• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENYERAPAN TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, PENYERAPAN TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENYERAPAN TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2003 – 2014

Oleh :

DEWI YANI NUGRAENI NPM. 113401043

Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Silwangi

email: dewiyani220693@gmail.com

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ECONOMIC GROWTH, LABOR ABSORPTION, AND EDUCATION ON THE LEVEL OF UNEMPLOYMENT IN WEST

JAVA PROVINCE DURING THE YEAR 2003-2014 Guidance:

Ade Komaludin Jumri

This study aimed to determine the effect of economic growth, labor absorption, and education on the level of unemployment in West Java Province during the a year 2003 - 2014. The method used in this research is causality correlation with statistical analysis by multiple regression analysis.

The results showed, economic growth variable tend to partially with very little effect on the unemployment rate in West Java during the years 2003 - 2014. Labor absorption is not unidirectional partially effect on the unemployment rate with very little effect. The education level has partially effect on the unemployment rate is not in line with very little effect. Simultaneously, economic growth, labor absroption and educational level have significantly influence was 82.94% on the unemployment rate. While the remaining 17.06% is the influence of another factors not included in the model, such as the availability of employment, inflation, purchasing power, and others .

Keywords: economic growth, employment absorption, education level, unemployment level

(2)

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI,

PENYERAPAN TENAGA KERJA, DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN DI PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN 2003 – 2014

Oleh:

DEWI YANI NUGRAENI NPM. 113401043

Pembimbing: Ade Komaludin

Jumri

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Propinsi Jawa Barat selama Tahun 2003 – 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah hubungan kausal antar variabel penelitian dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda.

Hasil analisis menyimpulkan, bahwa variabel pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat selama tahun 2003 – 2014 secara parsial berpengaruh tidak searah atau negatif dengan pengaruh yang sangat kecil terhadap tingkat pengangguran. Penyerapan tenaga kerja berpengaruh secara parsial tidak searah atau negatif dengan pengaruh yang sangat kecil terhadap tingkat pengangguran. Tingkat pendidikan cenderung berpengaruh secara parsial tidak searah dengan pengaruh yang sangat kecil terhadap tingkat pengangguran. Laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran dengan pengaruh yang dapat dikategorikan signifikan sebesar 82,94%. Sedangkan sisanya sebesar 17,06% merupakan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak termasuk model, seperti ketersediaan lapangan kerja, tingkat inflasi, daya beli, dan lain-lain.

Kata Kunci: laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, tingkat pendidikan, tingkat pengangguran.

PENDAHULUAN

Dimensi masalah ketenagakerjaan tertumpu pada kegagalan penciptaan lapangan kerja yang baru pada tingkat yang sebanding dengan laju pertumbuhan output industri. Seiring dengan berubahnya lingkungan makro ekonomi mayoritas negara-negara berkembang, angka pengangguran semakin meningkat, terutama disebabkan oleh ”terbatasnya permintaan” tenaga kerja, memburuknya kondisi neraca pembayaran, meningkatnya masalah utang luar negeri dan kebijakan lain yang pada gilirannya telah mengakibatkan kemerosotan pertumbuhan industri, tingkat upah, dan akhirnya, penyedian lapangan kerja.

Banyak faktor yang diduga mempengaruhi tingkat pengangguran, diantaranya laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan. Persentase atau rasio jumlah pengangguran, khususnya di Jawa Barat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan selama kurun waktu tahun 2003-2014 dijelaskan dalam tabel berikut:

(3)

Tabel 1

Rasio Faktor-faktor Tingkat Pengangguran di Jawa Barat Tahun 2003-2014 Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) (Pe) Penyerapan Tenaga Kerja (Tk) Tingkat Pendidikan(Tp) Tingkat Pengangguran (Y) *) 2003 4,80 62,45 6,73 13,69 2004 5,60 62,88 7,20 14,23 2005 6,02 61,44 7,40 14,91 2006 6,48 62,50 7,50 12,58 2007 6,21 63,09 7,50 11,45 2008 4,58 62,89 7,50 11,36 2009 6,20 62,38 7,72 11,03 2010 6,48 62,27 8,02 10,95 2011 6,21 63,78 8,06 9,38 2012 6,31 63,96 8,08 8,35 2013 6,43 64,36 8,11 8,26 2014 5,40 66,08 8,34 8,49 Jumlah 70,72 758,08 92,16 134,68 Rata-rata 5,89 63,17 7,68 11,22 Sumber: BPS (2015)

