■i n i i n m
i i n i
___ ____08TD 10ia 770.01PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAM UKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN
BERIBADAH SISWA SEKOLAH M ENENGAH KEJURUAN NEGERI 01
SALATIGA TAHUN 2007/2008
SKRIPSI
Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga
O le h :
MASHURI
N IM : 111 03 007
i
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM A ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Saalatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id.
DEKLARASI
B ism Ulahi *rahmani r rahim
Dengan Penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak satupun berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan siding munaqosyah skripsi.
Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi
Salatiga, 29 Februari 2008 Penulis
Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id
Dra. Siti Farikhah, M.Pd.
Dosen STAIN salatiga Jl. Stadion NO. 03 Salatiga
NOTA PEMBIMBING
Lampiran : 3 (tiga) eksemplar Hal : Naskah skripsi
Sdr Mashuri
Salatiga, 29 Februari 2008 Kepada Yth.
Ketua STAIN Salatiga
di
Salatiga
Assalamu 'alaikum Wr. Wb
Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama : Mashuri
NIM : 111 03 007
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI
Judul : Pengaruh Pendidikan Kepramukaan terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa SM K Negeri I Salatiga Tahun 2007/2008 Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudara tersebut diatas agar dapat segera di munaqosyahkan.
Demikian harap menjadikan perhatian.
W assalamu *alaikum W r. W b.
Dra. Siti FarikhahJM.Pd NIP.150 234 916
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
J l Stadion No. 03 Salatiga8 (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021P E N G E S A H A N
Skripsi Saudara : MASHURI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 007 yang berjudul : ’ PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008”. 'lelah dimunaqosahkan dalam
pada hari : Rabu tanggal 11 Rabiul Awal 1429 H, yang bertepatan dengan tanggal : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.
Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,
11 Rabiul Awal 1429 H Salatiga,
19 Maret 2008 M Panitia Ujian
Sekretaris
Dr. 1______________ . Ag. NIP. 150 247 014
Penguji II
Dra. Hi. Lilik Sriyanti, M. SI. NIP. 150 245 903
Dra. Siti Farikhah, M. Pd. NIP. 150 234 916
M O T TO
1. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (Al-Insyrah : 6) 2. Kepedihan mendatangkan kedewasaan, hidup dari mimpi dan beijuang
meraihnya, usaha, do’a, sabar dan ikhlas adalah kunci keberhasilan 3. Masa lalu adalah kematian dalam langkah, tapi kehidupan untuk menjadi
lebih baik
4. Kesulitan melahirkan pemikiran baru, so nikmati hidup.
Ku persembahkan skripsi ini untuk :
1. Bapakku Harmin dan Ibuku Mujinah yang kucintai dan kubanggakan
2. Kakakku M ba’ Mudlikah, Adikku Dwi Fatmawati yang kusayang selalu
3. Kus Endar Isnaini “Endar” my end’lless Hatoba aijin
4. Teman-teman terbaikku “D ’kcick alias Udin, Wiwid, Kampret alias Amrina, Vitri, Youlie and Imoet, juga teman-teman PAI angkatan 2003
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabatnya yang telah menghantarkan kepada manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.
Penyusunan Skripsi yang berjudul :
“PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP
KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA PADA SISWA-SISWI SMKN I SALATIGA 2007/2008. Dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak.
Sebagai insan yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:
1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketud Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN) Salatiga.
2. Drs. Sa'adi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
3. Fatchurrahman, M.Pd, selaku Ketua Progran Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
HALAMAN JUDUL ... i
DEKLARASI ... ii
NOTA PEMBIMBING ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
MOTO ... v
PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Penegasan Istilah ... 4
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Hipotesis ... 6
F. Metode Penelitian ... 7
G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11
BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Kepramukaan ... 13
1. Pengertian Kepramukaan ... 13
2. Sejarah Pramuka ... 14
3. Sifat dan Fungsi Kepramukaan ... 20
4. Dasar, Asas, Tujuan dan Sasaran Gerakan Pramuka ... 21
5. Bentuk-bentuk Kegiatan Pramuka ... 23
1. Macam-macam Disiplir ... 24
a. Disiplin Ibadah ... 25
b. Disiplin Belajar ... 28
C. Pengaruh Pendidikan Ke r .ukaan Terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa ...j ... 30
BAB III LAPORAN HASIL PENEI .** , .N A. Sejarah Berdirinya SI^ F sgeri I Salatiga ... 33
B. Lokasi SMK Negeri S f iga ... 35
C. Visi, Misi dan Tuju? n ... 35
D. Keadaan Guru dan K? j ya .van ... 36
E. Keadaan Siswa ... 37
F. Struktur Organisasi ... 37
G. Sistem Pendidikan SMK Negeri I Salatiga ... 37
H. Sarana dan Prasarana ... 38
I. Pendidikan Kepramukaan SMK Negeri I Salatiga ... 38
J. Daftar Nama Responden ... 42
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis pendahuluan ... 43
B. Analisis lanjutan ... 74
C. Interpretasi D a ta ... 78
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80
B. Saran-saran... 80
C. Penutup ... 82 DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
TABEL I Keadaan Guru ... 84
TABEL II Keadaan Karyawan ... 92
TABEL III Keadaan Siswa-Siswi ... 94
TABEL IV Data Wali Kelas ... 95
TABEL V Sarana Dan Prasarana ... 97
TABEL VI Daftar Nama Responden ... 99
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah medium bagi terjadinya informasi nilai dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai pencetak corak kebudayaan dan peradaban manusia. Pendidikan berhubungan dengan upaya pengembangan dan pembinaan seluruh potensi manusia tanpa frekuensi dan tanpa prioritas dari sejumlah potensi yang ada. Dengan pembinaan dan pengembangan seluruh potensi tersebut pendidikan di harapkan dapat menghantarkan manusia pada suatu pencapaian tingkat kebudayaan manusia, menunjang harkat dan martabat kemanusiaan.
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar anak didik baik dalam pendidikan formal ataupun non formal. Selain itu pendidikan merupakan proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang akan termanifestasi dalam kepribadianya. Pembentukan kepribadian dan kedisiplinan seseorang ditentukan oleh lingkungan dimanapun dia berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.
Lingkungan merupakan tempat dari proses pendidikan berlangsung, kebiasaan-kebiasaan dan aktivitas-aktivitas tertentu yang di lakukan dalam suatu lingkungan akan menjadi diri seseorang sebagai cermin dari
perilakunya, dengan demikian hasil yang diperoleh seseorang baik dan
tidaknya disandarkan pada realitas lingkungannya. Jika ditinjau dari fakor
lingkungan pendidikan dapat terbagi menjadi tiga macam yaitu : Pendidikan formal yang berbentuk sekolah, pendidikan non formal yang berbentuk lingkungan dan masyarakat. Ketiga faktor pendidikan diatas akan dapat menghantarkan seseorang untuk memperoleh jati diri, kepribadian dan kedisiplinannya dalam menerapkan hasil belajar pada kehidupan sehari-hari.
Didalam pendidikan formal akan menambah dan memperluas ilmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapi realitas, supaya memungkinkan manusia dapat berkomunikasi antara satu sama lain. Membangun dialog dengan mengakui yang lain dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.1 Mengetahui secara ilmiah itu bukan menjadi lingkup mengadanya manusia yang lengkap, akan tetapi merupakan suatu sarana yang memungkinkan adanya tindakan manusia. Paling tidak itu meliputi tiga macam pengetahuan pendukung.
