• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR PENGENALAN PLAT NOMOR SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI DCT DAN FUNGSI JARAK EUCLIDEAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "TUGAS AKHIR PENGENALAN PLAT NOMOR SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI DCT DAN FUNGSI JARAK EUCLIDEAN"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

i

TUGAS AKHIR

PENGENALAN PLAT NOMOR SEPEDA MOTOR

MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI DCT DAN FUNGSI

JARAK EUCLIDEAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Oleh :

VINCENSIUS ANGGA FITRIANTORO

NIM : 095114016

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

FINAL PROJECT

MOTORCYCLE LICENSE PLATE RECOGNITION USING

DCT FEATURE EXTRACTION AND EUCLIDEAN DISTANCE

FUNCTION

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements

To Obtain the

Sarjana Teknik

Degree

In Electrical Engineering Study Program

VINCENSIUS ANGGA FITRIANTORO

NIM : 095114016

DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir ini tidak memuat karya

atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka

sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Februari 2014

(6)

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP

MOTTO :

Selama diri mu ada, lakukanlah karya yang terbaik karena

karya itu selamanya

Karya tulis ini kupersembahkan untuk,…

Tuhan Yesus Kristus,,

Bapak dan Ibu tercinta ,,

Para sahabat, dan

Semua orang yang menyayangi ku,,

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama

: Vincensius Angga Fitriantoro

Nomor Mahasiswa

: 095114016

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGENALAN PLAT NOMOR SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN

EKSTRAKSI CIRI DCT DAN FUNGSI JARAK EUCLIDEAN

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk

media lain, mengelolanya dalam bentuk pangakalan data, mendistribusikan secara terbatas,

dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan

nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 19 Februari 2014

(8)

viii

INTISARI

Pengolahan citra merupakan suatu teknologi yang berkembang pada saat ini. Salah

satu penerapan dari pengolahan citra tersebut adalah pengenalan plat nomor kendaraan

sepeda motor.

Sistem pengenalan plat nomor yang dibuat adalah pengenalan plat nomor sepada

motor dengan menggunakan eksraksi ciri DCT dan fungsi jarak Euclidean. Prinsip kerja

dari sistem ini, input berupa citra plat nomor diubah ke

grayscale,

diproses menjadi citra

biner. Proses segmentasi digunakan untuk memotong tiap karakter yang terdapat pada plat

nomor. Karakter hasil segmentasi kemudian dipotong sesuai dengan

bounding box

dan

di-centering

serta mengubah ukuran karakter

menjadi ukuran 64x64 piksel

.

Karakter yang

telah di

-centering

kemudian diektraksi menggunakan

Discrete Cosine Transfrom

(DCT).

Proses pencocokan data uji dengan

database

dilakukan dengan menggunakan fungsi jarak

Euclidean.

Database

berjumlah 36 karakter, terdiri dari angka 0-9 dan huruf A-Z.. Hasil

dari perhitungan jarak yang dilakukan, menunjukkan hasil pengenalan karakter yang

terdapat pada plat. Hasil pengenalan tersebut ditampilkan dalam bentuk teks.

Hasil dari penelitian ini adalah dengan menggunakan koefisien DCT 320 telah

menghasilkan tingkat pengenalan karakter hingga sebesar 98,75% dan pengenalan plat

secara benar hingga 90%.

(9)

ix

ABSTRACT

Image processing is a technology that is developing at the moment. One application

of the image processing is motorcycle license plate recognition.

A license plate recognition system will be createn on this final project is

motorcycle license plate recognition using DCT feature extraction and Euclidean distance

fungtion. The principle of this system, the input in the from of the image of a license plate

converted into grayscale and processed into the image binary. The process segmentation

used to cut off every character that is added to a license plate. Character segmentation

result is then cut according to the bounding box and centering as well as change the size of

character into a size 64x54 pixel. The character has been centering then extracted using

Discrete Cosine Transform (DCT). The process of matching test data with the database

using the Euclidean distance function. The database amounted to 36 characters, consisting

of numbers 0-9 and letters A-Z. The result of the calculation of distance shows the result

recognition of characters in license plate. The result recognition are displayed in text form.

The result of the research is to use DCT coeffisient 320 has produced up to

character recognition rate of 98,75% and recognition plate correctly up to 90%.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat

dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir ini dengan baik. Laporan akhir

ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana.

Pada proses penulisan laporan akhir ini, penulis menyadari bahwa ada banyak pihak

yang telah memberikan perhatian dan bantuannya sehingga dapat terlesaikan dengan baik.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Tuhan Yesus Kristus, atas penyertaan-Nya.

2.

Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc., Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma.

3.

Petrus Setyo Prabowo, S.T., M.T., Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas

Sanata Dharma.

4.

Dr. Linggo Sumarno, dosen pembimbing dengan penuh pengertian dan kesabaran

dalam memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi kepada penulis untuk

menyelesaikan tugas akhir ini.

5.

Dr. Iswanjono dan Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T., dosen penguji yang telah

memberikan masukan, bimbingan, saran untuk merevisi tugas akhir ini.

6.

Bapak dan ibu dosen yang telah mengajarkan banyak hal selama penulis menempuh

pendidikan di Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma.

7.

Staff sekretariat Teknik Elektro, atas bantuanny dalam membantu dan melayani

mahasiswa.

8.

Kedua orang tuaku serta saudariku, atas doa dan dukungannya kepada penulis.

9.

Para sahabat angkatan 2009 Teknik Elektro, teman-teman UKM Taekwondo atas doa

dan dukungannya agar penulis tetap semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas dukungan dan bantuan yang

(11)

xi

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan tugas akhir ini masih mengalami kesulitan

dan kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran yang

membangun agar laporan tugas akhir ini menjadi lebih baik dan dapat bermanfaat

sebagaimana mestinya.

Penulis

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

i

HALAMAN PERSETUJUAN ...

iii

HALAMAN PENGESAHAN ...

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...

v

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP ...

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...

vii

INTISARI ...

viii

ABSTRACT ...

ix

KATA PENGANTAR ...

x

DAFTAR ISI ...

xii

DAFTAR GAMBAR ...

xv

DAFTAR TABEL...

xvii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...

1

1.2 Tujuan...

2

1.3 Batasan Masalah ...

2

1.4 Metodelogi Penelitian ...

2

BAB II DASAR TEORI

2.1 Plat Nomor ...

4

2.2 Pengolahan Citra ...

5

2.2.1 Definisi Citra ...

5

2.2.2 Citra

Grayscale ...

6

2.2.3

Thershold

Metode Otsu ...

6

2.3

Discrete Cosine Transform

(DCT) ...

8

(13)

xiii

2.3.2

Zigzag Scan

...

9

2.4 Fungsi Jarak Euclidean ...

10

2.5 Transformasi Geometris Spasial ...

11

2.6 Filter ...

12

2.6.1 Filter Gaussian ...

12

2.6.2 Filter Median ...

13

2.7 Matlab...

13

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN

3.1 Perancangan Sistem ...

15

3.2 Proses Kerja Sistem ...

16

3.2.1 Input Data ...

16

3.2.2

Grayscale, Cropping

dan Binerisasi ...

16

3.2.3

Border Clearing

dan

Median Filtering ...