Tingkat pengangguran penduduk terus menurun seiring dengan kecenderungan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan. Namun pertumbuhan ekonomi dan tingkat pendidikan tidak serta merta mampu menekan tingkat pengangguran dilihat dari sisi jumlah pengangguran. Hal inilah yang memicu melambatnya penurunan tingkat pengangguran di Jawa Barat, karena semakin banyaknya pengangguran terdididik akibat dari meningkatnya rata-rata lama sekolah sebagai salah satu indikator tingkat pendidikan.

Berpijak pada permasalahan tersebut adalah penting untuk mengukur sejauh mana laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil kajian tentang: “Pengaruh laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Jawa Barat”.

Identifikasi Masalah

Beberapa permasalahan yang teridentifikasi di atas dirumuskan dalam empat permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran?

2. Bagaimanakah pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran? 3. Bagaimanakah pengaruh penyerapan tenaga kerja terhadap tingkat

pengangguran?

4. Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran?

(4)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

1. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap tingkat pengangguran.

2. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran.

3. Untuk mengetahui pengaruh penyerapan tenaga kerja terhadap tingkat pengangguran.

4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian hubungan kausal untuk membuktikan secara empiris pengaruh pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat pengangguran di Jawa Barat pada periode tahun 2003-2014. Penelitian ini dilakukan dengan cara menguji variabel-variabel penelitian melalui pembentukan model analisis dengan prosedur statistik, kemudian diambil interpretasi untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Operasional Satuan Notasi

Pertumbuhan Ekonomi (Pe)

Perubahan PDRB harga konstan dari tahun ke tahun di Provinsi Jawa Barat (y t y) Persentase (%) Rasio Penyerapan Tenaga Kerja (Tk)

Jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha.

Jumlah lapangan kerja yang terisi (%) Rasio Tingkat Pendidikan (Tp)

Jenjang pendidikan terakhir yang telah diselesaikan. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Rasio Tingkat Pengangguran (Ŷ)

Penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang belum memiliki pekerjaan atau yang sedang mencari pekerjaan berdasarkan perbandingan menurut tiga sektor utama (Jasa, Pertanian, dan Manufaktur) di Provinsi Jawa Barat

Jumlah penganggur angkatan kerja ddibandingkan dengan jumlah angkatan kerja (%) Rasio

Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder yang diperlukan didapat melalui kegiatan-kegiatan:

1. Studi kepustakaan untuk mengumpulkan data atau hasil penelitian terdahulu yang relevan sebagai acuan dan kerangka pemikiran untuk menentukan permasalahan yang terjadi serta teori yang relevan dengan variabel penelitian;

(5)

2. Penelitian dokumenter, yaitu dengan menelaah dan menganalisis laporan-laporan yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, tingkat pendidikan, dan tingkat pengangguran yang diterbitkan oleh BPS dan sumber lain yang dapat dipercaya.

Jenis Data

Data penelitian ini berjenis sekunder yang berasal dari sumber sekunder, yaitu data dalam bentuk dokumen resmi pemerintah yang bisa diakses dari website resmi Badan Pusat Statistik (BPS) dan dari sumber lain yang relevan dan terpercaya menurut deret waktu atau time series. Data tersebut meliputi:

