sayembara. Putra Mahkota sudah saatnya menikah, namun belum juga memiliki calon istri. Semua perempuan yang beranjak dewasa dan belum menikah boleh mengikuti sayembara itu. Tentu banyak yang ingin mengikuti, termasuk Mentari, Wulan dan Lintang. Setelah menempuh perjalanan panjang, tibalah mereka di istana raja. Istana sepi. Hanya ada beberapa pengawal yang berjaga. Ketiga perempuan itu ragu, jangan-jangan Putra Mahkota sudah mendapatkan calon mempelai putri. Jangan-jangan mereka sudah terlambat. Pupuslah harapan mereka untuk menjadi istri Putra Mahkota. Seorang pengawal menghampiri mereka. Untung, meskipun sudah berpuluh-puluh putri mengikuti sayembara belum ada yang bisa memenangkan sayembara. Begitu kata pengawal itu.

Lintang ragu bisa memenangkan sayembara itu. Ia tidak yakin karena asalnya dari desa jauh dari istana. Putri-putri lain yang gagal dalam sayembara pasti cantik dan pintar, karena sebagian besar berasal lingkungan dekat istana, anak para pejabat atau para pedagang kaya raya.

”Ayolah, Kak. Kita pulang saja!”ajak Lintang pada Mentari dan Wulan.

(8)

Mereka disambut oleh Sang Raja. Betapa senang hati mereka, sekaligus takut. Senang karena bisa melihat langsung raja mereka dan keluarganya, tapi takut gagal memenangkan sayembara. Mereka tidak tahu bagaimana Putra Mahkota akan memilih mereka. Suasana hening. Tiba-tiba datanglah dua orang pelayan mendorong sebuah meja. Di atas meja itu terdapat selimut, piring dan sendok, serta sapu.

”Perhatikanlah benda-benda yang ada di hadapan kalian ini! Pilihlah yang

kalian sukai!”perintah Putra Mahkota berwibawa.

Mentari, Wulan dan Lintang berjalan pelan menuju meja itu. Mentari menduga, Putra Mahkota ingin tahu calon mempelai mempunyai kesukaan apa, sehingga ia bisa menyiapkan kesukaannya itu sebagai tanda sayang. Kalau Mentari memilih sendok dan piring, Putra Mahkota akan tahu bahwa dirinya suka makan. Putra Mahkota pasti akan menyuruh juru masak istana untuk menyiapkan masakan yang lezat untuknya. Maka Mentari mengambil sendok dan piring.

Wulan memilih selimut. Ia berharap, dengan pilihannya itu, Putra Mahkota berfikir bahwa dirinya rajin menyiapkan dan membereskan tempat tidur. Lintang sengaja memilih sapu. Ia memang suka bersih-bersih. Senang menjaga kebersihanSuka menyapu, membuang sampah.

Tibalah saat yang menentukan.

Lintang. Lintang dipilih menjadi istri Putra Mahkota. Berpuluh-puluh putri, tidak ada satupun yang memilih sapu sebagai benda yang disukai. Kebanyakan memilih selimut, perhiasan, pakaian yang indah, piring dan sendok, dan sepatu yang bagus. Putra Mahkota ingin, calon mempelai putri selain cantik, harus rajin menjaga kebersihan. Ia tahu, dari benda pilihan Lintang, Lintang putri yang sesuai impiannya.

(9)

HARTA KARUN DARI KAKEK SENO (Oleh : Suhantojo)

Sepulang sekolah Adit melewati jalan yang tidak biasanya. Ia memilih jalan memutar, melewati kampung lain. Ia mengayuh sepeda pelan-pelan. Di depan rumah yang kelihatannya tanpa penghuni, ia di kejutkan teriakan seorang laki-laki di dalam rumah itu memanggil entah siapa. Ia pikir rumah itu kosong. Pagar depan saja karatan dan mau ambruk. Di teras depan rumah terdapat karung-karung yang ditumpuk. Entah apa isinya. Adit terhenti, mencoba melongok ke dalam.

