• Tidak ada hasil yang ditemukan

REWARD YANG DITERIMA SISWA KELAS XI MAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "REWARD YANG DITERIMA SISWA KELAS XI MAN 1"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

I1HI1II11IIIIIII

08TD1011758.01

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

REWARD YANG DITERIMA SISWA KELAS XI MAN 1

SALATIGA TAHUN 2008

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah (S. Pdl)

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

2008 SKRIPSI

Disusun Oleh :

Hid Zakivah Muflihat

(3)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

jjid m in istn K i(^

PENGESAHAN

Skripsi Saudari Hid Zakiyah Muflihat dengan Nomor Induk Mahasiswa 111 03 051

yang berjudul HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN REWARD

YANG DITERIMA SISWA KELAS XI MAN 1 SALATIGA TAHUN 2008 telah

dimunaqosyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Isian Negeri

Salatiga, pada hari Rabu 02 April 2008 yaijg bertepatan dengan tanggal 25 Rabiul

Awal 1429 H. Dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

02 April 2008 M

Salatiga,---25 Rabiul Awal 1429 H

PANITIA SIDANG

(4)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA JI. Tentara Pelajar 02 Telp. (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

DEKLARASI

Bismillahirrohmaanirrahiim,

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah

diterbitkan. Demikian juga, skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila kemudian ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di

luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung

jawabkan keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 'b \ Maret 2008

(5)

Dosen STAIN Salatiga

NOTA PEMBIMBING Salatiga, 31 Maret 2008

Lamp. : 3 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

Sdr. Hid Zakiyah Muflihat Ketua STAIN Salatiga

di.

Tempat

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama

ini kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : Hid Zakiyah Muflihat

NIM : 11103051

Jurusan : Tarbiyah

Progdi : PAI

Judul : HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN

REWARD YANG DITERIMA SISWA KELAS XI MAN 1

SALATIGA TAHUN 2008.

Dengan ini kami mohon agar naskah skripsi tersebut dapat segera

dimunaqosahkan.

Demikian harap menjadi perhatian.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Pembimbing

Dra. Lilik Sriyanti, M. Si

(6)

Siapapun 6isa marafi, marah itu mudah. Tetapi, marah pada orang yang

tepat, dengan hgdar yang sesuai, pada w a^tu yang tepat, dem i tujuan yan g 6enar,

dan dengan cara yan g Saif^ Sudanlah haCmudah.

(7)

Skripsi ini penuGs persembahkan kepada:

♦♦♦ Ayah. (Bunda tercinta, yang dengan kasih

sayangnya membimbingku selama ini dan

selamanya kelak,

Kjikpkzkakgkfoj Vdidy dan JCuruC, adikku

TCusnuC, yang senantiasa mendukungku,

serta kgponakgnku <Faiqyang Cucu,

^ A nd also fo r Some One, being a part o f my

(8)

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Puji

syukur sewajarnya penulis panjatkan kepada Allah SWT. Sebagai konsekuensi logis

atas karunia yang telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tentunya tidak luput dari bantuan

berbagai pihak. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Drs. Imam Sutomo, M. Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Ibu Dra. Lilik Sriyanti, M. Si yang telah banyak meluangkan waktu guna

memberikan bimbingan selama pembuatan skripsi ini.

3. Segenap Bapak, Ibu tenaga pengajar dan tenaga anministratif STAIN Salatiga

yang telah membantu memperlancar proses penyusunan skripsi ini.

4. Perpustakaan STAIN Salatiga, yang telah melayani peminjaman buku referensi

dalam penulisan skripsi ini.

5. Ayah, Ibu, Kakak, dan Adik yang telah memberikan do’a dan dorongan, baik

secara moril maupun spiritual demi keberhasilan penulis.

6. Sahabat-sahabatku serta orang-orang yang tidak bisa penulis sebut, yang telah

membantu serta memberikan dorongan hingga skripsi ini selesai.

(9)

Halaman

TABEL I Keadaan Guru MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008 ... 31

TABEL II Keadaan Pegawai MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008 ... 33

TABEL III Keadaan Siswa MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008 ... 34

TABEL IV Keadaan Gedung MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008 ... 35

TABEL V Struktur Organisasi MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008... 36

TABEL VI Struktur Kepengurusan Osis MAN 1 Salatiga Periode Tahun 2007/2008 ... 37

TABEL VII Data Responden ... 38

TABEL VIII Jawaban dari Angket Kecerdasan Emosional ... 40

TABEL IX Jawaban dari Angket Rewa/v/... 42

TABEL X Nilai Jawaban Angket Kecerdasan Emosional ... 46

TABEL XI Interval Kecerdasan Emosional ... 49

TABEL XII Kategori Kecerdasan Emosional Siswa ... 50

TABEL XIII Komparasi Kecerdasan Emosional Siswa dari setiap Kategori 53 TABEL XIV Nilai Jawaban Angket R ew ard... 53

TABELXV Interval R ew ard... 57

TABEL XVI Kategiri Reward yang Diterima Siswa... 57

TABEL XVII Komparasi Reward dari setiap Kategori ... 60

TABEL XVIII Tabel keija untuk mencari pengaruh antara variabel Kecerdasan Emosional (X) dan Reward (Y) ... 61

(10)

F. Metode Penelitian

Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan.13

Adapun metode penelitian yang penulis pergunakan antara lain:

1. Metode Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.14 Dengan demikian,

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1

Salatiga Tahun 2007 yang beijumlah 223 siswa. Adapun penentuan kelas

XI sebagai subyek penelitian karena pada masa kelas XI inilah siswa

dianggap paling labil emosinya dan mereka biasanya merasa paling bebas

bila dibandingkan dengan kelas X yang masih baru ataupun kelas XII

yang sedang mempersiapkan diri menghadapi UAN.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.15 Sedangkan

menurut Kartini Kartono, sampel adalah contoh representan atau wakil

dari satu populasi yang cukup basar jumlahnya yaitu satu bagian dari

keseluruhan yang representatif sifatnya dari keseluruhannya.16

13 Winamo Surakhmat, Pengantar Ilm u Dasar Metode Tehnik, Tarsito, Bandung, him. 131 14 Suharsimi Arikunto, op.ciL, him. 115

15 ibid., him. 117

(11)

Dengan pengertian diatas, penulis mengartikan sampel sebagai sebagian

dari populasi yang menjadi wakil dari keseluruhan subyek penelitian.

Dalam hal ini Suharsimi Arikunto juga mengatakan bahwa “Apabila

subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitian

merupakan penelitian populasi, sedangkan jika subyeknya besar, dapat

diambil antara 10-15% atau 20-25% lebih.17

Disini penulis mengambil sampel sebanyak 22% dari 223 siswa yaitu 50

siswa. Dalam penentuan sampel ini, penulis menggunakan tehnik random

sampling atau penentuan sampel secara acak, karena setiap populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode Angket

Metode Angket adalah tehnik pengumpulan data dengan cara

mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi.18

Disini responnya adalah siswa kelas XI MAN 1 Salatiga. Tehnik ini

digunakan penulis untuk mengumpulkan data tentang tingkat kecerdasan

emosional siswa dan banyaknya reward yang diterima.