Pertama, dorongan untuk mengetahui justru lahir dari keterpaksaan
untuk mempertahankan hidupnya, berbeda dengan makhluk-makhluk lain seperti binatang, yang lahir dengan kemampuan mengerti secara naluriah yang dibawa sejak lahir, sedangkan manusia tidak mempunyai naluri sejak lahir yang siap dipakai untuk dapat mempertahankan hidupnya, tetapi dia harus mencari dan memahami, menafsirkan dan mengantisipasi alam di sekalilingnya. 1
Kedua, manusia mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu
untuk menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam kenyataannya.
Berbeda dengan makhluk lain yang hubungannya dengan alam bersifat
alamiah dan berupa ketundukan mutlak, sedangkan hubungan manusia dengan
alam mengandung unsur ikhtiar atau upaya untuk hidup secara manusiawi.
Ketiga, dorongan untuk mengetahui dan menyangkut penilaian
mengenai realisasi adanya manusia.2
Kegiatan kepramukaan juga termasuk pendidikan formal yang sering
disebut dengan pendidikan ekstrakurikuler, kegiatan ini merupakan suatu
pendidikan yang menarik bagi anak atau remaja yang dilaksanakan diluar jam
sekolah. Peserta didik diarahkan pada hal-hal yang aplikatif, siswa diberikan sentuhan-sentuhan pada penetapan norma-norma tertentu sehingga teijadi internalisasi., gerakan pramuka berperan dalam usaha membawa anak didik menuju kemandirian dan kedisiplinan.3
Kegiatan Kepramukaan akan membawa dampak yang positif pada peserta didik. Dengan demikian pendidikan kepramukaan dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk mengarahkan remaja pada kedisiplinan yang tinggi serta menjalankan segala aktifitasnya sesuai dengan jadwal yang dimilikinya dengan baik dan tepat waktu.
2 Ibid. hal. 13
Berdasarkan kerangka berpikir diatas, penulis mencoba menuangkan
dalam suatu penelitian dengan menyusun sebuah judul : PENGARUH
PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN, TERHADAP KEDISIPLINAN
BERIBADAH SISWA SMKN 1 SALATIGA TAHUN 2007/2008).
B. Penegasan Istilah
Dalam upaya menghindarkan diri dari interpretasi yang bias, penulis akan menguraikan dan menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan judul penelitian ini. Selain itu akan lebih mudah memahami gambaran judul ini dengan lebih jelas dan spesifik.
Adapun istilah-istilah itu adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Kepramukaan
Pendidikan Kepramukaan merupakan pemahaman dan keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kepramukaan disekolah. Jadi siswa yang mengikuti kepramukaan disekolah dapat:
a. Mengikuti kegiatan kepramukaan dengan baik b. Disiplin dalam menjalankan kepramukaan
c. Menerima dan merespon pembelajaran kepramukaan dengan baik d. Memahami dan mengamalkan isi Dasa Dharma Pramuka
2. Kedisiplinan Beribadah Siswa
Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.4
Jadi yang dimaksud dengan kedisiplinan beribadah siswa adalah ketepatan dan
kepatuhan siswa dalam menjalankan ibadah yang mencakup waktu, ketepatan
waktu, rukun dan syarat-syaratnya.
Jadi kedisiplinan dalam beribadah menurut penulis adalah sikap yang
tampak pada diri anak dalam mencerminkan sikap disiplin dalam
melaksanakan aktivitas beribadah serta ketepatan waktu dalam segala aspek
kegiatanya. Ukuran kedisiplinan beribadah siswa menggunakan indikator
individu bagi siswa yang telah mengikuti pendidikan kepramukaan dapat
disiplin sebagai berikut:
a. Taat beribadah
b. Beribadah tepat pada waktunya
c. Menepati janji
d. Bersikap j ujur dalam segala aktivitas
Jadi maksud judul skripsi ini adalah kepramukaan dapat menciptakan
sikap kedisiplinan dalam beribadah siswa, dengan jalan mengikuti pendidikan
kepramukaan disekolah.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dialas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana variasi pemahaman dan keaktivan siswa dalam melaksanakan
pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga
3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman dan keaktifan kepramukaan
terhadap kedisiplinan beribadah pada siswa-siswi SMK N 01 Salatiga.
D. Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pemahaman dan keaktivan siswa dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga
2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan beribadah siswa SMK N 01 Salatiga
3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa SMK N 01 Salatiga
E. Hipotesis
Hipotesis adalah ’suatu jawaban yang masih bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris’.5 Berdasarkan pengamatan sementara, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh yang positif antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa. Dengan kata lain makin tinggi siswa memahami dan menjalankan pendidikan kepramukaan, maka makin tinggi pula tingkat kedisiplinan dalam menjalankan ibadahnya.
Dari hipotesis diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa.
Artinya siswa yang selalu memusatkan waktu dan perhatianya pada
pendidikan kepramukaan maka akan memotivasi dirinya untuk selalu bersikap
disiplin dalam menjalankan ibadahnya.
F. Metode Penelitian
Dalam pembicaraan metodologi diatas ada beberapa komponen yang
akan digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud, dalam penelitian ini
penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah siapa saja kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Populasi siswa yang mengikuti pendidikan kepramukaan adalah 604 siswa yang terdiri dari kelas I, II dan III. Untuk sampel penulis mengambil 80 siswa yang meliputi kelas I, II, dan III. Siswa kelas I sebanyak 52 siswa, kelas II sebanyak 19 siswa dan kelas III sebanyak 9 siswa.
Penulis menggunakan tehnik random sampling, sehingga penulis mengambil sampel secara acak sebanyak 13,24% dari 604 siswa yang mengikuti pendidikan kepramukaan. 6
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel sebagai fokus penelitian, yaitu pemahaman dan keaktifan kepramukaan sebagai variabel pertama dan kedisiplinan beribadah siswa sebagai variabel kedua.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data adalah cara dan alat untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tehnik untuk mengumpulkan data yaitu :
a. Metode angket
Metode angket ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan pemahaman dan keaktifan pendidikan kepramukaan khususnya yang berhubungan dengan kedisiplinan, fungsi, sifat kepramukaan dan dasar-dasarnya. Penggunaan metode angket ini juga digunakan untuk mengetahui sampai dimana tingkat kedisiplinan beribadah siswa setelah mengikuti pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga.
b. Metode interview
Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dan tanya jawab untuk memperoleh informasi dari koresponden.7 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya SMK N 1 Salatiga. Kemudian bertanya kepada salah satu
guru pembina pramuka untuk memperoleh data tentang pelaksanaan
pendidikan pramuka disekolah.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan sejumlah besar data yang tersedia
berupa data variabel seperti yang terdapat pada surat-surat, catatan
harian dan jurnal.8 Metode ini digunakan untuk mencari data struktur
organisasi dan aspek-aspek yang berhubungan dengan tata administrasi
di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.
