HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALITAS GURU,
DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Studi kasus : Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 YogyakartaSKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Silvia Hastriani NIM : 011334093
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 desember 2006
Penulis
v
* M otto *
“ T idak ada kebanggan yang lebih besar daripada kita
berhasil melakukan apa yang menurut orang lain tidak dapat kita lakukan “
“ S esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ”
( Q .S A l-Insyirah : 5)
“K esulitan – kesulitan akan membuat kita lebih kuat
dan menghantarkan kita pada kemenangan- kemenangan yang lebih besar
lagi. Pegunungan memang tidak mudah didaki,
namun panorama dari puncaknya biasanya paling indah”
“ J angan sekali-kali menyombongkan diri,
sebab kesombongan diri adalah kuman yang mematikan,
dengan perlahan ia akan menggerogoti kebijakan dan menjauhkan orang dari
perbuatan baik ”
“ M ereka yang bijak adalah seseorang yang bisa memahami tempatnya didalam kehidupan ini “ ( H ellen K eller)
“ S aya hanya satu orang, tetapi saya tetap seseorang,
saya tidak dapat melakukan segalanya,
tetapi saya tetap dapat melakukan sesuatau
dan karena saya tak dapat melakukan segalanya, saya tidak akan menolak
untuk melakukan sesuatu yang dapat saya lakukan “ ( E dward everett H oles )
“ K ebahagian terbesar dalam hidup adalah
vi
H alaman Persembahan
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui ,
swdangkan kamu tidak mengetahui “ ( Q.S Al- Baqarah : 216 )
Karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang yang
kukasihi dan kusayamgi , teruntuk :
v Bapak Irianto dan Ibu Sulistiowati tercinta yang dengan kesabaran dan penuh kasih sayang
merawat dan menjaga aku hingga seperti
sekarang ini.
v Adik-adiku: Dek Elly Handayani dan Dek Achmad Maulana tersayang terima kasih ya atas
pengertian ,doa dan dukungannya.
v Abangku: WARDANA, S.IP, Terima kasih ya atas cinta dan kasih sayangnya.
vii ABSTRAK
Hubungan Antara Profesionalitas Guru, Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Dengan prestasi Belajar Siswa.
Studi kasus pada Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
Silvia Hastriani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2006
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan April 2006. populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. sampel penelitian ini berjumlah 120 dan ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment dan analisis regresi berganda.
viii ABSTRACT
The Relationship Between Teacher Professionalism, Learning Discipline and Learning Facilities With Student’s Learning Achievement
A Case Study at the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta
Silvia Hastriani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2006
This research aimed at knowing whether or not : (1) there was any positive relationship between teacher professionalism with students’s learning achievement; (2) there was any positive relationship between learning discipline with students’s learning achievement;; (3) there was any positive relationship between learning facilities with students’s learning achievement;; (4) there was any positive relationship between teacher professionalism, learning discipline and learning facilities with student’s learning achievement.
This research was conducted in “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta in April 2006. The population of research was all the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta. Total samples of the research were 120 students taken by Purposive Sampling Technique. The technique of data collecting used quesionnaire and documentation. The technique of data analysis used the Product Moment and Multiple Linier Regression Analysis.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALITAS GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”. Sholawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW atas segala keteladanan yang telah beliau persembahkan untuk umatnya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs.T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Sutarjo Adi Susilo J.R. selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd dan Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya.
5. Bapak Drs. Priyanto, selaku Kepala Sekolah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
x
7. Bapak Irianto dan Ibu Sulistiowati terc inta...evi lulus!!!! Dedikasi dan cinta yang kalian berikan sungguh menguatkan aku! Memang, diperlukan hujan dan cahaya matahari untuk membuat pelangi! Terima kasih karena telah menjadi “ hujan”dan”cahaya matahari” untukku. Keluarga di Kalimantan&Jawa, Terima kasih atas nasehat-nasehatnya.
8. Dek Elly dan Dek Maulana tersayang , Terima kasih atas pengertian, doa dan dukungannya.
9. Bang Nanak Chayanx, Terima kasih telah memberi semangat dan hari-hari yang begitu penuh warna-warni. Akhirnya adek bisa nyusul abang juga ya...!!!!!!!!
10. Biak-biak ketapang : Nelly, Wiwit, Rini, Melly, Nita, Susi(manis mata), Yayan, Arik, Sihan, Bang Beny. Terima kasih ya udah mau menjadi sahabat dan tempat aku curhat. Buat Susi walaupun kita belum pernah ketemu tapi kita kayaknya udah kenal banget ya.maaf juga klo evi selalu merepotkanmu, he..he..Buat yayan terima kasih ya udah mau ngantar mbak kemana-mana dan buat bang beny, terima kasih ya udah mau memberi masukan dan menjadi pendengar setia evi, maaf juga klo evi telah mengecew akanmu!!!!
11. Teman seperjuangan : Sulis, Endah, Anas, Nila, Yustin, Nita, Puji. Terima kasih ya atas hari-hari yang penuh dengan canda dan tawa selama aku diYogya. Kapan ya kita bisa ngumpul dan jalan-jalan bareng lagi, aku kangen saat- saat indah bersama kalian semua. Aku minta maaf ya klo selama ini aku pernah buat kalian semua sebel,he...he... dan Buat sulis kapan nyusul, ayo tetap semangat ya...!!!!
