• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa : studi kasus siswa-siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta - USD Repository"

Copied!
181
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALITAS GURU,

DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR

DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi kasus : Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:

Silvia Hastriani NIM : 011334093

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 desember 2006

Penulis

(5)

v

* M otto *

“ T idak ada kebanggan yang lebih besar daripada kita

berhasil melakukan apa yang menurut orang lain tidak dapat kita lakukan “

“ S esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan ”

( Q .S A l-Insyirah : 5)

“K esulitan – kesulitan akan membuat kita lebih kuat

dan menghantarkan kita pada kemenangan- kemenangan yang lebih besar

lagi. Pegunungan memang tidak mudah didaki,

namun panorama dari puncaknya biasanya paling indah”

“ J angan sekali-kali menyombongkan diri,

sebab kesombongan diri adalah kuman yang mematikan,

dengan perlahan ia akan menggerogoti kebijakan dan menjauhkan orang dari

perbuatan baik ”

“ M ereka yang bijak adalah seseorang yang bisa memahami tempatnya didalam kehidupan ini “ ( H ellen K eller)

“ S aya hanya satu orang, tetapi saya tetap seseorang,

saya tidak dapat melakukan segalanya,

tetapi saya tetap dapat melakukan sesuatau

dan karena saya tak dapat melakukan segalanya, saya tidak akan menolak

untuk melakukan sesuatu yang dapat saya lakukan “ ( E dward everett H oles )

“ K ebahagian terbesar dalam hidup adalah

(6)

vi

H alaman Persembahan

“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi

kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu ; Allah mengetahui ,

swdangkan kamu tidak mengetahui “ ( Q.S Al- Baqarah : 216 )

Karya kecil ini kupersembahkan untuk orang-orang yang

kukasihi dan kusayamgi , teruntuk :

v Bapak Irianto dan Ibu Sulistiowati tercinta yang dengan kesabaran dan penuh kasih sayang

merawat dan menjaga aku hingga seperti

sekarang ini.

v Adik-adiku: Dek Elly Handayani dan Dek Achmad Maulana tersayang terima kasih ya atas

pengertian ,doa dan dukungannya.

v Abangku: WARDANA, S.IP, Terima kasih ya atas cinta dan kasih sayangnya.

(7)

vii ABSTRAK

Hubungan Antara Profesionalitas Guru, Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Dengan prestasi Belajar Siswa.

Studi kasus pada Siswa-Siswi kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

Silvia Hastriani Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2006

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa; (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi belajar siswa; (3) ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa; (4) ada hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan April 2006. populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta. sampel penelitian ini berjumlah 120 dan ditentukan berdasarkan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis korelasi product moment dan analisis regresi berganda.

(8)

viii ABSTRACT

The Relationship Between Teacher Professionalism, Learning Discipline and Learning Facilities With Student’s Learning Achievement

A Case Study at the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta

Silvia Hastriani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2006

This research aimed at knowing whether or not : (1) there was any positive relationship between teacher professionalism with students’s learning achievement; (2) there was any positive relationship between learning discipline with students’s learning achievement;; (3) there was any positive relationship between learning facilities with students’s learning achievement;; (4) there was any positive relationship between teacher professionalism, learning discipline and learning facilities with student’s learning achievement.

This research was conducted in “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta in April 2006. The population of research was all the 2nd grade students of “ BOPKRI II “ senior high school Yogyakarta. Total samples of the research were 120 students taken by Purposive Sampling Technique. The technique of data collecting used quesionnaire and documentation. The technique of data analysis used the Product Moment and Multiple Linier Regression Analysis.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALITAS GURU, DISIPLIN BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA”. Sholawat dan salam senantiasa penulis haturkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW atas segala keteladanan yang telah beliau persembahkan untuk umatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs.T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adi Susilo J.R. selaku ketua jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak S. Widanarto P, S.Pd., M.Si. selaku ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd dan Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd, M.A. selaku dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas kesabaran dan bimbingannya.

5. Bapak Drs. Priyanto, selaku Kepala Sekolah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.

(10)

x

7. Bapak Irianto dan Ibu Sulistiowati terc inta...evi lulus!!!! Dedikasi dan cinta yang kalian berikan sungguh menguatkan aku! Memang, diperlukan hujan dan cahaya matahari untuk membuat pelangi! Terima kasih karena telah menjadi “ hujan”dan”cahaya matahari” untukku. Keluarga di Kalimantan&Jawa, Terima kasih atas nasehat-nasehatnya.

8. Dek Elly dan Dek Maulana tersayang , Terima kasih atas pengertian, doa dan dukungannya.

9. Bang Nanak Chayanx, Terima kasih telah memberi semangat dan hari-hari yang begitu penuh warna-warni. Akhirnya adek bisa nyusul abang juga ya...!!!!!!!!

10. Biak-biak ketapang : Nelly, Wiwit, Rini, Melly, Nita, Susi(manis mata), Yayan, Arik, Sihan, Bang Beny. Terima kasih ya udah mau menjadi sahabat dan tempat aku curhat. Buat Susi walaupun kita belum pernah ketemu tapi kita kayaknya udah kenal banget ya.maaf juga klo evi selalu merepotkanmu, he..he..Buat yayan terima kasih ya udah mau ngantar mbak kemana-mana dan buat bang beny, terima kasih ya udah mau memberi masukan dan menjadi pendengar setia evi, maaf juga klo evi telah mengecew akanmu!!!!

11. Teman seperjuangan : Sulis, Endah, Anas, Nila, Yustin, Nita, Puji. Terima kasih ya atas hari-hari yang penuh dengan canda dan tawa selama aku diYogya. Kapan ya kita bisa ngumpul dan jalan-jalan bareng lagi, aku kangen saat- saat indah bersama kalian semua. Aku minta maaf ya klo selama ini aku pernah buat kalian semua sebel,he...he... dan Buat sulis kapan nyusul, ayo tetap semangat ya...!!!!

12. Teman-teman PAK B ‘01, PAK A ’01 dan PAK C ’01 terima kasih atas persahabatan dan kerjasamanya selama ini

(11)

xi

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas bantuan dan dukungannya kepada penulis selama ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam skripsi ini, karena penulis terbuka terhadap saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian. Semoga skripsi ini dapat menambah wacana ilmu pemgetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Penulis

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... iv

MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... ` xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 3

B. Batasan Masalah... 3

C. Rumusan Masala h... 3

D. Tujuan Penelitian... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

1. Bagi Siswa ... 4

2. Bagi Universitas Sanata Dharma ... 4

3. Bagi Penulis... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teoritik ... 5

1. Prestasi Belajar ... 5

a. Pengertian prestasi belajar... 5

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar... 6

2. Profesionalitas Guru... 8

(13)

xiii

b. Profesionalitas guru... 9

3. Disiplin Belajar ... 12

a. Pengertian Disiplin ... 12

b. Disiplin belajar ... 15

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar ... 15

4. Fasilitas Belajar ... 17

a. Pengertian fasilitas belajar ... 17

b. Macam-macam fasilitas belajar ... 18

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berfikir ... 20

D. Paradigma Penelitian... 22

E. Hipotesis Penelitian ... 23

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 24

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 27

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Uji instrumen Penelitian ... 29