”Hei, siapa kamu. Mau apa ke sini!”teriak seorang pemuda telanjang dada

yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu. Adit ingin menjawab mau masuk ke rumah, namun karena dia melihat badan dan lengan orang itu penuh tato, ia hanya berkata minta maaf sambil cepat-cepat mengayuh sepedanya beranjak dari tempat itu. Hampir saja ia menabrak pohon beringin yang berdiri kokoh di depannya.

Hari beranjak sore. Adit termenung di meja belajarnya. Ia sedang memikirkan tugas pelajaran Bahasa Indonesia. Bu guru memberinya tugas menulis karangan yang menceritakan keberhasilan seseorang. Ia bingung, siapa yang hendak tulis.

”Kok melamun,Dit?”tanya ayah tiba-tiba sudah di sampingnya. Adit menceritakan kebingungannya.

”Bu Guru berkata, orang yang berhasil sekaligus keberhasilannya bermanfaat untuk banyak orang,”jelas Adit.

Ayah mengernyitkan dahinya. Membantu mencari ide.

”Kakek Seno”, kata ayah tiba-tiba.

Kakek Seno, seorang kakek yang sudah tua. Tinggal di kampung pinggir sungai Banjir Kanal. Bekas nara pidana. Ia mendapatkan penghargaan penyelamat lingkungan hidup dari Bupati. Menarik untuk ditulis, dulu penjahat, sekarang mendapat penghargaan.

(10)

rumah kakek Seno. Agak ngeri. Ia membayangkan tampang sangar bekas napi itu. Tetapi demi tugas yang harus segera dikumpulkan, ia berangkat juga.

Mudah untuk menemukan rumah kakek Seno. Ternyata semua orang mengenalnya. Beliau tinggal persis di belakang gapura masuk kampung. Kata ayah, kampung itu sebagian besar warganya, pemulung. Sebagian lagi pernah menjadi gelandangan dan nara pidana. Kakek Seno cukup disegani oleh warga.

Rumahnya tertutup. Halamannya bersih. Ada dua tong sampah, bertuliskan organik dan non organik. Sepi. Adit memberanikan diri mengetuk pintu. Tak lama kemudian, tangkai pintu bergerak-gerak. Dada Adit berdebar keras. Membayangkan tampang kakek yang di balik pintu. Pintu terbuka, seorang kakek berpakaian hitam-hitam dengan ikat kepala menyambutnya ramah. Ah, lega. Begitu kata Adit dalam hati.

Membuat penasaran saja kakek Seno ini. Benar, kakek Seno tidak banyak bicara. Usai menjelaskan maksud kedatangannya, kakek Seno tidak banyak menceritakan kisah hidupnya. Ia hanya berkata, dahulu seorang perampok. Masuk penjara. Menyesal. Lalu berusaha menjadi orang yang perilakunya baik dan berguna bagi banyak orang. Di penjara, ia pernah diajari membuat kerajinan dari barang bekas dan sampah. Setelah keluar penjara kakek Seno menjadi pengrajin dari bahan-bahan seperti kardus bekas, plastik bekas minuman serbuk, kaleng bekas, dan berbagai macam sampah lainnya. Beliau mendapatkan bahan-bahan itu dari pemulung.

Hanya itu cerita kakek Seno. Setelah itu, ia memberikan secarik kertas

bertuliskan ”JALAN TERUS SEPANJANG KAMPUNG SAMBIL TENGOK KANAN DAN KIRI SAMPAI KUBURAN TUA. BELOK KANAN JALAN TERUS. BERHENTI KALAU MENEMUKAN POHON BERINGIN. MAJU SEDIKIT CARI RUMAH

NOMER 13. TEMUKAN HARTA KARUN”.

(11)

Dedaunan kering berserakan. Pemilik pohon dua hari sekali menyapu. Anak-anak yang suka makan di jalan, sembarangan membuang kertas atau plastik pembungkusnya. Adit sering membuang sterefoam wadah makanan di selokan. Habis memotong kertas untuk prakarya dibuang di halaman rumah. Habis makan kerupuk, plastik pembungkusnya dibuang di jalanan. Penjahit membuang begitu saja sisa kain perca di depan rumah campur aduk dengan sisa sayuran dan tulang tulang ikan. Gelas atau piring yang pecah dibuang bercampur dengan kertas-kertas yang tidak terpakai. Sungguh kotor dan berbahaya.

