• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN KAB. MAGELANG - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN KAB. MAGELANG - Test Repository"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU

DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI

PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN

KAB. MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh :

YUNI ERMAWATI

111 11 043

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

Jalani sebuah proses

sebelum meraih

keberhasilan dan kesuksesan.

Karena dibalik sebuah proses terdapat

(7)

PERSEMBAHAN

Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan

untuk:

1. Bapakku Mat Jupri dan Ibuku Sulasmi yang selalu memberikan do’a,

kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju untukmu.

2. Suamiku tersayang Eko Prasetyo yang dengan sabar, memberikan do’a, perhatian, semangat kepada penulis.

3. Anakku Afra Aila Arkarna yang menjadikan penulis semangat.

4. Semua saudaraku Heni Irawati, Rahayu Ningsih serta seluruh keluarga

yang telah mendukungku.

5. Temanku PAI yang telah memberikan penulis kenangan yang terbaik.

(8)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini yang berjudul

Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Tahun Ajaran 2015. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan kesempurnaan agama islam.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

4. Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing

5. Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga.

6. Umi Hidayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tempuran Magelang.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, maka

(9)

depan. Kami berharap agar skripsi ini bermanfaat baik bagi penulis secara pribadi dan masyarakat pada umumnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Magelang, 30 Agustus 2015

(10)

ABSTRAK

Ermawati, Yuni. 2015 “ Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi

Belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ”.

Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si

Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar.

Keberhasilan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran seorang tenaga profesional yaitu guru. Proses pembelajaran merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi bersama-sama pada waktu yang sudah ditentukan oleh sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh sikap guru dalam mengajar. Kemudian peneliti merumuskan kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1). Bagaimana kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran. 2). Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Tempuran. 3). Apakah ada hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran?.

Peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Tempuran Magelang Tahun 2015 dijadikan responden. Sampel diambil 20% yaitu 26 siswa. Teknik analisis data menggunakan menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment.

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN BERLOGO ... ii

PENGESAHAN PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Hipotesis Penelitian ... 4

E. Kegunaan Penelitian ... 5

1. Secara teoritis ... 5

(12)

F. Definisi Operasional

1. Kompetensi Guru ... 5

2. Prestasi Belajar ... 7

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian ... 9

2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 9

4. Metode Pengumpulan Data ... 10

5. Instrumen Penelitian ... 11

6. Teknik Analisis Data ... 12

H. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi guru ... 15

2. Fungsi dan Peran Guru ... 23

3. Materi Uji Kompetensi Guru ... 25

4. Permasalahan Guru ... 26

B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ... 28

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 31

(13)

BAB III LAPORAN PENELITIAN

A. Gmbaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdiri SMP Negeri 1 Tempuran... 38

2. Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran ... 39

3. Profil SMP Negeri 1 Tempuran ... 39

4. Keadaan Guru dan Karyawan ... 40

5. Keadaan Siswa ... 43

6. Sarana dan Prasarana ... 45

B. Hasil Penelitian ... 46

BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Pendahuluan ... 50

a. Mencari Interval ... 52

b. Mencari Prosentase dan Masing-Masing Kategori ... 54

B. Analisis Uji Hipotesis a. Tabel Penolong Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa ... 58

(14)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63 C. Penutup ... 63

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(15)

DAFTAR TABEL

1. Tabel Indikator Kompetensi Guru

2. Tabel Kriteria Nilai Raport PAI Kelas VIII Semester Satu

3. Tabel Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

4. Tabel Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang 5. Tabel Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

6. Tabel Sarana dan Prasarana 7. Tabel Daftar Nama Responden

8. Tabel Daftar Nilai Angket Kompetensi Guru

9. Tabel Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

10. Nilai Interval Kompetensi Guru

11. Nilai Interval Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.

Magelang

12. Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang 13. Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran

Kab. Magelang

14. Tabel Hitung Besarnya Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi

(16)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas

kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa atau negara dapat dicapai dengan salah satunya melalui pembaharuan serta penataan pendidikan yang baik. Jadi keberadaan

pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu, pengetahuan yang

luas, berjiwa demokratis serta berakhlak mulia. Sedangkan pendidikan sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban

potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dalam pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan pendidikan, antara lain guru, siswa, sarana prasarana dan lingkungan pendidikan. Dari faktor-faktor tersebut, guru dalam proses

pembelajaran di Sekolah menduduki peran yang sangat penting dan sebagai faktor penunjang yang lain, guru adalah sebagai subyek pendidikan

(17)

Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian

dari dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Kompetensi keguruan meliputi

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Kompetensi kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dari seorang pengajar merupakan dasar untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru

secara profesional. Pendidikan pada dasarnya merupakan khas komunikasi antara guru dan siswa. kompetensi profesional menjadi tolak ukur seorang guru menguasai kemampuan dasar.

Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga

diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan

akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45).