1. Laporan tentang pertumbuhan ekonomi nasional selama kurun waktu 2003-2014 yang diperoleh dari BPS;

2. Laporan tentang penyerapan tenaga kerja selama kurun waktu 2003-2014 yang diperoleh dari BPS;

3. Laporan tentang tingkat pendidikan yang diperoleh dari BPS selama kurun waktu 2003-2014;

4. Laporan tentang tingkat pengangguran selama kurun waktu 2003-2014 yang diperoleh dari BPS.

Model/Desain Penelitian

Model analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini adalah regresi linier berganda (multiple regression analysis). Penggunaan model persamaan regresi ganda dengan tiga variabel bebas dilakukan dengan tujuan peramalan (estimasi), yaitu bagaimana variabel independen digunakan untuk mengestimasi nilai variabel dependen.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel penelitian, yaitu tiga variabel bebas (independent variable) berupa Laju Pertumbuhan Ekonomi (Pe), Penyerapan Tenaga Kerja (Tk), dan Tingkat Pendidikan (Tp), serta satu variabel terikat (dependent variable) yaitu Tingkat Pengangguran (Y).

Teknik yang digunakan adalah analisa regresi ganda yang menghubungkan dua variabel independent dengan satu variabel dependent. Analisis ini digunakan untuk mengetahui bagaimana perkembangan data variabel dependent bila tiga variabel independent (sebagai faktor prediktor) mengalami perkembangan/ fluktuasi.

Adapun persamaan regresi yang digunakan adalah sebagai berikut: Ŷ = f (Pe, Tk, Tp)

atau secara konkrit persamaan regresi ganda tersebut dirumuskan sebagai berikut: Ŷ = c + c1Pe + c2Tk + c3Tp + ε

Keterangan:

Ŷ = tingkat pengangguran sebagai variabel terikat

c = α = konstanta tingkat pengangguran tanpa variabel Pe, Tk, dan Tp c1=koefisien pengaruh Pe terhadap Ŷ

c2=koefisien pengaruh Tk terhadap Ŷ c3=koefisien pengaruh Tp terhadap Ŷ Pe=pertumbuhan ekonomi

Tk=penyerapan tenaga kerja Tp=tingkat pendidikan

(6)

Pengujian Hipotesis

1. Koefisien Determinasi (R2)

Nilai R2 mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi (Gujarati, 2003).

Dimana:

ESS=Explained Sum Square TSS=Total Sum Square RSS=Residual Sum Square

Koefisien determinasi yang digunakan adalah nilai adjusted R square atau adjusted R2 disesuaikan dengan derajat kebebasan (df), dengan harga df =(n-k) dan (n-1) yang diformulasikan sebagai berikut:

Dimana:

k = jumlah parameter termasuk intersep n = jumlah observasi (sampel)

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan signifikansi koefisien determinasi semua variabel independen terhadap variabel dependen dengan formulasikan sebagai berikut:

Dimana:

ESS = Explained Sum Square RSS = Residual Sum Square n = jumlah observasi (sampel)

k = jumlah parameter estimasi termasuk intersep atau konstanta

Hipotesis dalam uji F ini adalah:

Ho : β1= β2 = ……….. = βk = 0 Ha : β1≠ β2 = ……….. ≠ βk ≠ 0

Artinya, jika harga F hitung lebih besar dari F tabel, maka Ho ditolak, demikian pula sebaliknya.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Uji t ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi variabel independen secara individu atau parsial terhadap variabel dependen. Adapun hipotesis pada uji t ini adalah sebagai berikut:

Ho : βi= 0 (variabel pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap variabel tingkat pengangguran)

Ha : βi≠ 0 (variabel pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap variabel tingkat pengangguran).

Jika nilai t hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel, maka Ho ditolak, artinya terdapat pengaruh secara individu atau parsial variabel independen terhadap variabel dependen, dan sebaliknya.

TSS RSS TSS ESS R2 1 1 1 2 n TSS k n RSS R ) ( ) 1 ( ) 1 ( 1 1 2 2 , 1 k n R k R n TSS k n ESS Fk n k

(7)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Klasik

1. Hasil Uji Normalitas

Hasil uji normalitas ditunjukkan dengan gambar berikut:

Gambar 1

Uji Histogram Residual dan Jarque-Bera (Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016)