17 Suharsimi Arikunto, op.cit., him. 120

(12)

b. Metode Interview

Metode Interview biasa disebut juga wawancara atau suatu proses tanya

jawab secara lisan dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara

fisik.19 Metode ini penulis gunakan untuk mendukung validitas metode

angket serta untuk mengetahui bentuk-bentuk reward yang diterima siswa

MAN 1 Salatiga.

3. Metode Analisis Data

Dalam tahap analisis data atau pengolahan data ini dilakukan dalam

dua tahap yaitu analisis awal dan analisis akhir,

a. Analisis Awal

Analisis awal berisi tentang penghitungan awal dari data-data yang telah

terkumpul, dalam penghitungan awal ini penulis menggunakan

perhitungan analisis prosentasi, dengan rumus:

F

P = — x 100% N

Ket erangan: P : Prosentase

F : Frekuensi

N : Jumlah

(13)

b. Analisis Akhir

Analisis berikutnya penulis menggunakan rumus product moment sebagai

berikut:

Keterangan: rxy : koefisien korelasi variabel x dan y

N : banyaknya data

x : variable pengaruh

y : variable terpengaruh

£ x : jumlah skor dalam distribusi x

(14)

Untuk mempermudah dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis

menyusun sistematikanya sebagai berikut:

Bab I PENDAHULUAN

Pada bab ini, dikemukakan Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis, Metode Penelitian dan

Sistematika Skripsi.

Bab II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan Landasan Teori yang meliputi:

Pengartian Kecerdasan Emosional, Ciri-ciri Kecerdasan Emosional,

Tujuan Kecerdasan Emosional.

Pengertian Reward, Bentuk-bentuk Reward, Manfaat Reward

Hubungan antara Kecerdasan Emosional dengan Reward yang diterima

siswa.

Bab III LAPORAN HASIL PENELITIAN

Pada bab ini terdiri dari, Gambaran Umum Lokasi Penelitian yaitu MAN 1

Salatiga yang didalamnya meliputi: Sejarah Berdirinya, Lokasi, Sarana

Prasarana Pendidikan, Keadaan Guru, Karyawan, dan Saswa MAN 1

salatiga, serta Penyajian Data.

Bab IV ANALISIS DATA

(15)

Bab V PENUTUP

Penutup terdiri dari, Kesimpulan, Saran, dan Penutup.

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran yang

berhubungan dengan pihak-pihak yang terkait dengan obyek penelitian.

Pada akhir tulisan akn disertakan pula Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran,

dan Biografi Penulis.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

LANDASAN TEORI

A. Kecerdasan Emosional

1. Pengertian Kecerdasan Emosional

Akar kata emosi adalah movere, kata keija Bahasa Latin yang berarti

“menggerakkan, bergarak”, ditambah awalan “e” untuk memberi arti

“bergarak menjauh”, menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan

hal mutlak dalam emosi. Semua emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk

bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah.1 2

Menurut English and English, yang dikutip oleh Syamsu Yusuf, emosi

adalah UA complex feeling state accompanied by characteristic motor and

glandular activies” (suatu keadaan perasaan yang kompleks yang disertai

karakteristik kegiatan kelanjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan

Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada pada diri

seseorang yang disertai warna yang efektif (perasaan tertentu pada saat

menghadapi situasi tertentu seperti bahagia, putus asa, terharu, dan

sebagainya) baik tingkat lemah (dangkal) maupun tingkat yang luas

' j

(mendalam).

1 Daniel Goleman, Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional mengapa E l lebih penting daripada IQ, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1996, him. 7

2 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, him. 114-115

(17)

Emosi adalah getaran pada kalbu seperti haru, sedih, kecewa, marah,

atau bahagia yang teijadi akibat tersentuhnya spiritualitas seseorang. Emosi

mudah tersentuh melalui panca indra seperti penglihatan dan pendengaran.3

Dari berbagai pengertian emosi di atas, muncul juga berbagai

pengertian dan teori tentang kecerdasan emosional. Menurut Goleman

kecerdasan emosional merupakan kemampuan untuk memotivasi diri sendiri

dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak

melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas

stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a.4

Sedangkan menurut menurut Davies dan rekan-rekannya dalam buku

Emotional Intelligence, yang dikutip oleh Monti P. Setiadarma menjelaskan

bahwa intelegensi emosi adalah kemanpuan seseorang untuk mengendalikan

emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan satu emosi dengan yang

lainnya, dan menggunakan informasi tersebut untuk menuntun proses berfikir

serta perilaku seseorang. Kemampuan ini merupakan kemampuan yang unik

dan penting dalam kemampuan psikologis seseorang.5

3 Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses M embangkitkan ESQ Power Sebuah Inner Journey M elalui Al-Ihsan, Arga, Jakarta, 2004, him. 100

4 Daniel Goleman, op.cit, him. 45

(18)

Ary Ginanjar menyatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan

serangkaian kecakapan untuk melapangkan jalan di dunia yang penuh liku-

liku permasalahan sosial.6

Pendapat lain menjelaskan bahwa kecerdasan emosional diartikan

kepiawaian, kepandaian dan ketepatan seseorang dalam mengelola diri sendiri

dalam berhubungan dengan orang lain di sekeliling mereka dengan

menggunakan seluruh potensi psikologis yang dimilikinya seperti inisiatif dan

empati, adaptasi, komunikasi, keijasama, dan kemampuan persuasi yang

secara keseluruhan telah mempribadikan pada diri seseorang.7 8

Dari berbagai pengertian tentang kecerdasan emosional di atas, dapat

dikatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan ketrampilan atau

kemampuan seseorang dalam mengenal, mengelola dan mengendalikan emosi

diri, dari kemampuan ini seseorang akan mampu memotivasi diri, memiliki

kepekaan terhadap emosi orang lain (empati), serta mampu membina

hubungan baik dengan orang lain.

2. Ciri-ciri Kecerdasan Emosional

Menurut Salovey, yang dikutip oleh Goleman dalam bukunya

Emotional Intelligence, membagi ketrampilan-ketrampilan yang menjadi ciri

kecerdasan emosional dalam lima wilayah utama: i

6 Ary Ginanjar Agustian, op.cii, him. 61

7 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Kencana, Jakarta, 2003, hl. 47

(19)

a. Mengenali emosi diri

Kesadaran diri dengan mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi,

merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Dengan memiliki kepekaan

dan keyakinan yang kuat akan perasaan diri, akan sangat mempengaruhi

atas pengambilan keputusan dalam setiap permasalahan.

b. Mengelola emosi

Kemampuan mengelola emosi dengan mengontrol setiap perasaan

sehingga dapat mengungkapkannya dengan pas, seperti mampu

menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, atau

kekecewaan dengan cara yang positif, mampu bangkit dari keterpurukan

hidup, serta berusaha untuk tidak impulsif.

c. Memotivasi diri sendiri

Menata emosi dan menjadikannya alat untuk mencapai tujuan, merupakan

hal penting dalam memberi perhatian untuk memotivasi diri dan untuk

berkreasi.

d. Mengenali emosi orang lain (empati)

Empati dapat dikatakan sebagai ketrampilam bergaul. Seseorang yang

empatik mampu menangkap, memahami sinyal-sinyal Sosial yang

tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan atau

(20)

e. Membina hubungan

Menbina hubungan dengan orang lain merupakan ketrampilan mengelola

emosi orang lain, kemampuan berkomunikasi secara efektif, mampu

memecahkan masalah bersama-sama, yang nantinya mampu menunjang

popularitas, kepemimpinan, dan keberhasilan antar pribadi.

