HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU
DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI
PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN
KAB. MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Oleh :
YUNI ERMAWATI
111 11 043
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
MOTTO
Jalani sebuah proses
sebelum meraih
keberhasilan dan kesuksesan.
Karena dibalik sebuah proses terdapat
PERSEMBAHAN
Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan
untuk:
1. Bapakku Mat Jupri dan Ibuku Sulasmi yang selalu memberikan do’a,
kasih sayang, semangat kepada penulis, hormat dan baktiku kan selalu tertuju untukmu.
2. Suamiku tersayang Eko Prasetyo yang dengan sabar, memberikan do’a, perhatian, semangat kepada penulis.
3. Anakku Afra Aila Arkarna yang menjadikan penulis semangat.
4. Semua saudaraku Heni Irawati, Rahayu Ningsih serta seluruh keluarga
yang telah mendukungku.
5. Temanku PAI yang telah memberikan penulis kenangan yang terbaik.
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikna skripsi ini yang berjudul
Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Tahun Ajaran 2015. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menerangi dunia dengan kesempurnaan agama islam.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I.) pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Keberhasilan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak yang terkait. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga
3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
4. Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M. Si selaku Dosen Pembimbing
5. Dosen dan Karyawan IAIN Salatiga.
6. Umi Hidayati, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Tempuran Magelang.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, maka
depan. Kami berharap agar skripsi ini bermanfaat baik bagi penulis secara pribadi dan masyarakat pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Magelang, 30 Agustus 2015
ABSTRAK
Ermawati, Yuni. 2015 “ Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi
Belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ”.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si
Kata Kunci: Kompetensi Profesional Guru, Prestasi Belajar.
Keberhasilan tujuan pendidikan tidak terlepas dari peran seorang tenaga profesional yaitu guru. Proses pembelajaran merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi bersama-sama pada waktu yang sudah ditentukan oleh sekolah. Keberhasilan proses pembelajaran ditentukan oleh sikap guru dalam mengajar. Kemudian peneliti merumuskan kedalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: 1). Bagaimana kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran. 2). Bagaimana prestasi belajar PAI siswa SMP Negeri 1 Tempuran. 3). Apakah ada hubungan antara kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar PAI pada SMP Negeri 1 Tempuran?.
Peneliti ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket dan dokumentasi. Populasi adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Tempuran Magelang Tahun 2015 dijadikan responden. Sampel diambil 20% yaitu 26 siswa. Teknik analisis data menggunakan menggunakan rumus prosentase dan rumus product moment.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
PENGESAHAN PENGUJI ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesis Penelitian ... 4
E. Kegunaan Penelitian ... 5
1. Secara teoritis ... 5
F. Definisi Operasional
1. Kompetensi Guru ... 5
2. Prestasi Belajar ... 7
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian ... 9
2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9
3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 9
4. Metode Pengumpulan Data ... 10
5. Instrumen Penelitian ... 11
6. Teknik Analisis Data ... 12
H. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II KAJIAN TEORI A. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi guru ... 15
2. Fungsi dan Peran Guru ... 23
3. Materi Uji Kompetensi Guru ... 25
4. Permasalahan Guru ... 26
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar ... 28
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 31
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gmbaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdiri SMP Negeri 1 Tempuran... 38
2. Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran ... 39
3. Profil SMP Negeri 1 Tempuran ... 39
4. Keadaan Guru dan Karyawan ... 40
5. Keadaan Siswa ... 43
6. Sarana dan Prasarana ... 45
B. Hasil Penelitian ... 46
BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Pendahuluan ... 50
a. Mencari Interval ... 52
b. Mencari Prosentase dan Masing-Masing Kategori ... 54
B. Analisis Uji Hipotesis a. Tabel Penolong Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar Siswa ... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 63 C. Penutup ... 63
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR TABEL
1. Tabel Indikator Kompetensi Guru
2. Tabel Kriteria Nilai Raport PAI Kelas VIII Semester Satu
3. Tabel Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
4. Tabel Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang 5. Tabel Struktur Organisasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
6. Tabel Sarana dan Prasarana 7. Tabel Daftar Nama Responden
8. Tabel Daftar Nilai Angket Kompetensi Guru
9. Tabel Daftar Nilai Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
10. Nilai Interval Kompetensi Guru
11. Nilai Interval Prestasi Belajar PAI Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang
12. Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang 13. Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang
14. Tabel Hitung Besarnya Hubungan Kompetensi Guru dengan Prestasi
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan dapat menjadi tolak ukur bagi kemajuan dan kualitas
kehidupan suatu bangsa, sehingga dapat dikatakan bahwa kemajuan suatu bangsa atau negara dapat dicapai dengan salah satunya melalui pembaharuan serta penataan pendidikan yang baik. Jadi keberadaan
pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan kehidupan masyarakat yang cerdas, pandai, berilmu, pengetahuan yang
luas, berjiwa demokratis serta berakhlak mulia. Sedangkan pendidikan sendiri adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengemban
potensi dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan pendidikan, antara lain guru, siswa, sarana prasarana dan lingkungan pendidikan. Dari faktor-faktor tersebut, guru dalam proses
pembelajaran di Sekolah menduduki peran yang sangat penting dan sebagai faktor penunjang yang lain, guru adalah sebagai subyek pendidikan
Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian
dari dirinya sehingga dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan sebaik-baiknya. Kompetensi keguruan meliputi
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional. Kompetensi kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dari seorang pengajar merupakan dasar untuk melaksanakan tugasnya sebagai guru
secara profesional. Pendidikan pada dasarnya merupakan khas komunikasi antara guru dan siswa. kompetensi profesional menjadi tolak ukur seorang guru menguasai kemampuan dasar.
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif (Kunandar, 2007: 45).
