• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengurangan frekuensi membolos melalui program Token Economy untuk siswa SMA N 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengurangan frekuensi membolos melalui program Token Economy untuk siswa SMA N 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013 - USD Repository"

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

PENGURANGAN FREKUENSI MEMBOLOS MELALUI PROGRAM

TOKEN ECONOMY UNTUK SISWA SMA NEGERI 1 KOKAP KULON

PROGO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Elisabeth Melina Hawa

NIM: 081114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

PENGURANGAN FREKUENSI MEMBOLOS MELALUI PROGRAM

TOKEN ECONOMY UNTUK SISWA SMA NEGERI 1 KOKAP KULON

PROGO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh: Elisabeth Melina Hawa

NIM: 081114017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tiada guna orang pandai Tanpa berbudi pekerti luhur

Kupersembahkan Karyaku Untuk

Tuhan yesus dan Bunda Maria atas Kasihnya padaku

Bapak ( Caesarius Iswantoro )dan ibu (Yuliana Suharmi)

Masku Agus, Mbak Ita dan adik Dewi, Ponakanku Abin

dan R. Sunu Tejomartoyo Familly

Molly dan Majikannya

temen-temen BK ‘08

Kedai24jam Crew

(6)
(7)
(8)

ABSTRAK

PENGURANGAN FREKUENSI MEMBOLOS MELALUI PROGRAM TOKEN ECONOMY UNTUK SISWA SMA NEGERI 1 KOKAP KULON

PROGO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

Oleh

Elisabeth Melina Hawa

Skripsi S1 BK Universitas Sanata Dharma 2013

Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui apakah program Token Economy dapat mengurangi frekuensi membolos dari 20 kali selama satu semester menjadi tidak sama sekali, (2) untuk mengetahui apakah pemberian program Token Economy dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dari nilai 60 menjadi nilai standar KKM 70. Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA N 1 Kokap, Kulon Progo.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Data tentang frekuensi membolos dan peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris dikumpulkan melalui document yaitu presensi dan rapor. Data analisis secara tindakan dengan menyusun program token economy secara sistematik, teratur, terstruktur, dan mempunyai makna sesuai dengan tujuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Rio program token economy mengalami perkembangan positif. (1) Pada awalnya dibulan April 2013 Rio rajin mengikuti pelajaran bahasa Inggris, dan pada bulan Mei 2013 Rio menjadi semakin rajin mengikuti pelajaran bahasa Inggris. (2) Pada awalnya dibulan April 2013 Rio belum begitu jelas dan benar mengucapkan kata–kata berbahasa Inggris, dan pada bulan Mei 2013 Rio menjadi jelas dan benar mengucapkan kata-kata jelas dan benar. (3) Pada awalnya dibulan April 2013 Rio belum bisa membedakan posisi subyek, predikat, dan obyek dalam kalimat, dan pada bulan Mei 2013 Rio menjadi menulis kalimat dengan baik dan tepat membedakan jenis-jenis kalimat dan posisi subyek, predikat dan obyek dalam kalimat bahasa Inggris. (4) Pada bulan Mei 2013 Rio mengalami peningkatan dalam keaktifan dikelas yaitu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris dan mempresentasikan hasil belajar di depan kelas.

(9)

ABSTRACT

THE REDUCTION OF DITCHING FREQUENCY AND THE IMPROVEMENT OF ENGLISH LANGUAGE LEARNING ACHIEVEMENT THROUGH TOKEN ECONOM Y PROGRAM FOR A STUDENT OF SMA reduce the frequency of ditching 20 times during the in a semester to be not at all, (2) determine whether the administration of Token Economy program can improve the achievement of learning English language from grade 60 to 70 of KKM standard value. This research was carried out to a high school student of SMA Negeri 1 Kokap in 2012/2013 academic year.

(10)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasih karuniaNya, serta bimbinganNya selama proses penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengurangan Frekuensi Membolos dan Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Melalui Program Token Economy Untuk Seorang Siswa SMA Negeri 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013”.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Penulis banyak mendapatkan pengalaman selama proses penyelesaian skripsi ini. Baik pengalaman menyenangkan ataupun kurang menyenangkan, namun semua pengalaman itu merupakan pelajaran yang berharga bagi perkembangan diri penulis.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah bersedia membimbing, membantu dan selalu memberikan dorongan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

(11)

2. Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing serta memotivasi penulis dalam proses penulisan skripsi ini sampai selesai.

3. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Anang Sutardja, S.Pd., selaku Kepala sekolah SMA Negeri 1 Kokap yang telah mengijinkan pelaksanaan penelitian ini.

5. Ibu Ani, S.Pd. selaku guru mata pelajaran bahasa Inggris di SMA Negeri 1 Kokap yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

6. Untuk Caesarius Iswantoro dan Yuliana Suharmi yang telah sepenuh hati memberikan doa dan kasih sayang untuk penulis.

7. Untuk mas Agus, mbak Ita, Adik Dewi, keponakanku yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis.

8. Untuk Molly dan majikannya yang telah memberikan semangat kepada penulis.

9. Untuk sahabatku : cicik, judith, moshe, dita, dkk yang telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Untuk kawan-kawan kedai24jam crew terimakasih telah memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

(12)

12. Teman-teman Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada penulis selama proses penulisan skripsi.

13. Mas Moko, sekretariat prodi BK dengan sabar melayani mahasiswa BK. 14.Terima kasih kepada seluruh keluarga dan saudara-saudaraku yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberikan dukungan doa.

Dengan segala segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Penulis memilki harapan yang besar semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GRAFIK………... xvi

DAFTAR LAMPIRAN………. xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Batasan Istilah ... 11

BAB II. KAJIAN TEORI A. Membolos………..…. ……… 13

(14)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membolos ... 14

3. Penyebab Siswa Membolos... 15

4. Akibat Siswa Membolos Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

B. Prestasi Belajar ... 18

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 18

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 18

3. Penyebab Prestasi Belajar Rendah ... 20

4. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Rendah ... 21

C. Program Token Economy ... 23

1. Pengertian Program Token Economy ... 23

2. Tujuan Program Token Economy ... 24

3. Unsur-unsur Program Token Economy………... 25

4. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Program Token Economy……… 28

5. Faktor-faktor Pendukung Pelaksanaan Program Token Economy……… 29

(15)

B. Subjek Penelitian ... 32

C. Instrumen Penelitian... 33

D. Target Perilaku……… 33

E. Prosedur Pemberian Token………. 34

1. Dasar Pemberian Token……… 34

2. Pemberian Token Dan Reward………. 37

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Pribadi Subjek... ………… ……….. . 40

1. Ciri-ciri Kepribadian ... 41

2. Latar Belakang Keluarga... 41

3. Status Sosial dalam Masyarakat ... 41

4. Lingkungan Fisik, Sosial ekonomi, Sosio Kultural……… 42

5. Pertumbuhan Jasmani………. 43

6. Perkembangan Kognitif……….. 43

7. Perkembangan Sosial……….. 43

B. Hasil Pelaksanaan Program Token Economy Pada Bulan April 2013……….. 44

1. Evaluasi Pelaksanaan Program Token Economy Pada Bulan April 2013……….. 46

2. Pembahasan……….. 47

(16)

4. Ketidakcapaian Target Perilaku……… 49 C. Hasil Pelaksanaan Program Token

Pada Bulan Mei 2013……… 50 1. Evaluasi Pelaksanaan Program Token Economy

Bulan Kedua Mei 2013………... 53 2. Pembahasan……… 53 D. Program Target Perilaku Yang dicapai

Pada Bulan Mei 2013………. 56 E. Rekapitulasi Perubahan Subjek

Pada Bulan April dan Mei 2013……… 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……….. 59 B. Saran……… 59

DAFTAR PUSTAKA……… 61

(17)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Perolehan Token Dari Guru Di sekolah……… 45

Grafik 2. Perolehan Token Dari Orang Tua Subjek………. 46

Grafik 3. Perolehan Token Dari Guru Di sekolah……… 51

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Nilai Rapor Sem 1 Kelas XI ……… 62

Lampiran 2. Hasil Nilai Rapor Sem II Kelas XI………. 63

Lampiran 3. Jadwal Pelajaran Sem Gasal………64

Lampiran 4. Jadwal Pelajaran Sem Ganjil………...65

Lampiran 5. Cek List Harian Di Sekolah Bulan April ………..66

Lampiran 6. Cek List Harian Di Rumah Bulan April……….68

Lampiran 7. Cek List Harian Di Sekolah Bulan Mei………..69

Lampiran 8. Cek List Harian Di Rumah Bulan Mei………...72

Lampiran 9. Presensi dan Evaluasi Sem Gasal………...73

Lampiran 10. Presensi dan Evaluasi Sem Genap………75

Lampiran 11. Surat Keterangan Penelitian……….77

Lampiran 12. Surat Kontrak………...78

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah tugas utama seorang siswa baik di sekolah, di rumah , dan dimanapun berada. Dengan belajar siswa dapat meraih cita-cita yang diinginkan. Namun, pada masa sekarang para siswa cenderung meremehkan tugas belajarnya karena banyak kegiatan lain yang lebih menarik daripada belajar seperti, bermain dan berkumpul bersama teman-teman. Menurut pengamatan peneliti melalui berita di surat kabar maupun televisi, para siswa sering ditemui berada di luar sekolah ketika jam pelajaran. Mereka bermain internet (facebook, twitter) di warnet, bermain game, dan duduk berbincang-bincang dengan teman-temannya. Perilaku membolos hampir terjadi di seluruh sekolah. Maka dengan hal itu menjadi keprihatinan kita bersama karena siswa adalah generasi muda yang akan membawa negara Indonesia ini untuk menjadi lebih maju.