18

3.2.4 Segmentasi ...

19

3.2.5 Potong Citra Sesuai

Bounding Box ...

21

3.2.6

Rezising

dan

Centering

...

23

3.2.7 Filter Gaussian dan Ekstrasi Ciri DCT ...

25

3.2.8 Perhitungan Jarak ...

26

3.2.9 Penentuan Keluaran ...

26

3.3

Database

...

27

3.4 Perhitungan Tingkat Pengenalan Karakter ...

27

3.5 Perancangan Tampilan Program ...

28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengujian Sistem Pengenalan Plat Nomor Sepeda Motor ...

30

4.1.1 Tampilan

Listbox

...

32

4.1.2 Tampilan Pengenalan ...

34

4.1.3 Tombol

END

...

35

4.2 Proses Pembentukan

Database

...

36

(14)

xiv

4.3.1 Analisa Hasil Pengenalan Plat Nomor Sepeda Motor ...

37

4.4 Keterbatasan Metodelogi ...

40

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ...

43

5.2 Saran ...

43

DAFTAR PUSTAKA ...

44

LAMPIRAN ...

46

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh plat Nomor (TNKB) sepeda motor ... 4

Gambar 2.2 Contoh citra digital ...

5

Gambar 2.3 Metode Otsu ...

7

Gambar 2.4 Contoh hasil konversi citra digital ...

9

Gambar 2.5 Urutan

zigzag scan ...

10

Gambar 2.6 Ilustrasi metode Euclidean ...

11

Gambar 2.7 Transformasi spasial[5] ...

11

Gambar 2.8 Tampilan Matlab ... 14

Gambar 3.1 Diagram blok sistem ...

15

Gambar 3.2 Proses citra RGB ke

Grayscale ...

16

Gambar 3.3 Contoh hasil

cropping ...

17

Gambar 3.4 Contoh citra biner ...

18

Gambar 3.5 Hasil proses clear border ...

18

Gambar 3.6 Hasil proses median filter ...

19

Gambar 3.7 Diagram blok segmentasi ...

19

Gambar 3.8 Histogram proyeksi vertikal citra plat ...

20

Gambar 3.9 Hasil segmentasi citra plat ...

20

Gambar 3.10 Diagram blok

bounding box ...

21

Gambar 3.11 Proses

bounding box ...

22

Gambar 3.12 Diagram blok

centering ...

24

Gambar 3.13 Hasil proses

centering ...

24

Gambar 3.14 Diagram blok ekstraksi ciri DCT ...

25

Gambar 3.15 Diagram blok fungsi jarak ...

26

Gambar 3.16 Diagram blok penentuan hasil pengenalan ...

27

Gambar 3.17 Diagram blok pembentukan

database ...

27

Gambar 3.18 Rancangan tampilan GUI ...

28

Gambar 4.1

Icon

Matlab ...

30

(16)

xvi

Gambar 4.3 Tampilan utama program pengenalan plat nomor sepeda motor...

31

Gambar 4.4 Proses pengenalan plat nomor sepeda motor ...

32

Gamabr 4.5 Sintaks program

listbox ...

33

Gambar 4.6 Tampilan pesan jika type file salah ...

34

Gambar 4.7 Sintaks program histogram proyeksi vertikal ...

36

Gambar 4.8 Program untuk menampilkan proses

centering

dan pengenalan ...

35

Gambar 4.9 Tampilan GUI ketika tombol END ditekan ...

36

Gambar 4.10. Sintaks program pembentukan

database ...

36

Gambar 4.11 Grafik pengaruh DCT ...

38

Gambar 4.12 Citra plat dengan kemiringan 2 derajat ...

41

Gambar 4.13 Citra plat yang terpasang terbalik ...

42

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis Transformasi Affine ...

12

Tabel 4.1 Hasil Pengenalan Plat Nomor Sepeda Motor ...

37

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Jarak Euclidean ...

40

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kemajuan teknologi dari masa ke masa semakin berkembang dengan pesat. Banyak

terobosan-terobosan baru diciptakan dengan menggunakan basis teknologi canggih. Semua

hal ini bertujuan demi mempermudah dan membantu kinerja manusia. Salah satu teknologi

yang berkembang sekarang mengenai proses pencitraan

(image processing).

Pengolahan citra atau

image processing

merupakan bidang yang berhubungan

dengan proses transformasi citra yang bertujuan untuk mendapatkan kualitas citra yang

lebih baik [1]. Salah satu contoh penerapan

image processing

adalah pengenalan nomor

plat kendaraan bermotor. Pada proses pengenalan, tidak semua objek akan dikenali dan

digunakan. Dibutuhkan suatu metode yang digunakan untuk mereduksi piksel tersebut

yang kemudian akan digunakan sebagai ciri. Proses ini dinamakan sebagai ekstraksi ciri.

Sistem pengenalan plat nomor kendaraan sudah pernah dilakukan, antara lain oleh

Patardo Marasi Manurung[2]. Metode yang digunakan untuk sistem pengenalan plat adalah

jaringan kompetitif dan jaringan kohoren. Peneliti lainnya adalah Ottopianus Mellolo yang

membuat pengenalan plat kendaraan bermotor menggunakan metode

Euclidean distance

pattern matching

[3]

.

Pada penulisan ini, penulis membuat sistem pengenalan plat nomor sepeda motor

dengan menggunakan ekstraksi ciri

Discrete Cosine Transform

(DCT) dan fungsi jarak

Euclidean. Prinsip kerja dari sistem ini, input berupa citra plat nomor berupa citra

grayscale,

diproses menjadi citra biner. Proses segmentasi digunakan untuk memotong tiap

karakter yang terdapat pada plat nomor.

Karakter hasil segmentasi kemudian dipotong sesuai dengan

bounding box

dan

di-centering

serta mengubah ukuran karakter

menjadi ukuran 64x64 piksel

.

Proses

pencocokan data uji dengan

database

dilakukan dengan menggunakan fungsi jarak

Euclidean.

Database

berjumlah 36 karakter, terdiri dari angka 0-9 dan huruf A-Z. Hasil

dari perhitungan jarak yang dilakukan, menunjukkan hasil pengenalan karakter yang

(19)

1.2

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah menghasilkan bagian dari sistem

pengenalan karakter berupa huruf dan angka pada plat nomor kendaraan sepeda motor.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

a.

Untuk penelitian awal pengenalan plat nomor kendaraan sepeda motor pada sistem

parkir kendaraan.

b.

Untuk media pembelajaran mengenai

image processing

dan pengenalan karakter.

1.3

Batasan Masalah

Pada perancangan sistem ini, peneliti fokus pada pembuatan

software

komputer

untuk pengenalan plat nomor sepeda motor. Peneliti menetapkan beberapa batasan masalah

dalam penelitian ini, antara lain:

a.

Pengenalan nomor kendaraan sepeda motor plat berwarna hitam , dengan ukuran

plat 255x110 mm dan plat nomor yang digunakan dalam penelitian ini telah sesuai

dengan yang ditetapkan oleh pemerintah.

b.

Kondisi plat nomor tidak mempunyai baut.

c.

Plat nomor yang digunakan terdiri dari 8 karakter.

d.

Resolusi kamera yang digunakan 5 MP (2560x1920 piksel).

e.

Input data plat berupa citra

grayscale.

f.

