• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008 - Test Repository"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

■i n i i n m

i i n i

___ ____08TD 10ia 770.01

PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAM UKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN

BERIBADAH SISWA SEKOLAH M ENENGAH KEJURUAN NEGERI 01

SALATIGA TAHUN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Menyelesaikan Studi Strata I untuk Memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam pada

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga

O le h :

MASHURI

N IM : 111 03 007

i

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAM A ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(2)

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Saalatiga 50721 Website :www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id.

DEKLARASI

B ism Ulahi *rahmani r rahim

Dengan Penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak satupun berisi pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan siding munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi

Salatiga, 29 Februari 2008 Penulis

(3)

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298)323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E -m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Dosen STAIN salatiga Jl. Stadion NO. 03 Salatiga

NOTA PEMBIMBING

Lampiran : 3 (tiga) eksemplar Hal : Naskah skripsi

Sdr Mashuri

Salatiga, 29 Februari 2008 Kepada Yth.

Ketua STAIN Salatiga

di

Salatiga

Assalamu 'alaikum Wr. Wb

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara :

Nama : Mashuri

NIM : 111 03 007

Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI

Judul : Pengaruh Pendidikan Kepramukaan terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa SM K Negeri I Salatiga Tahun 2007/2008 Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudara tersebut diatas agar dapat segera di munaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan perhatian.

W assalamu *alaikum W r. W b.

Dra. Siti FarikhahJM.Pd NIP.150 234 916

(4)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

J l Stadion No. 03 Salatiga8 (0298) 23433, 23706 Kode Pos 57021

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : MASHURI dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 03 007 yang berjudul : ’ PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

NEGERI 01 SALATIGA TAHUN 2007/2008”. 'lelah dimunaqosahkan dalam

pada hari : Rabu tanggal 11 Rabiul Awal 1429 H, yang bertepatan dengan tanggal : 19 Maret 2008 M, dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar SARJANA dalam Ilmu Tarbiyah.

Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga,

11 Rabiul Awal 1429 H Salatiga,

19 Maret 2008 M Panitia Ujian

Sekretaris

Dr. 1______________ . Ag. NIP. 150 247 014

Penguji II

Dra. Hi. Lilik Sriyanti, M. SI. NIP. 150 245 903

Dra. Siti Farikhah, M. Pd. NIP. 150 234 916

(5)

M O T TO

1. Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan (Al-Insyrah : 6) 2. Kepedihan mendatangkan kedewasaan, hidup dari mimpi dan beijuang

meraihnya, usaha, do’a, sabar dan ikhlas adalah kunci keberhasilan 3. Masa lalu adalah kematian dalam langkah, tapi kehidupan untuk menjadi

lebih baik

4. Kesulitan melahirkan pemikiran baru, so nikmati hidup.

(6)

Ku persembahkan skripsi ini untuk :

1. Bapakku Harmin dan Ibuku Mujinah yang kucintai dan kubanggakan

2. Kakakku M ba’ Mudlikah, Adikku Dwi Fatmawati yang kusayang selalu

3. Kus Endar Isnaini “Endar” my end’lless Hatoba aijin

4. Teman-teman terbaikku “D ’kcick alias Udin, Wiwid, Kampret alias Amrina, Vitri, Youlie and Imoet, juga teman-teman PAI angkatan 2003

(7)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan para sahabatnya yang telah menghantarkan kepada manusia pada jalan yang benar sesuai dengan perintah dan petunjuk Allah SWT.

Penyusunan Skripsi yang berjudul :

“PENGARUH PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN TERHADAP

KEDISIPLINAN BERIBADAH SISWA PADA SISWA-SISWI SMKN I SALATIGA 2007/2008. Dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak.

Sebagai insan yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat:

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketud Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri ( STAIN) Salatiga.

2. Drs. Sa'adi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.

3. Fatchurrahman, M.Pd, selaku Ketua Progran Studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

(8)

HALAMAN JUDUL ... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Penegasan Istilah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Hipotesis ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan Skripsi ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Kepramukaan ... 13

1. Pengertian Kepramukaan ... 13

2. Sejarah Pramuka ... 14

3. Sifat dan Fungsi Kepramukaan ... 20

4. Dasar, Asas, Tujuan dan Sasaran Gerakan Pramuka ... 21

5. Bentuk-bentuk Kegiatan Pramuka ... 23

(9)

1. Macam-macam Disiplir ... 24

a. Disiplin Ibadah ... 25

b. Disiplin Belajar ... 28

C. Pengaruh Pendidikan Ke r .ukaan Terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa ...j ... 30

BAB III LAPORAN HASIL PENEI .** , .N A. Sejarah Berdirinya SI^ F sgeri I Salatiga ... 33

B. Lokasi SMK Negeri S f iga ... 35

C. Visi, Misi dan Tuju? n ... 35

D. Keadaan Guru dan K? j ya .van ... 36

E. Keadaan Siswa ... 37

F. Struktur Organisasi ... 37

G. Sistem Pendidikan SMK Negeri I Salatiga ... 37

H. Sarana dan Prasarana ... 38

I. Pendidikan Kepramukaan SMK Negeri I Salatiga ... 38

J. Daftar Nama Responden ... 42

BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis pendahuluan ... 43

B. Analisis lanjutan ... 74

C. Interpretasi D a ta ... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80

B. Saran-saran... 80

C. Penutup ... 82 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(10)

TABEL I Keadaan Guru ... 84

TABEL II Keadaan Karyawan ... 92

TABEL III Keadaan Siswa-Siswi ... 94

TABEL IV Data Wali Kelas ... 95

TABEL V Sarana Dan Prasarana ... 97

TABEL VI Daftar Nama Responden ... 99

(11)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah medium bagi terjadinya informasi nilai dari ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai pencetak corak kebudayaan dan peradaban manusia. Pendidikan berhubungan dengan upaya pengembangan dan pembinaan seluruh potensi manusia tanpa frekuensi dan tanpa prioritas dari sejumlah potensi yang ada. Dengan pembinaan dan pengembangan seluruh potensi tersebut pendidikan di harapkan dapat menghantarkan manusia pada suatu pencapaian tingkat kebudayaan manusia, menunjang harkat dan martabat kemanusiaan.

Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar anak didik baik dalam pendidikan formal ataupun non formal. Selain itu pendidikan merupakan proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang yang akan termanifestasi dalam kepribadianya. Pembentukan kepribadian dan kedisiplinan seseorang ditentukan oleh lingkungan dimanapun dia berada, baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat.

Lingkungan merupakan tempat dari proses pendidikan berlangsung, kebiasaan-kebiasaan dan aktivitas-aktivitas tertentu yang di lakukan dalam suatu lingkungan akan menjadi diri seseorang sebagai cermin dari

(12)

perilakunya, dengan demikian hasil yang diperoleh seseorang baik dan

tidaknya disandarkan pada realitas lingkungannya. Jika ditinjau dari fakor

lingkungan pendidikan dapat terbagi menjadi tiga macam yaitu : Pendidikan formal yang berbentuk sekolah, pendidikan non formal yang berbentuk lingkungan dan masyarakat. Ketiga faktor pendidikan diatas akan dapat menghantarkan seseorang untuk memperoleh jati diri, kepribadian dan kedisiplinannya dalam menerapkan hasil belajar pada kehidupan sehari-hari.

Didalam pendidikan formal akan menambah dan memperluas ilmu pengetahuannya. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapi realitas, supaya memungkinkan manusia dapat berkomunikasi antara satu sama lain. Membangun dialog dengan mengakui yang lain dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.1 Mengetahui secara ilmiah itu bukan menjadi lingkup mengadanya manusia yang lengkap, akan tetapi merupakan suatu sarana yang memungkinkan adanya tindakan manusia. Paling tidak itu meliputi tiga macam pengetahuan pendukung.

Pertama, dorongan untuk mengetahui justru lahir dari keterpaksaan

untuk mempertahankan hidupnya, berbeda dengan makhluk-makhluk lain seperti binatang, yang lahir dengan kemampuan mengerti secara naluriah yang dibawa sejak lahir, sedangkan manusia tidak mempunyai naluri sejak lahir yang siap dipakai untuk dapat mempertahankan hidupnya, tetapi dia harus mencari dan memahami, menafsirkan dan mengantisipasi alam di sekalilingnya. 1

(13)

Kedua, manusia mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu

untuk menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam kenyataannya.