12. Teman-teman PAK B ‘01, PAK A ’01 dan PAK C ’01 terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini
xi
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis selama ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, karena penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat menambah wacana ilmu pemgetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv
MOTTO... v
HALAMAN PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR... ix
DAFTAR ISI... ` xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 3
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Masala h... 3
D. Tujuan Penelitian... 3
E. Manfaat Penelitian ... 4
1. Bagi Siswa ... 4
2. Bagi Universitas Sanata Dharma ... 4
3. Bagi Penulis... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik ... 5
1. Prestasi Belajar ... 5
a. Pengertian prestasi belajar... 5
b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar... 6
2. Profesionalitas Guru... 8
xiii
b. Profesionalitas guru... 9
3. Disiplin Belajar ... 12
a. Pengertian Disiplin ... 12
b. Disiplin belajar ... 15
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar ... 15
4. Fasilitas Belajar ... 17
a. Pengertian fasilitas belajar ... 17
b. Macam-macam fasilitas belajar ... 18
B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 19
C. Kerangka Berfikir ... 20
D. Paradigma Penelitian... 22
E. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 24
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ... 28
F. Uji instrumen Penelitian ... 29
G. Teknik Analisis Data... .... 34
BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 45
A. Gambaran Umum Sekolah... 45
B. Tujuan Pendidikan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta... 48
C. Personalia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 48
D. Organisasi SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 52
E. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 56
F. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 57
G. Majelis sekolah / Dewan sekolah ... 60
H. Hubungan SMU dengan Instansi lain... 60
I. Kegiatan Proses belajar mengajar ... 61
xiv
BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Deskripsi Data ... 67
B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 71
C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 77
D. Pembahasan ... 81
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 88
A. Kesimpulan... 88
B. Keterbatsan Penelitian ... 90
C. Saran ... 90
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kisi- kisi kuesioner ... 28
Tabel 2 Hasil pengujian validitas ... 31
Tabel 3 Hasil pengujian reliabilitas ... 33
Tabel 4 Daftar pergantian kepala sekolah... 48
Tabel 5 Daftar wakil kepala sekolah... 49
Tabel 6 Daftar nama guru SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 50
Tabel 7 Data siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 52
Tabel 8 Penilaian Profesionalitas guru... 68
Tabel 9 Penilaian Disiplin belajar ... 69
Tabel 10 Penilaian Fasilitas belajar ... 70
Tabel 11 Penilaian Prestasi belajar... 71
Tabel 12 Autokorelasi ... 76
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 95
Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas... 101
Lampiran 3. Data Mentah dan Data Induk Penelitian... 106
Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi dan Kategori Kecenderungan Variabel... 124
Lampiran 5. Uji Normalitas dan Linieritas ... 136
Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik... 144
Lampiran 7. Perhitungan Analisis Product Moment... 148
Lampiran 8. Perhitungan Analisis Regresi Ganda ... 155
Lampiran 9. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 162
1 Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai
tujuan mendidik siswa agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah dari
sekolah. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan cara berfikir ilmiah
da lam memahami lingkungan fisik, sosial serta dapat memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Disekolah siswa mengalami proses belajar mengajar dan mengalami
kehidupan sosial bersama teman-teman serta guru, siswa juga diperkenalkan
berbagai macam ilmu pengetahuan. Tujuan utama dari proses belajar mengajar
ini agar siswa dapat tumbuh menjadi manusia sosial dan manusia intelektual
yang menguasai ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan yang diberikan pada siswa disajikan dalam bentuk
berbagai macam mata pelajaran. Setiap hari siswa diwajibkan mengikuti
semua mata pelajaran yang disajikan oleh guru. Dengan mengikuti mata
pelajaran ini diharapkan siswa mampu menguasai mata pelajaran tersebut.
Disiplin belajar yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai prestasi yang
tinggi dalam mata pelajaran tersebut. Siswa yang mempunyai disiplin yang
baik dalam belajar maka dapat melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih
Fasilitas belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mempengaruhi perkembangan dan kegiatan belajar seorang siswa. Hal ini
akan lebih jelas kelihatan dalam prestasi belajar yang dicapainya. Bila
siswa memiliki fasilitas belajar yang lengkap maka siswa akan lebih
mudah dalam belajar sehingga siswa akan lebih giat belajar untuk
mencapai prestasi.
Proses belajar dan hasil belajar pada siswa tidak saja ditentukan oleh
sekolah , pola struktur, dan isi kurikulumnya. Akan tetapi sebagian besar
ditentukan oleh profesionalitas guru yang mengajar dan membimbing
mereka (Hamalik, 2001). Guru yang profesional akan lebih mampu
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta
akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal. Cara mengajar guru yang menyenangkan dan
disiplin belajar yang tinggi serta didukung dengan fasilitas belajar yang
memadai membuat siswa lebih berprestasi. Guru yang profesional juga
mampu menyajikan materi pelajaran yang bermutu dan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan bekal materi pelajaran yang
bermutu diharapkan siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.
Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dalam dunia pendidikan dengan mengambil judul
B. Batasan Masalah
Dalam mencapai keberhasilan pendidikan yang dapat dilihat dari
prestasi belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri
siswa itu sendiri maupun dari luar individu. Menyadari banyak faktor yang
mempengaruhinya maka penulis membatasi pada faktor diluar individu
khususnya profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka yang menjadi masalah dalam penelitian
ini adalah
1. Apakah ada hubungan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar
siswa ?
2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar
siswa ?
3. Apakah ada hubungan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar
siswa ?
4. Apakah ada hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalitas guru
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa,
3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara fasilitas belajar siswa
dengan prestasi be lajar siswa.
4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalitas guru
disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar
mempunyai disiplin belajar yang tinggi dengan didukung oleh fasilitas
belajar yang memadai untuk mencapai prestasi belajar secara optimal.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi
penelitian selanjutnya serta dapat menambah pembendaharaan bacaan
khususnya tentang pendidikan.
3. Bagi Penulis
Merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan
5 Bab II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya ( Slameto 1988 : 2)
Belajar dalam arti luas adalah kegiatan psikofisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit adalah
usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian
kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
Pelaksanaan proses belajar mengajar perlu adanya tujuan yang
ingin dicapai sehingga output dari hasil proses belajar mengajar
tersebut akan mendapat perubahan sesuai dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai maka
perlu adanya tes.
Pengertian prestasi menurut Winkel adalah suatu kecakapan
yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan ( winkel,
untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat dilihat secara nyata
dan dapat diukur dan menggunakan alat ukur yaitu test.