Pencahayaan dalam pengambilan citra plat dikondisikan sedemikian rupa sehingga

tidak menimbulkan efek silau pada citra.

g.

Menggunakan ekstraksi ciri

Discrete Cosine Transform

(DCT) dengan ukuran

64x64 piksel.

h.

Menggunakan fungsi jarak Euclidean untuk membandingkan nilai ektraksi ciri

database

dengan nilai ekstraksi ciri pada data uji .

i.

Hasil pengenalan tidak

real time.

j.

Menggunakan

software

Matlab dalam pembuatan program.

1.4

Metodelogi Penelitian

Langkah-langkah dalam pengerjaan tugas akhir :

a.

Pengumpulan bahan-bahan referensi berupa buku dan jurnal-jurnal serta informasi

(20)

b.

Perancangan subsistem

software.

Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk model yang optimal dari sistem yang

akan dibuat dengan mempertimbangkan faktor-faktor permasalahan dan kebutuhan

yang ditentukan

c.

Pembuatan subsistem

software

.

Sistem bekerja ketika

user

memilih citra plat nomor yang akan diproses melalui

listbox

pada

software

. Citra plat yang telah dipilih kemudian ditampilkan histogram

proyeksi vertikal, hasil segmentasi dari citra plat dan hasil pengenalan plat nomor

dengan menekan

push button

. Semua proses dalam sistem ini akan diolah oleh

komputer untuk mendapatkan hasil pengenalan.

d.

Analisa dan penyimpulan.

Analisa dilakukan dengan menyelidiki pengaruh variasi jumlah koefisien DCT

terhadap tingkat pengenalan karakter pada plat nomor.

Penyimpulan hasil percobaan dilakukan dengan mencari jumlah koefisien DCT

(21)

4

BAB II

DASAR TEORI

2.1

Plat Nomor

Plat nomor disebut juga Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB). Plat nomor

memiliki nomor seri yakni susunan huruf dan angka yang dikhususkan bagi kendaraan

tersebut. Nomor seri ini dipadukan dengan informasi lain mengenai kendaraan tersebut,

seperti

merk,

warna, model, tahun pembuatan, nomor mesin kendaraan, serta nama dan

alamat pemilik kendaraan. Semua data tersebut tertera dalam Surat Tanda Kendaraan

Bermotor (STNK). Ukuran plat nomor lama untuk kendaraan roda 2 dan roda 3

mempunyai ukuran plat 255 x 110 mm dan untuk kendaraan roda 4 atau lebih ukuran

platnya 395 x 135 mm[4].

Di Indonesia, sebuah plat nomor pribadi memiliki warna dasar hitam dengan

karakter berwarna putih, sedangkan pola karakter di dalamnya memiliki kesamaan dengan

pola kendaraan umum. Pola dari plat nomor kendaraan sebagai berikut [2] :

-

KA : Kode area kendaraan berupa huruf dengan maksimum jumlah 2 digit dan

minimum 1 digit, seperti B, untuk Jakarta dan sekitarnya, F untuk Bogor, AB untuk

Yogyakarta, dan lain sebagainya.

-

NP : Nomor plat kendaraan berupa angka dengan batas maksimum jumlah digit 4

dan minimum 1, seperti 1, 1092, 9211 dan lain-lain.

-

KT : Karakter tambahan yang bisa ada atau tidak (optimal), berupa huruf dengan

batas jumlah maksimum digit 2 dan minimal 0, seperti A, BS, XY dan lain

sebagianya. Plat nomor atau TNKB yang baru dapat dilihat pada gambar 2.1.

255 mm

110 mm

(22)

2.2 Pengolahan Citra

2.2.1 Definisi Citra

Citra dapat didefiniskan sebagai fungsi 2 dimensi

f(x,y),

di mana

x

dan

y

adalah

koordinat spasial dan amplitudo dari

f

pada koordinat

(x,y)

disebut intensitas[5].Citra

digital terdari atas sejumlah elemen tertentu. Elemen-elemen ini disebut

picture elements,

image elements, pels,

dan

piksel.

Gambar 2.2 merupakan citra dengan mempunyai

koordinat spasial dan nilai (x dan y)

Gambar 2.2 Contoh citra digital

Proses transformasi dari bentuk tiga dimensi ke bentuk dua dimensi untuk

menghasilkan citra akan dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor[6]. Faktor

faktor ini

mengakibatkan penampilan citra suatu benda tidak persis dengan bentuk fisik nyatanya.

Faktor-faktor tersebut merupakan efek degradasi atau penurunan kualitas yang dapat

berupa rentang kontras benda yang terlalu sempit atau terlalu lebar, distrorsi kekaburan ,

noise atau gangguan yang disebabkan oleh interferensi peralatan.

Dalam

image processing,

terdapat prosess akusisi citra digital yaitu proses yang

sangat menentukan kualitas hasil dari proses pencitraan digital yang akan diperoleh. Proses

akusisi citra digital dapat dilakukan dengan memerlukan 3 komponen utama, yaitu sumber

cahaya, objek atau benda yang akan diamati dan sensor dari kamera. Proses akusisi data

tersebut adalah cahaya yang mengenai permukaan benda dipantulkan ke segala arah.

Pantulan cahaya ini sebagian ditangkap oleh sensor peka cahaya pada kamera. Intensitas

(23)

yang diperoleh merupakan informasi tentang objek yang terbentuk dari pantulan cahaya

atau refleksi pada permukaan objek.

2.2.2 Citra

Graysacle

Citra beraras keabuan (citra

grayscale

) adalah citra berwarna yang menggunakan

tingkatan warna abu-abu (

gray

)[7]. Citra

grayscale

hanya perlu menyatakan intesitas tiap

piksel

sebagai nilai tunggal, berbeda dengan citra berwarna yang membutuhkan 3 nilai

intensitas untuk tiap pikselnya. Proses awal yang dilakukan dalam

image processing

adalah

mengubah citra berwarna menjadi citra

grayscale.

Citra

grayscale

berbeda dengan citra

“hitam

-

putih”, sebab dalam konteks komputer ,citra hitam

-putih terdiri dari 2 warna yaitu

hitam dan putih.

Nilai piksel dari RGB tidak langsung dibagi 3 untuk mendapatkan hasil citra

grayscale

yang lebih baik. Namun, terdapat persentasi dari masing-masing nilai RGB[8].

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengkonversi RGB ke grayscale adalah

menggunakan sistem warna YUV. Citra RGB dikonversi ke YUV dengan mengambil

komponen Y (iluminasi). Persamaan yang digunakan adalah

:

Gray =

𝑌

=

0.2989 x R

+

0.5870 x G

+

0.1140 x B

(2.1)

2.2.3

Threshold

Metode Otsu

Threshold

dengan metode Otsu diperkenalan oleh Nobuyuki Otsu[9].

Threshold

merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengkonversi citra

grayscale

menjadi citra biner. Pendekatan yang dilakukan oleh metode Otsu adalah melakukan analis

diskriminan, yaitu menentukan variabel yang dapat membedakan antara dua atau lebih

kelompok yang muncul secara alami. Analisis diskriminan memaksimumkan variable

tersebut agar membagi objek dan latarbelakang(

background

). Metode Otsu dapat

diformulasikan sebagai berikut :

𝑃

𝑖

=

𝑛

𝑖

𝑁

(2.2)

keterangan :

𝑃

𝑖

= probabilitas piksel pada level

i

(24)

𝜔 𝑘

=

𝑃

𝑖 𝑘

𝑖=1

(2.3)

𝜇 𝑘

=

𝑖

.