(20)

mengetahui bahwa anaknya tidak belajar di sekolah karena anak berangkat sekolah di pagi hari namun pada kenyataannya anak tidak sampai di sekolah.

SMA N 1 Kokap adalah SMA satu-satunya di kecamatan Kokap, Kulon Progo. Sekolah ini terletak di pegunungan Menoreh dekat sungai kecil yang mengalir deras. Sekolah ini mempunyai siswa berjumlah 110 siswa, padahal daya tampung setiap kelasnya 32 anak untuk 3 kali paralel. Jadi yang dibutuhkan sekitar 228 siswa setiap tahun pelajaran. Hal ini karena di daerah Kokap banyak lulusan SMP yang tidak melanjutkan SMA. Mereka lebih senang menjadi tenaga kerja di luar negeri kemudian pulang ke kampung halaman dengan membawa uang untuk modal menikah. Keadaan orang tua atau wali siswa SMA N 1 Kokap dikategorikan golongan menengah ke bawah. Pada umumnya orang tua mereka sebagai penderes (pembuat gula jawa), petani, buruh, pekerja bangunan. Banyak orang tua kurang memberikan motivasi belajar untuk anaknya karena orang tua tidak memiliki wawasan mengenai pentingnya pendidikan.

(21)

Membolos dengan meninggalkan jam belajar di sekolah dalam waktu sehari penuh dan meninggalkan jam pelajaran tertentu dapat mengakibatkan siswa ketinggalan materi pelajaran hari itu, catatan kurang lengkap, tidak dapat mengikuti ulangan hari itu. Akhirnya para siswa tidak mempunyai bahan belajar yang lengkap sehingga pada ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester pun siswa tidak dapat mengerjakan soal ulangan dan akhirnya mendapat nilai yang tidak tuntas bahkan tidak lulus.

Peneliti mewawancarai seorang siswa kelas XI SMA N 1 Kokap yang memiliki frekuensi membolos tinggi (20 kali selama 1 semester) pada mata pelajaran bahasa Inggris berdasarkan presensi siswa menurut guru bahasa Inggris pada tanggal 28 Agustus 2012. Peneliti mewawancarai tenta ng alasan siswa membolos. Siswa membolos dapat dipengaruhi oleh keadaan d iri sendiri dan luar dirinya sendiri. Alasan membolos dari keadaan diri sendiri adalah malas untuk belajar, tidak mengerjakan PR, bangun kesiangan, tidak mampu mengikuti pelajaran tersebut, takut dengan guru mata pelajaran. Sedangkan alasan membolos dari pengaruh luar dirinya sendiri misalnya diajak teman untuk bermain Play Station, berkumpul bersama teman-teman di pinggir jalan, pacaran. Hal- hal

seperti tersebut menjadi alasan para siswa untuk membolos.

(22)

selama satu semester khususnya dalam mata pelajaran bahasa Inggris. Padahal untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, selama satu semester waktu efektif 40 jam pertemuan. Akibatnya para siswa yang sering membolos mempunyai prestasi belajar yang rendah yang memiliki nilai rata-rata 60 dalam pelajaran bahasa Inggris.

Peneliti juga mewawancarai guru mata pelajaran bahasa Inggris SMA N 1 Kokap pada tanggal 5 September 2012 tentang perolehan nilai- nilai prestasi belajar siswa yang sering membolos. Menurut guru mata pelajaran bahasa Inggris siswa yang sering membolos mendapatkan nilai rata-rata harian bahkan nilai akhir semester atau nilai rapor yang tidak tuntas; siswa tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dari nilai 70. Siswa yang sering membolos hanya mencapai nilai 60. Hal itu terjadi karena siswa sering membolos tidak mempunyai bahan untuk belajar dan tidak menguasai materi- materi pelajaran.

(23)

(2009:222), penggunaan token sebagai penguat tingkah laku yang baru dalam program terapi Token Economy memiliki beberapa keuntungan diantaranya yaitu : token tidak kehilangan nilai insentifnya, token bisa mengurangi penundaan yang

ada diantara tingkah laku yang layak dengan ganjarannya, token bisa digunakan sebagai pengukur yang konkret bagi motivasi individu untuk mengubah tingkah laku tertentu, token adalah bentuk perkuatan positif, individu memiliki kesempatan untuk memutuskan bagaimana menggunaka n token yang diperolehnya. Peneliti berharap dengan adanya token yang menjadi penghargaan disetiap perilaku yang dicapai akan menciptakan kebiasaan baru untuk dapat mengurangi frekuensi membolos dan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris.

Prosedur pelaksanaan program terapi Token Economy yaitu siswa menerima token setelah menunjukkan perilaku yang diinginkan. Token itu dikumpulkan dan akhirnya dipertukarkan dengan suatu hadiah yang diinginkan. Maka program ini cocok untuk mengurangi frekuensi membolos dan meningkatkan prestasi pelajaran bahasa Inggris.

(24)

milik siswa. Secara periodik siswa menukar token yang telah mereka dapat untuk beberapa hadiah yang mereka inginkan.

(25)

professional. Mainan, buku komik, permainan, diberikan pada waktu kegiatan kelas di SD. Permainan, majalah, radio, dan tape, tersedia pada waktu kegiatan kelas di SMP. Dalam waktu satu tahun jumlah kartu hadiah yang dibutuhkan untuk mendapatkan hadiah bertambah. Hasilnya dari 16 kelas dan 14 kelas yang dibandingkan diobservasi selama satu tahun dan sejumlah perbedaan penting dicatat. Pertama, guru memperkuat siswa kira-kira dua kali lebih sering dan menghukum siswa kurang daripada kelas yang dibandingkan. Kedua, siswa dalam kelas secara dramatis menunjukkan tingkah laku yang kurang mengganggu. Ketiga, siswa dalam menjalankan program juga menghabiskan waktu yang lebih lama dalam mengerjakan tugas sekolahan mereka. Hal yang paling menyenangkan dari program ini adalah penemuan keempat, yaitu siswa yang dalam mengjalankan program token menunjukkan perbaikan yang besar dalam prestasi dan kecerdasan siswa. Hasil mereka dalam tes The California Test Of Mental Maturity dan The California Reading Achievement Test, dua kali besarnya dari didapat oleh

siswa-siswa yang dibandingkan.

(26)

hari atau dua kali seminggu. Catatan ini menunjukkan jumlah stiker yang didapat pada awal periode, kemudian pada jumlah tertentu stiker dapat ditukar dengan hadiah yang menyenangkan dari kedua orang tua yaitu memperoleh mainan khusus atau rekreasi ke suatu tempat. Sistem token ini berhasil pada siswa SD yang semula membaca materi pelajaran ketika ada guru saja menjadi lebih mandiri, siswa membaca materi pelajaran walaupun tidak ada guru yang mendampinginya.

Dari berbagai penelitian terbukti bahwa penghargaan yang diberikan secara berulang akan mengubah perilaku yang diharapkan menjadi kebiasaan yang baik. Penghargaan juga dapat meningkatkan kepuasan dan kesenangan. Rasa puas dan rasa senang merupakan bagian penting untuk menunjang suasana belajar yang lebih efektif khususnya untuk mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Diharapkan dengan penggunaan program Token Economy, siswa dapat mengurangi frekuensi membolos dan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris.

