Kota Gorontalo III-1
BAB III
RENCANA TATA RUANG WILAYAH
SEBAGAI ARAHAN SPASIAL RPI2-JM
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan
sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara
hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus
memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk
mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan
tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam
dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber
daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang
dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
3.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan
Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) yang bertujuan untuk mewujudkan;
1) Ruang wilayah Nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
2) Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
3) Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota;
4) Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk
Kota Gorontalo III-2 5) Keterpaduan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah Nasional, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota dalam rangka pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang;
6) Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat;
7) Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah;
8) Keseimbangan dan keserasian kegiatan antar sektor; dan
9) Pertahanan dan keamanan negara yang dinamis serta integrasi Nasional.
Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindak lanjuti ke dalam
RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
1. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
Internasional,
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala Nasional atau yang melayani beberapa
Provinsi, dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama
transportasi skala Nasional atau melayani beberapa Provinsi.
2. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
a. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN,
b. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa yang melayani skala Provinsi atau beberapa
Kabupaten, dan/atau
c. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
transportasi yang melayani skala Provinsi atau beberapa Kabupaten.
Kota Gorontalo III-3 Kriteria:
a. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas
dengan negara tetangga,
b. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang Internasional yang
menghubungkan dengan negara tetangga,
c. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau
d. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang
dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya
4. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis Nasional dilakukan berdasarkan kepentingan:
a. Pertahanan dan keamanan,
Diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan
pertahanan negara berdasarkan geostrategi Nasional,
Diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri sistem pertahanan, atau
Merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk pulau-pulau kecil
terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
laut lepas.
b. Pertumbuhan ekonomi,
Memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,
Memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan
ekonomi Nasional,
Memiliki potensi ekspor,
Didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,
Memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan Nasional
Kota Gorontalo III-4
Berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi
dalam rangka mewujudkan ketahanan energi Nasional, atau
Ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal.
c. Sosial dan budaya
Merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau
budaya Nasional,
Merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya serta jati
diri bangsa,
Merupakan aset Nasional atau Internasional yang harus dilindungi
dan dilestarikan,
Merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya Nasional,
Memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau
Memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala Nasional.
d. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
Diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu,
Pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam
strategis Nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan
nuklir,
Memiliki sumber daya alam strategis Nasional,
Berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa,
Berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau
Berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.
e. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
Merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati,
Merupakan aset Nasional berupa kawasan lindung yang
Ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang
hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
dan/atau dilestarikan,
Memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap
Kota Gorontalo III-5
Memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro,
Menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup,
Rawan bencana alam Nasional,
Sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai
dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.
3.1.1. Provinsi Gorontalo Dalam Arahan Struktur Ruang RTRWN
Berdasarkan arahan RTRWN, Struktur ruang pada wilayah Provinsi
Gorontalo terdiri dari:
1. Sistem Perkotaan Nasional yang berada di Provinsi Gorontalo terdiri dari;
a. Kota Gorontalo sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dengan status
(I/C/1) pengembangan Tahap Pertama Revitalisasi dan Percepatan
Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional dengan fokus
pengembangan/peningkatan fungsi, dan
b. Isimu, Kwandang dan Tilamuta sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
dengan status (II/C/2) pengembangan Tahap Kedua Revitalisasi dan
Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional
dengan fokus pengembangan Baru
Tabel 3. 1. Indikasi Program Utama Lima Tahunan Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional
USULAN PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER PENDANAAN
C. Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasonal: 1. Pengembangan/Peningkatan fungsi Kota Gorontalo APBN, APBD,
Investasi 2. Pengembangan baru Isimu,
Kwandang & Tilamuta 3. Revitalisasi Kota-Kota yang telah
berfungsi -
Sumber; adaptasi dari lampiran XI PP No 26 tahun 2008
2. Pengembangan Jalan Bebas Hambatan Antar Kota yang meliputi Provinsi
Kota Gorontalo III-6 a. Limboto-Gorontalo I/6 tahap pertama pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan
b. Isimu-Gorontalo II/6 tahap ke-dua pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan
c. Atinggola-Isimu (III/6) tahap ke-tiga pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan
d. Isimu-Marisa III/6 tahap ke-tiga pengembangan jaringan jalan bebas
hambatan
e. Marisa-Molosipat III/6 tahap ke-tiga pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan
f. Molosipat-Kasimbar III/6 tahap ke-tiga pengembangan jaringan jalan
bebas hambatan
3. Pelabuhan sebagai simpul transportasi laut Nasional
Pelabuhan Gorontalo sebagai Pelabuhan Nasional I/3 tahap pertama
pemantapan pelabuhan Nasional
4. Bandar Udara simpul transportasi udara Nasional
Djalaludin sebagai pusat penyebaran sekunder I/3 tahap pertama
pemantapan bandar udara sekunder
5. Wilayah sungai, terdiri dari:
a. Dumoga – Sangkup (IV/A/1)/Sulawesi Utara–Gorontalo/Lintas
Provinsi, pengembangan tahap empat Konservasi Sumber Daya Air,
Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak Air
b. Limboto – Bulango – Bone (I-IV/A/1)/ Gorontalo – Sulawesi Utara/
Lintas Provinsi pengembangan dari tahap pertama sampai ke-empat
Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian
Daya Rusak Air,
c. Paguyaman (I-IV/A/1)/ Gorontalo /Strategis Nasional Provinsi
pengembangan dari tahap pertama sampai ke-empat Konservasi
Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya Rusak
Kota Gorontalo III-7 d. Randangan (I-IV/A/1)/ Gorontalo – Sulawesi Tengah/ Lintas Provinsi
Provinsi pengembangan dari tahap pertama sampai ke-empat
Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian
Daya Rusak Air.