𝑃

𝑖 𝑘

𝑖=1

(2.4)

𝜇

𝑇

=

𝑖

.

𝑃

𝑖 𝑘

𝑖=1

(2.5)

keterangan:

𝜔

(𝑘)

= nilai

zeroth cumulative moment

𝜇

(𝑘)

=

first cumulative moment

𝜇

𝑇

= total nilai

mean

Nilai varian antar kelas dapat dihitung dengan :

𝜎

𝐵2

𝑘

= max

1≤𝑘<𝐿

𝜎

𝐵2

𝑘

(2.6)

dengan :

𝜎

𝐵2

𝑘

=

[

𝜇

𝑇

𝜔

𝑘

𝜔

(𝑘)

]

2

𝜔

(𝑘)

[1

− 𝜔

𝑘

]

(2.7)

keterangan :

𝜎

𝐵2

= variasi antar kelas

k = nilai ambang (

Threshold)

L= nilai grayscale 255

Contoh hasil

threshold

dari sebuah citra

grayscale

dapat dilihat pada gambar 2.3

(a)

(b)

(25)

2.3

Discrete Cosine Transform

(DCT)

Discrete Cosine Transform

(DCT) mempresentasikan sebuah citra dari

penjumlahan sinusoida dari magnitude dan frekuensi yang berubah-ubah[10]. Pada

transformasi citra, DCT membagi citra ke dalam blok-blok kecil dengan ukuran tetap yeng

kemudian dikonversikan dari domain spasial ke domain frekuensi. Tipe dari

Discrete

Cosine Transform

(DCT) terbagi menjadi 2 tipe yaitu DCT 1-Dimensi dan DCT

2-Dimensi.

2.3.1

Two Dimensional Discrete Cosine Transform

(2-D DCT)

Discrete Cosine Transform

(DCT) mempunyai hubungan erat dengan

Discrete

Fourier Transform

. Hal tersebut dipisahkan dengan transformasi linear. Transformasi 2

dimensi equivalen dengan DCT 1 dimensi yang diikuti oleh 1 dimensi DCT pada dimensi

lain.Definisi dari DCT 2 dimensi dengan gambar

input

A dan

output

gambar B sebagai

berikut [11]:

𝐵

𝑝𝑞

=

α

p

α

q

𝐴

𝑚𝑛 𝑁−1

𝑛=0

cos

𝜋

2

𝑥

+ 1

𝑝

2

𝑀

𝑐𝑜𝑠

𝜋

2

𝑥

+ 1

𝑞

2

𝑁

𝑀−1

𝑚=0

,

0

≤ 𝑝 ≤ 𝑀 −

1

(2.8)

0

≤ 𝑞 ≤ 𝑁 −

1

di mana :

dan

keterangan :

Nilai

α

p

α

q

adalah himpunan hasil yang nilainya ditentukan dari koefisien

p

dan

q.

M

dan

N

adalah kolom dan baris dari gambar A,

f

adalah nilai

pixel ,

(26)

p

dan

q

adalah koefisien titik koordinat matrik yang akan di

DCT 2 dimensi

Tiap koefisiensi dari matriks keluaran ini merupakan nilai pada tiap frekuensi

spasial dua dimensi. Koefisien (0,0) merupakan koefisien pada frekuensi terendah dalam

matriks. Koefisien ini disebut sebagai koefisien DC, yang paling menentukan pada blok,

karena merupakan nilai rata-rata dari blok. Koefisien lainnya disebut sebagai koefisien AC,

yang menerangkan jumlah daya spectral yang terdapat pada masing-masing frekuensi

spasial .Gambar hasil transformasi DCT ditunjukkan pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Contoh hasil konversi DCT (a) Citra

grayscale

(b) Hasil ekstraksi ciri

2.3.2

Zigzag Scan

ZigZag scanning

berfungsi untuk merepresentasikan Matriks 2-D dari koefisien

DCT terkuantisasi dalam bentuk vektor satu dimensi

.Zigzag scan

mulai dilakukan dengan

komponen DC (frekuensi nol) dilanjutkan dengan frekuensi yang makin besar dengan

untuk mendapatkan suatu deretan linear dari koefisien zigzag..[12]. Gambar 2.5

menunjukkan urutan

zigzag scan.

Keterangan :

1.

Lapis 1 = 1 koefisien DCT

2.

Lapis 2 = 3 koefisien DCT

3.

Lapis 3 = 6 koefisien DCT

4.

Lapis 4 = 10 koefisien DCT

5.

Lapis 5 = 15 koefisien DCT

6.

Lapis 6 = 21 koefisien DCT

7.

Lapis 7 = 28 koefisien DCT

8.

Lapis 8 = 36 koefisien DCT

9.

Lapis 10 = 55 koefisien DCT

10.

Lapis 11 = 66 koefisien DCT

11.

Lapis 12 = 78 koefisien DCT

12.

Lapis 13 = 91 koefisien DCT

13.

Lapis 14 = 105 koefisien DCT

14.

Lapis 15 = 120 koefisien DCT

15.

Lapis 16 = 136 koefisien DCT

16.

Lapis 17 = 143 koefisien DCT

(27)

Lapis DCT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

Gambar 2.5 Urutan Zigzag Scan

2.4 Fungsi Jarak Euclidean

Prinsip dasar dari fungsi jarak

Eucelidian

adalah mengukur jarak antar dua titik (

x

dan

y)

[13]

.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung jarak

Eucledian

dapat

didefinisikan antara dua titik, yaitu

x = (x

1,

x

2,

x

3,,,,,

x

n

)

dan

y = (y

1,

y

2,

y

3,,,,,

y

n

).

Prinsip ini,

pada dasarnya sama dengan persamaan

Pythagoras

ketika digunakan dalam 2 dimensi

(28)

Y

X

Gambar 2.6 Ilustrasi metode

Eucledian

Secara matematis, jarak ke

n

dapat dituliskan dalam persamaan :

𝑑

𝑖

x, y

=

|

𝑥

𝑖

− 𝑦

𝑖

|

2 𝑛

𝑖=1

(2.9)

Semakin kecil jarak yang dihasilkan antara 2 data (data

testing

dan data

training)

, maka

semakin besar kemiripan antar 2 data tersebut.

2.5

Transformasi Geometris Spasial

Jika citra

f

didefinisikan pada sistem koordinat

a(w,z),

mengalami distorsi gemotris

yang menghasilkan citra

g

dengan sistem koordinat

(x,y)

maka transformasi dapat

dinyatakan dengan

(x,y) = T{(w,z)}

[5]. Contoh dalam trasnformasi spasial sebagai berikut :

Jika

(x,y) =T{(w,z)} = (w/2, z/2),

distrosi adalah penyusutan

f

dengan setengah dimensi

spasial seperti ditunjukkan pada gambar 2.6.