Hasil tes dapat berupa angka, simbol yang dapat dijelaskan
seberapa tingkat kecakapannya. Hal ini sesuai dengan pendapat
Surtinah Tirtonegoro yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah
pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,
huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah
dicapai oleh anak dalam periode tertentu ( Nasution : 1984 : 42)
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi
belajar adalah hasil dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa
yang dilakukan dengan cara evaluasi. Evaluasi terhadap hasil belajar
dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pelajaran dan
hasil proses belajar dapat dicapai.
b. Faktor-faktor yang menpengaruhi prestasi belajar.
Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
sebagai berikut:
a. Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). Faktor ini
erat hubungannya dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor
intern ini meliputi:
a. )Faktor psikologis, yaitu Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejiwaan manusia, misal: intelegensi, perhatian, minat,
b. )Faktor biologis, yaitu hal-hal/hambatan-hambatan yang secara
langsung berhubungan dengan siswa, meliputi: kesehatan dan
cacat tubuh.
Keadaan faktor psikis dan fisik ini ada yang ditentukan oleh faktor
lingkungan atau ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.
b. Faktor ekstern (dari luar siswa), faktor ini dikelompokkan menjadi
faktor lingkungan alam, sosial ekonomi, metode mengajar, materi
pelajaran. Lingkungan alam yang panas, gersang, atau lembab dan
berbau menyebabkan orang enggan belajar dan susah konsentarasi,
tetapi alam yang sejuk membantu orang lebih giat belajar dan dapat
konsentrasi. Mengenai faktor sosial, lingkungan yang ramai,
mengganggu konsentrasi belajar. Peran materi pelajaran oleh guru,
dapat mengadakan hubungan yang hangat dengan anak didiknya,
dan mempunyai pribadi pendidik, juga metode mengajar yang
digunakan serta bahan yang digunakan sesuai dengan
perkembangan dan kemampuan anak akan sangat mempengaruhi
prestasi belajar dan hasil belajarnya. Semua faktor tersebut sangat
berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi be lajar siswa.
Namun demikian menurut Masum dan Sri Mulyani (1976) siswa
dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik apabila
didukung oleh adanya usaha -usaha sebagai berikut:
a). Mempunyai tujuan belajar yang jelas.
c). Mempunyai minat belajar.
d). Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan.
e). Mempunyai kecakapan dalam pelajaran.
2. Profesionalitas Guru a. Pengertian guru
Menurut kamus umum bahasa Indonesia ( WJS. Purwadarminta )
guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Me ngajar merupakan suatu
perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moril yang cukup berat.
Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada
pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya.
Peter (dlm Sudjana, 1989:15) mengemukakan ada tiga tugas dan
tanggung jawab guru yaitu:
1) Guru sebagai pengajar
Lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan
melaksanakan pengajaran. Dalam kasus ini guru dituntut
memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik
mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan
diajarkannya.
2) Guru sebagai pembimbing
Memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan
kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.
berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga
menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan
nilai-nilai para siswa.
3) Guru sebagai administrator kelas
Tugas ini pada hakekatnya merupakan jalinan antara
ketatalaksanaan pada umumnya seperti kemampuan
mengendalikan kelas.
b. Profesionalitas guru
Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian
dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian.
Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan
yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan
untuk itu dan bukan pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1989).
Dengan bertitik tolak pada pengertian diatas, maka pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas
dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau
dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan
terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya
dibidangnya (Agus F. Tamyong, 1987). Yang dimaksud dengan
terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi
belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan
seperti yang tercantum dalam kompetensi guru yang telah diatur.
Menurut Tjokorde Raka Joni dalam P3G 3 (tiga) kompetensi yang
harus dimiliki guru yang profesional yaitu :
a. )Kompetensi Profesional
Guru harus memiliki pengetahuan yang luas dalam Subject matter
yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti
memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode
yang tepat serta mampu menggunakan dalam proses belajar
mengajar.
b. )Kompetensi Personal
Guru harus memiliki suatu sikap keperibadian yang mantap,
memiliki keperibadian yang patut diteladani.
c. )Kompetensi sosial
Guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, dengan
muridnya maupun dengan sesame teman-teman, kepala sekolah,
pegawai TU, anggota masyarakat.
Ketiga bidang kompetensi diatas untuk mencapainya tidak
bisa berdiri sendiri, karena kompetensi tersebut saling berhubungan
dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Ketiga kompetensi
tersebut mempunyai hubungan yang hirarkis, artinya saling
Profesionalitas seorang guru dapat dilihat pada :
1. Kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bidang
studi dalam kurikulum, pendalaman atau aplikasi.
2. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar yaitu dalam
merumuskan tujuan pengajaran, mengenal dan menggunakan
metode mengajar, memilih dan menyusun prosedur pengajaran,
melaksanakan PBM, mengenal peserta didk, dan melaksanakan
pengajaran remedial.
3. Kemampuan dalam mengelola kelas yaitu mengatur tata ruang
kelas dan menciptakan iklim belajar yang serasi.
4. Kemampuan menggunakan media yaitu kemampuan dalam
menggunakan dan membuat media, mengelola dan
mengembangkan laboratorium , dan menggunakan perpustakaan
dan micro teaching.
5. Kemampuan dalam mengelola interaksi PBM.
6. Kemampuan dalam menguasai landasan pendidikan.
7. Kemampuan dalam menilai prestasi peserta didik untuk
kepentingan pengajaran.
8. Kemampuan mengenal fungsi bimbingan dan konseling.
9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi
sekolah.
10.Kemampuan memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian
c. Disiplin Belajar a. Definisi Dis iplin
Menurut WHS Jones ( 1926 ) mengartikan disiplin sebagai berikut
dicipline has been defined as the training of the will. Disiplin di sini
berarti sebagai latihan kemauan. Kemauan di sini adalah kemauan
yang baik, dengan mengetahui secara positif bahwa yang dimaksud
adalah kemauan yang baik, maka dapat dianalisis lebih lanjut bahwa
apabila hal ini dipimpin dan diarahkan dengan baik akan melatih
kebiasaan yang baik pula, yang tidak lain adalah melatih kemampuan
untuk berbuat disiplin.
