• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN 1

SURAT EDARAN BANK INDONESIA

NOMOR 14/ 31 /DPNP TANGGAL 31 OKTOBER 2012 PERIHAL

LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

PEDOMAN PENYUSUNAN

LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM

BANK INDONESIA

Jakarta, Oktober 2012

(2)

2

I.

PENJELASAN UMUM

A. Tujuan Pelaporan

Bank sentral sebagai lembaga negara yang independen, berperan sebagai regulator terhadap industri perbankan karena fungsi perbankan sebagai perantara jasa keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak-pihak-pihak yang memerlukan dana. Agar peran tersebut dapat dilaksanakan secara optimal, maka Bank Indonesia memerlukan data atau informasi dari kegiatan suatu bank yang dituangkan dalam bentuk laporan. Selanjutnya untuk memudahkan dalam pengolahan dan penyampaian informasi baik bagi internal Bank Indonesia maupun pihak perbankan maka perlu disusun standarisasi laporan.

Sehubungan dengan hal tersebut, standarisasi laporan yang disusun oleh bank-bank untuk kepentingan Bank Indonesia melalui sistem LKPBU mengacu kepada sistematika yang ditetapkan dalam buku pedoman ini. Standarisasi penyusunan dan penyampaian laporan melalui sistem LKPBU ini dimaksudkan untuk:

1. Mendukung dalam pengambilan kebijakan sesuai tugas pokok Bank Indonesia di sektor moneter, perbankan dan sistem pembayaran;

2. Penyusunan statistik perbankan dalam rangka analisis ekonomi moneter, perbankan dan sistem pembayaran;

3. Pengumpulan dan penyusunan statistik untuk memberikan informasi kepada bank-bank guna kepentingan manajemen masing-masing bank.

Untuk memenuhi maksud tersebut di atas, LKPBU harus disusun secara akurat dan disampaikan tepat pada waktunya.

B. Pelapor/Penyedia Informasi

LKPBU ini disusun dan disampaikan oleh kantor pusat bank baik Bank umum konvensional (termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri), maupun bank berdasarkan

(3)

3

prinsip syariah (bank syariah) termasuk UUS. Khusus untuk UUS, hanya wajib melaporkan form 301 sampai dengan 304 dan form 902. Kantor pusat bank yang memiliki kantor cabang wajib menyampaikan laporan secara gabungan dari kantor cabangnya baik di kantor cabang yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia. Dalam pengertian laporan gabungan bagi bank konvensional, termasuk pula gabungan dari kantor cabang yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah (kantor cabang syariah termasuk UUS). Bagi kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, laporan gabungan dimaksud adalah gabungan dari kantor cabang pembantunya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia.

C. Jenis Laporan

Jenis informasi dalam LKPBU adalah informasi yang bersifat posisi atau outstanding pada bulan laporan dan data yang bersifat kumulatif. Penyusunan dan penyampaian informasi yang dikirim dapat dilihat pada tabel yang disesuaikan dengan pihak pelapor atau penyedia yaitu:

Form Pelapor/Penyedia

No.

Form Nama Form

Bank Konvensional

Bank

Syariah UUS

101 Kegiatan Kustodian x (a) x (a) -

201 202 203

Laporan Penerbitan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) terdiri dari:

Transaksi SKBDN Pembelian Wesel SKBDN Penjualan Wesel SKBDN x x x x x x - - - Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik

(4)

4 301 302 303 304 305 306

Laporan Bulanan Penerbit Kartu Kredit

Laporan Bulanan Penerbit Selain Kartu Kredit

Laporan Bulanan Acquirer

Laporan Bulanan

Infrastruktur

Laporan Triwulanan

Penyelenggara Kliring

dan/atau Penyelesaian Akhir (Settlement)

Laporan Bulanan Fraud APMK dan Uang Elektronik

x x x x x x x x x x x x x x x x x x 401 402

Remittance Dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri

Remittance Dari Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia

x (c) x (c) x (c) x (c) - -

501 Mutasi Rekening Pemerintah x x -

601 602 603 604 605 Laporan Triwulanan Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah

Jenis Produk dan

Permasalahan yang Diadukan Pengaduan Yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan

Penyebab Pengaduan Publikasi Negatif Penyelesaian Sengketa x x x x x x x x x x - - - - -

701 Bancassurance x (e) x (e) - 702 Aktivitas Bank sebagai Agen

Penjual Efek Reksadana

x (f) x (f) -

703 Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri

x (c) - -

704 Transaksi Perbankan Melalui

Delivery Channel E-Banking

(5)

5 705 706 Structured Products Outstanding Transaksi Structured Products

Transaksi Structured Products

yang Bermasalah x (h) x (h) - - - -

707 Proyeksi Arus Kas x x -

801 802 803 804 805 806 807

Laporan Pejabat Eksekutif, Laporan Data Tenaga Kerja Perbankan, dan Laporan Jaringan Kantor Bank

Data Pejabat Eksekutif

Daftar Riwayat Pekerjaan Individual Pejabat Eksekutif Data Struktur Tenaga Kerja Menurut Jenjang Informasi Pendidikan, Status Tenaga Kerja, Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, dan Jabatan

Perkembangan Jumlah

Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini, dan Tenaga Kerja Diberhentikan

Prediksi Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Kualifikasi

Jumlah dan Jenis Pelatihan Karyawan

Data Jaringan Kantor

x x x x x x x x x x x x x x - - - - - - - 901 902

Laporan Keuangan Publikasi Bank (Condensed Financial Statement)

Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan x x x x - x

(6)

6

Keterangan:

x wajib melaporkan form ini. Apabila tidak ada transaksi pada periode laporan, Bank hanya menyampaikan header untuk form ini.

x (a) wajib bagi bank yang berdasarkan keputusan BAPEPAM mendapat ijin untuk melakukan kegiatan kustodian.

x (b) wajib bagi Bank yang memenuhi ketentuan APMK. x (c) wajib hanya bagi Bank berstatus devisa.

x (d) wajib bagi UUS yang menyelenggarakan APMK.

x (e) wajib bagi Bank yang melakukan aktivitas bancassurance.

x (f) wajib bagi Bank yang melakukan aktivitas sebagai Agen Penjual Efek Reksadana (APERD)

x (g) wajib bagi Bank yang melakukan aktivitas phone banking, SMS/mobile banking, dan internet banking.

x (h) wajib bagi Bank yang telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan structured product.

Pada prinsipnya setiap bank pelapor wajib menyampaikan informasi-informasi pada masing-masing form sesuai petunjuk pada tabel di atas, namun apabila tidak ada informasi yang harus dilaporkan pada tanggal laporan, bank pelapor tetap wajib mengisi sesuai dengan aturan pengisian form dalam Buku Pedoman LKPBU ini, yaitu dengan mengirimkan header dari form dimaksud. Namun demikian pengiriman header dikecualikan untuk form tertentu yang akan dijelaskan lebih lanjut dalam masing-masing form.

D. Penjabaran Kurs

Tatacara penjabaran mata uang valuta asing ke dalam valuta Rupiah diatur lebih lanjut dalam penjelasan masing-masing form.

(7)

7

E. Penyusunan Laporan

Dalam sistem LKPBU ini Bank Indonesia tidak memberikan aplikasi kepada bank namun bank wajib mengembangkan sistem aplikasi sendiri, sehingga dapat menyesuaikan dengan kemampuan teknologinya. Laporan ini disusun dalam bentuk text file dengan berpedoman pada template dan spesifikasi dalam buku pedoman LKPBU ini.

F. Penyampaian Laporan

Laporan disampaikan secara elektronis langsung ke Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta. Komunikasi pelaporan yang digunakan adalah melalui media extranet yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. Kebutuhan informasi bagi Kantor Bank Indonesia (KBI) akan dipenuhi melalui Kantor Pusat Bank Indonesia.

G. Data Yang Dilaporkan

Penyampaian informasi dalam LKPBU ini didasarkan pada ketentuan berikut:

• Informasi yang bersifat posisi adalah posisi atau outstanding

pada bulan laporan. Misalnya posisi atas pengelolaan surat berharga.

• Informasi yang bersifat kumulatif adalah informasi yang

merupakan aliran (flow) dalam periode tertentu yaitu sejak awal periode laporan sampai dengan akhir periode laporan, kecuali Laporan Penerbitan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri yang dilaporkan secara kumulatif dalam bulan laporan.

(8)

8

H. Waktu Penyampaian Laporan

Penyusunan Laporan dilakukan secara:

1. Mingguan, dilaporkan pada hari Jum’at setiap minggunya yaitu Form 707;

2. Bulanan, dengan batas waktu penyampaian Laporan sebagai berikut:

• Paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Laporan

berikutnya. Batas waktu penyampaian Laporan ini berlaku untuk Form 101, Form 201 s.d 203, Form 401 s.d 402, Form 501, Form 704, Form 705, Form 706, Form 801 s.d 802, dan Form 807;

• Paling lambat tanggal 15 pada bulan Laporan berikutnya.