Keberhasilan tujuan pendidikan tidak dapat terwujud apabila tidak didukung oleh tenaga pendidik yang profesional yaitu guru. Guru adalah
figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Kriteria guru yaitu belajar sepanjang hayat. Proses pembelajaran
merupakan proses guru dan siswa melakukan interaksi secara bersama-sama, pada waktu yang sudah diatur oleh sekolahan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Kelancaran proses pembelajaran di
jelas sekali, bahwa guru dituntut untuk cakap dalam mewujudkan prestasi belajar siswa. Jadi sudah sangat jelas bahwa profesionalisme adalah suatu
pekerjaan yang dalam melaksanakan tugasnya memerlukan atau menuntut keahlian. Sedangkan seorang guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur formal. Maka tugas guru akan efektif jika memiliki derajat profesionalitas tertentu yang
tercermin dari kompetensi, kemahiran, kecakapan atau ketrampilan yang memenuhi standar mutu.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memandang perlu untuk mengadakan penelitian dengan mencari sejauh mana hubungannya dan merumuskannya ke dalam penelitian yang berjudul sebagai berikut:
Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.
B. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ?
3. Apakah ada Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang .
2. Untuk Mengetahui Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang.
3. Untuk Mengetahui adakah Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang. D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa
yang berarti kebenaran. Sedangkan menurut James E. Greighton hipotesis, merupakan sebuah dugaan tentatif atau sementara yang memprediksi
situasi yang akan diamati (Martono, 2011: 63). Hipotesis juga disebut sebagai “dugaan” atau jawaban sementara karena masih harus diuji lagi
secara empiris yang hasilnya bisa diterima atau ditolak (Sumanto, 2014:
51-52).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Ada hubungan
E. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat secara teoritis
dan praktis.
1. Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan secara khusus bagi guru, dan lembaga pendidikan.
2. Secara Praktis
Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi guru dan siswa,
diantaranya sebagai berikut:
a. Meningkatkan kompetensi guru. b. Meningkatkan prestasi belajar siswa.
c. Meningkatkan pemahaman sekolah, selaku lingkungan yang mempengaruhi prestasi belajar siswa secara langsung.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah pengertian dalam memahami judul penelitian, perlu ditegaskan beberapa istilah dalam judul di atas, yaitu:
1. Pengertian Kompetensi Guru
Seseorang yang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah
seseorang yang menguasai kecakapan kerja atau keahlian selaras dengan tuntutan bidang kerja yang bersangkutan dan demikian mempunyai wewenang dalam pelayanan sosial di masyarakatnya.
pendidikan yang dilaksanakan oleh guru yang bersangkutan secara terstandar.
Sedangkan kompetensi menurut Usman (2005) adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik
yang kualitatif maupun kuantitatif.
Pendidik atau guru menurut UU No 14 tahun 2005 Pasal (1) disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, pendidikan menengah. Guru juga bisa dikatakan sebagai pengelola proses belajar siswa, guru bukan semata penyebar informasi, tetapi guru sebagai fasilitator
belajar. Oleh karena itu, guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi.
Menurut Samana (1994:61) kompetensi mengarahkan pada tuntutan guru untuk mengarah pada mutu guru yang lebih baik. Untuk itu guru harus menguasai sepuluh kemampuan sebagai pendidik
profesional yang masuk dalam indikator profesional guru yaitu menguasai bahan ajar, mengelola program belajar mengajar, mengelola
kelas, menggunakan media dan sumber pengajaran, menguasai landasan-landasan kependidikan, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal
ikut penyelenggaraan administrasi sekolah, bertindak jujur dan tanggung jawab, berperan sebagai pemimpin, tampil secara pantas dan
rapi, menggunakan waktu luang.
Berdasarkan indikator di atas, maka indikator kompetensi guru
dalam penelitian ini adalah
Guru bertindak jujur dan tanggung jawab
Guru mampu berperan sebagai pemimpin
Guru tampil secara pantas dan rapi
Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas
Guru mampu menggunakan waktu luang
Kompetensi Profesional
Guru dituntut menguasai bahan ajar
Guru mampu mengelola kelas
Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar
Guru mampu menilai prestasi belajar siswa
Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah
2. Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil belajar yang dicapai, sedangkan belajar
merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan individu (Sriyanti, 2011:16), jadi yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah
kecenderungan untuk mengulanginya. Sumber penguat belajar dapat secara ekstrinsik (nilai, pengakuan, penghargaan). Dengan kata lain,
keberhasilan proses belajar mengajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan agama islam dapat diketahui melalui nilai yang tertera di
dalam raport semester satu. Nilai tersebut telah diolah sedemikian rupa berdasarkan panduan penilaian, baik dari nilai harian siswa, nilai tengah semester maupun nilai akhir semester. Akan tetapi, sebelum
nilai akhir itu jadi, biasanya guru mempunyai pertimbangan-pertimbangan lain seperti seberapa besar keaktifan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung atau perilaku siswa pada saat berada di sekolah. Sebab, akhlak atau perilaku siswa sangat mempengaruhi hasil belajar terutama untuk pendidikan agama islam. Indikator prestasi
belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Prestasi belajar siswa dalam
hal ini diambil dari nilai raport siswa semester satu.
Setelah mengetahui indikator prestasi belajar, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan batas minimal keberhasilan belajar
peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar melalui nilai raport.
Kriteria nilai raport PAI
Nilai Keterangan
81 ke atas Baik
71 – 80 Cukup
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil
atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategori-kategori atau dalam bentuk sebuah proses.
Pengumpulan data menggunakan metode angket yang diberikan
kepada siswa dan metode dokumentasi berupa raport kelas VIII semester satu. Untuk mengetahui hubungan tiap variabel peneliti
menggunakan sebuah analisis statistik product moment. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang terletak di Jl Magelang Purworejo Km 11 Tempuran dan penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2015.
3. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan
dengan masalah penelitian, atau keseluruhan individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Sampel adalah anggota populasi yang
dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi (Martono, 2011: 75).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMP
berjumlah 175 siswa. Jumlah sampel dalam penelitian ini berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto bahwa untuk sekedar ancer-ancer
maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari (waktu, tenaga, dana), sempit luasnya wilayah pengamat dilihat dari
setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya dana, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti (Arikunto, 1998: 121).
Untuk itu, dari populasi yang berjumlah 175 siswa diambil sebanyak 20% (26 siswa) sebagai sampel. Penentuan 26 siswa tersebut dilakukan dengan prinsip random, yaitu mencampur subjek-subjek di dalam
populasi sehingga semua dianggap sama dan semua subjek mendapatkan kesempatan dijadikan sebagai sampel penelitian.