Disiplin ada dua yaitu baik dan buruk. Lebih lanjut dikatakan
bahwa Good dicipline is effective, bad discipline which gails in its
purpose. Pengertian ini menunjukkan bahwa disiplin yang baik adalah
disiplin yang menguntungkan, sedang disiplin yang tidak baik adalah
disiplin yang menjerumuskan. Dengan demikian perbuatan disiplin itu
belum pasti menguntungkan dan baik, misalnya penyalahgunaan
wewenang sehingga dapat merugikan orang lain.
Pada penulisan ini disiplin dimaksud bukan disiplin pada
perkumpulan atau organisasi dalam masyarakat, tetapi disiplin belajar
dalam hubungannya dengan prestasi belajar.
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa disiplin
merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung maupun tidak
lingkungan masyarakat. Secara khusus disiplin adalah adanya usaha
yang sungguh-sungguh melalui latihan-latihan dan kemauan dari siswa
untuk belajar. Kemauan disini adalah kemauan yang baik dari anak
untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan. Sebagai
contoh adalah siswa mematuhi gurunya untuk mengerjakan pekerjaan
rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan sebagainya.
1) Fungsi Disiplin
Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah , tetapi
dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam
kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar,
yaitu belajar mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Karena
terbiasa melatih diri berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan
yang selalu melekat pada diri pr ibadi siswa itu sendiri, yang
akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan dilingkungan
tempat tinggal mereka.
Menurut Ansabel sepeti yang dikutip Yulia Arysa ( 1991 ),
disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting terhadap
perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat
fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu :
a. )Sebagai fungsi dari internalisasi
b. )Sebagai fungsi dari sosialisasi
c. )Sebagai fungsi kemasakan kepribadian
Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas dapat
penulis simpulkan sebagai berikut :
a. )Untuk kelancaran proses belajar mengajar
Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak terganggu
oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa
berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.
b. )Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat /
sosialisasi.
Dengan disiplin anak terlatih mengikuti dan melaksanakan
norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.
c. )Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan
waktu sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan
lainnya.
d. )Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar
yang satu dengan yang lainnya sehingga timbul perasaan
aman dalam kehidupannya.
2) Unsur Disiplin
Menurut Triana Noor Edwin (1997) ada empat unsur
disiplin yaitu peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi.
Peraturan yang dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada
norma-norma, aturan yang harus ditaati seseorang. Hukuman yang
mendapatkan hukuman. Hukuman dapat berupa fisik, non fisik,
membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan
dimaksudkan jika seseorang melaksanakan tindakan yang benar,
maka kepadanya diberikan penghargaan yang tidak harus berupa
denda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian,
dan lain sebagainya. Konsistensi berkait dengan tingkat keajegan
dalam memberikan hukuman dan penghargaan.
b. Disiplin Belajar
Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin dan
keteraturan secara kontinyu. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang
baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu dengan
sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.
Menurut The Liang Gie (1982) bahwa dalam usaha apapun juga
keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk
memperoleh hasil yang baik didalam usaha belajar barulah seorang
pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.
c. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar
Pada umumnya ternyata tidak semua siswa mampu menjalankan
disiplin yang baik meskipun siswa sudah berusaha dengan membuat
jadwal atau rencana sendiri. Hal ini disebabkan oleh faktor -faktor
1. Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri)
yang meliputi :
a. Sifat Malas
Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya
siswa yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya
menumpuk dan semakin banyak.
b. Kesehatan
Kesehatan juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi
kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan sulit menaati apa
yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang sehat akan
lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan.
c. Minat
Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka
kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi
dibanding orang yang tidak mempunyai apa yang
dilakukannya.
2. Faktor Ekstern meliputi :
a. )Peralatan
Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang, sebagai
contoh siswa yang tidak memiliki peralatan lengkap dalam
dengan siswa yang memiliki peralatan belajar yang kurang
lengkap.
b. )Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya
dalam membantu meningkatkan disiplin belajar. Dalam
lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu
sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman
sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari
teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar,
tapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang
ditawarkan belum tentu berhasil.
4. Fasilitas Belajar
a. Definisi Fasilitas Belajar
Pengertian fasilitas menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
segala sesuatu yang memudahkan (1992:123). Dari pengertian tersebut
dapat didefinisikan arti fasilitas belajar yaitu segala sesuatu yang
memudahkan seorang siswa melaksanakan kegiatan belajar sehingga
dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan.
b. Macam – macam Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat
berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Menurut
menggalakkan kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik dan
lancar (1986:102).
Macam-macam fasilitas yang dibutuhkan oleh anak meliputi :
1) Perlengkapan Sekolah
Perlengkapan sekolah adalah segala sesuatu yang
digunakan oleh siswa yang dapat digunakan siswa untuk
melaksanakan kegiatan belajar dikelas seperti buku tulis, buku
paket, alat-alat tulis dan sebagainya.
2) Kamar Belajar
Kamar belajar adalah sebuah ruangan yang dapat digunakan
oleh seorang siswa yang memungkinkan siswa dapat belajar
dengan baik dan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan
kegiatan belajar tersebut.
3) Meja Belajar
Meja belajar adalah sebuah tempat yang memang dirancang
khusus bagi pengguna agar mereka lebih betah untuk
melaksanakan kegiatan belajar.
4) Penerangan
Penerangan adalah pencahayaan yang dibutuhkan siswa
5) Sarana Sekolah
Sarana sekolah adalah sarana atau alat yang dapat
digunakan oleh siswa untuk sampai ke sekolah seperti sepeda,
angkutan umum dan sebagainya.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Tri Handayani (1999 : 80 ) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan
antara persepsi siswa tentang profesionalitas guru dan motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa mengemukakan bahwa seorang guru yang juga
mampu menyampaikan materi pelajaran yang benar-benar bermutu dan selalu
mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi , dengan bekal ilmu yang
bermutu diharapkan siswa bisa memperoleh pengetahuan yang luas dan
mendalam. Sehingga mereka bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh
guru dengan baik. Dengan begitu prestasi belajar siswa akan meningkat.
