• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Faktor Yang Berhubungn Dengan Kejadian Dismenore Primer

Pada Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Ika Setiani*

)

, Vilda Ana Veria S, S.Gz, M.Gizi**

) *)

Alumni Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

**

)

Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang

Jl. Nakula I 5-11 Semarang

Email : vera.herlambang@gmail.com

ABSTRACT

Background: Dysmenorrheal or menstrual disorders are problems experienced by women and may interfere with the activity that resulted in them just lay on bed. The study that was done on students of Faculty of Nursery Science of Padjajaran University class of 2011 shows that 94 of 104 students encounter primary dysmenorrheal which the age range of the student about 19-21 years old which are continuing study in university. Dian Nuswantoro University included in the University which has a population of female is more than the male population so that it can be used as a place of study. The purpose of this study was to analyze factors associated with the incidence of primary dysmenorrheal on students of Dian Nuswantoro University Semarang.

Method: This type of study was observational analytic study with a quantitative method and cross sectional approach. Analysis of data used univariate and bivariate analyzes. Univariate analysis to describe the dependent and independent variables to obtain a sample characteristics used a frequency distribution table. Bivariate analysis used chi square test and calculating the prevalence ratio.

Result: The results of this study showed that there was no relationship between smoking behavior with the incidence of primary dysmenorrheal (p-value = 0.798). There was no relationship between the behavior of consuming alcohol with the incidence of primary dysmenorrheal (p-value = 0.448). There was no association between consumption of junk food with the incidence of primary dysmenorrheal (p-value = 0.334).

Conclusion: For the respondents, it is better to avoid primary dysmenorrheal when

they have menstruation by decreasing or omitting the habitual activity that is causing primary dysmenorrhea there are smoking behavior, behavior of consuming alcohol, and consumption of junk food.

Keyword : Primary Dysmenorrheal, Smoking Habbit, Alcohol Consume, junk

food

ABSTRAK

Latar belakang: Dismenore atau gangguan menstruasi adalah masalah yang dialami

oleh wanita dan dapat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan mereka hanya berbaring di atas tempat tidur. Studi yang dilakukan pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran angkatan 2011 bahwa 94 dari 103 mahasiswi mengalami dismenore primer yang kisaran usianya 19-21 tahun yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas. Universitas Dian Nuswantoro termasuk dalam Universitas yang memiliki populasi wanita yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi laki-laki sehingga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian. Tujuan

(3)

dilakukan penelitian ini adalah menganalisis faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik observasional

dengan metode kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat.Analisis univariat untuk mendeskripsikan variabel dependent dan independent untuk memperoleh gambaran karakteristik sampel menggunakan tabel distribusi frekuensi. Analisis Bivariat menggunakan uji chi square dan menghitung rasio prevalensi.

Hasil: Hasil Penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,798). Tidak ada hubungan antara perilaku mengkonsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,448). Tidak ada hubungan antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer (p-value = 0,334).

Kesimpulan: Bagi para responden sebaiknya mencegah terjadinya dismenore

primer saat menstruasi dengan cara mengurangi atau menghilangkan kebiasaan yang dapat menyebabkan dismenore primer yaitu perilaku merokok, konsumsi alkohol, dan konsumsi junk food.

Kata Kunci : Dismenore Primer, Faktor perilaku merokok, konsumsi alkohol, junk

food

PENDAHULUAN

Dismenore atau gangguan menstruasi adalah masalah yang dialami oleh wanita dan dapat mengganggu aktivitas yang mengakibatkan mereka hanya berbaring di atas tempat tidur.1 Studi yang dilakukan pada mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Padjajaran angkatan 2011 bahwa 94 dari 103 mahasiswi mengalami dismenore primer yang kisaran usianya 19-21 tahun yang sedang melanjutkan pendidikan di Universitas.2 Universitas Dian Nuswantoro termasuk dalam Universitas yang memiliki populasi wanita yang lebih banyak dibandingkan dengan populasi laki-laki sehingga dapat dijadikan sebagai tempat penelitian.