(27)

siswa tidak membolos dalam pelajaran bahasa Inggris, mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas seperti membaca materi pelajaran bahasa Inggris, mengerjakan PR bahasa Inggris, mengerjakan tugas individu pelajaran bahasa Inggris, mengerjakan tugas kelompok bahasa Inggris, dan berani bertanya kepada guru mata pelajaran bahasa Inggris apabila mengalami kesulitan dan kebingungan dalam memahami maupun mengerjakan soal atau materi pelajaran bahasa Inggris. Siswa akan mendapatkan token yang berupa stiker bola Chelsea. Kemudian token tersebut dikumpulkan dan di akhir semester ditukarkan dengan hadiah yang diinginkan. Melalui program ini siswa tersebut diharapkan menjadi rajin mengikuti pelajaran bahasa Inggris dan mencapai nilai standar KKM 70 dalam mata pelajaran bahasa Inggris.

Untuk membantu mengatasi masalah membolos di SMA N 1 Kokap tahun ajaran 2012/2013 maka peneliti akan mengadakan penelitian tentang Pengurangan Frekuensi Membolos Melalui Program Token Economy Untuk Siswa SMA N 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dihasilkan rumusan masalah

sebagai berikut :

(28)

2. Apakah pemberian program Token Economy dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dari nilai 60 menjadi nilai standar KKM 70?

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui pemberian program Token Economy dapat mengurangi frekuensi membolos dari 20 kali selama satu semester menjadi tidak sama sekali untuk seorang siswa di SMA N 1 Kokap tahun ajaran 2012/2013.

2. Untuk mengetahui pemberian program Token Economy dapat meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris dari nilai 60 menjadi nilai standar KKM 70 untuk seorang siswa SMA N 1 Kokap Kulon Progo Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.

D. Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

(29)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Melalui penelitian ini, peneliti mendapatkan pengalaman membantu mengurangi frekuensi membolos dan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris melalui program token economy.

b. Bagi guru BK

Melalui penelitian ini diharapakan guru mengembangkan terapi konseling token economy untuk mengurangi frekuensi membolos dan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris .

c. Bagi siswa

Siswa dapat mengurangi frekuensi membolos dan meningkatkan prestasi belajar bahasa Inggris melalui program token economy.

E. Batasan Istilah

1. Membolos adalah meninggalkan jam pelajaran bahasa Inggris selama 2 jam pertemuan tanpa sepengetahuan guru mata pelajaran bahasa Inggris.

2. Prestasi bahasa Inggris yang rendah adalah hasil belajar siswa yang nilainya 60.

(30)

mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu nilai 70 di SMA N 1 Kokap Kulon Progo tahun ajaran 2012/2013.

4. Terapi Token Economy adalah program konseling yang mempunyai bukti kemajuan yang dibuat, dalam jumlah token yang dapat dihitung setiap hari dengan jadwal kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang siswa yang memiliki frekuensi membolos tinggi dan prestasi mata pelajaran Bahasa Inggris yang rendah menuju perubahan perilaku yang rajin mengikuti dan mendapatkan prestasi yang baik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

(31)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini diuraikan tentang membolos, prestasi belajar bahasa Inggris, dan Token Economy.

A. Membolos

1. Pengertian Membolos

Pemaknaan membolos sangatlah bervariasi sesuai dengan sudut pandang masing- masing ahli pendidikan. Namun demikian, dapat peneliti sajikan pendapat beberapa ahli sebagai berikut :

a. Menurut Kamus Besar Indonesia, membolos adalah melarikan diri atau meloloskan diri.

b. Menurut Poerwadarminta (1984:149) dalam http.shvoong.com yang diakses 28 Agustus 2012, membolos adalah tidak masuk sekolah atau bekerja yang sebenarnya tidak libur.

c. Menurut Gunarsa (1981:31) dalam http.shvoong.com yang di akses 28 Agustus 2012, membolos adalah pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak sekolah.

(32)

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Membolos

Menurut www.membolos.com diakses 15 Agustus 2012, Anita berpendapat bahwa faktor yang mempengaruhi siswa membolos dapat dikelompokkan menjadi 3 :

a. Faktor personal misalnya :

1) Menurunnya motivasi atau minat akademik siswa untuk mengikuti pelajaran.

2) Kondisi ketinggalan pelajaran dengan membolos satu kali saja siswa akan ketinggalan materi pada hari tersebut. 3) Kenakalan para siswa remaja mengkonsumsi narkoba dan

miras.

b. Faktor keluarga misalnya :

1) Pola asuh orang tua dalam hal ini adalah kedisplinan anak di rumah.

2) Partisipasi orang tua dalam pendidikan si anak karena orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya maka orang tua kurang memberikan motivasi untuk si anak dalam belajar.

c. Faktor sekolah misalnya :

1) Kebijakan sekolah mengenai membolos yang tidak konsisten.

(33)

3) Guru-guru yang kurang sportif dan kreatif dalam mengajar. 4) Tugas-tugas dari sekolah maupun guru kurang mena ntang

siswa.

3. Penyebab Sis wa Membolos

Menurut Pearce 2000:78 dalam www.membolos.com diakses 15 Agustus 2012, mengemukakan tentang alasan-alasan yang menyebabkan siswa membolos sekolah, antara lain sebagai berikut:

a. Sekolah membosankan atau sulit bagi anak.

b. Sekolah tidak terorganisir dengan baik dan tidak memperhatikan masalah membolos.

c. Anak tidak mendapatkan motivasi dari orang tua untuk sekolah karena orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya.

d. Anak melakukan hal yang lebih menarik untuk dikerjakan seperti pekerjaan yang dibayar atau untuk menemui teman-temannya.

Sedangkan menurut Gunarsa 2002:119 dalam www.membolos.com diakses 15 Agustus 2012, mengemukakan bahwa sebab siswa absen dan tidak ke sekolah dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:

a. Sebab dari dalam diri :

(34)

2). Ketidakmampuan anak dalam mengikuti pelajaran di sekolah. 3). Kemampuan intelektual yang tarafnya lebih tinggi dari teman- temannya.

4). Kekurangan motivasi belajar yang jelas mempengaruhi anak. b. Sebab dari luar diri :

1). Keluarga

a). Keadaan keluarga

Keadaan keluarga tidak selalu memudahkan anak didik dalam menggunakan waktu untuk belajar sekehendak hatinya. Banyak keluarga yang masih memerlukan bantuan anak-anaknya untuk melaksanakan tugas-tugas di rumah, bahkan tidak jarang pula terlihat ada anak yang membantu orang tuanya mencari nafkah.

b). Sikap Orang Tua

Sikap orang tua yang masa bodoh terhadap sekolah, yang tentunya kurang mendorong anak untuk hadir ke sekolah.Orang tua dengan mudah memberi surat keterangan sakit ke sekolah, padahal anak membolos untuk menghindari ulangan.

2). Sekolah

(35)

(1). Kemungkinan anak memiliki kelainan dengan teman- temannya yang lain seperti cacat, berkelainan.

(2). Kemungkinan anak tidak disenangi oleh anak sekelasnya karena termasuk kelompok minoritas atau anak kesayangan gurunya.

b). Anak tidak senang ke sekolah karena tidak senang dengan gurunya. (1). Guru mungkin menakutkan bagi siswa.

(2). Sikap guru yang membeda-bedakan siswa atau menganakemaskan siswanya.

(3). Guru yang tidak mau menjawab pertanyaansiswanya

(4). Ada persoalan atau masalah antara anak didik dan guru.

4. Akibat Siswa Membolos Mempengaruhi Prestasi Belajar

(36)

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar Tinggi

Prestasi belajar tinggi adalah hasil belajar siswa yang nilainya mencapai nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

b. Pengertian Prestasi Belajar Rendah

Prestasi belajar rendah adalah hasil belajar siswa yang nilainya tidak mencapai nilai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal).