Fransisca Dian ( 1998:94 ) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan
antara disiplin belajar, fasilitas belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi
belajar mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat kedisiplinan belajar
siswa dan dengan adanya perhatian orang tua serta didukung oleh fasilitas
belajar yang memadai maka semakin tinggi prestasi belajar yang akan dicapai
siswa.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dikemukan diatas dapat ditarik kesimpulan
menyenangkan sehingga siswa termotivasi, maka secara tidak langsung dapat
menumbuhkan sikap disiplin belajar yang tinggi dan didukung oleh fasilitas
belajar yang memadai yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Kerangka Berfikir
1). Hubungan profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa
Guru merupakan jabatan profesional yang memerlukan berbagai
keahlian khusus. Mereka dituntut untuk bisa menguasai bahan pela jaran ,
pengelolaan kelas, pengelolaan interaksi belajar mengajar. Seorang guru
yang mempunyai kemampuan yang profesional lebih bisa menciptakan
suasana kelas yang nya man serta memberikan semangat belajar siswa
sehingga diharapkan prestasi belajar akan baik.
2). Hubungan disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Tingkat kedisiplinan masing-masing siswa berbeda -beda. Hal ini
terjadi karena siswa berada dalam masa perkembangan pribadinya, yang
memungkinkan siswa berada pada keadaan emosi yang belum stabil.
Disiplin belajar dapat diciptakan melalui adanya tata tertib atau peraturan
yang jelas dan sederhana sehingga mudah diketahui oleh siswa. Seseorang
yang teratur dalam belajar maka orang tersebut mempunyai sifat yang
positif dan senang untuk belajar sehingga akan meningkatkan prestasi
3). Hubungan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Fasilitas belajar yang dimiliki siswa berbeda -beda. Hal ini terjadi
karena perekonomian orang tua yang berbeda -beda. Kelengkapan fasilitas
sangat membantu efektivitas jalannya proses belajar mengajar. Dengan
fasilitas yang cukup memadai akan memudahkan siswa dalam belajar
untuk meraih prestasi.
4). Hubungan profesionalitas guru, fasilitas belajar, dan disiplin belajar siswa
dengan prestasi belajar.
Profesionalitas guru merupakan salah satu dari kompetensi yang
harus dimiliki oleh setiap guru. Karena guru yang profesional dapat
melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan yang tinggi
memberikan semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi
belajar. Selain profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar
juga turut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena dengan
disiplin belajar yang tinggi dan fasilitas belajar yang menunjang siswa
D. Paradigma Penelitian
Dari hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dapat digambarkan sebagai
berikut :
Keterangan :
ry1 = Koefisien korelasi antara Profesionalitas Gurudan Prestasi Belajar ry2 = Koefisien korelasi antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar ry3 = Koefisien korelasi antara Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar
Ry 123 = Koefisien korelasi antara Profesionalitas Guru,Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Prestasi Belajar
X1
X2
X3
Y Ry 123
ry1
ry2
E. Hipotesis
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan
prestasi belajar siswa.
2. Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi
belajar siswa.
3. Ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi
belajar siswa.
4. Ada hubungan positif dan signifikan antara profesionalitas guru, disiplin
24 Bab III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah
penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan, dan seberapa
jauh hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar
siswa dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga termasuk penelitian studi
kasus yaitu penelitian dilakukan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta, pada setiap
siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya kelas II.
B. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2006
C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian
D.R.Sugiyono (2004) menyatakan bahwa “variabel merupakan gejala
yang menjadi fokus peneliti untuk diamati”. Ada dua Variabel penelitian
a. )Variabel Bebas
Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki berbagai
aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan
munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi 1994).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
1.) Variabel Profesionalitas Guru
Profesionalitas guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu
melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
2.) Variabel Disiplin Belajar
Disiplin belajar adalah usaha yang sungguh-sungguh melalui
latihan-latihan dan kemauan dari siswa untuk belajar. Kemauan
disini adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif
dan berbuat yang menguntungkan dengan mematuhi peraturan
yang berlaku. Misalnya mematuhi gurunya untuk mengerjakan
pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah.
3.) Variabel Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang me mudahkan seorang
siswa melaksanakan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai
b). Variabel Terikat
Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang di miliki sejumlah
aspek atau unsur yang didalamnya berfungsi menerima atau
menyesuaikan diri dengan variabel lain yang disebut variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa-siswi
kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
2. Pengukuran Variabel
Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur, maka
pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah
a. )Variabel bebas ( Profesionalitas guru, Disiplin belajar dan Fasilitas
belajar )
Data mengenai profesionalitas guru, disiplin belajar, dan fasilitas
belajar diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar
pernyataan dengan menggunakan skala likert dengan empat opsi
jawaban untuk setiap pernyataan. Untuk pernyataan positif, jawaban
sangat tidak setuju (sts) diberi skor 1, tidak setuju ( ts ) diberi skor 2,
setuju ( s ) diberi skor 3, sangat setuju ( ss ) diberi skor 4. untuk
pertanyaan negatif jawaban sangat tidak setuju ( sts ) diberi skor 4,
tidak setuju ( ts ) diberi skor 3, setuju ( s) diberi skor 2, sangat setuju (
ss ) diberi skor 1.
b. )Variabel terikat ( Prestasi belajar )
Prestasi belajar diukur dengan berdasarkan nilai rapot seluruh mata
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil
menghitung ataupun pengukuran kuntitatif maupun kualitatif mengenai
karekteristik tertentu dari semua anggota kumpulan ( sudjana : 1996 ).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas II SMU
BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 250 orang.
2. Sampel
Sampel adala h bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi
kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah
purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan
peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan tertentu berdasarkan
tujuan penelitian (Sugiono. 2004: 78).