G. Teknik Analisis Data... .... 34

BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH... 45

A. Gambaran Umum Sekolah... 45

B. Tujuan Pendidikan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta... 48

C. Personalia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 48

D. Organisasi SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 52

E. Kondisi Fisik dan Lingkungan SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 56

F. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 57

G. Majelis sekolah / Dewan sekolah ... 60

H. Hubungan SMU dengan Instansi lain... 60

I. Kegiatan Proses belajar mengajar ... 61

(14)

xiv

BAB V. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Deskripsi Data ... 67

B. Pengujian Prasyarat Analisis ... 71

C. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 77

D. Pembahasan ... 81

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN... 88

A. Kesimpulan... 88

B. Keterbatsan Penelitian ... 90

C. Saran ... 90

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kisi- kisi kuesioner ... 28

Tabel 2 Hasil pengujian validitas ... 31

Tabel 3 Hasil pengujian reliabilitas ... 33

Tabel 4 Daftar pergantian kepala sekolah... 48

Tabel 5 Daftar wakil kepala sekolah... 49

Tabel 6 Daftar nama guru SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 50

Tabel 7 Data siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta ... 52

Tabel 8 Penilaian Profesionalitas guru... 68

Tabel 9 Penilaian Disiplin belajar ... 69

Tabel 10 Penilaian Fasilitas belajar ... 70

Tabel 11 Penilaian Prestasi belajar... 71

Tabel 12 Autokorelasi ... 76

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen Penelitian... 95

Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas... 101

Lampiran 3. Data Mentah dan Data Induk Penelitian... 106

Lampiran 4. Daftar Distribusi Frekuensi dan Kategori Kecenderungan Variabel... 124

Lampiran 5. Uji Normalitas dan Linieritas ... 136

Lampiran 6. Uji Asumsi Klasik... 144

Lampiran 7. Perhitungan Analisis Product Moment... 148

Lampiran 8. Perhitungan Analisis Regresi Ganda ... 155

Lampiran 9. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 162

(17)

1 Bab I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai

tujuan mendidik siswa agar mengerti, menghayati peran sosial dan ilmiah dari

sekolah. Selain itu siswa juga dapat mengembangkan cara berfikir ilmiah

da lam memahami lingkungan fisik, sosial serta dapat memecahkan masalah

yang dihadapinya.

Disekolah siswa mengalami proses belajar mengajar dan mengalami

kehidupan sosial bersama teman-teman serta guru, siswa juga diperkenalkan

berbagai macam ilmu pengetahuan. Tujuan utama dari proses belajar mengajar

ini agar siswa dapat tumbuh menjadi manusia sosial dan manusia intelektual

yang menguasai ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan yang diberikan pada siswa disajikan dalam bentuk

berbagai macam mata pelajaran. Setiap hari siswa diwajibkan mengikuti

semua mata pelajaran yang disajikan oleh guru. Dengan mengikuti mata

pelajaran ini diharapkan siswa mampu menguasai mata pelajaran tersebut.

Disiplin belajar yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai prestasi yang

tinggi dalam mata pelajaran tersebut. Siswa yang mempunyai disiplin yang

baik dalam belajar maka dapat melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih

(18)

Fasilitas belajar mempunyai peranan yang sangat penting dalam

mempengaruhi perkembangan dan kegiatan belajar seorang siswa. Hal ini

akan lebih jelas kelihatan dalam prestasi belajar yang dicapainya. Bila

siswa memiliki fasilitas belajar yang lengkap maka siswa akan lebih

mudah dalam belajar sehingga siswa akan lebih giat belajar untuk

mencapai prestasi.

Proses belajar dan hasil belajar pada siswa tidak saja ditentukan oleh

sekolah , pola struktur, dan isi kurikulumnya. Akan tetapi sebagian besar

ditentukan oleh profesionalitas guru yang mengajar dan membimbing

mereka (Hamalik, 2001). Guru yang profesional akan lebih mampu

menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta

akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga hasil belajar siswa

berada pada tingkat optimal. Cara mengajar guru yang menyenangkan dan

disiplin belajar yang tinggi serta didukung dengan fasilitas belajar yang

memadai membuat siswa lebih berprestasi. Guru yang profesional juga

mampu menyajikan materi pelajaran yang bermutu dan sesuai dengan

perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan bekal materi pelajaran yang

bermutu diharapkan siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal.

Berdasarkan pada uraian latar belakang tersebut maka penulis tertarik

untuk melakukan penelitian dalam dunia pendidikan dengan mengambil judul

(19)

B. Batasan Masalah

Dalam mencapai keberhasilan pendidikan yang dapat dilihat dari

prestasi belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri

siswa itu sendiri maupun dari luar individu. Menyadari banyak faktor yang

mempengaruhinya maka penulis membatasi pada faktor diluar individu

khususnya profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut maka yang menjadi masalah dalam penelitian

ini adalah

1. Apakah ada hubungan antara profesionalitas guru dengan prestasi belajar

siswa ?

2. Apakah ada hubungan antara disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar

siswa ?

3. Apakah ada hubungan antara fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar

siswa ?

4. Apakah ada hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas

belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalitas guru

(20)

2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara disiplin belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa,

3. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara fasilitas belajar siswa

dengan prestasi be lajar siswa.

4. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara profesionalitas guru

disiplin belajar dan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi siswa agar

mempunyai disiplin belajar yang tinggi dengan didukung oleh fasilitas

belajar yang memadai untuk mencapai prestasi belajar secara optimal.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi

penelitian selanjutnya serta dapat menambah pembendaharaan bacaan

khususnya tentang pendidikan.

3. Bagi Penulis

Merupakan kesempatan bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan

(21)

5 Bab II KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya ( Slameto 1988 : 2)

Belajar dalam arti luas adalah kegiatan psikofisik menuju

perkembangan pribadi seutuhnya, sedangkan dalam arti sempit adalah

usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian

kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.

Pelaksanaan proses belajar mengajar perlu adanya tujuan yang

ingin dicapai sehingga output dari hasil proses belajar mengajar

tersebut akan mendapat perubahan sesuai dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa jauh tujuan pengajaran yang telah dicapai maka

perlu adanya tes.

Pengertian prestasi menurut Winkel adalah suatu kecakapan

yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan ( winkel,

(22)

untuk menambah pengetahuan yang hasilnya dapat dilihat secara nyata

dan dapat diukur dan menggunakan alat ukur yaitu test.

Hasil tes dapat berupa angka, simbol yang dapat dijelaskan

seberapa tingkat kecakapannya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Surtinah Tirtonegoro yang menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

pencapaian hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka,

huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh anak dalam periode tertentu ( Nasution : 1984 : 42)

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi

belajar adalah hasil dari proses belajar yang dapat dicapai oleh siswa

yang dilakukan dengan cara evaluasi. Evaluasi terhadap hasil belajar

dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan pelajaran dan

hasil proses belajar dapat dicapai.

b. Faktor-faktor yang menpengaruhi prestasi belajar.

Prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

sebagai berikut:

a. Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa). Faktor ini

erat hubungannya dengan kesehatan dan cacat tubuh. Faktor

intern ini meliputi:

a. )Faktor psikologis, yaitu Faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejiwaan manusia, misal: intelegensi, perhatian, minat,

(23)

b. )Faktor biologis, yaitu hal-hal/hambatan-hambatan yang secara

langsung berhubungan dengan siswa, meliputi: kesehatan dan

cacat tubuh.