4. Tehnik Analisis Data
Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul penulis
menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Tehnik Analisis Kwantitatif
Yaitu tehnik statistik sederhana yang merupakan prosentase
analisis, adapun rumus yang digunakan untuk mencari prosentase
adalah :
F
P = --- x 100% N
Keterangan :
P = Prosentase yang dicapai F = Frekwensi
N = Jumlah responden
b. Analisis Uji Hipotesis Hubungan antara Pendidikan Kepramukaan dengan Kedisiplinan Beribadah Siswa SMK N 1 Salatiga
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa di SMK Negeri I Salatiga, maka penulis menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik antara nilai pendidikan kepramukaan dan nilai kedisiplinan beribadah siswa menggunakan rumus statistik “korelasi product moment” sebagai berikut:
NSXY- ( I X ) ( IY )
rxy = —
-V{ N EX2 -(X X )2 } { N E Y 2- ( E Y ) 2 }
Keterangan :
Tx y : Koefisien korelasi antara x dan y
X : Variabel pendidikan kepramukaan Y : Variabel kedisiplinan beribadah siswa N : Jumlah responden.9
Sigma : Jumlah
Kemudian langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hubungan antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa dengan membandingkan hasil keofesien korelasi yang ada pada tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > r,abei maka menunjukkan
bahwa ada hubungan yang positif antar dua variabel tersebut, yang
berarti hipotesis yang penulis ajukan diterima,akan tetapi apabila r^ung
< rtabei maka tidak terdapat hubungan yang positif antara pendidikan
kepramukaan dan kedisiplinan beribadah sisiwa SMK N I Salatiga,
yang berarti hipotesis yang penulis ajukan ditolak.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,metodologi penelitian, dan sisitematika penulisan skripsi
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam landasan teori, penulis akan melaporkan uraian tentang pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa, tentang kepramukaan meliputi : pengertian kepramukaan, sejarah pramuka, sifat dan fungsi kepramukaan , asas dasar,tujuan dan sasaran gerakan pramuka, prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Tentang kedisiplinan beribadah sisiwa meliputi : macam-macam disiplin, uraian kedisiplinan beribadah, dan seterusnya.
BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN
statusnya, keadaan gedung dan penggunaanya, keadaan siswa-
siswi SMK N I Salatiga dan kegiatan pramuka yang ada di SMK
N I Salatiga.
BAB IV : ANALISIS DATA
Dalam bab ini meliputi : analisis pendahuluan, analisis uji
hipotesis dan analisis lanjut
BAB V :PENUTUP
LANDASAN TEORI
A. Pendidikan Kepramukaan
1. Pengertian Kepramukaan
Istilah Kepramukaan berasal dari kata Pramuka kepanjangan dari
“Praja Muda K aram i’ berarti rakyat muda yang suka berkarya.10 * Akar kata
mendapat awalan ke dan akhiran an sehingga menjadi kepramukaan yang artinya proses dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan oleh anak dibawah tanggung jawab orang dewasa.11 Pendidikan kepramukaan dilaksanakan diluar pendidikan sekolah dan diluar lingkungan pendidikan keluarga dan dilaksanakan di alam terbuka dengan menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota gerakan pramuka yang berusia antara 7 sampai 25 tahun, dan kedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak dan pramuka pendega. Sedangkan menurut Lord Baden Powell yaitu ; “scouting is not a science to be solemnly student, NOR is it a collection o f doctrine and lexis. NO ! it is a jo lly game in the out o f
doors, where hoy-men and... boy can go adventuring together as leader
and younger brother picking up health and happiness, is it a collection o f
doctrine and texts. NO ! it is a jo lly game in the out o f doors, where
boy-10 W.J.S Porwodarmito, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, Hal. 230
" Ibid, Hal. 649
men and... boy can go adventuring together as leader and younger
breather picking up health and happiness, handicraft and halpfulness.
Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan
tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah
dari suatu buku, kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan
di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,
mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik membina kesehatan
dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan
bagi yang membutuhkannya.12
Jadi kepramukaan merupakan pendidikan yang menyenangkan dan
bisa menjadi obat stress bagi orang yang mengikutunya. Pramuka bukanlah pelajaran yang membosankan karena selalu bervariasi dalam melaksanakan kegiatan, selain itu pramuka banyak menghabiskan waktu di alam terbuka sehingga peserta yang mengikutinya akan merasa tertantang untuk menyelesaikan kegiatannya dengan baik.
2. Sejarah Pramuka
a. Pramuka Dunia
Sejarah Kepramukaan disebutkan bahwa pada awal tahun 1908 Lord Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya.13 Kumpulan dari tulisan itu kemudian terbit sebagai scouting fo r boys, buku ini cepat beredar di inggris, bahkan ke Negara-negara lainnya. Pada 12 Boyman, Ragam Latih Pramuka, Nuansa Muda, Bandung, 2001, Hal. 03
perkembangan selanjutnya di banyak Negara berdiri organisasi
kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang
yang disebut boy scout kemudian disusul organisasi puteri yang diberi
nama girl guides atas bantuan agnes, adik perempuan Lord Baden
Powell dan diteruskan oleh Ny. Boden Powell. Tahun 1916 gerakan pramuka semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan berdirinya kelompok pramuka seusia siaga yang disebut dengan CUB (anak srigala) dengan buku the jungle book, berisi tentang mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara dihutan oleh induk srigala). Karangan Rudyard kibling sebagai cerita pembungkus CUB.
Pada tahun 1918 Boden Powell Rover Scout (Pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat 17 tahun tetapi senang dan giat dibidang pramuka, disusul 4 tahun kemudian Boden Powell menerbitkan buku Revering to success (mengembara menuju kebahagiaan) yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak dalam menghadapi tantangan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan.
Lord Boden Powell yang telah mempelopori gerakan pramuka mendapatkan sambutan yang besar bagi masyarakat dunia. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pramuka di Negara Belanda dengan sebutan Padvender dan Padvinderej. Seperti Netherland indische
padvinders verininging / persatuan pandu-pandu Belanda. Sedangkan
tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia mendirikan gerakan kepanduan yang jumlahnya mencapai 100 organisasi kepanduan diantaranya JPO (Javanse Padvinders Organizatie), JPP (Jong Java Padvinders), SIAP (Serekat Islam Afdelling Padvinders), NATIPI (National Islamitiche Padvinders) dan HW (Hisbul Wathon).
b. Pramuka Indonesia
Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Melalui uraian sejarah singkat kepramukaan, diharapkan para pembaca dapat mengerti dan memahami hubungan antara organisasi kepramukaan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sampai pada masa sekarang, bahkan sampai pada masa yang akan datang. Proses kelahiran pramuka di Indonesia dijiwai oleh sumpah pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang pada saat itu lebih dikenal dengan sebutan gerakan kepanduan.14 Istilah kepanduan dikarenakan adanya larangan perintah Belanda kepada organisasi kepanduan diluar NIVP
untuk menggunakan istilah Padvinders dan Padvinderej. Maka Kiai Haji Agus Salim menggunakan istilah pandu dan kepanduan untuk menggunakan istilah asing Padvinders dan Padvinderej itu.
Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran nasional, timbul niat untuk menggerakkan persatuan organisasi-organisasi kepanduan pada tahun 1930 antara lain : INPO (Indonesische Padvinderes Organizatie), PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera). Ketiga organisasi tersebut bergabung menjadi 1 organissasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian dalam perkembangannya terbentuk suatu federasi yang dinamakan persatuan antar pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931 dan berubah lagi menjadi Badan Pusat Kepanduan-Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
kebebasan tersebut berdiri kembali organisasi-organisasi seperti HW,
SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katolik, Pandu Ansor, KBI dan lain-lain. Menjelang tahun 1961 kapanduan Indonesia berjumlah lebih dari 100. Kondisi yang demikian itu, menjadikan kepanduan di Indonesia terpecah belah dan lemah. Meskipun sebagian dari organisasi itu terhimpun dalam tiga federasi organisasi kepanduan, yaitu : satu, Kepanduan federasi putera (IPINDO), dua, Kepanduan puteri (POPPINDO) dan (PKPI).
Menyadari lemahnya kepanduan Indonesia. Tiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Anggota organisasi ini hanya 60 orang saja dari 100 lebih organisasi kepanduan. Namun demikian sebagian dari 60 organisasi anggota PERKINDO terutama yang berada dibawah organisasi politik tetap saling berhadapan satu sama lain. Akibatnya tetap terasa lemah gerakan kepanduan di Indonesia.