Keberhasilan tujuan pendidikan tidak dapat terwujud apabila tidak didukung oleh tenaga pendidik yang profesional yaitu guru. Guru adalah

figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Kriteria guru yaitu belajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran

merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi secara bersama-sama, pada waktu yang sudah diatur oleh sekolahan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pembelajaran di

(18)

jelas sekali, bahwa guru dituntut untuk cakap dalam mewujudkan prestasi belajar siswa. Jadi sudah sangat jelas bahwa profesionalisme adalah suatu

pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian. Sedangkan seorang guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Maka tugas guru akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang

tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang memenuhi standar mutu.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan mencari sejauh mana hubungannya dan merumuskannya ke dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut:

Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ?

(19)

3. Apakah ada Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab.

Magelang .

2. Untuk Mengetahui Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.

3. Untuk Mengetahui adakah Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.

Magelang. D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa

yang berarti kebenaran. Sedangkan menurut James E. Greighton hipotesis, merupakan sebuah dugaan tentatif atau sementara yang memprediksi

situasi yang akan diamati (Martono, 2011: 63). Hipotesis juga disebut sebagai “dugaan” atau jawaban sementara karena masih harus diuji lagi

secara empiris yang hasilnya bisa diterima atau ditolak (Sumanto, 2014:

51-52).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan

(20)

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis

dan praktis.

1. Secara Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bagi guru, dan lembaga pendidikan.

2. Secara Praktis

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa,

diantaranya sebagai berikut:

a. Meningkatkan kompetensi guru. b. Meningkatkan prestasi belajar siswa.

c. Meningkatkan pemahaman sekolah, selaku lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara langsung.

F. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu:

1. Pengertian Kompetensi Guru

Seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah

seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan demikian mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya.

(21)

pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara terstandar.

Sedangkan kompetensi menurut Usman (2005) adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik

yang kualitatif maupun kuantitatif.

Pendidik atau guru menurut UU No 14 tahun 2005 Pasal (1) disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia

dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Guru juga bisa dikatakan sebagai pengelola proses belajar siswa, guru bukan semata penyebar informasi, tetapi guru sebagai fasilitator

belajar. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi.

Menurut Samana (1994:61) kompetensi mengarahkan pada tuntutan guru untuk mengarah pada mutu guru yang lebih baik. Untuk itu guru harus menguasai sepuluh kemampuan sebagai pendidik

profesional yang masuk dalam indikator profesional guru yaitu menguasai bahan ajar, mengelola program belajar mengajar, mengelola

kelas, menggunakan media dan sumber pengajaran, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal

(22)

ikut penyelenggaraan administrasi sekolah, bertindak jujur dan tanggung jawab, berperan sebagai pemimpin, tampil secara pantas dan

rapi, menggunakan waktu luang.

Berdasarkan indikator di atas, maka indikator kompetensi guru

dalam penelitian ini adalah

Guru bertindak jujur dan tanggung jawab

Guru mampu berperan sebagai pemimpin

Guru tampil secara pantas dan rapi

Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas

Guru mampu menggunakan waktu luang

Kompetensi Profesional

Guru dituntut menguasai bahan ajar

Guru mampu mengelola kelas

Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar

Guru mampu menilai prestasi belajar siswa

Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah

2. Prestasi Belajar

Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai, sedangkan belajar

merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu (Sriyanti, 2011:16), jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah

(23)

kecenderungan untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan). Dengan kata lain,

keberhasilan proses belajar mengajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan agama islam dapat diketahui melalui nilai yang tertera di

dalam raport semester satu. Nilai tersebut telah diolah sedemikian rupa berdasarkan panduan penilaian, baik dari nilai harian siswa, nilai tengah semester maupun nilai akhir semester. Akan tetapi, sebelum

nilai akhir itu jadi, biasanya guru mempunyai pertimbangan-pertimbangan lain seperti seberapa besar keaktifan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung atau perilaku siswa pada saat berada di sekolah. Sebab, akhlak atau perilaku siswa sangat mempengaruhi hasil belajar terutama untuk pendidikan agama islam. Indikator prestasi

belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dalam

hal ini diambil dari nilai raport siswa semester satu.

Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan batas minimal keberhasilan belajar

peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar melalui nilai raport.

Kriteria nilai raport PAI

Nilai Keterangan

81 ke atas Baik

71 – 80 Cukup

(24)

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil

atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategori-kategori atau dalam bentuk sebuah proses.

Pengumpulan data menggunakan metode angket yang diberikan

kepada siswa dan metode dokumentasi berupa raport kelas VIII semester satu. Untuk mengetahui hubungan tiap variabel peneliti

menggunakan sebuah analisis statistik product moment. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.

Magelang terletak di Jl Magelang Purworejo Km 11 Tempuran dan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015.

3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan

dengan masalah penelitian, atau keseluruhan individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Sampel adalah anggota populasi yang

dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2011: 75).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP

(25)

berjumlah 175 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer

maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya

jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari (waktu, tenaga, dana), sempit luasnya wilayah pengamat dilihat dari

setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 1998: 121).

Untuk itu, dari populasi yang berjumlah 175 siswa diambil sebanyak 20% (26 siswa) sebagai sampel. Penentuan 26 siswa tersebut dilakukan dengan prinsip random, yaitu mencampur subjek-subjek di dalam

populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian.