4. Metode Pengumpulan Data a. Metode Angket
Angket atau kuisioner adalah seperangkat pertanyaan atau
peernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 142). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya
(Arikunto, 2010: 274). Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyajikan informasi penelitian seperti: profil sekolah, sejarah, visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi
lain yang menunjang penelitian ini. 5. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah (Arikunto, 2005:
101). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Tabel 1
a. Indikator Kompetensi Guru
Kompetensi Indikator No.
Soal
Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Guru bertindak jujur dan tanggung jawab
Guru mampu berperan sebagai pemimpin
Guru tampil secara pantas dan rapi
Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas
Guru mampu menggunakan waktu luang
1
Guru dituntut menguasai bahan ajar
Guru mampu mengelola kelas
Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar
Guru mampu menilai prestasi belajar siswa
Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
b. Prestasi Belajar
Indikator prestasi belajar PAI di ambil dari nilai raport kelas VIII pada semester satu.
Tabel 2 Kriteria nilai raport PAI
Nilai Keterangan
81 ke atas Baik
71 – 80 Cukup
61– 70 Kurang
6. Teknik Analisis Data
Yang harus dilakukan di samping masalah pengumpulan
data selanjutnya adalah melakukan analisis data yang telah terkumpul tersebut.
Adapun teknik analisis yang digunakan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tingkat kompetensi guru dengan prestasi
belajar siswa, digunakan rumus prosentasi sebagai berikut:
P =
X 100%
Keterangan:
P = Prosentase F = Frekuensi
b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kompetensi guru dengan prestasi belajar siswa, digunakan rumus statistic
product moment sebagai berikut:
Rxy = ∑ (∑ ) (∑ )
√* (∑ ) (∑ ) +* (∑ ) (∑ ) +
Keterangan:
Rxy = Koefisien korelasi antara x dan y
N = Jumlah responden
X = Nilai hasil variabel kompetensi guru
Y = Nilai hasil variabel prestasi belajar siswa
XY = Jumlah hasil perkalian skor x dan skor yH. Sistematika Penulisan Skripsi
Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:
BAB I :Pendahuluan
Meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisann skripsi.
BAB II : Kajian Pustaka
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Meliputi gambaran umum lokasi penelitian di SMP Negeri 1
Tempuran Kab. Magelang yang mencakup sejarah berdirinya lokasi, sarana prasarana pendidikan, struktur organisasi,
keadaan guru, keadaan siswa, hasil data siswa antara kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB IV : Analisis Data
Dalam hal ini penulis berusaha menganalisis data tentang kompetensi guru dan prestasi belajar.
BAB V : Penutup
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. Kompetensi Guru
5. Pengertian Kompetensi guru
Kompetensi menurut Usman (2005), adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif. Kompetensi itu dapat digunakan
dalam dua konteks, yakni: pertama, sebagai indikator kemampuan yang menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif dan perbuatan serta tahap-tahap pelaksanaannya secara utuh.
Sedangkan Roestiyah N. K. mengartikan kompetensi seperti yang
dikutipnya dari pendapat W. Robert Houston sebagai suatu tugas memadai atau pemilikan pengetahuan, ketrampilan, dan kemampuan
yang dituntut oleh jabatan tertentu. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dapat
melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Kunandar, 2011: 52).
kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya. Pemahaman yaitu keadaan
kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang
baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan
tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi
kemudahan belajar kepada peserta didik. Nilai yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang. Misalnya standar perilaku guru dalam pembelajaran
kejujuran, keterbukaan, demokratis, dan lain-lain. Sikap yaitu perasaan senang dan tidak senang, suka dan tidak suka atau reaksi terhadap suatu
rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji. Minat yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari
atau melakukan sesuatu (Mulyasa, 2005:75).
Seseorang dianggap kompeten apabila telah memenuhi
persyaratan: (1) landasan kemampuan pengembangan kepribadian, (2) kemampuan penguasaan ilmu dan ketrampilan, (3) kemampuan berkarya, (4) kemampuan menyikapi dan berperilaku dalam berkarya
tanggung jawab, (5) dapat hidup bermasyarakat dengan bekerja sama, saling menghormati dan menghargai nilai-nilai pluralisme serta
kedamaian. Kadar kompetensi seseorang tidak hanya menunjukkan kuantitas kerja tetapi sekaligus kualitas kerja. Sementara itu, pendidik
adalah tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melalui hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat. Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang
oleh sembarang orang, akan tetapi memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi. Sementara itu, yang dimaksud profesionalisme adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata pencaharian
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi
mata pencaharian. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang disyaratkan untuk melakukan tugas
pendidikan dan pengajaran. Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial, maupun akademis (Kunandar, 2007: 45- 47 )..
Kesimpulan dari pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya
di bidangnya.
Salah satu aktor penting pendidikan adalah guru. Karena guru
adalah yang langsung berinteraksi dengan anak didik, memberikan keteladanan, motivasi, dan inspirasi untuk terus bersemangat dalah belajar, berkarya dan berprestasi (Asmani, 2009: 58).
Sedangkan guru adalah figur inspirator dan motivator murid dalam mengukir masa depannya. Keberhasilan mereka tidak lepas dari
Sedangkan menurut Poerwadarminta (1996:335), guru adalah orang yang kerjanya mengajar (Nurdin, 2010:127). Dilihat dari
pengertian di atas, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam mendidik muridnya di dalam sekolah.
Ada beberapa syarat untuk menjadi guru ideal, antara lain memiliki kemampuan intelektual yang memadai, kemampuan memehami visi dan misi pendidikan, keahlian mentransfer ilmu
pengetahuan atau metodologi pembelajaran, memahami konsep perkembangan anak psikologi perkembangan, kemampuan
mengorganisasi dan mencari pemecahan masalah, kreatif dan memiliki seni dalam mendidik. Peran guru sangat vital bagi pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak
didiknya dimasa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif, dan produktif, maka anak
didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah harus berperan dalam beberapa hal
yaitu memfasilitasi pengembangan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah,
pengoprasian sumber daya sekolah digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman (Widharyanto, 2013: 20-21).