Berbeda dengan makhluk lain yang hubungannya dengan alam bersifat

alamiah dan berupa ketundukan mutlak, sedangkan hubungan manusia dengan

alam mengandung unsur ikhtiar atau upaya untuk hidup secara manusiawi.

Ketiga, dorongan untuk mengetahui dan menyangkut penilaian

mengenai realisasi adanya manusia.2

Kegiatan kepramukaan juga termasuk pendidikan formal yang sering

disebut dengan pendidikan ekstrakurikuler, kegiatan ini merupakan suatu

pendidikan yang menarik bagi anak atau remaja yang dilaksanakan diluar jam

sekolah. Peserta didik diarahkan pada hal-hal yang aplikatif, siswa diberikan sentuhan-sentuhan pada penetapan norma-norma tertentu sehingga teijadi internalisasi., gerakan pramuka berperan dalam usaha membawa anak didik menuju kemandirian dan kedisiplinan.3

Kegiatan Kepramukaan akan membawa dampak yang positif pada peserta didik. Dengan demikian pendidikan kepramukaan dapat dijadikan sebagai sebuah alternatif untuk mengarahkan remaja pada kedisiplinan yang tinggi serta menjalankan segala aktifitasnya sesuai dengan jadwal yang dimilikinya dengan baik dan tepat waktu.

2 Ibid. hal. 13

(14)

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, penulis mencoba menuangkan

dalam suatu penelitian dengan menyusun sebuah judul : PENGARUH

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN, TERHADAP KEDISIPLINAN

BERIBADAH SISWA SMKN 1 SALATIGA TAHUN 2007/2008).

B. Penegasan Istilah

Dalam upaya menghindarkan diri dari interpretasi yang bias, penulis akan menguraikan dan menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan judul penelitian ini. Selain itu akan lebih mudah memahami gambaran judul ini dengan lebih jelas dan spesifik.

Adapun istilah-istilah itu adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan Kepramukaan

Pendidikan Kepramukaan merupakan pemahaman dan keaktifan siswa dalam melaksanakan kegiatan pendidikan kepramukaan disekolah. Jadi siswa yang mengikuti kepramukaan disekolah dapat:

a. Mengikuti kegiatan kepramukaan dengan baik b. Disiplin dalam menjalankan kepramukaan

c. Menerima dan merespon pembelajaran kepramukaan dengan baik d. Memahami dan mengamalkan isi Dasa Dharma Pramuka

2. Kedisiplinan Beribadah Siswa

Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.4

(15)

Jadi yang dimaksud dengan kedisiplinan beribadah siswa adalah ketepatan dan

kepatuhan siswa dalam menjalankan ibadah yang mencakup waktu, ketepatan

waktu, rukun dan syarat-syaratnya.

Jadi kedisiplinan dalam beribadah menurut penulis adalah sikap yang

tampak pada diri anak dalam mencerminkan sikap disiplin dalam

melaksanakan aktivitas beribadah serta ketepatan waktu dalam segala aspek

kegiatanya. Ukuran kedisiplinan beribadah siswa menggunakan indikator

individu bagi siswa yang telah mengikuti pendidikan kepramukaan dapat

disiplin sebagai berikut:

a. Taat beribadah

b. Beribadah tepat pada waktunya

c. Menepati janji

d. Bersikap j ujur dalam segala aktivitas

Jadi maksud judul skripsi ini adalah kepramukaan dapat menciptakan

sikap kedisiplinan dalam beribadah siswa, dengan jalan mengikuti pendidikan

kepramukaan disekolah.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dialas maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana variasi pemahaman dan keaktivan siswa dalam melaksanakan

pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga

(16)

3. Apakah terdapat hubungan antara pemahaman dan keaktifan kepramukaan

terhadap kedisiplinan beribadah pada siswa-siswi SMK N 01 Salatiga.

D. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pemahaman dan keaktivan siswa dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga

2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan beribadah siswa SMK N 01 Salatiga

3. Untuk mengetahui adakah hubungan antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa SMK N 01 Salatiga

E. Hipotesis

Hipotesis adalah ’suatu jawaban yang masih bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, yang kebenaranya masih harus diuji secara empiris’.5 Berdasarkan pengamatan sementara, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Terdapat pengaruh yang positif antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa. Dengan kata lain makin tinggi siswa memahami dan menjalankan pendidikan kepramukaan, maka makin tinggi pula tingkat kedisiplinan dalam menjalankan ibadahnya.

(17)

Dari hipotesis diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa.

Artinya siswa yang selalu memusatkan waktu dan perhatianya pada

pendidikan kepramukaan maka akan memotivasi dirinya untuk selalu bersikap

disiplin dalam menjalankan ibadahnya.

F. Metode Penelitian

Dalam pembicaraan metodologi diatas ada beberapa komponen yang

akan digunakan dalam mencapai tujuan yang dimaksud, dalam penelitian ini

penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut:

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian sedangkan menurut Sutrisno Hadi, populasi adalah siapa saja kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak digeneralisasikan. Populasi siswa yang mengikuti pendidikan kepramukaan adalah 604 siswa yang terdiri dari kelas I, II dan III. Untuk sampel penulis mengambil 80 siswa yang meliputi kelas I, II, dan III. Siswa kelas I sebanyak 52 siswa, kelas II sebanyak 19 siswa dan kelas III sebanyak 9 siswa.

Penulis menggunakan tehnik random sampling, sehingga penulis mengambil sampel secara acak sebanyak 13,24% dari 604 siswa yang mengikuti pendidikan kepramukaan. 6

(18)

2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua variabel sebagai fokus penelitian, yaitu pemahaman dan keaktifan kepramukaan sebagai variabel pertama dan kedisiplinan beribadah siswa sebagai variabel kedua.

3. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data adalah cara dan alat untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa tehnik untuk mengumpulkan data yaitu :

a. Metode angket

Metode angket ini penulis gunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan pemahaman dan keaktifan pendidikan kepramukaan khususnya yang berhubungan dengan kedisiplinan, fungsi, sifat kepramukaan dan dasar-dasarnya. Penggunaan metode angket ini juga digunakan untuk mengetahui sampai dimana tingkat kedisiplinan beribadah siswa setelah mengikuti pendidikan kepramukaan di SMK N 01 Salatiga.

b. Metode interview

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi dan tanya jawab untuk memperoleh informasi dari koresponden.7 Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya SMK N 1 Salatiga. Kemudian bertanya kepada salah satu

(19)

guru pembina pramuka untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

pendidikan pramuka disekolah.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan sejumlah besar data yang tersedia

berupa data variabel seperti yang terdapat pada surat-surat, catatan

harian dan jurnal.8 Metode ini digunakan untuk mencari data struktur

organisasi dan aspek-aspek yang berhubungan dengan tata administrasi

di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Salatiga.

4. Tehnik Analisis Data

Dalam menganalisis data yang sudah terkumpul penulis

menggunakan analisis data statistik dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Tehnik Analisis Kwantitatif

Yaitu tehnik statistik sederhana yang merupakan prosentase

analisis, adapun rumus yang digunakan untuk mencari prosentase

adalah :

F

P = --- x 100% N

Keterangan :

P = Prosentase yang dicapai F = Frekwensi

N = Jumlah responden

(20)

b. Analisis Uji Hipotesis Hubungan antara Pendidikan Kepramukaan dengan Kedisiplinan Beribadah Siswa SMK N 1 Salatiga

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa di SMK Negeri I Salatiga, maka penulis menggunakan uji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik antara nilai pendidikan kepramukaan dan nilai kedisiplinan beribadah siswa menggunakan rumus statistik “korelasi product moment” sebagai berikut:

NSXY- ( I X ) ( IY )

rxy = —

-V{ N EX2 -(X X )2 } { N E Y 2- ( E Y ) 2 }

Keterangan :

Tx y : Koefisien korelasi antara x dan y

X : Variabel pendidikan kepramukaan Y : Variabel kedisiplinan beribadah siswa N : Jumlah responden.9

Sigma : Jumlah

Kemudian langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan hubungan antara pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa dengan membandingkan hasil keofesien korelasi yang ada pada tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > r,abei maka menunjukkan

(21)

bahwa ada hubungan yang positif antar dua variabel tersebut, yang

berarti hipotesis yang penulis ajukan diterima,akan tetapi apabila r^ung

< rtabei maka tidak terdapat hubungan yang positif antara pendidikan

kepramukaan dan kedisiplinan beribadah sisiwa SMK N I Salatiga,

yang berarti hipotesis yang penulis ajukan ditolak.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

BAB I : PENDAHULUAN

Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis,metodologi penelitian, dan sisitematika penulisan skripsi

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam landasan teori, penulis akan melaporkan uraian tentang pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa, tentang kepramukaan meliputi : pengertian kepramukaan, sejarah pramuka, sifat dan fungsi kepramukaan , asas dasar,tujuan dan sasaran gerakan pramuka, prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Tentang kedisiplinan beribadah sisiwa meliputi : macam-macam disiplin, uraian kedisiplinan beribadah, dan seterusnya.

BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN

(22)

statusnya, keadaan gedung dan penggunaanya, keadaan siswa-

siswi SMK N I Salatiga dan kegiatan pramuka yang ada di SMK

N I Salatiga.

BAB IV : ANALISIS DATA

Dalam bab ini meliputi : analisis pendahuluan, analisis uji

hipotesis dan analisis lanjut

BAB V :PENUTUP

(23)

LANDASAN TEORI

A. Pendidikan Kepramukaan

1. Pengertian Kepramukaan

Istilah Kepramukaan berasal dari kata Pramuka kepanjangan dari

“Praja Muda K aram i’ berarti rakyat muda yang suka berkarya.10 * Akar kata

mendapat awalan ke dan akhiran an sehingga menjadi kepramukaan yang artinya proses dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan oleh anak dibawah tanggung jawab orang dewasa.11 Pendidikan kepramukaan dilaksanakan diluar pendidikan sekolah dan diluar lingkungan pendidikan keluarga dan dilaksanakan di alam terbuka dengan menggunakan prinsip dasar dan metode kepramukaan. Pramuka merupakan sebutan bagi anggota gerakan pramuka yang berusia antara 7 sampai 25 tahun, dan kedudukan sebagai peserta didik yaitu sebagai pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak dan pramuka pendega. Sedangkan menurut Lord Baden Powell yaitu ; “scouting is not a science to be solemnly student, NOR is it a collection o f doctrine and lexis. NO ! it is a jo lly game in the out o f

doors, where hoy-men and... boy can go adventuring together as leader

and younger brother picking up health and happiness, is it a collection o f

doctrine and texts. NO ! it is a jo lly game in the out o f doors, where

boy-10 W.J.S Porwodarmito, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1976, Hal. 230

" Ibid, Hal. 649

(24)

men and... boy can go adventuring together as leader and younger

breather picking up health and happiness, handicraft and halpfulness.

Kepramukaan itu bukanlah suatu ilmu yang harus dipelajari dengan

tekun, bukan pula merupakan kumpulan ajaran-ajaran dan naskah-naskah

dari suatu buku, kepramukaan adalah suatu permainan yang menyenangkan

di alam terbuka, tempat orang dewasa dan anak-anak pergi bersama-sama,

mengadakan pengembaraan bagaikan kakak beradik membina kesehatan

dan kebahagiaan, ketrampilan dan kesediaan untuk memberi pertolongan

bagi yang membutuhkannya.12

Jadi kepramukaan merupakan pendidikan yang menyenangkan dan

bisa menjadi obat stress bagi orang yang mengikutunya. Pramuka bukanlah pelajaran yang membosankan karena selalu bervariasi dalam melaksanakan kegiatan, selain itu pramuka banyak menghabiskan waktu di alam terbuka sehingga peserta yang mengikutinya akan merasa tertantang untuk menyelesaikan kegiatannya dengan baik.

2. Sejarah Pramuka

a. Pramuka Dunia

Sejarah Kepramukaan disebutkan bahwa pada awal tahun 1908 Lord Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya.13 Kumpulan dari tulisan itu kemudian terbit sebagai scouting fo r boys, buku ini cepat beredar di inggris, bahkan ke Negara-negara lainnya. Pada 12 Boyman, Ragam Latih Pramuka, Nuansa Muda, Bandung, 2001, Hal. 03

(25)

perkembangan selanjutnya di banyak Negara berdiri organisasi

kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang

yang disebut boy scout kemudian disusul organisasi puteri yang diberi

nama girl guides atas bantuan agnes, adik perempuan Lord Baden

Powell dan diteruskan oleh Ny. Boden Powell. Tahun 1916 gerakan pramuka semakin berkembang, hal ini dibuktikan dengan berdirinya kelompok pramuka seusia siaga yang disebut dengan CUB (anak srigala) dengan buku the jungle book, berisi tentang mowgli anak didikan rimba (anak yang dipelihara dihutan oleh induk srigala). Karangan Rudyard kibling sebagai cerita pembungkus CUB.

Pada tahun 1918 Boden Powell Rover Scout (Pramuka usia penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat 17 tahun tetapi senang dan giat dibidang pramuka, disusul 4 tahun kemudian Boden Powell menerbitkan buku Revering to success (mengembara menuju kebahagiaan) yang berisi petunjuk bagi para pramuka penegak dalam menghadapi tantangan hidupnya untuk mencapai kebahagiaan.

(26)

Lord Boden Powell yang telah mempelopori gerakan pramuka mendapatkan sambutan yang besar bagi masyarakat dunia. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya pramuka di Negara Belanda dengan sebutan Padvender dan Padvinderej. Seperti Netherland indische

padvinders verininging / persatuan pandu-pandu Belanda. Sedangkan

tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia mendirikan gerakan kepanduan yang jumlahnya mencapai 100 organisasi kepanduan diantaranya JPO (Javanse Padvinders Organizatie), JPP (Jong Java Padvinders), SIAP (Serekat Islam Afdelling Padvinders), NATIPI (National Islamitiche Padvinders) dan HW (Hisbul Wathon).

b. Pramuka Indonesia

Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Melalui uraian sejarah singkat kepramukaan, diharapkan para pembaca dapat mengerti dan memahami hubungan antara organisasi kepramukaan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia sampai pada masa sekarang, bahkan sampai pada masa yang akan datang. Proses kelahiran pramuka di Indonesia dijiwai oleh sumpah pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 oktober 1928 yang pada saat itu lebih dikenal dengan sebutan gerakan kepanduan.14 Istilah kepanduan dikarenakan adanya larangan perintah Belanda kepada organisasi kepanduan diluar NIVP

(27)

untuk menggunakan istilah Padvinders dan Padvinderej. Maka Kiai Haji Agus Salim menggunakan istilah pandu dan kepanduan untuk menggunakan istilah asing Padvinders dan Padvinderej itu.

Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran nasional, timbul niat untuk menggerakkan persatuan organisasi-organisasi kepanduan pada tahun 1930 antara lain : INPO (Indonesische Padvinderes Organizatie), PK (Pandu Kesultanan), dan PPS (Pandu Pemuda Sumatera). Ketiga organisasi tersebut bergabung menjadi 1 organissasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Kemudian dalam perkembangannya terbentuk suatu federasi yang dinamakan persatuan antar pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931 dan berubah lagi menjadi Badan Pusat Kepanduan-Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.

(28)

kebebasan tersebut berdiri kembali organisasi-organisasi seperti HW,

SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katolik, Pandu Ansor, KBI dan lain-lain. Menjelang tahun 1961 kapanduan Indonesia berjumlah lebih dari 100. Kondisi yang demikian itu, menjadikan kepanduan di Indonesia terpecah belah dan lemah. Meskipun sebagian dari organisasi itu terhimpun dalam tiga federasi organisasi kepanduan, yaitu : satu, Kepanduan federasi putera (IPINDO), dua, Kepanduan puteri (POPPINDO) dan (PKPI).

Menyadari lemahnya kepanduan Indonesia. Tiga federasi tersebut melebur menjadi satu federasi yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Anggota organisasi ini hanya 60 orang saja dari 100 lebih organisasi kepanduan. Namun demikian sebagian dari 60 organisasi anggota PERKINDO terutama yang berada dibawah organisasi politik tetap saling berhadapan satu sama lain. Akibatnya tetap terasa lemah gerakan kepanduan di Indonesia.