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Abidin (2010:50), secara psikologis manusia memiliki berbagai macam potensi aktualitas yang turut mendukung dan mempengaruhi peristiwa belajar siswa. Potensi yang dimaksud antara lain :

a. Intelegensi

adalah kemampuan dan kecakapan yang mencakup kecakapanindividu menghadapi dan menyesuaikan diri dengan situasi yang ada secara cepat, tepat,dan efektif. Kemampuan individu menggunakan konsep abstrak secara efektif, dan kemampuan mengetahui relasi (hubungan) dan mengkajinya secara cepat.

b. Perhatian

(37)

individu. Tingkat keberhasilan individu dalam belajar tergantung pada sejauh mana konsentrasi individu terhadap materi pelajaran.

c. Minat

merupakan kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan berbagai aktivitas belajar yang diminati individu. Bila minat individu terbangun maka dapat memunculkan suatu partisipasi aktif yang disertai rasa senang sehingga akan memperoleh kepuasaan dalam belajar.

d. Bakat

adalah kemampuan aktual dalam belajar yang disebut the capacity to learn. Potensi aktualisasi ini tampak setelah

individu belajar dan berlatih.Potensi ini sangat berarti bagi peningkatan kualitas belajar individu.

e. Motivasi belajar

merupakan motor penggerak utama (terutama motivasi intrinsik) bagi individu, terutama terkait dengan tujuan yang ingin dicapai oleh individu yang belajar.

f. Kematangan

(38)

kecakapan-kecakapan belajar, kecakapan-kecakapan ini tergantung pada kematangan setiap individu.

g. Kesiapan belajar

adalah kecakapan-kecakapan dalam belajar menentukan kemajuan dalam belajar yang react( kesiapan memberi respon) terhadap suatu materi yang disajikan.

h. Kelelahan

adalah kelelahan fisik maupun mental sangatlah berdampak negatif bagi proses belajar individu. Hal ini terlihat ketika individu sedang kelelahan fisik misalnya sehari penuh bekerja keras dengan mengeluarkan banyak tenaga maka hal ini akan mengurangi stamina untuk belajar dan kelelahan mental ketika individu mempunyai banyak masalah maka hal ini akan mengganggu konsentrasi belajar.

3. Penyebab Prestasi Belajar Rendah

Menurut Anita dalam www.membolos.com diakses 15 Agustus 2012, prestasi belajar yang rendah disebabkan oleh :

a. Tidak ada motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

b. Merasa bosan dengan gaya mengajar dari guru. c. Kurang memahami materi yang disampaikan guru.

(39)

e. Masalah pribadi baik dengan orang tua, pacar, keluarga maupun dengan teman-teman. Biasanya, masalah ini membuatnya tidak konsentrasi belajar.

f. Mengikuti kegiatan di luar sekolah yang lebih menarik dan menyenangkan.

g. Tidak mempunyai catatan untuk belajar, tidak mengikuti UTS atau UAS maka nilai akhir semester pun tidak tuntas.

4. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Rendah

Menurut Masjido (2003:89) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka perlu upaya- upaya sebagai berikut, yaitu :

a. Memperjelas tujuan-tujuan belajar, siswa akan terdorong untuk lebih giat belajar apabila ia mengetahui tujuan-tujuan atau sasaran yang hendak dicapai.

b. Menyesuaikan pengajaran dengan bakat, kemampuan, dan minat siswa.

c. Menciptakan suasana hubungan yang hangat dan dinamis antara guru dengan siswa.

d. Menghindari tekanan-tekanan dan suasanan yang tidak menentu, seperti suasana menakutkan, mengecewakan, membingungkan, dan menjengkelkan.

(40)

Sedangkan menurut Abidin (2010: 58) hal- hal untuk meningkatkan mutu belajar dan prestasi individu antara lain :

1) Dapat dilakukan di kelas

a) Melakukan persiapan-persiapan dengan membawa semua materi pelajaran sebelum masuk kelas.

b) Aktif membuat catatan-catatan dari keterangan guru sebagai dokumentasi.

c) Berpartisipasi aktif dalam kelas melalui diskusi kelas, belajar kelompok, dan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan terhadap materi- materi belajar yang belum dipahami.

d) Menulis dan mencatat hasil- hasil laporan kerja yang didiskusikan di kelas.

2) Dapat dite rapkan di luar kelas

a) Mengulang pelajaran dengan menghafal, memasukkan kesan informasi, ataupun penjelasan-penjelasannya. b) Mencoba meringkas setiap mata pelajaran yang ada. c) Belajar dengan menentukan focus materi.

d) Menggunakan tiga cara dalam membaca bahan pelajaran (membaca cepat dan fokus, mengkritisi materi, membaca dengan disertai hiburan).

(41)

f) Mengingat apa yang telah dibaca dengan mengenali dan mengingat kembali materi yang dipelajari.

g) Tulislah pertanyaan-pertanyaan dan sekaligus jawabannya untuk meyakini diri sendiri atas penguasaan bahan. Pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat, apabila tidak bisa menjawab dapat ditanyakan langsung kepada guru mata pelajaran pada saat di kelas.

C. Program Token Economy

1. Pengertian Program Token Economy

a. Berdasarkan Etimologi, token berasal dari kata bahasa inggris yang berarti tanda, mata uang, bukti,penghargaan,kenang-kenangan. Sedangkan economy berasal dari kata bahasa inggris yang berarti ekonomi,perekonomian,penghematan. Jadi Token Economy secara harifiah dapat diartikan hadiah yang bernilai ekonomi.

b. Menurut Corey (2009:222), Program Token Economy adalah pembentukan tingkah laku yang diperkuat dengan perkuatan-perkuatan (reinforcement) yang bisa diraba (tanda-tanda seperti kepengin logam) yang nantinya bisa ditukar dengan objek-objek atau hak istimewa yang diingini.

(42)

primer yang dapat menyelesaikan masalah ini dengan membiarkan semua siswa mendapatkan token untuk pekerjaan akademik dan tingkah laku positif di kelas. Token disini berupa angka, chek, kartu, mainan yang berbentuk uang, atau apa saja yang mudah diidentifikasi sebagai milik siswa kemudian secara periodik siswa menukar token tersebut dengan hadiah yang mereka inginkan.

d. Menurut Bradley (2004:147), Program Token Economy adalah bentuk pemicu positif dimana klien menerima token ketika mereka menampilkan perilaku yang diinginkan setelah klien berhasil mengumpulkan sejumlah token, dia bisa menukar token tersebut untuk salah satu pemicu semangat (hadiah).

Dari berbagai definisi diatas dapat peneliti simpulkan bahwa program Token Economy adalah program perubahan perilaku yang mempunyai bukti

kemajuan yang dibuat, dalam jumlah token yang dapat dihitung setiap hari dengan jadwal kegiatan yang harus dilakukan oleh seorang siswa yang memiliki frekuensi membolos tinggi dan prestasi mata pelajaran Bahasa Inggris yang rendah menuju perubahan perilaku yang rajin mengikuti dan mendapatkan prestasi yang baik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.

2. Tujuan Program Token Economy

(43)

a. Menurut Corey (2009:223), tujuan program Token Economy adalah mengubah motivasi yang ekstrinsik menjadi motivasi yang intrinsik yang diharapkan bahwa perolehan tingkah laku yang diinginkan akhirnya dengan sendirinya akan menjadi cukup mengganjar untuk memelihara tingkah laku yang baru. b. Menurut Eko Susanto www.eko13.wordpress.com yang

diakses 15 Agustus 2012, tujuan program token economy adalah untuk mengajar perilaku yang sesuai dengan ketrampilan-ketrampilan sosial yang dapat digunakan dalam satu lingkungan yang alami (wajar) dengan cara meningkatkan perilaku yang diinginkan dan perilaku pengurangan yang tidak diinginkan.

c. Menurut O’Leary dan Drambmant dalam Djiwandono (2006;316), tujuan terapi token economy adalah untuk mengurangi tingkah laku mengacau, menambah belajar, dan mengarah pada prestasi akademik yang lebih besar dalam berbagai kelas.