Batas waktu penyampaian Laporan ini berlaku untuk Form 301 s.d 304, Form 306, dan Form 703;

• Paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal 2 (dua) bulan

Laporan berikutnya. Batas waktu penyampaian Laporan ini berlaku untuk Form 901;

3. Triwulanan, dengan batas waktu penyampaian Laporan sebagai berikut:

• Paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Januari,

April, Juli, dan Oktober. Batas waktu penyampaian Laporan ini berlaku untuk Form 601 s.d 605;

• Paling lambat tanggal 15 pada bulan Januari, April, Juli,

dan Oktober. Batas waktu penyampaian Laporan ini berlaku untuk Form 305, Form 701, dan Form 702;

• Paling lambat tanggal 15 pada bulan Mei, Agustus,

November, dan April untuk laporan posisi akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember. Batas waktu penyampaian Laporan ini berlaku untuk Form 902.

4. Tahunan, dilaporkan paling lambat tanggal 15 Februari tahun berikutnya, yaitu Form 803 s.d 806.

(9)

9

Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan ke Bank Indonesia selama batas waktu penyampaian Laporan di atas. Penyampaian Laporan maupun koreksi Laporan setelah batas waktu tersebut hingga akhir bulan kecuali untuk Mingguan hanya 2 (dua) Hari Kerja setelah hari Jum’at, masih diterima oleh Sistem LKPBU, namun laporan dan/atau koreksi tersebut dinyatakan terlambat dan akan dikenakan sanksi sesuai ketentuan.

Sistem LKPBU secara On-Line dapat digunakan untuk penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sampai dengan 1 (satu) bulan setelah bulan laporan untuk Laporan bulanan dan 1 (satu) bulan setelah masa laporan untuk laporan triwulanan. Pengiriman data baru dan/atau koreksi setelah melampaui waktu On-Line tersebut akan ditolak oleh Sistem LKPBU dan harus disampaikan secara Off-Line.

I. Penyampaian Koreksi

Bank dapat menyampaikan koreksi atas laporannya dalam batas waktu penyampaian laporan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan. Koreksi yang disampaikan setelah batas waktu penyampaian Laporan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Koreksi LKPBU yang disampaikan ke Bank Indonesia dilakukan dengan mengirim ulang satu form meskipun hanya terdapat satu field kesalahan pada form yang bersangkutan.

J. Sanksi

Ketentuan tentang sanksi pelanggaran pelaporan LKPBU diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) dan Surat Edaran Bank Indonesia yang terkait dengan LKPBU.

K. Pengguna

Pengguna LKPBU adalah satuan kerja di Bank Indonesia, bank dan LSB sesuai dengan kewenangan akses yang dimiliki.

(10)

10

L. Lain-lain

Bank Pelapor dapat menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem, materi, dan/atau ketentuan Laporan kepada Bank Indonesia sebagai berikut:

1. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Grup Neraca Pembayaran mengenai materi Form 101, Form 401, dan Form 402.

2. Departemen Internasional, Grup Kerjasama dan Studi

Multilateral mengenai materi Form 201, Form 202, dan Form 203.

3. Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran, Divisi Perizinan dan Informasi Sistem Pembayaran dan Divisi Pengawasan Sistem Pembayaran mengenai materi Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, dan Form 306.

4. Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Grup Kebijakan Moneter mengenai materi Form 501.

5. Departemen Investigasi dan Mediasi Perbankan, Divisi Mediasi Perbankan mengenai materi Form 601, Form 602, Form 603, Form 604, dan Form 605.

6. Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan mengenai materi Form 701, Form 702, Form 703, Form 704, Form 705, Form 706, dan Form 707.

7. Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan mengenai materi Form 801, Form 802, Form 803, Form 804, Form 805, Form 806, Form 807, Form 901, dan Form 902.

8. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aplikasi dan otomasi sistem penyampaian Laporan dan akses Sistem LKPBU di Bank Indonesia.

Pertanyan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal tersebut di atas disampaikan melalui Helpdesk Bank Indonesia dengan nomor telepon (021) 381-8000.

(11)

11

II.

PENJELASAN FORMULIR DAN CAKUPAN INFORMASI YANG DILAPORKAN

I. Form 101: Kegiatan Kustodian

Kegiatan kustodian adalah kegiatan penitipan surat berharga (efek) untuk kepentingan nasabah berdasarkan suatu kontrak. Pengertian nasabah termasuk pula bank yang menitipkan surat berharga (efek) pada unit kustodiannya sendiri. Dalam melakukan kegiatan penitipan, unit kustodian menerima titipan dari nasabah dengan mengadministrasikan secara terpisah dari kekayaan bank. Mutasi dari barang titipan tersebut dilaksanakan oleh unit kustodian atas perintah nasabah.

Kegiatan kustodian juga termasuk melakukan pembelian dan atau penjualan surat berharga atas permintaan nasabah serta penagihan kupon, deviden, bunga atau diskonto. Unit kustodian hanya bertindak sebagai agen perantara dan tidak memberikan rekomendasi untuk melakukan jual-beli.

Dalam form ini yang dilaporkan adalah jumlah seluruh surat berharga (efek) milik nasabah yang dititipkan dan diadministrasikan oleh unit kustodian bank pelapor, termasuk pembayaran kupon, deviden, maupun bunga yang sudah diumumkan untuk dibayarkan atau nilai diskonto yang telah dibayarkan (bila ada).

II. Form 201, 202, 203: Laporan Penerbitan Surat Kredit

Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis Pemohon (Applicant) yang mengikat Bank Pembuka (Issuing Bank) untuk:

(12)

12

1. Melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima;

2. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh Penerima; atau

3. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh Penerima,

atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi SKBDN dipenuhi.

Laporan SKBDN terdiri dari 3 (tiga) jenis form, dan yang dilaporkan adalah jumlah SKBDN dan nilai nominal dari:

1. Transaksi SKBDN yang terdiri dari Penerbitan, Pembatalan, Realisasi Pembayaran dan Belum Realisasi Pembayaran (Form 201);

2. Pembelian wesel SKBDN (Form 202); dan 3. Penjualan wesel SKBDN (Form 203).

III. Form 301 sampai dengan 306: Laporan

Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik

Laporan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik meliputi penyelenggaraan kegiatan Kartu Kredit, Kartu Automated Teller Machine (ATM), Kartu Debet, Uang Elektronik yang dilaksanakan oleh Bank.

Laporan penyelenggaraan kegiatan APMK dan Uang Elektronik terdiri dari 6 form yaitu laporan mengenai:

1. Laporan Bulanan Penerbit Kartu Kredit (Form 301);

2. Laporan Bulanan Penerbit Selain Kartu Kredit (Form 302); 3. Laporan Bulanan Acquirer (Form 303);

(13)

13

5. Laporan Triwulanan Penyelenggara Kliring dan/atau Penyelesaian Akhir (Settlement) (Form 305);

6. Laporan Bulanan Fraud APMK dan Uang Elektronik (Form 306)

IV. Form 401: Remittance Dari Tenaga Kerja Indonesia

(TKI) di Luar Negeri

Remittance dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri adalah penerimaan uang dari TKI di luar negeri melalui Bank pelapor. Pengertian TKI adalah seluruh warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri dalam kurun waktu satu tahun atau lebih. Contoh: WNI yang menjadi pegawai Bank Mandiri yang ditempatkan di KC Bank Mandiri di luar negeri termasuk dalam pengertian TKI. Tidak termasuk dalam pengertian TKI adalah staf diplomatik Indonesia beserta keluarganya di perwakilan tetap dan konsulat Indonesia di luar negeri. Yang wajib melaporkan form ini adalah Bank yang pertama kali menerima Remittance dari luar negeri, yang mengakibatkan bertambahnya rekening Bank pelapor di luar negeri (Rekening Nostro bertambah) atau berkurangnya rekening non residen pada Bank pelapor di dalam negeri (Rekening Vostro berkurang).

V. Form 402: Remittance Dari Tenaga Kerja Asing (TKA) di

Indonesia

Remittance dari Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia adalah pengiriman uang TKA yang bekerja di Indonesia ke luar negeri melalui Bank pelapor. Pengertian TKA adalah warga negara asing yang memiliki visa tinggal terbatas atau izin tinggal terbatas atau izin tinggal tetap untuk maksud bekerja di dalam wilayah Republik Indonesia. Yang wajib melaporkan form ini adalah Bank pelapor yang mengirim Remittance TKA ke luar negeri, yang mengakibatkan berkurangnya rekening Bank

(14)

14

bertambahnya rekening non residen pada Bank pelapor di dalam negeri (Rekening Vostro bertambah).