Kelemahan gerakan kepanduan di Indonesia dimanfaatkan dan akan di pergunakan pihak komunis sebagaimana yang berlaku di Negara-negara komunis. Kondisi yang genting tersebut dapat tercium oleh kekuatan Pancasila yang berada didalam Perkindo sehingga terjadi gerakan pertentangan. Atas jasa Perdana Menteri, perjuangan kekuatan Pancasila menghasilkan keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 23 tahun 1%1 tentang gerakan Pramuka yang pada tanggal 20 mei

(29)

Berdasarkan keputusan presiden Republik Indonesia tersebut

ditetapkan :

Pertama : Penyelenggaraan pendidikan kepanduan kepada anak-anak dan pemuda Indonesia ditugaskan kepada perkumpulan gerakan pramuka

Kedua : Diseluruh wilayah Republik Indonesia perkumpulan gerakan pramuka adalah satu-satunya badan yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepanduan. Ketiga : Badan-Badan yang lain sama sifatnya atau yang

menyerupai perkumpulan gerakan pramuka dilarang adanya.

Keempat : Surat keputusan ini berlaku mulai tanggal 20 mei 1961. Berdasarkan keputusan presiden diatas, gerakan pramuka ternyata lebih kuat organisasinya dan memperoleh tanggapan yang positif di masyarakat luas, sehingga pada waktu yang relatife singkat telah berkembang ke kota-kota sampai ke desa-desa yang jumlahnya meningkat dengan pesat. Kemajuan itu itu juga adanya partisipasi aktif tiap tingkat dari nasional sampai gugus depan.

(30)

dalam melakukan pembangunan di bidang pendidikan, khususnya

pendidikan di luar sekolah.

3. Sifat dan Fungsi Kepramukaan

a. Sifat Kepramukaan

Merujuk pada resolusi konferensi kepramukaan sedunia pada

bulan agustus 1942 di kopenhagen, Denmark, menyatakan bahwa

kepramukaan itu memiliki 3 sifat,15 yaitu :

1. Kepramukaan Bersifat Nasional

Kepramukaan diselenggarakan di Negara manapun

hendaknya menyesuaikan pendidikan dengan keadaan dan

perkembangan masyarakat Bangsa dan Negara masing-masing.

2. Kepramukaan Bersifat Internasional

Organisasi kepramukaan dinegara manapun didunia harus

dibina dan dikembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antar

sesama anggota kepramukaan dan sebagai sesama manusia.

3. Kepramukaan Bersifat Universal

Kepramukaan biasa dilakukan dimana saja untuk mendidik

anak dari Suku dan Bangsa apa saja yang dalam pelaksanaanya

harus selalu menggunakan prinsip dasar pendidikan kepramukaan.

b. Fungsi Kepramukaan

Anggaran dasar gerakan pramuka pada bab II pasal 6

menegaskan tentang fungsi pramuka yaitu sebagai lembaga pendidikan

(31)

diluar sekolah dan diluar kelas sebagai wadah pembinaan generasi

muda. Merupakan prinsip dasar kepramukaan dan metode

kepramukaan serta sisitem among yang pelaksanaanya disesuaikan

dengan keadaan, kepentingan bangsa serta masyarakat Indonesia.

Dari landasan diatas, kepramukaan mempunyai 3 fungsi yaitu :

1. Merupakan kegiatan yang menarik yang mengandung pendidikan,

bagi anak-anak, remaja dan pemuda.

2. Merupakan suatu pengabdian bagi para anggota dewasa yang

merupakan tugas yang memerlukan keiklasan, kerelaan dan

pengabdian.

3. Merupakan alat (means) bagi masyarakat, Negara atau organisasi,

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, alat bagi organisasi atau

Negara untuk mencapai tujuan.16

4. Dasar Asas, Tujuan dan Sasaran Gerakan Pramuka

Dalam pola umum gerakan pramuka disebutkan mengenai

landasan-landasan sebagai berikut:

a. Landasan ideal

1. Pancasila

2. Undang-Undang Dasar 1945 b. Landasan Konstitutional dan Struktural

I. Undang-Undang Dasar 1945

16

(32)

2. Keppres Republik Indonesia no.238 tahun 1961 dan no. 12 tahun

1971.

3. Undang-Undang Dasar lainya.

c. Landasan Konsepsional

1. I lakikat gerakan pramuka

2. Tujuan gerakan pramuka

3. Kedudukan dan peran majlis pembimbing

4. Asas pendidikan dan kebudayaan Indonesia

5. Asas pembangunan nasional

d. Landasan Operasional

1. Peraturan per Undang-undangan tentang pendidikan 2. Keputusan musyawarah nasional gerakan pramuka 3. Keputusan kwartir nasional

e. Landasan Moral Rental dan Spiritual 1. Satya pramuka

2. Dasa cjharma pramuka yang berisi pramuka itu : - T^qwa kepada Tuhan Yang Maha Esa - Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia - Patriot yang sopan dan ksatria

- Patuh dan suka bermusyawarah - Rela menolong dan tabah - Rajin terampil dan gembira

(33)

- Disiplin berani dan setia

- Bertanggung jawab dan dapat dipercaya

Suci dalam pikiran, perkatan dan perbuatan

Adapun azas dan tujuan gerakan pramuka adalah sebagai

berikut:

a. Azas setiap anggota gerakan pramuka adalah penghayatan dan

pengalaman pancasila yang diwujudkan dalam setiap sikap perilaku

sehari-hari.

b. Gerakan pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda

Indonesia agar menjadi : manusia berkepribadian, berwatak dan

berbudi pekerti luhur yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral, tinggi mutu

kecerdasan dan ketrampilannya serta kuat dan sehat jasmani.

5. Bentuk-bentuk Kegiatan Pramuka.

Bentuk kegiatan pramuka banyak ragamnya, misalnya mengadakan

acara perkemahan yang melatih mental siswa, kegiatan kerohanian yang

berisikan tentang pengamalan dasa dharma pramuka, uji SKU dan SK K

penegak, kemah penerimaan anggota baru, bakti sosial dan latihan rutin

(34)

Disiplin mempunyai arti menaati peraturan perundang-undangan.

Dalam bahasa Arab disiplin sering dipakai dalam menerjemahkan kata-kata

sajaah, al iqdam, yang artinya melakukan sesuai dengan peraturan atau

perundang-undangan dan bersikap berani. Maka dari itu disiplin berarti

perbuatan seseorang yang selalu mengikuti peraturan yang berlaku.

Dalam kehidupan dunia ini manusia senantiasa dituntut untuk selalu

disiplin dalam beribadah, bekerja, belajar dan lain-lain. Suatu Sekolah yang

maju hanya akan menerima karyawan dan tenaga pengajar yang Profesional dan berlaku disiplin dalam keija, sebab tenaga yang professional dan disiplin akan menghasilkan kinerja yang maksimal, sehingga dengan adanya guru yang professional dan disiplin akan menghasilkan siswa yang berkualitas pula.

Demikian pula dengan kedisiplinan beribadah, kalau manusia sudah menerapkan kedisiplinan dalam bekerja maka dalam beribadahpun dianjurkan untuk selalu bersikap disiplin dan tepat pada waktunya, seperti anjuran untuk sholat lima waktu maka kita sebagai umat islam harus menjalankan anjuran shalat lima waktu tersebut dengan tertib dan disiplin supaya terpenuhi syarat- syarat dan rukunnya.

1. Macam-macam Disiplin

Kedisiplinan banyak ragamnya, ada kedisiplinan yang berkaitan dengan urusan agama, kedisiplinan yang berkaitan dengan urusan orang

B. Kedisiplinan Beribadah

(35)

Kedisiplinan beribadah bentuknya bermacam-macam bentuknya

Seperti:

1) . Shalat

2) . Puasa 3) . Zakat

4) . Haji dan lain-lain.

