• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI KOTA PURWODADI MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

No. 3315.029/06/2016, 21 Juni 2016

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN / INFLASI

KOTA

PURWODADI

MEI 2016 INFLASI 0,18 PERSEN

Pada Mei 2016 terjadi inflasi sebesar 0,18 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 125,91. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 3 (tiga) kelompok komoditi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0.31 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,37 persen serta kelompok sandang sebesar 0,87 persen. Sedangkan 4 (empat) kelompok lainnya relatif tidak mengalami perubahan.

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2016 sebesar 0,35 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 3,40 persen.

Perkembangan harga berbagai komoditas pada Mei 2016 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan pada Mei 2016 terjadi inflasi 0,18 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 125,68 pada April 2016 menjadi 125,91 pada Mei 2016. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2016 sebesar 0,35 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 3,40 persen.

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks pada 3 (tiga) kelompok komoditi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0.31 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,37 persen serta kelompok sandang sebesar 0,87 persen. Sedangkan 4 (empat) kelompok lainnya relatif tidak mengalami perubahan.

Kelompok komoditi yang memberikan andil/sumbangan inflasi pada Mei 2016 ada 3 (tiga) kelompok komoditi, yaitu kelompok bahan makanan sebesar 0,06 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,08 persen serta kelompok sandang 0,05 persen.

(2)

Tabel 1

IHK dan Tingkat Inflasi Kota Purwodadi Mei 2016, Tahun Kalender 2016 dan Tahun ke Tahun Menurut Kelompok Pengeluaran (2012=100)

Kelompok Pengeluaran IHK Inflasi bulan Mei 2016 1) Tingkat Inflasi tahun Kalender 2016 2) Inflasi Tahun ke tahun 3) Mei 2015 Desember 2015 2016 Mei (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U m u m 121,77 125,47 125,91 0,18 0,35 3,40 1 Bahan Makanan 122,68 133,89 134,46 0,31 0,43 5,34

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 122,59 126,13 128,15 0,37 1,60 8,29

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 120,43 122,40 123,39 0,00 0,81 5,20

4 Sandang 115,05 114,58 116,75 0,87 1,90 4,62

5 Kesehatan 126,03 126,98 128,89 0,00 1,51 4,60

6 Pendidikan, Rekreasi dan Olah raga 115,92 119,01 119,01 0,00 0,00 2,49

7 Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 126,28 127,39 123,61 0,00 -2,97 16,34

1) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya. 2) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK Desember 2015 3) Persentase perubahan IHK bulan Mei 2016 terhadap IHK Mei 2015

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Purwodadi (2012=100) Mei 2016 (%)

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi

(%)

(1) (2)

U M U M 0,18

1. Bahan Makanan 0,06

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,08 3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,00

4. Sandang 0,05

5. Kesehatan 0,00

6. Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 0,00 7. Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,00

(3)

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Purwodadi Mei 2015–Mei 2016 110,00 115,00 120,00 125,00 130,00 135,00 140,00

Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agt-15 Sep-15 Okt-15 Nov-15 Des-15 Jan-16 Feb-16 Mar-16 Apr-16 Mei-16

IH

K

Umum Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan

Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor

Ket : Mei s/d Agustus 2015, 2007=100; mulai September 2015, 2012=100

Gambar 2

Andil/Sumbangan Kelompok Pengeluaran Terhadap Inflasi Kota Purwodadi (2012=100) Mei 2016 0,00 0,05 0,10 0,15 0,20 Umum Bah an mak anan Mak anan Jad i Per um ahan San dang Kes ehat an Pen didik an Tran spor A n d il ( %)

(4)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

1.

Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada Mei 2016 mengalami inflasi 0,31 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 134,04 pada April 2016 menjadi 134,46 pada Mei 2016.

Dari 11 subkelompok dalam kelompok bahan makanan, 7 subkelompok mengalami kenaikan dan 4 subkelompok mengalami penurunan. Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi adalah subkelompok sayur-sayuran 3,78 persen dan terendah subkelompok padi-padian, umbi-umbian dan hasil-hasilnya 0,27 persen. Subkelompok yang mengalami deflasi tertinggi adalah subkelompok bumbu-bumbuan 4,51 persen dan terendah subkelompok kacang-kacangan 0,15 persen

Kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan inflasi 0,06 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara lain: telur ayam ras 0,07 persen; daging ayam ras dan kentang masing-masing 0,05 persen; petai dan wortel masing-masing-masing-masing 0,04 persen; cabai rawit 0,02 persen; beras, bandeng, bawang putih, labu siam, peda, kol putih, jagung muda, gula merah, ikan keranjang, alpukat dan cabe hijau masing-masing 0,01 persen. Sedangkan komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi antara lain: bawang merah 0,12 persen; tomat sayur 0,07 persen; kacang panjang 0,04 persen; pepaya 0,03 persen; jeruk dan kelapa masing-masing 0,02 persen; cabai merah dan minyak goreng masing-masing-masing-masing 0,01 persen.

2. Makanan Jadi,

Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Mei 2016 mengalami inflasi 0,37 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 127,68 pada April 2016 menjadi 128,15 pada Mei 2016.