Dengan demikian, ciri dari kecerdasan emosional adalah memiliki

ketrampilan-ketrampilan dalam mengenali emosi diri, mengelola emosi diri,

memotivasi diri, berempati, dan membina hubungan sosial.

3. Melatih Kecerdasan Emosional

Menurut John Gotman dan Joan De Claire dalam buku mereka

Kiat-kiat Mencerdaskan Anak yang Memiliki Kecerdasan Emosional, terdapat lima

langkah yang dapat dilakukan untuk membantu melatih ketrampilan-

ketrampilan dalam kecerdasan emosional. Lima langkah tersebut antara lain:

a. Menyadari setiap emosi

Kesadaran emosi merupakan kemampuan mengenali setiap emosi diri,

dapat mengidentifikasi perasaan-perasaan tersebut, dan peka terhadap

hadirnya emosi-emosi dalam diri orang lain. Agar seseorang mampu

merasakan emosi dari orang lain, maka ia harus menyadari setiap emosi

diri terlebih dahulu.

b. Mengakui emosi

Dengan berlatih mengakui dan mengenali emosi-emosi yang intensitasnya

(21)

akan memperkecil resiko yang menyertainya. Hal ini juga dapat melatih

kemampuan mendengarkan dan menyelesaikan masalah.

c. Mendengarkan dengan empati

Maksud dari mendengarkan dengan empati adalah, berlatih menggunakan

mata untuk mengenali petunjuk fisik dari setiap bentuk emosi orang lain,

dan menggunakan hati untuk mengenali apa yang dirasakan orang lain.

d. Memberi nama emosi dengan kata-kata

Salah satu langkah yang sangat mudah namun penting dalam pelatihan

emosi adalah memberi nama emosi setiap kali emosi-emosi di alami.

Tindakan ini mampu memberi efek menentramkan sistem syaraf dan lebih

cepat memulihkan kembali emosi-emosi yang dirasakan.

e. Menentukan batas-batas emosi sambil memecahkan masalah

Hal ini dapat dilakukan melalui lima tahap, antara lain:

1) Menentukan batas-batas emosi

2) Menentukan sasaran-sasaran sekitar pemecahan

3) Memikirkan berbagai alternatif pemecahan yang mungkin dilakukan

4) Mengevaluasi pemecahan berdasarkan nilai-nilai yang ada

5) Memilih satu pemecahan dari sekian alternatif yang ada.9

Dengan cara-cara peningkatan kecerdasan emosional di atas,

diharapkan seseorang mampu mengelola dan memanfaatkan potensi

(22)

kecerdasan emosionalnya dengan baik. Setiap orang memiliki kemampuan

mengendalikan emosi diri, untuk memaksimalkan hasilnya, harus dilatih

dengan baik dan terus menerus.

4. Manfaat Kecerdasan Emosional

Kecerdasan emosional sangat berpengaruh dalam kehidupan

seseorang, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain. Kecerdasan

emosional seseorang akan terlihat melalui bagaimana ia menyikapi setiap

masalah, dan seperti apa kehidupan sosialnya di antara orang lain. Secara

jelasnya tujuan dari kecerdasan emosional antara lain sebagai berikut:10

a. Mengenal emosi diri

Dengan mengenal emosi diri, seseorang akan mampu:

1) Mengenal dan merasakan emosi diri

2) Memahami penyebab dari perasaan yang timbul

3) Mengenal pengaruh perasaan terhadap tindakan

b. Mengelola emosi

Melalui pengelolaan emosi yang baik, seseorang akan mampu:

1) Bersikap toleran terhadap frustasi dan mampu mengelola amarah

dengan lebih baik

2) Mengungkapkan amarah tanpa kekerasan

3) Mengendalikan perilaku agresif yang merusak diri sendiri maupun

orang lain

(23)

4) Memiliki perasaan positif tentang diri sendiri maupun orang lain

5) Mengurangi perasaan kesepian dan cemas dalam pergaulan

c. Memotivasi diri sendiri

Dengan memotivasi diri sendiri, seseorang akan:

1) Memiliki rasa tanggung jawab

2) Memusatkan perhatian pada tugas yang dikeijakan

3) Optimis, tidak mudah putus asa

d. Mengenali emosi orang lain (empati)

Dengan memiliki empati, seseorang akan mampu:

1) Menerima sudut pandang pemikiran orang lain

2) Memiliki kepekaan terhadap arang lain

3) Mendengarkan orang lain, tidak egois

e. Membina hubungan

Melalui kemampuan membina hubungan, seseorang akan:

1) Mudah bergaul

2) Memiliki jiwa sosial yang tinggi

3) Mudah bekeijasama dengan orang lain

4) Mampu memahami dan menganalisis hubungan dengan orang lain

Dari uraian di atas dapat dikatakan, melalui ketranpilan-ketrampilan

mengendalikan emosi dan memiliki kecakapan sosial yang baik akan sangat

(24)

B . R e w a rd

1. Pengertian Reward

Reward {something given in return fo r work or service).11 Reward

merupakan sesuatu yang diberikan karena alasan pekerjaan atau pertolongan.

Reward dapat diartikan dengan ganjaran atau hadiah. Menurut Hasan

Langgulung dalam bukunya Manusia dan Pendidikan, mengartikan ganjaran

(tsawab) dengan sesuatu yang diperoleh seseorang, karena telah mengerjakan

amal kebaikan. Dari kebaikan tersebut akan menjadi tanda penerimaan atas

dirinya sehingga membuat dirinya merasa tenang.12

Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah, istilah ganjaran (tsawab),

dalam Al Qur’an menunjukkan kepada apa yang diperoleh seseorang karena

amal perbuatan baik yang telah ia lakukan.13

Pengartian lain, dinyatakan oleh Armai Arief bahwa, pengertian istilah

“ganjaran” diartikan dengan:

a. Ganjaran adalah alat preventif dan represif yang menyenangkan dan bisa

mendorong atau memotivasi seseorang.

b. Ganjaran adalah hadiah terhadap perilaku baik seseorang.14

11 Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Oxford University Press, Oxford, 1991, him. 355 12 Hasan Langgulung, M anusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi, Filsafat, dan Pendidikan, Pustaka Al Husna Baru, Jakarta, 2004, him. 37

13 Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan A l Qur’an, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, him. 221

(25)

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat di jelaskan bahwa Reward

merupakan sesuatu yang diberikan kepada seseorang sebagai respon atau

balasan atas kebaikan yang telah dilakukan.

2. Bentuk-bentuk Reward

Reward dapat diberikan kepada seseorang sebagai bentuk balasan dari

kebaikan apapun, entah itu karena prestasi, maupun karena kebaikan hati.

Namun yang pasti, reward diberikan sebagai tanda penghormatan dan

penghargaan atas suatu kebaikan dari seseorang kepada orang lain yang

dianggap pantas menerimanya. Meski reward yang diberikan bisa berupa

hadiah yang berupa barang, namun itu hanya sebagian bentuk dari reward.