Kelemahan gerakan kepanduan di Indonesia dimanfaatkan dan akan di pergunakan pihak komunis sebagaimana yang berlaku di Negara-negara komunis. Kondisi yang genting tersebut dapat tercium oleh kekuatan Pancasila yang berada didalam Perkindo sehingga terjadi gerakan pertentangan. Atas jasa Perdana Menteri, perjuangan kekuatan Pancasila menghasilkan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 23 tahun 1%1 tentang gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 mei
Berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia tersebut
ditetapkan :
Pertama : Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan gerakan pramuka
Kedua : Diseluruh wilayah Republik Indonesia perkumpulan gerakan pramuka adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan. Ketiga : Badan-Badan yang lain sama sifatnya atau yang
menyerupai perkumpulan gerakan pramuka dilarang adanya.
Keempat : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 20 mei 1961. Berdasarkan keputusan presiden diatas, gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan memperoleh tanggapan yang positif di masyarakat luas, sehingga pada waktu yang relatife singkat telah berkembang ke kota-kota sampai ke desa-desa yang jumlahnya meningkat dengan pesat. Kemajuan itu itu juga adanya partisipasi aktif tiap tingkat dari nasional sampai gugus depan.
dalam melakukan pembangunan di bidang pendidikan, khususnya
pendidikan di luar sekolah.
3. Sifat dan Fungsi Kepramukaan
a. Sifat Kepramukaan
Merujuk pada resolusi konferensi kepramukaan sedunia pada
bulan agustus 1942 di kopenhagen, Denmark, menyatakan bahwa
kepramukaan itu memiliki 3 sifat,15 yaitu :
1. Kepramukaan Bersifat Nasional
Kepramukaan diselenggarakan di Negara manapun
hendaknya menyesuaikan pendidikan dengan keadaan dan
perkembangan masyarakat Bangsa dan Negara masing-masing.
2. Kepramukaan Bersifat Internasional
Organisasi kepramukaan dinegara manapun didunia harus
dibina dan dikembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antar
sesama anggota kepramukaan dan sebagai sesama manusia.
3. Kepramukaan Bersifat Universal
Kepramukaan biasa dilakukan dimana saja untuk mendidik
anak dari Suku dan Bangsa apa saja yang dalam pelaksanaanya
harus selalu menggunakan prinsip dasar pendidikan kepramukaan.
b. Fungsi Kepramukaan
Anggaran dasar gerakan pramuka pada bab II pasal 6
menegaskan tentang fungsi pramuka yaitu sebagai lembaga pendidikan
diluar sekolah dan diluar kelas sebagai wadah pembinaan generasi
muda. Merupakan prinsip dasar kepramukaan dan metode
kepramukaan serta sisitem among yang pelaksanaanya disesuaikan
dengan keadaan, kepentingan bangsa serta masyarakat Indonesia.
Dari landasan diatas, kepramukaan mempunyai 3 fungsi yaitu :
1. Merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan,
bagi anak-anak, remaja dan pemuda.
2. Merupakan suatu pengabdian bagi para anggota dewasa yang
merupakan tugas yang memerlukan keiklasan, kerelaan dan
pengabdian.
3. Merupakan alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi,
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau
Negara untuk mencapai tujuan.16
4. Dasar Asas, Tujuan dan Sasaran Gerakan Pramuka
Dalam pola umum gerakan pramuka disebutkan mengenai
landasan-landasan sebagai berikut:
a. Landasan ideal
1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945 b. Landasan Konstitutional dan Struktural
I. Undang-Undang Dasar 1945
16
2. Keppres Republik Indonesia no.238 tahun 1961 dan no. 12 tahun
1971.
3. Undang-Undang Dasar lainya.
c. Landasan Konsepsional
1. I lakikat gerakan pramuka
2. Tujuan gerakan pramuka
3. Kedudukan dan peran majlis pembimbing
4. Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia
5. Asas pembangunan nasional
d. Landasan Operasional
1. Peraturan per Undang-undangan tentang pendidikan 2. Keputusan musyawarah nasional gerakan pramuka 3. Keputusan kwartir nasional
e. Landasan Moral Rental dan Spiritual 1. Satya pramuka
2. Dasa cjharma pramuka yang berisi pramuka itu : - T^qwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia - Patriot yang sopan dan ksatria
- Patuh dan suka bermusyawarah - Rela menolong dan tabah - Rajin terampil dan gembira
- Disiplin berani dan setia
- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
Suci dalam pikiran, perkatan dan perbuatan
Adapun azas dan tujuan gerakan pramuka adalah sebagai
berikut:
a. Azas setiap anggota gerakan pramuka adalah penghayatan dan
pengalaman pancasila yang diwujudkan dalam setiap sikap perilaku
sehari-hari.
b. Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda
Indonesia agar menjadi : manusia berkepribadian, berwatak dan
berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi mutu
kecerdasan dan ketrampilannya serta kuat dan sehat jasmani.
5. Bentuk-bentuk Kegiatan Pramuka.
Bentuk kegiatan pramuka banyak ragamnya, misalnya mengadakan
acara perkemahan yang melatih mental siswa, kegiatan kerohanian yang
berisikan tentang pengamalan dasa dharma pramuka, uji SKU dan SK K
penegak, kemah penerimaan anggota baru, bakti sosial dan latihan rutin
Disiplin mempunyai arti menaati peraturan perundang-undangan.
Dalam bahasa Arab disiplin sering dipakai dalam menerjemahkan kata-kata
sajaah, al iqdam, yang artinya melakukan sesuai dengan peraturan atau
perundang-undangan dan bersikap berani. Maka dari itu disiplin berarti
perbuatan seseorang yang selalu mengikuti peraturan yang berlaku.
Dalam kehidupan dunia ini manusia senantiasa dituntut untuk selalu
disiplin dalam beribadah, bekerja, belajar dan lain-lain. Suatu Sekolah yang
maju hanya akan menerima karyawan dan tenaga pengajar yang Profesional dan berlaku disiplin dalam keija, sebab tenaga yang professional dan disiplin akan menghasilkan kinerja yang maksimal, sehingga dengan adanya guru yang professional dan disiplin akan menghasilkan siswa yang berkualitas pula.
Demikian pula dengan kedisiplinan beribadah, kalau manusia sudah menerapkan kedisiplinan dalam bekerja maka dalam beribadahpun dianjurkan untuk selalu bersikap disiplin dan tepat pada waktunya, seperti anjuran untuk sholat lima waktu maka kita sebagai umat islam harus menjalankan anjuran shalat lima waktu tersebut dengan tertib dan disiplin supaya terpenuhi syarat- syarat dan rukunnya.
1. Macam-macam Disiplin
Kedisiplinan banyak ragamnya, ada kedisiplinan yang berkaitan dengan urusan agama, kedisiplinan yang berkaitan dengan urusan orang
B. Kedisiplinan Beribadah
Kedisiplinan beribadah bentuknya bermacam-macam bentuknya
Seperti:
1) . Shalat
2) . Puasa 3) . Zakat
4) . Haji dan lain-lain.