Dari 3 subkelompok dalam kelompok ini, 2 subkelompok mengalami inflasi dan 1 subkelompok relatif tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok makanan jadi 0,02 persen dan subkelompok minuman yang tidak beralkohol sebesar 1,79 persen.

Kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,08 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah gula pasir 0,07 persen.

3. Perumahan

,

Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok ini pada Mei 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 123,39.

4.

S a n d a n g

Kelompok sandang pada Mei 2016 mengalami inflasi 0,87 persen atau terjadi kenaikan indeks dari 115,75 pada April 2016 menjadi 116,75 pada Mei 2016.

Dari 4 subkelompok dalam kelompok ini, 1 subkelompok mengalami inflasi dan 3 subkelompok relatif tidak mengalami perubahan. Subkelompok yang mengalami inflasi adalah subkelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 7,14 persen.

Kelompok ini pada Mei 2016 memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,05 persen. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi adalah gula pasir 0,05 persen.

5.

K e s e h a t a n

Kelompok ini pada Mei 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 128,89.

(5)

6.

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok ini pada Mei 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 119,01.

7.

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

Kelompok ini pada Mei 2016 relatif tidak mengalami perubahan harga terhadap bulan sebelumnya dengan indeks 123,61.

(6)

PERBANDINGAN INFLASI TAHUNAN

Tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Mei) 2016 sebesar 0,35 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Mei 2016 terhadap Mei 2015) sebesar 3,40 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2014 dan 2015 masing-masing 1,78 persen dan 0,26 persen. Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Mei 2014 terhadap Mei 2013 dan Mei 2015 terhadap Mei 2014 masing-masing 7,13 persen dan 6,42 persen.

Tabel 3

Inflasi Bulanan, Tahun kalender dan Tahun ke tahun Tahun 2014–2016

Inflasi 2014 2015 2016

(1) (2) (3) (4)

1. Mei 0,25 0,62 0,18

2. Tahun kalender (Mei) 1,78 0,26 0,35

3. Mei terhadap Mei (tahun ke tahun)

(tahun n) (tahun n-1) 7,13 6,42 3,40

Gambar 3

Perbandingan Inflasi Tahun Kalender (Januari-Mei) 2014-2016

Jan-Feb Jan Jan-Mei Jan-Apr Jan-Mar -0,60 -0,30 0,00 0,30 0,60 0,90 1,20 1,50 1,80 Infl asi ( %) 2014 2015 2016

(7)

Gambar 4

Perbandingan Inflasi Tahun ke Tahun 2014-2016

Mei-Mei Apr-Apr Mar-Mar Feb-Feb Jan-Jan 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 In fl a s i (%) 2014 thd 2013 2015 thd 2014 2016 thd 2015

Perbandingan Inflasi Kota Purwodadi, enam kab/kota SBH, Jawa Tengah dan Nasional

Pada Mei 2016 dari 6 kab/kota SBH di Jawa Tengah, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Tegal sebesar 0,33 persen dengan IHK 119,76 dan terendah terjadi di Surakarta sebesar 0,04 persen dengan IHK 120,64.

(lihat Tabel 4).

Tabel 4

Perbandingan Indeks dan Inflasi/Deflasi Mei 2016 Purwodadi, 6 kab/kota SBH, Jawa Tengah dan Nasional

(2012=100) K o t a Mei 2016 IHK Inflasi/Deflasi (%) (1) (2) (3) 1 Purwodadi 125,91 0,18 2 Semarang 121,89 0,12 3 Surakarta 120,64 0,04 4 Tegal 119,76 0,33 5 Purwokerto 120,90 0,12 6 Cilacap 125,03 0,15 7 Kudus 128,56 0,16 Jawa Tengah 122,20 0,13 Nasional 123,48 0,24

Referensi

Dokumen terkait

Berangkat dari masalah yang ada, muncul pemikiran dan ide-ide untuk mengaplikasikan sekam padi yang dianggap sebagian besar masyarakat hanya sebagai sampah sisa untuk menjadi

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul Pengembangan Lab Dalam Kepingan (LDK) Berbasis Kertas Untuk Penentuan Kadar Asam Urat, Protein, dan pH

peraturan presiden nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa pemerintah, pada pasal (109) urut (7) huruf (c) apabila penawaran yang masuk kurang dari 3(tiga) peserta,

Karakteristik masyarakat Desa Waluya adalah agamis atau Islami (nyantri) karena di daerah tersebut terdapat banyak sekali pesantren. Ada dua pesantren yang cukup terkenal

a) Penelitian yang dilakukan oleh Elis Darnita (2013) terdapat persamaan penggunaan variabel independen (X) yaitu ROA dan EPS, serta variabel dependen (Y) yaitu Harga

Pembuatan keputusan yang salah akan berakhir pada pengelolaan keuangan yang buruk dan tidak efektif dapat mengakibatkan perilaku masyarakat yang rentan akan krisis keuangan

Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui biografi KH. Wahid Hasyim dalam pembaharuan sistem pendidikan pesantren. Abdul Wahid Hasyim relevansi pembaharuan

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN ISLAMIC