Berbagai cara yang dapat dilakukan dalam memberikan ganjaran,

antara lain:

a. Pujian yang indah, yang mampu membuat seseorang lebih bersemangat

untuk melakukan kebaikan.

b. Imbalan materi/hadiah, karena tidak sedikit orang yang akan termitivasi

dengan pemberian hadiah.

c. Do’a, mendo’akan seseorang yang berbuat baik agar dibari kebaikan oleh

Allah.

d. Tanda penghargaan, hal ini sekaligus menjadikan kenang-kenangan bagi

(26)

e. Wasiat atau pesan, mengatakan kepada orang lain bahwa seseorang

tersebut telah melakukan kebaikan.15

Pujian sebagai bentuk ucapan atas kepuasan, dapat digunakan untuk

meneguhkan gerak balas kepuasan seseorang atas apa yang diperoleh dari

kebaikan orang lain.16

Ekspresi verbal (berupa pujian) yang diungkapkan sebagai respon atas

kebaikan perbuatan seseorang merupakan satu hal yang pantas diberikan.17

Berbagai bentuk reward dapat diberikan seseorang kepada orang lain

yang dianggapnya telah berjasa kepadanya, baik yang berupa respon baik

maupun bersifak fisik. Namun pada dasarnya semuanya merupakan bentuk

dari rasa penghargaan atas nilai-nalia kebaikan seseorang kepada sesamanya.

3. Manfaat Reward

Seseorang memberikan reward kepada orang lain bukan tanpa alasan,

begitu juga seseorang yang menerima reward bukan rena ia butuh, melainkan

karena ia memang pantas menerima balasan atas apa yang telah ia lakukan.

Adapun menfaat dari adanya ganjaran adalah:

a. Memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa seseorang untuk

melakukan perbuatan yang positif.

b. Menjadi pengaruh yang positif bagi orang-orang di sekitarnya agar

terdorong untuk melakukan kebaikan yang sama.18

15 ibid., him. 127-128

16 Hasan Langgulung, op.cit., him. 38

(27)

Seseorang yang menerima ganjaran akan memahamimya sebagai suatu

tanda penerimaan terhadap pribadinya, yang mentebabkannya merasa tentram.

Sedangkan ketentraman itu adalah salah satu kebutuhan asas dari segi

psikologi.18 19 20

Dari berbagai bentuk reward yang diterima seseorang, akan membuat

seseorang merasa dihargai oleh orang lain dan akan menjadi tanda penerimaan

atas dirinya sendiri, dari sini seseorang mampu memotivasi diri sendiri untuk

menjadi seseorang yang lebih baik, bagi diri pribadi maupun bagi orang lain.

4. Kelemahan Reward

Setiap hal yang memiliki manfaat atau kelebihan, maka hampir dapat

dipastikan juga memiliki kelemahan. Demikian juga dengan reward, selain

berbagai manfaat yang telah dijelaskan di atas, juga terdapat kelemahan di

dalamnya.

Banyaknya reward yang diterima seseorang, yang tidak memiliki sifat

rendah hati, tidak jarang akan membuatnya merasa tinggi hati atau sombong

dan menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain. Akibatnya akan

membuat seseorang cenderung merendahkan orang lain.

Kelemahan lainnya adalah reward kadang bukan lagi bersifat sebagai

respon baik, namun dijadikan sebagai tujuan. Tidak sedikit orang yang

melakukan segala cara demi mendapatkan pujian dari orang lain.

(28)

C. Hubungan Kecerdasan Emosional Dengan R ew a rd

Ajaran Socrates, Kenalilah dirimu, merupakan inti dari kecerdasan

emosional, kesadaran akan perasaan diri sendiri sewaktu perasaan itu timbul.

Dalam kehidupan sehari-hari, mengenal dan mempelajari emosi

merupakan hal penting bagi setiap orang, dari pengenalan emosi diri harus

berlanjut dengan menata dan mengendalikannya. Sebelum seseorang mampu

menata emosinya, maka juga tidak akan mampu mengenali emosi orang lain,

apalagi bersosialisasi dengan baik dengan orang lain.

Kecerdasan emosi yang hubungannya dengan orang lain disebut juga

dengan kecerdasan sosial, yang ditandai dengan kemampuan seseorang dalam

berkomunikasi dengan baik dengan orang sekitarnya, mampu memahami apa

yang diharapkan orang lain atas dirinya, mampu bekeija sama dengan baik, tahu

kapan seseorang harus memimpin dan kapan harus mengikuti, dan mampu

menyelesaikan masalah tanpa masalah, yang di dalamnya membutuhkan

kesadaran akan mekanisme sebab masalah itu teijadi.

Penguasaan kecerdasan emosi bertujuan untuk dijadikan sebagai acuan

dalam menghadapi tantangan guna mencapai setiap kesuksesan hidup. Untuk

mencapai kesuksesan, tantangan bahkan hambatan merupakan hal wajar. Di

sinilah nantinya kecerdasan emosi berperan, yaitu untuk terus memotivasi diri

mencapai setiap tujuan hidup dan juga untuk mengotrol diri saat menghadapi

(29)

Dari ketranpilan-ketrampilan yang menunjukkan tinggi rendahnya

kecerdasan emosional seseorang, akan memperlihatkan seperti apa seseorang

dalam bersosialisasi dengan orang-orang di selilingnya. Seseorang dengan

kecerdasan emosional mampu menjalin hubungan dengan orang lain dengan

cukup lancar, peka membaca reaksi dan perasaan mereka, mampu memimpin dan

mengorganisir, dan pintar menangani perselisihan yang muncul dalam setiap

kegiatan manusia. Mereka adalah jenis orang yang disukai oleh orang sekitarnya

karena secara emosional mereka menyenangkan, mereka membuat orang lain

merasa tentram.21

Setiap perbuatan pasti ada balasannya, entah itu baik maupun buruk.

Perbuatan yang baik, dapat dipastikan akan mendapat balasan kebaikan. Balasan

yang diberikan atas perbuatan baik, atau bentuk penghargaan seseorang kepada

orang lain yang telah beijasa atau berbuat baik kepadanya disebut juga dengan

reward. Hanya kepada orang yang disukai, dihargai, ataupun dihormati reward

akan diberikan. Orang yang banyak menerima reward dari orang lain dapat

dipastikan memang seorang yang menyenangkan, baik hati, disukai dan dihormati

orang-orang sekitarnya.

Kecerdasan emosional dan reward memiliki hubungan yang sangat

positif. Reward merupakan wujud respon baik dari barbagai ketrampilan yang

terbentuk dari kecerdasan emosional terasah dengan baik.

(30)

Ketika seseorang memiliki ketrampilan-ketrampilan kecerdasan

emosional dan mengaplikasikannya dalan kehidupan pribadi maupun kehidupan

(31)

LAPORAN PENELITIAN

1. Sejarah Berdirinya

MAN Salatiga pada awalnya adalah sekolah Pendidikan Guru Agama

(PGA) yang didirikan tahun 1953. Kemudian pada tahun 1990 berdasarkan

keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64/1990 berubah status

menjadi MAN 1 SALATIGA.

Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam, di

samping membuka jurusan IPA, IPS, dan Bahasa, juga ada muatan lokal atau

ekstra Otomotif, Tata Busana, serta Komputer. Dalam menghadapi persaingan

yang semakin ketat dengan sekolah umum, pihak menejemen MAN 1 Salatiga

berusaha menciptakan program pendidikan dengan tujuan meningkatkan

pelayanan yang baik dan berdaya saing.

Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan, MAN 1 Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal

berkomitmen menyelenggarakan pendidikan serta latihan sebagai pemenuhan

kebutuhan pasar keija dengan membentuk sumber daya manusia yang unggul,

berdaya, sekaligus mandiri, dan berwawasan ke depan. A. Gambaran Umum MAN 1 Salatiga

(32)

Keadaan Guru MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008

No Nama Guru Mata Pelajaran

1 Badarudin, M. Ag Kepala Madrasah

2 Ishak, Drs. Qur’an Hadist

3 Mahmudi, BA Sejarah

4 Siti Mu’tasimah Qur’an Hadist

5 Eko Supamo, Drs Sosiologi

6 Siti Aisyah Zahir, Dra Fiqih

7 Mahsun Al Wa’id, M. Ag Fiqih

8 Nur Nazilah, Dra PPKn

9 Nasuha, Drs Pend. Jasmani & Kesehatan

10 Muchammad Arief G., Drs Pend. Jasmani & Kesehatan

11 Hadi Mulyanto, Drs Kimia

12 Rodji’un, S. Pd Sejarah Kebudyaan Islam

13 Afifudin, Drs Bimbingan dan Konseling

14 Fathonah, Dra Sosiologi

15 Anis Rosiqoh, Dra Ekonomi

16 Mahfud, Drs Kimia

17 Fahrurozi, Drs Fisika

18 Sri Avrianita Budiana, Dra Bahasa Indonesia

19 Nurul Isnaini, Dra Geografi

20 Hartatik Sri Wahyuni, Dra Bimbingan & Konseling

21 Muh. Khozin, S. Pd Bahasa Inggris

22 Edwina Meiriyanti, Dra Antropologi

23 Saefudin, Drs Matematika

(33)

Matemayika

26 Ngalimah, Drs Bahasa Arab

27 Umi Hamimah, Drs

28 Tri Jatiyah, Drs Matematika

29 Mohammad Shidiq P., S. Pd Biologi

30 Aris Handoyo Wibowo, S. Pd Matematika

31 Siti Mudrikah, S. Pd Bahasa Inggris

32 Hanifah, S. Pd Bahasa Inggris

33 Sumiyarti, Dra Kimia

34 Siti Baroroh, Dra Geografi

35 Siti Maesaroh, S. Ag Bahasa Arab

36 Nur Hidayati, S. Pd Tata Negara

37 Muh Kholil, S. Pd Fisika

38 Afifah Dyah E., S. Ag Bahasa Arab

39 Irfiah Firoroh, S. Pd Biologi

40 Desy Arsianty, S. Pd Bahasa Indonesia

41 Nurul Jazimah, S. Pd Bahasa Inggris

42 Ameliasari Tauresia K, S. E Ekonomi

43 Juminah, S. Pd Ekonomi

44 Munjiyati, S. Ag Aqidak Akhlak

45 Agus Kimo, S. Pd Bahasa Indonesia

46 Nur Ichsan, S. Pd Matematika

47 Sofiana Rosyidah, S. Psi Bimbingan & Konseling

(34)

b. Keadaan Karyawan

Jumlah karyawan MAN 1 Salatiga tahun ajaran 2007/2008 sebanyak 16

orang, yang terdiri dari 3 orang pegawai tetap dan 13 orang pegawai tidak

tetap. Dengan penjelasan sebagai berikut:

TABEL II

Keadaan Pegawai MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008

No Nama Keterangan

1

Pegawai Tetap

Edy Pramono Kepala Urusan Tata Usaha

2 Muh Shubkan Pegawai

8 Anggun Taruna Putra Pegawai

9 Afiati Baroroh Pegawai

10 Muhammad Solikin Pegawai

11 Rita Muflikhatun Pegawai

12 Sugiyanti Pegawai

(35)

c. Keadaan Siswa

Siswa MAN Salatiga pada tahun ajaran 2007/2008 secara keseluruhan

beijumlah 706 siswa, yang terdiri dari 295 siswa laki-laki dan 411 siswa

perempuan. Dengan penjelasan sebagai berikut:

TABEL UI

Keadaan Siswa MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008

Kelas Jumlah Jml. Siswa Jenis Kelamin Kelas Laki-laki Perempuan

X 6 218 89 129

XI 7 223 91 132

XII 8 265 115 150

Jumlah 21 706 295 441

4. Keadaan Gedung

Demi menunjang lancarnya proses pendidikan, dibutuhkan sarana

prasarana yang baik dan sesuai, salah satunya adalah gedung sebagai tempat

proses belajar mengajar serta kegiatan lain dalam sekolahan berlangsung.

Setelah melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan, kini MAN 1

(36)

TA B EL IV

Keadaan Gedung MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008

No Jenis Jumlah

1 Ruang Kelas Belajar 21

2 Kantor / TU 1

MAN 1 Salatiga merupakan instansi pendidikan yang cukup besar dan

berkembang baik, untuk itu membutuhkansebuah organisasi untuk mengatur

dan mengelola jalannya segala bentuk aktifitas kependidikan. MAN 1 Salatiga

dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang menjadi figur utama dalam

pengelolaan seluruh sektor yang terdapat di sana. Adapun struktur organisasi

(37)

T A BF,I, V

(38)

Selain struktur organisasi MAN 1 Salatiga, juga terdapat struktur

organisasi siswa yang biasa di sebut OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah).

Adapun struktur OSIS MAN 1 Salatiga tahun 2007/2008 adalah sebagai

berikut:

TABEL VI

Struktur Kepengu nisan Osis MAN 1 Salatiga

Periode Tahun 2007/2008

No Jabatan Nama Kelas

1 Ketua Umum Muhammad Syafi’i XI.IA.1

2 Ketua I Eko Kumiawan XI.IS.2

3 Ketua II Wahyu Eksan M. X.4

4 Sekretaris Umum Ghamar Witiany XI.IS.2

5 Sekretaris I Susan ty XI.IS.3

6 Sekretaris II Latifatul Amaliyah X.6

7 Bendahara Umum Nur Ifka Alviani XI.IA.2

8 Bendahara I Nidatul Mufarokah XI.IS.1

9 Bendahara II Eva Arianingsih X.6

10 Sekbid. Peningkatan Ketaqwaan A. Aditya Satria XI.IA.2

11 Sekbid. Pengembangan Organisasi Feri Amaludin XI.IA.1

12 Sekbid. Berbangsa dan Bernegara Nur Rohman Habibi XI.IA.1

13 Sekbid. Pendidikan Bela Negara Samsul Ma’arif XI.IS.2

14 Sekbid. Ketrampilan Fitri Lestari H. XI.IS.3

15 Sekbid. Apresiasi, Kreasi, dan Seni Subkhan Eko S. XI.IA.1

16 Sekbid. Kesegaran Jasmani Misbah Azizah XI.IS.1

17 Sekbid. Kepribadian dan Budi Luhur Fendi Al Furqon XI.IA.2

(39)

B. Data Responden dan Hasil Angket Kecerdasan Emosional dan Reward

1. Data Responden

Adapun responden yang penulis ambil sebagai obyek penelitian adalah

sebagai berikut:

Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kecerdasan emosional

dengan reward yang diterima siswa, maka data yang telah diperoleh akan dianalisis

dengan analisis statistik. Hal ini dilakukan karena banyaknya jumlah data yang

terkumpul dan bersifat kualitatif. Adapun dalam menganalisis data tersebut,

(40)

\

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan tabel nilai kecerdasan emosional,

reward, dan tabel keija untuk koefisien korelasi atau untuk mencari pengaruh antara

variabel kecerdasan emosional dan reward yang diterima siswa.