Keadaan faktor psikis dan fisik ini ada yang ditentukan oleh faktor

lingkungan atau ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan.

b. Faktor ekstern (dari luar siswa), faktor ini dikelompokkan menjadi

faktor lingkungan alam, sosial ekonomi, metode mengajar, materi

pelajaran. Lingkungan alam yang panas, gersang, atau lembab dan

berbau menyebabkan orang enggan belajar dan susah konsentarasi,

tetapi alam yang sejuk membantu orang lebih giat belajar dan dapat

konsentrasi. Mengenai faktor sosial, lingkungan yang ramai,

mengganggu konsentrasi belajar. Peran materi pelajaran oleh guru,

dapat mengadakan hubungan yang hangat dengan anak didiknya,

dan mempunyai pribadi pendidik, juga metode mengajar yang

digunakan serta bahan yang digunakan sesuai dengan

perkembangan dan kemampuan anak akan sangat mempengaruhi

prestasi belajar dan hasil belajarnya. Semua faktor tersebut sangat

berpengaruh dalam membantu meningkatkan prestasi be lajar siswa.

Namun demikian menurut Masum dan Sri Mulyani (1976) siswa

dalam studinya dapat mencapai prestasi belajar yang baik apabila

didukung oleh adanya usaha -usaha sebagai berikut:

a). Mempunyai tujuan belajar yang jelas.

(24)

c). Mempunyai minat belajar.

d). Mempunyai kecakapan dalam penguasaan bahan.

e). Mempunyai kecakapan dalam pelajaran.

2. Profesionalitas Guru a. Pengertian guru

Menurut kamus umum bahasa Indonesia ( WJS. Purwadarminta )

guru adalah orang yang kerjanya mengajar. Me ngajar merupakan suatu

perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moril yang cukup berat.

Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada

pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugas dan peranannya.

Peter (dlm Sudjana, 1989:15) mengemukakan ada tiga tugas dan

tanggung jawab guru yaitu:

1) Guru sebagai pengajar

Lebih menekankan pada tugas dalam merencanakan dan

melaksanakan pengajaran. Dalam kasus ini guru dituntut

memiliki seperangkat pengetahuan dan keterampilan teknik

mengajar, disamping menguasai ilmu atau bahan yang akan

diajarkannya.

2) Guru sebagai pembimbing

Memberi tekanan kepada tugas, memberikan bantuan

kepada siswa dalam pemecahan masalah yang dihadapinya.

(25)

berkenaan dengan penyampaian ilmu pengetahuan tetapi juga

menyangkut pengembangan kepribadian dan pembentukan

nilai-nilai para siswa.

3) Guru sebagai administrator kelas

Tugas ini pada hakekatnya merupakan jalinan antara

ketatalaksanaan pada umumnya seperti kemampuan

mengendalikan kelas.

b. Profesionalitas guru

Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian

dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian.

Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan

yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan

untuk itu dan bukan pekerjaan lain (Nana Sudjana, 1989).

Dengan bertitik tolak pada pengertian diatas, maka pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian

khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas

dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, atau

dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan

terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya

dibidangnya (Agus F. Tamyong, 1987). Yang dimaksud dengan

terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal tetapi

(26)

belajar mengajar serta menguasai landasan-landasan kependidikan

seperti yang tercantum dalam kompetensi guru yang telah diatur.

Menurut Tjokorde Raka Joni dalam P3G 3 (tiga) kompetensi yang

harus dimiliki guru yang profesional yaitu :

a. )Kompetensi Profesional

Guru harus memiliki pengetahuan yang luas dalam Subject matter

yang akan diajarkan serta penguasaan metodologis dalam arti

memiliki pengetahuan konsep teoritik, mampu memilih metode

yang tepat serta mampu menggunakan dalam proses belajar

mengajar.

b. )Kompetensi Personal

Guru harus memiliki suatu sikap keperibadian yang mantap,

memiliki keperibadian yang patut diteladani.

c. )Kompetensi sosial

Guru harus memiliki kemampuan berkomunikasi sosial, dengan

muridnya maupun dengan sesame teman-teman, kepala sekolah,

pegawai TU, anggota masyarakat.

Ketiga bidang kompetensi diatas untuk mencapainya tidak

bisa berdiri sendiri, karena kompetensi tersebut saling berhubungan

dan saling mempengaruhi satu sama lainnya. Ketiga kompetensi

tersebut mempunyai hubungan yang hirarkis, artinya saling

(27)

Profesionalitas seorang guru dapat dilihat pada :

1. Kemampuannya dalam menguasai bahan pelajaran yaitu bidang

studi dalam kurikulum, pendalaman atau aplikasi.

2. Kemampuan mengelola proses belajar mengajar yaitu dalam

merumuskan tujuan pengajaran, mengenal dan menggunakan

metode mengajar, memilih dan menyusun prosedur pengajaran,

melaksanakan PBM, mengenal peserta didk, dan melaksanakan

pengajaran remedial.

3. Kemampuan dalam mengelola kelas yaitu mengatur tata ruang

kelas dan menciptakan iklim belajar yang serasi.

4. Kemampuan menggunakan media yaitu kemampuan dalam

menggunakan dan membuat media, mengelola dan

mengembangkan laboratorium , dan menggunakan perpustakaan

dan micro teaching.

5. Kemampuan dalam mengelola interaksi PBM.

6. Kemampuan dalam menguasai landasan pendidikan.

7. Kemampuan dalam menilai prestasi peserta didik untuk

kepentingan pengajaran.

8. Kemampuan mengenal fungsi bimbingan dan konseling.

9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah.

10.Kemampuan memahami prinsip dan menafsirkan hasil penelitian

(28)

c. Disiplin Belajar a. Definisi Dis iplin

Menurut WHS Jones ( 1926 ) mengartikan disiplin sebagai berikut

dicipline has been defined as the training of the will. Disiplin di sini

berarti sebagai latihan kemauan. Kemauan di sini adalah kemauan

yang baik, dengan mengetahui secara positif bahwa yang dimaksud

adalah kemauan yang baik, maka dapat dianalisis lebih lanjut bahwa

apabila hal ini dipimpin dan diarahkan dengan baik akan melatih

kebiasaan yang baik pula, yang tidak lain adalah melatih kemampuan

untuk berbuat disiplin.

Disiplin ada dua yaitu baik dan buruk. Lebih lanjut dikatakan

bahwa Good dicipline is effective, bad discipline which gails in its

purpose. Pengertian ini menunjukkan bahwa disiplin yang baik adalah

disiplin yang menguntungkan, sedang disiplin yang tidak baik adalah

disiplin yang menjerumuskan. Dengan demikian perbuatan disiplin itu

belum pasti menguntungkan dan baik, misalnya penyalahgunaan

wewenang sehingga dapat merugikan orang lain.

Pada penulisan ini disiplin dimaksud bukan disiplin pada

perkumpulan atau organisasi dalam masyarakat, tetapi disiplin belajar

dalam hubungannya dengan prestasi belajar.

Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan bahwa disiplin

merupakan keterikatan seseorang baik secara langsung maupun tidak

(29)

lingkungan masyarakat. Secara khusus disiplin adalah adanya usaha

yang sungguh-sungguh melalui latihan-latihan dan kemauan dari siswa

untuk belajar. Kemauan disini adalah kemauan yang baik dari anak

untuk berbuat positif dan berbuat yang menguntungkan. Sebagai

contoh adalah siswa mematuhi gurunya untuk mengerjakan pekerjaan

rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah, dan sebagainya.

1) Fungsi Disiplin

Disiplin memang sangat perlu bukan saja di sekolah , tetapi

dalam semua hal dan dalam semua kegiatan dan lebih-lebih dalam

kegiatan belajar. Orang berbuat disiplin juga dikatakan belajar,

yaitu belajar mematuhi aturan yang telah ditetapkan. Karena

terbiasa melatih diri berdisiplin, akhirnya menjadi suatu kebiasaan

yang selalu melekat pada diri pr ibadi siswa itu sendiri, yang

akhirnya dapat berkembang dan dapat dipergunakan dilingkungan

tempat tinggal mereka.