Kedisiplinan beribadah mempunyai perilaku disiplin dalam menjalankan ibadah, menjalankan ibadah harus disiplin, misalnya dalam menjalankan shalat, seorang muslim dalam menjalankan shalat harus dengan khusyu’, tawadlu’ dan penuh dengan rasa ikhlas dan penuh harap. Shalat harus dijalankan tepat pada waktunya ini berarti seorang muslim harus berdisiplin dalam menjalankan ibadah, seperti firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 103 yang berbunyi: a. Kedisiplinan Beribadah

Artinya : Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalatmu, ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk, dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu sudah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu sebagaimana biasa. Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas

orang-orang beriman. (Q.s AN -nisa' 103}.17

(36)

Seorang mukmin yang disiplin dalam menjalankan ibadahnya

tentumya ia tidak akan lalai dalam menjalankan shalat, ia akan selalu

bersikap disiplin dalam hal syarat dan rukunya, disiplin waktunya dan

disiplin dalam hal kekhusyu’anya. Seorang yang menjalankan shalat

dalam keadaan berhadats atau tidak, khusyu’ atau tidak, tidak ada

seorangpun yang mengetahui, selain dirinya sendiri, bila seseorang

telah dapat menjalankan kewajibanya dalam beribadah dengan disiplin

tentunya orang tersebut akan tertib dalam hidupnya.

Kedisiplinan beragama bukan hanya dalam menjalankan shalat

saja, akan tetapi semua hukum dan aturan agama harus ditaati,

misalnya seseorang tidak akan minum-minuman yang memabukkan

walaupun tidak seorangpun yang melihatnya karena dia tau kalau Allah

Maha melihat dan tahu kalau meminum-minuman yang memabukkan

dilarang oleh agama Islam. Seorang yang berpuasa, tidak akan makan,

minum dan melakukan hal-hal yang membatalkan puasa dari fajar

hingga terbenamya matahari diufuk barat, meskipun orang lain tidak

akan pernah melihat seseorang itu berpuasa atau tidak, namun hanya

Allah dan dirinya sendiri yang tahu. Seorang yang disiplin tentunya ia

akan tetap berpuasa meskipun orang lain tidak melihatnya.

Menjauhi perbuatan maksiat, seperti meminum-minuman keras,

peijudian dan perbuatan keji lainya juga merupakan disiplin dalam

beribadah. Seperti firman Allah dalam surat Al-Maidah ayat 90

(37)

j* »

0 * c r * V

;&

t

L

ilj i^c ^iii 4L:

^ /i 9 t ^ Ji ) s 9 '*'' * 9 4 v ^ ^

0 >5Jl*J o j^asj>- U ^ iJslJuJ I

Artinya: Hai orang-orang beriman, sesungguhnya meminum khamer,

berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan

tanah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan.

Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat

keberuntungan. (QS. AL-maidah 90}18

Jadi kedisiplinan beribadah itu sangat luas dan kompleks, tidak

hanya dibatasi kegiatan ritual saja tetapi menyangkut semua aspek

kehidupan manusia. Semua kegiatan dalam hidup ini, dapat diartikan

sebagai kegiatan peribadatan dan keagamaan, mulai dari beribadah

kepada tuhan, bekerja untuk mencari nafkah, bersilaturrahim untuk

menambah tali persudaraan, berfikir untuk kemajuan dan kegiatan yang

lain dapat dikatakan kegiatan peribadatan dan keagamaan apabila

disadari derigdh niat yang benar dan ikhlas mengharap ridho dari Allah

semata. Salah satu tujilari pendidikan pramuka adalah menjadikan

anggota menjadi seorang yang mempunyai jiwa disiplin yang tinggi

dalam menjalankan aktivitasnya termasuk dalam kedisiplinan dalam

menjalankan ibadah dan agama. Selain itu maksud dan tujuan

pendidikan pramuka tidak pernah terlepas dari kegiatan keagamaan dan

peribadatan.

(38)

Demikian pula halnya dengan belajar, penulis menganggap

bahwa semua manusia mempunyai keyakinan yang telah membudaya

yang mungkin diturunkan dari orang tua bahwa belajar harus giat dan

disiplin. Disiplin dalam belajar dari kehidupan disekolah maupun

dalam masyarakat. Disiplin dalam kehidupan disekolah adalah belajar

dengan baik dan menjalankan aktvitas disekolah sebagaimana

mestinya, dan disiplin belajar dalam kehidupan masyarakat adalah

menerapkan apa yang didapat dari hasil belajar disekolah, selain itu

dengan belajar hidup menjadi masyarakat yang baik, misalnya sebagai

serang anggota masyarakat yang terpelajar, seseorang harus pandai-

pandai beradaptasi dilingkunganya, jika seseorang tinggal dalam

masyarakat yang beragama, maka seseorang itu harus pandai-pandai

menjaga setiap tingkahlaku dan memikirkan terlebih dahulu setiap apa

yang akan ia lakukan, dan berusaha untuk bias mengikuti adat-istiadat

yang ada dilingkunganya

Berdisiplin dalam belajar bukanlah hal yang mudah bagi

seorang anak, lebih-lebih bila berteman dengan seorang anak yang

tidak berdisiplin belajar,dia cenderung mengikutinya dengan enak,

santai dan menyenangkan, dia tidak menyadari bahwa kondisi

semacam ini akan mendorongnya menjadi anak yang kurang disiplin

dalam belajar, dan akhirnya akan gagal dalam mencapai cita-citanya.

Oleh karena itu berdisiplin dalam belajar mempunyai peranan yang

sangat penting untuk meraih keberhasilan dalam belajar dan meraih

cita-cita.

(39)

Selain disiplin dalam belajar dan ibadah dalam islam juga

mengajarkan kepada umatnya agar berdisiplin dalam memenfaatkan

waktu dan berdisiplin dalam bergaul. Waktu itu lebih mahal dari pada

emas, karena waktu yang hilang tidak akan pernah kembali lagi dan tak

bisa diganti. Seperti Hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori

yang berbunyi "Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia

melalaikanya ialah kesehatan dan waktu luang. ’ Seorang muslim yang

terkumpul baginya dua kenikmatan yaitu sehat badan dan waktu luang,

harus pandai bersyukur kepada Allah dengan menggunakanya dalam

rangka taat kepada Allah, jika ia tidak memanfaatkanya dalam rangka

ketaatan maka ia telah tertipu dan berada dalam kerugian yang sangat

besar, karena setelah sehat tidak lain adalah sakit dan setelah waktu

luang adalah sibuk.19

Dalam pergaulan seorang muslim harus pandai dalam begaul,

dalam memilih teman dan juga dalam tutur kata. Teman mempunyai

pengaruh yang kuat dalam diri seseorang, jika kita mempunyai teman

yang shalih maka ia akan mengajak kepada kita kepada pintu-pintu

kebaikan. Sebaliknya jika kita mempumnyai teman jahat maka ia akan

merusak dunia dan agamamu, dan menyibukkanmu kedalam urusan

dunia serta melalaikanmu dari mencari ilmu yang bermanfaat.20

(40)

C. Pengaruh Pendidikan Kepramukaan terhadap Kedisiplinan Beribadah

Siswa.

Sebagaimana uraian diatas, pendidikan kepramukaan sangat

mempengaruhi kedisiplinan dalam segala aktivitas siswa yang khususnya

dalam hal beribadah, karena dalam kepramukaan juga mengajarkan kepada kita

untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengajarkan kepada kita

untuk bertanggungjawab dan berdisiplin dalam menjalankan ibadah.21 Seiring

dengan jiwa remaja yang masih berada dalam masa transisi dari masa kanak-

kanak menuju kemasa kedewasaan, maka kesadaran beragama pada masa

remaja mengalami peralihan dari kehidupan beragama anak-anak menuju

kematangan beragama. Maka pendidikan kepramukaanpun secara tidak

langsung ikut andil dalam mendidik remaja menuju kematangan berfikir dan

beragama, selain itu sebagai sarana untuk melatih mental dan membina

kebersamaan dalam hal kegiatan yang positif. Logika dan kritik mulai

berkembang kecenderunngan pada hal-hal yang bersifat filosofis yang

mendorong dirinya untuk belajar mendalami agama. Akan tetapi suatu saat

juga akan menentang agama tersebut dan menuruti hawa nafsunya. Oleh

karena itu hubungan antara perkembangan jasmani, akal, rohani, akhlak dan

nilai-nilai yang lain harus dibina dan dilatih dan diarahkan supaya menjadi

anak yang berdisiplin dalam menjalankan ibadah dan agamanya. Disamping

itu, remaja mulai menemukan pengalaman dan penghayatan Ke-Tuhanan yang

bersifat individual dan sukar digambarkan kepada orang lain seperti dalam

(41)

pertaubatan, dan hubungan dengan Tuhan makin disertai dengan kesadaran dan

kegiatanya dalam masyarakat makin diwarnai dengan keagamaan.