Guru yang kreatif adalah guru yang selalu bertanya pada dirinya sendiri, apakah sudah menjadi guru yang baik, apakah sudah mendidik
dengan benar, apakah anak didiknya mengerti pelajaran yang disampaikan. Selalu melakukan introspeksi dan memperbaiki diri. Selalu merasa kurang dalam proses pembelajarannya. Tidak pernah puas
dengan apa yang dilakukan. Selalu ada inovasi baru yang diciptakan dalam proses pembelajarannya. Selalu memperbaiki proses
pembelajarannya melalui penelitian tindakan kelas. Selalu belajar sesuatu yang baru, dan merasa tertarik untuk membenahi cara mengajarnya (Ma’mur, 2010: 17-32).
Kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya
secara tepat dan efektif. Berkaitan dengan hal tersebut, (Kunandar, 2007:55-56) menyatakan Kompetensi guru tersebut meliputi: Kompetensi intelektual, yaitu berbagai perangkat pengetahuan yang ada
dalam diri individu yang diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. Kompetensi fisik, yaitu perangkat kemampuan
fisik yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. Kompetensi pribadi, yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya
identitas diri, dan pemahaman diri. Kompetensi pribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami diri, mengelola diri,
mengendalikan diri, dan menghargai diri. Kompetensi sosial, yaitu perangkat prilaku tertentu yang merupakan dasar dari pemahaman diri
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara efektif. Kompetensi sosial meliputi kemampuan interaktif, dan pemecahan masalah kehidupan sosial.
Kompetensi spiritual, yaitu pemahaman, penghayatan, serta pengalaman kaidah-kaidah keagamaan. Standar kompetensi guru meliputi empat
komponen yaitu, pengelolaan pembelajaran, pengembangan profesi, penguasaan akademik, sikap kepribadian. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri dari tujuh kompetensi yaitu, penyusunan rencana
pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi
belajar peserta didik, pengembangan profesi, pemahaman wawasan pendidikan, penguasaan bahan akademik (Kunandar, 2007: 56).
Sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum
Kompetensi
Indikator
Kompetensi Kepribadian dan Sosial
Guru bertindak jujur dan tanggung jawab
Guru mampu berperan sebagai pemimpin
Guru tampil secara pantas dan rapi
Guru bertindak tepat waktu dalam penyelesaian tugas
Guru mampu menggunakan waktu luang
Kompetensi Profesional
Guru dituntut menguasai bahan ajar
Guru mampu mengelola kelas
Guru mampu mengelola interaksi belajar mengajar
Guru mampu menilai prestasi belajar siswa
Guru mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan
Guru mampu ikut penyelenggaraan administrasi sekolah
Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara
filosofis. Kompetensi ini juga disebut dengan penguasaan sumber bahan ajar atau sering disebut dengan bidang studi keahlian. Kompetensi yang
harus dimiliki oleh guru adalah, memiliki pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia, mempunyai sifat yang tepat tentang diri sendiri, sekolah, rekan sejawat, dan bidang studi yang dibinanya, menguasai
bidang studi yang diajarkan, mempunyai ketrampilan mengajar. Sementara itu kemampuan profesional guru meliputi merancang dan merencanakan
program pembelajaran, mengembangkan program pembelajaran, mengelola pelaksanaan program pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran, dan mendiagnosis faktor yang mempengaruhi keberhasilan
profesional, seperti pengetahuan tentang perkembangan dan karakteristik peserta didik, disiplin ilmu pengetahuan sebagai sumber bahan
pembelajaran, konteks sosial, budaya, politik dan ekonomi tempat sekolah beroperasi, tujuan pendidikan, teori belajar baik umum maupun khusus,
teknologi pendidikan yang meliputi model belajar dan mengajar dan sistem evaluasi proses dan hasil belajar. Dapat disimpulkan bahwa adanya komponen-komponen yang menunjukkan kualitas mengajar akan lebih
memudahkan para guru untuk terus meningkatkan kualitas mengajarnya (Kunandar, 2007: 55-58).
guru memungkinkan untuk dapat memiliki kompetensi mengajar secara baik dan menjadi seorang guru yang bermutu. Kompetensi juga dapat diartikan sebagai seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh
seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil (Uno, 2011: 18).
6. Fungsi dan Peran Guru
Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan yang dicanangkan, ada beberapa fungsi dan tugas lain seorang guru, antara lain:
a. Pendidik
Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan
materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Sebagai seorang pendidik, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, berdiskusi, mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang
b. Pemimpin
Guru juga seorang pemimpin kelas. Karena itu, harus bisa
menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai seorang
pemimpin, guru harus terbuka, demokratis, dan menghindari cara-cara kekerasan.
c. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Menemukan
bakat anak didik bukan persoalan mudah, membutuhkan eksperimentasi maksimal, latihan terus menerus, dan evaluasi rutin. d. Motivator
Sebagai seorang motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik
bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya. e. Administrator
Tugas administrator yaitu dalam mengajar, guru harus
mengabsen terlebih dahulu, mengisi jurnal kelas dengan lengkap, mulai dari nama, materi yang disampaikan, kondisi siswa, dan tanda
f. Evaluator
Dalam mengevaluasi, guru bisa memakai banyak cara, dengan
merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau dengan cara yang lebih objektif,
meminta pendapat orang lain, misalnya kepala sekolah, guru yang lain, dan murid-muridnya.
Khusus para murid, guru bisa menggunakan metode lisan,
namun lebih objektif kalau menggunakan tulisan dengan menggunakan quasioner berupa pertanyaan-pertanyaan kritis dalam lembar khusus
yang berisi masukan bebas dengan tanpa identitas nama muridnya, sehingga mereka tidak terbebani dengan apa yang akan ditulisnya (Ma’mur, 2010: 39-54).
7. Materi Uji Kompetensi Guru
Materi uji kompetensi guru dijabarkan dari kriteria profesional.