Menurut Ansabel sepeti yang dikutip Yulia Arysa ( 1991 ),

disiplin mempunyai berbagai fungsi yang sangat penting terhadap

perkembangan kepribadian anak. Disebutkan bahwa ada empat

fungsi pokok yang terdapat dalam disiplin yaitu :

a. )Sebagai fungsi dari internalisasi

b. )Sebagai fungsi dari sosialisasi

c. )Sebagai fungsi kemasakan kepribadian

(30)

Dari fungsi-fungsi disiplin yang sudah disebutkan diatas dapat

penulis simpulkan sebagai berikut :

a. )Untuk kelancaran proses belajar mengajar

Dengan berdisiplin anak merasa aman dan tidak terganggu

oleh teman, dan ini berarti mereka menyadari bahwa

berhasil tidaknya disiplin adalah untuk mereka sendiri.

b. )Mendidik dan melatih siswa dalam hidup bermasyarakat /

sosialisasi.

Dengan disiplin anak terlatih mengikuti dan melaksanakan

norma dan aturan yang berlaku dimasyarakat.

c. )Mendidik dan melatih siswa agar dapat menggunakan

waktu sebaik-baiknya untuk belajar maupun kegiatan

lainnya.

d. )Untuk menanamkan rasa saling hormat menghormati antar

yang satu dengan yang lainnya sehingga timbul perasaan

aman dalam kehidupannya.

2) Unsur Disiplin

Menurut Triana Noor Edwin (1997) ada empat unsur

disiplin yaitu peraturan, hukuman, penghargaan, dan konsistensi.

Peraturan yang dimaksudkan bahwa dalam disiplin ada

norma-norma, aturan yang harus ditaati seseorang. Hukuman yang

(31)

mendapatkan hukuman. Hukuman dapat berupa fisik, non fisik,

membayar denda dan sebagainya. Sedangkan penghargaan

dimaksudkan jika seseorang melaksanakan tindakan yang benar,

maka kepadanya diberikan penghargaan yang tidak harus berupa

denda, tetapi dapat berupa ucapan terima kasih, senyuman, pujian,

dan lain sebagainya. Konsistensi berkait dengan tingkat keajegan

dalam memberikan hukuman dan penghargaan.

b. Disiplin Belajar

Untuk mendapatkan sesuatu hasil yang baik diperlukan disiplin dan

keteraturan secara kontinyu. Untuk dapat mencapai hasil belajar yang

baik, seorang pelajar perlu merencanakan terlebih dahulu dengan

sistematika yang baik tentang apa yang akan dipelajari.

Menurut The Liang Gie (1982) bahwa dalam usaha apapun juga

keteraturan dan disiplin akan tetap merupakan kunci untuk

memperoleh hasil yang baik didalam usaha belajar barulah seorang

pelajar akan mempunyai cara belajar yang baik.

c. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Belajar

Pada umumnya ternyata tidak semua siswa mampu menjalankan

disiplin yang baik meskipun siswa sudah berusaha dengan membuat

jadwal atau rencana sendiri. Hal ini disebabkan oleh faktor -faktor

(32)

1. Faktor Intern (faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri)

yang meliputi :

a. Sifat Malas

Sifat malas ini dapat terjadi karena kesengajaan, misalnya

siswa yang menunda pekerjaan sehingga pekerjaannya

menumpuk dan semakin banyak.

b. Kesehatan

Kesehatan juga merupakan factor yang dapat mempengaruhi

kedisiplinan. Orang yang tidak sehat akan sulit menaati apa

yang sudah direncanakan, sebaliknya orang yang sehat akan

lebih mudah menepati segala sesuatu yang direncanakan.

c. Minat

Seseorang yang mempunyai segala kegiatan, maka

kecenderungan untuk menjalankan disiplin lebih tinggi

dibanding orang yang tidak mempunyai apa yang

dilakukannya.

2. Faktor Ekstern meliputi :

a. )Peralatan

Faktor ini dapat mempengaruhi disiplin seseorang, sebagai

contoh siswa yang tidak memiliki peralatan lengkap dalam

(33)

dengan siswa yang memiliki peralatan belajar yang kurang

lengkap.

b. )Lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya

dalam membantu meningkatkan disiplin belajar. Dalam

lingkungan keluarga peranan orang tua sangat membantu

sedangkan dalam lingkungan sekolah adalah guru dan teman

sekolahnya, yang lebih besar pengaruhnya adalah peran dari

teman-temannya. Meskipun guru berusaha memotivasi belajar,

tapi jika temannya tidak mendukung maka disiplin yang

ditawarkan belum tentu berhasil.

4. Fasilitas Belajar

a. Definisi Fasilitas Belajar

Pengertian fasilitas menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah

segala sesuatu yang memudahkan (1992:123). Dari pengertian tersebut

dapat didefinisikan arti fasilitas belajar yaitu segala sesuatu yang

memudahkan seorang siswa melaksanakan kegiatan belajar sehingga

dapat mencapai tujuan belajar yang baik dan memuaskan.

b. Macam – macam Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat

berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Menurut

(34)

menggalakkan kegiatan belajar tersebut dapat berjalan dengan baik dan

lancar (1986:102).

Macam-macam fasilitas yang dibutuhkan oleh anak meliputi :

1) Perlengkapan Sekolah

Perlengkapan sekolah adalah segala sesuatu yang

digunakan oleh siswa yang dapat digunakan siswa untuk

melaksanakan kegiatan belajar dikelas seperti buku tulis, buku

paket, alat-alat tulis dan sebagainya.

2) Kamar Belajar

Kamar belajar adalah sebuah ruangan yang dapat digunakan

oleh seorang siswa yang memungkinkan siswa dapat belajar

dengan baik dan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan

kegiatan belajar tersebut.

3) Meja Belajar

Meja belajar adalah sebuah tempat yang memang dirancang

khusus bagi pengguna agar mereka lebih betah untuk

melaksanakan kegiatan belajar.

4) Penerangan

Penerangan adalah pencahayaan yang dibutuhkan siswa

(35)

5) Sarana Sekolah

Sarana sekolah adalah sarana atau alat yang dapat

digunakan oleh siswa untuk sampai ke sekolah seperti sepeda,

angkutan umum dan sebagainya.

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Tri Handayani (1999 : 80 ) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan

antara persepsi siswa tentang profesionalitas guru dan motivasi belajar siswa

dengan prestasi belajar siswa mengemukakan bahwa seorang guru yang juga

mampu menyampaikan materi pelajaran yang benar-benar bermutu dan selalu

mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi , dengan bekal ilmu yang

bermutu diharapkan siswa bisa memperoleh pengetahuan yang luas dan

mendalam. Sehingga mereka bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh

guru dengan baik. Dengan begitu prestasi belajar siswa akan meningkat.

Fransisca Dian ( 1998:94 ) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan

antara disiplin belajar, fasilitas belajar dan perhatian orang tua dengan prestasi

belajar mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat kedisiplinan belajar

siswa dan dengan adanya perhatian orang tua serta didukung oleh fasilitas

belajar yang memadai maka semakin tinggi prestasi belajar yang akan dicapai

siswa.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dikemukan diatas dapat ditarik kesimpulan

(36)

menyenangkan sehingga siswa termotivasi, maka secara tidak langsung dapat

menumbuhkan sikap disiplin belajar yang tinggi dan didukung oleh fasilitas

belajar yang memadai yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa.