4. Uns ur-unsur dalam Program Token Economy

(44)

a. Token

Semua hal yang dapat dihitung dan kelihatan dapat digunakan sebagai suatu token.Token diutamakan yang disukai, menarik, mudah untuk dibawa/dibagikan, dan juga sulit untuk dipalsu. Biasanya menggunakan materi termasuk chip poker, stiker-stiker, objek jumlah, kelereng atau uang

permainan. Ketika perorangan tampilkan perilaku yang diinginkan, dia dengan segera diberi sejumlah tokens. Token tidak memiliki nilai yang berarti namun token dikumpulkan dan kemudian dipertukarkan untuk suatu objek yang penuh arti, kehormatan-kehormatan atau aktivitas. Individu dapat juga kehilangan token (kompensasi/denda) karena menunjukkan perilaku yang tidak diinginkan.

b. Suatu target perilaku jelas dan nyata

Individu yang mengambil bagian di suatu Token Economies perlu mengetahui persisnya apa yang mereka harus

(45)

c. Motif- motif Penguat/Back-up Reinforcers

Motivasi penguat adalah objek yang penuh arti, kehormatan-kehormatan, atau individu menerima aktivitas sebagai pertukaran dengan token yang mereka peroleh.Token dapat berupa mainan, waktu tambahan, atau berlibur diluar. Kesuksesan dari suatu token economy bergantung pada pesona(tawaran menarik/kenikmatan) dari motif- motif penguat. Individu akan hanya termotivasi untuk mendapatkan token jika mereka mengetahui bentuk penghargaan di masa depan yang diwakili oleh tanda-tanda yang mereka terima. Suatu token economy yang dirancang akan baik dengan penggunaan motif- motif penguat yang dipilih oleh individu sendiri dibanding oleh yang dipilih staf.

d. Suatu sistem yang digunakan untuk menukarkan token

(46)

e. Suatu sistem untuk mengumpulkan data

Sebelum treatmen mulai, informasi (data umum) dikumpulkan tentang masing- masing perilaku yang dilakukan oleh individu.Perubahan perilaku kemudian direkam di lembar data keseharian.Informasi ini digunakan untuk mengukur kemajuan individu dan efektivitas dari token economy.Informasi mengenai pertukaran dari token juga perlu

untuk direkam/catat.

f. Implementasi konsistensi token economy oleh staf

Dalam suatu proses token economy untuk berhasil, semua fasilitator yang dilibatkan harus memberi penghargaan perilaku-perilaku yang sama, menggunakan jumlah yang sesuai dari token, menghindari motif penguat dibagikan dengan bebas, dan mencegah token dari pemalsu, mencuri, atau diperoleh secara tidak adil. Tanggung-jawab staf dan ketentuan-ketentuan token economy harus dijelaskan di suatu manual tertulis.staf juga perlu dievaluasi pada waktu tertentu dan diberi peluang itu untuk bertanya atau berpendapat.

5. Faktor Penghambat Pelaksanaan Prog ram Token Economy

Menurut Bradley (2004:157), Penggunaan program Token Economy memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain :

(47)

dalam diri individu untuk menyelesaikan serangkaian tugas. Karena di dalam pelaksanaan program token peserta dihargai secara ekstrinsik melalui penggunaan token, motivasi untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentuakan hilang setelah token berhenti diberikan.

b. Penggunaann Token Economy dalam pengaturan pendidikan memiliki keterbatasan yaitu program ini hanya mendidik siswauntuk lebih menekankan penampilan daripada hasil pembelajaran. Dalam studi terkontrol, menemukan siswa dalam kelompok token economy lebih mengembangkan tujuan yang berhubungan dengan kinerja dan perilaku di kelas daripada tujuan yang harus dilakukan dalam meningkatkan pengetahuan dan pemahaman akademis.

c. Program pelaksanaan token economy sering mengalami kegagalan untuk menyesuaikan pada situasi dunia nyata setelah klien dilepaskan dari situasi lingkungan kelembagaan.

d. Beberapa profesional berpendapat bahwa program token economy bersifat tidak praktis dan memakan waktu yang lama.

6. Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Token Economy

Menurut Bradley (2004:158), faktor pendukung pelaksanaan program token economy diantaranya yaitu :

(48)

b. Token economy dapat diterapkan dalam lingkungan pendidikan, yaitu token digunakan untuk meningkatkan pengelolaan dan pengaturan kelas.

c. Token economy cocok untuk meningkatkan perilaku positif yang bertentangan dengan fobia sekolah,tantrum,mengisap ibu jari, dan berkelahi.

d. Token economy sering digunakan para ahli kesehatan mental untuk menghadapi masalah perilaku yang berhubungan dengan gangguan psikolo gis termasuk Autisme,Skinzofremia, dan kecanduan.

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan jenis penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, desain program Token Economy.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan perilaku membolos dan prestasi belajar bahasa Inggris melalui program token economy untuk siswa SMA N 1 Kokap Kulon Progo melalui penelitian tindakan. Menurut Hidayat (2012), penelitian tindakan merupakan salah satu strategi yang memanfaatkan tindakan nyata dan pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Pada hakekatnya penelitian tindakan menurut Kammis & Mc Thggast (Hidayat, 2012) terdiri dari 4 tahapan yaitu :

a. Perencanaan yaitu peneliti melakukan pengumpulan data primer tentang subjek yaitu data nilai rapor, daftar presensi,data pribadi, latar belakang keluarga, dll dan mengidentifikasi masalah.

b. Tindakan yaitu peneliti memberikan program token economy kepada subjek.

c. Pengamatan yaitu peneliti melakukan evaluasi program token economy bulan April dan Mei 2013 kepada subjek.

(50)

Penelitian tindakan ini bertujuan untuk : 1. Perbaikan dan praktek pembelajaran.

2. Peningkatan pelayanan professional guru bimbingan konseling dalam menangani proses pembelajaran.

Selain itu penelitian tindakan mempunyai manfaat yaitu :

a. Bagi Guru BK

Penelitian tindakan memperbaiki praktek pengajaran atau pelayanan di kelas karena secara tidak langsung meningkatkan professional bimbingan dan konseling.

b. Bagi Sekolah

Penelitian tindakan dapat memunculkan inovasi dalam proses pembelajaran yang kemudian berujung pada peningkatan kualitas sekolah yang bersangkutan.

c. Bagi Siswa

Penelitian tindakan merupakan sarana dalam rangka menentukan minat belajar sehingga pada akhirnya siswa mengalami kepuasaan dalam proses pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

(51)

C. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian tindakan, segala tindakan yang dilakukan bertujuan untuk perubahan perilaku. Hal itu sesuatu yang akan dicari dalam objek penelitian dibutuhkan suatu instrumen penelitian yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Menurut Hidayat (2012), Prinsip dari penelitian tindakan yaitu

1. Pekerjaan utama seorang guru maupun pengajar (guru Bk tugasnya memberikan layanan BK).

2. Metode pengumpulan data tidak menuntut waktu yang lama sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran.

3. Metode harus reliable (runtut).

4. Masalah penelitian yang dirumuskan diusahakan berada dalam lingkup tanggungjawab profesionalnya agar guru BK berkominten menyelesaikan penuntasan masalah.

D. Target Perilaku

1. Berkurangnya frekuensi membolos dari 20 kali selama 1 semester menjadi tidak sama sekali selama 1 semester.

(52)

Tabel 3.

Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Selama Menjalankan Program Token Economy.

2 Tidak pernah mengerjakan tugas kelompok

Mengerjakan tugas kelompok yang dilakukan 2 minggu sekali.

4. Tidak pernah mengikuti tugas indvidu

a. Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru setiap

a. Hal yang tidak disukai subjek :

(53)

mau mengkonsumsi sayuran karena ia berpikir semua sayuran adalah pahit.

2) Subjek tidak suka mengikuti aktivitas yang cenderung formal atau resmi yaitu mengikuti acara yang lama dan terkesan membosankan. misal mengikuti ceramah, seminar. Karena kegiatan tersebut membuat ia cepat lelah, mengantuk, dan membosankan. Waktu kelas 1 SMP, ketika iamengikuti Persami (perkemahan sabtu minggu) dalam sesi renungan malam ia ketiduran sampai sesi selesai dan ia dibangunkan oleh guru pembimbing pramuka. Hal itu adalah hal yang paling memalukan dan hal yang paling dibenci dalam hidupnya.

3) Subjek tidak suka memakai pakaian kemeja kecuali seragam sekolah karena menurutnya memakai kemeja terkesan seperti orang tua padahal dia masih muda.

4) Subjek tidak suka ketika malam hari ia tidak bisa tidur. Karena paginya ia akan bangun kesiangan sehingga ia malas untuk sekolah.

5) Subjek tidak suka ketika Blackbery Messager tidak terkirim karena pacarnya akan marah kepada subjek tidak membalas Blackbery Messager.

(54)

terasa hampa mau makan susah mau bermain bersama teman-teman juga susah. Jadi kalau subjek minta uang kepada orang tuanya dan tidak dikasih maka ia akan marah dan mengurung diri di kamar.

b. Hal yang disukai subjek :

1) Subjek paling suka makan nasi goreng buatan ibunya. Setiap hari subjek sarapan nasi goreng dengan telur dan tempe. Menurutnya nasi goreng buatan ibunya sangat enak dan tidak ada tandingannya.