3.1.2. Provinsi Gorontalo Dalam Arahan Pola Ruang RTRWN:
Berdasarkan arahan RTRWN, Pola ruang pada wilayah Provinsi Gorontalo
terdiri dari:
1. Kawasan Lindung Nasional, terdiri dari;
a. Suaka Margasatwa Nantu (II/B/2)-- Pengembangan Pengelolaan
Kawasan Lindung Nasional-- Suaka Margasatwa dan Suaka
Margasatwa Laut,
b. Cagar Alam Panua (II/B/3)-- Pengembangan Pengelolaan Kawasan
Lindung Nasional-- Cagar Alam dan Cagar Alam Laut,
c. Cagar Alam Tanjung Panjang (II/B/3)-- Pengembangan Pengelolaan
Kawasan Lindung Nasional-- Cagar Alam dan Cagar Alam Laut,
d. Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (I/A/4)-- Rehabilitasi dan
Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Nasional-- Taman Nasional dan
Taman Nasional Laut.
2. Kawasan Andalan, terdiri dari;
a. Kawasan Gorontalo
(I/A/2)—pertanian-- Pengembangan dan Pengendalian Kawasan
Andalan untuk Sektor Pertanian-- Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Pertanian,
(II/F/2)—perikanan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan
Andalan untuk sektor Perikanan-- Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Perikanan,
(I/B/2)—perkebunan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Perkebunan-- Pengembangan Kawasan Andalan
Kota Gorontalo III-8
(III/C/2)—pertambangan-- Rehabilitasi dan Pengembangan
Kawasan Andalan untuk sektor Pertambangan-- Pengembangan
Kawasan Andalan untuk Pertambangan.
b. Kawasan Marisa
(III/A/2)—pertanian-- Pengembangan dan Pengendalian
Kawasan Andalan untuk Sektor Pertanian-- Pengembangan
Kawasan Andalan untuk Pertanian,
(II/B/2)—perkebunan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Perkebunan-- Pengembangan Kawasan Andalan
untuk Perkebunan,
(I/F/2)—perikanan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan
Andalan untuk sektor Perikanan-- Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Perikanan.
c. Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya
(I/F/2)—perikanan-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan
Andalan untuk sektor Perikanan-- Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Perikanan, dan
(III/E/2)—pariwisata-- Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan
Andalan untuk sektor Pariwisata-- Pengembangan Kawasan
Andalan untuk Pariwisata.
3.2. Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional
Pronvinsi Gorontalo secara umum dan Kota Gorontalo secara khusus dalam
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional tidak memiliki kawasan yang ditetapkan
sebagai bagian dari Kawasan Strategis Nasinal (KSN) baik berdasarkan kepentingan
pertahanan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, pendayagunaan
sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, maupun berdasarkan sudut
Kota Gorontalo III-9 3.3. Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Sulawesi
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi yang ditetapkan berdasarkan peraturan
presiden nomor 88 tahun 2011 berfungsi sebagai pedoman untuk: (a) penyusunan
rencana pembangunan di Pulau Sulawesi; (b) perwujudan keterpaduan, keterkaitan,
dan keseimbangan perkembangan antar wilayah Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta
keserasian antar sektor di Pulau Sulawesi; (c) pemanfaatan ruang dan pengendalian
pemanfaatan ruang di Pulau Sulawesi; (d) penentuan lokasi dan fungsi ruang untuk
investasi di Pulau Sulawesi; dan (e) penataan ruang wilayah Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Pulau Sulawesi.
3.3.1. Arahan Pengembangan Penataan Ruang
Penataan Penataan Ruang Pulau Sulawesi bertujuan untuk mewujudkan:
(a) Pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan
pemanfaatan sumber daya kelautan dan konservasi laut; (b) lumbung pangan
padi Nasional di bagian selatan Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung
Nasional di bagian utara Pulau Sulawesi; (c) Pusat perkebunan kakao berbasis
bisnis di bagian tengah Pulau Sulawesi; (d) Pusat pertambangan mineral,
aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi di Pulau Sulawesi; (e) Pusat
pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta
penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran
(Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE); (f) kawasan
perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang
berbatasan dengan Negara Filipina dan Negara Malaysia dengan
memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan
negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup; (g)
Jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan
antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; (h)
kawasan perkotaan Nasional yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;
dan (i) Kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap
paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sulawesi sesuai
Kota Gorontalo III-10 3.3.2. Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sulawesi digunakan
sebagai acuan dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau
Sulawesi. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang Pulau Sulawesi terdiri
atas; Indikasi arahan peraturan zonasi sistem Nasional; Arahan perizinan;
Arahan pemberian insentif dan disinsentif; dan Arahan sanksi.
1. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi Sistem Nasional
Indikasi arahan peraturan zonasi sistem Nasional digunakan sebagai
pedoman bagi pemerintah daerah Provinsi dalam menyusun arahan
peraturan zonasi dan bagi pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam
menyusun ketentuan umum peraturan zonasi dan peraturan zonasi.
a. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Struktur Ruang terdiri atas:
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem perkotaan Nasional;
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan transportasi
Nasional; indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem jaringan
energi Nasional; Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sistem
jaringan telekomunikasi Nasional; dan Indikasi arahan peraturan
zonasi untuk sistem jaringan sumber daya air.
Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Sistem Perkotaan Nasional
meliputi;
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKN meliputi;
Pemanfaatan ruang kegiatan perkotaan PKN untuk
mempertahankan luas lahan pertanian; Pengendalian
perkembangan PKN yang menjalar (urban sprawl); Pemanfaatan
ruang untuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian,
perikanan, perkebunan, dan pertambangan berskala
Internasional, Nasional dan/atau regional yang didukung dengan
prasarana dan sarana perkotaan yang sesuai dengan kegiatan
ekonomi yang dilayaninya; Pemanfaatan ruang untuk kegiatan
Kota Gorontalo III-11 ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan
insentif, konferensi, dan pameran berskala Internasional dan
Nasional yang didukung dengan prasarana dan sarana perkotaan
yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;
Pengembangan PKN berbasis mitigasi dan adaptasi bencana;
Pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat
permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang
menengah dan tinggi; Fungsi atau potensi PKN sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju
kawasan Internasional; Fungsi atau potensi PKN sebagai simpul
utama transportasi skala Internasional, Nasional, dan/atau
regional; Pembatasan intensitas pemanfaatan ruang agar tidak
mengganggu fungsi PKN; dan Ketentuan pelarangan
pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan terhadap
berfungsinya PKN.
