• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 20152016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 20152016"

Copied!
135
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA

PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

RIYANTO FITRI PURWOKO NIM 115 11 045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN DATAR MELALUI METODE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERBANTU ALAT PERAGA

PADA SISWA KELAS 4 MI DARUL ULUM GATAK SUGIHAN TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh

RIYANTO FITRI PURWOKO NIM 115 11 045

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Guru kui digugu lan ditiru maka jadilah guru yang bisa menjadi tauladan yang baik bagi murid muridmu kelak.

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

Ibuku (Sunarni) dan Bapakku (Subiyanto) sebagai wujud baktiku padanya, yang senantiasa mencurahkan kasih sayang dan doanya.

Adikku (isbani) yang selalu mendukung dan memberi semangat.

Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendoakanku.

Sahabat – sahabatku ipin , muryono, wahid,rika,indung,Abidu,wira dan yang tidak bisa kusebutkan satu persatu.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

الله الرحمن الرحيم مسب

Alhamdulillahirabbil’alamin penulis ucapkan sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat yang tak terhitung dan rahmat-Nya yang tiada henti. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah dan selaku pembimbing yang telah mengarahkan, membimbing, memberikan petunjuk, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

4. Rasimin, S.PdI, M.Pd. sebagai pembimbing akademik dari semester awal sampai sekarang.

(9)

ix

6. Bapak dan Ibu tercinta yang telah mengasuh, mendidik, membimbing serta memotivasi kepada penulis, baik moral maupun spiritual.

7. Ibu Mardiyah, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MI Darul Ulum beserta guru-guru yang telah mengizinkan pada penulis untuk melakukan penelitian di MI Darul Ulum Gatak.

8. Siswa-siswi kelas IV MI Darul Ulum Gatak yang telah mendukung dan membantu penulis dalam melakukan penelitian.

9. Teman–teman PGMI B 2011 dan teman teman kos yang selalu bersama dalam suka dan duka.

10. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dan ridho dari Allah SWT serta tercatat dalam bentuk amalan ibadah. Amin.

Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca bagi umumnya.

Salatiga, 03 Maret 2016 Penulis

(10)

x ABSTRAK

Riyanto Fitri Purwoko. 2015. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT) berbantu Alat Peraga Jajargenjang dan Segitiga Pada Siswa Kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016.

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Peni Susapti, M.Si.

Kata Kunci : Hasil Belajar Matematika, Bangun Datar, Metode Number Head Together.

Hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun 2015/2016 pada mata pelajaran Matematika masih rendah rata-rata kelas hanya mencapai 58,6. Hal ini karena dalam menyampaikan pelajaran matematika, guru lebih cenderung menggunakan metode ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pelajaran. Pendidikan Metode Number Head Together dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran dalam membelajarkan Matematika. Metode ini mengarahkan pemahaman siswa pada pembelajaran aktif

(active learning) yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi, dan belajar Matematika menjadi lebih menyenangkan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi yang dilaksanakan dengan dua siklus. Subyek penelitian ini siswa kelas IV MI Darul Ulum Tahun 2015 yang berjumlah 12 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Obyek penelitian ini adalah hasil belajar matematika pada materi bangun datar melalui metode

number head together yang berbantu alat peraga. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa tes, dokumentasi dan observasi terhadap guru. Hasil tes dianalisis dengan statistik deskriptif.

Penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan menunjukkan hasil bahwa penggunaan metode number head together

(11)

xi

(12)

xii BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar... 1. Pengertian Hasil Belajar ... 2. Klasifikasi Hasil Belajar... 3. Penilaian Hasil Belajar... a. Pengertian Penilaian... b. Fungsi dan Tujuan Penilaian... c. Jenis dan Sistem Penilaian... B. Bangun Datar (Jajargenjang dan Segitiga)...

1. Jajargenjang... 2. Keliling dan Luas Jajargenjang... 3. Segitiga... 4. Keliling dan Luas Segitiga... C. Number Head Together (NHT)...

1. Definisi Number Head Together (NHT)... 2. Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together

(NHT)... 3. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head

Together (NHT)... D. Alat Peraga... 1. Pengertian Alat Peraga... 2. Fungsi Pokok dan Nilai Penggunaan Alat Peraga... E. Hasil Penelitian yang relevan ...

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

(13)

xiii

B. Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus... 1. Siklus I... 2. Siklus II... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 1. Kondisi Awal... 2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I... 3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II... B. Pembahasan Hasil Penelitian... BAB V PENUTUP...

A. Kesimpulan... B. Saran... DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015. Tabel 3.1 Data Siswa MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015. Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak. Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan.

Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tinakan . Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan.

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I. Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus I.

Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I.

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I. Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II.

Tabel 4.9 Data Nilai Siklus II.

Tabel 4.10 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II. Tabel 4.11 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II.

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Skema Siklus Penelitian menurut Arikunto (2006:6). Gambar 2.1 Jajar genjang ABCD.

Gambar 2.2 Jajar genjang ABCD. Gambar 2.3 Jajargenjang.

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi. Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki. Gambar 2.6 Segitiga Sembarang. Gambar 2.7 Segitiga ABC.