1. Analisis Data Kecerdasan Emosional

Data kecerdasan emosional diperoleh dari penyebaran angket yang

terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing pertanyaan terdapat tiga

alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut

Alternatif jawaban A memiliki nilai 3

Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

Alternatif jawaban C memiliki nilai 1

Adapun nilai dari hasil penyebaran angket kecerdasan emosional dapat

diketahui pada tabel sebagai berikut:

TABELX

Nilai Jawaban Angket Kecerdasan Emosional

(41)
(42)

36 2 3 1 3 3 2 3 3 2 3 25

Dari nilai pengaruh kecerdasan emosional dengan jumlah 10 item,

diketahui nilai tertinggi 30, nilai temdah 19, dan kelas interval 3. Maka

kemudian diintervalkan dengan rumus sebagai berikut:

(43)

l =

I =

I =

( Xt - X r ) + 1

K i

( 3 0 - 19) + 1

3

11 + 1

3

12

i = 4

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa frekuensi dari

tiap kategori (A) tinggi, (B) sedang ataupun (C) rendah.

TABEL XI

Interval Kecerdasan Emosional

Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi Kategori

2 7 -3 0 21 A Tinggi

2 3 -2 6 23 B Sedang

1 9 -2 2 6 C Rendah

Jumlah 50

Dengan demikian, dapat diketahui:

a. Untuk kategori kecerdasan emosional yang tinggi, yaitu dengan nilai antara

(44)

b. Untuk kategori kecerdasan emosional yang sedang, yaitu dengan nilai

antara 23 - 26 sebanyak 23 siswa.

c. Untuk kategori kecerdasan emosional yang rendah, yaitu dengan nilai

antara 1 9 -2 2 sebanyak 6 siswa.

Kemudian dibuat tabel nominasi A (tinggi), B (sedang), dan C (kurang).

Untuk mengetahui kategori kecerdasan emosional siswa yang tinggi, sedang

dan rendah.

TABEL XII

Kategori Kecerdasan Emosional Siswa

No. Responden Skor Nominasi Kategori

(45)
(46)

43 26 B Sedang

Setelah diketahui berapa banyak siswa yang memiliki tingkat

kecerdasan emosional tinggi, sedang, dan rendah, kemudian masing-masing

kategori diprosenkan dengan rumus sebagai berikut:

F

P= — x 100%

N

Untuk kecerdasan emosional yang tinggi, sebanyak 21 siswa,

21

---- x 100 % = 42 % 50

Untuk kecerdasan emosional yang sedang, sebanyak 23 siswa,

23

---- x 100 % = 46 % 50

Untuk kecerdasan emosional yang rendah, sebanyak 6 siswa,

6

(47)

TABEL X III

Komparasi Kecerdasan Emosional Siswa dari setiap Kategori

No Nilai Kecerdasan

Emosional Interval Frekuensi Prosentasi 1 Tinggi (A) 2 7 -3 0 21 42%

2 Sedang (B) 2 3 -2 6 23 46%

3 Rendah (C) 1 9 -2 2 6 12%

Jumlah 50 100%

2. Analisis Data Reward

Data banyak sedikitnya reward yang diterima siswa diperoleh dari

penyebaran angket yang terdiri dari sepuluh pertanyan. Dari masing-masing

pertanyaan terdapat tiga alternatif jawaban, dengan bobot sebagai berikut

Alternatif jawaban A memiliki nilai 3

Alternatif jawaban B memiliki nilai 2

Alternatif jawaban C memiliki nilai 1

Adapun nilai dari hasil penyebaran angket reward dapat diketahui pada

tabel sebagai berikut:

TABEL XIV

Nilai Jawaban Angket Reward

NO 1 2 3 4 Nomor Item5 6 7 8 9 10 Jumlah

1 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 27

(48)
(49)

30 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25

31 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28

32 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 26

33 2 1 3 3 1 1 3 3 2 2 21

34 3 1 3 3 2 2 3 3 2 2 24

35 2 2 3 3 2 2 3 3 2 3 25

36 2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 25

37 3 1 3 3 3 3 3 3 2 3 27

38 2 1 3 3 3 2 3 3 3 3 26

39 3 1 3 3 2 2 3 3 2 3 25

40 1 1 3 2 2 2 3 2 2 2 20

41 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26

42 1 1 3 3 2 2 3 3 3 2 23

43 1 1 3 3 3 2 3 3 2 3 24

44 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 27

45 1 1 2 2 2 2 3 2 1 1 17

46 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 25

47 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 28

48 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 27

49 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 26

(50)

Dari nilai reward, dengan jumlah 10 item diketahui nilai tertinggi 28,

X t: Nilai Tertinggi

Xr : Nilai Terendah

Kemudian dimasukkan tabel untuk mengetahui berapa yang masuk

(51)

TABEL XV

Interval Reward

Nilai Interval Jumlah Siswa Nilai Nominasi Kategori

2 5 - 2 8 31 A Banyak

2 1 - 2 4 12 B Sedang

17-20 7 C Sedikit

Jumlah 50

Dengan demikian, dapat diketahui:

a. Untuk kategori reward yang banyak, yaitu dengan nilai antara 26 - 30

sebanyak 31 siswa.

b. Untuk kategori reward yang sedang, yaitu dengan nilai antara 2 1 - 2 5

sebanyak 12 siswa.

c. Untuk kategori reward yang sedikit, yaitu dengan nilai antara 1 6 - 2 0

sebanyak 7 siswa.

Kemudian dibuat tabel nominasi A (banyak), B (sedang), dan C

(sedikit). Untuk mengetahui kategori siswa yang menerima reward banyak,

sedang dan sedikit.