4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket

Angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau

peernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan

(26)

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya

(Arikunto, 2010: 274). Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyajikan informasi penelitian seperti: profil sekolah, sejarah, visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi

lain yang menunjang penelitian ini. 5. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2005:

101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tabel 1

a. Indikator Kompetensi Guru

Kompetensi Indikator No.

Soal

Kompetensi Kepribadian dan Sosial

Guru bertindak jujur dan tanggung jawab

Guru mampu berperan sebagai pemimpin

Guru tampil secara pantas dan rapi

Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas

Guru mampu menggunakan waktu luang

1

Guru dituntut menguasai bahan ajar

Guru mampu mengelola kelas

Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar

Guru mampu menilai prestasi belajar siswa

Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

(27)

b. Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar PAI di ambil dari nilai raport kelas VIII pada semester satu.

Tabel 2 Kriteria nilai raport PAI

Nilai Keterangan

81 ke atas Baik

71 – 80 Cukup

61– 70 Kurang

6. Teknik Analisis Data

Yang harus dilakukan di samping masalah pengumpulan

data selanjutnya adalah melakukan analisis data yang telah terkumpul tersebut.

Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dengan prestasi

belajar siswa, digunakan rumus prosentasi sebagai berikut:

P =

X 100%

Keterangan:

P = Prosentase F = Frekuensi

(28)

b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa, digunakan rumus statistic

product moment sebagai berikut:

Rxy = ∑ (∑ ) (∑ )

√* (∑ ) (∑ ) +* (∑ ) (∑ ) +

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y

N = Jumlah responden



X = Nilai hasil variabel kompetensi guru



Y = Nilai hasil variabel prestasi belajar siswa



XY = Jumlah hasil perkalian skor x dan skor y

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

BAB I :Pendahuluan

Meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisann skripsi.

BAB II : Kajian Pustaka

(29)

BAB III : Laporan Hasil Penelitian

Meliputi gambaran umum lokasi penelitian di SMP Negeri 1

Tempuran Kab. Magelang yang mencakup sejarah berdirinya lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi,

keadaan guru, keadaan siswa, hasil data siswa antara kompetensi guru dan prestasi belajar.

BAB IV : Analisis Data

Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang kompetensi guru dan prestasi belajar.

BAB V : Penutup

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

C. Kompetensi Guru

5. Pengertian Kompetensi guru

Kompetensi menurut Usman (2005), adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Kompetensi itu dapat digunakan

dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep

yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.

Sedangkan Roestiyah N. K. mengartikan kompetensi seperti yang

dikutipnya dari pendapat W. Robert Houston sebagai suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan

yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat

melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Kunandar, 2011: 52).

(31)

kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Pemahaman yaitu keadaan

kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang

baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan

tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi

kemudahan belajar kepada peserta didik. Nilai yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran

kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain. Sikap yaitu perasaan senang dan tidak senang, suka dan tidak suka atau reaksi terhadap suatu

rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji. Minat yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari

atau melakukan sesuatu (Mulyasa, 2005:75).

Seseorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi

persyaratan: (1) landasan kemampuan pengembangan kepribadian, (2) kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan, (3) kemampuan berkarya, (4) kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya

(32)

tanggung jawab, (5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme serta

kedamaian. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjukkan kuantitas kerja tetapi sekaligus kualitas kerja. Sementara itu, pendidik

adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melalui hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat. Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh

seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah

suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang

oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber

penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta

memerlukan pendidikan profesi. Sementara itu, yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian

(33)

kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi

mata pencaharian. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas

pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis (Kunandar, 2007: 45- 47 )..

Kesimpulan dari pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya

di bidangnya.

Salah satu aktor penting pendidikan adalah guru. Karena guru

adalah yang langsung berinteraksi dengan anak didik, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalah belajar, berkarya dan berprestasi (Asmani, 2009: 58).

Sedangkan guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Keberhasilan mereka tidak lepas dari

(34)

Sedangkan menurut Poerwadarminta (1996:335), guru adalah orang yang kerjanya mengajar (Nurdin, 2010:127). Dilihat dari

pengertian di atas, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya di dalam sekolah.

Ada beberapa syarat untuk menjadi guru ideal, antara lain memiliki kemampuan intelektual yang memadai, kemampuan memehami visi dan misi pendidikan, keahlian mentransfer ilmu

pengetahuan atau metodologi pembelajaran, memahami konsep perkembangan anak psikologi perkembangan, kemampuan

mengorganisasi dan mencari pemecahan masalah, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak

didiknya dimasa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak

didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah harus berperan dalam beberapa hal

yaitu memfasilitasi pengembangan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah,

(35)

pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman (Widharyanto, 2013: 20-21).

Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirinya sendiri, apakah sudah menjadi guru yang baik, apakah sudah mendidik

dengan benar, apakah anak didiknya mengerti pelajaran yang disampaikan. Selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Tidak pernah puas

dengan apa yang dilakukan. Selalu ada inovasi baru yang diciptakan dalam proses pembelajarannya. Selalu memperbaiki proses

pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelas. Selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya (Ma’mur, 2010: 17-32).

Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya

secara tepat dan efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, (Kunandar, 2007:55-56) menyatakan Kompetensi guru tersebut meliputi: Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada

dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. Kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan

fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya

(36)

identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensi pribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri,

mengendalikan diri, dan menghargai diri. Kompetensi sosial, yaitu perangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif. Kompetensi sosial meliputi kemampuan interaktif, dan pemecahan masalah kehidupan sosial.

Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan. Standar kompetensi guru meliputi empat

komponen yaitu, pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik, sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi yaitu, penyusunan rencana

pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi

belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan, penguasaan bahan akademik (Kunandar, 2007: 56).

Sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum

(37)

Kompetensi

Indikator

Kompetensi Kepribadian dan Sosial

Guru bertindak jujur dan tanggung jawab

Guru mampu berperan sebagai pemimpin

Guru tampil secara pantas dan rapi

Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas

Guru mampu menggunakan waktu luang

Kompetensi Profesional

Guru dituntut menguasai bahan ajar

Guru mampu mengelola kelas

Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar

Guru mampu menilai prestasi belajar siswa

Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan

Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah

Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara

filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Kompetensi yang

harus dimiliki oleh guru adalah, memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, menguasai

bidang studi yang diajarkan, mempunyai ketrampilan mengajar. Sementara itu kemampuan profesional guru meliputi merancang dan merencanakan

program pembelajaran, mengembangkan program pembelajaran, mengelola pelaksanaan program pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan

(38)

profesional, seperti pengetahuan tentang perkembangan dan karakteristik peserta didik, disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan

pembelajaran, konteks sosial, budaya, politik dan ekonomi tempat sekolah beroperasi, tujuan pendidikan, teori belajar baik umum maupun khusus,

teknologi pendidikan yang meliputi model belajar dan mengajar dan sistem evaluasi proses dan hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengajar akan lebih

memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya (Kunandar, 2007: 55-58).

guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi mengajar secara baik dan menjadi seorang guru yang bermutu. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh

seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil (Uno, 2011: 18).

6. Fungsi dan Peran Guru

Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain:

a. Pendidik

Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan

materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang pendidik, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang

(39)

b. Pemimpin

Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, harus bisa

menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang

pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara kekerasan.

c. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan

bakat anak didik bukan persoalan mudah, membutuhkan eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin. d. Motivator

Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik

bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya. e. Administrator

Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus

mengabsen terlebih dahulu, mengisi jurnal kelas dengan lengkap, mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan tanda

(40)

f. Evaluator

Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara, dengan

merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih objektif,

meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya.

Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan,

namun lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggunakan quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan kritis dalam lembar khusus

yang berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya, sehingga mereka tidak terbebani dengan apa yang akan ditulisnya (Ma’mur, 2010: 39-54).

7. Materi Uji Kompetensi Guru

Materi uji kompetensi guru dijabarkan dari kriteria profesional.

Kriteria profesional jabatan guru mencakup fisik, kepribadian, keilmuan, dan ketrampilan sebagai berikut :

a. Kemampuan Dasar (kepribadian)

1) Beriman dan bertaqwa 2) Berwawasan pancasila

3) Mandiri penuh tanggung jawab 4) Berwibawa

5) Berdisiplin

(41)

7) Bersosialisasi dengan masyarakat

8) Mencintai peserta didik dan peduli dengan pendidikannya

b. Kemampuan Umum (Kemampuan Mengajar) 1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan

2) Menguasai kurikulum

3) Menguasai didaktik metodik umum 4) Menguasai pengelolaan kelas

5) Mampu melaksanakan monitoring dan pemanfaatan panjangan kelas

6) Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri

c. Kemampuan Khusus (Pengembangan ketrampilan mengajar) 1) Ketrampilan bertanya

2) Memberi penguatan 3) Mengadakan variasi

4) Menjelaskan

5) Membuka dan menutup pelajaran 6) Membimbing diskusi kelompok kecil

7) Mengelola kelas

8) Mengajar kelompok kecil dan perseorangan (Mulyasa, 2005:

190-192).

8. Permasalahan guru

Dimasa lalu mungkin juga masa sekarang, suasana lingkungan

(42)

membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Dilain

pihak para guru juga berada dalam suasana lingkungan yang kurang menyenangkan dan seringkali terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Oleh

karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir profesional.

Menurut Mulyasa (2005:46) ada tujuh kesalahan yang sering

dilakukan guru antara lain:

a. Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran

b. Menunggu peserta didik berperilaku negatif c. Menggunakan destructive discipline

d. Mengabaikan perbedaan peserta didik

e. Merasa paling pandai dan tahu f. Tidak adil

Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini adalah sebagai berikut:

a. Tidak terjebak pada rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan

dan memberdayakan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya baik melalui pendidikan formal

maupun pelatihan, seminar, lokakarya dan lainnya. Guru jangan terjebak pada aktifitas datang, mengajar, pulang, begitu berulang-ulang sehingga lupa mengembangkan potensi dirinya secara

(43)

b. Guru mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motivasi belajar peserta didik.

c. Dominasi guru dalam pembelajaran, dikurangi sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani, mandiri, dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

d. Guru menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi yang menyenangkan (Kunandar, 2007:

42-43). D. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Sulastri (2009:51) mengatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau

kekuataan. Prestasi dapat diraih dengan selalu berusaha dan rajin belajar. Berkaitan dengan prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang.