2) Subjek mempunyai hobi bermain dan menonton sepak bola. Setiap sore ia selalu bermain sepak bola di lapangan yang tidak jauh dari rumahnya bersama dengan teman-temannya. Ia adalah supporter sepak bola tim Chelsia. Bahkan ia pun rela tidak tidur hanya untuk menonton tim sepak bola kesayangannya Chelsia di televisi.

3) Subjek merasa senang ketika ia mempunyai banyak uang. Karena kalau ia punya uang ia bisa pergi kencan dengan pacar dan teman tanpa beban. Karena ketika makan bersama ia membayarinya.

4) Subjek juga senang ketika rumahnya menjadi base camp berkumpul bersama dengan teman-temannya.

(55)

tersebut peneliti beranggapan dengan memberikan token yang berupa stiker tim Chelsia membuat subjek menjadi lebih bersemangat dalam belajar bahasa Inggris

2. Pemberian token dan reward

Pelaksanaan program Token Economy ini adalah dua bulan April 2013 dan Mei 2013. Yang terlibat dalam pelaksanaan program ini adalah Rio(subjek),guru bahasa Inggris,guru BK,kedua orang tua subjek. Token akan diberikan setiap kali jam pertemuan pelajaran bahasa Inggris selama 1 minggu 2 kali jam pertemuan di sekolah dan ketika subjek belajar bahasa Inggris 2 kali belajar bahasa Inggris selama 1 minggu.

Alasan peneliti memberikan 5 stiker dalam setiap kegiatan yaitu untuk mendapatkan reward, subjek harus mengumpulkan 170 sticker selama 1 bulan di sekolah dan 40 stiker selama 1 bulan di rumah hal itu bisa dicapai dengan pemberian 5 stiker setiap mengikuti kegiatan mata pelajaran bahasa Inggris dan 5 stiker setiap belajar di rumah.

Peneliti bekerjasama dengan guru bahasa Inggris ketika mengikuti pelajaran bahasa Inggris untuk membantu memantau subjek dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang sudah disepakati bersama. Kegiatan-kegiatan itu :

a. Hadir mengikuti 2 kali pertemuan mata pelajaran bahasa Inggris dalam seminggu, subjek akan mendapatkan 5 stiker Chelsia.

(56)

c. Mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran bahasa Inggris 3 kali dalam seminggu, subjek akan mendapatkan 5 stiker Chelsia.

d. Mengerjakan tugas kelompok pelajaran bahasa Inggris setiap 2 minggu sekali, subjek akan mendapatkan 5 stiker Chelsia.

e. Selalu aktif dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris diantara nya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru dan selalu mempresentasikan hasil belajar di depan kelas ketika diberi kesempatan oleh guru bahasa Inggris setiap jam pertemuan mata pelajaran bahasa Inggris 2 kali pertemuan dalam seminggu, subjek akan mendapatkan 5 stiker Chelsia.

Peneliti juga bekerjasama dengan kedua orang tua subjek dirumah untuk membantu dalam memantau subjek dalam belajar bahasa Inggris di rumah. Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan subjek di rumah yaitu :

a. Mengerjakan PR bahasa Inggris 2 kali dalam seminggu yang diberikan oleh guru bahasa Inggris, subjek akan mendapatkan 5 stiker Chelsia.

b. Mengerjakan tugas individu bahasa Inggris selama 2 minggu sekali yang diberikan oleh guru bahasa Inggris, subjek akan mendapatkan 5 stiker Chelsia.

(57)

Pemberian token dengan kegiatan di sekolah dan di rumah, setiap satu minggu Rio akan mendapatkan token stiker Chelsia 20-25 stiker dikali 2 kali jam pertemuan mata pelajaran bahasa Inggris di sekolah, jadi total stiker yang didapat setiap satu minggu yaitu 40-50 stiker, satu bulan 160-200 stiker, dan jumlah selama 2 bulan 240-400 stiker yang diberikan oleh guru bahasa Inggris. Dan pemberian token dirumah, setiap minggunya 5-10 stiker dikali 2 kali jam belajar bahasa Inggris di rumah, jadi total stiker yang didapat setiap satu minggu yaitu 10-20 stiker, satu bulan 40-80 stiker, dan selama 2 bulan 80-160 stiker yang diberikan oleh orang tua subjek. Jadi total stiker yang diterima setiap satu minggu 50-70 stiker setiap bulan 200-280 stiker dikali 2 bulan 400-560 stiker. Apabila sudah terkumpul kemudian ditukar dengan hadiah setiap akhir bulan.

Bulan I : hadiah berupa kostum sepak bola

Bulan II : hadiah berupa uang saku dari orang tua subjek sejumlahRp100.000,-

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini diuraikan data pribadi subjek, hasil penelitian, dan pembahasan.

A. Data Pribadi Subjek

Nama : Rio (nama samaran) Tempat /Tanggal Lahir : Kulon progo, 23 Juni 1995

Usia : 17 tahun

Jenis kelamin : laki- laki

Hobi : bermain sepak bola

Kelas : XI

Sekolah : SMA N 1 Kokap

Agama : Katolik

Alamat Rumah : Sambeng, Hargorejo, Kulon progo Penampilan Fisik : berat badan 60 kg, tinggi badan 167cm, kulit sawo matang, rambut lurus, bentuk wajah bulat, alis agak tebal,bibir agak tipis

Penampilan Psikis : terbuka, ceria, mudah bergaul, menarik Nama Ayah : Fransiskus Hermawan (nama samaran)

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Satpam

Nama Ibu : Natalia Tri Kusuma (nama samaran)

Pendidikan : SMEA

(59)

Sumber Informasi : 1. subjek

2. guru bahasa Inggris 3. guru BK

4. orang tua subjek

1. Ciri-ciri Kepribadian

Subjek adalah pemalu, sering menyendiri, mudah terpengaruh, mudah marah, dan mudah putus asa tetapi ia setia kawan.

2. Latar Belakang Keluarga

Subjek adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya laki- laki masih kelas IV sekolah dasar. Ayahnya bekerja sebagai petugas keamanan di salah satu rumah sakit swasta di Kulon Progo dan ibunya penjual sate di pasar. Menurut subjek, ia jarang bertemu dengan ayahnya karena jadwal kerja ayah tidak menentu. Sedangkan dengan ib unya ia selalu bertemu setiap hari dan ibunya sedikit memanjakannya. Walaupun ibunya juga sering memarahi tetapi apa yang diminta subjek selalu diturutinya. Di rumah subjek sering bertengkar dengan adiknya seperti berebut makanan, berebut channel televisi ketika menonton bersama.

3. Status Sosial dalam Masyarakat

(60)

mempunyai hubungan yang baik dengan warga sekitarnya hal ini terlihat ketika hari raya Natal maupun Idul Fitri saling tukar menukar makanan dengan warga sekitarnya. Tetapi subjek jarang bergaul dengan warga lingkungan tempat subjek tinggal karena subjek lebih senang bergaul dengan komunitas sepak bolanya dan teman sekolah yang rumahnya jauh dari tempat tinggal subjek karena menurut subjek di lingkungan rumah subjek pemuda-pemudi yang sebaya dengan subjek sangat sedikit kebanyakan pemuda-pemudinya sudah bekerja sehingga ia merasa tidak nyaman. Keluarga subjek sendiri termasuk keluarga yang dihormati karena ayahnya adalah salah satu tokoh masyarakat di daerahnya. Beliau menjabat sebagai ketua RW dan ketua lingkungan di wilayah gereja.

4. Lingkungan Fisik , Sosial ekonomi dan Sosio Kultural

(61)

ribu rupiah. Keadaan sosio kultural di lingkungan tempat tinggal Rio di Sambeng, Hargorejo, Kokap, Kulon Progo. Budaya lingkungan diatas adalah Jawa. Mereka sangat mempercayai adat Jawa seperti upacara atau acara yang masih dilakukan oleh keturunan orang Jawa seperti genduri, sambatan/gotong royong, membuat sajen ketika upacara pernikahan, sunatan,dll.

5. Pertumbuhan Jas mani

Selama hidupnya subjek tidak pernah mengalami gangguan kesehatan yang serius. Demikian pula orang tua dan saudara-saudaranya.

6. Perkembangan Kognitif

subjek menghabiskan sebagian besar pendidikannya di kecamatan Kokap. Dimulai dari SD 2002-2008, jenjang SMP pada tahun 2008-2011. Tamat SMP, subjek melanjutkan ke SMA pada tahun 2011 sampai sekarang. Selama mengenyam pendidikan dari SD sampai dengan SMA, subjek tidak pernah mempunyai prestasi yang menonjol dalam bidang akademik ataupun bidang lainnya di sekolah. subjek berpendapat kemampuannya hanya dirata-rata dengan nilai 60-70, akan tetapi subjek tidak pernah tinggal kelas. Subjek mempunyai hobi olah raga sepak bola itupun dilakukan di luar sekolah.