(29)

Bentuk umum yang digunakan pada transformasi spasial adalah

affine transform

(Wolberg

[1990] ). Transformasi affine dapat ditulis dalam bentuk matrik :

𝑥

𝑦

1

=

𝑤

𝑧

1

𝑇

=

𝑡

11

𝑡

12

0

𝑡

21

𝑡

22

0

𝑡

31

𝑡

32

1

Transformasi ini dapat menskalakan , men-translate, atau menggunting sejumlah

titik, tergantung pada pilihan nilai T. Jenis transformasi affine yang digunakan terdapat

pada tabel 2.1

Tabel 2.1 Jenis Transformasi Affine[5]

2.6

Filter

Pada pengolahan citra digital, filter digunakan untuk menekan frekuensi tinggi pada

citra seperti memperhalus citra (

smoothing)

atau menekan frekuensi rendah seperti

memperjelas deteksi tepi pada citra [14]. Tujuan dari pemfilteran pada pengolahan citra

digital adalah mendapatkan citra yang lebih jelas sehingga dapat dianalisa. Filter

Gaussian

dan Filter

Median

merupakan contoh filter yang digunakan dalam pengolahan citra digital.

2.6.1 Filter Gaussian

Filter

Gaussian

adalah

filter

yang

merupakan

respon

dari

fungsi

Gaussian[14]

.Gaussian low pass filters

(GLPF) bisa dimanfaatkan untuk mengetahui lebih

dalam relasi antara

spasial

dengan frekuensi domain. Filter

Gaussian

hampir sama dengan

filter mean. Namun, ada nilai bobot yang tidak rata seperti pada filter rata-rata, tetapi

mengikuti fungsi Gaussian. Rumus untuk filter Gaussian 2D sebagai berikut[15]:

ℎ 𝑥

,

𝑦

=

𝑒

−(𝑥2+𝑦2 )/2𝜎2

(30)

dengan:

s

xy

=

𝑒

−(𝑥

2+𝑦2 )/2𝜎2

𝑦 𝑥

(2.11)

dan

𝜎

adalah deviasi standar ,

sedangkan

𝑥

=

𝑦

=

𝑁 −

1

2

,

. . ,

𝑁 −

1

2

dengan N adalah orde tapis.

2.6.2 Filter Median

Filter median merupakan suatu metode yang menitikberatkan pada nilai

median

atau nilai tengah

dari jumlah keseluruhan piksel yang ada disekelilingnya[16]. Filter

median merupakan salah satu contoh filter spasial non linear. Operasi untuk memperoleh

nilai median akan menempatkan nilai yang sangat besar atau sangat kecil berada pada

ujung atas atau ujung bawah urutan. Pada akhirnya, filter median secara umum akan

mengganti piksel-piksel yang berderau dengan suatu nilai yang dekat dengan piksel-piksel

disekitarnya.

2.7

Matlab

Matlab merupakan bahasa pemrograman level tinggi yang dikhususkan untuk

kebutuhan komputasi teknis, visualisasi dan pemograman seperti komputasi matematik,

analisis data, pengembangan algoritma, simulasi dan pemodelan, serta grafik-grafik

perhitungan [17].

Matlab dikembangkan oleh Mathworks, yang pada awalnya dibuat untuk mengakses

data matrik pada proyek LINPACK dan EISPACK. Matlab mempunyai beberapa bagian

Window

yang dapat digunakan, antara lain :

1.

Current Directory

Window ini berfungsi untuk menampilkan isi

directory

kerja saat menggunakan

matlab.

2.

Command History

(31)

3.

Command Window

Window

merupakan window utama dari matlab. Pada bagian

window

berfunsi

untuk menjalankan fungsi, mendeklarasikan variable, melakukan proses program

serta melihat isi variable.

4.

Workspace

Workspace

berfungsi untuk menampilkan seluruh variabel-variabel yang sedang

aktif pada saat pemakaian Matlab. Apabila variabel berupa data matriks berukuran

besar, maka

user

dapat melihat isi dari seluruh data dengan melakukan

double

Click

pada variabel tersebut. Matlab secara otomatis akan menampilkan

window

array editor

” yang b

erisikan data pada setiap variable yang dipilih

user

. Gambar

2.7 merupakan tampilan halaman dari Matlab

(32)

15

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

Pada bab ini, akan dijelaskan tentang langkah-langkah perancangan pembuatan

sistem pengenalan plat nomor kendaraan. Bab ini berisi blok diagram sistem, Diagram blok

sistem dan berbagai hal yang diperlukan dalam perancangan.

3.1

Perancangan Sistem

Perancangan sistem pengenalan plat nomor kendaraan ini terdiri dari 3 tahap yaitu

masukan (

input),

pre-processing

dan hasil keluaran (

output)

. Blok diagram tentang sistem

pengenalan plat nomor sepeda motor dapat dilihat pada gambar 3.1

Cropping, & binerisasi

Border Clearing &

Median Filtering Segmentasi

Potong sesuai

Bounding Box Resizing

Centering Ekstraksi ciri DCT

Perhitungan Jarak Euclidean

Database Penentuan keluaran

A B 4 1 8 3 G I Citra grayscale

Teks

masukan

keluaran

Gambar 3. 1 Diagram blok sistem

Sistem pengenalan plat nomor sepeda motor terdiri dari

software

yang berfungsi

sebagai

user interface.

Program sistem pengenalan ini dibuat dengan menggunakan

program Matlab versi 7.0.4. Program berperan dalam mengatur setiap proses yang akan

dilalui untuk mendapatkan hasil pengenalan plat nomor. Sistem pengenalan plat nomor ini

(33)

3.2

Proses Kerja Sistem

3.2.1 Input Data

Input data yang digunakan dalam sistem ini adalah citra plat. Citra plat diambil

dengan menggunakan kamera yang mempunyai resolusi 5MP (2560x1920) piksel. Jarak

pengambilan citra plat dengan kamera adalah 30 cm dengan tujuan seluruh bagian plat

dapat terambil seluruhnya. Jarak 30 cm digunakan karena kondisi kamera yang mempunyai

rentang jarak fokus yang tetap. Citra yang akan dibaca dengan menggunakan sintaks :

imread(‘filename’).

3.2.2

Grayscale, Cropping

dan Binerisasi

a.

Grayscale

Citra plat yang digunakan adalah citra

grayscale.

Citra plat (RGB) diproses untuk

menjadi citra

grayscale

. Sintaks yang digunakan adalah :

rgb2gray

Tujuan dari proses

grayscale

bertujuan untuk mempermudah proses pengenalan karakter

plat nomor.

Contoh program untuk mengubah citra RGB ke citra

grayscale

:

i

mg1 = imread(‘plat1.jpg’);

img1 = rgb2gray(img1);

Gambar 3.2 menunjukkan hasil dari proses pengubahan citra RGB ke citra

grayscale

(a)

(b)

Gambar 3. 2 Proses citra RGB ke citra

grayscale

(a) Citra RGB (b) Citra

grayscale

b.

Cropping

Proses

cropping

bertujuan untuk memotong bagian plat yang tidak digunakan

dalam proses pengenalan plat. Bagian plat yang digunakan untuk proses pengenalan adalah

bagian nomor polisi yang terdiri dari 8 karakter. Sintaks yang digunakan adalah :

(34)

Penentuan titik-titik yang akan diambil menggunakan

matrik_titiksudut_crop

yang

merepresentasikan nilai [x,y,a,b] [18]. Nilai x dan y adalah titik awal (sudut kiri atas) dari

image

yang akan dipotong sedangakan a adalah jumlah piksel memanjang ke arah sumbu-x

dan b adalah jumlah piksel ke arah sumbu-y.