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas II
SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 120 siswa, sesuai denga n
jumlah yang ditetapkan peneliti dengan pertimbangan bahwa siswa kelas
E. Teknik Pengumpulan Data a. Metode kuesioner
Kuesioner (angket) adalah suatu teknik pengumpulan data dengan
memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden dan cara
menjawab juga dengan tertulis. Kuesioner ini digunakan untuk
mengumpulkan data tentang profesionalitas guru, disiplin belajar dan
fasilitas belajar. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :
Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator No Pertanyaan
1.Profesionalitas Guru
a.Penguasaan bahan 1,2,3
b. Pengelolaan program belajar mengajar
4,5,6,7
c.Pengelolaan kelas 8,9,10 d. Penggunaan media dan
sumber pelajaran
11,12,13
e.Pengelolaan interaksi belajar mengajar
14,15
f.Peng uasaan suatu landasan pendidikan
16
g.Penilaian prestasi belajar siswa
17,18,19,20.
h. Pengenalan fungsi dan layanan bimbingan
21,22
i.Pengenalan dan penyelenggaraan
administrasi sekolah
23,24
j.Penafsiran hasil penelitian pengajaran
2. Disiplin Belajar a.Ketekunan 1,2,3,4
b. Ketaatan menaati peraturan
5,6,7,8,9,10
3. Fasilitas Belajar a.Perlengkapan sekolah 1,2,3,4,5,6,7
b. Kamar belajar 8,9 c. Meja belajar 10 d. Penerangan 11,12 e. Sarana sekolah 13,14,15
b. Metode Dokumentasi
Dengan melihat dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada
hubungannya dengan penelitian ini yaitu berupa nilai raport siswa kelas II
SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.
F. Uji Instrumen Penelitian
Baik buruknya instrumen akan mempengaruhi baik buruknya data.
Untuk menguji instrumen tersebut harus diuji cobakan. Menurut Suharsimi
Arikunto (1998:136), bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Apabila instrumen telah diuji
validitas dan reliabilitasnya maka dapat diketahui butir-butir mana yang
sahih dan gugur, selanjutnya butir -butir sahih tersebut yang digunakan
untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji
istrumen dilakukan untuk metode kuesioner.
1. Pengujian Validitas / kesahihan kuesioner
Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk
seharusnya diukur (sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan
dengan mengkorelasikan antar skor jawaban masing-masing item
pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor
pertanyaan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus
Korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 1997: 146) yaitu:
rxy=
(
)
{
( )
}
{
2 2 2 2}
) )( (
Y XY
X X
Y X XY N
∑ − ∑ ∑ − ∑
Σ Σ − Σ
Keterangan:
rxy : koefisien korelasi antara skor item dan skor total X : skor masing-masing item tes
Y : skor total seluruh item tes n : jumlah item pertanyaan
Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel. Jika harga rxy yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari rtabel maka butir pada item yang dimaksud adalah valid, tapi jika hasil perhitungan lebih
kecil dari rtabel maka item yang dimaksudkan tidak valid. Butir pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam pengumpulan data.
Pelaksanaan perhitungan uji validitas pada penelitian ini
penulis menggunakan sistem komputer dengan program SPSS
(Statistical Product and Service Solution). Dengan taraf signifikansi
5%, apabila r hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari r tabel
maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk menentukan nilai
ini df 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai r
tabel 0,239. Nilai r pada masing-masing variabel adalah sebagai
berikut :
Tabel 2
Hasil Pengujian Validitas Variabel No Item Koefisien
Validitas
Nilai (rxy) tabel
Keterangan
1 0,5016 0,239 Valid
2 0,3658 0,239 Valid
3 0,2150 0,239 Tidak Valid
4 0,6639 0,239 Valid
5 0,4431 0,239 Valid
6 0,5012 0,239 Valid
7 0,0732 0,239 Tidak Valid 8 0,1685 0,239 Tidak Valid
9 0,3725 0,239 Valid
10 0,5878 0,239 Valid
11 0,6463 0,239 Valid
12 0,3704 0,239 Valid
13 0,3445 0,239 Valid
14 0,3524 0,239 Valid
15 0,4956 0,239 Valid
16 0,1863 0,239 Tidak Valid 17 0,0862 0,239 Tidak Valid
18 0,4174 0,239 Valid
19 0,6094 0,239 Valid
20 0,4954 0,239 Valid
21 0,5531 0,239 Valid
22 0,4426 0,239 Valid
23 0,3811 0,239 Valid
24 0,2128 0,239 Tidak Valid Profesionalitas Guru
25 0,5360 0,239 Valid
1 0,2703 0,239 Valid
2 0,2347 0,239 Tidak Valid
3 0,4775 0,239 Valid
4 0,3572 0,239 Valid
5 0,6464 0,239 Valid
6 0,2536 0,239 Valid
7 0,3092 0,239 Valid
Disiplin Belajar
9 0,4853 0,239 Valid
10 0,6508 0,239 Valid
11 0,5617 0,239 Valid
12 0,0971 0,239 Tidak Valid
13 0,2634 0,239 Valid
14 0,3300 0,239 Valid
15 0,2245 0,239 Tidak Valid 1 0,0505 0,239 Tidak Valid 2 0,0968 0,239 Tidak Valid
3 0,4552 0,239 Valid
4 0,4090 0,239 Valid
5 0,4704 0,239 Valid
6 0,4893 0,239 Valid
7 0,5335 0,239 Valid
8 0,5285 0,239 Valid
9 0,5505 0,239 Valid
Fasilitas Belajar
10 0,3669 0,239 Valid
Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas ada 11 item
pertanyaan yang tidak valid dan 39 item pertanyaan dinyatakan valid.
2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner
Pengujian relia bilitas yaitu ukuran yang menunjukkan
kemampuan instrumen untuk dipercaya. Untuk menguji reliabilitas
butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien Alpha
dengan rumus ( Suharsimi Arikunto, 1998: 193) :
rtt =
−
−
∑
22 1 1 t b k k σ σ Keterangan:
rtt : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑
2b
σ : jumlah varians butir
2
t
Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan
menunjukkan tinggi rendahnya validitas instrumen yang diukur.
Selanjutnya koefisien hitung ini dibandingkan dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka variabel tersebut reliabel. Sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka variabel tersebut tidak reliabel.