Keimanan akan timbul menyartai penghayatan Ke-Tuhanan, sedangkan

peribadatan yaitu sikap dan tingkah laku keagamaan yang merupakan efek dari

adanya penghayatan Ke-Tuhanan dan keimanan. Beribadah berarti

melaksanakan semua perintah Tuhan sesuai kemampuan dan meninggalkan

seluruh laranganya dengan niat yang ikhlas.

Dari beberapa uraian diatas dapat diketahui bahwa pendidikan

kepramukaan mengandung nilai-nilai idealisme dan sifat-sifat luhur yang

disampaikan melalui kegiatan praktik yang praktis dan menarik agar mudah

dan mampu meru bah sikapnya. Dalam hal ini peningkatan kesadaran beragama

dan kedisiplinan dalam beragama sudah tercantum pada petunjuk

penyelenggaraan peran serta gerakan pramuka dalam pembangunan

masyarakat disebutkan bahwa salah satu tujuan pendidikan kepramukaan

adalah memperdalam peserta untuk bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.22

Disamping itu dalam mendidik atau membina, seorang Pembina dituntut untuk tidak hanya mampu memberi nasehat saja tapi harus menampilkan dirinya sebagai contoh yang baik, memberikan penghargaan berupa kenaikan tingkat melalui upacara resmi bagi yang telah menyelesaikan SKU, dimana didalamnya juga terdapat unsur spiritual yang menjurus pada peningkatan kesadaran beragama. Pembina dituntut dapat menciptakan suasana yang

(42)

kooperatif dan kompetitif melalui kegiatan beregu, didukung pula dengan

pendekatan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pendekatan pramuka.

Atas dasar kenyataan tersebut dimana nilai-nilai idealisme dan sifat-

sifat luhur terutama yang berbunyi ’Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa’

butir pertama dari dasa dharma yang ditanamkan melalui berbagai kegiatan

praktek, disamping itu gerakan pramuka membantu pemerintah dalam

melaksanakan pembangunan pendidikan anak-anak dan pemuda. Oleh karena

itu dapatlah diambil pengertian bahwa pendidikan kepramukaan melalui

kegiatan-kegiatan praktis yang mengandung idealisme dan mengandung nilai-

nilai luhur berperan positif terhadap peningkatan kesadaran beragama dan

dapat berdisiplin dalam beribadah, yang akan menjadi bagian yang integral

dalam kehidupanya tanpa paksaan dari orang lain.

Atas dasar proposisi ini maka bila dikaitkan dengan pendidikan

kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa maka dapatlah disampaikan

hipotesis bahwa makin optimal seseorang mengikuti pendidikan kepramukaan,

(43)

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Sejarah berdirinya SMK N I Salatiga

Pada Tahun 1967 di Salatiga belum ada Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas (SMEA) Negeri. Pada tahun yang sama dibentuklah panitia pendiri SMEA persiapan negeri, yang diketuai oleh Bapak Walikota Salatiga Letkol S. Soegiman dan didukung oleh Muspida.

Dengan persetujuan kepala perwakilan Departemen Pendidikan dan Pengajaran Propinsi Jawa Tengah No. IDPL/435/67 17 Januari 1967. Beridirilah SMEA dengan status persiapan di Salatiga.

Pada tanggal 25 Mei 1968 terjadi peningkatan status dari persiapan menjadi negeri melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Indonesia Nomor : 191/UUK/31968. Hal ini membawa kebahagiaan, tersendiri bagi SMEA Negeri.

Dibalik kegembiraan itu masih terselip keprihatinan, sebab SMEA Negeri belum memiliki gedung sekolah sendiri. SMEA Negeri menumpang di SMP Negeri Salatiga. Keadaan ini menyebabkan SMEA Negeri masuk siang hari. Kepala Sekolah saat itu adalah Bapak Sri Sadana, BA.

Pada Tahun 1973, SMEA Negeri menempati tanah dan bangunan di jalan Jendral A. Yani Nomor 14 Salatiga.Bapak Sri Sadana, BA menjadi kapala sekolah hingga 1982. dan sebagai gantinya adalah Bapak R. Soeyono yang memimpin SMEA Negeri Salatiga hingga 1993. Pada saat

(44)

kepemimpinan beliaulah SMEA Negeri Salatiga menempati gedung baru yang

dibangun oleh Pemerintah mulai tanggal 1 Agustus 1992.

Gedung sekolah berdiri di atas tanah seluas 13.795 meter persegi, berlokasi di Desa Kembang Arum dan menghabiskan dana sekitar 1.7 milyar rupiah. Pembangunan tersebut juga mendapat bantuan dari ADB (Asean Develoment Bank). Bahkan ADB juga memberi bantuan untuk perabot dan peralatan praktek termasuk Second Vocational Education sebesar 2 Milyar rupiah.

(45)

kepala sekolah digantikap oleh bapak Drs. Moeljono, M.Pd. Beliau memimpin SM K Negeri 1 Salatiga selama dt 7 tahun lepatnya pada tanggal 1 Maret 2007, hingga beliau digantikan oleh bapak Bamhang Dwi Herdianto, S.Pd sebagai kepala sekolah tetap SMK Negeri 1 Salatiga hingga sekarang.

B. Lokasi SMK Negeri 1 Salatiga

SMK Negeri 1 Salatiga bertempat di Jl. Nakula Sadewa 1/ 3 Kembang Arum kel. Dukuh Kec. Sidomukti Kota Salatiga -50722 - Telp. (0298) 323566. SMK Negeri I Salatiga letaknya kurang lebih dua kilo meter dari kota Salatiga sehingga terasa nyaman dan sejuk, dan terhindar dari polusi.

C. Visi, Misi dan Tujuan1

1. Visi

Menjadi SMK berstandar nasional, yang menghasilkan Lulusan yang kompeten, beriman, dan kompetitif, di tingkat nasional dan global.

2. Misi

a) Mengembangkan kegiatan belajar mengajar dengan standar kompetensi nasional berdasarkan iman dan laqwa.

b) Mengintensifkan kerjasama dengan dunia usaha / dunia industri atau instansi pemerintah dan swasta.

(46)

3. Tujuan

1. Pada tahun ke tiga jumlah siswa uji kompetensi yang terserap pada Dunia Usaha / Dunia Industri yang relevan mencapai 50%.

2. Pada tahun ke tiga jum lah siswa peserta Ujian Nasional Matematika

yang memperoleh nilai 5,60 ke atas lebih dari 50 %.

3. Pada tahun ke tiga jumlah siswa peserta Ujian Nasional yang memperoleh nilai score TOEIC 405 ke atas atau nilai Ujian Nasional Bahasa Inggris 7,05 ke atas lebih dari 50%.

4. Pada tahun ke tiga jumlah siswa peserta Ujian Nasional Bahasa

Indonesia yang memperoleh nilai 7,01 ke atas lebih dari 50 %.

D. Keadaan Guru dan Karyawan

Untuk memperlancar proses bclajar-mcngajar di SMK Negeri 1 Salatiga terdapat tenaga pendidik dan karyawan yang berjumlah keseluruhan adalah 116 yaitu : 101 orang guru dan 15 karyawan. Daftar selengkapnya terdapat dalam tabel I.

(47)

E. Keadaan siswa

Jumlah siswa-siswi SMK Negeri 1 Salatiga tahun ajaran 2007/2008

sebanyak 1344 siswa dengan perincianya dapat di lihat pada Tabel III.

F. Struktur Organisasi

SMK Negeri 1 Salatiga di bawah naungan DINAS PENDIDIKAN Pemerintah Kota Salatiga

Adapun struktur Organisasi SMK Negeri 1 Salatiga terdiri dari Kepala Sekolah di dampingi Majlis Sekolah dan Komite Sekolah yang membawahi Wakil Kepala Sekolah, Staf Pengembang dan Keordinator Tata usaha, Staf Urusan Kurikulum, Staf Urusan Humas dan Hubind, Staf Kesiswaan, Staf Urusan Ketenagaan, Ketua Program Keahlian, Ketua Bengkel, Teknisi Komputer dan Kelistrikan, Wali Kelas, Koordinator BP dan BK, Koordinator MG MP Sekolah.

Masing-masing melaksanakan tugas sesuai jobnya atau bidangnya pada pengelolaan Sekolah baik masalah pendidikan maupun masalah rumah tangganya yang sudah dirapatkan Kepala Sekolah dengan Dewan Guru. Lebih jelasnya lihat Lampiran I.