C. Kerangka Berfikir

1). Hubungan profesionalitas guru dengan prestasi belajar siswa

Guru merupakan jabatan profesional yang memerlukan berbagai

keahlian khusus. Mereka dituntut untuk bisa menguasai bahan pela jaran ,

pengelolaan kelas, pengelolaan interaksi belajar mengajar. Seorang guru

yang mempunyai kemampuan yang profesional lebih bisa menciptakan

suasana kelas yang nya man serta memberikan semangat belajar siswa

sehingga diharapkan prestasi belajar akan baik.

2). Hubungan disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Tingkat kedisiplinan masing-masing siswa berbeda -beda. Hal ini

terjadi karena siswa berada dalam masa perkembangan pribadinya, yang

memungkinkan siswa berada pada keadaan emosi yang belum stabil.

Disiplin belajar dapat diciptakan melalui adanya tata tertib atau peraturan

yang jelas dan sederhana sehingga mudah diketahui oleh siswa. Seseorang

yang teratur dalam belajar maka orang tersebut mempunyai sifat yang

positif dan senang untuk belajar sehingga akan meningkatkan prestasi

(37)

3). Hubungan fasilitas belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

Fasilitas belajar yang dimiliki siswa berbeda -beda. Hal ini terjadi

karena perekonomian orang tua yang berbeda -beda. Kelengkapan fasilitas

sangat membantu efektivitas jalannya proses belajar mengajar. Dengan

fasilitas yang cukup memadai akan memudahkan siswa dalam belajar

untuk meraih prestasi.

4). Hubungan profesionalitas guru, fasilitas belajar, dan disiplin belajar siswa

dengan prestasi belajar.

Profesionalitas guru merupakan salah satu dari kompetensi yang

harus dimiliki oleh setiap guru. Karena guru yang profesional dapat

melaksanakan tugas keguruan dengan kemampuan yang tinggi

memberikan semangat belajar siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar. Selain profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar

juga turut berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena dengan

disiplin belajar yang tinggi dan fasilitas belajar yang menunjang siswa

(38)

D. Paradigma Penelitian

Dari hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas

belajar siswa dengan prestasi belajar siswa dapat digambarkan sebagai

berikut :

Keterangan :

ry1 = Koefisien korelasi antara Profesionalitas Gurudan Prestasi Belajar ry2 = Koefisien korelasi antara Disiplin Belajar dan Prestasi Belajar ry3 = Koefisien korelasi antara Fasilitas Belajar dan Prestasi Belajar

Ry 123 = Koefisien korelasi antara Profesionalitas Guru,Disiplin Belajar dan Fasilitas Belajar Prestasi Belajar

X1

X2

X3

Y Ry 123

ry1

ry2

(39)

E. Hipotesis

1. Ada hubungan positif dan signifikan antara profesionalitas guru dengan

prestasi belajar siswa.

2. Ada hubungan positif dan signifikan antara disiplin belajar dengan prestasi

belajar siswa.

3. Ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi

belajar siswa.

4. Ada hubungan positif dan signifikan antara profesionalitas guru, disiplin

(40)

24 Bab III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah

penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan, dan seberapa

jauh hubungan antara profesionalitas guru, disiplin belajar dan fasilitas belajar

siswa dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini juga termasuk penelitian studi

kasus yaitu penelitian dilakukan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta, pada setiap

siswa SMU BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya kelas II.

B. Tempat dan waktu penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

b. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2006

C. Variabel Penelitian dan Pengukurannya 1. Variabel Penelitian

D.R.Sugiyono (2004) menyatakan bahwa “variabel merupakan gejala

yang menjadi fokus peneliti untuk diamati”. Ada dua Variabel penelitian

(41)

a. )Variabel Bebas

Variabel bebas adalah himpunan seluruh gejala yang dimiliki berbagai

aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan

munculnya variabel lain yang disebut variabel terikat (Nawawi 1994).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

1.) Variabel Profesionalitas Guru

Profesionalitas guru adalah orang yang memiliki kemampuan dan

keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu

melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal.

2.) Variabel Disiplin Belajar

Disiplin belajar adalah usaha yang sungguh-sungguh melalui

latihan-latihan dan kemauan dari siswa untuk belajar. Kemauan

disini adalah kemauan yang baik dari anak untuk berbuat positif

dan berbuat yang menguntungkan dengan mematuhi peraturan

yang berlaku. Misalnya mematuhi gurunya untuk mengerjakan

pekerjaan rumah, mematuhi peraturan yang ada di sekolah.

3.) Variabel Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang me mudahkan seorang

siswa melaksanakan kegiatan belajar sehingga dapat mencapai

(42)

b). Variabel Terikat

Variabel terikat adalah himpunan seluruh gejala yang di miliki sejumlah

aspek atau unsur yang didalamnya berfungsi menerima atau

menyesuaikan diri dengan variabel lain yang disebut variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa-siswi

kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.

2. Pengukuran Variabel

Setiap variabel penelitian yang akan dianalisis perlu diukur, maka

pengukuran variabel penelitian yang penulis lakukan adalah

a. )Variabel bebas ( Profesionalitas guru, Disiplin belajar dan Fasilitas

belajar )

Data mengenai profesionalitas guru, disiplin belajar, dan fasilitas

belajar diperoleh melalui jawaban kuesioner yang berupa daftar

pernyataan dengan menggunakan skala likert dengan empat opsi

jawaban untuk setiap pernyataan. Untuk pernyataan positif, jawaban

sangat tidak setuju (sts) diberi skor 1, tidak setuju ( ts ) diberi skor 2,

setuju ( s ) diberi skor 3, sangat setuju ( ss ) diberi skor 4. untuk

pertanyaan negatif jawaban sangat tidak setuju ( sts ) diberi skor 4,

tidak setuju ( ts ) diberi skor 3, setuju ( s) diberi skor 2, sangat setuju (

ss ) diberi skor 1.

b. )Variabel terikat ( Prestasi belajar )

Prestasi belajar diukur dengan berdasarkan nilai rapot seluruh mata

(43)

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil

menghitung ataupun pengukuran kuntitatif maupun kualitatif mengenai

karekteristik tertentu dari semua anggota kumpulan ( sudjana : 1996 ).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas II SMU

BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 250 orang.

2. Sampel

Sampel adala h bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi

kelas II SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.

Teknik pengambilan sampel yang peneliti gunakan adalah

purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang digunakan

peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan tertentu berdasarkan

tujuan penelitian (Sugiono. 2004: 78).

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas II

SMU BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 120 siswa, sesuai denga n

jumlah yang ditetapkan peneliti dengan pertimbangan bahwa siswa kelas

(44)

E. Teknik Pengumpulan Data a. Metode kuesioner

Kuesioner (angket) adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden dan cara

menjawab juga dengan tertulis. Kuesioner ini digunakan untuk

mengumpulkan data tentang profesionalitas guru, disiplin belajar dan

fasilitas belajar. Adapun kisi-kisi kuesioner sebagai berikut :

Tabel 1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel Indikator No Pertanyaan

1.Profesionalitas Guru

a.Penguasaan bahan 1,2,3

b. Pengelolaan program belajar mengajar

4,5,6,7

c.Pengelolaan kelas 8,9,10 d. Penggunaan media dan

sumber pelajaran

11,12,13

e.Pengelolaan interaksi belajar mengajar

14,15

f.Peng uasaan suatu landasan pendidikan

16

g.Penilaian prestasi belajar siswa

17,18,19,20.

h. Pengenalan fungsi dan layanan bimbingan

21,22

i.Pengenalan dan penyelenggaraan

administrasi sekolah

23,24

j.Penafsiran hasil penelitian pengajaran

(45)

2. Disiplin Belajar a.Ketekunan 1,2,3,4

b. Ketaatan menaati peraturan

5,6,7,8,9,10

3. Fasilitas Belajar a.Perlengkapan sekolah 1,2,3,4,5,6,7

b. Kamar belajar 8,9 c. Meja belajar 10 d. Penerangan 11,12 e. Sarana sekolah 13,14,15

b. Metode Dokumentasi

Dengan melihat dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada

hubungannya dengan penelitian ini yaitu berupa nilai raport siswa kelas II

SMU BOPKRI 2 Yogyakarta.