VI. Form 501: Mutasi Rekening Pemerintah

Mutasi Rekening Pemerintah adalah mutasi yang terjadi pada rekening yang dimiliki oleh:

• Pemerintah Pusat yaitu :

1. Rekening Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

2. Rekening Antara Untuk Penampungan Pajak

3. Rekening milik Pemerintah Pusat Lainnya di Luar Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara.

• Pemerintah Daerah yaitu Rekening Kantor Perbendaharaan

dan Kas Daerah (KPKD) dan Rekening Kantor Perbendaharaan dan Kas Daerah Wilayah (KPKDWil) yang ada di bank. Pengertian Rekening Pemerintah Daerah tidak

termasuk rekening atas nama Pemda dan Dinas

dibawahnya.

Mutasi yang dilaporkan merupakan nilai gross dari mutasi debet maupun mutasi kredit.

Bagi Bank yang tidak memelihara Rekening Pemerintah Pusat atau Rekening Pemerintah Daerah sebagaimana tersebut diatas, pelaporannya cukup dengan mengirimkan form header.

VII. Form 601 sampai dengan 605: Laporan Triwulanan

Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah

Laporan Triwulanan Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah adalah laporan yang disampaikan oleh Bank dalam rangka penyelesaian Pengaduan Nasabah yang terkait dengan kerugian finansial dan diajukan secara tertulis oleh Nasabah dan atau Perwakilan Nasabah, termasuk yang diajukan oleh suatu lembaga, badan hukum, dan atau Bank lain yang menjadi Nasabah Bank tersebut.

(15)

15

Dalam form ini yang dilaporkan adalah:

1. Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan (Form 601); 2. Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan (Form

602);

3. Penyebab Pengaduan (Form 603); diisi dengan kuantitas Pengaduan tertulis, yaitu frekuensi Pengaduan tertulis yang diterima, ditangani, dan diselesaikan selama periode pelaporan.

4. Publikasi Negatif (Form 604); diisi dengan kuantitas publikasi negatif yang terpantau oleh Bank

5. Penyelesaian Sengketa (Form 605); diisi dengan kuantitas Pengaduan tertulis yang diselesaikan melalui jalur penyelesaian sengketa.

VIII. Form 701: Bancassurance

Laporan ini wajib diisi oleh Bank yang melakukan aktivitas kerjasama dengan perusahaan asuransi dalam rangka memasarkan produk asuransi melalui Bank (bancassurance). Bancassurance diklasifikasikan dalam 3 (tiga) model bisnis yaitu Referensi, Kerjasama Distribusi, dan Integrasi Produk. Model bisnis berupa Referensi terdiri dari Referensi dalam Rangka Produk Bank dan Referensi Tidak dalam Rangka Produk Bank. Model bisnis berupa Referensi dalam Rangka Produk Bank tidak perlu dilaporkan dalam laporan ini.

Produk asuransi yang direferensikan atau direkomendasikan oleh Bank kepada nasabah dan merupakan persyaratan untuk memperoleh suatu produk perbankan selain dimaksudkan untuk melindungi debitur sebagai tertanggung, juga untuk kepentingan dan perlindungan kepada Bank atas risiko terkait produk yang diterbitkan atau jasa yang dilaksanakan oleh Bank kepada nasabah. Dengan pertimbangan kepentingan Bank ini, maka meskipun produk asuransi yang dipasarkan menggunakan model bisnis Referensi

(16)

16

LKPBU, namun Bank tetap melakukan monitoring dalam rangka manajemen risiko perkreditan.

Hal ini berbeda dengan produk asuransi yang dipasarkan dengan model bisnis berupa Referensi Tidak dalam Rangka Produk Bank. Mengingat produk asuransi ini bukan untuk perlindungan kepada Bank, maka untuk mendorong penerapan manajemen risiko dalam bancassurance, produk asuransi yang dijual melalui model bisnis Referensi Tidak dalam Rangka Produk Bank ini perlu dilaporkan dalam LKPBU, sama seperti halnya produk asuransi yang dijual oleh/melalui Bank dengan model bisnis Kerjasama Distribusi dan model bisnis Integrasi Produk.

Bagi bancassurance yang merupakan Integrasi Produk dari tabungan dan asuransi, bagian yang dilaporkan sebagai premi dalam form 701 ini adalah jumlah premi asuransi yang dibayarkan nasabah/Bank kepada perusahaan asuransi untuk produk yang terintegrasi tersebut, sedangkan outstanding tabungannya yang tercatat sebagai Dana Pihak Ketiga di LBU dilaporkan sebagai Nilai Fund.

Laporan ini disampaikan setiap triwulan ke dalam sistem LKPBU yang terdiri dari 3 (tiga) posisi laporan. Misal: Laporan Bancassurance pada periode pelaporan triwulan ketiga 2012 disampaikan pada bulan Oktober 2012 untuk posisi laporan bulan Juli, bulan Agustus, dan bulan September 2012.

IX. Form 702: Aktivitas Bank sebagai Agen Penjual Efek

Reksadana

Laporan ini wajib diisi oleh Bank yang melakukan aktivitas sebagai Agen Penjual Efek Reksadana (APERD). Laporan ini disampaikan setiap triwulan yang terdiri dari 3 (tiga) posisi laporan. Misal: Laporan Aktivitas Bank sebagai Agen Penjual Efek Reksadana pada periode pelaporan triwulan ketiga 2012 disampaikan pada bulan Oktober 2012 untuk posisi Laporan bulan Juli, bulan Agustus, dan bulan September 2012.

(17)

17

X. Form 703: Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar

Negeri

Laporan ini wajib diisi oleh Bank yang melakukan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri. Laporan ini disampaikan setiap bulan. Produk Keuangan Luar Negeri yang dilaporkan adalah yang ditatausahakan oleh Bank pada posisi akhir bulan laporan bagi masing-masing nasabah pembeli.

XI. Form 704: Transaksi Perbankan Melalui Delivery

Channel E-Banking

Laporan ini wajib diisi oleh Bank yang melakukan aktivitas phone banking, SMS/mobile banking, dan internet banking yang merupakan delivery channel dari produk-produk Bank (produk dana dan/atau produk kredit) untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah Bank. Nominal dan frekuensi yang dilaporkan adalah sesuai dengan aktivitas yang dilakukan nasabah Bank selama bulan pelaporan.

Apabila nasabah terdaftar sebagai nasabah informasional maka hanya kolom-kolom informasional yang diisi. Apabila nasabah terdaftar sebagai nasabah transaksional maka hanya kolom-kolom transaksional yang diisi.

Apabila nasabah terdaftar sebagai nasabah transaksional maka frekuensi akses dihitung untuk seluruh akses yang dilakukan nasabah tersebut termasuk yang dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai mutasi rekening yang dimilikinya. Apabila Bank tidak membedakan nasabah informasional atau transaksional maka mengikuti pengisian sebagai nasabah transaksional.

XII. Form 705: Outstanding Transaksi Structured Products

Laporan ini diwajibkan bagi Bank yang telah mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan structured product. Laporan ini mencakup

(18)

18

masih berjalan (outstanding) dan wajib disampaikan oleh setiap Bank secara bulanan berdasarkan pada posisi transaksi setiap akhir bulan laporan. Bagi Bank yang telah memiliki persetujuan prinsip untuk melakukan kegiatan structured product namun tidak memiliki outstanding structure products tetap wajib mengirimkan form header.

XIII. Form 706: Transaksi Structured Products yang

Bermasalah

Laporan Transaksi Structured Products yang Bermasalah merupakan laporan yang memberikan informasi terkait individual transaksi structured products yang diterbitkan oleh Bank dan mengalami permasalahan, yang antara lain disebabkan:

1. Nasabah tidak mampu memenuhi kewajiban sesuai perjanjian, termasuk apabila terdapat tunggakan kewajiban membayar oleh nasabah; dan/atau

2. Terjadi perselisihan antara Bank dan nasabah.

Laporan dimaksud disusun setiap bulannya berdasarkan posisi transaksi structured products setiap akhir bulan laporan. Tidak termasuk yang dilaporkan dalam laporan ini adalah structured product bermasalah yang telah direstrukturisasi dan telah dikonversi oleh Bank menjadi pinjaman.

Bagi Bank yang telah memiliki persetujuan prinsip untuk melakukan kegiatan structured product namun tidak memiliki structure product yang bermasalah tetap wajib mengirimkan form header.

XIV. Form 707: Proyeksi Arus Kas

Laporan Proyeksi Arus Kas wajib disampaikan oleh seluruh Bank. Laporan ini disusun oleh unit yang melakukan kegiatan treasury dalam rangka pengelolaan posisi likuiditas dan Risiko Likuiditas harian baik dalam rupiah maupun valuta asing. Laporan Proyeksi Arus Kas mencakup data proyeksi arus kas selama 1 (satu) minggu berikutnya yang dipetakan secara

(19)

19

harian dan disampaikan secara mingguan yaitu setiap hari Jum’at sesuai dengan format internal Bank.