Di sepanjang jalan, di depan rumah selalu ada dua tong sampah. Bertuliskan organik dan anorganik. Di tong sampah bertuliskan organik, diberi

keterangan “untuk sampah : kertas, tissu, daun, sisa makanan, rumput, karton”. Di tong sampah anorganik diberi keterangan “untuk sampah : plastik, kaca/gelas,

besi/kaleng, aluminium, kain, karet, sterefoam”. Pantas saja kampung ini bersih. Begitu pikir Adit.

Tanpa terasa Adit sampai di kuburan tua. Ia tidak berani menoleh ke arah makam. Ia segera belok kanan dan mengayuh sepedanya sekencang mungkin. Setelah menjauh dari makam, ia berhenti sebentar. Ia buka kertas dari kakek Seno. Ia harus menemukan pohon beringin. Tidak jauh lagi. Kelihatan dari tempatnya berhenti. Ia kayuh sepedanya lagi. Sampai.

Di bawah beringin yang teduh, matanya memandang beberapa rumah. Ia perhatikan betul nomer-nomer rumah itu.

“Aha, itu rumah nomer 13!” seru Adit dalam hati.

Tiba-tiba ia ketakutan sendiri. Sepertinya ia pernah berada di tempat itu. Benar, sewaktu pulang sekolah tadi. Rumah itu, tempat karung-karung ditumpuk, pagar karatan yang ambruk dan....pemuda telanjang dada yang penuh tato. Ia kebetulan keluar. Lalu memanggil Adit. Ini untuk kedua kali Adit dipanggil. Adit memberanikan diri mendatangi rumah itu. Ia lebih takut dicurigai mau mencuri atau diteriaki maling oleh pemuda itu.

(12)

kertas koran. Ada keset yang dibuat dari kain perca. Ada pot dan wadah pensil yang dibuat dari kaleng bekas. Ada lukisan yang dibuat dari potongan-potongan daun dan kulit pohon kering.

Kata pemuda bertato tadi, Gatot, yang ternyata cucu kakek Seno semua kerajinan dibuat dari bahan berupa barang bekas dan sampah. Bahan itu selain dari pemulung, juga diambil dari tong sampah yang ada di sepanjang jalan yang dilewati. Agar mudah mengambilnya, maka waktu memasukkan sampah harus dibedakan sesuai jenisnya. Selain jadi mudah mengambilnya, tikus, kecoa dan lalat serta serangga pembawa penyakit tidak berkeliaran di kampung itu. Kampung jadi bersih dan sehat. Selain itu, pembuat kerajinan yang sebagian warga kampung itu, bertambah penghasilannya. Benar-benar harta karun.

Adit senang sekali mendengar cerita itu. Ia jadi malu dengan dirinya yang suka membuang sampah sembarangan. Ia berjanji akan membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya. Ia akan mengajak teman-temannya untuk hidup bersih.

”Terima kasih Mas Gatot, terima kasih Kakek Seno,”ujar Adit. Hatinya

(13)

LAMPIRAN E

PEDOMAN AMATAN PERILAKU MEMBUANG SAMPAH

1. Amatan dilakukan oleh tiga orang yaitu seorang guru kelas IIIB dan dua orang guru bidang studi secara bersama-sama

2. Amatan dilakukan pada saat pelajaran Prakarya berlangsung, di dalam kelas, dari awal hingga usai, selama 70 menit.

Amatan perilaku sebelum perlakuan dilaksanakan pada hari : - Selasa, 16 Oktober 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20

- Kamis, 25 Oktober 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20 - Kamis, 1 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20

Amatan perilaku sesudah perlakuan dilaksanakan pada hari : - Jumat, 16 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,

- Kamis, 22 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20, - Kamis, 1 November 2012 pukul 10.10 s.d. 11.20,

3. Amatan dilakukan terhadap semua siswa kelas IIIB, dengan menggunakan daftar ceck-list perilaku membuang sampah

4. Check-list diisikan berupa turus setiap kali melihat siswa berperilaku :

membuang sampah pada tempatnya sesuai jenisnya, membuang sampah pada tempatnya tidak sesuai jenisnya atau membuang sampah tidak pada tempat sampah yang disediakan di kelas, sisa kegiatan membuat prakarya. Keterangan diberikan apabila sampah terbuang di laci atau di bawah meja.