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKW meliputi:
Pemanfaatan ruang kegiatan perkotaan PKW untuk
mempertahankan luas lahan pertanian; Pengendalian
perkembangan PKW yang menjalar (urban sprawl); Pemanfaatan
ruang untuk kegiatan industri pengolahan hasil pertanian,
perikanan, perkebunan, dan pertambangan berskala Provinsi
yang didukung dengan prasarana dan sarana perkotaan yang
sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya; Pemanfaatan
ruang untuk kegiatan pariwisata cagar budaya dan ilmu
pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan
pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran
berskala Provinsi yang didukung dengan prasarana dan sarana
perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilayaninya; Perkembangan PKW berbasis mitigasi dan adaptasi
Kota Gorontalo III-12 pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan
ruang menengah; Fungsi atau potensi PKW sebagai simpul
kedua mendukung kegiatan perdagangan Provinsi; Fungsi atau
potensi PKW sebagai simpul transportasi skala Provinsi atau
beberapa Kabupaten; Pembatasan intensitas pemanfaatan
ruang agar tidak mengganggu fungsi PKW; dan Ketentuan
pelarangan pemanfaatan ruang yang menyebabkan gangguan
terhadap berfungsinya PKW.
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk PKSN meliputi:
Pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi berdaya saing,
pusat promosi investasi, dan pemasaran; Pemanfaatan ruang
untuk kegiatan pertahanan dan keamanan negara sebagai
beranda depan dan pintu gerbang negara dengan fasilitas
kepabeanan, imigrasi, karantina, dan keamanan; Pemanfaatan
ruang untuk kegiatan kerja sama militer dengan negara lain
secara terbatas dengan memperhatikan kondisi fisik lingkungan
dan sosial budaya masyarakat; Pengembangan PKSN berbasis
mitigasi dan adaptasi bencana; Pengembangan fungsi PKSN
sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas
pemanfaatan ruang rendah dan menengah; Pengembangan
fungsi atau potensi PKSN sebagai simpul utama transportasi
yang menghubungkan wilayah sekitarnya; Pembatasan
intensitas pemanfaatan ruang agar tidak mengganggu fungsi
PKSN; dan ketentuan pelarangan pemanfaatan ruang yang
menyebabkan terganggunya fungsi PKSN.
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk jaringan jalan Nasional
meliputi:
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan dan pemantapan
Kota Gorontalo III-13 keterkaitan antar kawasan perkotaan Nasional dan mendorong
perekonomian di Pulau Sulawesi;
Pemanfaatan ruang untuk peningkatan fungsi jaringan jalan
Nasional untuk mendukung kegiatan ekonomi;
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan jalan
Nasional yang menghubungkan kawasan perkotaan Nasional
dengan pelabuhan dan/atau bandar udara;
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan jalan
Nasional yang terpadu dengan jaringan transportasi lainnya
untuk mendorong perekonomian;
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jaringan jalan
Nasional untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan perbatasan
negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau
kecil;
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan dan pemantapan
jaringan jalan bebas hambatan serta pengendalian
pembangunan pintu masuk/pintu keluar jalan bebas hambatan
untuk meningkatkan efisiensi pelayanan jasa koleksi dan
distribusi.
Pemanfaatan ruang di sepanjang sisi jalan Nasional dengan
tingkat intensitas menengah dan tinggi yang kecenderungan
pengembangan ruangnya dibatasi;
Ketentuan pelarangan alih fungsi lahan yang berfungsi lindung di
sepanjang sisi jalan Nasional; dan
Penetapan garis sempadan bangunan di sisi jalan Nasional yang
memenuhi ketentuan ruang pengawasan jalan.
b. Indikasi Arahan Peraturan Zonasi untuk Pola Ruang terdiri atas:
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan lindung Nasional; dan
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan budi daya yang
Kota Gorontalo III-14
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan pantai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 huruf a meliputi: Pemanfaatan ruang untuk penyediaan RTH;
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan jenis dan kerapatan
tanaman pantai atau struktur alami dan struktur buatan untuk
mencegah abrasi atau daya rusak air;
Pemanfaatan ruang untuk pendirian bangunan yang menunjang
kegiatan rekreasi pantai dan pemantauan bencana;
Penerapan ketentuan mengenai pelarangan pendirian
bangunan; dan
Penerapan ketentuan mengenai pelarangan semua jenis
kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan
estetika kawasan.
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk sempadan sungai meliputi: Pemanfaatan ruang untuk penyediaan RTH;
Pemanfaatan ruang untuk pendirian bangunan yang menunjang
fungsi taman rekreasi dan pemantauan bencana;
Penerapan ketentuan mengenai pelarangan pendirian bangunan
kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan
air, pemanfaatan air dan/atau prasarana penanggulangan daya
rusak air;
Penerapan ketentuan mengenai pelarangan semua jenis
kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan
estetika kawasan yang dapat mengganggu fungsi sempadan
sungai; dan
Penetapan lebar sempadan sesuai karakteristik sungai dan
fungsional kawasan yang dilintasi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan sekitar danau atau
Kota Gorontalo III-15 Pemanfaatan ruang untuk penyediaan RTH;
Pemanfaatan ruang untuk pendirian bangunan yang menunjang
fungsi taman rekreasi;
Penerapan ketentuan mengenai pelarangan pendirian bangunan
kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan
air dan/atau pemanfaatan air;
Penerapan ketentuan mengenai pelarangan semua jenis
kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan
estetika kawasan yang dapat mengganggu fungsi kawasan
sekitar danau atau waduk; dan
Penetapan lebar sempadan sesuai karateristik danau atau
waduk dan fungsional kawasan yang dilintasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Indikasi arahan peraturan zonasi untuk kawasan peruntukan
permukiman melalui:
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan
permukiman di kawasan perkotaan yang mengindikasikan
terjadinya gejala perkotaan yang menjalar secara terkendali; Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan
permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh sistem
jaringan prasarana perkotaan;
Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan
permukiman dengan prinsip mitigasi dan adaptasi bencana; dan Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan peruntukan
permukiman di kawasan perbatasan negara untuk mendukung
kawasan perbatasan negara termasuk pulau-pulau kecil terluar
sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara Penerapan ketentuan mengenai RTH;
Kota Gorontalo III-16 Penerapan ketentuan mengenai penetapan tema arsitektur
bangunan;
Penerapan ketentuan mengenai penetapan kelengkapan
bangunan dan lingkungan; dan
Penerapan ketentuan mengenai penetapan jenis dan syarat
penggunaan bangunan yang diizinkan.