Format Laporan Proyeksi Arus Kas mencakup paling kurang pos-pos neraca dan pos-pos rekening administratif yang memiliki transaksi yang signifikan sesuai dengan karakteristik, kegiatan usaha, dan kompleksitas Bank serta harus dilakukan secara konsisten. Mengingat Proyeksi Arus Kas tidak diberikan format tertentu oleh Bank Indonesia maka format Proyeksi Arus Kas yang dilaporkan antara 1 (satu) Bank dengan Bank lainnya dapat berbeda. Dalam hal Bank mengubah format Laporan Proyeksi Arus Kas yang disampaikan, Bank wajib menginformasikan perubahan tersebut kepada Bank Indonesia (Departemen Pengawasan Bank / Kantor Perwakilan Bank Indonesia) beserta alasannya.

Bank Indonesia dapat meminta Bank untuk menyesuaikan format Laporan Proyeksi Arus Kas yang disampaikan kepada Bank Indonesia.

XV. Form 801 sampai dengan 807: Laporan Pejabat

Eksekutif, Laporan Data Tenaga Kerja Perbankan, dan Laporan Jaringan Kantor Bank

Dalam form 801-807 ini yang dilaporkan adalah: 1. Data Pejabat Eksekutif (Form 801);

2. Daftar Riwayat Pekerjaan Individual Pejabat Eksekutif (Form 802).

3. Data Struktur Tenaga Kerja Menurut Jenjang Informasi Pendidikan, Status Tenaga Kerja, Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, dan Jabatan (Form 803);

4. Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini, dan Tenaga Kerja Diberhentikan (Form 804);

5. Prediksi Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Kualifikasi (Form 805);

(20)

20

7. Data Jaringan Kantor (Form 807) adalah laporan yang disampaikan oleh bank secara bulanan yang berisi informasi mengenai rincian jaringan kantor yang dimiliki bank.

Data Pejabat Eksekutif dan Jaringan Kantor disampaikan secara bulanan sebagaimana tata cara dan periode pelaporan Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU). Ketentuan mengenai kewajiban pelaporan pengangkatan, penggantian, dan pemberhentian mengacu pada ketentuan yang mengatur Pejabat Eksekutif dan kelembagaan Bank Umum.

Laporan Data Tenaga Kerja Perbankan adalah laporan yang disampaikan oleh Bank secara tahunan yang berisi informasi mengenai rincian dari jumlah tenaga kerja dari satu bank, baik posisi terakhir maupun proyeksinya. Pengertian Tenaga Kerja menurut Undang-undang yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan maupun untuk masyarakat.

XVI. Form 901 dan 902: Laporan Keuangan Publikasi Bank

(Condensed Financial Statement)

Laporan keuangan publikasi bank terdiri dari: 1. Laporan keuangan publikasi bulanan;

(21)

21

III.

PENJELASAN PENGISIAN FIELD ATAU KOLOM

Tata Cara Penulisan Character dan Numeric

Pengisian setiap field pada laporan ini diantaranya menggunakan character atau numeric dengan kaidah penulisan berikut:

1. Character

Penulisan dimulai dari sisi kiri, dan apabila dikosongkan diisi spasi sebanyak jumlah panjang field. Contoh: Kode Surat Berharga 07.135.806.3-821.00A. Field menyediakan 15 (lima belas) digit, maka harus ditulis dengan 07135806382100A.

2. Numeric

Penulisan angka di depan desimal diisi dari sisi kanan, dan apabila tersisa di depan diisi dengan 0 sepanjang field. Penulisan angka di belakang desimal diisi dari sisi kiri, dan apabila tersisa di belakang diisi dengan 0 sepanjang field. Contoh numeric 8,5 maka suku bunga 2,5% harus ditulis dengan 00250000. Contoh lain numeric sebanyak 9 (sembilan) digit maka USD1000 harus ditulis dengan 000001000.

Tata Cara Pengisian Field Header

Pengisian field header adalah sebagai berikut:

1. Sandi Pelapor, diisi character sebanyak 9 (sembilan) digit sesuai

dengan sandi pelapor (Lampiran 1). Contoh: Pelapor adalah PT. Bank Mandiri, maka bank tersebut harus mengisi sandi dengan 008000000 ; Pelapor adalah UUS Bank Permata, maka UUS tersebut harus mengisi sandi dengan 013991000.

2. Jenis Periode Laporan, diisi character sebanyak 1 (satu) digit

sesuai dengan sandi jenis periode laporan sebagai berikut:

• A: Annual • S: Semester

• Q: Quarterly (Triwulanan) • T: Trimester (Empat Bulanan) • M: Monthly

(22)

22

3. Periode Data Laporan, diisi 8 (delapan) digit periode data

laporan dengan format yyyymmdd. Mekanisme pengisian sebagai berikut:

• Apabila kolom jenis laporan berisi A untuk 4 (empat) digit

pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01, 2 digit terakhir diisi 01. Selain itu ditolak.

• Apabila kolom jenis laporan berisi S untuk 4 (empat) digit

pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01 atau 07, 2 digit terakhir diisi 01. Selain itu ditolak.

• Apabila kolom jenis laporan berisi Q untuk 4 (empat) digit

pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01, 04, 07 atau 10, 2 digit terakhir diisi 01. Selain itu ditolak.

• Apabila kolom jenis laporan berisi T untuk 4 (empat) digit

pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01, 05 atau 09, 2 digit terakhir diisi 01. Selain itu ditolak.

• Apabila kolom jenis laporan berisi M untuk 4 (empat) digit

pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01,02,03,04,05,06,07,08,09,10,11 atau 12, 2 digit terakhir diisi 01. Selain itu ditolak.

• Apabila kolom jenis laporan berisi W untuk 4 (empat) digit

pertama yyyy, 2 digit selanjutnya diisi 01,02,03,04,05,06,07,08,09,10,11 atau 12, 2 digit terakhir diisi 01,08,16 atau 24. Selain itu ditolak.

4. Jenis Laporan, diisi character sebanyak 1 (satu) digit sesuai

dengan daftar sandi jenis laporan. Khusus untuk LKPBU diisi “A”.

5. No. Form, diisi character sebanyak 4 (empat) digit sesuai dengan

nomor form yang bersangkutan, contoh form 101 diisi 0101

6. Jumlah Record Isi, diisi numeric sebanyak 9 (sembilan) digit

yaitu sesuai dengan jumlah record isi yang dilaporkan. Field ini akan terisi secara otomatis oleh sistem pada bank pelapor.

(23)

23

Informasi Pokok Pelapor

Informasi pokok yang harus diisi oleh pelapor.

Nama Pelapor *) :

Sandi Pelapor *) :

Alamat Pelapor *) :

Nama Kota *) :

Status Bank Pelapor : 01 Devisa

02 Non Devisa Tgl (ddmmyyyy) Efektif Perubahan Status :

Status Kepemilikan : 01 Bank Persero

02 Bank Swasta Nasional 03 Bank Asing

04 Bank Eks Campuran 05 Bank Pemerintah Daerah

Jenis Kegiatan Usaha : 01 Konvensional

08 Syariah

Status Kustodian : 01 Melaksanakan kegiatan

kustodian

02 Tidak melaksanakan

kegiatan kustodian Status Penyelenggara APMK : 01 Penyelenggara APMK

02 Non Penyelenggara APMK Penanggung jawab Penyusunan Laporan *)

a. Nama :

b. Nomor Telepon :

c. Nomor Faks :

d. E-mail :

*) Wajib diisi oleh Bank Pelapor. Apabila terjadi perubahan, Bank Pelapor wajib mengubah Informasi Pokok Bank Pelapor.

(24)

24

Form 101:

Kegiatan Kustodian

1. Pemilik Surat Berharga, adalah pihak yang menitipkan maupun

menggunakan jasa bank pelapor untuk mengadministrasikan surat berharga yang dimilikinya, terdiri dari:

a. Golongan Pemilik Surat Berharga, diisi character sebanyak 3

digit sesuai dengan Sandi Golongan Pemilik Surat Berharga yaitu:

1) Bank Indonesia 001

2) Pemerintah Pusat 100

3) Bank Sentral di LN 200

4) Bank Umum di Indonesia 290

5) Bank Umum di Luar Negeri 299

6) Lembaga Keuangan Bukan Bank:

i. Perusahaan Pembiayaan 310

ii. Modal Ventura 320

iii. Perusahaan Sekuritas 330

iv. Perusahaan Asuransi 340

v. Dana Pensiun 350

vi. Reksadana 360

7) BUMN Non Lembaga Keuangan 410

8) Perusahaan Lainnya 430

9) Asing XXX

10) Lainnya, misal Perorangan, Lembaga-lembaga 999 Internasional

Pengertian/definisi dari setiap golongan pemilik surat berharga tersebut di atas dapat dilihat pada Lampiran Penjelasan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank yang diberlakukan dalam Buku Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU), kecuali dijelaskan secara khusus.

b. Nama Pemilik Surat Berharga, dikosongkan (diisi karakter

(25)

25

c. Negara Asal Pemilik Surat Berharga, diisi character sebanyak

2 digit sesuai dengan Daftar Sandi Negara dan Valuta (Lampiran 3). Contoh: sandi negara Jepang adalah JP, dan sandi negara Malaysia adalah MY. Khusus untuk Lembaga Internasional menggunakan sandi negara XX.