7. Perkembangan Sosial

(62)

mendesain kaos supporter kemudian menjual kaos untuk menonton bersama tim sepak bolanya tersebut. Anggota supporter tersebut para siswa SMP dan SMA. Karena anggotanya yang begitu luas maka pergaulan subjek pun semakin luas. Teman-teman supporter sepak bolanya sering bermain ke rumah subjek untuk bermain play station, sepak bola, dan berbincang-bincang berkumpul bersama.

B. Hasil Pelaksanaan Program Token Economy Pada Bulan April 2013

Berikut dilaporkan perkembangan subjek selama menjalankan program Token Economy dalam upaya pengurangan frekuensi membolos dan peningkatan

prestasi belajar Bahasa Inggris dengan berbagai program yang sudah disepakati bersama. Hasil perkembangan subjek selama menjalankan program Token Economy di bulan pertama April 2013 :

Tabel 4

Perolehan Token Dari Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah

(63)

Grafik 1.

Perolehan Token Dari Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di sekolah

Jadi jumlah token yang diterima subjek adalah 170 stiker yang diberikan oleh

guru mata pelajaran bahasa Inggris. Pada bulan April 2013, pertemuaan mata pelajaran bahasa Inggris adalah 8 kali. Satu minggu 2 kali pertemuan yaitu hari senin jam ke 5 sampai 6 dan hari sabtu jam ke 5, 6, 7. Setiap kali pelajaran Bahasa Inggris Rio mendapatkan 5 stiker, membaca/menulis materi pelajaran bahasa Inggris mendapatkan 5 stiker, mengerjakan PR mendapatkan 5 stiker, aktif di kelas yaitu menjawab pertanyaan dari guru dan mempresentasikan hasil belajar di depan kelas mendapat 5 stiker dan mengerjakan tugas kelompok yaitu 5 stiker.

Tabel 5.

Hasil Pe rolehan Token Dari Orang Tua Subjek di rumah Tanggal Menge rjakan

PR

Menge rjakan tugas individu Jumlah Token

(64)

Grafik 2.

Hasil Perolehan Token Dari Orang Tua Subjek di rumah

Jadi jumlah stiker yang diterima subjek yang diberikan oleh orang tua subjek di rumah selama bulan April 2013 yaitu 45 stiker. Pada bulan April 2013 guru mata pelajaran bahasa Inggris memberikan 7 kali tugas (PR) belajar mata pelajaran bahasa Inggris di rumah. Setiap kali mengerjakan tugas PR subjek mendapatkan 5 stiker dan mengerjakan 2 kali tugas individu subjek mendapatkan 5 stiker.

1. Evaluasi Pelaksanaan Program Token Economy Bulan Pertama April

2013

Jumlah seluruh stiker yang diterima sub jek selama bulan April 2013 adalah 215 stiker. Berdasarkan jumlah stiker pada bulan April 2013, peneliti memberikan reward atau hadiah berupa kostum sepak bola Chelsia warna biru dan subjek sangat senang. Pada bulan April 2013 ini, subjek mengalami pengurangan frekuensi membolos dari 8 kali pertemuan mata pelajaran bahasa Inggris, menjadi tidak pernah membolos. Prestasi bahasa Inggris subjek meningkat dari nilai rata-rata 60 menjadi 65.

0 5 10 15

Mengerjakan PR

Mengerjakan tugas individu

(65)

2. Pembahasan

a. Kehadiran

Bulan April ada 8 kali jam pertemuan mata pelajaran bahasa Inggris dan subjek pun mengikuti 8 kali jam pertemuan itu secara penuh. Hal ini disebabkan dengan adanya token dari guru mata pelajaran bahasa Inggris kepada subjek dan hal itu membuat subjek merasa dihargai dan merasa diterima. Ketika mata pelajaran bahasa Inggris subjek mulai berubah sikapnya yaitu ketika guru memberikan pertanyaan, subjek pun berani untuk menjawab. Perasaan subjek yang merasa dihargai dan merasa diterima dalam mata pelajaran bahasa Inggris itu, membuat subjek lebih rajin dan bersemangat mengikuti pelajaran bahasa Inggris. Maka, hasilnya subjek mampu belajar dan mengerjakan soal bahasa Inggris tersebut.

b. Membaca dan Menulis

(66)

c. Mengerjakan tugas (PR)

Setiap kali jam pertemuan pelajaran bahasa Inggris, subjek selalu diberi PR oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris. Dalam mengerjakan PR, subjek selalu berusaha mengerjakan sendiri. Awalnya hal itu membuat subjek sangat malas untuk mengerjakan tugas, hal itu dibuktikan dengan banyaknya jam membolos subjek pada setiap pelajaran bahasa Inggris, tetapi setelah ia mengetahui caranya dengan slalu mencoba mengerjakan dan tidak takut salah untuk mengerjakan PR, maka hal itu membuat ia percaya diri dengan hasil karyanya.

d. Mengerjakan tugas kelompok

Pada bulan April 2013 ini untuk tugas kelompok diberikan 2 kali oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris. Mengerjakan tugas kelompok adalah hal yang disukai subjek karena tugas kelompok dikerjakan dalam diskusi kelompok. Didalam kelompok subjek aktif terlibat, awalnya bertanya kepada temannya tentang bagaimana mengerjakan tugas, lama kelamaan subjek mulai mampu memberikan solusi jawaban.

e. Keaktifan di kelas

(67)

f. Peningkatan Nilai

Pada bulan April 2013 terdapat point peningkatan rata-rata nilai studi dari nilai PR di bulan Maret 2013 dari 50 menjadi 53 di bulan April 2013, nilai tugas individu di bulan Maret 2013 dari 60 menjadi 66 di bulan April 2013, nilai tugas kelompok di bulan Maret 2013 dari nilai 60 menjadi 65 di bulan April 2013. Maka nilai yang dicapai belum mencapai KKM walaupun demikian subjek terus belajar pelajaran bahasa Inggris.

3. Program Target Pe rilaku Yang Dicapai Pada Bulan April 2013

Pada Bulan April 2013, subjek mengalami banyak perilaku. Pada awalnya subjek membolos 20 kali membolos pada pelajaran bahasa Inggris, tidak aktif di kelas seperti tidak berani menjawab pertanyaan dari guru, tidak mengerjakan tugas individu maupun kelompok, rata-rata nilai 60. Pada akhir bulan April 2013 subjek tidak pernah membolos, mulai berani menjawab pertanyaan dari guru walaupun jawabannya masih salah, membaca dan menulis materi pelajaran bahasa Inggris, berani bertanya kepada guru mata pelajaran bahasa Inggris ketika subjek tidak paham akan materi yang dipelajari, setiap PR dan tugas kelompok ia kerjakan, dan nilai rata-rata 65.

4. Ketidakcapaian Target Perilaku

(68)

am a boy” tetapi Rio menuliskan kalimat “ I am not a boy” yang merupakan

kalimat negatif. Maka untuk perbaikan di bulan kedua Mei 2013 guru mata pelajaran bahasa Inggris memperbanyak tugas untuk menulis kalimat bahasa Inggris dengan benar.

C. Hasil Pelaksanaan Program Token Pada Bulan Mei 2013

Berikut ini dilaporkan perkembangan subjek selama menjalankan program Token Economy dalam upaya pengurangan frekuensi membolos dan peningkatan

prestasi belajar Bahasa Inggris dengan berbagai program yang suda h disepakati bersama. Hasil perkembangan subjek selama menjalankan program Token Economy di bulan kedua mei 2013 :

Tabel 6.

Hasil Pe rolehan Token Dari Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah

25-5-13 LIBUR HARI RAYA WAISAK

27-5-13 5 5 5 5 20

(69)

Grafik 3.

Hasil Cek List yang Diisi Oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa

Inggris di sekolah

Dari kegiatan mata pelajaran Bahasa Inggris yang di laksanakan pada tanggal 4 Mei 2013 sampai 27 Mei 2013, stiker yang diterima subjek di sekolah pada bulan Mei 2013 ini adalah 150 stiker. subjek hanya mendapatkan 150 stiker karena pada hari Sabtu, 25 Mei 2013 libur hari raya waisak, sehingga point yang dikumpulkan subjek untuk mendapatkan stiker kurang dari 160. Pada bulan Mei 2013 pertemuan mata pelajaran bahasa Inggris adalah 7 hari. Satu minggu 2 kali pertemuan yaitu hari senin jam ke 5 sampai 6 dan hari sabtu jam ke 5, 6, 7.