Koordinat untuk memotong bagian plat yang tidak digunakan tersebut didapatkan

dari hasil percobaan agar mendapatkan titik potong yang baik. Contoh implementasi dari

fungsi tersebut :

i

mg1

= imread (‘plat1.jpg’);

crop = imcrop(img1,[ 9 7 992 226]);

Gambar 3.3 menunjukkan bagian plat yang telah dipotong.

Gambar 3. 3 Contoh hasil

cropping

(a) Citra utuh (b) Hasil

cropping

c. Binerisasi

Binerisasi merupakan tahapan mengubah citra

grayscale

menjadi citra biner yang

bernilai 0 dan 1. Nilai 0 (nol) merepresentasikan warna hitam sedangkan warna putih

direpresentasikan dengan nilai 1.

Proses untuk membuat citra biner dilakukan dengan sintaks :

-

graythresh

dan

im2bw

Sintaks

graythresh

bertujuan untuk mendapatkan nilai ambang batas (

threshold

)

dan

im2bw

berfungsi untuk proses binerisasi itu sendiri. Sintaks

graythresh

merupakan

penerapan dari metode Otsu[9]. Hasil dari proses binerisasi ditunjukkan pada gambar 3.4.

Contoh dari implementasi program tersebut sebagai berikut :

img1= imread(‘plat1.jpg’);

crop= imcrop(img1,[7 8 2368 534]);

img2= rgb2gray(crop);

(a)

(b)

(35)

img3= graythresh(img2);

img3= im2bw(img2,img3);

Gambar 3. 4 Contoh citra biner

3.2.3

Border Clearing

dan

Median Filtering

a.

Border Clearing

Pada bagian plat terdapat garis batas berwarna putih yang mengelilingi plat nomor.

Garis batas yang mengelilingi plat tersebut tidak digunakan dalam proses pengenalan plat

sehingga harus dihilangkan. Sintaks pada matlab yang dipakai untuk menghilangkan batas

yang mengelilingi plat tersebut menggunakan :

imclearborder

Contoh implementasi dari sintaks

imclearboder

sebagai berikut :

img3 = im2bw(img2,img3);

img4 = imclearborder (img3

);

Hasil dari proses

clear border

ditunjukkan pada gambar 3.5

Gambar 3. 5 Hasil proses clear border

b.

Median

Filtering

Median filter adalah operasi nonlinear yang sering digunakan dalam pengolahan

citra untuk menghilangkan

salt and pepper” noise

[19]. Pengertian menghilangkan

salt

and pepper” noise

adalah median filter menghilangkan titik-titik hitam pada bagian warna

putih dan menghilangkan titik-titik putih pada warna hitam. Sintaks matlab yang

digunakan adalah :

medfilt2(A,[m,n])

Contoh implementasi sintaks median filter sebagai berikut:

(36)

img5 = medfilt2(img4,[15 15]);

Nilai median filtering yang digunakan adalah 15x15. Nilai tersebut didapat dari hasil

percobaan sehingga dapat menghilangkan noise yang terdapat pada citra plat.

Gambar 3.6 menujukkan hasil dari proses median filter

Gambar 3. 6 Hasil proses median filter

3.2.4 Segmentasi

Proses segmentasi merupakan proses untuk memisahkan tiap karakter pada plat nomor.

Diagram blok segmentasi ditunjukkan pada gambar 3.7

.

Jumlahkan baris & kolom piksel citra

plat

Cari posisi nol

Penentuan posisi segmentasi

Potong citra plat sesuai posisi

segmentasi Masukan citra hasil filtering

median

Keluaran Citra tersegmentasi

Gambar 3. 7 Diagram blok segmentasi

Proses segmentasi dilakukan dengan menjumlahkan baris dan kolom piksel citra plat untuk

mendapatkan histogram proyeksi vertikal citra plat. Bentuk histogram proyeksi vertikal

(37)

Celah antar karakter Data karakter Tinggi

Piksel

Piksel

Lebar Piksel

Gambar 3. 8 Histogram proyeksi vertikal citra plat

Berdasarkan hitogram proyeksi vertikal pada gambar 3.8, dicari letak posisi 0 (nol) yang

merupakan celah antar karakter pada plat. Ketika posisi 0 (celah antar karakter) diketahui,

maka proses selanjutnya adalah menentukan posisi segmentasi karakter. Penentuan posisi

segmentasi dilakukan dengan menghitung perbedaan celah yang terdapat antar karakter.

Jika perbedaan celah antar karakter lebih dari 1, maka nilai tersebut merupakan letak

segmentasi. Proses terakhir dari segmentasi adalah memotong celah antar karakter

berdasarkan posisi segmentasi yang telah didapat. Contoh hasil segmentasi ditunjukkan

pada gambar 3.9.

Gambar 3. 9 Hasil segmentasi citra plat

3.2.5 Potong Citra Sesuai

Bounding Box

Hasil dari segmentasi karakter pada plat nomor, kemudian dipotong sesuai dengan

(38)

bounding box

sehingga dapat diproses pada tahap

resizing

dan

centering

. Diagram blok

dari proses

bounding box

dapat dilihat pada gambar 3.10

Putar 900 searah jarum jam dan potong bagian kiri

Putar 900 searah jarum jam dan potong bagian kiri

Putar 900 searah jarum jam dan

potong bagian kiri

Putar 900 searah jarum jam dan

potong bagian kiri

Putar 900 searah jarum jam (kembali pada posisi semula)

Potong bagian kiri Masukan Citra

segmentasi

Keluaran Citra karakter sesuai bounding

box

Gambar 3. 10 Diagram blok

bounding box

Pada proses

bounding box

, citra karakter yang akan dipotong sesuai dengan

bounding box-

nya dibalik (

flip)

secara horizontal sejauh 90

0

serah jarum jam dan matrik

karakter citra plat di-

transpose

untuk memudahkan dalam proses pemotongan.

Pemotongan dilakukan dengan cara memotong matrik citra karakter yang bernilai 0. Citra

yang telah dipotong pada sisi pertama citra karakter kemudian diputar lagi sejauh 90

0

untuk

memotong bagian sisi kedua dari citra karakter plat. Proses ini dilakukan sampai setiap sisi

citra plat telah terpotong. Citra karakter plat yang telah terpotong disetiap sisinya diputar

kembali sejauh 90

0

untuk membuat citra kembali pada posisi awal. Proses ini dilakukan

kembali untuk setiap citra karakter hasil dari proses segmentasi. Contoh dari hasil

(39)

Gambar 3. 11 Proses bounding box (a) Input karakter (b) Hasil potong kiri (c) Putar 90

0

serah jarum jam ke 1 (d) Hasil potong kiri (e) Putar 90

0

serah jarum jam ke 2 (f) Hasil

potong kiri (g) Putar 90

0

serah jarum jam ke 3 (h) Hasil Potong kiri (i) Putar 90

0

serah

jarum jam ke 4, kembali ke posisi awal

Input Karakter

Hasil Potong Kiri

(a)

(b)

Putar 90

0

(c)

(d)

Putar 90

0

(e)

(f)

Putar 90

0

(g)

(h)

Putar 90

0

(kembali pada posisi awal)

(40)

3.2.6

Resizing

dan

Centering

a.