2. Penerbit Surat Berharga, adalah pihak yang menerbitkan surat

berharga yang diadministrasikan oleh bank pelapor. Pengertian dan penjelasan Golongan Penerbit Surat Berharga, Nama Penerbit Surat Berharga dan Negara Asal Penerbit Surat Berharga sebagaimana penjelasan pada angka 1 di atas.

a. Golongan Penerbit Surat Berharga, diisi character sebanyak 3

digit dengan Sandi Golongan Penerbit Surat Berharga. Sandi Golongan Penerbit Surat Berharga tersebut sama dengan sandi Golongan Pemilik Surat Berharga sebagaimana disebutkan di atas (angka 1.a).

b. Nama Penerbit Surat Berharga, diisi character sebanyak 35

digit yang merupakan nama penerbit (issuer) surat berharga yang ditulis secara lengkap (tidak disingkat). Kaidah penulisan nama ini sama dengan ketentuan penulisan nama yang diberlakukan dalam Sistem Informasi Debitur (SID). Contoh: PT. Bank Central Asia ditulis dengan Bank Central Asia, dan PT. Astra Internasional ditulis dengan Astra Internasional. Untuk perorangan, penulisan nama tanpa gelar dimulai dengan nama diri diikuti dengan nama keluarga atau nama marga. Namun apabila bank telah memiliki data base nama nasabah, penulisan nama penerbit surat berharga disesuaikan dengan data base masing-masing bank.

c. Negara Asal Penerbit Surat Berharga, diisi character sebanyak

2 digit sesuai dengan Daftar Sandi Negara dan Valuta (Lampiran 3). Contoh: sandi negara Jepang adalah JP, dan sandi negara Malaysia adalah MY. Khusus untuk Lembaga Internasional menggunakan sandi negara XX.

(26)

26

3. a. Kode Surat Berharga, dikosongkan (diisi karakter spasi

sebanyak jumlah digit).

b. Jenis Surat Berharga, diisi numeric sebanyak 2 digit yang

merupakan jenis surat berharga sesuai dengan Sandi Jenis Surat Berharga yaitu:

1) Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 10 2) Saham:

i. Saham Biasa 15

ii. Saham yang dijual 16

dengan janji dibeli kembali (REPO)

iii. Participating Preference Shares 17 iv. Penyertaan Reksadana 18

(Investasi dari Pemilik dana pada Unit Reksadana dalam bentuk saham, Obligasi atau lainnya)

v. Saham Lainnya 19

3) Obligasi 20

4) Floating Rate Notes (FRN) 25

5) Medium Term Notes (MTN) 30

6) Promissory Notes (PNs) 35

7) Commercial Papers (CPs) 40

8) Certificate of Deposits (CDs) 45

9) T-Bills atau T-Notes 50

10) Bankers Acceptance 55

11) Surat Utang Jangka Panjang REPO 60 12) Surat Utang Jangka Pendek REPO 65 13) Call Money 66 14) Warrant 67 15) Unit Link 68 16) Discretionary Funds 69 17) Lainnya (misal: Call Money) 99

(27)

27

c. Keterangan, diisi character sebanyak 35 digit apabila field

Jenis Surat Berharga berisi sandi 99 (Lainnya). Diisi nama produk reksadana apabila kolom field Jenis Surat Berharga berisi sandi 18 (Penyertaan Reksadana). Selain sandi jenis surat berharga tersebut field keterangan dikosongkan.

Dalam hal surat berharga di atas sebagian atau seluruhnya dijual secara REPO, maka bagian yang termasuk REPO tersebut tidak dilaporkan pada surat berharga yang bersangkutan namun dilaporkan dengan jenis sandi 16, 60 atau 65 (sandi REPO). Kolom Lainnya (Pemilik Surat Berharga, Penerbit Surat Berharga, Kode dan Keterangan Surat Berharga, Jenis Valuta, Tanggal Penerbitan dan Jatuh Tempo, Nilai Valuta Asal, serta Pembayaran Kupon/Deviden/Bunga/Diskonto) tetap dilaporkan sama dengan isi kolom laporan surat berharga yang bersangkutan.

Contoh: Obligasi senilai Rp. 10 Miliar, sebesar Rp. 1 Miliar dijual secara REPO. Pelaporan transaksi tersebut adalah Rp. 9 Miliar dilaporkan sebagai sandi 20 (Obligasi) dan Rp. 1 Miliar dilaporkan sebagai sandi 60 (Surat Utang Jangka Panjang REPO).

4. Jenis Valuta, diisi character sebanyak 3 digit sesuai dengan Daftar

Sandi Negara dan Valuta (Lampiran 3). Contoh: mata uang Singapura adalah SGD, dan mata uang European Community adalah EUR.

5. a. Tanggal Penerbitan, diisi dengan tanggal, bulan dan tahun

penerbitan surat berharga sebagaimana tercantum pada warkat surat berharga yang bersangkutan yaitu sebanyak 8 digit dengan kaidah penulisan ddmmyyyy.

Contoh: 12 September 2011 harus diisi dengan 12092011

b. Tanggal Jatuh Tempo, diisi dengan tanggal, bulan dan tahun

jatuh tempo surat berharga sebagaimana tercantum pada warkat surat berharga yang bersangkutan yaitu sebanyak 8 digit dengan kaidah penulisan ddmmyyyy.

(28)

28

Dalam hal surat berharga tidak memiliki tanggal jatuh tempo, misalnya saham, kolom ini dikosongkan.

6. Nilai (Valuta Asal), adalah harga pasar surat berharga dapat

berupa Non Rupiah atau Rupiah. Nilai surat berharga dilaporkan dalam satuan penuh sesuai valuta asal dengan kaidah penulisan numeric 15 digit.

Contoh:

a. Nilai surat berharga sebesar USD55.750.375 harus ditulis (dalam satuan penuh) 000000055750375.

b. Nilai surat berharga sebesar IDR125.000.000.000 harus ditulis (dalam satuan Rupiah penuh) 000125000000000.

7. Pembayaran Kupon/Deviden/Bunga/Diskonto, adalah nilai

kupon, deviden, bunga, diskonto yang dibayarkan pada periode pelaporan. Nilai kupon, deviden, bunga, diskonto dilaporkan dalam satuan penuh sesuai valuta asal dengan numeric sebanyak 15 digit.

Contoh:

a. Nilai kupon/deviden/bunga/diskonto sebesar USD25.750.000 harus ditulis (dalam satuan penuh) 000000025750000.

b. Nilai kupon / deviden / bunga/ diskonto sebesar IDR75.000.000.000 (dalam satuan Rupiah penuh) harus ditulis 000075000000000.

(29)

29

KEGIATAN KUSTODIAN Form 101

Sandi Pelapor Jenis Periode Laporan Periode Data Laporan Jenis Laporan No Form Jumlah Record Isi

Pemilik Surat Berharga Penerbit Surat Berharga Surat Berharga Jenis Tanggal Nilai Pembayaran

Golongan Nama Negara

Asal Golongan Nama Negara Asal Kode Jenis Keterangan Valuta Penerbitan

Jatuh

Tempo Valuta Asal

Kupon/Deviden/Bunga /Diskonto

(30)

30

Form 201 sampai dengan 203:

Laporan Penerbitan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

Form 201:

Transaksi SKBDN

1. Jenis Aktivitas, diisi numeric sebanyak 2 digit sesuai dengan Sandi

Jenis Aktivitas yaitu: a. Penerbitan

i. Tahun Berjalan 10

ii. Tahun Sebelumnya 11 b. Pembatalan

i. Tahun Berjalan 21

ii. Tahun Sebelumnya 22

c. Realisasi Pembayaran

i. Tahun Berjalan 31

ii. Tahun Sebelumnya 32

d. Belum Realisasi Pembayaran

i. Tahun Berjalan 41

ii. Tahun Sebelumnya 42

Penjelasan dari setiap jenis aktivitas SKBDN tersebut di atas adalah sebagai berikut:

a. Penerbitan

Penerbitan adalah penerbitan SKBDN yang dilakukan bank pelapor sehingga terhitung sejak penerbitan SKBDN tersebut bank pelapor memiliki kewajiban sebagaimana diatur dalam PBI tentang SKBDN.

i. Penerbitan Tahun Berjalan

Penerbitan tahun berjalan adalah penerbitan SKBDN yang dilakukan pada bulan yang bersangkutan pada tahun berjalan.