Pengujian reliabilitas dilaksanakan dengan menggunakan
sistem komputer dengan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution). Dengan taraf signifikansi 5%, apabila r hitung lebih
besar dari r tabel maka dianggap reliabel. Untuk menentukan nilai r
tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus
ini df 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai r
tabel 0,239. Nilai r pada masing-masing variabel adalah sebagai
berikut :
Tabel 3
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Koefisien
Reliabel
Nilai r (tabel)
Keterangan
Profesionalitas Guru 0,8300 0,239 Reliabel
Disiplin Belajar 0,7653 0,239 Reliabel
Fasilitas Belajar 0,7708 0,239 Reliabel
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji reliabilitas setiap
G. Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
product moment dan analisis korelasi ganda. Agar kesimpulan tidak
menyimpang dari yang seharusnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan
uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai
prasyarat untuk dilakukan analisis data.
1. Pengujian Prasyaratan Analisis Data
a. Pengujian Normalitas
Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah
setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk meguji
normalitas setiap data variabel, digunakan uji one sampel
Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program
SPSS 11.0. jika nilai a hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini
dibawah a = 0,05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak
normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi
normal, adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut (Imam
Ghozali, 2002: 36):
( )
Xi S( )
Xi FoMax
D= − N
Keterangan:
D = Deviasi maksimum
Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi
masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut yaitu jika probabilitas lebih besar dari a = 0,05 bararti sebaran
data normal dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari a = 0,05 berarti
sebaran data tidak normal.
b. Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan
variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan
garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F. adapun rumus yang
digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :
F= 2
2
e TC
S S
Dimana : S2TC=
2 ) (
−
K TC JK
Se2 = n K E JK
−
) (
Keterangan :
F : Nilai F untuk garis regresi S2TC : Varians tuna cocok
Se2 : Varians kekeliruan
Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan F
tabel dengan taraf signifikan 5 %. Koefisien Fhitung diperoleh dari perhitungan SPSS 11.0. jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka hubungan antara variabel bebas denagn variabel terikat linier. Dan sebaliknya jika nilai
Fhitung > Ftabel maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.
c. Pengujian Asumsi Klasik
1. Multikolinieritas (Multicollinierty)
Multikolinieritas adalah adanya hubungan yang tinggi
variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini
disebut variable yang tidak orthogonal. Variabel yang bersifat tidak
orthogonal adalah variable bebas yang korelasinya tidak sama
dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas digunakan
rumus korelasi. Rumus korelasinya sebagai berikut (Suharsimi
Arikunto, 2004:425):
rxy=
{
∑
∑
−∑
∑ ∑
∑
−∑
}
−
2 2
2
2 ( )( ) ( )
) )( (
y Y
N Y X
N
Y X XY
N
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS
diadakan analisis Collin earity statistics. Dari hasil Collinearity
statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk
mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan
1) jika VIF>5, maka terjadi multikolinieritas.
2) jika VIF<5, maka tidak terjadi multikolinieritas.
2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dan
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variable
bebas (Suprapto.J,2004:60). Untuk mendeteksi ada tidaknya
masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari
Sperman. Rumus korelasi dari sperman didefinisikan sebagai
berikut:
rs= 1-6
−
∑
) 1 ( 2
2 1 n n
d
Dimana:
d1 = Perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik
yang berbeda dari individu atau fenomena ke-i
n = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk
menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan
ketentuan sebagai berikut:
3. Autokorelasi
Autukorelasi ialah suatu keadaan dimana kesalahan
pengganggu dalam periode lainnya.Jadi kesalahan pengganggu
tidak bebas, satu sama lain berkorelasi, saling berhubungan
(Suprapto.J,2004:102). Untuk mendeteksi t ada tidaknya masalah
autukorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “The Durbin
-Watson Statistic,d”
d=
∑
∑
−
= −
−
n
n t n
t
t t
e e e
1 2 2
1) (
Dimana:
d = Statistik Durbin -Watson
t
e = Gangguan estimasi
t = Observasi terakhir
t-1 =Observasi sebelumnya
Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah
autukorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik d harus
dibandingkan dengan tabel statistik d. Pemilihan angka dan tabel
d harus memperhatikan parameter (=k), dan jumlah observasi
2. Pengujian Hipotesis Penelitian
a. Rumusan Hipotesis
1) Rumusan Hipotesis I
Ho = Tidak ada hubungan positif antara profesionalitas guru
dengan prestasi belajar siswa .
Ha = Ada hubungan positif antara profesionalitas guru dengan
prestasi belajar siswa.
2) Rumusan Hipotesis II
Ho = Tidak ada hubungan positif antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar siswa .
Ha = Ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar siswa.
3) Rumusan Hipotesis III
Ho = Tidak ada hubungan positif antara fasilitas belajar
dengan prestasi belajar siswa .
Ha = Ada hubungan positif antara fasilitas belajar dengan
prestasi belajar siswa.
4) Rumusan Hipotesis IV
Ho = Tidak ada hubungan positif antara profesionalitas guru,
disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi
Ha = Ada hubungan positif antara profesionalitas guru, disiplin
belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar
siswa.
b. Pengujian Hip otesis dan penarikan kesimpulan
1) Hipotesis I - III
Untuk menguji hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan yang
positif dan signifikan antara profesionalitas guru (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) dan menguji hipotesis kedua, yaitu terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar siswa (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y), dan menguji hipotesis ketiga yaitu
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar
siswa (X3) dengan prestasi belajar siswa (Y) penulis menggunakan analisis korelasi product moment ( Suharsimi Arikunto1998:256).
Sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal penulis
menggunakan korelasi Spearman Rank (Sudjana,1989:439) untuk
menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga.
Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :
rry=
(
)
{
( )
}
{
2 2 2 2}
) )( (
Y XY
X X
Y X XY N
∑ − ∑ ∑ − ∑
Σ Σ − Σ
Keterangan :
r = korelasi skor item dengan skor total X = skor item
Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila koefisien korelasi
hitungan (r) lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel dan taraf
signifikansi 5%, maka berarti antara variabel yang diuji terdapat
hubungan yang positif dan signifikansi. Sedangkan jika didapatkan
koefisien korelasi hitungan (r) lebih kecil dari koefisie n korelasi dalam
tabel, berarti antara variabel terdapat hubungan yang negatif dan tidak
signifikansi.