Berdasarkan data Gambar 1 tersebut, nilai Jarque-Bera sebesar 1,3774 merupakan distribusi Chi-Square (χ2) dengan derajat kebebasan (df) = 12-4=8 dan α=5% dengan nilai χ2

sebesar 15,507. Artinya, nilai Jarque-Bera lebih kecil dari nilai χ2

sehingga data yang didapatkan berdistribusi normal. 2. Hasil Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinieritas ditunjukkan dengan tabel berikut: Tabel 3

Hasil Uji Multikolinieritas

Pe Tk Tp

Pe 1.000000 -0.050272 0.487370 Tk -0.050272 1.000000 0.665184 Tp 0.487370 0.665184 1.000000 (Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016)

Berdasarkan data Tabel 3 di atas, nilai koefisien korelasi antara variabel Pertumbuhan Ekonomi (Pe) dan Penyerapan Tenaga Kerja (Tk) sebesar -0,0503. Nilai ini lebih kecil dari 0,85. Artinya, antara variabel Pertumbuhan Ekonomi dan Penyerapan Tenaga Kerja tidak terjadi multikolinieritas.

Kondisi yang sama juga ditunjukkan antara variabel Pertumbuhan Ekonomi dengan Tingkat Pendidikan (Tp) sebesar 0,4874 yang lebih kecil dari 0,85. Demikian pula antara variabel Penyerapan Tenaga Kerja dengan Tingkat Pendidikan sebesar 0,6652 yang lebih kecil dari 0,85 sehingga tidak ada multikolinieritas

(8)

3. Hasil Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4

Hasil Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.217821 Prob. F(2,6) 0.3598

Obs*R-squared 3.464788 Prob. Chi-Square(2) 0.1769 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan data Tabel 4 di atas, nilai p value-Obs*-squared = 0,1769 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Artinya, dengan tingkat signifikansi 95% dapat dikatakan, bahwa tidak terdapat autokorelasi dalam model regresi yang dihasilkan. Sementara berdasarkan nilai Chi-Square (χ2) dengan derajat kebebasan (df) = 12-4=5 dan α=5% dengan nilai χ2 sebesar 15,507, harga Obs*R-squared BG sebesar 3,4648 jelas jauh lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan, bahwa model regresi persamaan tersebut bebas dari gejala autokorelasi.

4. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dengan uji White adalah sebagaimana tabel berikut: Tabel 5

Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.093443 Prob. F(9,2) 0.5651

Obs*R-squared 9.973141 Prob. Chi-Square(9) 0.3527 Scaled explained SS 2.011422 Prob. Chi-Square(9) 0.9913 Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan data Tabel 5 di atas, nilai p value-Obs*-squared = 0,3527 lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Artinya, tidak terdapat gejala heteroskedastisitas dalam model regresi yang dihasilkan. Sedangkan berdasarkan nilai Chi-Square (χ2) dengan derajat kebebasan (df) = 12-4=8 dan α=5%, nilai χ2 sebesar 15,507 dan harga Obs*R-squared SS White 9,9731 juga jauh lebih kecil, sehingga dapat disimpulkan, model regresi tersebut bebas dari heteroskedastisitas Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Pengangguran di Jawa Barat secara Bersama-sama

Berdasarkan model regresi ganda yang dihasilkan dari penelitian ini: Y = 80,3796 – 0,0126PE – 0,7242TK – 3,0383TP

dapat dijelaskan sebagai berikut: Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

(9)

Hasil pengujian signifikansi simultan terdapat dalam tabel berikut: Tabel 6

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji F statistik) Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Date: 04/15/16 Time: 12:39 Sample: 2003 2014

Included observations: 12

F-statistic 12.96048

Prob(F-statistic) 0.001939

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Hasil pada Tabel 6 di atas menunjukkan, bahwa nilai F statistic sebesar 12,9605 yang lebih besar dibandingkan nilai F tabel (0,05;8;3) yaitu 8,845, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel tingkat pengangguran.