(31)

31

ii. Penerbitan Tahun Sebelumnya

Penerbitan tahun sebelumnya adalah penerbitan SKBDN pada tahun sebelumnya yang masih belum direalisasikan atau direalisasikan sebagian pada bulan laporan yang bersangkutan di tahun berjalan.

b. Pembatalan

Pembatalan adalah pembatalan atas SKBDN yang telah diterbitkan bank pelapor.

i. Pembatalan Tahun Berjalan

Pembatalan Tahun Berjalan adalah pembatalan SKBDN yang dilakukan pada bulan yang bersangkutan atas SKBDN yang diterbitkan pada tahun berjalan.

ii. Pembatalan Tahun Sebelumnya

Pembatalan Tahun Sebelumnya adalah pembatalan SKBDN yang dilakukan pada bulan yang bersangkutan atas SKBDN yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya.

c. Realisasi Pembayaran

Realisasi Pembayaran adalah pembayaran secara keseluruhan atau sebagian (partial) atas SKBDN yang telah diterbitkan bank pelapor sehingga dengan pembayaran tersebut kewajiban bank pelapor kepada penerima SKBDN (Beneficiary) berakhir atau berkurang sesuai dengan pembayaran.

i. Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan

Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan adalah realisasi pembayaran yang dilakukan pada bulan yang bersangkutan atas SKBDN yang diterbitkan pada tahun berjalan.

ii. Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya

Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya adalah realisasi pembayaran yang dilakukan pada bulan yang bersangkutan atas SKBDN yang diterbitkan pada tahun-tahun sebelumnya.

(32)

32

d. Belum Realisasi Pembayaran

Belum Realisasi Pembayaran adalah SKBDN yang diterbitkan bank pelapor dan belum dilakukan pembayaran sehingga bank pelapor masih memiliki kewajiban pembayaran kepada penerima SKBDN (Beneficiary).

i. Belum Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan

Belum Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan adalah SKBDN yang diterbitkan oleh bank pelapor pada tahun berjalan dan belum dilakukan pembayaran oleh bank pelapor.

ii. Belum Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya

Belum Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya adalah SKBDN yang diterbitkan oleh bank pelapor pada tahun-tahun sebelumnya dan belum dilakukan pembayaran oleh bank pelapor pada periode laporan.

2. Jenis SKBDN, diisi numeric sebanyak 1 digit sesuai dengan Sandi Jenis

SKBDN yaitu:

a. Sight SKBDN 1

b. Usance SKBDN 2

3. Jumlah SKBDN, diisi numeric sebanyak 5 digit. Contoh: jumlah SKBDN

sebanyak 55, maka pengisian ditulis 00055

a. Jika jenis aktivitas berupa Penerbitan Tahun Berjalan (sandi 10) dan atau Penerbitan Tahun Sebelumnya (sandi 11) maka field jumlah SKBDN diisi dengan banyaknya SKBDN yang diterbitkan bank pelapor pada bulan yang bersangkutan. Apabila terjadi penambahan (increase) nilai SKBDN maka tidak dilaporkan sebagai penambah jumlah SKBDN yang diterbitkan.

b. Jika jenis aktivitas berupa Pembatalan Tahun Berjalan (sandi 21) dan atau Pembatalan Tahun Sebelumnya (sandi 22) maka field

jumlah SKBDN diisi dengan banyaknya SKBDN yang dibatalkan oleh bank pelapor pada bulan yang bersangkutan termasuk pembatalan

(33)

33

dari SKBDN yang diterbitkan bulan-bulan sebelumnya apabila ada. Apabila terjadi pengurangan (decrease) nilai SKBDN maka tidak

dilaporkan sebagai penambah jumlah SKBDN yang dibatalkan.

c. Jika jenis aktivitas berupa Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan (sandi 31) dan atau Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya (sandi 32) maka field jumlah SKBDN diisi dengan banyaknya SKBDN yang dilakukan pembayarannya oleh bank pelapor pada bulan yang bersangkutan termasuk realisasi dari SKBDN yang diterbitkan bulan-bulan sebelumnya apabila ada. Apabila terjadi pengiriman barang sebagian (partial shipment) maka field jumlah SKBDN baru diisi apabila pembayaran untuk seluruh partial shipment telah dilakukan. d. Jika jenis aktivitas berupa Belum Realisasi Pembayaran Tahun

Berjalan (sandi 41) dan atau Belum Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya (sandi 42) maka field jumlah SKBDN diisi dengan banyaknya SKBDN yang belum dilakukan pembayarannya oleh bank pelapor sampai dengan akhir bulan laporan.

4. Jenis Valuta, diisi character sebanyak 3 digit sesuai dengan Daftar

Sandi Negara dan Valuta (Lampiran 3). Contoh: mata uang Singapura adalah SGD, dan mata uang European Community adalah EUR.

5. Volume (Valuta Asal), diisi numeric sebanyak 15 digit dengan nilai

nominal dalam valuta asal (original currency) yang dinyatakan dalam satuan penuh. Contoh: nilai SKBDN sebesar IDR 50 miliar, maka pengisian ditulis 000050000000000

a. Jika jenis aktivitas berupa Penerbitan Tahun Berjalan (sandi 10) dan atau Penerbitan Tahun Sebelumnya (sandi 11) maka field volume SKBDN diisi dengan nilai nominal SKBDN yang diterbitkan pada bulan yang bersangkutan. Apabila terjadi penambahan (increase) nilai SKBDN maka penambahan nilai tersebut dilaporkan sebagai penambahan volume penerbitan SKBDN.

(34)

34

b. Jika jenis aktivitas berupa Pembatalan Tahun Berjalan (sandi 21) dan atau Pembatalan Tahun Sebelumnya (sandi 22) maka field volume SKBDN diisi dengan nilai nominal SKBDN yang dibatalkan oleh bank pelapor pada bulan yang bersangkutan termasuk pembatalan dari SKBDN yang diterbitkan bulan-bulan sebelumnya apabila ada. Apabila terjadi pengurangan (decrease) nilai SKBDN maka pengurangan nilai tersebut dilaporkan sebagai penambahan volume pembatalan SKBDN.

c. Jika jenis aktivitas berupa Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan (sandi 31) dan atau Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya (sandi 32) maka field volume SKBDN diisi dengan nilai aktual nominal SKBDN yang dilakukan pembayarannya oleh bank pelapor pada bulan yang bersangkutan termasuk realisasi dari SKBDN yang diterbitkan bulan-bulan sebelumnya apabila ada. Apabila terjadi pengiriman barang sebagian (partial shipment) maka nilai yang dibayarkan oleh bank pelapor dilaporkan sebagai realisasi pembayaran.

d. Jika jenis aktivitas Belum Realisasi Pembayaran Tahun Berjalan (sandi 41) dan atau Belum Realisasi Pembayaran Tahun Sebelumnya (sandi 42) maka field volume SKBDN diisi dengan nilai aktual nominal SKBDN yang belum dilakukan pembayarannya oleh bank pelapor sampai dengan akhir bulan laporan.

Contoh Laporan Transaksi Form 201:

Laporan transaksi SKBDN form 201 PT Bank X, bulan Februari 2011: - Bulan Desember 2010 diterbitkan 2 usance SKBDN dengan nilai Rp.350.000.000,00 dan USD200.000,00. Jangka waktu usance 90 hari sehingga belum ada realisasi di bulan Desember 2010. - Bulan Januari 2011 diterbitkan :

2 usance SKBDN dengan total nilai Rp.600.000.000,00 1 sight SKBDN dengan nilai USD35.000,00

(35)

35

- Bulan Januari 2011 terdapat pembatalan 1 sight SKBDN USD35.000,00 dan USD200.000 (penerbitan SKBDN Desember 2010).

- Bulan Januari 2011 terdapat realisasi sebagian atas SKBDN yang diterbitkan Desember 2010 sebesar Rp. 200.000.000,00

dan realisasi penuh 1 SKBDN yang diterbitkan Januari 2011

sebesar Rp.300.000.000,00; serta increase usance SKBDN Rp.100.000.000,00.

- Laporan form 201 Februari 2011 :

Jenis

Aktivitas Jenis Jumlah Jenis Volume

SKBDN SKBDN Valuta Valuta asal

10 2 2 IDR 600000000 1 1 USD 35000 2 0 IDR 100000000 11 2 1 IDR 350000000 2 1 USD 200000 21 1 1 USD 35000 22 2 1 USD 200000 31 2 1 IDR 300000000 32 2 0 IDR 200000000 41 2 1 IDR 400000000 42 2 1 IDR 150000000

(36)

36

TRANSAKSI SKBDN Form 201

Sandi Pelapor Jenis Periode Laporan Periode Data Laporan Jenis Laporan No Form Jumlah Record Isi Jenis

Aktivitas Jenis Jumlah Jenis Volume

SKBDN SKBDN Valuta Valuta asal

(37)

37

Form 202:

Pembelian Wesel SKBDN

Pembelian wesel SKBDN adalah pengambilalihan atau pembelian wesel oleh bank pelapor yang menyebabkan terjadinya aliran dana dari bank pelapor kepada bank penjual, nasabah penerima SKBDN atau pihak lainnya. Dalam pengertian ini termasuk pembelian wesel yang dilakukan secara diskonto oleh bank pelapor dalam kedudukannya selaku bank penerbit (issuing bank).

1. Penjual SKBDN, diisi numeric sebanyak 1 digit sesuai dengan Sandi

Penjual SKBDN yaitu:

a. Bank 1

b. Nasabah Penerima SKBDN 2

c. Lainnya 3

2. Jumlah Wesel, diisi numeric sebanyak 5 digit dengan jumlah wesel yang

dibeli pada bulan yang bersangkutan.