F. Uji Instrumen Penelitian

Baik buruknya instrumen akan mempengaruhi baik buruknya data.

Untuk menguji instrumen tersebut harus diuji cobakan. Menurut Suharsimi

Arikunto (1998:136), bahwa instrumen yang baik harus memenuhi dua

persyaratan penting, yaitu valid dan reliabel. Apabila instrumen telah diuji

validitas dan reliabilitasnya maka dapat diketahui butir-butir mana yang

sahih dan gugur, selanjutnya butir -butir sahih tersebut yang digunakan

untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji

istrumen dilakukan untuk metode kuesioner.

1. Pengujian Validitas / kesahihan kuesioner

Pengujian validitas (test of validity) dimaksudkan untuk

(46)

seharusnya diukur (sahih) atau tidak. Pengujian validitas dilakukan

dengan mengkorelasikan antar skor jawaban masing-masing item

pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan skor

pertanyaan. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

Korelasi Product Moment dari Person (Arikunto, 1997: 146) yaitu:

rxy=

(

)

{

( )

}

{

2 2 2 2

}

) )( (

Y XY

X X

Y X XY N

∑ − ∑ ∑ − ∑

Σ Σ − Σ

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi antara skor item dan skor total X : skor masing-masing item tes

Y : skor total seluruh item tes n : jumlah item pertanyaan

Kemudian harga rxy dikonsultasikan dengan rtabel. Jika harga rxy yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari rtabel maka butir pada item yang dimaksud adalah valid, tapi jika hasil perhitungan lebih

kecil dari rtabel maka item yang dimaksudkan tidak valid. Butir pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam pengumpulan data.

Pelaksanaan perhitungan uji validitas pada penelitian ini

penulis menggunakan sistem komputer dengan program SPSS

(Statistical Product and Service Solution). Dengan taraf signifikansi

5%, apabila r hitung suatu item pertanyaan lebih besar dari r tabel

maka item kuesioner tersebut dianggap valid. Untuk menentukan nilai

(47)

ini df 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai r

tabel 0,239. Nilai r pada masing-masing variabel adalah sebagai

berikut :

Tabel 2

Hasil Pengujian Validitas Variabel No Item Koefisien

Validitas

Nilai (rxy) tabel

Keterangan

1 0,5016 0,239 Valid

2 0,3658 0,239 Valid

3 0,2150 0,239 Tidak Valid

4 0,6639 0,239 Valid

5 0,4431 0,239 Valid

6 0,5012 0,239 Valid

7 0,0732 0,239 Tidak Valid 8 0,1685 0,239 Tidak Valid

9 0,3725 0,239 Valid

10 0,5878 0,239 Valid

11 0,6463 0,239 Valid

12 0,3704 0,239 Valid

13 0,3445 0,239 Valid

14 0,3524 0,239 Valid

15 0,4956 0,239 Valid

16 0,1863 0,239 Tidak Valid 17 0,0862 0,239 Tidak Valid

18 0,4174 0,239 Valid

19 0,6094 0,239 Valid

20 0,4954 0,239 Valid

21 0,5531 0,239 Valid

22 0,4426 0,239 Valid

23 0,3811 0,239 Valid

24 0,2128 0,239 Tidak Valid Profesionalitas Guru

25 0,5360 0,239 Valid

1 0,2703 0,239 Valid

2 0,2347 0,239 Tidak Valid

3 0,4775 0,239 Valid

4 0,3572 0,239 Valid

5 0,6464 0,239 Valid

6 0,2536 0,239 Valid

7 0,3092 0,239 Valid

Disiplin Belajar

(48)

9 0,4853 0,239 Valid

10 0,6508 0,239 Valid

11 0,5617 0,239 Valid

12 0,0971 0,239 Tidak Valid

13 0,2634 0,239 Valid

14 0,3300 0,239 Valid

15 0,2245 0,239 Tidak Valid 1 0,0505 0,239 Tidak Valid 2 0,0968 0,239 Tidak Valid

3 0,4552 0,239 Valid

4 0,4090 0,239 Valid

5 0,4704 0,239 Valid

6 0,4893 0,239 Valid

7 0,5335 0,239 Valid

8 0,5285 0,239 Valid

9 0,5505 0,239 Valid

Fasilitas Belajar

10 0,3669 0,239 Valid

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas ada 11 item

pertanyaan yang tidak valid dan 39 item pertanyaan dinyatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas Kuesioner

Pengujian relia bilitas yaitu ukuran yang menunjukkan

kemampuan instrumen untuk dipercaya. Untuk menguji reliabilitas

butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan teknik koefisien Alpha

dengan rumus ( Suharsimi Arikunto, 1998: 193) :

rtt =

        −      

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan:

rtt : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

σ : jumlah varians butir

2

t

(49)

Koefisien korelasi yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya validitas instrumen yang diukur.

Selanjutnya koefisien hitung ini dibandingkan dengan rtabel. Jika rhitung lebih besar dari rtabel maka variabel tersebut reliabel. Sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka variabel tersebut tidak reliabel.

Pengujian reliabilitas dilaksanakan dengan menggunakan

sistem komputer dengan program SPSS (Statistical Product and

Service Solution). Dengan taraf signifikansi 5%, apabila r hitung lebih

besar dari r tabel maka dianggap reliabel. Untuk menentukan nilai r

tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus

ini df 30 – 2 = 28 dengan taraf signifikansi 5% maka didapat nilai r

tabel 0,239. Nilai r pada masing-masing variabel adalah sebagai

berikut :

Tabel 3

Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Koefisien

Reliabel

Nilai r (tabel)

Keterangan

Profesionalitas Guru 0,8300 0,239 Reliabel

Disiplin Belajar 0,7653 0,239 Reliabel

Fasilitas Belajar 0,7708 0,239 Reliabel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji reliabilitas setiap

(50)

G. Teknik Analisis Data

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

product moment dan analisis korelasi ganda. Agar kesimpulan tidak

menyimpang dari yang seharusnya, maka terlebih dahulu harus dilakukan

uji prasyarat analisis korelasi yaitu uji normalitas dan uji linieritas sebagai

prasyarat untuk dilakukan analisis data.