Koefisien Determinasi (R2)

Hasil uji determinasi ditunjukkan sebagaimana tabel berikut: Tabel 7

Hasil Uji Determinasi Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Date: 04/15/16 Time: 12:39 Sample: 2003 2014 Included observations: 12 R-squared 0.829357 Adjusted R-squared 0.765366 S.E. of regression 1.118446

Sum squared resid 10.00738

Log likelihood -15.93776

F-statistic 12.96048

Prob(F-statistic) 0.001939

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan data Tabel 7 di atas, nilai R2 atau R-Squared adalah sebesar 0,8294. Hal ini berarti, 82,94% variasi tingkat pengangguran dapat dijelaskan oleh variabel pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan. Sedangkan sisanya 17,06% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti

(10)

Pengaruh Laju Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, dan Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Pengangguran di Jawa Barat secara Parsial

Uji Signifikansi Parameter Individual atau Parsial (Uji t statistik)

Hasil Uji t statistic tentang pengaruh variabel independen terhadap dependen secara individual dengan hasil sebagaimana tabel berikut:

Tabel 8

Hasil Uji Signifikansi Parsial atau Individual (Uji t statistik) Dependent Variable: Y

Method: Least Squares Date: 04/15/16 Time: 12:39 Sample: 2003 2014

Included observations: 12

Variable t-Statistic Prob.

PE -0.017445 0.9865

TK -1.604850 0.1472

TP -2.225821 0.0567

C 3.443474 0.0088

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2016

Berdasarkan data Tabel 8 di atas, nilai t hitung atau t statistik masing-masing variabel independen Pertumbuhan Ekonomi (Pe), Penyerapan Tenaga Kerja (Tk), dan Tingkat Pendidikan (Tp) semuanya lebih kecil dari nilai t tabel 2,306. Demikian pula nilai probabilitas Pertumbuhan Ekonomi, Penyerapan Tenaga Kerja, dan tingkat pendidikan ketiganya lebih besar dibandingkan taraf signifikansi 0,05 yang ditentukan, sehingga H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, ketiga variabel independen, yaitu Pertumbuhan Ekonomi (Pe) dan Penyerapan Tenaga Kerja (Tk), dan Tingkat Pendidikan (Tp) secara parsial masing-masing tidak berpengaruh terhadap variabel dependen Tingkat Pengangguran (Ŷ)

Hasil ini menunjukkan ketiga variabel bebas di atas, meskipun secara parsial tidak menunjukkan pengaruh yang searah terhadap tingkat pengangguran, namun pada pokoknya saling memberikan kontribusi terhadap menurunnya tingkat pengangguran. Pengangguran atau tuna karya memiliki definisi yang beragam. Pengangguran bisa diartikan sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran bisa disebabkan juga oleh berbagai faktor, baik dari internal para pencari kerja yang belum bekerja, atau dari faktor eksternal sebagai penyedia lapangan kerja.

Pengangguran tidak harus berarti tidak memiliki pekerjaan di tempat kerja atau instansi/perusahaan/industri. Pengangguran yang demikian seharusnya tidak terjadi bila setiap orang memiliki pengetahuan, kemampuan atau kompetensi atau keterampilan untuk menciptakan lapangan kerja sendiri atau berwirausaha.

(11)

Demikian pula, pengangguran yang diakibatkan oleh tidak tersedianya lapangan kerja oleh dunia kerja/industri, seharusnya tidak terjadi jika pemerintah dan pihak swasta membuka kesempatan yang lebih luas untuk memberikan lapangan kerja. Artinya, pemerintah, sebagai pemegang otoritas negara, memiliki kemampuan dalam berbagai sektor untuk menjamin rakyat dan penduduk angkatan kerjanya bekerja setelah mengenyam tingkat pendidikan tertentu. Paling tidak pemerintah berkemampuan memberikan jaminan sosial bagi rakyatnya untuk hidup sejahtera. Harapan hidup sejahtera tersebut ternyata masih tinggal harapan, karena berbagai sektor pembangunan dan ekonomi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat belum mampu memberikan realitas tersebut. Namun dengan tekad untuk memberi dan menyelenggarakan pemerintahan yang baik (good goverment dan good governance), harapan tersebut bisa terwujud, sehingga pelan tapi pasti mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayahnya. Bila hal ini terwujud, maka akan membuka kran lapangan kerja yang lebih luas, sehingga tingkat penyerapan tenaga kerja akan bertambah.