3. Jenis Valuta, diisi character sebanyak 3 digit sesuai dengan Daftar

Sandi Negara dan Valuta (Lampiran 3). Contoh mata uang Singapura adalah SGD, dan mata uang European Community adalah EUR.

4. Volume (Valuta Asal), diisi numeric sebanyak 15 digit dengan nilai

nominal dalam valuta asal (original currency) yang dinyatakan dalam satuan penuh. Contoh: nilai SKBDN sebesar IDR 50 miliar, maka pengisian ditulis 000050000000000. Field ini diisi dengan nilai nominal SKBDN yang dibeli oleh bank pelapor pada bulan yang bersangkutan.

(38)

38

PEMBELIAN WESEL SKBDN Form 202

Sandi Pelapor Jenis Periode Laporan Periode Data Laporan Jenis Laporan No Form Jumlah Record Isi

Penjual SKBDN Jumlah Jenis Volume

Wesel Valuta Valuta asal

(39)

39

Form 203:

Penjualan Wesel SKBDN

Penjualan wesel SKBDN adalah penyerahan wesel yang dimiliki oleh bank pelapor yang menyebabkan terjadinya aliran dana dari bank penjual, nasabah penjual SKBDN atau pihak lainnya kepada bank pelapor.

1. Pembeli SKBDN, diisi numeric sebanyak 1 digit sesuai dengan Sandi

Pembeli SKBDN yaitu:

a. Bank domestik 6

b. KC bank pelapor di LN 7

c. Bank LN 8

d. Lainnya 9

2. Jumlah Wesel, diisi numeric sebanyak 5 digit dengan jumlah wesel

SKBDN yang dijual pada bulan yang bersangkutan.

3. Jenis Valuta, diisi character sebanyak 3 digit sesuai dengan Daftar

Sandi Jenis Valuta (Lampiran 3). Contoh mata uang Singapura adalah SGD, dan mata uang European Community adalah EUR.

4. Volume (Valuta Asal), diisi numeric sebanyak 15 digit dengan nilai

nominal dalam valuta asal (original currency) yang dinyatakan dalam satuan penuh. Contoh: nilai SKBDN sebesar IDR 50 miliar, maka pengisian ditulis 000050000000000. Field ini diisi dengan nilai nominal SKBDN yang dijual oleh bank pelapor pada bulan yang bersangkutan.

(40)

40

PENJUALAN WESEL SKBDN Form 203

Sandi Pelapor Jenis Periode Laporan Periode Data Laporan Jenis Laporan No Form Jumlah Record Isi

Pembeli SKBDN Jumlah Jenis Volume

Wesel Valuta Valuta asal

(41)

41

Form 301 sampai dengan 304:

Laporan Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik

Form 301:

Laporan Bulanan Penerbit Kartu Kredit

Form ini diisi oleh penerbit Kartu Kredit. Kartu kredit (credit card)

adalah APMK yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi, termasuk transaksi pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, dimana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh

acquirer/penerbit, dan pemegang kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran.

1. Prinsipal dan Private Label

Prinsipal adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang bertanggungjawab atas pengelolaan sistem dan/atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit dan/atau acquirer, dalam transaksi APMK yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.

Field ini diisi dengan character sebanyak 3 digit berdasarkan nama prinsipal dan private label yang digunakan. Pengisian data berdasarkan sandi sebagai berikut:

Nama prinsipal dan/atau private label

Sandi

a. Visa 110

b. Master Card 120

c. JCB 140

(42)

42

f. Prinsipal Lainnya 390

Prinsipal lainnya adalah prinsipal selain tersebut dalam huruf a sampai dengan huruf e

g. Private Label 690

Private label adalah kartu kredit yang hanya dapat digunakan pada sistemdan jaringan penerbit sendiri atau dengan kata lain transaksinya hanya bersifat on us.

2. Keterangan

Apabila field prinsipal dan private label diisi dengan sandi “390” atau “690”, field keterangan digunakan untuk menjelaskan nama prinsipal lainnya atau nama private label. Untuk nama prinsipal lainnya diisi dengan nama lembaga yang memiliki sistem dan jaringan yang digunakan. Dan untuk private label diisi dengan nama lembaga yang menerbitkan kartu tersebut.

Field ini diisi dengan character sebanyak 45 digit.

3. Jumlah Kartu

Jumlah kartu kredit baik kartu utama (basic card) maupun kartu tambahan (supplementary card) pada akhir periode laporan, termasuk kartu kredit yang diblokir sementara (temporary blocked) dan kartu baru (new card approved).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

Contoh : Jumlah kartu beredar pada tanggal 30 September 2012 adalah sebanyak 50.000 kartu utama dan 10.000 kartu tambahan, maka untuk pelaporan jumlah kartu pada periode laporan bulan Oktober 2012 adalah sebanyak 60.000 kartu.

(43)

43

4. Kartu Baru (New Card Approved)

Total jumlah kartu utama dan kartu tambahan yang disetujui selama periode laporan, tidak termasuk penggantian kartu (mis: karena kartu hilang, kartu expired, dsb).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

Contoh: Jumlah kartu yang disetujui dan telah diaktivasi selama bulan September 2012 adalah sebanyak 1000 kartu utama dan 500 kartu tambahan, maka untuk pelaporan kartu baru pada periode laporan bulan Oktober 2012 (maks penyampaian tanggal 15 Oktober 2012) adalah sebanyak 1500 kartu.

5. Kartu yang Ditutup

Total jumlah kartu utama maupun kartu tambahan yang ditutup secara permanen, baik atas permintaan sendiri maupun ditutup oleh penerbit selama periode laporan.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

Contoh : Jumlah kartu yang ditutup selama bulan September 2012 adalah sebanyak 500 kartu utama dan 100 kartu tambahan, maka untuk pelaporan kartu yang ditutup pada periode laporan bulan Oktober 2012 adalah sebanyak 600 kartu.

Untuk jumlah kartu pada bulan September 2012 adalah posisi jumlah kartu pada bulan Agustus 2012 ditambah kartu baru pada bulan Agustus 2012 dikurangi dengan kartu yang ditutup pada bulan Agustus 2012.

6. Jumlah Account

Total jumlah pemegang kartu berdasarkan Customer Information File

(CIF).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit dan setiap jenis kartu diisi dengan jumlah account yang sama.

(44)

44

Contoh:

Jumlah account pada penerbit A yang bekerjasama dengan 3 prinsipal, dan memiliki 100 nasabah pemegang kartu kredit. Sebanyak 70 nasabah memiliki 3 jenis kartu kredit yaitu kartu dengan prinsipal 01, 02 dan 03 sedangkan sisanya (30 nasabah) hanya memiliki 2 jenis kartu kredit yaitu kartu dengan prinsipal 01 dan 02. Field jumlah

account diisi dengan angka 100 pada setiap prinsipal yang dilaporkan. Cara pengisian dalam Form 301:

Prinsipal Jumlah Kartu Jumlah Account

01 100 100

02 100 100

03 70 100

Total 270 100

Jumlah Kartu Berdasarkan:

7. Status

- Kartu Utama

Jumlah kartu kredit utama (kartu yang dimiliki oleh pemegang kartu yang bertanggung jawab atas semua kewajiban yang timbul atas penggunaan kartu) pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- Kartu Tambahan

Jumlah kartu kredit tambahan (kartu yang diberikan kepada pemegang kartu utama namun dimanfaatkan oleh orang lain yang identitasnya tercantum pada kartu tersebut dimana kewajiban yang timbul atas penggunaan kartu tersebut menjadi tanggung jawab pemegang kartu utama) pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

(45)

45

8. Per Credit Limit

- 0 – 5 jt

Jumlah kartu kredit utama dan tambahan dengan limit kredit antara 0 – 5 juta rupiah pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- >5 – 10 jt

Jumlah kartu kredit utama dan tambahan dengan limit kredit antara >5 – 10 juta rupiah pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- >10 – 25 jt

Jumlah kartu kredit utama dan tambahan dengan limit kredit antara >10 – 25 juta rupiah pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- >25 – 50 jt

Jumlah kartu kredit utama dan tambahan dengan limit kredit antara >25 – 50 juta rupiah pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- >50 – 100 jt

Jumlah kartu kredit utama dan tambahan dengan limit kredit antara >50 – 100 juta rupiah pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- >100 jt

Jumlah kartu kredit utama dan tambahan dengan limit kredit antara >100 juta rupiah pada akhir periode laporan (termasuk kartu kredit yang diblokir sementara).

(46)

46

Total jumlah kartu per kredit limit harus sama dengan jumlah kartu yang dilaporkan.

Informasi Suku Bunga dan Biaya: Nilai minimum dan maksimum

yang dibebankan kepada customer.

9. Interest Rate Retail Bulanan

Interest rate retail bulanan adalah besarnya suku bunga bulanan yang dikenakan kepada nasabah untuk transaksi ritel atau pembelanjaan yang dilakukan di merchant apabila pemegang kartu tidak melunasi seluruh tagihan pada waktu jatuh tempo secara sekaligus (pembayaran dilakukan dengan cara diangsur).