1. Pengujian Prasyaratan Analisis Data

a. Pengujian Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah

setiap variabel berdistribusi normal atau tidak. Untuk meguji

normalitas setiap data variabel, digunakan uji one sampel

Kolmogorov-Smirnov. Pengujian normalitas dilakukan dengan bantuan program

SPSS 11.0. jika nilai a hitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini

dibawah a = 0,05 maka distribusi data variabel tersebut adalah tidak

normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi

normal, adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut (Imam

Ghozali, 2002: 36):

( )

Xi S

( )

Xi Fo

Max

D= − N

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

(51)

Selanjutnya untuk mengetahui apakah distribusi frekuensi

masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan ketentuan sebagai

berikut yaitu jika probabilitas lebih besar dari a = 0,05 bararti sebaran

data normal dan jika nilai probabilitas lebih kecil dari a = 0,05 berarti

sebaran data tidak normal.

b. Pengujian Linieritas

Pengujian linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah

masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan

variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan

garis regresi dengan menguji signifikansi nilai F. adapun rumus yang

digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut :

F= 2

2

e TC

S S

Dimana : S2TC=

2 ) (

K TC JK

Se2 = n K E JK

) (

Keterangan :

F : Nilai F untuk garis regresi S2TC : Varians tuna cocok

Se2 : Varians kekeliruan

(52)

Berdasarkan hasil penelitian selanjutnya dibandingkan dengan F

tabel dengan taraf signifikan 5 %. Koefisien Fhitung diperoleh dari perhitungan SPSS 11.0. jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka hubungan antara variabel bebas denagn variabel terikat linier. Dan sebaliknya jika nilai

Fhitung > Ftabel maka hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat tidak linier.

c. Pengujian Asumsi Klasik

1. Multikolinieritas (Multicollinierty)

Multikolinieritas adalah adanya hubungan yang tinggi

variabel-variabel bebas diantara satu dengan lainnya. Dalam hal ini

disebut variable yang tidak orthogonal. Variabel yang bersifat tidak

orthogonal adalah variable bebas yang korelasinya tidak sama

dengan nol. Untuk mendeteksi masalah multikolinieritas digunakan

rumus korelasi. Rumus korelasinya sebagai berikut (Suharsimi

Arikunto, 2004:425):

rxy=

{

∑ ∑

}

2 2

2

2 ( )( ) ( )

) )( (

y Y

N Y X

N

Y X XY

N

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS

diadakan analisis Collin earity statistics. Dari hasil Collinearity

statistics akan diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk

mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan

(53)

1) jika VIF>5, maka terjadi multikolinieritas.

2) jika VIF<5, maka tidak terjadi multikolinieritas.

2. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varian dan

kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variable

bebas (Suprapto.J,2004:60). Untuk mendeteksi ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi rank dari

Sperman. Rumus korelasi dari sperman didefinisikan sebagai

berikut:

rs= 1-6

    

  

) 1 ( 2

2 1 n n

d

Dimana:

d1 = Perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik

yang berbeda dari individu atau fenomena ke-i

n = Banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk

menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan

ketentuan sebagai berikut:

(54)

3. Autokorelasi

Autukorelasi ialah suatu keadaan dimana kesalahan

pengganggu dalam periode lainnya.Jadi kesalahan pengganggu

tidak bebas, satu sama lain berkorelasi, saling berhubungan

(Suprapto.J,2004:102). Untuk mendeteksi t ada tidaknya masalah

autukorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “The Durbin

-Watson Statistic,d”

d=

= −

n

n t n

t

t t

e e e

1 2 2

1) (

Dimana:

d = Statistik Durbin -Watson

t

e = Gangguan estimasi

t = Observasi terakhir

t-1 =Observasi sebelumnya

Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah

autukorelasi atau tidak, hasil hitungan statistik d harus

dibandingkan dengan tabel statistik d. Pemilihan angka dan tabel

d harus memperhatikan parameter (=k), dan jumlah observasi

(55)

2. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Rumusan Hipotesis

1) Rumusan Hipotesis I

Ho = Tidak ada hubungan positif antara profesionalitas guru

dengan prestasi belajar siswa .

Ha = Ada hubungan positif antara profesionalitas guru dengan

prestasi belajar siswa.

2) Rumusan Hipotesis II

Ho = Tidak ada hubungan positif antara disiplin belajar

dengan prestasi belajar siswa .

Ha = Ada hubungan positif antara disiplin belajar dengan

prestasi belajar siswa.

3) Rumusan Hipotesis III

Ho = Tidak ada hubungan positif antara fasilitas belajar

dengan prestasi belajar siswa .

Ha = Ada hubungan positif antara fasilitas belajar dengan

prestasi belajar siswa.

4) Rumusan Hipotesis IV

Ho = Tidak ada hubungan positif antara profesionalitas guru,

disiplin belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi

(56)

Ha = Ada hubungan positif antara profesionalitas guru, disiplin

belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar

siswa.

b. Pengujian Hip otesis dan penarikan kesimpulan

1) Hipotesis I - III

Untuk menguji hipotesis pertama yaitu terdapat hubungan yang

positif dan signifikan antara profesionalitas guru (X1) dengan prestasi belajar siswa (Y) dan menguji hipotesis kedua, yaitu terdapat

hubungan yang positif dan signifikan antara disiplin belajar siswa (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y), dan menguji hipotesis ketiga yaitu

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar

siswa (X3) dengan prestasi belajar siswa (Y) penulis menggunakan analisis korelasi product moment ( Suharsimi Arikunto1998:256).

Sedangkan untuk data yang berdistribusi tidak normal penulis

menggunakan korelasi Spearman Rank (Sudjana,1989:439) untuk

menguji hipotesis pertama, kedua dan ketiga.

Adapun rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

rry=

(

)

{

( )

}

{

2 2 2 2

}

) )( (

Y XY

X X

Y X XY N

∑ − ∑ ∑ − ∑

Σ Σ − Σ

Keterangan :

r = korelasi skor item dengan skor total X = skor item

(57)

Kriteria pengambilan keputusan yaitu apabila koefisien korelasi

hitungan (r) lebih besar dari koefisien korelasi dalam tabel dan taraf

signifikansi 5%, maka berarti antara variabel yang diuji terdapat

hubungan yang positif dan signifikansi. Sedangkan jika didapatkan

koefisien korelasi hitungan (r) lebih kecil dari koefisie n korelasi dalam

tabel, berarti antara variabel terdapat hubungan yang negatif dan tidak

signifikansi.

Untuk mengetahui signifikan tidaknya suatu hasil korelasi akan

diuji dengan menggunakan uji t (Sujadna, 1996:380) dengan rumus :

t =

2

1 2

r n r

− −

Keterangan :

t = harga tes yang dicari r = koefisien korelasi n = jumlah sampel

Kriteria untuk menerima atau menolak hipotesis yaitu bila t

hitung lebih besar dari t tabel maka hipotesis diterima dan bila t hitung lebih kecil dari t tabel maka hipotesis ditolak.

2) Hipotesis IV

Untuk menguji hipotesis keempat yaitu terdapat hubungan

positif dan signifikan antara profesionalitas guru (X1), disiplin belajar siswa (X2), fasilitas belajar siswa (X3), dengan prestasi belajar siswa (Y), penulis menggunakan teknik analisis regresi

(58)

berdistribusi tidak normal penulis menggunakan Analisis Chi

Kuadrat (Sugiyono,2004:104) untuk menguji hipotesis keempat.

Adapun rumus analisis regresi ganda( Sutrisno hadi: 33 )

sebagai berikut :

Y = aX1 + aX2 + aX3 + k

Keterangan:

Y : Variabel terikat (kriterium) X1 : Bilangan bebas pertama a : Bilangan koefisien X2 : Bilangan bebas kedua k : Bilangan konstanta X3 : Bilangan bebas ketiga

Mencari koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1,X2 dan X3 dengan rumus :

+

+

= 1 1 2 22 3 3

) 123 (

y

y x a y x a y x a Ry

Keterangan:

a1 = Koefisien variabel bebas x1 a2 = Koefisien variabel bebas x2 a3 = Koefisien variabel bebas x3

x1y =Jumlah produk antara x1 dan y

x2y = Jumlah produk antara x2 dan y

x3y = Jumlah produk antara x3 dan y

3 . 2 . 1

R =Koefisien korelasi antara y dengan x1,x2,x3

Selanjutnya untuk menguji apakah koefisien korelasi tersebut

signifikan atau tidak maka digunakan uji F dengan rumus sebagai

(59)

Untuk menguji signifikan antara variabel bebas secara

bersama-sama dengan variabel terikat digunakan uji F, sebagai berikut

R2 (N – m – 1) Freg = --- m(1 – R2)

Keterangan :

Freg = Harga F garis regresi yang dicari

R2 = Koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor N = Banyaknya subyek yang terlibat

M = Banyaknya prediktor

Nilai Fhitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat signifikan alpha 5 %. Jika nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel berarti hipotesis alternatif diterima atau hipotesis nol ditolak dan sebaliknya jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel berarti hipotesis alternatif ditolak atau hipotesis nol diterima.