2. Arahan Perizinan
Arahan perizinan merupakan acuan dalam pemberian izin
pemanfaatan ruang. Dimana setiap pemanfaatan ruang harus
mendapatkan izin pemanfaatan ruang dari Pemerintah, pemerintah
daerah Provinsi, dan/atau pemerintah daerah Kabupaten/Kota sesuai
peraturan daerah tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota
beserta rencana rinci dan peraturan zonasinya yang didasarkan pada
Rencana Tata Ruang Pulau Sulawesi sebagaimana diatur dalam Peraturan
Presiden ini.
Setiap pemanfaatan ruang harus mendapatkan izin sesuai dengan
ketentuan masing-masing sektor atau bidang yang mengatur jenis
kegiatan pemanfaatan ruang yang bersangkutan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan sektor atau bidang terkait.
3. Arahan Pemberian Insentif dan Disinsentif
Arahan Pemberian insentif dan disinsentif merupakan acuan bagi
Pemerintah dan pemerintah daerah sebagai upaya pengendalian
pemanfaatan ruang dalam rangka mewujudkan Rencana Tata Ruang
Pulau Sulawesi.
Pemberian insentif dan disinsentif diberikan oleh: Pemerintah
kepada pemerintah daerah; pemerintah daerah kepada pemerintah
daerah lainnya; dan Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada
masyarakat.
Pemberian insentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah
Kota Gorontalo III-17
Subsidi silang;
Kemudahan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang
diberikan oleh Pemerintah;
Penyediaan prasarana dan sarana di daerah;
Pemberian kompensasi;
Penghargaan dan fasilitasi; dan/atau
Publikasi atau promosi daerah.
Pemberian insentif dari pemerintan daerah kepada pemerintah
daerah lainnya dapat berupa:
Pemberian kompensasi dari pemerintah daerah penerima manfaat
kepada pemerintah daerah pemberi manfaat atas manfaat yang
diterima oleh daerah penerima manfaat;
Kompensasi pemberian penyediaan prasarana dan sarana;
Kemudahaan perizinan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang
diberikan oleh pemerintah daerah penerima manfaat kepada investor
yang berasal dari daerah pemberi manfaat; dan/atau
Publikasi atau promosi daerah.
Insentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada
masyarakat dapat berupa:
Pemberian keringanan pajak;
Pemberian kompensasi;
Pengurangan retribusi;
Imbalan;
Sewa ruang;
Urun saham;
Penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
Kemudahan perizinan.
Disinsentif dari Pemerintah kepada pemerintah daerah dapat
Kota Gorontalo III-18
Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan
ruang yang diberikan oleh Pemerintah;
Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana di daerah; dan/atau
Pemberian status tertentu dari Pemerintah.
Disinsentif dari pemerintah daerah kepada pemerintah daerah
lainnya dapat berupa:
Pengenaan kompensasi dari pemerintah daerah pemberi manfaat
kepada pemerintah daerah penerima manfaat;
Pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau
Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan
ruang yang diberikan oleh pemerintah daerah pemberi manfaat
kepada investor yang berasal dari daerah penerima manfaat.
Disinsentif dari Pemerintah dan/atau pemerintah daerah kepada
masyarakat dapat berupa:
Pengenaan kompensasi;
Pensyaratan khusus dalam perizinan bagi kegiatan pemanfaatan
ruang yang diberikan oleh Pemerintah dan pemerintah daerah;
Kewajiban mendapatkan imbalan;
pembatasan penyediaan prasarana dan sarana; dan/atau persyaratan
khusus dalam perizinan.
Disinsentif diberikan untuk kegiatan pemanfaatan ruang pada
kawasan yang dibatasi pengembangannya. diberikan dengan tetap
menghormati hak orang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Bentuk serta tata cara pemberian insentif dan disinsentif
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Arahan Sanksi
Arahan sanksi diberikan dalam bentuk sanksi administrasi dan/atau
sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
bidang penataan ruang. Pengenaan sanksi diberikan terhadap kegiatan
Kota Gorontalo III-19 tata ruang wilayah Kabupaten/Kota beserta rencana rinci tata ruang dan
peraturan zonasinya yang didasarkan pada Rencana Tata Ruang Pulau
Sulawesi.
3.3.3. Strategi Operasionalisasi Rencana Struktur Ruang dan Pola Ruang terkait Bidang Cipta Karya
1. Struktur Ruang
Strategi Operasionalisasi Perwujudan Struktur Ruang terdiri dari Sistem
Kota Gorontalo III-20
Tabel 3. 2. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Perkotaan Nasional terkait Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo
No Kawasan
Perkotaan Jenis Fungsi Pelayanan Strategi Operasionalisasi
I.1 Gorontalo PKN Kehutanan
Pertanian
Perikanan
Industri
Pariwisata
Permukiman
Pendidikan
Perdagangan dan Jasa
a. Mengembangkan PKN Gorontalo sebagai pusat industri pengolahan hasil perikanan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu.
b. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan lanjutan yang berteknologi tinggi, padat modal, berdaya saing, dan ramah lingkungan dengan didukung pengelolaan limbah industri terpadu.
c. Mengembangkan PKN Gorontalo berbasis mitigasi dan adaptasi bencana gempa bumi dan tsunami.
d. Mengembangkan fungsi PKN Gorontalo sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.
e. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian terutama jagung, perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah lingkungan dan padat karya di PKN Gorontalo sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Gorontalo, Kawasan Andalan Marisa, serta Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya.
f. Mengembangkan kawasan peruntukan pendidikan di PKN Gorontalo yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan
g. Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKN Gorontalo yang meliputi sistem penyediaan air minum (SPAM), sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan.
h. Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKN Gorontalo.
i. Mengendalikan perkembangan PKN Gorontalo yang menjalar (urban sprawl).