Kriteria profesional jabatan guru mencakup fisik, kepribadian, keilmuan, dan ketrampilan sebagai berikut :
a. Kemampuan Dasar (kepribadian)
1) Beriman dan bertaqwa 2) Berwawasan pancasila
3) Mandiri penuh tanggung jawab 4) Berwibawa
5) Berdisiplin
7) Bersosialisasi dengan masyarakat
8) Mencintai peserta didik dan peduli dengan pendidikannya
b. Kemampuan Umum (Kemampuan Mengajar) 1) Menguasai ilmu pendidikan dan keguruan
2) Menguasai kurikulum
3) Menguasai didaktik metodik umum 4) Menguasai pengelolaan kelas
5) Mampu melaksanakan monitoring dan pemanfaatan panjangan kelas
6) Mampu mengembangkan dan aktualisasi diri
c. Kemampuan Khusus (Pengembangan ketrampilan mengajar) 1) Ketrampilan bertanya
2) Memberi penguatan 3) Mengadakan variasi
4) Menjelaskan
5) Membuka dan menutup pelajaran 6) Membimbing diskusi kelompok kecil
7) Mengelola kelas
8) Mengajar kelompok kecil dan perseorangan (Mulyasa, 2005:
190-192).
8. Permasalahan guru
Dimasa lalu mungkin juga masa sekarang, suasana lingkungan
membosankan, kurang merangsang, dan berlangsung secara monoton sehingga anak-anak belajar secara terpaksa dan kurang bergairah. Dilain
pihak para guru juga berada dalam suasana lingkungan yang kurang menyenangkan dan seringkali terjebak dalam rutinitas sehari-hari. Oleh
karena itu, diperlukan perubahan paradigma (pola pikir) guru, dari pola pikir tradisional menuju pola pikir profesional.
Menurut Mulyasa (2005:46) ada tujuh kesalahan yang sering
dilakukan guru antara lain:
a. Mengambil jalan pintas dalam pembelajaran
b. Menunggu peserta didik berperilaku negatif c. Menggunakan destructive discipline
d. Mengabaikan perbedaan peserta didik
e. Merasa paling pandai dan tahu f. Tidak adil
Beberapa paradigma baru yang harus diperhatikan guru dewasa ini adalah sebagai berikut:
a. Tidak terjebak pada rutinitas belaka, tetapi selalu mengembangkan
dan memberdayakan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya baik melalui pendidikan formal
maupun pelatihan, seminar, lokakarya dan lainnya. Guru jangan terjebak pada aktifitas datang, mengajar, pulang, begitu berulang-ulang sehingga lupa mengembangkan potensi dirinya secara
b. Guru mampu menyusun dan melaksanakan strategi dan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM) yang dapat menggairahkan motivasi belajar peserta didik.
c. Dominasi guru dalam pembelajaran, dikurangi sehingga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih berani, mandiri, dan kreatif dalam proses belajar mengajar.
d. Guru menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar sebagai suatu profesi yang menyenangkan (Kunandar, 2007:
42-43). D. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Sulastri (2009:51) mengatakan bahwa prestasi adalah suatu hasil dari apa yang telah diusahakan dengan menggunakan daya atau
kekuataan. Prestasi dapat diraih dengan selalu berusaha dan rajin belajar. Berkaitan dengan prestasi belajar atau hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki seseorang.
Secara garis besar belajar dapat diartikan sebagai suatu proses
dari orang untuk memperoleh berbagai kecakapan, ketrampilan dan sikap, proses belajar ini akan dimulai pada saat orang tua atau manusia membuka matanya, sejak mulai dilahirkan akan terus menerus belajar.
lainnya. Prestasi juga merupakan hasil belajar yang dicapai, sedangkan belajar merupakan aktivitas yang sangat penting bagi perkembangan
individu. Hal ini dikarenakan faktor psikologis berhubungan dengan berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman
bahan pelajaran sehingga penguasaan terhadap materi pelajaran yang disajikan lebih mudah dan efektif (Sardiman, 2001: 48).
Menurut Crow And Crow dalam educational psychology belajar
adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan, dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu,
usaha memecahkan rintangan, dan menyelesaikan dengan situasi baru. Definisi ini menekankan hasil dari aktivitas belajar. Sedangkan menurut Caurine belajar adalah modifikasi atau memperteguh perilaku
melalui pengalaman (Sriyanti, 2011: 17).
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar merupakan aktivitas yang komplek dan luas sehingga bisa dipandang dari berbagai sudut pandang, maka kondisi psikologis siswa akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar yang diperoleh.
Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan menulis, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam
bentuk. Sebagaimana yang dikemukakan Syah, wujud hasil belajar dapat dilihat dengan wujud perubahannya yaitu melalui kebiasaan, ketrampilan, pengamatan, daya ingat, berfikir rasional, sikap, inhibisi,
Prestasi belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi
pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau huruf sehingga dapat
dibandingkan dengan satu kriteria.
Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar siswa adalah hasil yang telah
dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari,
difahami dan diterapkan.
Kesimpulan mengenai prestasi belajar yang telah dikemukakan
di atas menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh seseorang tidak hanya dari nilai yang berbentuk angka-angka saja akan tetapi lebih dari itu yakni menciptakan perubahan-perubahan perilaku
individu ke arah yang lebih baik itu selama dan sesudah mengikuti proses belajar.
Semua pelaku pendidikan siswa, orang tua dan guru pasti menginginkan tercapainya sebuah prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi merupakan salah satu indikator
mendapatkan prestasi belajar yang tinggi dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah. Tinggi dan rendahnya
prestasi belajar yang diperoleh siswa dipengaruhi banyak faktor. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Suryabrata (2004), Elliot (2000) dan Woolfolk (1999) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Masing-masing faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu. Dalam proses belajar di sekolah, faktor eksternal
berarti faktor-faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal terdiri dari faktor non sosial dan faktor sosial.
1) Faktor non sosial
Faktor non sosial adalah faktor di luar individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilih menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan
sekolah dan lingkungan masyarakat termasuk teman pergaulan anak.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari faktor
fisiologis dan faktor psikologis. 1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam
diri individu. Yang terdiri dari: keadaan tonus jasmani pada umumnya dan fungsi-fungsi jasmani tertentu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap dan kepribadian. 3. Manifestasi Hasil Belajar
Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah (2003), wujud hasil belajar dapat dilihat adanya sembilan wujud
perubahan, yaitu: a. Kebiasaan
Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang yang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan.
Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.
b. Keterampilan
Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Kegiatan ini
membutuhkan koordinasi gerak yang teliti dan memerlukan kesadaran yang tinggi. Oleh sebab itu, hasil belajar dapat dilihat
dari tingkat keterampilan yang ada dalam diri individu. c. Pengamatan
Pengamatan dapat diartikan proses penerimaan,
menafsirkan dan mengartikan rangsangan yang masuk melalui panca indra, terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar
akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar. d. Berpikir assosiatif dan daya ingat
Seseorang yang belajar akan menjadikan dirinya mampu
Berpikir assosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah
melakukan berpikir assosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.
e. Berpikir rasional dan kritis
Proses belajar akan menjadikan seseorang dapat berpikir rasional dan kritis. Berpikir rasional berarti mampu menggunakan
logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.
f. Sikap
Sikap adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk mereaksi terhadap sesuatu hal. Hasil belajar akan ditandai
munculnya kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai dan peristiwa.
g. Inhibisi
Inhibisi dalam konteks belajar dapat diartikan kesanggupan individu untuk mengurangi atau menghentikan tindakan yang tidak
perlu dan mampu memilih dan melakukan tindakan lain yang lebih baik. Hasil belajar dapat dilihat adanya kesanggupan individu
h. Apresiasi
Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri
individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu.
i. Tingkah laku efektif
Orang belajar akan memiliki tingkah laku yang efektif. Tingkah laku yang efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil
belajar. Seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang memiliki manfaat (Sriyanti 2011:
16-25).
4. Indikator Prestasi Belajar
Pengungkapan hasil belajar meliputi seluruh ranah psikologis
yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa. Untuk mengungkap hasil belajar atau prestasi belajar pada ketiga ranah
(afektif, kognitif dan psikomotor) diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu. Agar lebih mudah dalam
memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikator-indikatornya, berikut ini tabel yang merupakan rangkuman dari tabel
Ranah/ Jenis Penerapan Dapat memberikan contoh
Dapat menggunakan secara tepat
Penerimaan Menunjukkan sikap menerima Menunjukkan sikap menolak
Ketrampilan Mengkoordinasikan gerak anggota tubuh Observasi Kecakapan
ekspresi verbal dan non verbal
Mengucapkan
Membuat mimik dan gerakan jasmani
observasi dan tes tindakan
5. Batas Minimal Prestasi Belajar
peserta didik tersebut. Menetapkan batas minimum keberhasilan belajar melalui nilai raport.
Berikut ini tabel kriteria nilai raport PAI
Nilai Prestasi
81 ke atas Baik
71 – 80 Cukup
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang dibangun pada tahun 1960 dan resmi berdiri pada tanggal 20 Juni tahun 1963. SMP ini terletak di tengah tengah kecamatan tempurang yang berada di
magelang. Luas tanah 1,5 hektar, Status sekolah adalah negeri dengan akreditasi A ( 86,40 ), Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2. SK/ Ijin pendirian sekolah dari kanwil depdiknas/Dinas
Pendidikan/Dinas dengan nomor 062/c/kep/i/64 pada tanggal 13 Desember tahun 1964. Kategori sekolah (khusus SMP) adalah biasa.
Status sekolah adalah negeri. Nomor statistik sekolah /Sekolah (NSS/M) adalah 201030811008. NPSN adalah 2039174. Luas tanah
dan bangunan 5475 m2 dan 2560 m2 bersertifikat. SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang adalah SMP yang sudah Negeri se-Kecamatan. Sekolah ini senantiasa mencoba bidang ketrampilan
menjahit, tata boga, elektro. Dari tahun 1998 sampai sekarang SMP Negeri sudah menampilkan hasil karyanya yang berupa tempat tisu,
sajadah, taplak meja, mukena sampai keluar daerah seperti jakarta, cirebon, purbalingga. Sudah tujuh tahun sampai sekarang ini sudah mengikuti perlombaan tata boga di jakarta dan magelang, setiap ada
tetapi juga ada intrakulikuler yaitu seperti musik, pramuka peminat musik sampai tahun 2015 sangat pesat, banyak yang mengikuti latihan
musik ini, latihan musik hanya satu hari dalam seminggu, tetapi siswa sanggat antusias. Isi latihan musik yaitu belajar dasar seperti not-not do
hingga do tinggi, setelah bisa lancar kemudian siswa diajarkan memakai alat musik pianika.
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jl.
Magelang-Purworejo Km 11. Keterbatasan tempat yang dimiliki, sekolah ketrampilan bertempat di kelas VII.
2. Lokasi SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang terletak di jalan Magelang-Purworejo Tempuran, Kota Magelang Provinsi Jawa
Tengah kode pos 56161.
3. Profil SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
a. Identitas SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang Alamat : Jl. Magelang-Purworejo Km. 11 Tempuran
Didirikan : 1963
Status : Akreditasi A ( 86,40 )
Tipe Sekolah : A/A1/A2/ B /B1/B2/C/C1/C2 Nomor Izin : 062/c/kep/i/64
b. Visi Sekolah : Unggul dalam prestasi, terampil dalam karya, santun dalam perilaku, peduli lingkungan berdasarkan iman dan
taqwa.
c. Misi Sekolah :
1) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif, kreatif dan inovatif dengan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
2) Mewujudkan pendidikan yang bermutu efisien dan relevan dengan tuntutan zaman.
3) Mewujudkan sistem pendidikan yang transparan, akuntabel, efektif dan partisipatif.
4) Mewujudkan pendidikan sebagai pusat pembelajaran dan
bimbingan keterampilan yang efektif, kreatif dan menyenangkan sebagai bakat memasuki dunia kerja.
5) Mewujudkan lingkungan pergaulan sekolah yang santun dan bertata krama.
6) Mewujudkan lingkungan yang bersih, indah dan nyaman.
7) Mewujudkan lingkungan sekolah yang mencerminkan kehidupan agamis, dinamis dan berwawasan luas.
4. Keadaan Guru dan Karyawan
Pengajar di SMP Negeri 1 Tempuran berjumlah secara keseluruhan yang laki-laki 21 orang dan perempuan berjumlah 29
yang 30 orang swasta. Untuk karyawan berjumlah 5 orang laki-laki
dan 7 orang perempuan.