(14)

Lampiran F Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku A

Correlations

PERILAKU A

RATER VIKA

PERILAKU A

RATER MILA

PERILAKU A

RATER NANI

PERILAKU A RATER VIKA Pearson Correlation 1 .943** .926**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU A RATER MILA Pearson Correlation .943** 1 .919**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU A RATER NANI Pearson Correlation .926** .919** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

(15)

Lampiran G Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku A

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA 1.48 25 1.122 .224

PERILAKU A RATER MILA 1.64 25 1.350 .270

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA

& PERILAKU A RATER

MILA

25 .943 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU A

RATER VIKA -

PERILAKU A

RATER MILA

(16)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA 1.48 25 1.122 .224

PERILAKU A RATER NANI 1.60 25 1.155 .231

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU A RATER VIKA

& PERILAKU A RATER

NANI

25 .926 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU A

RATER VIKA -

PERILAKU A

RATER NANI

(17)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU A RATER MILA 1.64 25 1.350 .270

PERILAKU A RATER NANI 1.60 25 1.155 .231

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU A RATER MILA

& PERILAKU A RATER

NANI

25 .919 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU A

RATER MILA -

PERILAKU A

RATER NANI

(18)

Lampiran H Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku B

Correlations

RATERVIKAB RATERMILAB RATERNANIB

RATERVIKAB Pearson Correlation 1 .920** .865**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

RATERMILAB Pearson Correlation .920** 1 .937**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

RATERNANIB Pearson Correlation .865** .937** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

(19)

Lampiran I Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku B

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RATERVIKAB 1.32 25 1.145 .229

RATERMILAB 1.40 25 1.258 .252

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RATERVIKAB &

RATERMILAB 25 .920 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RATERVIKAB -

(20)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RATERVIKAB 1.32 25 1.145 .229

RATERNANIB 1.12 25 1.054 .211

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RATERVIKAB &

RATERNANIB 25 .865 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RATERVIKAB -

(21)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 RATERMILAB 1.40 25 1.258 .252

RATERNANIB 1.12 25 1.054 .211

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 RATERMILAB &

RATERNANIB 25 .937 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df

Sig.

(2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 RATERMILAB -

(22)

Lampiran J Uji Korelasi Antar Rater pada Amatan Perilaku C

Correlations

PERILAKU C

AMATAN

RATER VIKA

PERILAKU C

AMATAN

RATER MILA

PERILAKU C

AMATAN

RATER NANI

PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA

Pearson Correlation 1 .947** .762**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU C AMATAN

RATER MILA

Pearson Correlation .947** 1 .823**

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

PERILAKU C AMATAN

RATER NANI

Pearson Correlation .762** .823** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000

N 25 25 25

(23)

Lampiran K Uji Beda Antar Rater pada Amatan Perilaku C

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA .76 25 .879 .176

PERILAKU C AMATAN

RATER MILA .80 25 1.041 .208

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA & PERILAKU

C AMATAN RATER MILA

25 .947 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU C

AMATAN

RATER VIKA -

PERILAKU C

AMATAN

RATER MILA

(24)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA .76 25 .879 .176

PERILAKU C AMATAN

RATER NANI .56 25 .768 .154

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER VIKA & PERILAKU

C AMATAN RATER NANI

25 .762 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU C

AMATAN

RATER VIKA -

PERILAKU C

AMATAN

RATER NANI

(25)

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER MILA .80 25 1.041 .208

PERILAKU C AMATAN

RATER NANI .56 25 .768 .154

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 PERILAKU C AMATAN

RATER MILA & PERILAKU

C AMATAN RATER NANI

25 .823 .000

Paired Samples Test

Paired Differences

t df Sig. (2-tailed) Mean

Std.