Resizing

Resizing merupakan proses mengubah ukuran piksel citra. Proses

resizing

dilakukan dengan mengubah ukuran piksel citra dari hasil

bounding box

. Ukuran citra hasil

bounding box

diubah ukuran pikselnya dengan ukuran panjang 48 piksel dan lebarnya

menyesuaikan lebar karakter. Penggunaan ukuran 48 piksel ini mengacu pada penelitian

yang telah dilakukan, yaitu oleh Sumarno[15]. Sintaks matlab yang dapat digunakan untuk

merubah ukuran piksel suatu citra adalah :

imresize(A,m)

dengan

m

adalah ukuran piksel yang digunakan untuk mengubah ukuran piksel.

b.

Centering

Proses

centering

merupakan proses untuk mengatur citra menjadi

center

sehingga

dapat dicocokan dengan

database

yang berukuran 64x64 piksel. Ukuran

template

diset

dengan ukuran 64x64 piksel karena ukururan tersebut merupakan ukuran yang maksimum

yang digunakan.

Penggunaan citra berukuran 64x64 piksel ini telah dilakukan pada

penelitian sebelumnya yang telah dijurnalkan. Salah satu peneliti yang menggunakan

ukuran 64x64 piksel yaitu pada penelitian yang dilakukan oleh Sumarno[15]. Citra dari

(41)

Resize kolom citra menjadi 48 piksel

Hitung penambahan nol

pada baris

Hitung penambahan nol

pada kolom

Tambahkan nol pada baris matrik

Tambahkan nol pada kolom matrik

Cek hasil penambahan nol

pada kolom dan baris Masukan citra karakterer sesuai

boundingbox

Keluaran citra karakter centering

Gambar 3. 12 Diagram blok

centering

Proses

centering,

menggunakan masukan dari hasil

resizing

yang berukuran 48

piksel dan lebarnya sesuai dengan bentuk dari karakter.

Zero padding

dilakukan untuk

mendapatkan ukuran citra menjadi 64x64 piksel sehingga karakter berada ditengah.

Penambahan nilai 0 ditambahkan pada baris dan kolom matrik citra. Perhitungan dilakukan

agar penambahan nilai 0 pada baris dan kolom matrik citra menjadi 64x64 piksel.

Penambahan nilai 0 disesuaikan dengan hasil

rezising

citra karakter. Berdasarkan hasil

resizing,

panjang kolom hasil

resizing

berukuran 48 piksel ditambahkan nilai 0 agar

panjang kolom menjadi 64 piksel dan lebar kolom yang sesuai dengan lebar karakter

ditambahkan agar ukuran lebarnya menjadi 64 piksel. Jika lebar matrik yang didapat lebih

dari 64, maka akan diproses agar menjadi 64 piksel. Gambar 3.13 menunjukkan contoh

hasil

centering.

(42)

3.2.7 Filter Gaussian dan Ekstraksi Ciri DCT

Discrete Cosine Transform

mengubah citra dari domain spasial ke domain DCT.

Sebagian sinyal dari ranah DCT akan digunakan sebagai ekstraksi ciri. Sebagian sinyal

yang digunakan sebagai ekstraksi ciri dapat diambil dari koefisien DCT ke-1 hingga (yang

maksimum) ke-

n,

dengan

n

adalah panjang koefisien DCT. Diagram blok ekstraksi ciri

ditunjukkan pada gambar 3.14.

Input citra karakter

Low Pass Filtering

DCT

Hitung nilai absolut DCT

Zigzag scanning

Masukan citra karakter centering

Keluaran hasil ekstraksi ciri

Gambar 3. 14 Diagram blok ekstraksi ciri DCT

Citra hasil segmentasi plat yang telah di-

centering

kemudian akan diekstraksi ciri.

Citra difilter dengan menggunakan

low pass filter

. Salah satu jenis

low pass filter

yang

biasa digunakan untuk pengaburan citra 2 dimensi adalah filter Gaussian. Nilai filter

Gaussian

yang digunakan sedemikian rupa untuk mendapatkan hasil penapisan yang

sempurna.

Citra hasil filtering kemudian diekstraksi ciri DCT berukuran 64x64 piksel.

Pengekstraksian ciri citra dilakukan dengan menggunakan sintaks

dct2

pada matlab.

Hasil dari DCT kemudian dihitung untuk mencari nilai absolutnya.

Zigzag scanning

(43)

Nilai-nilai yang akan dievaluasi dari penelitian ini adalah :nilai koefisien lapisan

DCT yang bernilai 15, 28, 45, 78, 120 dan 320.

3.2.8 Perhitungan Jarak

Fungsi jarak yang digunakan adalah fungsi jarak Euclidean. Perhitungan jarak

digunakan untuk menghitung jarak antara

sebuah hasil ekstraksi ciri data masukan dengan

36 karakter hasil ekstraksi ciri pada

database.

Database

tersebut terdiri dari angka (0-9)

dan huruf (A-Z). Diagram blok perhitungan jarak ditunjukkan pada gambar 3.15

Hitung Jarak Minimum

J0...Jz

Database

Hasil Hitung Jarak Masukan Hasil

Ekstrksi ciri

Keluaran :Jarak minimum

Gambar 3. 15 Diagram blok fungsi jarak

3.2.9 Penentuan Keluaran

Proses penentuan keluaran merupakan proses penentuan hasil pengenalan data uji dengan

database.

Penentuan hasil pengenalan ini diperoleh dari proses perhitungan jarak yang

mencari jarak minimum antara data uji dengan

database.

Pengenalan suatu karakter yang

mempunyai jarak minimum ditentukan sebagai karakter keluar. Hasil pengenalan tersebut

akan ditampilkan dalam bentuk teks. Diagram blok penentuan keluaran dapat dilihat pada

(44)

Output citra = Jarak minimum

Tampiklan output dalam bentuk teks Masukan : Jarak

minimum

Keluaran : Hasil Pengenalan

Gambar 3. 16 Diagram blok penentuan hasil pengenalan

3.3

Database

Database

diperlukan pada proses perhitungan jarak. Pembentukan dari

database

terdiri dari 36 karakter, yaitu angka (0-9) dan huruf (A-Z). Pembentukan

database

diambil

dari citra karakter hasil proses segmentasi plat yang dipotong sesui dengan

bounding box

dan telah diproses

resizing

dan

centering.

Ukuran piksel dari

database

adalah 64x64

piksel. Filter Gaussian digunakan sebagai

low pass filter

citra karakter. Citra karakter

tersebut diekstraksi DCT serta menghitung nilai absolut dari DCT. Nilai absolut DCT

tersebut disimpan dalam format

.mat

yang digunakan sebagai

database.