3 . Sumbangan Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat

a Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan relatif dipergunakan untuk memenuhi seberapa besar

sumbangan masing-masing variabel bebas dalam perbandingan

terhadap nilai variabel terkait. Besarnya sumbangan relatif

masing-masing variabel diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus

(60)

SR % = x100% JK

xy a

reg

Keterangan :

SR % = sumbangan relatif dari suatu variabel bebas a = koefisien variabel bebas

xy = jumlah produk antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)

JKreg = jumlah kuadrat regresi

b. Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan efektif digunakan untuk mengetahui seberapa besar

sumbangan masing-masing variabel bebas atau prediktor dalam

menunjang efektivitas garis regresi untuk keperluan pengadaan

prediksi. Besarnya sumbangan efektif masing-masing variabel

diwujudkan dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut :

SE (%) = SR (%) x R2

Keterangan :

(61)

45

BAB IV

HASIL TEMUAN LAPANGAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Data kelembagaan Sekolah

a. Nama Sekolah : Sekolah Menengah Umum BOPKRI 2 Yogyakarta

b. Status Sekolah : SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berstatus disamakan

c. Alamat Sekolah : Jalan Jendral Sudirman No. 87 Yogyakarta.

Telp (0274) 513433

2. Sejarah SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

Sejarah berdirinya SMU BOPKRI 2 Yogyakarta tidak terlepas dari

yayasan BOPKRI Yogyakarta. BOPKRI ( Badan Oesaha Pendidikan Kristen

Republik Indonesia ) adalah suatu organisasi berbentuk yayasan yang

didirikan pada zaman perjuangan. Yayasan BOPKRI Yogyakarta didirikan

dengan motivasi, cita-cita dan idealisme tertentu. Pada saat berdirinya yayasan

BOPKRI mendapat dukungan dari masyarakat kristen sebagai perwujudan

pelayanan pendidikan secara formal untuk mengisi kemerdekaan Republik

Indonesia yang telah diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Yayasan

(62)

Empat tahap sejarah yayasan BOPKRI :

a. Pada Masa Penjajahan Belanda

Pada masa pe njajahan Belanda, di Yogayakarta sudah terdapat

lembaga pendidikan kristen yaitu sekolah-sekolah Zending yang

diusahakan oleh gereja-gereja Nederland dan Vereneging Scholendan

perkumpulan-perkumpulan di luar gereja.

Sekolah –sekolah Zending di Yogyakarta pada umumnya siswanya

adalah anak-anak golongan pribumi sedangkan Vereneging Scholen

menyelenggarakan empat macam sekolah, yaitu HIS, ELS, HCS, dan

MCS. Lulusan HIS yang berbahasa pengantar Belanda pada waktu itu

mendapat penilaian lebih tinggi dibandingkan sekolah-sekolah yang

memakai pengantar bahasa Jawa atau Melayu.

b. Pada Masa Pendudukan Jepang

Pada awal tahun 1943 Jepang memaksa sekolah-sekolah swasta

dinegerikan, guru-guru yang bersedia menjadi pegawai negeri boleh

mengajar terus. Sekolah – sekolah Kristen sepakat bernaung di bawah

panji Perkumpulan Persekolahan Masehi ( PPM ). Agar sekolah- sekolah

tersebut dapat diatur dengan baik, dipilih dan diangkat seorang pengampu

(63)

c. Pada Masa Revolusi Kemerdekaan

Dalam masa perang kemerdekaan, umat kristiani tidak mau

ketinggalan. Mereka turut berjuang menegakkan dan mangisi

kemerdekaan. Partai Kristen Indonesia ( Parkindo ) didirikan pada 11 mei

1945. dalam konggres yang pertama di Surakarta, di putuskan didirikan

lembaga pendidikan dengan mana BOPKRI, dengan ketua Umum IP

Simanjuntak dan penulis Pujo Suseno.

d. Setelah Pengakuan Kedaulatan 1949

Pada tanggal 29 juni 1949 Belanda angkat kaki dari Yogyakarta,

pemerintah RI kembali ke ibu kota Yogyakarta. Sri Sultan HB IX selaku

Menteri Negara Koordinator Keamanan, pada tanggal 5 juli 1949

menyerukan agar semua sekolah di buka kembali. BOPKRI menanggapi

dengan antusias. Diadakan BOPKRI baru dengan ketua Drs. Sudarmono

dan penulis merangkap bendahara S. Subanu.

Sebagai tonggak sejarah BOPKRI Yogyakarta, setelah mengalami

pasang surut pada tanggal 1 Agustus 1949 dinyatakan sebagai hari lahir SMA

BOPKRI 2 Yogyakarta. Hingga sekarang ini, setelah diakreditasi sebanyak

dua kali akhirnya pada tahun 1977 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta memperoleh

status disamakan.

(64)

B. Tujuan Pendidikan di SMU

Tujuan pendidikan SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

1. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada

jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya,

dan alam sekitar.

C. Personalia SMU BOPKRI 2 Yogyakarta

1. Kepala Sekolah

Sejak SMU BOPKRI 2 Yogyakarta berdiri sampai tahun 2006 sudah

tercatat sembilan orang yang pernah atau sedang menjabat sebagai kepala

sekolah:

Tabel 4

Daftar pergantian Kepala Sekolah

NO Periode Nama

1 1949 - 1957 Margono Paulus 2 1957 - 1963 Nathanael Daljoeni 3 1963 - 1969 Eghbert Daniel Yohanes 4 1970 - 1971 Drs. Widiatmoko Br 5 1971 - 1974 Purwanto,B.A.

6 1975 - 1977 Widiarso


Gambar

Kisi-kisi kuesionerTabel 1
Hasil Pengujian ValiditasTabel  2
tabel dengan df sama dengan jumlah kasus dikurangi 2, dalam kasus
tabel dengan taraf signifikan 5 %. Koefisien Fhitung diperoleh dari
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Hasil analisis terhadap skor kemenarikan dari semua faktor strategis yang dijelaskan dalam QSPM tersebut menunjukkan bahwa total skor kemenarikan (TAS) pada faktor eksternal

5. Teknik melakukan bounce pass dalam bola basket. Teknik melakukan chest pass dalam bola basket.. Teknik melakukan overhead pass dalam bola basket. Pengaplikasian teknik dasar

Actual result Test Status Proses 11 Mengambil dan menampilkan data jenis aset sesuai database Sistem menampilkan data sesuai dengan database Sistem sudah menampilkan

Pada penyampaian bad news tentang produk bagi para pelanggan (misalnya kenaikan harga produk atau penarikan produk), lebih baik digunakan pendekatan tidak

[r]

Bahan Ajar Matrikulasi Fisika Dasar – Teknik Sipil FST Undana 2009 12 Usaha yang dilakukan oleh gaya tak konservatif yang bekerja pada sebuah partikel sama

[r]