Deviati

on

Std. Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 PERILAKU C

AMATAN

RATER MILA -

PERILAKU C

AMATAN

RATER NANI

(26)

LAMPIRAN L

DATA AMATAN PERILAKU A,

MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA SESUAI JENISNYA

NO URUT

AMATAN 1

AMATAN 2

AMATAN 3

AMATAN 4

AMATAN 5

AMATAN 6

1 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0

2 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

3 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

4 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 2.0 0.0 2.0 0.0 0.0 1.0

7 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

8 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

9 3.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

10 2.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

11 2.0 1.0 1.0 1.0 0.0 1.0

12 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0

13 2.0 0.0 1.0 0.04 0.0 0.0

14 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

17 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.17

18 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

19 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

20 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

21 2.0 3.0 2.0 0.0 0.0 0.0

22 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 1.0

23 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

24 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0

(27)

Lampiran M Rerata Amatan Perilaku A

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU A 25 0 3 1.36 1.075

PERILAKU A 25 0 3 1.40 1.000

PERILAKU A 25 0 3 1.16 .943

PERILAKU A 25 1.00 5.00 2.2916 1.17186

PERILAKU A 25 1.00 3.00 1.6960 .67298

PERILAKU A 25 1.00 4.00 2.2084 .86502

(28)

Lampiran N Repeated Measurement Analysis Perilaku A

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .490 3.847a 5.000 20.000 .013

Wilks' Lambda .510 3.847a 5.000 20.000 .013

Hotelling's Trace .962 3.847a 5.000 20.000 .013

Roy's Largest Root .962 3.847a 5.000 20.000 .013

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within

Subjects

Effect Mauchly's W

Approx.

Chi-Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

factor1 .175 38.515 14 .000 .636 .744 .200

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are

displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum

of Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Sphericity

Assumed 27.613 5 5.523 6.695 .000

Greenhouse-Geisser 27.613 3.180 8.684 6.695 .000

Huynh-Feldt 27.613 3.722 7.419 6.695 .000

Lower-bound 27.613 1.000 27.613 6.695 .016

Error(factor1) Sphericity

Assumed 98.988 120 .825

Greenhouse-Geisser 98.988 76.310 1.297

Huynh-Feldt 98.988 89.324 1.108

(29)

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 14.003 1 14.003 8.637 .007

Quadratic .263 1 .263 .500 .486

Cubic .771 1 .771 1.187 .287

Order 4 1.251 1 1.251 2.883 .102

Order 5 11.325 1 11.325 12.661 .002

Error(factor1) Linear 38.908 24 1.621

Quadratic 12.609 24 .525

Cubic 15.589 24 .650

Order 4 10.413 24 .434

Order 5 21.468 24 .894

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intercept 426.389 1 426.389 284.904 .000

(30)

LAMPIRAN O

DATA AMATAN PERILAKU B,

MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA TIDAK SESUAI JENISNYA

NO URUT

AMATAN 1

AMATAN 2

AMATAN 3

AMATAN 4

AMATAN 5

AMATAN 6

1 2.0 2.0 1.0 2.0 2.0 2.0

2 2.0 2.0 1.0 1.0 2.0 2.0

3 3.0 2.0 3.0 2.0 2.0 2.0

4 1.0 1.0 1.0 1.0 2.0 3.0

5 3.0 2.0 3.0 3.0 2.0 4.0

6 3.0 2.0 1.0 5.0 1.0 2.0

7 0.0 1.0 1.0 1.0 3.0 2.0

8 1.0 2.0 1.0 2.0 1.0 4.0

9 0.0 0.0 0.0 2.0 3.0 1.0

10 0.0 0.0 0.0 2.0 2.0 2.0

11 0.0 0.0 0.0 3.0 3.0 3.0

12 1.0 1.0 2.0 1.0 2.0 3.0

13 1.0 2.0 1.0 2.29 1.0 2.0

14 0.0 0.0 0.0 3.0 1.0 2.0

15 2.0 3.0 2.0 2.0 1.0 3.0

16 1.0 2.0 1.0 3.0 1.0 2.0

17 0.0 0.0 0.0 2.0 2.0 2.21

18 3.0 2.0 2.0 2.0 1.0 1.0

19 1.0 2.0 1.0 5.0 1.7 3.0

20 2.0 3.0 3.0 4.0 2.0 1.0

21 2.0 1.0 1.0 1.0 1.7 1.0

22 0.0 0.0 0.0 3.0 2.0 2.0

23 2.0 1.0 1.0 3.0 1.0 2.0

24 2.0 1.0 1.0 1.0 1.0 3.0

(31)