Diagram blok

pembentukan database ditunjukkan pada gambar 3.17

Low Pass Filtering

DCT

Hitung nilai absolut DCT

Zigzag scanning

Simpan hasil Masukan : Citra

Karakter

Keluaran : Matrik hasil Zigzag scan

(45)

3.4

Perhitungan Tingkat Pengenalan Karakter

Sistem pengenalan plat nomor kendaraan bermotor yang dirancang akan dievaluasi

tingkat keberhasilan pengenalan karakter. Tingkat keberhasilan dari sistem ini terdiri dari 2

macam evaluasi yaitu tingkat keberhasilan pengenalan karakter dan pengenalan plat secara

keseluruhan. Jumlah plat yang akan diuji sebanyak 30 plat. Perhitungan tingkat pengenalan

karakter dan plat sebagai berikut :

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑘𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟

=

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ

𝑘𝑎𝑟𝑎𝑘𝑡𝑒𝑟

𝑦𝑎𝑛𝑔

𝑑𝑖𝑘𝑒𝑛𝑎𝑙𝑖

(8

𝑥

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ

𝑝𝑙𝑎𝑡

𝑢𝑗𝑖

)

𝑥

100% (3.1)

𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙

𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑝𝑙𝑎𝑡

=

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ

𝑝𝑙𝑎𝑡

𝑦𝑎𝑛𝑔

𝑑𝑖𝑘𝑒𝑛𝑎𝑙𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ

𝑝𝑙𝑎𝑡

𝑢𝑗𝑖

𝑥

100% (3.2)

3.5

Perancangan Tampilan Program

Tampilan utama program pengenalan plat nomor sepeda motor dibuat dengan

menggunakan

Graphical User Interface

(GUI) pada Matlab. Tampilan program ini dibuat

agar

user

dapat dengan mudah mengoperasikan program serta mengerti hasil dari

pengenalan plat. Gambar 3.18 menunjukkan rancangan tampilan dari sistem pengenalan

plat nomor sepeda motor.

(46)

Keterangan dari tampilan GUI tersebut dapat dibaca pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Keterangan Tampilan Program

Nama Bagian

Keterangan

Pilih Citra Plat

Mengambil citra plat yang telah tersedia

dengan memilih citra plat pada

listbox

Tampilan Citra Plat

Menampilkan citra yang telah dipilih

Nama Bagian

Keterangan

Tampilan Histogram Proyeksi vertikal

Menampilkan histogram Proyeksi vertikal

citra plat

Tampilan Citra Centering

Menampilkan citra karakter yang telah

di-centering

Tampilan

Hasil Pengenalan

Menampilkan hasil pengenalan plat

Tombol Pengenalan

Mengeksekusi program pengenalan

Tombol End

Digunakan

untuk

mengakhiri

proses

(47)

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dibahas tentang hasil uji coba sistem yang telah dibuat berdasarkan

rancangan penelitian. Pengujian terhadap sistem yang telah dibuat perlu dilakukan untuk

mengetahui tingkat kinerja program. Hasil pengujian berupa data-data dari pengenalan huruf

dan angka dari plat yang menunjukkan kinerja dari sistem yang telah dibuat. Analisa

dilakukan berdasarkan data-data yang diperoleh serta kinerja sistem yang telah dibuat.

4.1

Pengujian Sistem Pengenalan Plat Nomor Sepeda Motor

Pengujian sistem dilakukan untuk memastikan dan mengetahui kinerja program yang

telah dibuat berdasarkan rancangan yang telah dibuat. Pengujian sistem dilakukan

menggunakan laptop dengan spesifikasi sebagai berikut :

a.

Processor

: Intel® Pentium® CPU P1600 @2.00 GHz 2.00 GHz

b.

RAM

: 1.00 GB

c.

Sistem operasi

: 32-bit

Spesifikasi tersebut digunakan karena mampu menjalankan program Matlab untuk pengenalan

plat nomor sepeda motor.

Program pengenalan dapat dijalankan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

a.

Klik dua kali

icon

matlab yang ditunjukkan pada gambar 4.1

(48)

b.

Setelah mengklik

icon

matlab, akan muncul tampilan awal matlab. Tampilan awal

matlab ditunjukkan pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Tampilan awal matlab

c.

Pilih menu

File

, klik GUI maka akan muncul tampilan

GUIDE Quick Start.

Selanjutnya klik

Open Existing

GUI pilih D:\TUGAS

AKHIR\HURUF\gui-prog\guiplat.fig kemudian klik

open

maka akan muncul tampilan awal GUI. Klik

run

untuk menjalankan program GUI tersebut. Tampilan utama program pengenalan plat

nomor ditunjukkan pada gambar 4.3.

(49)

Proses pengenalan plat nomor sepeda motor pada GUI, dilakukan ketika

user

memilih

citra plat yang terdapat pada

listbox

dengan mengklik 2 kali pada nomor plat sepeda motor.

Citra plat nomor yang telah dipilih kemudian akan tampil pada

axes1

.

Push button

pengenalan

berfungsi untuk menjalankan program pengenalan. Ketika

user

mengklik

push button

pengenalan, maka proses pengenalan akan berjalan. Pada proses pengenalan, akan ditampilkan

histogram proyeksi vertikal,

centering

, dan hasil pengenalan. Gambar 4.4 menunjukkan

proses pengenalan plat nomor ketika dijalankan.

Gambar 4.4 Proses Pengenalan Plat Nomor Sepeda Motor

User

dapat mengganti citra plat nomor sepeda motor dengan citra plat nomor sepeda

motor yang lain dengan cara mengklik 2 kali citra yang akan dipilih dan proses pengenalan

dapat dilakukan seperti cara mengklik

push button

pengenalan.

Push button end

berfungsi

untuk mengakhiri proses pengenalan plat nomor sepeda motor.

Listing

program utama

pengenalan plat nomor terdapat pada lampiran L1.

4.1.1 Tampilan

Listbox

Gambar

Tabel 4.2  Hasil Perhitungan Jarak Euclidean ...............................................................
Gambar 2.5 Urutan Zigzag Scan
Gambar 2.7 Transformasi Spasial[5]
Tabel 2.1 Jenis Transformasi Affine[5]
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode ”Queen Rearing” yang pernah dilakukan pada Apis mellifera, yaitu metode doolittle, itupun belum memberikan hasil yang memuaskan, karena banyak sel ratu

Untuk proyek yang mempunyai waktu lebih dari 2 tahun maka harga IRR dapat mempunyai 2 nilai atau lebih yang dapat membingungkan. Pemilihan nilai IRR akan

Tidak sampai pada masa Presiden Nixon yang melakuka pemecahan masalah narkotik menjadi prioritas pada agenda politik Presiden Nixon adalah orang pertama yang menyatakan

Mengucapkan puji syukur kepada Yesus Kristus karena atas kasih-Nya dan penyertaan- Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir ini sebagai salah satu syarat kelulusan

dan shalat dhuhur berjama’ah. Dari beberapa kegiatan tersebut seorang guru Pendidikan Agama Islam menjadi teladan yang baik untuk mengajak siswa dalam berjama’ah. Me mberikan

Perangsangan yang datangnya dari lingkungan diluar individu anak adalah stimulasi yang didefinisikan oleh Soetjiningsih. 1 Anak yang banyak mendapatkan stimulasi

 Persepsi konsumen terhadap Ayani Mega Mall sebagai tempat berbelanja termasuk baik dilihat dari lokasi mall yang strategis, area parkir yang cukup luas dan aman, suasana

Dokumen kualifikasi perusahaan asli yang diupload atau dokumen yang dilegalisir oleh pihak yang berwenang dan menyerahkan 1 (satu) rangkap rekaman (foto copy)..