Perwujudan pemerintahan yang baik juga akan tercermin dari aksesibilitas dan relevansi dunia pendidikan. Bila aksesibilitas pendidikan lebih luas, maka kesempatan rakyat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi, sehingga wawasan pengetahuan dan keterampilannya bertambah, juga akan lebih terbuka lebar.

Bertambahnya pengetahuan dan keterampilan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi tentunya akan lebih membuka lebar-lebar kesempatan kerja yang ada. Artinya, dengan tingkat pendidikan masyarakat yang lebih tinggi diharapkan tingkat pengangguran berkurang. Oleh karena itu, ketiga variabel laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat pendidikan secara simultan seharusnya mampu mempengaruhi tingkat pengangguran. Namun hal ini pun masih bersifat relatif, karena masih ada faktor lain yang juga saling mempengaruhi terhadap variabel-variabel bebas tersebut, seperti jumlah penduduk, tingkat inflasi, nilai tukar rupiah, dan faktor indikator mikro dan makro lainnya. Faktor-faktor inilah yang tidak diteliti pengaruhnya dalam penelitian ini dengan pengaruh sebesar 17,08%.

Bila secara umum tidak menimbulkan pengaruh yang signifikan, maka pengaruh dari ketiga variabel di atas akan mampu menurunkan tingkat pengangguran. Dengan menurunnya tingkat pengangguran diharapkan pendapatan masyarakat meningkat, kesenjangan berkurang, kesejahteraan meningkat, maka produktivitas bangsa dan negara secara keseluruhan juga makin meningkat, sehingga berbagai permasalahan sosial sebagai dampak buruk dari hal di atas dapat terhindarkan, seperti kemiskinan dan konflik atau permasalahan sosial-ekonomi lainnya.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

1. Pertumbuhan ekonomi selama tahun 2003 – 2014 cenderung mengalami fluktuatif dengan rata-rata 5,89%. Sedangkan tingkat pengangguran menurun dengan rata-rata 11,22%. Hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi berkembang secara parsial tidak searah atau negatif dengan pengaruh yang sangat kecil terhadap tingkat pengangguran di wilayah Propinsi Jawa Barat.

(12)

Artinya, peningkatan pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak searah terhadap penurunan tingkat pengangguran. Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi secara parsial berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran. 2. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi dapat meningkatkan penyerapan tenaga

kerja yang selanjutnya dapat menurunkan tingkat pengangguran dengan pengaruh sangat kecil. Hal ini menunjukkan, penyerapan tenaga kerja secara parsial berpengaruh tidak searah atau negatif terhadap tingkat pengangguran, dengan pengaruh yang sangat kecil terhadap tingkat pengangguran di Propinsi Jawa Barat. Dengan kata lain, peningkatan penyerapan tenaga kerja berpengaruh tidak searah terhadap penurunan tingkat pengangguran

3. Variabel tingkat pendidikan cenderung mengalami peningkatan, tetapi tidak berpengaruh terhadap menurunnya tingkat pengangguran di Propinsi Jabar. Hal ini menunjukkan, tingkat pendidikan secara parsial berpengaruh tidak searah terhadap penurunan tingkat pengangguran dengan pengaruh yang sangat kecil terhadap tingkat pengangguran di Propinsi Jawa Barat.

4. Laju pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran dengan pengaruh yang dapat dikategorikan signifikan sebesar 82,94%. Sedangkan sisanya sebesar 17,06% adalah pengaruh faktor-faktor lain yang tidak termasuk model, seperti tingkat inflasi, daya beli, dan lain-lain

Saran

1. Ekonomi Jawa Barat cenderung tumbuh lebih tinggi daripada ekonomi nasional. Hal menjadi menjadi indikasi lebih baik baik upaya peningkatan pendapatan masyarakat Jawa Barat pada umumnya. Momentum ini sangat penting bagi segenap masyarakat Jawa Barat untuk lebih mengembangkan usahanya di masa mendatang.

2. Besarnya jumlah angkatan kerja diharapkan dapat mampu untuk memacu sektor pertumbuhan ekonomi. Tumpuan yang diharapkan pada sektor industri untuk menyerap tenaga kerja cukup beralasan jika dihubungkan dengan sektor industri memberikan pengaruh bagi Provinsi Jawa Barat.