TABEL XVI

Nilai Nominasi Reward yang Diterima Siswa

No. Responden Skor Nilai Nominasi Kategori

(52)
(53)

31 28 A Tinggi

Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menerima reward banyak,

sedang, dan kurang, kemudian masinh-masing kategori diprosenkan dengan

rumus sebagai berikut:

F

(54)

Untuk reward yang baik, sebanyak 31 siswa, --- x 100%= 62 % 50

12

Untuk reward yang sedang, sebanyak 12 siswa, --- x 100 % = 24 % 50

7

Untuk reward yang kurang, sebanyak 7 siswa, ---x 100 % = 14 % 50

31

TABEL XVII

Komparasi Reward dari setiap Kategori

No Nilai Reward Interval Frekuensi Prosentasi

1 Banyak (A) 2 5 -2 8 31 62%

2 Sedang (B) 2 1 -2 4 12 24%

3 Kurang (C) 1 7 -2 0 7 14%

(55)

TABEL XVUI

Tabel kerja untuk mencari pengaruh antara variabel kecerdasan

emosional (X) dan reward (Y)

(56)

26 19 20 361 400 380

(57)

\

X : 1271 X2 : 32639 XY : 31560

Y : 1235 Y2 : 30853

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut:

(58)

B. Interpretasi Data

Setelah data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product

moment dan diperoleh nilai rxy = 0,490. Kaidah uji yang digunakan adalah:

Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 1%, maka hasilnya dinyatakan sangat

signifikan.

Bila nilai rxy > r tabel pada taraf signifikasi 5%, maka hasilnya dinyatakan

signifikan.

Bila nilai rxy < r tabel, maka hasilnya dinyatakan tidak signifikan.

Dari hasil analisis, diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan

dengan r product moment dengan N = 50, diperoleh nilai r pada taraf signifikasi 1 %

sebesar 0,361. Dengan demikian nilai rxy = 0,490 > r tabel = 0,361. Sehingga dapat

dinyatakan bahwa hasilnya sangat signifikan.

Jadi ada pengaruh positif antara kecerdasan emosional dengan reward yang

diterima siswa MAN 1 Salatiga. Sehingga hipotesis yang penulis kemukakan yang

berbunyi ada hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan reward

(59)

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan atas pembahasan dan hasil analisis di atas, maka dapat penulis

simpulkan sebagai berikut:

1. Dari variabel kecerdasan emosional, dapat diketahui:

a. Siswa dengan tingkat kecerdasan emosional tinggi beijumlah 21 siswa atau

sebanyak 42%. v

b. Siswa dengan tingkat kecerdasan emosional sedang beijumlah 23 siswa

atau sebanyak 46 %.

c. Siswa dengan tingkat kecerdasan emosional rendah beijumlah 6 siswa atau

sebanyak 12 %.

2. Dari variabel reward yang diterima siswa, dapat diketahui:

a. Siswa yang menerima reward banyak beijumlah 31 siswa atau sebanyak

62%.

b. Siswa yang menerima reward sedang beijumlah 12 siswa atau sebanyak

24%.

c. Siswa yang menerima reward sedikit beijumlah 7 siswa atau sebanyak 14%.

(60)

3. Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment, dan

diperoleh nilai rxy = 0,490, kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product

moment dengan N = 50 pada taraf signifikasi 1 % diperoleh nilai 0,361. Nilai

rxy yang lebih besar daripada nilai r tabel, atau (0,490 > 0,361).

Jadi ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan reward yang

diterima siswa kelas XI MAN 1 Salatiga tahun 2008.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas, beberapa saran yang dapat penulis

berikan antara lain:

1. Bagi kepala sekolah sebagai supervisor, hendaknya lebih memperhatikan

materi-materi pendidikan yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan

kecerdasan emosional siswa.

2. Bagi guru sebagai panutan bagi para siswa, hendaknya selalu mendorong,

mengarahkan, dan melatih siswa agar ketrampilan-ketrampilan kecerdasan

emosional mereka lebih terasah. Guru hendaknya juga memberi contoh

bagaimana memberi reward bagi siapa saja yang memiliki ketrampilan

(61)

3. Bagi para siswa, hendaknya melatih dan mengembangkan kemampuan dalam

penguasaan emosi diri, karena usia remaja merupakan usia yang sangat rentan

dengan berbagai permasalahan. Dengan penguasaan emosi yang baik,

diharapkan tidak akan menjadi orang yang sombong karena banyaknya reward

yang di terima dari orang lain.

C. Penutup

Demikian skripsi ini disusun dengan penuh kesungguhan dalam

menuangkan gagasan tentang pentingnya mengembangkan ketrampilan-

ketrampilan kecerdasan emosional, untuk dikontribusikan bagi perkembangan

pendidikan. Namun demikian, sebagai makhluk yang sangat lemah, penulis yakin

bahwa kekurangan-kekurangan masih mewarnai tulisan ini, sehingga kritik dan

saran konstruktif senantiasa penulis harapkan.

Akhirnya dengan memohon ridha Allah SWT. Penulis berharap semoga

(62)

Abdullah, Abdurrahman Saleh, Teori-teori Pendidikan Berdasarkan Al Qur’an, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Armai, Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers,

2002.

Agustian, Ary Ginanjar, Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power Sebuah Inner

Journey Melalui Al Ihsan, Jakarta: Arga, 2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Prakter, Jakarta: Rineka

Cipta, 1998.

Fajri, EM Zul dan Ratu Aprilia Senja, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa

Publisher, tt.

Goteman, John dan Joan De Claire, Kiat-kiat Membesarkan Anak yang Memiliki

Kecerdasan Emosional, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997.

Goleman, Daniel, Emotional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa E l Lebih

Penting daripada IQ, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Reserch, Yogyakarta: Adi Ofset, 1995.

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Reserch Sosial, Bandung: Mandar Maju,

1990.

Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan suatu Analisa Psikologi, Filsafat, dan

(63)

Indonesia, Jakarta: Kencana, 2003

Nata, Abuddin, Manajeman Pendidikan, Jakarta: Prenada Media, 2003.

--- , Oxford Learner’s Pocket Dictionary, Oxford: Oxford University Press, 1991.

Purwodarminto, W. Js, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982.

Setiadarma, Monti P. dan Fidelis E. Waruwu, Mendidik Kecerdasan, Jakarta: Pustaka

Populer Obor, 2003.

Sukandamimidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis untuk Peneliti Pemula,

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2004.

Surakhmat, Winamo, Pengantar Ilmu Dasar Metode Tehnik, Bandung: Tarsito, tt.

Yusuf LN, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: Remaja

(64)

Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Reward yang diterima Siswa MAN 1 Salatiga

Nama : __________________________

Kelas : ________________________

Petunjuk:

1. Tulis Nama dan Kelas Anda pada kolom di atas!

2. Jawab pertanyaan dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c, sesuai dengan jawaban Anda!

3. Jawab setiap pertanyaan dengan hati-hati, jujur, dan sesuai dengan hati nurani Anda, sebab angket ini tidak akan mempengaruhi nilai rapor maupun nilai-nilai Anda yang lain!

A. Kecerdasan Emosional

1. Apa yang Anda rasakan saat dimarahi guru, ketika Anda bersalah? a. saya terima, sudah sepantasnya saya dimarahi

b. agak jengkel, tapi diam saja

c. tidak terima, jengkel, marah-marah di belakangnya

2. Apa yang Anda rasakan saat seorang teman mengejek kekurangan Anda? a. introspeksi diri, berusaha tidak membalas karena belum tentu dia lebih baik b. meski marah dan tidak terima, tapi diam saja karena ejekan itu memang benar c. tidak terima, marah, balas mengejek

3. Apa yang Anda lakukan pada saat tes, ada beberapa soal yang sulit dikeijakan? a. dikeijakan semampunya, kalaupun tetap tidak bisa, terpaksa ditinggal b. tidak dikeijakan dan ditinggal begitu saja, toh juga tidak akan bisa c. diam-diam bertanya kepada teman, kalau perlu mencontek

4. Saat Anda dalam keadaan emosi karena suatu masalah, apa yang ada dalam fikiran Anda?

a. mencari tahu apa sebenarnya inti masalahnya dan mencari jalan keluar terbaik b. mencari pelampiasan, tidak peduli baik ataupun buruk, yang penting emosi

tersalurkan

(65)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara Pelajar02 Telp.(0298)323706.323433 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsaIatiga.ac.id E-mail : administrasi@stainsalatiga.ac.id

Nomor : ST.27/K-l/TL.01/*>7o/2007 27 Desember 2007 Lamp : Proposal Penelitian.