0

5 10 15 20 25

30 Hadir

Tidak hadir

Membaca /menulis

Mengerjakan PR

(70)

Tabel 7.

Hasil Pe rolehan Token Dari Orang Tua Subjek di rumah

Tgl Menge rjakan

25-5-13 LIBUR HARI RAYA WAISAK

27-5-13 5 5 10

Total 35 10 45

Grafik 4.

Hasil Pe rolehan Token Dari Orang Tua Subjek di rumah

Jadi jumlah stiker yang diterima Subjek dari orang tuanya selama 1 bulan yaitu 45. Pada bulan Mei 2013 guru memberikan tugas (PR) sebanyak 7 kali untuk belajar di rumah. Setiap kali mengerjakan PR, Subjek mendapatkan 5 token. Dalam bulan Mei 2013 mengerjakan 2 kali tugas individu.

(71)

1. Evaluasi Pelaksanaan Program Token Economy Bulan Kedua Mei 2013

Jumlah seluruh stiker yang diterima oleh Subjek selama 1 bulan Mei 2013 adalah 195 stiker. Berdasarkan jumlah stiker bulan Mei 2013 peneliti tetap memberikan reward meskipun kurang dari 200 stiker yang didapat Subjek karena tidak ada dalam perjanjian pemberian token tentang hari libur. Reward diberikan Subjek berupa uang saku tambahan sebesar Rp 100.000,-. Pada bulan Mei 2013, frekuensi kehadiran Subjek sama dengan frekuensi kehadiran di bulan April dari 8 kali pertemuan pelajaran bahasa Inggris pada bulan Mei Subjek hadir 7 kali, karena ada pertemuan pelajaran bahasa Inggris yang diliburkan sebab bertepatan dengan hari libur Waisak pada tanggal 25 Mei 2013. Dibandingkan bulan April 2013, di bulan Mei 2013 Rio mengalami peningkatan prestasi mata pelajaran bahasa Inggris dari nilai PR 53, nilai tugas indvidu 66, tugas kelompok 65 di bulan April 2013 meningkat di bulan Mei 69 untuk nilai PR, 81 untuk nilai tugas individu, 80 untuk nilai tugas kelompok.

2. Pembahasan

a. Kehadiran

(72)

b. Membaca dan Menulis

Pada bulan Mei 2013 ini ada 7 kali jam pertemuan pelajaran membaca dan menulis bahasa Inggris dan Subjek melaksanakan setiap kali jam pertemuan. Hal ini disebabkan Subjek selalu diberi kesempatan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris untuk selalu menulis dan membaca materi pelajaran Bahasa Inggris sehingga Subjek menjadi terbiasa menulis dan membaca. Dari kebiasaan tersebut membuat Subjek menjadi mampu dan lebih mandiri dalam membaca dan menulis materi bahasa Inggris.

c. Mengerjakan tugas (PR)

Setiap kali jam pertemuan bahasa Inggris, Subjek selalu diberi PR oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris. Hal ini Subjek lakukan sama seperti di bulan April 2013. Awalnya Subjek kesulitan untuk mengerjakannya tetapi setelah ia mengetahui caranya dengan selalu mencoba mengerjakan dan tidak takut salah untuk mengerjakan PR, maka hal itu membuat ia percaya diri dengan hasil karyanya. PR yang dikerjakan Subjek tersebut semakin membaik nilainya daripada bulan sebelumnya, yaitu dari nilai 66 dibulan April 2013 menjadi 81 di bulan Mei 2013. Peningkatan nilai Subjek dalam mengerjakan PR tersebut disebabkan Subjek sudah mulai terbiasa dalam mengerjakan PR.

d. Mengerjakan tugas kelompok

(73)

sudah mulai terbiasa untuk selalu mengerjakan tugas kelompok, dan semakin memahami materi pelajaran bahasa Inggris.

e. Keaktifan di kelas

Pada bulan Mei 2013, keaktifan di kelas subjek sama dengan keaktifan di kelas pada bulan April 2013 yaitu keaktifan subjek menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris dan mempresentasikan hasil belajar bahasa Inggris. Hal ini disebabkan dengan adanya reward dari pengumpulan jumlah token yang didapat, memjadikan subjek semakin termotivasi untuk selalu aktif dikelas.

f. Peningkatan Nilai

(74)

D. Program Target Pe rilaku Yang Dicapai Pada Bulan Mei 2013

Pada bulan Mei 2013, Subjek mengalami perubahan yaitu :

1. Pada awalnya di bulan April 2013 subjek rajin mengikuti pelajaran bahasa Inggris, dan pada bulan Mei 2013 subjek menjadi semakin rajin mengikuti pelajaran bahasa Inggris.

2. Pada awalnya dibulan April 2013 belum begitu jelas dan benar mengucapkan kata–kata berbahasa Inggris, dan pada bulan Mei 2013 subjek menjadi jelas dan benar mengucapkan kata-kata jelas dan benar.

3. Pada awalnya dibulan April 2013 subjek belum bisa membedakan posisi subyek, predikat, dan obyek dalam kalimat, dan pada bulan Mei 2013 subjek menjadi menulis kalimat dengan baik dan tepat membedakan jenis-jenis kalimat dan posisi subyek, predikat dan obyek dalam kalimat bahasa Inggris.

4. Pada bulan Mei 2013 subjek mengalami peningkatan dalam keaktifan dikelas yaitu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru mata pelajaran bahasa Inggris dan mempresentasikan hasil belajar di depan kelas.

(75)

E. Rekapitulasi Perubahan Perilaku Subjek Pada Bulan April dan Mei

2013

Tabel 8.

Rekapitulasi Perubahan Perilaku Subjek Pada Bulan April dan Mei 2013

NO Target Behavior Bulan April Bulan Mei

(76)

Tabel 9

Perolehan Nilai Bahasa Inggris

Kelas/ Sem Nilai UT S Nilai UAS Nilai Rapor

Kelas XI / Sem I 60,2 52 70

Kelas XI / Sem II 74,1 69 75

(77)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini diuraikan kesimpulan, dan saran dalam penelitian ini

A. Kesimpulan

Program Token Economy ini efektif untuk subjek di sekolah maupun di rumah dalam pengurangan frekuensi membolos dan peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris, meskipun pelaksanaan program token economy efektif selama 2 bulan yaitu April dan Mei 2013. Token economy dapat meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas sehingga mempengaruhi prestasi belajar.

B. Saran Untuk Peneliti

1. Pelaksanaan program token economy dapat diperpanjang lagi. Selama 2 bulan sebelum UTS sampai dengan 2 bulan sesudah UAS. Hal ini dilakukan agar perbandingan perolehan nilai UTS dan UAS terlihat jelas. 2. Untuk mengatasi ketergantungan token dan reward dalam perubahan

Gambar

Grafik 2. Perolehan Token Dari Orang Tua Subjek…………………. 46
Tabel 5. Hasil Perolehan Token Dari Orang Tua Subjek di rumah
Tabel 6. Hasil Perolehan Token Dari  Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris
Grafik 3.
+3

Referensi

Dokumen terkait

Musik dapat diperjual belikan kepasaran dengan melihat trend dan selera masyarakat, dengan kata lain musik dapat menghasilkan pendapatan berupa materi atau yang lainnya.

2012 pada seleksi umum dengan metode Prakualifikasi apabila yang memasukan atau yang hadir pada waktu pembuktian kurang dari 5 (lima) peserta maka seleksi

dituangkan dalam judul “Analisis Efisiensi Unit Cost SPP pada Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Studi Kasus: Program Strata 1) ”. 1.2

[r]

aom ya asrk rajam dibandnB jahe gajah, dan nsnya p.das Jahe remh ncnrpunyai rimpang lebih kecil dibrddinlkai jahc lajan n.upun jahc k.cil.. Rcspimsi akan

Kata kunci: multicarrier, multipath, delay spread, guard interval, equalizer, Minimum Interblock Interference, Minimum Delay Spread dan polynomial

Seperti yang sudah dianjurkan oleh pemerintah, di dalam kurikulum, silabus dan RPP SMK Piri 1 Yogyakarta sudah mencantumkan dan melaksanakan pendidikan karakter pada tahun

[r]