Kota Gorontalo III-21 No Kawasan
Perkotaan Jenis Fungsi Pelayanan Strategi Operasionalisasi
I.2 Isimu PKW Agroindustri
Pertanian
a. Mengembangkan fungsi PKW Isimu sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.
b. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian yang ramah lingkungan dan padat karya di PKW Isimu sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Gorontalo.
c. Mengembangkan kawasan peruntukan pendidikan di PKW Isimu yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan.
d. Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKW Isimu yang meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan. e. Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKW Isimu.
I.3 Kwandang PKW Agro industri
Pertanian
Perkebunan
Kehutanan
a. Mengembangkan PKW Kwandang sebagai pusat industri pengolahan hasil perkebunan dan hasil hutan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu.
b. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan lanjutan yang berteknologi tinggi, padat modal, berdaya saing, dan ramah lingkungan dengan didukung pengelolaan limbah industri terpadu.
c. Mengembangkan PKW Kwandang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana gempa bumi dan tsunami.
d. Mengembangkan fungsi PKW Kwandang sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.
e. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian dan perkebunan serta komoditas hasil hutan yang ramah lingkungan dan padat karya di PKW Kwandang sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Gorontalo. f. Mengembangkan kawasan peruntukan pendidikan di PKW Kwandang yang didukung oleh
prasarana dan sarana pendidikan.
Kota Gorontalo III-22 persampahan.
h. Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKW Kwandang.
i. Mengendalikan perkembangan PKW Kwandang yang menjalar (urban sprawl)
No Kawasan
Perkotaan Jenis Fungsi Pelayanan Strategi Operasionalisasi
I.4 Tilamuta PKW Agroindustri
Pertanian
a. Mengembangkan PKW Tilamuta sebagai pusat industri pengolahan hasil perikanan yang didukung oleh pengelolaan limbah industri terpadu.
b. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan lanjutan yang berteknologi tinggi, padat modal, berdaya saing, dan ramah lingkungan dengan didukung pengelolaan limbah industri terpadu.
c. Mengembangkan PKW Tilamuta berbasis mitigasi dan adaptasi bencana gempa bumi.
d. Mengembangkan fungsi PKW Tilamuta sebagai pusat permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah dan tinggi.
e. Mengembangkan kawasan peruntukan industri pengolahan dan industri jasa komoditas unggulan pertanian serta perikanan tangkap dan perikanan budi daya yang ramah lingkungan dan padat karya sebagai pusat pengembangan Kawasan Andalan Marisa serta Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya).
f. Mengembangkan kawasan peruntukan pendidikan di PKW Tilamuta yang didukung oleh prasarana dan sarana pendidikan.
g. Mengembangkan prasarana dan sarana berskala regional di PKW Tilamuta yang meliputi SPAM, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air limbah, dan sistem pengelolaan persampahan.
h. Mengembangkan ruang terbuka hijau di PKW Tilamuta.
i. Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan pantai di PKW Tilamuta yang dapat mengganggu fungsi sempadan pantai.
Kota Gorontalo III-23 Tabel 3. 3. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Sistem Jaringan Sumber Daya Air terkait
Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo
No Jaringan Sumber
Daya Air Jenis Strategi Operasionalisasi
I.4.
Limboto-Bulango-a. Mengembangkan prasarana dan sarana penanggulangan dan pengendalian banjir terutama di PKN Gorontalo, PKW Isimu, dan PKW Kwandang serta bangunan pengamanan pantai di sepanjang pantai.
b. Mengembangkan prasarana sumber daya air sebagai pemasok air baku di PKN Gorontalo, PKW Isimu, dan PKW Kwandang, serta Kawasan Andalan Gorontalo.
I.5. Pengembangan WS Paguyaman
(Gorontalo)
WS Strategis Nasional
a. Merehabilitasi dan mengendalikan pemanfaatan lahan di daerah hulu DAS Paguyaman dan DAS Sumalata yang sudah kritis untuk mencegah terjadinya proses pendangkalan dan bencana banjir.
b. Mengembangkan prasarana dan sarana penanggulangan dan pengendalian banjir terutama di PKW Tilamuta serta bangunan pengamanan pantai di sepanjang pantai.
c. Mengembangkan prasarana sumber daya air sebagai pemasok air baku di PKW Tilamuta dan Kawasan Andalan Marisa.
I.6. Pengembangan WS Randangan
(Gorontalo- Sulawesi Tengah)
WS Lintas Provinsi
a. Merehabilitasi dan mengendalikan pemanfaatan lahan di daerah hulu DAS Popayato dan DAS Randangan yang sudah kritis untuk mencegah terjadinya proses pendangkalan dan bencana banjir.
b. Mengembangkan prasarana dan sarana penanggulangan dan pengendalian banjir serta bangunan pengamanan pantai di sepanjang pantai.
c. Mengembangkan prasarana sumber daya air sebagai pemasok air baku di KawasanAndalan Marisa.