Hal : Permohonan Izin Penelitian

Kepada

Yth. Kepala MAN 1 Salatiga DI Salatiga

Assalamualaikum w.w.

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami menerangkan bahwa :

N a m a NIM Mahasiswa Jurusan Program Studi

: Hid Zakiyah Muflihat :11103051

: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga : Tarbiyah

: Pendidikan Agama Islam (PAI)

Dalam rangka penyelesaian studi Program S. 1 di STAIN Salatiga, diwajibkan memenuhi salah satu persyaratan yang berupa pembuatan SKRIPSI.

Adapun judul skripsinya adalah :

PENGARUH REWARD DAN PUNISHMENT TERHADAP KECERDASAN EMOSIONAL SISWA MAN 1 SALATIGA TAHUN 2007.

Dengan Pembimbing : Drs. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si

Untuk penyelesaian Skripsi tersebut, kami mohon Bapak/Ibu memberi izin kepada mahasiswa tersebut untuk mengadakan penelitian guna memperoleh data atau keterangan dan bahan yang diperlukan di MAN 1 Salatiga. Mulai tanggal 28 Desember 2007 s.d selesai

Kemudian atas pemberian izin Bapak/Ibu. kami sampaikan terima kasih.

Wassalamualaikum w. w.

a.n. Ketua

Pembantu Ketua Bidang

Tembusan : Ketua STAIN Salatiga (sebagai laporan)

-DEPARTEM EN AGAM A

SEKOLAH TINGGI AGAM A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar02Telp.(0298)323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Nomor: ST.27/K-1/PP.00.9/I-1.1.176/2007 10 September2007 Lamp. : Proposal Skripsi

Hal : Pembimbing dan Asisten Pembimbing Skripsi

Yth. Dra. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si

Assalamualaikum w.w.

Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S.l). Saudara ditunjuk sebagai Dosen Pembimbing / Asisten Pembimbing Skripsi mahasiswa :

(66)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar No. 2 Telp. (0298) 323706, 323433, Fax. (0298) 323433 Salatiga 50712

http://www.stainsalatiea.ac.id email : akademik@stainsalatiga.ac.id

Nama

No. Hari/Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf

(67)

Nama : Hid Zakiyah Muflihat Jurusan : Tarbiyah

NIM : III 03 051 Progdi : PAI

No Kegiatan Tanggal Keterangan Nilai

1 OPSPliK 30 Agustus 2003 Peserta 3

2 Talk Show “Kecenderungan Perilaku Remaja dalam Perspektif Gender” (BEM)

15 November 2003 Peserta 2

3 “Pelatihan Advokasi Mahasiswa” (BEM) 15 Maret 2004 Peserta 2

4 “Rekonstruksi Proses Pendidikan Sebagai

Upaya Meningkatkan Kwalitas

Pembelajaran” (H M J Tarbiyah)

16 Maret 2004 Peserta 2

5 “Ritual Padusan dan Selikuran Menurut Islam” (Ittaqo)

2 Nopember 2004 Peserta 2

6 Perkemahan dan Porseni Pelajar

Nahdlatul Ulama Ke-2 Tahun 2005

25-27 Maret 2005 Panitia 2

7 English Festival “Why we need English” (CEC)

27 Maret 2007 Peserta 2

8 “Movie Apreciation and Breaking The

Fast” (CEC)

6 Oktober 2006 Peserta 2

9 “Discussion at Ramadan” (HMI) 25 Oktober 2005 Peserta 2

10 “Penerimaan anggota baru” (SSC) 9 Desember 2006 Panitia 3

11 Perhimpunan Remaja Masjid “PRISMA” 12 Desember 2006 Wakil Ketua 6

12 English Festival (CEC) 17 April 2007 Peserta 2

13 “DONAL CUP” (SSC) . 12 Mei 2007 Panitia 3

14 Latsar T eater Getar XVII 25 - 28 Des 2004 Peserta 2

15 Produksi XXV Teater Getar 09 Mei 2005 Panitia 3

16 Beringin Art 2005 23 Agustus 2005 Panitia 3

(68)

19 Workshop Teater Getar 11-13 Maret 2006 Peserta 2

20 Produksi XXVI dan ULTAH Teater Getar 09 Mei 2006 Pemain 3

- °! LatsarXIX Teater Getar 2 - 6 Pebruari 2007 Panitia 3

Jumlah Nilai 55

Salatiga, 31 Maret 2008

(69)

Nama Lengkap

NIM

Tempat, Tgl. Lahir

Alamat

HID Z AKI YAH MUFLIHAT

111 03 051

Boyolali, 12 April 1984

Dusun Blumbangkrajan Rt.04 Rw.01, Desa Bantengan,

Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali.

Pendidikan : L MI Tlawong, lulus tahun 1996

2. MTs fil Popongan, lulus tahun 1999

3. MAN 1 Boyolali, lulus tahun 2002

4. STAIN Salatiga Jurusan Tarbiyah, angkatan 2003

Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, Maret 2008

Penulis

Gambar

TABEL IIKeadaan Pegawai MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008
TABEL UIKeadaan Siswa MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008
TABEL IVKeadaan Gedung MAN 1 Salatiga Tahun 2007/2008
Struktur Kepengu nisan Osis MAN 1 SalatigaTABEL VI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketiga fluktuasi (tahunan, 6 dan 4 bulan- an) menunjukkan beda fase negatif yang berarti signal lebih dahulu dirasakan di selatan S. Lom- bok baru kemudian di L. Secara teo- ritis

Antonius Darma Setiawan KNASTIK 2016 Universitas Kristen Duta Wacana.. Direktur Riset, Pengembangan Bisnis, dan

Perbedaan itu tidak menimbulkan perbedaan dalam melaksanakan kewajiban sebagai penganut Islam terutama dari segi pelaksanaan solat, sehingga saat ini di Lombok,

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan produk pengembangan modul fisika berbasis siklus belajar 7E berbantuan video, kemudian menguji efektivitas modul

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kubang Kutu 2, menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan jumlah 20

Berdasarkan dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat efek interaksi hari dan dosis terapi kombinasi ekstrak etanol 80 % daun

Tujuan pembelajaran ini adalah (i) untuk menemukan bagaimana macam- macam bentuk metapora dalam iklan perawatan kecantikan yang ditemukan di majalah allure Magazine. (ii)

Pada penelitian yang akan peneliti lakukan adalah menggunakan metode analitik observasional dengan membandingkan beberapa bangsal (bangsal bedah, bangsal anak,