Kedisiplinan beribadah mempunyai perilaku disiplin dalam menjalankan ibadah, menjalankan ibadah harus disiplin, misalnya dalam menjalankan shalat, seorang muslim dalam menjalankan shalat harus dengan khusyu’, tawadlu’ dan penuh dengan rasa ikhlas dan penuh harap. Shalat harus dijalankan tepat pada waktunya ini berarti seorang muslim harus berdisiplin dalam menjalankan ibadah, seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 103 yang berbunyi: a. Kedisiplinan Beribadah
Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu sudah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang beriman. (Q.s AN -nisa' 103}.17
Seorang mukmin yang disiplin dalam menjalankan ibadahnya
tentumya ia tidak akan lalai dalam menjalankan shalat, ia akan selalu
bersikap disiplin dalam hal syarat dan rukunya, disiplin waktunya dan
disiplin dalam hal kekhusyu’anya. Seorang yang menjalankan shalat
dalam keadaan berhadats atau tidak, khusyu’ atau tidak, tidak ada
seorangpun yang mengetahui, selain dirinya sendiri, bila seseorang
telah dapat menjalankan kewajibanya dalam beribadah dengan disiplin
tentunya orang tersebut akan tertib dalam hidupnya.
Kedisiplinan beragama bukan hanya dalam menjalankan shalat
saja, akan tetapi semua hukum dan aturan agama harus ditaati,
misalnya seseorang tidak akan minum-minuman yang memabukkan
walaupun tidak seorangpun yang melihatnya karena dia tau kalau Allah
Maha melihat dan tahu kalau meminum-minuman yang memabukkan
dilarang oleh agama Islam. Seorang yang berpuasa, tidak akan makan,
minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar
hingga terbenamya matahari diufuk barat, meskipun orang lain tidak
akan pernah melihat seseorang itu berpuasa atau tidak, namun hanya
Allah dan dirinya sendiri yang tahu. Seorang yang disiplin tentunya ia
akan tetap berpuasa meskipun orang lain tidak melihatnya.
Menjauhi perbuatan maksiat, seperti meminum-minuman keras,
peijudian dan perbuatan keji lainya juga merupakan disiplin dalam
beribadah. Seperti firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 90
j* »
0 * c r * V
;&
t
L
ilj i^c ^iii 4L:
^ /i 9 t ^ Ji ) s 9 '*'' * 9 4 v ^ ^
0 >5Jl*J o j^asj>- U ^ iJslJuJ I
Artinya: Hai orang-orang beriman, sesungguhnya meminum khamer,
berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan
tanah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.
Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat
keberuntungan. (QS. AL-maidah 90}18
Jadi kedisiplinan beribadah itu sangat luas dan kompleks, tidak
hanya dibatasi kegiatan ritual saja tetapi menyangkut semua aspek
kehidupan manusia. Semua kegiatan dalam hidup ini, dapat diartikan
sebagai kegiatan peribadatan dan keagamaan, mulai dari beribadah
kepada tuhan, bekerja untuk mencari nafkah, bersilaturrahim untuk
menambah tali persudaraan, berfikir untuk kemajuan dan kegiatan yang
lain dapat dikatakan kegiatan peribadatan dan keagamaan apabila
disadari derigdh niat yang benar dan ikhlas mengharap ridho dari Allah
semata. Salah satu tujilari pendidikan pramuka adalah menjadikan
anggota menjadi seorang yang mempunyai jiwa disiplin yang tinggi
dalam menjalankan aktivitasnya termasuk dalam kedisiplinan dalam
menjalankan ibadah dan agama. Selain itu maksud dan tujuan
pendidikan pramuka tidak pernah terlepas dari kegiatan keagamaan dan
peribadatan.
Demikian pula halnya dengan belajar, penulis menganggap
bahwa semua manusia mempunyai keyakinan yang telah membudaya
yang mungkin diturunkan dari orang tua bahwa belajar harus giat dan
disiplin. Disiplin dalam belajar dari kehidupan disekolah maupun
dalam masyarakat. Disiplin dalam kehidupan disekolah adalah belajar
dengan baik dan menjalankan aktvitas disekolah sebagaimana
mestinya, dan disiplin belajar dalam kehidupan masyarakat adalah
menerapkan apa yang didapat dari hasil belajar disekolah, selain itu
dengan belajar hidup menjadi masyarakat yang baik, misalnya sebagai
serang anggota masyarakat yang terpelajar, seseorang harus pandai-
pandai beradaptasi dilingkunganya, jika seseorang tinggal dalam
masyarakat yang beragama, maka seseorang itu harus pandai-pandai
menjaga setiap tingkahlaku dan memikirkan terlebih dahulu setiap apa
yang akan ia lakukan, dan berusaha untuk bias mengikuti adat-istiadat
yang ada dilingkunganya
Berdisiplin dalam belajar bukanlah hal yang mudah bagi
seorang anak, lebih-lebih bila berteman dengan seorang anak yang
tidak berdisiplin belajar,dia cenderung mengikutinya dengan enak,
santai dan menyenangkan, dia tidak menyadari bahwa kondisi
semacam ini akan mendorongnya menjadi anak yang kurang disiplin
dalam belajar, dan akhirnya akan gagal dalam mencapai cita-citanya.
Oleh karena itu berdisiplin dalam belajar mempunyai peranan yang
sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam belajar dan meraih
cita-cita.
Selain disiplin dalam belajar dan ibadah dalam islam juga
mengajarkan kepada umatnya agar berdisiplin dalam memenfaatkan
waktu dan berdisiplin dalam bergaul. Waktu itu lebih mahal dari pada
emas, karena waktu yang hilang tidak akan pernah kembali lagi dan tak
bisa diganti. Seperti Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori
yang berbunyi "Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia
melalaikanya ialah kesehatan dan waktu luang. ’ Seorang muslim yang
terkumpul baginya dua kenikmatan yaitu sehat badan dan waktu luang,
harus pandai bersyukur kepada Allah dengan menggunakanya dalam
rangka taat kepada Allah, jika ia tidak memanfaatkanya dalam rangka
ketaatan maka ia telah tertipu dan berada dalam kerugian yang sangat
besar, karena setelah sehat tidak lain adalah sakit dan setelah waktu
luang adalah sibuk.19
Dalam pergaulan seorang muslim harus pandai dalam begaul,
dalam memilih teman dan juga dalam tutur kata. Teman mempunyai
pengaruh yang kuat dalam diri seseorang, jika kita mempunyai teman
yang shalih maka ia akan mengajak kepada kita kepada pintu-pintu
kebaikan. Sebaliknya jika kita mempumnyai teman jahat maka ia akan
merusak dunia dan agamamu, dan menyibukkanmu kedalam urusan
dunia serta melalaikanmu dari mencari ilmu yang bermanfaat.20
C. Pengaruh Pendidikan Kepramukaan terhadap Kedisiplinan Beribadah
Siswa.
Sebagaimana uraian diatas, pendidikan kepramukaan sangat
mempengaruhi kedisiplinan dalam segala aktivitas siswa yang khususnya
dalam hal beribadah, karena dalam kepramukaan juga mengajarkan kepada kita
untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengajarkan kepada kita
untuk bertanggungjawab dan berdisiplin dalam menjalankan ibadah.21 Seiring
dengan jiwa remaja yang masih berada dalam masa transisi dari masa kanak-
kanak menuju kemasa kedewasaan, maka kesadaran beragama pada masa
remaja mengalami peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju
kematangan beragama. Maka pendidikan kepramukaanpun secara tidak
langsung ikut andil dalam mendidik remaja menuju kematangan berfikir dan
beragama, selain itu sebagai sarana untuk melatih mental dan membina
kebersamaan dalam hal kegiatan yang positif. Logika dan kritik mulai
berkembang kecenderunngan pada hal-hal yang bersifat filosofis yang
mendorong dirinya untuk belajar mendalami agama. Akan tetapi suatu saat
juga akan menentang agama tersebut dan menuruti hawa nafsunya. Oleh
karena itu hubungan antara perkembangan jasmani, akal, rohani, akhlak dan
nilai-nilai yang lain harus dibina dan dilatih dan diarahkan supaya menjadi
anak yang berdisiplin dalam menjalankan ibadah dan agamanya. Disamping
itu, remaja mulai menemukan pengalaman dan penghayatan Ke-Tuhanan yang
bersifat individual dan sukar digambarkan kepada orang lain seperti dalam
pertaubatan, dan hubungan dengan Tuhan makin disertai dengan kesadaran dan
kegiatanya dalam masyarakat makin diwarnai dengan keagamaan.