Sumber; adaptasi dari lampiran Peraturan Presiden No 8 tahun 2011
2. Pola Ruang
Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pola Ruang terdiri dari
Kawasan lindung Nasional dan Kawasan budi daya yang memiliki nilai
Kota Gorontalo III-24 Tabel 3. 4. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Pelestarian Kawasan Lindung
Nasional terkait Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo
No Kawasan Lindung
Nasional Jenis Strategi Operasionalisasi
II.1. Pengendalian
a.Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan pantai di kawasan perkotaan Nasional yang dapat mengganggu fungsi sempadan pantai di PKN Gorontalo, PKN Perkotaan Manado-Bitung, PKN Perkotaan Mamminasata, PKN Kendari, PKW Tilamuta, PKW Jeneponto, PKW Watampone, PKW Pare-pare, PKW Luwuk, PKW Bulukumba, PKW Raha, dan PKW Bau-bau. b.Mengembangkan RTH.
c.Mengembangkan jenis dan kerapatan tanaman pantai atau struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi atau daya rusak air.
d.Mendirikan bangunan yang menunjang kegiatan rekreasi pantai dan pemantauan bencana.
e.Melarang pendirian bangunan selain yang menunjang kegiatan rekreasi pantai dan pemantauan bencana. II.2. Pengendalian
a.Mengendalikan pemanfaatan ruang pada sempadan sungai yang dapat mengganggu fungsi Sungai Dulukapo dan Sungai Monano pada WS Limboto-Bulango-Bone (Provinsi Gorontalo-Provinsi Sulawesi Utara), Sungai Moutong, Sungai Molosipat, Sungai Papayato, Sungai Milango, Sungai Vatadaa, Sungai Luguse, Sungai Lemito, Sungai Dunga, Sungai Tialudi, Sungai Randangan, dan Sungai Malongo pada WS Randangan (Provinsi Gorontalo-Provinsi Sulawesi Tengah).
b.Mengembangkan RTH.
c.Mendirikan bangunan yang menunjang fungsi taman rekreasi dan pemantauan bencana.
d.Menetapkan lebar sempadan sesuai karakteristik sungai dan fungsional kawasan yang dilintasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan melarang pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan untuk pengelolaan badan air, pemanfaatan air dan/atau prasarana penanggulangan daya rusak air
e.Melarang semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan luas, nilai ekologis, dan estetika.
f.Kawasan yang dapat mengganggu fungsi sempadan sungai II.3. Pengendalian
Mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan sekitar danau atau waduk yang berpotensi merusak bentuk, kondisi fisik, kualitas air, dan kelestarian fungsi danau atau waduk di: Danau Limboto (Kabupaten Gorontalo).
Kota Gorontalo III-25 Tabel 3. 5. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai
Strategis Nasional terkait Bidang Cipta Karya di Provinsi Gorontalo
No
Kawasan Budidaya yang Memiliki Nilai Strategis Nasional
Jenis Strategi Operasionalisasi
1 Kawasan Peruntukan Permukiman
Kawasan Budi Daya
a. Mengembangkan kawasan peruntukan permukiman dengan prinsip mitigasi bencana untuk meminimalkan potensi kerugian akibat bencana. Salah satunya Kawasan peruntukan permukiman pada kawasan rawan gempa bumi di Kota Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Pohuwato, Kabupaten Boalemo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Manado, Kabupaten Sangihe, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Palu, Kota Poso, Kabupaten Poso, Buol, Kota Toli-toli, Kabupaten Toli-toli, Kota Donggala, Kabupaten Donggala, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Morowali, Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Tojo Una-una, dan Kabupaten Luwu Timur.
b. Mengembangkan akses termasuk frekuensi transportasi ke/dari kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil.
c. Menerapkan ketentuan mengenai RTH.
d. Mengembangkan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang didukung oleh sistem jaringan prasarana perkotaan.
e. Mengendalikan perkembangan kawasan peruntukan permukiman di kawasan perkotaan yang mengindikasikan terjadinya gejala perkotaan yang menjalar (urban sprawl).
f. Menetapkan ketentuan mengenai pengembangan kawasan permukiman yang kompak dan vertikal untuk daerah permukiman perkotaan PKN di Pulau Sulawesi. g. Menerapkan ketentuan mengenai penetapan jenis dan
syarat penggunaan bangunan yang diizinkan.
h. Menerapkan ketentuan mengenai tingkat kepadatan. i. Menerapkan ketentuan mengenai kewajiban penyediaan
Kota Gorontalo III-26 Tabel 3. 6. Strategi Operasionalisasi Perwujudan Kawasan Andalan terkait Bidang Cipta
Karya di Provinsi Gorontalo
No Kawasan Andalan Jenis Strategi Operasionalisasi
1 Kawasan Andalan Gorontalo
Pertanian Perikanan Perkebunan Pertambangan
Mengembangkan pemanfaatan bersama-sama prasarana dan sarana energi dan air baku untuk mendukung pusat pertumbuhan Gorontalo.
2 Kawasan Andalan Marisa
Pertanian Perkebunan Perikanan Pertambangan
Mengembangkan pemanfaatan bersama-sama prasarana dan sarana energi dan air baku untuk mendukung pusat pertumbuhan Tilamuta.
3 Kawasan Andalan Laut Tomini dan Sekitarnya
Perikanan Pariwisata
a. Mengembangkan kawasan andalan dengan sentra produksi dari sektor unggulan perikanan tangkap dan budi daya berbasis pelestarian terumbu karang Teluk Tomini yang didukung permukiman, dan jaringan prasarana dan sarana penunjang.
b. Mengembangkan kawasan andalan dengan sektor unggulan pariwisata bahari yang ramah lingkungan dan menghindari resiko pendangkalan, sedimentasi, sampah, dan pencemaran yang berlebihan dengan didukung jaringan prasarana dan sarana penunjang. c. Mengembangkan pemanfaatan bersama-sama
prasarana dan sarana energi dan air baku untuk mendukung sentra produksi dan pusat pariwisata di Kawasan Andalan.
Sumber; adaptasi dari lampiran Peraturan Presiden No 8 tahun 2011
3.4. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Gorontalo
Tujuan penataan ruang wilayah dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Gorontalo Tahun 2010-2030 yang ditetapkan dalam peraturan daerah Provinsi
Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011 adalah mewujudkan tatanan ruang wilayah Provinsi
yang memiliki keseimbangan ekonomi, ekologi dan sosial budaya, serta mendukung
pertahanan dan keamanan Nasional dalam rangka optimalisasi potensi sumber daya
alam berbasis pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, pariwisata dan
pertambangan melalui inovasi dan pengembangan kualitas sumber daya manusia
Kota Gorontalo III-27 3.4.1. Arahan Pengembangan Struktur Ruang Terkait Bidang Cipta Karya
Rencana struktur Rencana struktur ruang wilayah Provinsi meliputi:
Sistem perkotaan; Sistem jaringan transportasi; Sistem jaringan energi;
Sistem Pengelolaan sumber daya air; Sistem jaringan telekomunikasi; dan
Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Limbah Cair dan Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL).