Tabel 3
Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No Nama Pangkat/ Gol Pengampu
1 Umi Hidayati, S.Pd., M.Pd PNS IV/a Fikih
2 Dra. Sri Mardiyani PNS IV/a Bahasa Indonesia
3 Dra. Nurul Hayati PNS IV/a Bimbingan
4 Atmo Wiyoto, SE Wiyata Fisika
5 Mad. Lazim, S.Pd.I Wiyata PAI
6 Drs. H. Nurcholis PNS IV/a PAI
7 Anastasia Sriasih, S.Pd. Wiyata Matematika
8 Hadi Widiyanti, S.Pd. PNS IV/a SBK
9 Insiyah, A.Md.Pd. Wiyata PPKN
10 Sudarsih, S.Pd. PNS IV/a Bahasa Inggris
11 Supriyatiningsih, S.Pd. Wiyata Bahasa Inggris 12 Tri Mulyawati, S.Pd. Wiyata Matematika
13 Haryani, S.Pd. Wiyata Biologi
14 Sudarwati, S.Pd. PNS IV/ a Bahasa Inggris 15 Dra. Lilis Sulistyaningsih PNS IV/a Bahasa Inggris
16 Robinto Wiyata Penjaskes
17 Moh. Fahrurozi, A.Md.Pd Wiyata Penjaskes
18 Istiwati, S.Pd. PNS IV/a PPKN
19 Siti Mungawanah, S.Pd PNS IV/a IPS 20 Nursiam Muspiati, SP.d PNS IV/a EFT
22 F. Sondang Kristiani Wiyata Fisika dan Biologi 23 Wiwik Eka Yanuarsi, S.Pd Wiyata Bahasa Jawa 24 Puji Wahyuningsih, S.Pd PNS IV/a IPS
25 Dra. Sri Hartuti Wiyata TIK
26 Eva Fahmadia J.M,S.E Wiyata Tata Busana 27 Fajarrotul Khusnah, S.Pd Wiyata Tata Busana
28 Doni Wahyudi, S.T. Wiyata PPKN
29 Siti Nur Aminah, S.Pd Wiyata Matematika
30 Istaiyah, S.Pd Wiyata Fisika
31 Muh Tashudi, S.Pd Wiyata Biologi
32 Dyah Maharani W. S.Th Wiyata TIK
33 Anita Kartikasari,S.Pd Wiyata Bahasa Jawa
33 Sri Murwati, S.Pd Wiyata PAI
34 Bety Ifham Choily, S.Pd Wiyata Bahasa Inggris 35 Liman Roto Tamtomo, S.Pd Wiyata Matematika
36 Ita Rakhmawati, S.Pd Wiyata Matematika
37 Atik Dwi Sulistyani, S.Pd Wiyata Matematika
38 Slamet, S.Pd Wiyata Bahasa Jawa
39 Trimanto Utomo, S.Pd Wiyata Fisika
40 Nurul Indriyanti, S.Psi Wiyata Bimbingan
48 Jalimah, Ama.Pd PTT Tata Usaha
49 Aris Zaenal Mustofa PTT Tata Usaha
50 Prima Nur Andri PTT Tata Usaha
5. Keadaan Siswa
Jumlah keseluruhan siswa yang ada di SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang berjumlah 535 siswa, dengan 279 siswa laki-laki dan 256 siswa perempuan. Berikut ini data siswa SMP Negeri 1 Tempuran
Kab. Magelang pada tahun 2015.
Tabel 4
Daftar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang No Kelas Jumlah Siswa No Kelas Jumlah Siswa
1 VII A 35 9 VIII D 40
2 VII B 35 10 VIII E 40
3 VII C 35 11 IX A 38
4 VII D 35 12 IX B 31
5 VII E 35 13 IX C 32
6 VIII A 40 14 IX D 37
7 VIII B 39 15 IX E 24
8 VIII C 39
Total 535
6. Sarana dan Prasarana
Tabel 6
No Nama Jumlah
1 Komputer 40
2 Printer 4
3 LCD 3
4 Lemari 15
5 TV/Audio 3
6 Meja Siswa 180
7 Kursi Siswa 540
8 Ruang Kelas 15
9 Laboratorium IPA 1
10 Laboratorium Bahasa 1
11 Laboratorium TIK 1
12 Perpustakaan 1
13 Aula 1
14 Ruang UKS 1
15 Koperasi 1
16 Ruang BK 1
17 Ruang Kepala Sekolah 1
18 Ruang Guru 1
19 Ruang TU 1
20 Ruang OSIS 1
B. Hasil Penelitian
Pengumpulan data tentang kompetensi profesional guru dengan
prestasi belajar PAI siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang tahun ajaran 2015.
Tabel 7
Daftar Nama Responden
No Nama Jenis Kelamin No Nama Jenis Kelamin
1 AAT L 14 FJ L
2 ABH L 15 GP L
3 AYIY L 16 HB L
4 ARP L 17 IF L
5 AKS L 18 LT P
6 AAA P 19 MCA L
7 ASW P 20 MDZ L
8 AAL L 21 NFA P
9 AS P 22 QA P
10 EFM P 23 RMS L
11 FM L 24 RNA P
12 FF L 25 SRI P
1. Adapun daftar nilai angket dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 8 a. Kompetensi Guru
No Nama Kelas Distribusi Jawaban
23 RMS VIII 11 7 2
24 RNA VIII 15 5 0
25 SRI VIII 12 1 2
26 SS VIII 11 1 3
b. Prestasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui prestasi belajar siswa penulis menggunakan
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah proses penggalian data yang dibutuhkan selesai, langkah selanjutnya adalah pengolahan data, yaitu mengolah data-data penelitian
yang diperoleh dengan menggunakan metode angket. Proses analisa data ini meliputi tahapan-tahapan data.
A. Analisis Pendahuluan
Langkah analisis data ini meliputi tahapan tabulasi data dan membuat tabel persiapan untuk analisis data. Dari pengolahan data
penelitian berikut akan disajikan data hasil penelitian mengenai nilai-nilai variabel kompetensi guru (variabel X) dan prestasi belajar PAI siswa
(variabel Y).
Data hasil angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel hasil angket untuk mengetahui rata-rata dari data tingkat kompetensi guru.