Keimanan akan timbul menyartai penghayatan Ke-Tuhanan, sedangkan
peribadatan yaitu sikap dan tingkah laku keagamaan yang merupakan efek dari
adanya penghayatan Ke-Tuhanan dan keimanan. Beribadah berarti
melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai kemampuan dan meninggalkan
seluruh laranganya dengan niat yang ikhlas.
Dari beberapa uraian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan
kepramukaan mengandung nilai-nilai idealisme dan sifat-sifat luhur yang
disampaikan melalui kegiatan praktik yang praktis dan menarik agar mudah
dan mampu meru bah sikapnya. Dalam hal ini peningkatan kesadaran beragama
dan kedisiplinan dalam beragama sudah tercantum pada petunjuk
penyelenggaraan peran serta gerakan pramuka dalam pembangunan
masyarakat disebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan kepramukaan
adalah memperdalam peserta untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.22
Disamping itu dalam mendidik atau membina, seorang Pembina dituntut untuk tidak hanya mampu memberi nasehat saja tapi harus menampilkan dirinya sebagai contoh yang baik, memberikan penghargaan berupa kenaikan tingkat melalui upacara resmi bagi yang telah menyelesaikan SKU, dimana didalamnya juga terdapat unsur spiritual yang menjurus pada peningkatan kesadaran beragama. Pembina dituntut dapat menciptakan suasana yang
kooperatif dan kompetitif melalui kegiatan beregu, didukung pula dengan
pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan pramuka.
Atas dasar kenyataan tersebut dimana nilai-nilai idealisme dan sifat-
sifat luhur terutama yang berbunyi ’Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa’
butir pertama dari dasa dharma yang ditanamkan melalui berbagai kegiatan
praktek, disamping itu gerakan pramuka membantu pemerintah dalam
melaksanakan pembangunan pendidikan anak-anak dan pemuda. Oleh karena
itu dapatlah diambil pengertian bahwa pendidikan kepramukaan melalui
kegiatan-kegiatan praktis yang mengandung idealisme dan mengandung nilai-
nilai luhur berperan positif terhadap peningkatan kesadaran beragama dan
dapat berdisiplin dalam beribadah, yang akan menjadi bagian yang integral
dalam kehidupanya tanpa paksaan dari orang lain.
Atas dasar proposisi ini maka bila dikaitkan dengan pendidikan
kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa maka dapatlah disampaikan
hipotesis bahwa makin optimal seseorang mengikuti pendidikan kepramukaan,
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya SMK N I Salatiga
Pada Tahun 1967 di Salatiga belum ada Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) Negeri. Pada tahun yang sama dibentuklah panitia pendiri SMEA persiapan negeri, yang diketuai oleh Bapak Walikota Salatiga Letkol S. Soegiman dan didukung oleh Muspida.
Dengan persetujuan kepala perwakilan Departemen Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Jawa Tengah No. IDPL/435/67 17 Januari 1967. Beridirilah SMEA dengan status persiapan di Salatiga.
Pada tanggal 25 Mei 1968 terjadi peningkatan status dari persiapan menjadi negeri melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Indonesia Nomor : 191/UUK/31968. Hal ini membawa kebahagiaan, tersendiri bagi SMEA Negeri.
Dibalik kegembiraan itu masih terselip keprihatinan, sebab SMEA Negeri belum memiliki gedung sekolah sendiri. SMEA Negeri menumpang di SMP Negeri Salatiga. Keadaan ini menyebabkan SMEA Negeri masuk siang hari. Kepala Sekolah saat itu adalah Bapak Sri Sadana, BA.
Pada Tahun 1973, SMEA Negeri menempati tanah dan bangunan di jalan Jendral A. Yani Nomor 14 Salatiga.Bapak Sri Sadana, BA menjadi kapala sekolah hingga 1982. dan sebagai gantinya adalah Bapak R. Soeyono yang memimpin SMEA Negeri Salatiga hingga 1993. Pada saat
kepemimpinan beliaulah SMEA Negeri Salatiga menempati gedung baru yang
dibangun oleh Pemerintah mulai tanggal 1 Agustus 1992.
Gedung sekolah berdiri di atas tanah seluas 13.795 meter persegi, berlokasi di Desa Kembang Arum dan menghabiskan dana sekitar 1.7 milyar rupiah. Pembangunan tersebut juga mendapat bantuan dari ADB (Asean Develoment Bank). Bahkan ADB juga memberi bantuan untuk perabot dan peralatan praktek termasuk Second Vocational Education sebesar 2 Milyar rupiah.
kepala sekolah digantikap oleh bapak Drs. Moeljono, M.Pd. Beliau memimpin SM K Negeri 1 Salatiga selama dt 7 tahun lepatnya pada tanggal 1 Maret 2007, hingga beliau digantikan oleh bapak Bamhang Dwi Herdianto, S.Pd sebagai kepala sekolah tetap SMK Negeri 1 Salatiga hingga sekarang.
B. Lokasi SMK Negeri 1 Salatiga
SMK Negeri 1 Salatiga bertempat di Jl. Nakula Sadewa 1/ 3 Kembang Arum kel. Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga -50722 - Telp. (0298) 323566. SMK Negeri I Salatiga letaknya kurang lebih dua kilo meter dari kota Salatiga sehingga terasa nyaman dan sejuk, dan terhindar dari polusi.
C. Visi, Misi dan Tujuan1
1. Visi
Menjadi SMK berstandar nasional, yang menghasilkan Lulusan yang kompeten, beriman, dan kompetitif, di tingkat nasional dan global.
2. Misi
a) Mengembangkan kegiatan belajar mengajar dengan standar kompetensi nasional berdasarkan iman dan laqwa.
b) Mengintensifkan kerjasama dengan dunia usaha / dunia industri atau instansi pemerintah dan swasta.
3. Tujuan
1. Pada tahun ke tiga jumlah siswa uji kompetensi yang terserap pada Dunia Usaha / Dunia Industri yang relevan mencapai 50%.
2. Pada tahun ke tiga jum lah siswa peserta Ujian Nasional Matematika
yang memperoleh nilai 5,60 ke atas lebih dari 50 %.
3. Pada tahun ke tiga jumlah siswa peserta Ujian Nasional yang memperoleh nilai score TOEIC 405 ke atas atau nilai Ujian Nasional Bahasa Inggris 7,05 ke atas lebih dari 50%.
4. Pada tahun ke tiga jumlah siswa peserta Ujian Nasional Bahasa
Indonesia yang memperoleh nilai 7,01 ke atas lebih dari 50 %.
D. Keadaan Guru dan Karyawan
Untuk memperlancar proses bclajar-mcngajar di SMK Negeri 1 Salatiga terdapat tenaga pendidik dan karyawan yang berjumlah keseluruhan adalah 116 yaitu : 101 orang guru dan 15 karyawan. Daftar selengkapnya terdapat dalam tabel I.