G. Sistem Pendidikan SMK N 1 Salatiga

(48)

tiap-tiap kelas dikelola oleh Walikelas. Adapun Wfyli kelas yang mengelo)^ tiap-tiap-

tiap kelas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel IV.

H. Sarana dan Prasarana

Unit-unit Bangunankomplek SMK Negeri 1 Salatiga yang terletak di

Jl. Nakula Sadewa I /3 Kembang Arum Kelurahan Dukuh Kecamatan

Sidomukti Kota Salatiga berada diatas tanah seluns kurang lebih 5 hektar yang

statusnya adalah milik N egara atau DIKNAS Kota Salatiga. Adapun mengenai

sarana dan prasarana yang ada di SMKN 1 Salatiga dapat dilihat pada tabel V. I.

I. Pendidikan Kepramukaan di SMK Negeri I Salatiga

1. Tinjauan historis

Sebagai mana diketahui bahwa setiap sekolah untuk menunjang

program/tujuan pendidikan sekolah, pastilah ditunjang dengan kegiatan

ekstra kurikuler diantaranya adalah pendidikan kepramukaan. Demikian

juga dengan SMK Negeri I salatiga, pendidikan kepramukaan merupakan

salah satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tersebut. Terselenggaranya

Kegiatan kepramukaan dilatar belakangi oleh guru yang berjiwa pramuka

yang merasa ikut bertanggung jaw ab untuk menunjang terciptanya tujuan

gerakan pramuka yaitu mendidik dan membina anak dan pemuda

(49)

a. Manusia yang berkepribadian, berwatak dan berbudi luhur serta kuat

mental tinggi moral, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa. Tinggi kecerdasan dan mutu keterampilanya.

b. Warga Negara RI yang berjiwa Pancasila, serta patuh kepada kesatuan Republik Indonesia.

2. Keadaan Pengurus Pramuka

Sebagaimana halnya dengan gerakan pramuka yang berpangkalan di SLTA lainya, kelengkapan kepengurusan pramuka di SMK N I Salatiga di bedakan menjadi tiga yaitu, Majlis pembimbing sebagai badan Pembina dan penyantun, Gugus depan sebagai penanggung jaw ab operasional program dan ambalan sebagai pelaksana operasional program Gugus depan. Kepengurusan tersebut dari tahun ketahun mengalami perubahan sesuai dengan masa kepengurusan Gugus depan yaitu 1 tahun. Adapun pengurus yang ada pada periode ini 2007/2008 adalah sebagai berikut, Majlis Pembimbing diketuai oleh Bambang Dwi H., S.Pd.(Kepala Sekolah) Gugus depan diketuai oleh Farida, S.Pd. Pembina penegak putri oleh Widhi N.,S.Pd.

3. Keadaan Pembina dan Anak Didik

a. Keadaan Pembina Tribhuana Airlangga

(50)

Pembina Gudep 02.070 : Farida, S.Pd.

Pembina Gudep 02.071 : Tedjo Soekmono, S.Pd.

Pembina penegak putra : M. Zamzuri, S.Pd., Nugroho DS, S.Si Pembina penegak putri : Widhi N, S.Pd, Q. Martini, S.Pd. b. Keadaan Anak Didik

Jumlah anak didik di Ambalan Tribhuana Airlangga sebanyak 454 untuk anggota kelas satu, 150 terdiri dari kelas dua dan tiga. Jumlah keseluruhan adalah 604 siswa.

Ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitasnya Pembina SMK N 01 Salatiga adalah cukup baik. Hal ini merupakan kebanggaan tersendiri karena tidak semua Ambalan mempunyai Pembina putra- putri, sehingga tinggal pelaksanaanya Pembina penegak putra membina pramuka penegak putra dan yang putri juga dibina oleh penegak putri.2

4. Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan dan upaya peningkatan kedisiplinan Beribadah Siswa.

a Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan di SMK N I Salatiga

Pelaksanaan pendidikan kepramukaan di SMK N 1 Salatiga didasarkan pada SK Kwarnas Gerakan Pramuka No. 080/1988 tentang pola dan mekanisme pembinaan pramuka penegak dan pandega yang disesuaikan dengan kemampuan, situasi kondisi di SMK N I Salatiga.

2 .Drs. Untoro, wawancara, musholla SMK N I Salatiga 27 Februari 2008 jam 11.00-12.00

(51)

Mengingat prinsip kegiatan di penegak itu harus mencakup

aspek pendidikan mental, jasmani, pengetahuan, keterampilan dan

pengalaman bakti penegak, maka materi pendidikan kepramukaan di

SMK N 01 Salatiga tidak disampaikan secara terpisah, melainkan

disampaikan secara integral melalui kegiatan praktis dan variatif,

materi tersebut dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu :

1) . Latihan Rutin

2) . Kegiatan Operasional Insidental seperti :

a) . Uji SKU dan SKK penegak

b) . Kemah penerimaan anggota baru

c) . Perkemahan Wirakarya d) . Bakti sosial dan lin-lain

b. Upaya Peningkatan Kedisiplinan Beribadah Siswa

Menurut Untoro Selaku Guru pendidikan agama Islam dan sekaligus pengurus kepramukaan di SMK N 01 Salatiga, bahwa upaya untuk meningkatkan kedisiplinan beribadah anak didiknya disamping ditempuh dengan pengintegrasian kedalam materi releven juga di tempuh cara-cara yang lain yaitu3:

1) Menganjurkan kepada anak didiknya untuk lebih banyak membaca buku-buku keagamaan agar pengetahuan agamanya bisa lebih luas supaya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

3 Drs. Untoro, Wawancara, Mushalla SMK Negeri I Salatiga, 27 Februari 2008, jam

(52)

2) Pembina sebagai seorang pendidik memberi contoh dalam pengamalan ajaran agama yang diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari.

3) Setiap kali latihan maupun kegiatan pramuka maupun dalam kegiatan yang lain mengajak para siswa untuk melakukan shalat tepat pada waktunya.

4) Dalam kegiatan perkemahan disamping shalat berjamaah, juga diadakan kultum sebagai santapan rohani. '

J. Daftar Nama Responden

Daftar nama responden adalah daftar siswa-siswi yang penulis teliti untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pendidikan kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa SM K N 1 Salatiga sebanyak 80 orang siswa. Untuk mengetahui daftar yang lebih jelas berada dalam label V.

12.45.

(53)

12.00-ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara pendidikan

kepramukaan terhadap kedisiplinan beribadah siswa SMK Negeri I Salatiga,

maka data yang telah diperoleh akan dianalisis dengan analisis statistik.

1. Untuk mengetahui prosentase Sejauh Mana Intensitas Pendidikan Kepramukaan dan Kedisiplinan Beribadah Siswa, menggunakan Rumus Sebagai Berikut:

F

P = --- X100 N

Keterangan :

P : Prosentase individu dalam golongan

F : Frekuensi

N : Jumlah subyek secara keseluruhan

2. Untuk Mengetahui Ada atau Tidaknya Pengaruh antara Pendidikan Kepramukaan Terhadap Kedisiplinan Beribadah Siswa Menggunakan Rumus Sebagai Berikut:

NSXY- ( EX ) ( £Y)

rXV{ N I X 2- (L X)2 } { N I Y2 - ( S Y )2 }

(54)

Keterangan :

rxY : Koefisien korelasi antara x dan y

X : Variabel pendidikan kepramukaan

Y : Variabel kedisiplinan beribadah siswa

N : Jumlah responden.1

Sigma : Jumlah

Langkah selanjutnya dalam analisis ini adalah menyiapkan tabel nilai

pendidikan kepramukaan, kedisiplinan beribadah siswa SMK Negeri I

Salatiga, dan tabel kerja untuk mencari koefisien korelasi antara variabel

pendidikan kepramukaan dan kedisiplinan beribadah siswa dalam kehidupan

sehari-hari.

1. Data Tentang Pendidikan Kepramukaan

Data tentang pendidikan kepramukaan diperoleh dari angket yang penulis bagikan. Terdiri dari 15 pertanyaan, yang masing-masing pertanyaan disediakan 4 alternatif jawaban, dengan bobot nilai sebagai berikut:

- Alternatifjawaban a memiliki bobot nilai 4

- Alternatifjawaban b memiliki bobot nilai 3

- Alternatifjawaban c memiliki bobot nilai 2

- Alternatifjawaban d memiliki bobot nilai 1

(55)

tentang pendidikan kepramukaan.