- Nilai Minimum

Nilai persentase minimum interest rate retail bulanan.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 5 digit (format persentase).

- Nilai Maksimum

Nilai persentase maksimum interest rate retail bulanan.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 5 digit (format persentase).

10. Interest Rate Cash Advance Bulanan

Interest rate cash advance bulanan adalah besarnya suku bunga bulanan yang dikenakan kepada nasabah untuk transaksi penarikan tunai yang dilakukan apabila pemegang kartu tidak melunasi seluruh tagihan pada waktu jatuh tempo secara sekaligus (pembayaran dilakukan dengan cara diangsur).

- Nilai Minimum

Nilai persentase minimum interest rate cash advance bulanan.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 5 digit (format persentase).

- Nilai Maksimum

Nilai persentase maksimum interest rate cash advance bulanan.

(47)

47

11. Late Fee

Late fee adalah besarnya nilai denda yang dikenakan kepada masing-masing pemegang kartu apabila pembayaran dilakukan setelah tanggal jatuh tempo tagihan.

- Nilai Minimum

Nilai minimum late fee.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

- Nilai Maksimum

Nilai maksimum late fee.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit. Contoh :

Biaya keterlambatan pembayaran untuk kartu kredit Silver adalah Rp.50.000,00 untuk kartu kredit Gold adalah Rp.60.000,00 dan untuk kartu kredit Platinum adalah Rp.100.000,00. Maka nilai minimum late fee diisi sebesar Rp.50.000,00 dan nilai maksimum late fee diisi sebesar Rp.100.000,00.

Dalam hal nilai minimum/maksimum late fee masih dalam bentuk persentase, maka nilai yang dilaporkan dihitung dari nilai tertinggi tagihan yang mengalami late fee selama periode pelaporan X persentase (%) late fee yang ditetapkan oleh Bank.

Contoh: jika terdapat 100 pemegang kartu yang terkena late fee, dimana nilai tertingginya adalah Rp.10.000.000,00 maka yang dilaporkan adalah nilai tertinggi dari pemegang kartu tersebut dikalikan persentase (%), misalnya 7%. Jadi nilai yang dilaporkan adalah Rp.700.000,00.

(48)

48

12. Over Limit Fee

Over limit fee adalah besarnya nilai denda dalam rupiah dan dalam persentase yang dikenakan kepada masing-masing pemegang kartu apabila penggunaan kartu kredit baik untuk pembelanjaan di

merchant maupun penarikan tunai melebihi limit yang telah

ditetapkan.

- Nilai Minimum

Nilai minimum denda (dalam rupiah) untuk transaksi over limit.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

- Nilai Maksimum

Nilai maksimum denda untuk transaksi over limit.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit. Contoh :

Nilai minimum denda (dalam rupiah) adalah Rp.50.000,00 maka dicantumkan 50000, dan jika nilai maksimum denda adala Rp.200.000,00 dituliskan 200000.

Dalam hal nilai minimum/maksimum over limit fee masih dalam bentuk persentase, maka nilai yang dilaporkan dihitung dari nilai tertinggi tagihan yang mengalami over limit fee selama periode pelaporan X persentase (%) over limit fee yang ditetapkan oleh Bank. Contoh: jika terdapat 100 pemegang kartu yang terkena over limit fee, maka yang dilaporkan adalah nilai dari tagihan tertinggi, yaitu Rp.10.000.000,00 tersebut dikalikan persentase (%), misalnya 5%, maka yang dilaporkan Rp.500.000,00.

13. Annual Fee

Annual fee adalah besarnya iuran tahunan yang dikenakan oleh penerbit kepada masing-masing pemegang kartu.

- Nilai Minimum

Nilai minimum annual fee.

(49)

49

- Nilai Maksimum

Nilai maksimum annual fee.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit. Contoh:

Annual fee untuk kartu kredit Silver adalah Rp.150.000,00, untuk kartu kredit Gold adalah Rp.300.000,00 dan untuk kartu kredit Platinum adalah Rp.600.000,00. Maka nilai minimum annual fee diisi sebesar 150000 dan nilai maksimum annual fee diisi sebesar 600000. Dalam hal Penerbit mengenakan iuran secara bulanan maka nilai iuran bulanan dikalikan 12 bulan.

14. Biaya Cash Advance

Biaya cash advance adalah besarnya biaya dalam rupiah dan dalam persentase yang dikenakan kepada masing-masing pemegang kartu untuk penarikan tunai yang dilakukan.

- Nilai Minimum

Nilai minimum (dalam rupiah) yang dibebankan untuk transaksi

cash advance/penarikan tunai yang dilakukan.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

- Nilai Maksimum Dalam Persen

Nilai persentase maksimum suku bunga yang dikenakan untuk transaksi cash advance/penarikan tunai yang dilakukan.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 5 digit (format persentase). Contoh :

Biaya cash advance untuk kartu kredit Silver adalah Rp.40.000,00 atau 6% dari jumlah yang ditarik, untuk kartu kredit Gold adalah Rp.60.000,00 atau 7% dari jumlah yang ditarik dan untuk kartu kredit Platinum adalah Rp.100.000,00 atau 8% dari jumlah yang ditarik. Maka nilai minimum biaya cash advance diisi sebesar Rp.40.000,00 dan nilai maksimum biaya cash advance diisi sebesar

(50)

50

Informasi Kolektibilitas

15. First Payment Default

Jumlah kartu utama baru yang mengalami payment default (tidak melakukan pembayaran) atas tagihan pada billing statement pertama dan total nilai payment default tersebut selama periode laporan.

- Jumlah Account

Jumlah kartu utama yang mengalami first payment default. Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- Nominal

Nilai first payment default. Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

16. Hapus Buku/Write Off

Jumlah kartu utama dan nilai tagihan yang dihapus buku oleh penerbit selama periode laporan.

- Jumlah Account

Jumlah kartu utama yang tagihannya dihapus buku.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- Nominal

Nilai tagihan yang dihapus buku.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

17. Recovery

Jumlah kartu utama dan nilai tagihan yang telah dihapus buku namun dapat dibayar kembali oleh pemegang kartu selama periode laporan.

- Jumlah Account

Jumlah kartu utama yang di-recovery.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- Nominal

Nilai tagihan yang di-recovery.

(51)

51

18. Hapus Tagih

Jumlah kartu utama dan nilai tagihan yang dihapus tagih oleh penerbit selama periode laporan.

- Jumlah Account

Jumlah kartu utama yang tagihannya dihapus tagih.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 12 digit.

- Nominal

Nilai tagihan yang dihapus tagih.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

Informasi terkait Bucket Receivables

19. Nominal Outstanding

Besarnya nilai kewajiban yang belum dipenuhi oleh pemegang kartu atas penggunaan kartu kredit (tidak termasuk bunga dan biaya lain) pada akhir periode laporan.

- Current

Nominal outstanding dari kelompok pemegang kartu yang masih lancar (termasuk current past due)

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

- X days

Nominal outstanding dari kelompok pemegang kartu yang menunggak hingga 30 hari.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

- 30 DPD

Nominal outstanding dari kelompok pemegang kartu yang menunggak antara 31 s.d. 60 hari.

Field ini diisi dengan numerik sebanyak 15 digit.

- 60 DPD

Nominal outstanding dari kelompok pemegang kartu yang menunggak antara 61 s.d. 90 hari.

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 4.5 Pengujian sensor proximity tidak aktif (ban robot dalam trak lurus) 50 Gambar 4.6 Pengujian sensor photoelectric aktif.... Teknologi yang semakin berkembang dan

Cmucam3 merupakan perangkat keras yang digabungkan dalam sebuah lingkungan pengembangan program open source. Hal ini ditargetkan bagi pengguna yang sudah terbiasa

Sementara untuk wisuda kali ini / UGM melepas lulusan pasca sarjana terdiri atas 5 doktor / 773 magister dari 70 program studi pasca sarjana dan 57 spesialis // Untuk wisuda kali

Ket : Batas waktu penukaran produk yang sudah di beli adalah 1 bulan sejak tanggal pembelian dengan HARUS menyertakan bukti nota Untuk pembelian satu jenis produk dalam jumlah

Perlindungan hak yang diberikan oleh ketentuan Pasal 27 Undang-Undang Jaminan Fidusia tersebut dapat dilakukan jika benda yang menjadi objek jaminan fidusia

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa kandungan Pb dalam batang, daun dan akar gantung dari tanaman monokotil, Dikotil dan

H01 : Hipotesis ini menyatakan: Perusahaan Manufaktur di Yordania tidak menerapkan persyaratan dalam melaksanakan TC (Persyaratan sebagaimana tercantum dalam

dapat dijelaskan bahwa persentase jenis kerusakan yang terbesar adalah retak kulit buaya yaitu sebesar 3.78% dari luas total jalan yang ditinjau.. Sedangkan,