1. Rencana pengembangan sistem perkotaan terdiri dari : PKN yaitu Kota
Gorontalo; PKW yaitu Isimu, Kwandang dan Tilamuta, beserta PKWP
Marisa dan Suwawa; dan PKL yaitu Limboto, Suwawa, Paguyaman,
Paguat dan Popayato.
2. Rencana pengembangan sistem pengelolaan suberdaya air terkait bidang
keciptakaryaan meliputi: Penyediaan dan pengelolaan air baku baik air
permukaan maupun air tanah; dan pengendalian banjir.
Penyediaan dan pengelolaan air baku ditujukan untuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari dan pertanian, yang meliputi: air permukaan,
meliputi : Sungai Bone, Sungai Bolango, Sungai Biyonga, Sungai Tilamuta
(Air Terjun Ayuhulalo), Sungai Randangan dan Sungai Lemito; dan Air
tanah yang tersebar pada beberapa cekungan air tanah yang potensil di
wilayah Provinsi Gorontalo.
Pengendalian banjir meliputi kegiatan pembangunan, rehabilitasi, serta
operasional dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengendalian,
termasuk pembangunan waduk dan embung di daerah hulu sungai
sungai yang mengalir ke Kota Gorontalo dan ke danau Limboto.
3. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Persampahan Limbah
Cair dan Instalasi Pengolahan Air limbah (IPAL) Wilayah Provinsi, meliputi
lokasi Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) regional Talumelito di Telaga
Biru di Kabupaten Gorontalo yang diarahkan untuk melayani Kota
Gorontalo, Kabupaten Gorontalo dan Kabupaten Bone Bolango dengan
fungsi TPA regional sebagai tempat pengolahan sampah dan industri
Kota Gorontalo III-28 3.4.2. Arahan Pengembangan Pola Ruang Terkait Bidang Cipta Karya
Rencana pola ruang wilayah Provinsi terdiri atas : kawasan lindung
Nasional dan Provinsi; dan kawasan budi daya yang memiliki nilai strategis.
Rencana pola ruang yang ditetapkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional yang terkait dengan wilayah Provinsi merupakan gambaran
pemanfaatan ruang wilayah Nasional, baik untuk pemanfaatan ruang yang
berfungsi lindung maupun budi daya yang bersifat strategis Nasional, yang
ditinjau dari berbagai sudut pandang akan lebih berdaya guna dan berhasil
guna dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan Nasional.
Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi merupakan gambaran
pemanfaatan ruang wilayah Provinsi, baik untuk pemanfaatan ruang yang
berfungsi lindung maupun budi daya yang pengelolaannya memperhatikan
pola ruang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
1. Rencana Pengembangan Kawasan Lindung Provinsi meliputi: Kawasan
Hutan Lindung (HL) di Kabupaten-Kabupaten Gorontalo, Gorontalo Utara,
Bone Bolango, Boalemo, Pohuwato dan Kota Gorontalo; CA Mas Popaya
Raja di Kabupaten Gorontalo Utara; CA Tangale di Kabupaten Gorontalo;
dan Kawasan konservasi Laut Daerah (KKLD) Desa Olele di Kabupaten
Bone Bolango dan Pulau Monduli di Kabupaten Boalemo.
2. Kawasan peruntukan permukiman merupakan kawasan yang potensil
dikembangkan sebagai kawasan permukiman, yang meliputi:
a. Kawasan permukiman perkotaan:
Kawasan permukiman perkotaan merupakan tatanan kawasan
permukiman yang terdiri atas sumberdaya buatan seperti
perumahan, fasilitas sosial, fasilitas umum, prasarana dan sarana
perkotaan;
Bangunan permukiman di tengah Kota terutama di PKN dan
PKW yang padat penduduknya diarahkan pembangunan
Kota Gorontalo III-29
Pola permukiman perkotaan yang paling rawan terhadap
bencana alam seperti banjir, gempa dan tsunami harus
menyediakan tempat evakuasi pengungsi bencana alam baik
berupa lapangan terbuka di tempat ketinggian paling rendah 30
(tiga puluh) meter di atas permukaan laut atau berupa bukit
penyelamatan.
b. Kawasan permukiman perdesaan :
Didominasi oleh kegiatan agraris dengan kondisi kepadatan
bangunan, penduduk serta prasarana dan sarana perkotaan
yang rendah, dan kurang intensif dalam pemanfaatan lahan
untuk keperluan non agraris, termasuk permukiman
transmigrasi di Kabupaten Pohuwato, Boalemo, Kabupaten
Gorontalo, Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bone
Bolango;
Bangunan-bangunan perumahan diarahkan menggunakan nilai
kearifan budaya lokal seperti pola rumah kebun dengan
bangunan berlantai panggung.