Kondisi medis dismenore ditandai dengan nyeriyang terjadi sebelum atau selama menstruasi. Hal ini adalah satu dari beberapa banyak masalah ginekologi yang mempengaruhi 50% wanita sehingga berakibat ketidakmampuan beraktifitas selama 1-3 hari tiap bulan pada wanita tersebut.3 Dismenore atau nyeri haid dibagi menjadi dua yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore primer, yaitu menstruasi yang disertai rasa sakit yang dialami dalam masa tiga tahun sejak awal menstruasi dan tidak ada penyakit tertentu yang menjadi penyebabnya, sedangkan dismenore sekunder adalah nyeri yang disebabkan oleh simptom penyakit ginekologi seperti endometriosis atau fibroid.4

Dismenore adalah nyeri haid yang sering dirasakan oleh wanita.Pada umumnya dismenore primer menyerang pada wanita dimulai pada 6-12 bulan pertama menstruasi pertama.Dismenore banyak dialami oleh para wanita. Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64,25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder.Di Surabaya didapatkan 1,07 %-1,31 % dari jumlah penderita dismenore datang kebagian kebidanan.Penelitian yang dilakukan di Universitas Muhammadiyah Semarang terdapat 50 orang yang mengalami dismenore. Sebanyak 18% orang mengalami nyeri ringan, 62% orang mengalami nyeri sedang, dan 20% nyeri berat.5

Faktor yang dapat meningkatkan terjadinya dismenore primer adalah menarche pada usia lebih awal, belum pernah hamil atau melahirkan, lama menstruasi, dan usia. Sedangkan faktor lain yang juga dapat menimbulkan dismenore primer adalah konsumsi alkohol, perokok, tidak pernah olah raga, dan

(4)

stress.6Dari faktor-faktor tersebut Indonesia mengalami peningkatan prevalensi perokok pada perempuan diatas 15 tahun sebesar 4,2% jika dibandingkan dengan Survei Sosial Nasional tahun 2001 yang hanya 1,3% jumlah perokok perempuan.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mahasiswi juga senang mengkonsumsi alkohol sebagai hiburan agar tidak stres dan untuk mencari teman.Selain itu mahasiswi memiliki pola makan yang cenderung lebih senang membeli makanan junk food yang lebih murah, enak, dan mudah mendapatkannya tanpa memikirkan zat gizi yang terkandung dalam asupan makanannya.7

Perilaku merokok, mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi junk food secara berlebihan serta makanan dan minuman panas, mengandung garam, makanan asam, pahit, tajam, dan pedas dapat menyebabkan gangguan menstruasi.Merokok dapat meningkatkan lamanya menstruasi dan meningkatkan lamanya dismenore sedangkan alkohol merupakan racun bagi tubuh kita, dan hati bertanggung jawab terhadap penghancur estrogen untuk disekresi oleh tubuh.Fungsi hati terganggu karena adanya konsumsi alkohol yang terus menerus, maka estrogen tidak bisa disekresi dari tubuh, akibatnya estrogen dalam tubuh meningkat dan dapat menimbulkan gangguan pada pelvis.Dari 60 responden perokok perempuan 33,3 % responden dari mereka memiliki dismenore primer dan 66,7 % responden lain, tidak memiliki dismenore primer. Sementara dalam 60 responden perokok pasif perempuan, 91,7 % dari mereka memiliki dismenore primer, dan 8,3 % orang lain responden tidak memiliki dasar dismenore.8

Survei awal yang dilakukan peneliti terhadap 20 mahasiswi di Universitas Dian Nuswantoro terdapat 75% responden mengalami dismenore primer sedangkan 25% lainnya tidak mengalami dismenore primer. Responden yang mengalami dismenore primer sebanyak 15 orang dengan 80% diantaranya adalah perokok aktif dan 20% sisanya adalah perokok pasif (tidak merokok). Responden yang mengalami dismenore primer 46,67% diantaranya mengkonsumsi alkohol dan 53,33% lainnya tidak mengkonsumsi alkohol, 93,33% dari 15 responden yang mengalami dismenore primer diantaranya suka mengkonsumsi junk food sebagai asupan makanannya.

Metode :

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik observasional dengan metode kuantitatif dan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian dimana variabel-variabel yang termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus pada waktu yang sama.

Besar sampel yang dibutuhkan adalah 76 dari total populasi 2867 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel tidak acak berdasarkan pertimbangan peneliti dan ciri atau sifat-sifat populasi yang diketahui seblumnya dan uji yang digunakan adalah uji chi square.