3. Pendidikan suatu wilayah, dapat ditempuh dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan melihat jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan dari tingkat dasar hingga tingkat tinggi. Selain itu, bisa dilakukan dengan melihat berbagai sarana pendidikan yang tersedia di suatu wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

A. Jajang W Mahri. 2006. Kemiskinan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Ekonomi Agus, Widarjono. 2005. Ekonometrika Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: FE UII Alkadri. 1999. Sumber-Sumber Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Jurnal Pusat

Studi Indonesia. Bandung : Universitas Terbuka.

Arifin. 2003. Keterkaitan Antara Kebijakan Fiscal dengan Pertumbuhan Ekonomi Suatu Daerah. Jakarta : Jurnal Ekonomi.

Arsyad, Lincolin. 1991. Ikhtisar teori dan Soal Jawab Ekonomi Mikro, Edisi 1. Yogyakarta : Penerbit BPFE.

(13)

Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Yogyarkarta : STIE YKPN Yogyakarta.

Arthur, Lewis. 2003. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.

Badan Pusat Statistik. 2010. Analisis Kemiskinan, Ketenagakerjaan dan Pendidikan. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2004-2010. Jabar in Figures. Bandung : Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2008. Perhitungan Angka Kemiskinan BPS VS World Bank. [online]. Tersedia: http://www.bps.go.id.

Badan Pusat Statistik. 2009. Analisis dan Perhitungan Tingkat Kemiskinan Tahun 2008. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2003-2013. Pendataan Sosial Ekonomi. Bandung : Badan Pusat Statistik

Bappenas. 2004. Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan. Jakarta. Bappenas

Becker, Gary. S. 1993. Human Capital. USA : The University Chicago Press. Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE.

Boediono. 2002. Ekonomi Mikro : Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1, Edisi 2. Yogyakarta : BPFE

David, Richardo. 2008. Teori Pertumbuhan Klasik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Pustaka.

Deliarnov. 1995. Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta : III Press.

Djoyohadikusumo, dalam Inna. 2000. Pertumbuhan Ekonomi Dalam Peningkatan Produksi. Jakarta : Jurnal Ekonomi

Djojohadikusumo, Soemitro . 1994. Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi Pembangunan. Jakarta: LP3ES.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Gerald M Meier. 1985. Ekonomi Pembangunan Negara Berkembang : Teori dan Kebijaksanaan. Jakarta : Bina Aksara.

Kusumawati, Dewi. 2010. Pengaruh Desetralisasi fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Barat Periode 1989-2007. Skripsi UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Taufiq, Amrullah. 2006. Analisis Pengaruh Pembangunan Infrastruktur Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional di Indonesia. Tesis Magister Perencanaan Publik UI. Jakarta: Tidak Diterbitkan

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan pencapaian penyerapan tenaga kerja dalam jangka panjang dapat menyebabkan suatu wilayah akan semakin timpang (divergen) dalam penyerapan tenaga kerja yang nantinya

Penelitian ini akan melihat seberapa besar pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran, pendidikan, dan kesehatan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Timur pada tahun

Menganalisis Faktor mana yang paling berpengaruh jumlah unit usaha, tingkat upah, investasi, inflasi, nilai exspor terhadap penyerapan tenaga kerja industri kecil di Jawa

Uji signifikansi parameter individual menunjukkan hasil bahwa hanya variabel pengangguran yang memiliki pengaruh parsial atau individual terhadap tingkat kemiskinan,

Uji t secara parsial menunjukkan bahwa; PDRB berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor ekonomi di Provinsi Sumatera Selatan,

PENGARUH UPAH MINIMUM REGIONAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KAB/KOTA PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2011-2015”.. Maksud dan tujuan skripsi ini

Skripsi dengan judul "Pengaruh Infrastruktur, Investasi, Tingkat Upah, Tingkat Pendidikan terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Provinsi Jawa Timur

SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa secara individual parsial jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi disebabkan oleh tidak