Secara garis besar belajar dapat diartikan sebagai suatu proses

dari orang untuk memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap, proses belajar ini akan dimulai pada saat orang tua atau manusia membuka matanya, sejak mulai dilahirkan akan terus menerus belajar.

(44)

lainnya. Prestasi juga merupakan hasil belajar yang dicapai, sedangkan belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan

individu. Hal ini dikarenakan faktor psikologis berhubungan dengan berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman

bahan pelajaran sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran yang disajikan lebih mudah dan efektif (Sardiman, 2001: 48).

Menurut Crow And Crow dalam educational psychology belajar

adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,

usaha memecahkan rintangan, dan menyelesaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktivitas belajar. Sedangkan menurut Caurine belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku

melalui pengalaman (Sriyanti, 2011: 17).

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

belajar merupakan aktivitas yang komplek dan luas sehingga bisa dipandang dari berbagai sudut pandang, maka kondisi psikologis siswa akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar yang diperoleh.

Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam

bentuk. Sebagaimana yang dikemukakan Syah, wujud hasil belajar dapat dilihat dengan wujud perubahannya yaitu melalui kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi,

(45)

Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi

pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat

dibandingkan dengan satu kriteria.

Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai

sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah

dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari,

difahami dan diterapkan.

Kesimpulan mengenai prestasi belajar yang telah dikemukakan

di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang tidak hanya dari nilai yang berbentuk angka-angka saja akan tetapi lebih dari itu yakni menciptakan perubahan-perubahan perilaku

individu ke arah yang lebih baik itu selama dan sesudah mengikuti proses belajar.

Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator

(46)

mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya

prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.

Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Woolfolk (1999) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor

eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal

berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial.

1) Faktor non sosial

Faktor non sosial adalah faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga

(47)

2) Faktor sosial

Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang

berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan

sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman pergaulan anak.

b. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor

fisiologis dan faktor psikologis. 1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam

diri individu. Yang terdiri dari: keadaan tonus jasmani pada umumnya dan fungsi-fungsi jasmani tertentu.

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat

kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap dan kepribadian. 3. Manifestasi Hasil Belajar

(48)

Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah (2003), wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud

perubahan, yaitu: a. Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.

Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

b. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini

membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat

dari tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu. c. Pengamatan

Pengamatan dapat diartikan proses penerimaan,

menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar

akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar. d. Berpikir assosiatif dan daya ingat

Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu

(49)

Berpikir assosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah

melakukan berpikir assosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

e. Berpikir rasional dan kritis

Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan

logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

f. Sikap

Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai

munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai dan peristiwa.

g. Inhibisi

Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak

perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu

(50)

h. Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri

individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.

i. Tingkah laku efektif

Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku yang efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil

belajar. Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti 2011:

16-25).

4. Indikator Prestasi Belajar

Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologis

yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah

(afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu. Agar lebih mudah dalam

memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikator-indikatornya, berikut ini tabel yang merupakan rangkuman dari tabel

(51)

Ranah/ Jenis Penerapan Dapat memberikan contoh

Dapat menggunakan secara tepat

Penerimaan Menunjukkan sikap menerima Menunjukkan sikap menolak

Ketrampilan Mengkoordinasikan gerak anggota tubuh Observasi Kecakapan

ekspresi verbal dan non verbal

Mengucapkan

Membuat mimik dan gerakan jasmani

observasi dan tes tindakan

5. Batas Minimal Prestasi Belajar

(52)

peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar melalui nilai raport.

Berikut ini tabel kriteria nilai raport PAI

Nilai Prestasi

81 ke atas Baik

71 – 80 Cukup

(53)

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang dibangun pada tahun 1960 dan resmi berdiri pada tanggal 20 Juni tahun 1963. SMP ini terletak di tengah tengah kecamatan tempurang yang berada di

magelang. Luas tanah 1,5 hektar, Status sekolah adalah negeri dengan akreditasi A ( 86,40 ), Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2. SK/ Ijin pendirian sekolah dari kanwil depdiknas/Dinas

Pendidikan/Dinas dengan nomor 062/c/kep/i/64 pada tanggal 13 Desember tahun 1964. Kategori sekolah (khusus SMP) adalah biasa.