E. Keadaan siswa
Jumlah siswa-siswi SMK Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2007/2008
sebanyak 1344 siswa dengan perincianya dapat di lihat pada Tabel III.
F. Struktur Organisasi
SMK Negeri 1 Salatiga di bawah naungan DINAS PENDIDIKAN Pemerintah Kota Salatiga
Adapun struktur Organisasi SMK Negeri 1 Salatiga terdiri dari Kepala Sekolah di dampingi Majlis Sekolah dan Komite Sekolah yang membawahi Wakil Kepala Sekolah, Staf Pengembang dan Keordinator Tata usaha, Staf Urusan Kurikulum, Staf Urusan Humas dan Hubind, Staf Kesiswaan, Staf Urusan Ketenagaan, Ketua Program Keahlian, Ketua Bengkel, Teknisi Komputer dan Kelistrikan, Wali Kelas, Koordinator BP dan BK, Koordinator MG MP Sekolah.
Masing-masing melaksanakan tugas sesuai jobnya atau bidangnya pada pengelolaan Sekolah baik masalah pendidikan maupun masalah rumah tangganya yang sudah dirapatkan Kepala Sekolah dengan Dewan Guru. Lebih jelasnya lihat Lampiran I.
G. Sistem Pendidikan SMK N 1 Salatiga
tiap-tiap kelas dikelola oleh Walikelas. Adapun Wfyli kelas yang mengelo)^ tiap-tiap-
tiap kelas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV.
H. Sarana dan Prasarana
Unit-unit Bangunankomplek SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di
Jl. Nakula Sadewa I /3 Kembang Arum Kelurahan Dukuh Kecamatan
Sidomukti Kota Salatiga berada diatas tanah seluns kurang lebih 5 hektar yang
statusnya adalah milik N egara atau DIKNAS Kota Salatiga. Adapun mengenai
sarana dan prasarana yang ada di SMKN 1 Salatiga dapat dilihat pada tabel V. I.
I. Pendidikan Kepramukaan di SMK Negeri I Salatiga
1. Tinjauan historis
Sebagai mana diketahui bahwa setiap sekolah untuk menunjang
program/tujuan pendidikan sekolah, pastilah ditunjang dengan kegiatan
ekstra kurikuler diantaranya adalah pendidikan kepramukaan. Demikian
juga dengan SMK Negeri I salatiga, pendidikan kepramukaan merupakan
salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut. Terselenggaranya
Kegiatan kepramukaan dilatar belakangi oleh guru yang berjiwa pramuka
yang merasa ikut bertanggung jaw ab untuk menunjang terciptanya tujuan
gerakan pramuka yaitu mendidik dan membina anak dan pemuda
a. Manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur serta kuat
mental tinggi moral, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilanya.
b. Warga Negara RI yang berjiwa Pancasila, serta patuh kepada kesatuan Republik Indonesia.
2. Keadaan Pengurus Pramuka
Sebagaimana halnya dengan gerakan pramuka yang berpangkalan di SLTA lainya, kelengkapan kepengurusan pramuka di SMK N I Salatiga di bedakan menjadi tiga yaitu, Majlis pembimbing sebagai badan Pembina dan penyantun, Gugus depan sebagai penanggung jaw ab operasional program dan ambalan sebagai pelaksana operasional program Gugus depan. Kepengurusan tersebut dari tahun ketahun mengalami perubahan sesuai dengan masa kepengurusan Gugus depan yaitu 1 tahun. Adapun pengurus yang ada pada periode ini 2007/2008 adalah sebagai berikut, Majlis Pembimbing diketuai oleh Bambang Dwi H., S.Pd.(Kepala Sekolah) Gugus depan diketuai oleh Farida, S.Pd. Pembina penegak putri oleh Widhi N.,S.Pd.
3. Keadaan Pembina dan Anak Didik
a. Keadaan Pembina Tribhuana Airlangga
Pembina Gudep 02.070 : Farida, S.Pd.
Pembina Gudep 02.071 : Tedjo Soekmono, S.Pd.
Pembina penegak putra : M. Zamzuri, S.Pd., Nugroho DS, S.Si Pembina penegak putri : Widhi N, S.Pd, Q. Martini, S.Pd. b. Keadaan Anak Didik
Jumlah anak didik di Ambalan Tribhuana Airlangga sebanyak 454 untuk anggota kelas satu, 150 terdiri dari kelas dua dan tiga. Jumlah keseluruhan adalah 604 siswa.
Ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya Pembina SMK N 01 Salatiga adalah cukup baik. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri karena tidak semua Ambalan mempunyai Pembina putra- putri, sehingga tinggal pelaksanaanya Pembina penegak putra membina pramuka penegak putra dan yang putri juga dibina oleh penegak putri.2
4. Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan dan upaya peningkatan kedisiplinan Beribadah Siswa.
a Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di SMK N I Salatiga
Pelaksanaan pendidikan kepramukaan di SMK N 1 Salatiga didasarkan pada SK Kwarnas Gerakan Pramuka No. 080/1988 tentang pola dan mekanisme pembinaan pramuka penegak dan pandega yang disesuaikan dengan kemampuan, situasi kondisi di SMK N I Salatiga.
2 .Drs. Untoro, wawancara, musholla SMK N I Salatiga 27 Februari 2008 jam 11.00-12.00
Mengingat prinsip kegiatan di penegak itu harus mencakup
aspek pendidikan mental, jasmani, pengetahuan, keterampilan dan
pengalaman bakti penegak, maka materi pendidikan kepramukaan di
SMK N 01 Salatiga tidak disampaikan secara terpisah, melainkan
disampaikan secara integral melalui kegiatan praktis dan variatif,
materi tersebut dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu :
1) . Latihan Rutin
2) . Kegiatan Operasional Insidental seperti :
a) . Uji SKU dan SKK penegak
b) . Kemah penerimaan anggota baru
c) . Perkemahan Wirakarya d) . Bakti sosial dan lin-lain
b. Upaya Peningkatan Kedisiplinan Beribadah Siswa
Menurut Untoro Selaku Guru pendidikan agama Islam dan sekaligus pengurus kepramukaan di SMK N 01 Salatiga, bahwa upaya untuk meningkatkan kedisiplinan beribadah anak didiknya disamping ditempuh dengan pengintegrasian kedalam materi releven juga di tempuh cara-cara yang lain yaitu3:
1) Menganjurkan kepada anak didiknya untuk lebih banyak membaca buku-buku keagamaan agar pengetahuan agamanya bisa lebih luas supaya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
3 Drs. Untoro, Wawancara, Mushalla SMK Negeri I Salatiga, 27 Februari 2008, jam
2) Pembina sebagai seorang pendidik memberi contoh dalam pengamalan ajaran agama yang diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.
3) Setiap kali latihan maupun kegiatan pramuka maupun dalam kegiatan yang lain mengajak para siswa untuk melakukan shalat tepat pada waktunya.
4) Dalam kegiatan perkemahan disamping shalat berjamaah, juga diadakan kultum sebagai santapan rohani. '
J. Daftar Nama Responden
Daftar nama responden adalah daftar siswa-siswi yang penulis teliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa SM K N 1 Salatiga sebanyak 80 orang siswa. Untuk mengetahui daftar yang lebih jelas berada dalam label V.
12.45.
12.00-ANALISIS DATA
A. Analisis Pendahuluan
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan
kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa SMK Negeri I Salatiga,
maka data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis statistik.