Lampiran P Rerata Amatan Perilaku B

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU B 25 0 3 1.56 .821

PERILAKU B 25 0 3 1.08 .812

PERILAKU B 25 0 2 1.20 .764

PERILAKU B 25 .00 1.00 .0416 .19983

PERILAKU B 25 .00 .00 .0000 .00000

PERILAKU B 25 .00 1.00 .1668 .37268

(32)

Lampiran Q Repeated Measurement Analysis Perilaku B

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .813 17.405a 5.000 20.000 .000

Wilks' Lambda .187 17.405a 5.000 20.000 .000

Hotelling's Trace 4.351 17.405a 5.000 20.000 .000

Roy's Largest Root 4.351 17.405a 5.000 20.000 .000

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within

Subjects

Effect Mauchly's W

Approx.

Chi-Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

factor1 .037 73.139 14 .000 .588 .679 .200

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are

displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

factor1 Sphericity Assumed 58.449 5 11.690 41.560 .000

Greenhouse-Geisser 58.449 2.941 19.875 41.560 .000

Huynh-Feldt 58.449 3.396 17.211 41.560 .000

Lower-bound 58.449 1.000 58.449 41.560 .000

Error(factor1) Sphericity Assumed 33.753 120 .281

Greenhouse-Geisser 33.753 70.579 .478

Huynh-Feldt 33.753 81.507 .414

(33)

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 46.125 1 46.125 79.346 .000

Quadratic 1.993 1 1.993 14.189 .001

Cubic 3.796 1 3.796 18.341 .000

Order 4 .840 1 .840 3.439 .076

Order 5 5.696 1 5.696 24.406 .000

Error(factor1) Linear 13.951 24 .581

Quadratic 3.371 24 .140

Cubic 4.967 24 .207

Order 4 5.863 24 .244

Order 5 5.601 24 .233

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intercept 68.290 1 68.290 99.098 .000

(34)

LAMPIRAN R

DATA AMATAN PERILAKU C,

MEMBUANG SAMPAH TIDAK PADA TEMPAT SAMPAH

NO URUT

AMATAN 1

AMATAN 2

AMATAN 3

AMATAN 4

AMATAN 5

AMATAN 6

1 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0 0.0

2 0.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

3 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

4 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

5 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

6 2.0 2.0 2.0 0.0 0.0 1.0

7 2.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

8 1.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0

9 0.0 0.0 2.0 0.0 0.0 0.0

10 2.0 2.0 3.0 0.0 0.0 0.0

11 2.0 3.0 1.0 0.0 0.0 0.0

12 1.0 2.0 2.0 0.0 0.0 0.0

13 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

14 2.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

15 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

16 1.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

17 2.0 3.0 2.0 0.0 0.0 0.04

18 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

19 0.0 0.0 1.0 0.0 0.0 0.0

20 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

21 1.0 1.0 1.0 0.0 0.0 0.0

22 2.0 1.0 2.0 0.0 0.0 0.0

23 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

24 1.0 2.0 1.0 0.0 0.0 0.0

(35)

Lampiran S Rerata Amatan Perilaku C

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PERILAKU C 25 0 2 .76 .879

PERILAKU C 25 0 3 .92 1.038

PERILAKU C 25 0 3 1.04 .978

PERILAKU C 25 .00 .00 .0000 .00000

PERILAKU C 25 .00 .00 .0000 .00000

PERILAKU C 25 .00 1.00 .0416 .19983

(36)

Lampiran T Repeated Measurement Analysis Perilaku C

Multivariate Testsb

Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.

factor1 Pillai's Trace .568 6.914a 4.000 21.000 .001

Wilks' Lambda .432 6.914a 4.000 21.000 .001

Hotelling's Trace 1.317 6.914a 4.000 21.000 .001

Roy's Largest Root 1.317 6.914a 4.000 21.000 .001

a. Exact statistic

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Mauchly's Test of Sphericityb

Measure:MEASURE_1

Within

Subjects

Effect Mauchly's W

Approx.

Chi-Square df Sig.