Tabel VI

J a w a b a n A ngket P endidikan K epram ukaan

N om or N om or Item Ju m lah Skor

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C D

1 b a a a a a a a b a a a a a a 13 2 0 0

2 c a a a a b b a b a b a a b a 9 5 1 0

3 b a a a a a b a b a a a a a a 12 3 0 0

4 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

5 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

6 e a b a a a a a e a a a a b a 11 2 2 0

7 b a a a a a a a a a a a a a a 14 1 0 0

P

ia

c

I

i

c a a a a a a a b b a a a a a 12 2 1 0

9 a a a a b a c a b a a a a a c 11 2 2 0

10 b a a a a a b a b b a a a a a 11 4 0 0

11 a a a a a a b a c a c a b a a 11 2 2 0

12 a a a a a a a a a a a a a b a 14 1 0 0

13 c a a a a a b b c a a a a b a 10 3 2 0

14 *c a a a a a b a c a a a a a a 12 1 2 0

15 a a a a a a a a a a a a a a a 15 C 0 0

16 b a b a a a b a a a a a a a a 12 3 0 0

(56)

17 c a a a a a a a c a c a a b a 11 1 3 0

18 c c b c d a b a c a a d a c c 5 2 6 2

19 c a a a a b b a b a b a a b a 10 4 1 0

20 b a a a a a a a b a a a a a a 13 2 0 0

21 b a a a a a a a b a a a a a b 12 3 0 0

22 b a a a a a b a b a a a a a a 12 3 0 0

23 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

24 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

25 c a b a a a a a c a a a a b a 11 2 2 0

26 a a a a a a a a b a a a a a a 14 1 0 0

27 b a a a a a b a c a a a a a a 12 2 1 0

28 a a a a a a b a c a a a a a a 13 1 1 0

29 a a a a a a b b c a a a a a c 11 2 2 0

30 a a a a a b a a a a a a a a a 14 1 0 0

31 b a a a a a b a b a a a a a a 12 3 C 0

32 c d b c d d b a c b a b c b a 3 5 4 3

33 c a b c b a c a c b a a a c c 6 3 6 0

34 c a a a a a a a b a a a a b a 12 2 1 0

35 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

36 'a a a a a a a a a a a a a b a 14 1 0 0

37 a a a a a a a a a a **• a a b a 14 1 0 0

38 b a a a a a c a c b a b a b a 9 4 2

. 0

(57)

39 a a a a a a a a a b a a a a a 14 1 0 0

40 c d a c a d b a a a a a a b a 9 2 2 2

41 c d u c a d c a b a a d a a c 7 1 4 3

42 b a a c a a b a c a a a a c c 9 2 4 0

43 b a a a a a a a b a a a a a a 13 2 0 0

44 a a a a a a a a b a a a a b a >13 2 0 0

45 a a b a a a c b c a a a a b a 11 3 1 0

46 a a a a b a a c c c a a a b d 9 2 3 1

47 a a b a a c c c b b a a a d a 8 3 3 1

48 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

49 b a a a a a b a b a a a a b c 10 4 1 0

50 a a a a a a a a a a a a a b a 14 1 0 0

51 c a a a a a a a a a a a c a b 12 1 2 0

52 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

53 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

54 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

55 c a a a a a b a a b a b c a b 9 4 2 0

56 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

57 b a b a a a c b c a a a a b a 9 4 2 0

58 'a a a a a a a a a a a a a a b 14 1 0 0

59 a a a a a a a a c c a a a b a 12 1 2 0

60 a a a a a a a a c a a a a b c 12 1 2 0

(58)

61 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

62 c a a a a a b a c a a a c a c 10 1 4 0

63 a a a c a d b a c b b a a b a 8 4 2 1

64 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

65 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

66 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

67 c a a a a a a a a a a a a b a 13 1 1 0

68 a a a a a a a b b a a c c a b 10 *■J> 2 0

69 c a d a a a a a a a a a c a a 12 0 2 1

70 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

71 a a a b a c a a a a a c a a c 11 1 3 0

72 a a a a a a a a a a a a b c a 13 1 1 0

73 a a a a a c a a a a b b b c a 10 3 2 0

74 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

75 a a a a a a a a a a a a a a b 14 1 0 0

76 c c a a a a a a a a a a a a b 12 1 2 0

77 a a a a a a a a a a a a a a a 15 0 0 0

78 b a a a a a b a a a c a a a b 11 3 1 0

79 a a a a a c a a a c a b a a a 12 1 2 0

(59)

Tabel VII

Nilai Angket Pendidikan Kepramukaan

Nomor Nomor Item Jum lah Skor

Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 A B C D

1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0

2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 36 15 2 0

3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

6 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 44 6 4 0

7 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0

8 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 52 6 2 0

9 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 44 9 2 0

10 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 44 12 0 0

1 1 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 4 3 4 4 44 6 4 0

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56 3 0 0

13 2 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 3 4 40 9 4 0

14 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 48 3 4 0

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

16 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0

17 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 3 4 44 3 6 0

18 2 2 3 2 1 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 24 6 12 1

(60)

19 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 36 15 2 0

20 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 52 6 0 0

21 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 48 9 0 0

22 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

25 2 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 44 6 4 0

26 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0

27 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 48 6 2 0

28 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 52 3 2 0

29 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 2 44 6 4 0

30 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56 3 0 0

31 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 48 9 0 0

32 2 1 3 2 4 4 3 4 2 3 4 OJ 4 3 4 24 15 6 1

33 2 4 3 2 3 4 2 4 2 3 4 4 4 2 2 24 9 12 0

34 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 48 6 2 0

35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56 3 0 0

37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56 3 0 0

38 3 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 3 4 3 4 36 12 4 0

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 56 3 0 0

40 2 1 4 2 4 1 3 4 4 4 4 4 4 J 4 36 6 4 2

(61)

41 2 1 4 2 4 1 2 4 3 4 4 1 4 4 2 28 3 8 3

42 3 4 4 2 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 36 6 8 0

43 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 52 6 0 0

44 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 52 6 0 0

45 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 40 6 6 0

46 4 4 4 4 3 4 4 2 2 2 4 4 4 3 1 36 6 4 1

47 4 4 3 4 4 2 2 2 3 3 4 4 4 1 4 32 9 6 1

48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

4 9 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 2 40 12 2 0

50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 OJ 4 56 3 0 0

51 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 52 3 4 0

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 ' 4 60 0 0 0

55 2 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 oJ 2 4 3 36 12 4 0

56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

57 3 4 3 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 3 4 36 12 4 0

58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 56 3 0 0

59 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 48 3 4 0

60 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 48 3 4 0

61 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 0 0 0

62 2 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 2 4 2 40 n

u 8 0

Gambar

TABEL I Keadaan Guru
tabel pada taraf signifikansi 5%. Jika rhitung > r,abei maka menunjukkan
Interval Tabel IXPendidikan kepramukaan
Tabel XIIJawaban Angket Tentang Kedisiplinan Beribadah Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh negatif kepemilikan manajemen terhadap keinformatifan laba akuntansi.. Kemudian kualitas audit yang

berkontribusi pada daya saing bangsa, (4) menyelenggarakan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang pendidikan dan non-kependidikan yang diperlukan dalam

Dipandang lebih baik, karena memang hanya bidang distribusi yang ahli (biasa) dilakukannya. 3) Perantara dapat membantu menyediakan peralatan dan jasa reparasi yang

Suwardjoko, 1990, Merencanakan Sistem Perangkutan, Bandung: Penerbit ITB Undang-Undang Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Peraturan

berdampak pada perluasan wawasan kebangsaan bagi sivitas akademika perguruan tinggi, meningkatan sinergi antara perguruan tinggi, meningkatkan efisiensi sumberdaya

Dalam pengertian yang paling sederhana, dapat dipahami sebagai sesuatu yang telah dilakukan sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat

Hubungan persepsi siswa terhadap penerapan model kooperatif dengan hasil belajar diperoleh sebagai berikut: terdapat korelasi positif yang signifikan antara persepsi

Resiko injuri berhungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit dan ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk mencegah terjadinya