Untuk mengetahui signifikan tidaknya suatu hasil korelasi akan
diuji dengan menggunakan uji t (Sujadna, 1996:380) dengan rumus :
t =
2
1 2
r n r
− −
Keterangan :
t = harga tes yang dicari r = koefisien korelasi n = jumlah sampel
Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu bila t
hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis diterima dan bila t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis ditolak.
2) Hipotesis IV
Untuk menguji hipotesis keempat yaitu terdapat hubungan
positif dan signifikan antara profesionalitas guru (X1), disiplin belajar siswa (X2), fasilitas belajar siswa (X3), dengan prestasi belajar siswa (Y), penulis menggunakan teknik analisis regresi
berdistribusi tidak normal penulis menggunakan Analisis Chi
Kuadrat (Sugiyono,2004:104) untuk menguji hipotesis keempat.
Adapun rumus analisis regresi ganda( Sutrisno hadi: 33 )
sebagai berikut :
Y = aX1 + aX2 + aX3 + k
Keterangan:
Y : Variabel terikat (kriterium) X1 : Bilangan bebas pertama a : Bilangan koefisien X2 : Bilangan bebas kedua k : Bilangan konstanta X3 : Bilangan bebas ketiga
Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1,X2 dan X3 dengan rumus :
∑
∑
+∑
+∑
= 1 1 2 22 3 3
) 123 (
y
y x a y x a y x a Ry
Keterangan:
a1 = Koefisien variabel bebas x1 a2 = Koefisien variabel bebas x2 a3 = Koefisien variabel bebas x3
∑
x1y =Jumlah produk antara x1 dan y∑
x2y = Jumlah produk antara x2 dan y∑
x3y = Jumlah produk antara x3 dan y3 . 2 . 1
R =Koefisien korelasi antara y dengan x1,x2,x3
Selanjutnya untuk menguji apakah koefisien korelasi tersebut
signifikan atau tidak maka digunakan uji F dengan rumus sebagai
Untuk menguji signifikan antara variabel bebas secara
bersama-sama dengan variabel terikat digunakan uji F, sebagai berikut
R2 (N – m – 1) Freg = --- m(1 – R2)
Keterangan :
Freg = Harga F garis regresi yang dicari
R2 = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor N = Banyaknya subyek yang terlibat
M = Banyaknya prediktor
Nilai Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat signifikan alpha 5 %. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel berarti hipotesis alternatif diterima atau hipotesis nol ditolak dan sebaliknya jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel berarti hipotesis alternatif ditolak atau hipotesis nol diterima.
3 . Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat
a Sumbangan Relatif (SR)
Sumbangan relatif dipergunakan untuk memenuhi seberapa besar
sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan
terhadap nilai variabel terkait. Besarnya sumbangan relatif
masing-masing variabel diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus
SR % = x100% JK
xy a
reg
∑
Keterangan :
SR % = sumbangan relatif dari suatu variabel bebas a = koefisien variabel bebas
∑
xy = jumlah produk antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)JKreg = jumlah kuadrat regresi
b. Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar
sumbangan masing-masing variabel bebas atau prediktor dalam
menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan
prediksi. Besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel
diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut :
SE (%) = SR (%) x R2
Keterangan :
45
BAB IV
HASIL TEMUAN LAPANGAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Data kelembagaan Sekolah
a. Nama Sekolah : Sekolah Menengah Umum BOPKRI 2 Yogyakarta
b. Status Sekolah : SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berstatus disamakan
c. Alamat Sekolah : Jalan Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta.
Telp (0274) 513433
2. Sejarah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
Sejarah berdirinya SMU BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari
yayasan BOPKRI Yogyakarta. BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen
Republik Indonesia ) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang
didirikan pada zaman perjuangan. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan
dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya yayasan
BOPKRI mendapat dukungan dari masyarakat kristen sebagai perwujudan
pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik
Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Yayasan
Empat tahap sejarah yayasan BOPKRI :
a. Pada Masa Penjajahan Belanda
Pada masa pe njajahan Belanda, di Yogayakarta sudah terdapat
lembaga pendidikan kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang
diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholendan
perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.
Sekolah –sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya
adalah anak-anak golongan pribumi sedangkan Vereneging Scholen
menyelenggarakan empat macam sekolah, yaitu HIS, ELS, HCS, dan
MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu
mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang
memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu.
b. Pada Masa Pendudukan Jepang
Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta
dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh
mengajar terus. Sekolah – sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah
panji Perkumpulan Persekolahan Masehi ( PPM ). Agar sekolah- sekolah
tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu
c. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan
Dalam masa perang kemerdekaan, umat kristiani tidak mau
ketinggalan. Mereka turut berjuang menegakkan dan mangisi
kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia ( Parkindo ) didirikan pada 11 mei
1945. dalam konggres yang pertama di Surakarta, di putuskan didirikan
lembaga pendidikan dengan mana BOPKRI, dengan ketua Umum IP
Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.
d. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949
Pada tanggal 29 juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta,
pemerintah RI kembali ke ibu kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku
Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada tanggal 5 juli 1949
menyerukan agar semua sekolah di buka kembali. BOPKRI menanggapi
dengan antusias. Diadakan BOPKRI baru dengan ketua Drs. Sudarmono
dan penulis merangkap bendahara S. Subanu.
Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami
pasang surut pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMA
BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak
dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh
status disamakan.
B. Tujuan Pendidikan di SMU
Tujuan pendidikan SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada
jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya,
dan alam sekitar.
C. Personalia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta
1. Kepala Sekolah
Sejak SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berdiri sampai tahun 2006 sudah
tercatat sembilan orang yang pernah atau sedang menjabat sebagai kepala
sekolah:
Tabel 4
Daftar pergantian Kepala Sekolah
NO Periode Nama
1 1949 - 1957 Margono Paulus 2 1957 - 1963 Nathanael Daljoeni 3 1963 - 1969 Eghbert Daniel Yohanes 4 1970 - 1971 Drs. Widiatmoko Br 5 1971 - 1974 Purwanto,B.A.
6 1975 - 1977 Widiarso