Status sekolah adalah negeri. Nomor statistik sekolah /Sekolah (NSS/M) adalah 201030811008. NPSN adalah 2039174. Luas tanah

dan bangunan 5475 m2 dan 2560 m2 bersertifikat. SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang adalah SMP yang sudah Negeri se-Kecamatan. Sekolah ini senantiasa mencoba bidang ketrampilan

menjahit, tata boga, elektro. Dari tahun 1998 sampai sekarang SMP Negeri sudah menampilkan hasil karyanya yang berupa tempat tisu,

sajadah, taplak meja, mukena sampai keluar daerah seperti jakarta, cirebon, purbalingga. Sudah tujuh tahun sampai sekarang ini sudah mengikuti perlombaan tata boga di jakarta dan magelang, setiap ada

(54)

tetapi juga ada intrakulikuler yaitu seperti musik, pramuka peminat musik sampai tahun 2015 sangat pesat, banyak yang mengikuti latihan

musik ini, latihan musik hanya satu hari dalam seminggu, tetapi siswa sanggat antusias. Isi latihan musik yaitu belajar dasar seperti not-not do

hingga do tinggi, setelah bisa lancar kemudian siswa diajarkan memakai alat musik pianika.

SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jl.

Magelang-Purworejo Km 11. Keterbatasan tempat yang dimiliki, sekolah ketrampilan bertempat di kelas VII.

2. Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jalan Magelang-Purworejo Tempuran, Kota Magelang Provinsi Jawa

Tengah kode pos 56161.

3. Profil SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

a. Identitas SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang Alamat : Jl. Magelang-Purworejo Km. 11 Tempuran

Didirikan : 1963

Status : Akreditasi A ( 86,40 )

Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2 Nomor Izin : 062/c/kep/i/64

(55)

b. Visi Sekolah : Unggul dalam prestasi, terampil dalam karya, santun dalam perilaku, peduli lingkungan berdasarkan iman dan

taqwa.

c. Misi Sekolah :

1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan inovatif dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.

2) Mewujudkan pendidikan yang bermutu efisien dan relevan dengan tuntutan zaman.

3) Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, efektif dan partisipatif.

4) Mewujudkan pendidikan sebagai pusat pembelajaran dan

bimbingan keterampilan yang efektif, kreatif dan menyenangkan sebagai bakat memasuki dunia kerja.

5) Mewujudkan lingkungan pergaulan sekolah yang santun dan bertata krama.

6) Mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman.

7) Mewujudkan lingkungan sekolah yang mencerminkan kehidupan agamis, dinamis dan berwawasan luas.

4. Keadaan Guru dan Karyawan

Pengajar di SMP Negeri 1 Tempuran berjumlah secara keseluruhan yang laki-laki 21 orang dan perempuan berjumlah 29

(56)

yang 30 orang swasta. Untuk karyawan berjumlah 5 orang laki-laki

dan 7 orang perempuan.

Tabel 3

Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

No Nama Pangkat/ Gol Pengampu

1 Umi Hidayati, S.Pd., M.Pd PNS IV/a Fikih

2 Dra. Sri Mardiyani PNS IV/a Bahasa Indonesia

3 Dra. Nurul Hayati PNS IV/a Bimbingan

4 Atmo Wiyoto, SE Wiyata Fisika

5 Mad. Lazim, S.Pd.I Wiyata PAI

6 Drs. H. Nurcholis PNS IV/a PAI

7 Anastasia Sriasih, S.Pd. Wiyata Matematika

8 Hadi Widiyanti, S.Pd. PNS IV/a SBK

9 Insiyah, A.Md.Pd. Wiyata PPKN

10 Sudarsih, S.Pd. PNS IV/a Bahasa Inggris

11 Supriyatiningsih, S.Pd. Wiyata Bahasa Inggris 12 Tri Mulyawati, S.Pd. Wiyata Matematika

13 Haryani, S.Pd. Wiyata Biologi

14 Sudarwati, S.Pd. PNS IV/ a Bahasa Inggris 15 Dra. Lilis Sulistyaningsih PNS IV/a Bahasa Inggris

16 Robinto Wiyata Penjaskes

17 Moh. Fahrurozi, A.Md.Pd Wiyata Penjaskes

18 Istiwati, S.Pd. PNS IV/a PPKN

19 Siti Mungawanah, S.Pd PNS IV/a IPS 20 Nursiam Muspiati, SP.d PNS IV/a EFT

(57)

22 F. Sondang Kristiani Wiyata Fisika dan Biologi 23 Wiwik Eka Yanuarsi, S.Pd Wiyata Bahasa Jawa 24 Puji Wahyuningsih, S.Pd PNS IV/a IPS

25 Dra. Sri Hartuti Wiyata TIK

26 Eva Fahmadia J.M,S.E Wiyata Tata Busana 27 Fajarrotul Khusnah, S.Pd Wiyata Tata Busana

28 Doni Wahyudi, S.T. Wiyata PPKN

29 Siti Nur Aminah, S.Pd Wiyata Matematika

30 Istaiyah, S.Pd Wiyata Fisika

31 Muh Tashudi, S.Pd Wiyata Biologi

32 Dyah Maharani W. S.Th Wiyata TIK

33 Anita Kartikasari,S.Pd Wiyata Bahasa Jawa

33 Sri Murwati, S.Pd Wiyata PAI

34 Bety Ifham Choily, S.Pd Wiyata Bahasa Inggris 35 Liman Roto Tamtomo, S.Pd Wiyata Matematika

36 Ita Rakhmawati, S.Pd Wiyata Matematika

37 Atik Dwi Sulistyani, S.Pd Wiyata Matematika

38 Slamet, S.Pd Wiyata Bahasa Jawa

39 Trimanto Utomo, S.Pd Wiyata Fisika

40 Nurul Indriyanti, S.Psi Wiyata Bimbingan

(58)