3.4.3. Strategi Operasionalisasi Struktur Ruang dan Pola Ruang Terkait Bidang Cipta Karya
Strategi Operasionalisasi struktur ruang dan Pola Ruang RTRW Provinsi
Kota Gorontalo III-30
Tabel 3. 7. Indikasi Program Utama Lima Tahunan RTRW Provinsi Gorontalo
No Usulan Program Utama Terkait Bidang Cipta Karya Lokasi Sumber
Pendanaan
A. Pengembangan Pusat Kegiatan Nasional
A.1. PKN Gorontalo
1. Pembangunan sistem mitigasi bencana (banjir, longsor) Kota Gorontalo, Bone Bolango dan 2. Pembangunan Jaringan Drainase Primer dan Saluran
tertutup untuk utilitas dalam Kota
Kota Gorontalo dan Sekitarnya
APBN &/ APBDP Dis PU
3. Pembangunan Sarana Prasarana Air Bersih yang
bersumber dari jaringan air baku WS Dumoga-Sangkup dan WS Limboto-Bolango-Bone
Kota Gorontalo dan sekitarnya
APBN &/ APBDP Dis PU
4. Peningkatan dan perluasan kawasan pendidikan Gorontalo yang ditunjang oleh wilayah Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo sebagai Kota Pusat pendidikan dan Kebudayaan di bagian Utara Pulau Sulawesi
Kota Gorontalo,
5. Mendorong pusat pertumbuhan baru (Kota- Kota baru) disekitar Kota Gorontalo sebagai Kota Satelit dan
pendukung untuk menampung kesemrautan di pusat Kota
Wilayah Kota Timur,
6. Industri pengolahan sampah regional Talumelito APBN &/ APBDP
&/ swasta DN/LN
Dis PU
B. Pengembangan dan Peningkatan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
B.1. PKW Isimu
1. Pembangunan Kota Transit Bandara dan transportasi darat antara PKN Gorontalo, PKW Kwandang dan PKW Tilamuta
Isimu dan Limboto APBDP &/ APBDK Dishub, Dis PU
Kota Gorontalo III-31
Gorontalo sekitarnya
No Usulan Program Utama Terkait Bidang Cipta Karya Lokasi Sumber
Pendanaan
3. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan Utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Isimu, Limboto, Paguyaman dan sekitarnya
APBN &/ APBDP Dinas PU
4. Pembangunan sistem mitigasi bencana alam terutama banjir
5. Pengembangan Kota- Kota sebagai pusat pertumbuhan baru yang berbasis komoditas dan keunggulan lokal
Isimu, Limboto,
1. Pengembangan Kota- Kota sebagai pusat pertumbuhan baru yang berbasis komoditas dan keunggulan lokal
Mananggu, Dulupi,
2. Pembangunan sistem mitigasi bencana alam terutama banjir 3. Pengembangan Kota- Kota sebagai pusat pertumbuhan
baru yang berbasis komoditas dan keunggulan lokal
Tilamuta, Dulupi,
4. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan Utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Kota Gorontalo III-32 1. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Atinggola,
C. Pengembangan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
C.1. Pengembangan PKL Marisa
1. Pusat Pengembangan Agropolitan khususnya Jagung di Bagian Barat Gorontalo
Marisa, randangan, dan Popayato
APBDP &/ APBDK Dis Pertanian
2. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Marisa dan
3. Pengembangan Kota- Kota sebagai pusat pertumbuhan baru yang berbasis komoditas dan keunggulan lokal
Paguat, Randangan APBN, APBDP &/ APBDK
Dinas PU dan Bappeda 4. Pembangunan sistem bencana alam terutama banjir Paguat, Marisa,
Lemito dan Popayato
APBDK &/APBDP Dis PU, Badan Penanggulangan Bencana, BMG C.2. Pengembangan PKL Suwawa
1. Arahan pengembangan pembangunan perumahan dan pemukiman untuk mengakomodir kepadatan di Kota Gorontalo
Suwawa, Kabila dan Tapa
APBDP &/ APBDK Dinas Pasar/PU
2. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Suwawa dan
C.3. Pengembangan PKL Limboto
1. Pengembangan wilayah hinterland Kota Gorontalo untuk perdagangan dan jasa serta perumahan dan pemukiman
Telaga dan Limboto APBN, APBDP &/ APBDK
Dinas PU dan Bappeda 2. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
limboto, telaga dan
C.5. Pengembangan PKL Paguyaman
1. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Kota Gorontalo III-33 C.6. Pengembangan PKL Popayato
1. Penyiapan kapasitas, kualitas dan keterpaduan
infrastruktur dan utilitas sebagai Kota Pengembangan baik Jalan, persampahan, air bersih, limbah, drainase dan RTH
Popayato dan
E. Pengembangan Sumber Daya Air
E.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air
1. Perlindungan dan Pengalokasian ruang terbuka hijau pada kawasan budidaya
6 Kab/Kota APBN &/ APBP/& BLN
Dis PU, Dinas Kehutanan
F. Perwujudan Sistem Jaringan Prasarana Lainnya
1. Pengembangan sistem utilitas terpadu (Listrik, Telpon, TV Kabel, PDAM) dengan drainase Kota Gorontalo dan hinterlandnya
C. Perwujudan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi
C.2. Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi dari Sudut Pandang Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup
1. Rehabilitasi/revitalisasi Danau Limboto KSP Danau Limboto APBN/P/Swasta BALIHRISTI, Dinas
PU 2. Rehabilitasi/revitalisasi Daerah aliran sungai dan sumber
air
TN Nantu, CA Panua, CA Tanjung
Panjang, TN Bogani Nani Wartabone
APBN/P/Swasta BALIHRISTI, Dinas PU,
Dinas Kehutanan
C.3. Rehabilitasi dan Pengembangan Kawasan Strategis Provinsi dari Sudut Pandang Kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan tekonologi tinggi
1. Pemanfaatan dan pengembangan teknologi untuk treatment pembangunan kawasan serta penyediaan infrastruktur
Kawasan Pengembangan Botu, Infrastruktur terpadu Kota
APBN/P/Swasta BALIHRISTI, Dinas PU
Kota Gorontalo III-34 3.5. Arahan RTRW Kota Gorontalo
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Gorontalo Tahun 2010-2030
ditetapkan dengan Peraturuan Daerah (PERDA) Kota Gorontalo Nomor 40 Tahun
2011. Tujuan Penataan Ruang Kota Gorontalo adalah mewujudkan Kota Gorontalo
sebagai Pusat Kegiatan Nasional yang berbasis pada kegiatan usaha jasa dan
perdagangan dengan tetap mempertahankan budaya masyarakatnya dan kelestarian
lingkungan hidup bagi pembangunan berkelanjutan. Untuk lebih jelasnya maka
pembahasan tentang arahan RTRW Kota Gorontalo akan di bahas pada Bab VII pada