(5)

Hasil :

Tabel Hasil Penelitian

Kategori Frekuensi Persen (%)

1. Usia Responden - 18 tahun - 19 tahun - 20 tahun - 21 tahun

2. Usia Awal Menstruasi - 11-13 tahun - >13 tahun 3. Arti Dismenore - Ya - Tidak 4. Mengalami Dismenore Primer - Ya - Tidak 5. Durasi dismenore Primer - Satu hari - Dua hari - Tiga hari 6. Merokok - Ya - Tidak 7. Kategori Rokok - Bukan Perokok - 1-4 batang per hari - 5-14 batang per hari 8. Konsumsi Alkohol - Ya - Tidak 9. Kategori Konsumsi Alkohol - Bukan Peminum - 1 botol bir atau

kurang per hari 10. Konsumsi Junk Food

- Ya - Tidak 8 19 23 26 60 16 71 5 69 7 36 26 14 51 25 25 37 14 20 56 59 17 76 0 10,5 25,0 30,3 34,2 78,9 21,1 93,4 6,6 90,8 9,2 47,4 34,2 18,4 67,1 32,9 32,9 48,7 18,4 26,3 73,7 77,6 22,4 100 0,0 Jumlah 76

Sumber : Data Primer, 2015

Berdasar hasil penelitian pada 76 responden, dapat diketahui bahwa usia mahasiswi terbanyak sebagai responden adalah usia 21 tahun sebesar 34,2%, usia awal menstruasi mahasiswi terbanyak sebagai responden adalah usia 11-13 tahun sebesar 78,9%, sebesar 93,4% mengetahui arti dismenore, sebesar 90,8% mengalami dismenore primer, responden mengalami dismenore primer selama satu hari di awal menstruasi sebesar 47,4%, sebagian besar responden merokok

(6)

(67,1%), responden merokok sebanyak 1-4 batang per hari (48,7%), responden tidak mengkonsumsi alkohol (73,7%), responden tidak mengkonsumsi alkohol setiap harinya (77,6%), dan semua responden mengkonsumsi junk food sebesar 100%.

Tabel Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok

Perilaku Merokok

Dismenore Primer Total

Ya Tidak

N % N % N %

Ya 46 90,2 5 9,8 51 100

Tidak 23 92,0 2 8,0 25 100

Sumber : Data Primer, 2015

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi merokok (90,2%) lebih besar daripada mahasiswi yang tidak merokok dan tidak mengalami dismenore primer (8%).

Berdasar hasil uji statistik, antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,798 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Tabel Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Konsumsi Alkohol

Perilaku Konsumsi

Alkohol

Dismenore Primer Total

Ya Tidak

N % N % N %

Ya 19 95,0 1 5,0 20 100

Tidak 50 89,3 6 10,7 56 100

Sumber : Data Primer, 2015

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi mengkonsumsi alkohol (95%) lebih besar daripada mahasiswi yang tidak mengkonsumsi alkohol dan tidak mengalami dismenore primer (10,7%).

Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,448 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

(7)

Tabel Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Junk Food

Perilaku Konsumsi Junk Food

Dismenore Primer Total

Ya Tidak

N % N % N %

Sering 47 88,7 6 11,3 53 100

Jarang 22 95,7 1 4,3 23 100

Sumber : Data Primer, 2015

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi sering mengkonsumsi junk food (88,7%) lebih besar daripada mahasiswi yang jarang mengkonsumsi junk food dan tidak mengalami dismenore primer (4,3%).

Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,334 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

PEMBAHASAN

Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa mahasiswi yang mengalami dismenore primer , masih mempunyai perilaku merokok sebesar 90,2% dan mahasiswi yang tidak merokok sebesar 92%. Sedangkan mahasiswi yang tidak mengalami dismenore primer tidak memiliki perilaku merokok sebesar 8% dan yang memiliki perilaku merokok sebesar 9,8%.

Berdasar hasil uji statistik, antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,798 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswi yang merokok tidak dapat mempengaruhi jumlah kejadian dismenore primer yang terjadi pada mahasiswi. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab, misalnya mahasiswi tersebut tinggal di kota Semarang belum sampai 5 tahun dan dia mulai merokok pada saat di Semarang sebelumnya tidak. Dampak rokok itu sendiri tidak dapat dilihat dalam hitungan hari melainkan tahun.

Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Ika Novia dan Nunik Puspitasari pada tahun 2006 yang menyimpulkan bahwa perilaku merokok tidak berpengaruh terhadap kejadian dismenore primer.9

Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Alkohol

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer masih mengkonsumsi alkohol sebesar 95% dan tidak mengkonsumsi alkohol sebesar 89,3%. Sedangkan mahasiswi yang tidak mengalami dismenore primer tetapi mengkonsumsi alkohol sebesar 5% dan tidak mengkonsumsi alkohol sebesar 10,7%.

Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,448 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan

(8)

antara perilaku mengkonsumsi alkohol dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswi yang mengkonsumsi alkohol tidak dapat mempengaruhi jumlah kejadian dismenore primer yang terjadi pada mahasiswi. Hal ini diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Herlida yang mengatakan jika mengkonsumsi alkohol secara terus menerus dapat menyebabkan sirosis hati karena alkohol merupakan salah satu penyebab dari sirosis hati.10 Ditambah dengan lamanya dia menetap di Semarang dan mulai mengkonsumsi alkohol itu sendiri.

Hubungan Dismenore primer dengan Konsumsi

Junk Food

Dari hasil penelitian, dapat diketahui bahwa persentase mahasiswi yang dismenore primer tetapi sering mengkonsumsi junk foodsebesar 68,12% dan jarang mengkonsumsi junk food sebesar 31,88%. Sedangkan mahasiswi yang tidak mengalami dismenore primer tetapi sering mengkonsumsi junk food sebesar 85,71% dan jarang mengkonsumsi junk food sebesar 14,29%.

Berdasar hasil uji statistik, antara konsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer diperoleh p-value = 0,334 (>0,05) artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku mengkonsumsi junk food dengan kejadian dismenore primer pada mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Hasil ini menunjukkan bahwa semakin banyak mahasiswi yang mengkonsumsi junk food tidak dapat mempengaruhi jumlah kejadian dismenore primer yang terjadi pada mahasiswi.Junk food justru dapat berpengaruh terhadap sistem pencernaan karena junk food memiliki banyak kandungan yang tidak baik bagi tubuh jika dikonsumsi secara terus menerus.Selain itu dapat memicu kanker bagi yang mengkonsumsi secara berlebihan.Dampak junk food itu sendiri dapat dilihat dalam waktu yang lama yang artinya tidak dapat dilihat secara langsung.

Penelitian yang dilakukan oleh Niken Aryani Wulansari menyimpulkan adanya hubungan konsumsi junk food dengan usia menarche dini pada siswi Sekolah Dasar di Surakarta, dimana semakin tinggi konsumsi junk food siswi maka semakin rendah

usia menarche dengan p-value 0,005.11

KESIMPULAN

1. Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro berkisar antara 18-21 tahun.

2. Mahasiswi Universitas Dian Nuswantoro terbagi menjadi 4 semester yaitu semester 1 sebesar 10,5 %, semester 3 sebesar 25%, semester 5 sebesar 30,3%, dan semester 7 sebesar 34,2%.

3. Frekuensi mahasiswi perokok sebesar 67,1% dengan frekuensi jumlah rokok yang dihisap adalah 1-4 batang per hari sebesar 48,7%.

4. Frekuensi mahasiswi yang mengkonsumsi alkohol sebesar 26,3% dengan frekuensi mahasiswi yang mengkonsumsi alkohol 1 bir atau kurang per hari sebesar 22,4%.

5. Frekuensi mahasiswi yang mengkonsumsi junk food sebesar 100% dengan mahasiswi yang sering mengkonsumsi junk food sebesar 69,7%.

6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian dismenore primer dengan perilaku merokok di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (p-value=0,798).

7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian dismenore primer dengan perilaku konsumsi alkohol di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (p-value=0,448).

(9)

8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara kejadian dismenore primer dengan perilaku konsumsi junk food di wilayah Universitas Dian Nuswantoro Semarang (p-value=0,334).