Dari masing-masing pertanyaan tersebut disediakan alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut:
1. Alternatif Jawaban a dengan Skor 3
Setelah diketahui data-datanya terkumpul, langkah selanjutnya adalah 1. Mencari Nilai Interval
Hasil tabel di atas, diketahui bahwa kompetensi guru diperoleh dengan nilai tertinggi 55 dan nilai terendah 38.
Kemudian diintervalkan dengan menggunakan rumus:
i =
( )
keterangan:
i : Nilai ideal
XT : Nilai tertinggi ideal
XR : Nilai terendah ideal KI : Kelas interval
i =
( )
i =
( )i =
i =
Setelah diketahui nilai intervalnya, maka ditetapkan dalam kategori sebagai berikut:
Tabel 10
Nilai Interval Kompetensi Guru
No Interval Kategori
1 50-55 Baik
2 44-49 Cukup
3 38-43 Kurang
Tabel 11
Nilai Interval Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
Nilai Prestasi
81 ke atas Baik
71 – 80 Cukup
61– 70 Kurang
2. Mencari Persentase dari Masing-masing Kategori
Setelah diketahui berapa banyak siswa yang menilai kompetensi
guru kategori baik, cukup dan kurang. Kemudian dipersentasikan masing-masing perolehan kategori dengan menggunakan
Rumus:
P
=Keterangan:
P : Persentase
F : Frekuensi
N : Nilai/ jumlah responden
a. Kompetensi Guru
Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang kompetensi guru adalah sebagai berikut:
Untuk kategori baik, ada 5 responden
P =
x100%
P =
x100%
P = 19,23%
Untuk kategori cukup, ada 15 responden
P
=
x100%
P
=
x100%
P
=
57,69 %Untuk kategori kurang, ada 6 responden
P
=
P
=
x100%
P
=
23,07%b. Prestasi Belajar
Adapun kategori baik, cukup, dan kurang tentang prestasi belajar adalah sebagai berikut:
Untuk kategori baik, ada 19 responden
P =
x100%
P =
x100%
P = 73,07%
Untuk kategori cukup, ada 6 responden
P
=
x100%
P
=
x100%
P
=
23,07 %
Untuk kategori kurang, ada 1 responden
P
=
x100%
P
=
x100%
Kemudian penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang kompetensi guru
Tabel 12
Rekapitulasi Kompetensi Guru SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Baik 50-55 5 19,23%
2 Cukup 44-49 15 57,69%
3 Kurang 38-43 6 23,07%
4 Jumlah 26 100%
Kompetensi guru pada taraf baik mencapai 19,23%, pada taraf cukup mencapai 57,69%, dan pada taraf kurang mencapai 23,07%.
Dengan demikian, kompetensi guru di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang pada taraf cukup 57,69% sebanyak 15 responden.
Tabel 13
Rekapitulasi Prestasi Belajar PAI
pada Siswa SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang
No Kategori Interval Frekuensi Persentase
1 Baik 81 ke atas 19 73,07%
2 Cukup 71 – 80 6 23,07%
3 Kurang 61– 70 1 3,84%
Perhitungan persentase tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar PAI siswa pada taraf baik mencapai 73,07%, pada taraf cukup
mencapai 23,07%, dan pada taraf kurang mencapai 3,84%. Dengan demikian, prestasi belajar siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab.
Magelang pada taraf baik 73,03% sebanyak 19 responden. B. Analisis Uji Hipotesis
Dari data di atas maka untuk mengetahui hubungan antara
kompetensi guru dengan prestasi belajar PAI siswa, maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisien antar variabel, dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Hubungan antar Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI
Tabel 14
Menghitung Besarnya Hubungan antara Kompetensi Guru dengan Prestasi Belajar PAI Siswa
No. Res
X Y X2 Y2 X.Y
1 48 9 2304 81 432
2 39 9 1521 81 351
3 42 9 1764 81 378
4 42 9 1764 81 378
5 46 9 1936 81 414
6 43 7 1849 49 344
7 41 8 1681 64 328
8 43 8 1849 64 344
10 42 7 1764 49 336
11 45 8 2025 64 360
12 49 8 2401 64 392
13 44 8 1936 64 352
14 49 9 2401 81 343
15 45 9 2025 81 315
16 48 9 2304 81 336
17 49 7 2401 49 343
18 47 8 2209 64 329
19 47 7 2209 49 329
20 52 7 2704 49 364
21 41 8 1681 64 246
22 49 8 2401 64 294
23 49 8 2401 64 294
24 55 7 3025 49 330
25 40 8 1600 64 240
26 38 6 1444 36 228
Total 1174 208 53448 1682 8746
Dengan melihat tabel kerja di atas dapat diketahui
X = 1174
Y = 208
X2 = 53448
Y2 = 1682
Untuk mengetahui hubungan antara kompetensi guru dengan prestasi
belajar PAI siswa dapat digunakan
rumus:
Rxy
=
∑ (∑ ) (∑ )√* (∑ ) (∑ ) +* (∑ ) (∑ ) +
=
( ) ( )( )√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
=
√*( ) + *( ) +
=
√* +* +
=
√( )( )
=
√
=
b. Pembahasan
Setelah diperoleh hasil perhitungan tersebut, maka
selanjutnya akan dikonfirmasi dengan nilai r product moment (nilai r dalam tabel). Untuk N = 26, taraf signifikan rt 1% = 0,496.
Sedangkan hasil dari ro = 0,583. Bilamana nilai rxy (r hitung) yang
diperoleh lebih besar nilai r tabel, maka nilai yang diperoleh adalah signifikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompetensi guru yang
tinggi akan mempengaruhi prestasi belajar PAI pada siswa di SMP Negeri 1 Tempuran Kab. Magelang. Peran guru sangat vital bagi
pembentukan kepribadian, cita-cita, visi misi yang menjadi impian hidup anak didiknya di masa depan. Jika guru-guru yang berinteraksi langsung dengan murid kurang profesional, kreatif,
dan produktif, maka anak didik akan lahir sebagai kader penerus bangsa yang malas, suka mengeluh, pesimis dalam menghadapi
masa depan. Agar visi sekolah berhasil, maka pengelola sekolah harus berperan dalam beberapa hal yaitu memfasilitasi pengembangan pelaksanaan visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunikasi sekolah, membantu mempertahankan lingkungan sekolah dan