48 Jalimah, Ama.Pd PTT Tata Usaha

49 Aris Zaenal Mustofa PTT Tata Usaha

50 Prima Nur Andri PTT Tata Usaha

5. Keadaan Siswa

Jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Tempuran

Kab. Magelang berjumlah 535 siswa, dengan 279 siswa laki-laki dan 256 siswa perempuan. Berikut ini data siswa SMP Negeri 1 Tempuran

Kab. Magelang pada tahun 2015.

Tabel 4

Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang No Kelas Jumlah Siswa No Kelas Jumlah Siswa

1 VII A 35 9 VIII D 40

2 VII B 35 10 VIII E 40

3 VII C 35 11 IX A 38

4 VII D 35 12 IX B 31

5 VII E 35 13 IX C 32

6 VIII A 40 14 IX D 37

7 VIII B 39 15 IX E 24

8 VIII C 39

Total 535

6. Sarana dan Prasarana

(59)

Tabel 6

No Nama Jumlah

1 Komputer 40

2 Printer 4

3 LCD 3

4 Lemari 15

5 TV/Audio 3

6 Meja Siswa 180

7 Kursi Siswa 540

8 Ruang Kelas 15

9 Laboratorium IPA 1

10 Laboratorium Bahasa 1

11 Laboratorium TIK 1

12 Perpustakaan 1

13 Aula 1

14 Ruang UKS 1

15 Koperasi 1

16 Ruang BK 1

17 Ruang Kepala Sekolah 1

18 Ruang Guru 1

19 Ruang TU 1

20 Ruang OSIS 1

(60)

B. Hasil Penelitian

Pengumpulan data tentang kompetensi profesional guru dengan

prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang tahun ajaran 2015.

Tabel 7

Daftar Nama Responden

No Nama Jenis Kelamin No Nama Jenis Kelamin

1 AAT L 14 FJ L

2 ABH L 15 GP L

3 AYIY L 16 HB L

4 ARP L 17 IF L

5 AKS L 18 LT P

6 AAA P 19 MCA L

7 ASW P 20 MDZ L

8 AAL L 21 NFA P

9 AS P 22 QA P

10 EFM P 23 RMS L

11 FM L 24 RNA P

12 FF L 25 SRI P

(61)

1. Adapun daftar nilai angket dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 8 a. Kompetensi Guru

No Nama Kelas Distribusi Jawaban

(62)

23 RMS VIII 11 7 2

24 RNA VIII 15 5 0

25 SRI VIII 12 1 2

26 SS VIII 11 1 3

b. Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui prestasi belajar siswa penulis menggunakan

(63)

BAB IV

PEMBAHASAN

Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian

yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data ini meliputi tahapan-tahapan data.

A. Analisis Pendahuluan

Langkah analisis data ini meliputi tahapan tabulasi data dan membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data

penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai variabel kompetensi guru (variabel X) dan prestasi belajar PAI siswa

(variabel Y).

Data hasil angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel hasil angket untuk mengetahui rata-rata dari data tingkat kompetensi guru.

Dari masing-masing pertanyaan tersebut disediakan alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:

1. Alternatif Jawaban a dengan Skor 3

(64)
(65)

Setelah diketahui data-datanya terkumpul, langkah selanjutnya adalah 1. Mencari Nilai Interval

Hasil tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi guru diperoleh dengan nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 38.

Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:

i =

( )

keterangan:

i : Nilai ideal

XT : Nilai tertinggi ideal

XR : Nilai terendah ideal KI : Kelas interval

i =

( )

i =

( )

i =

i =

(66)

Setelah diketahui nilai intervalnya, maka ditetapkan dalam kategori sebagai berikut:

Tabel 10

Nilai Interval Kompetensi Guru

No Interval Kategori

1 50-55 Baik

2 44-49 Cukup

3 38-43 Kurang

Tabel 11

Nilai Interval Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

Nilai Prestasi

81 ke atas Baik

71 – 80 Cukup

61– 70 Kurang

2. Mencari Persentase dari Masing-masing Kategori

Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menilai kompetensi

guru kategori baik, cukup dan kurang. Kemudian dipersentasikan masing-masing perolehan kategori dengan menggunakan

Rumus:

P

=

(67)

Keterangan:

P : Persentase

F : Frekuensi

N : Nilai/ jumlah responden

a. Kompetensi Guru

Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang kompetensi guru adalah sebagai berikut:

Untuk kategori baik, ada 5 responden

P =

x100%

P =

x100%

P = 19,23%

Untuk kategori cukup, ada 15 responden

P

=

x100%

P

=

x100%

P

=

57,69 %

Untuk kategori kurang, ada 6 responden

P

=

(68)

P

=

x100%

P

=

23,07%

b. Prestasi Belajar

Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang prestasi belajar adalah sebagai berikut:

Untuk kategori baik, ada 19 responden

P =

x100%

P =

x100%

P = 73,07%

Untuk kategori cukup, ada 6 responden

P

=

x100%

P

=

x100%

P

=

23,07 %

Untuk kategori kurang, ada 1 responden

P

=

x100%

P

=

x100%

(69)

Kemudian penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi tentang kompetensi guru

Tabel 12

Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Baik 50-55 5 19,23%

2 Cukup 44-49 15 57,69%

3 Kurang 38-43 6 23,07%

4 Jumlah 26 100%

Kompetensi guru pada taraf baik mencapai 19,23%, pada taraf cukup mencapai 57,69%, dan pada taraf kurang mencapai 23,07%.