SARAN

1. Bagi Poliklinik

Petugas poliklinik dapat memberikan pengetahuan kepada para mahasiswi yang mengalami dismenore primer agar mahasiswi mengurangi atau bahkan meninggalkan perilaku yang dapat mempengaruhi kesehatan terutama kesehatan reproduksi pada wanita dan mencegah untuk terjadinya keadaan yang lebih parah.

2. Bagi Mahasiswi

Mahasiswi dapat mengetahui perilaku yang dapat mempengaruhi dismenore primer dan mempengaruhi kesehatan sehingga dapat mengontrol perilaku dan asupan makanannya.Selain itu mahasiswi dapat mengurangi atau menghindari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi dimenore primer sehingga tidak mengalami kejadian dismenore primer dan memberikan info kepada teman-temannya.

DAFTAR PUSTAKA

1. Manuaba, I.B.G. Memahami Kesehatan Reroduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta. Penerbit: EGC. 2009

2. Kartika Siahaan, Ermiati, Ida Maryati. Penurunan Tingkat DismenorePada Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD DenganMenggunakan Yoga.http://jurnal.unpad.ac.id/ejournal/article/viewFile/709/755. 2012: 1-12 3. Suhartatik.Hubungan Gejala Saat Menstruasi Dengan Produktivitas Kerja

Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi UGM. 2003

4. Owen, E. Panduan kesehatan bagi wanita. Jakarta : PT. Pustakaraya. 2005 5. Proverawati A dan Siti M. Menarche. Yogyakarta : Nuha Medika. 2009

6. Santoso. Angka Kejadian Nyeri Haid pada Remaja Indonesia. Journal of Obstretics & Gynecology. 2008

7. Harunriyanto. Dismenore Masih Sering Membayangi Wanita. Diperoleh dari http://www.mediainfopintar.com. 2008

8. Ernawati, Tri Hartiti, Idrishadi. Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore pada Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang. http://jurnal.unimus.ac.id. 2010: 1-8

9. Ika Novia dan Nunik Puspitasari. Faktor Resiko yang Mempengaruhi Dismenore Primer. The Indonesian Jurnal of Public Health. 2008: 96-104 10. Herlida. Hubungan Skor APRI dengan Derajat Keparahan Sirosis Hati di RSUD

Dokter Soedarso Pontianak. Skripsi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Tanjungpura Pontianak. 2015

11. Niken Aryani Wulansari. Hubungan Konsumsi Junk Food dan Media Informasi terhadap Menarche Dini pada Siswi Sekolah Dasar di Surakarta. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2012

(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Ika Setiani

Tempat, tanggal lahir : Semarang, 20 Mei 1993 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jalan Karangsari II No.14A Semarang

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Pleburan 04-05 Semarang, 1999-2005 2. SMP Negeri 2 Semarang, 2005-2008

3. SMA Negeri 5 Semarang, 2008-2011

4. Diterima di Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Tahun 2011.

Gambar

Tabel Hasil Penelitian
Tabel Hubungan Dismenore Primer dengan Perilaku Merokok
Tabel Hubungan Dismenore Primer dengan Konsumsi Junk Food

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tradis i Ngeningang Raga ring Catuspata pada Tumpek Kuningan di Desa Pakraman Kebonjero, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan ditinjau dari perspektif pendidikan agama

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman berdasarkan taksonomi barret, pada aspek pemahaman harfiah, reorganisasi, dan inferensial..

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan tujuan penelitian adalah mengidentifikasi masalah penentuan prioritas jenis kegagalan dalam proses Failure

Pentingnya penanaman karakter kebangsaan secara dini terhadap siswa sekolah dasar merupakan sikap yang harus selalu dikembangkan. Karakter kebangsaan melalui lagu-lagu karya Ibu Soed

A core prerequisite for the here presented rapid mapping method is the real-time tagging of camera’s position and orientation ex- actly at time of exposure to each recorded

Aplikasi MySejahtera Pemilik firma guaman diwajibkan mendaftar dan memuat turun aplikasi MySejahtera untuk digunakan oleh pekerja dan pelanggan/ anak guam yang memasuki

Subjek penelitian ini adalah sistem pendukung keputusan untuk menentukan kualitas produksi jamur yang disesuaikan dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). SNI yang ada