Epsilona

Greenhouse-Geisser Huynh-Feldt Lower-bound

factor1 .000 . 14 . .446 .494 .200

Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed dependent

variables is proportional to an identity matrix.

a. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests are

displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.

b. Design: Intercept

Within Subjects Design: factor1

Tests of Within-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Source

Type III Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

factor1 Sphericity Assumed 30.940 5 6.188 17.867 .000

Greenhouse-Geisser 30.940 2.231 13.866 17.867 .000

Huynh-Feldt 30.940 2.471 12.522 17.867 .000

Lower-bound 30.940 1.000 30.940 17.867 .000

Error(factor1) Sphericity Assumed 41.560 120 .346

Greenhouse-Geisser 41.560 53.553 .776

Huynh-Feldt 41.560 59.298 .701

(37)

Tests of Within-Subjects Contrasts

Measure:MEASURE_1

Source factor1

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

factor1 Linear 19.557 1 19.557 24.556 .000

Quadratic .347 1 .347 1.750 .198

Cubic 6.806 1 6.806 20.822 .000

Order 4 .013 1 .013 .080 .780

Order 5 4.217 1 4.217 16.979 .000

Error(factor1) Linear 19.114 24 .796

Quadratic 4.760 24 .198

Cubic 7.844 24 .327

Order 4 3.880 24 .162

Order 5 5.961 24 .248

Tests of Between-Subjects Effects

Measure:MEASURE_1

Transformed Variable:Average

Source

Type III Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Intercept 31.740 1 31.740 28.466 .000

(38)

LAMPIRAN U

DAFTAR BAHAN DAN KERAJINAN TANGAN YANG DIBUAT SISWA PADA PEMBELAJARAN PRAKARYA NAMA BENDA PRAKARYA UNTUK AMATAN BAHAN ORGANIK BAHAN NON

ORGANIK KETERANGAN

Bingkai

Foto Uji Coba Kertas foto

Spon 2 warna, payet-payet 2 bentuk, pita kain, bros kecil

7 macam bahan

Boneka

Jepang Pertama

Kertas kado, kertas asturo, tusuk gigi, sumpit kayu, pita jepang

Payet-payet 2 bentuk, benang, pita kain, manik-manik

10 macam bahan

Kolase Kedua

Kertas lipat, kertas BC, daun palem, kertas minyak

Selotip hitam, plastik

pembungkus makanan instan 2 macam

7 macam bahan

Hiasan Dinding Vas Bunga

Ketiga

Kertas lipat 2 warna, pita jepang, kertas asturo, kertas BC

Kain tissue,

payet-payet 1 bentuk 7 macam bahan

Boneka Kepala Bertopi

Keempat Kertas asturo 3 warna

Gelas plastik air mineral, mata boneka, benang wol, tali kur, payet-payet 1 bentuk

8 macam bahan

Hiasan Dinding Model Pohon Natal

Kelima Kertas kado, kertas asturo

Payet-payet 3

bentuk 5 macam bahan

Boneka

Malaikat Keenam

Kertas manila 2 warna

Payet-payet 2 bentuk, pita kain, tali kur, mata boneka, gliter

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun berikut pengusul diperkenankan mengajukan usul baru dengan topik baru atau lanjutan dari penelitian yang sudah dilakukan (namun bukan penelitian

Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap sekolah teknologi dan kejuruan harus memiliki laboratorium dan setiap sekolah teknologi dan kejuruan harus memiliki

Peredaran $ruto adaah semua im$aan atau niai pengganti $erupa uang atau niai uang 'ang diterima atau diperoeh P perusahaan pea'aran daam negeri dari pengang!utan

RINGKASAN AND1

Sesuai dengan pertumbuhan terbaik pada parameter pertambahan tinggi, pertambahan jumlah daun, luas daun, panjang akar, volume akar dan ratio tajuk akar, berat kering

Padahal beberapa penelitian sebelumnya menginformasikan keunggulan pendekatan konstruktivistik, beberapa diantaranya: (1) Putra (2008) menyatakan bahwa pembelajaran

Hasil simulasi transformasi gelombang dari laut lepas ke garis pantai dengan menggabungkan efek shoaling dan refraksi gelombang Transpormasi Gelombang di Sepanjang

Mereka yang mempunyai persediaan bahan G dan W untuk menyerahkan pada saat tersebut pada pasal 2 Ayat 4 dan berdasarkan Ordonansi ini tidak berwenang atau dinayatakn tidak