1. Untuk mengetahui prosentase Sejauh Mana Intensitas Pendidikan Kepramukaan dan Kedisiplinan Beribadah Siswa, menggunakan Rumus Sebagai Berikut:
F
P = --- X100 N
Keterangan :
P : Prosentase individu dalam golongan
F : Frekuensi
N : Jumlah subyek secara keseluruhan
2. Untuk Mengetahui Ada atau Tidaknya Pengaruh antara Pendidikan Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa Menggunakan Rumus Sebagai Berikut:
NSXY- ( EX ) ( £Y)
rXV{ N I X 2- (L X)2 } { N I Y2 - ( S Y )2 }
Keterangan :
rxY : Koefisien korelasi antara x dan y
X : Variabel pendidikan kepramukaan
Y : Variabel kedisiplinan beribadah siswa
N : Jumlah responden.1
Sigma : Jumlah
Langkah selanjutnya dalam analisis ini adalah menyiapkan tabel nilai
pendidikan kepramukaan, kedisiplinan beribadah siswa SMK Negeri I
Salatiga, dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel
pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa dalam kehidupan
sehari-hari.
1. Data Tentang Pendidikan Kepramukaan
Data tentang pendidikan kepramukaan diperoleh dari angket yang penulis bagikan. Terdiri dari 15 pertanyaan, yang masing-masing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban, dengan bobot nilai sebagai berikut:
- Alternatifjawaban a memiliki bobot nilai 4
- Alternatifjawaban b memiliki bobot nilai 3
- Alternatifjawaban c memiliki bobot nilai 2
- Alternatifjawaban d memiliki bobot nilai 1
tentang pendidikan kepramukaan.
Tabel VI
J a w a b a n A ngket P endidikan K epram ukaan
N om or N om or Item Ju m lah Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C D
1 b a a a a a a a b a a a a a a 13 2 0 0
2 c a a a a b b a b a b a a b a 9 5 1 0
3 b a a a a a b a b a a a a a a 12 3 0 0
4 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
5 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
6 e a b a a a a a e a a a a b a 11 2 2 0
7 b a a a a a a a a a a a a a a 14 1 0 0
P
ia
c
I
i
c a a a a a a a b b a a a a a 12 2 1 0
9 a a a a b a c a b a a a a a c 11 2 2 0
10 b a a a a a b a b b a a a a a 11 4 0 0
11 a a a a a a b a c a c a b a a 11 2 2 0
12 a a a a a a a a a a a a a b a 14 1 0 0
13 c a a a a a b b c a a a a b a 10 3 2 0
14 *c a a a a a b a c a a a a a a 12 1 2 0
15 a a a a a a a a a a a a a a a 15 C 0 0
16 b a b a a a b a a a a a a a a 12 3 0 0
17 c a a a a a a a c a c a a b a 11 1 3 0
18 c c b c d a b a c a a d a c c 5 2 6 2
19 c a a a a b b a b a b a a b a 10 4 1 0
20 b a a a a a a a b a a a a a a 13 2 0 0
21 b a a a a a a a b a a a a a b 12 3 0 0
22 b a a a a a b a b a a a a a a 12 3 0 0
23 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
24 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
25 c a b a a a a a c a a a a b a 11 2 2 0
26 a a a a a a a a b a a a a a a 14 1 0 0
27 b a a a a a b a c a a a a a a 12 2 1 0
28 a a a a a a b a c a a a a a a 13 1 1 0
29 a a a a a a b b c a a a a a c 11 2 2 0
30 a a a a a b a a a a a a a a a 14 1 0 0
31 b a a a a a b a b a a a a a a 12 3 C 0
32 c d b c d d b a c b a b c b a 3 5 4 3
33 c a b c b a c a c b a a a c c 6 3 6 0
34 c a a a a a a a b a a a a b a 12 2 1 0
35 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
36 'a a a a a a a a a a a a a b a 14 1 0 0
37 a a a a a a a a a a **• a a b a 14 1 0 0
38 b a a a a a c a c b a b a b a 9 4 2
. 0
39 a a a a a a a a a b a a a a a 14 1 0 0
40 c d a c a d b a a a a a a b a 9 2 2 2
41 c d u c a d c a b a a d a a c 7 1 4 3
42 b a a c a a b a c a a a a c c 9 2 4 0
43 b a a a a a a a b a a a a a a 13 2 0 0
44 a a a a a a a a b a a a a b a >13 2 0 0
45 a a b a a a c b c a a a a b a 11 3 1 0
46 a a a a b a a c c c a a a b d 9 2 3 1
47 a a b a a c c c b b a a a d a 8 3 3 1
48 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
49 b a a a a a b a b a a a a b c 10 4 1 0
50 a a a a a a a a a a a a a b a 14 1 0 0
51 c a a a a a a a a a a a c a b 12 1 2 0
52 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
53 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
54 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
55 c a a a a a b a a b a b c a b 9 4 2 0
56 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
57 b a b a a a c b c a a a a b a 9 4 2 0
58 'a a a a a a a a a a a a a a b 14 1 0 0
59 a a a a a a a a c c a a a b a 12 1 2 0
60 a a a a a a a a c a a a a b c 12 1 2 0
61 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
62 c a a a a a b a c a a a c a c 10 1 4 0
63 a a a c a d b a c b b a a b a 8 4 2 1
64 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
65 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
66 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
67 c a a a a a a a a a a a a b a 13 1 1 0
68 a a a a a a a b b a a c c a b 10 *■J> 2 0
69 c a d a a a a a a a a a c a a 12 0 2 1
70 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
71 a a a b a c a a a a a c a a c 11 1 3 0
72 a a a a a a a a a a a a b c a 13 1 1 0
73 a a a a a c a a a a b b b c a 10 3 2 0
74 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
75 a a a a a a a a a a a a a a b 14 1 0 0
76 c c a a a a a a a a a a a a b 12 1 2 0
77 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0
78 b a a a a a b a a a c a a a b 11 3 1 0
79 a a a a a c a a a c a b a a a 12 1 2 0
Tabel VII
Nilai Angket Pendidikan Kepramukaan
Nomor Nomor Item Jum lah Skor
Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C D
1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0
2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 36 15 2 0
3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
6 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 44 6 4 0
7 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0
8 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 52 6 2 0
9 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 44 9 2 0
10 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 44 12 0 0
1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 4 44 6 4 0
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56 3 0 0
13 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 40 9 4 0
14 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 48 3 4 0
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
16 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0
17 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 44 3 6 0
18 2 2 3 2 1 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 24 6 12 1
19 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 36 15 2 0
20 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 52 6 0 0
21 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 48 9 0 0
22 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0
23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
25 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 44 6 4 0
26 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0
27 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 48 6 2 0
28 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 52 3 2 0
29 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 44 6 4 0
30 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0
31 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0
32 2 1 3 2 4 4 3 4 2 3 4 OJ 4 3 4 24 15 6 1
33 2 4 3 2 3 4 2 4 2 3 4 4 4 2 2 24 9 12 0
34 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 48 6 2 0
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56 3 0 0
37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56 3 0 0
38 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 36 12 4 0
39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 56 3 0 0
40 2 1 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 J 4 36 6 4 2
41 2 1 4 2 4 1 2 4 3 4 4 1 4 4 2 28 3 8 3
42 3 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 36 6 8 0
43 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 52 6 0 0
44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 52 6 0 0
45 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 40 6 6 0
46 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 4 3 1 36 6 4 1
47 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 1 4 32 9 6 1
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
4 9 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 40 12 2 0
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 OJ 4 56 3 0 0
51 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 52 3 4 0
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 ' 4 60 0 0 0
55 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 oJ 2 4 3 36 12 4 0
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
57 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 36 12 4 0
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 56 3 0 0
59 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 48 3 4 0
60 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 48 3 4 0
61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0
62 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 40 n
u 8 0