Dengan demikian, kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang pada taraf cukup 57,69% sebanyak 15 responden.

Tabel 13

Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI

pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang

No Kategori Interval Frekuensi Persentase

1 Baik 81 ke atas 19 73,07%

2 Cukup 71 – 80 6 23,07%

3 Kurang 61– 70 1 3,84%

(70)

Perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PAI siswa pada taraf baik mencapai 73,07%, pada taraf cukup

mencapai 23,07%, dan pada taraf kurang mencapai 3,84%. Dengan demikian, prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.

Magelang pada taraf baik 73,03% sebanyak 19 responden. B. Analisis Uji Hipotesis

Dari data di atas maka untuk mengetahui hubungan antara

kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI siswa, maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisien antar variabel, dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Hubungan antar Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI

Tabel 14

Menghitung Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI Siswa

No. Res

X Y X2 Y2 X.Y

1 48 9 2304 81 432

2 39 9 1521 81 351

3 42 9 1764 81 378

4 42 9 1764 81 378

5 46 9 1936 81 414

6 43 7 1849 49 344

7 41 8 1681 64 328

8 43 8 1849 64 344

(71)

10 42 7 1764 49 336

11 45 8 2025 64 360

12 49 8 2401 64 392

13 44 8 1936 64 352

14 49 9 2401 81 343

15 45 9 2025 81 315

16 48 9 2304 81 336

17 49 7 2401 49 343

18 47 8 2209 64 329

19 47 7 2209 49 329

20 52 7 2704 49 364

21 41 8 1681 64 246

22 49 8 2401 64 294

23 49 8 2401 64 294

24 55 7 3025 49 330

25 40 8 1600 64 240

26 38 6 1444 36 228

Total 1174 208 53448 1682 8746

Dengan melihat tabel kerja di atas dapat diketahui

X = 1174

Y = 208

X2 = 53448

Y2 = 1682

(72)

Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi

belajar PAI siswa dapat digunakan

rumus:

Rxy

=

∑ (∑ ) (∑ )

√* (∑ ) (∑ ) +* (∑ ) (∑ ) +

=

( ) ( )( )

√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +

=

√*( ) + *( ) +

=

√* +* +

=

√( )( )

=

=

(73)

b. Pembahasan

Setelah diperoleh hasil perhitungan tersebut, maka

selanjutnya akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam tabel). Untuk N = 26, taraf signifikan rt 1% = 0,496.

Sedangkan hasil dari ro = 0,583. Bilamana nilai rxy (r hitung) yang

diperoleh lebih besar nilai r tabel, maka nilai yang diperoleh adalah signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi guru yang

tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar PAI pada siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. Peran guru sangat vital bagi

pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif,

dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi

masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah harus berperan dalam beberapa hal yaitu memfasilitasi pengembangan pelaksanaan visi pembelajaran yang

dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah, membantu mempertahankan lingkungan sekolah dan

Gambar

Tabel Penolong Besarnya Hubungan antara
a.Tabel 1  Indikator Kompetensi Guru
Tabel 2 Kriteria nilai raport PAI
Tabel 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan itu penulis melihat pendekatan kepada penyediaan brif projek oleh pelanggan secara komprehensif akan menjadikan penyediaan Kehendak Kerajaan lebih jelas dan

[r]

Untuk menunju pembelajaran sastra berperspektif jender, paling tidak ada tiga komponen yang harus diperhatikan, yaitu kurikulum, materi yang disampaikan atau diproduksi oleh

Penerapan model Explicit Ins- truction dengan media bahan alam dapat meningkatkan pembelajaran SBK tentang mencetak timbul pada siswa kelas II SD N 2 Karangsari

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa Kepatuhan adalah tindakan taat atau patuhnya wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

Pengaruh Perilaku Pemakaian Masker, Kadar Debu Lingkungan, Kebiasaan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru (KVP) Pekerja Bagian Produksi PT Japfa Comfeed Indonesia (JCI) Sragen,

Keywords Biodiesel · Jatropha curcas · Subcritical methanol · Subcritical acetic acid · Sunflower oil · (trans) Esterification Abbreviations FAME Fatty acid methyl ester(s) FFA

Digunakan pelat dua arah.Tebal plat untuk lantai gedung, tebal 130 mm dengan tulangan pokok P10-200 untuk daerah tumpuan dan lapangan arah x maupun arah y serta P8-200 untuk