Gambar 2.8 Pembentukan Segitiga . Gambar 2.9 Segitiga ABC.

Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan. Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I. Gambar 4.3 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus II.

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I.

Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II.

Lampiran 3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I.

Lampiran 4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II.

Lampiran 5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I.

Lampiran 6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II.

Lampiran 7 RPP Siklus I.

Lampiran 8 RPP Siklus II.

Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran.

Lampiran 10 Surat Permohonan Ijin Penelitian.

Lampiran 11 Surat Keterangan Melakukan Penelitian.

Lampiran 12 Lembar Konsultasi Pembimbing.

Lampiran 13 Daftar SKK.

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini sangat pesat, sehingga mendorong adanya persaingan yang sangat ketat di berbagai bidang kehidupan. Bahkan menimbulkan berbagai masalah yang menyebabkan kehidupan tidak menentu. Kondisi tersebut mendorong peneliti untuk membekali siswa agar mampu menghadapi tantangan, persaingan ,ketidak pastian, dan permasalahan pelik dan rumit. Generasi muda sekarang perlu memperoleh bekal pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan ketrampilan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan keamajuan.

Matematika adalah sebuah ilmu pasti yang memang selama ini menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan di dunia ini. Semua kemajuan zaman, perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia tidak terlepas dari unsur matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja peradaban manusia tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang ini (Fathani,2009:5).

Ilmu matematika sebagai ilmu hitung pada dasarnya adalah ilmu yang memiliki fungsi luas dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, baik orang bodoh maupun pandai secara akademik, tanpa sadar selalu mengunakan ilmu matematika dalam keehidupan seharai-hari, meski dalam konsep yang sederhana (Jannah, 2011: 21).

(18)

2

(2012:240) menyatakan bahwa, “Mata pelajaran matematika perlu diberikan

kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berfikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta

kemampuan bekerja sama”. Belajar matematika merupakan suatu syarat cukup

untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Karena dengan belajar matematika, kita akan bernalar secara kritis, kreatif, dan aktif (Susanto, 2013: 183).

Banyak orang yang menganggap matematika itu adalah pelajaran yang sulit, menyeramkan, bahkan beberapa anak yang tidak suka sama sekali dengan matematika. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pendekatan guru dalam pengelolaan pembelajaran sehingga banyak yang berpendapat bahwa matematika adalah suatu momok yang harus dihindari. Anak-anak harus mempelajarinya karenamerupakan sarana untukmemecahkan masalah sehari-hari, seperti membaca dan menulis. Kesulitan matematika harus diatasi sejak dini, kalau tidak akan menghadapi banyak masalah di kemudian hari.

(19)

3

penghafalan rumus dan banyak menghitung angka, seperti lingkungan, metode pembelajaran, guru, dan lain sebagainya (Jannah,2011:25).

Selain itu metode yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana seperti menjelaskan pelajaran hanya dengan berceramah di depan kelas. Tentu saja siswa akan cenderung bosan untuk mengikuti pembelajaran. Diskusi kelompok yang dilakukanpun masih sederhana, siswa yang mau mengungkapkan hasil kelompoknya hanyalah siswa yang pandai dan yang lainnya hanya ikut-ikutan. Media yang digunakan oleh guru masih sangat sederhana, hanya menggunakan gambar yang ada di dalam lembar kerja siswa dan buku paket. Jadi siswa hanya fokus kedalam buku pelajaran.

Bangun datar merupakan pokok bahasan yang diajarkan pada siswa kelas IV semester I. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan wali kelas IV hasil belajar siswa pada pokok bahasan tersebut kurang memuaskan. Siswa masih banyak yang kesulitan menghafalkan rumus dan menganalisis soal tentang bangun datar. Siswa yang aktif hanya siswa yang pandai saja. Selain itu nilai siswa yang mencapai KKM dari 12 siswa hanya 2 orang yang memenuhinya. KKM untuk mata pelajaran matematika di MI Darul Ulum adalah 65. Nilai rata-rata dalam kelas tersebut adalah 50.

(20)

4

menemukan bahwa siswa masih sangat pasif sekali dan merasa enggan bila diminta oleh guru untuk maju kedepan mengerjakan tugas yang diberikan.

Berdasarkan masalah di atas guru selayaknya melakukan perubahan dalam gaya mengajar siswa. Salah satunya melalui pembelajaran kooperatif type

Number Head Together. Melalui pembelajaran kooperatif akan membantu mempermudah pemahaman. Menurut Roger dalam Huda (2013:29) pembelajaran kooperatif merupakan aktifitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosisal di antara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain.

Menurut Suprijono (2013:58) pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Unsur- unsur tersebut antara lain saling ketergantungan positif, tanggung jawab individu, interaksi promotif, komunikasi antar anggota dan pemprosesan kelompok.

(21)

5

bermaanfaat bagi guru maupun siswa, karena semua siswa akan selalu siap dalam pembelajaran. Salah satu ciri dari metode ini adalah semua siswa diberi nomor kemudian mereka di jadikan ke beberapa kelompok, mendiskusikan soal yang diberikan kemudian guru memanggil nomor secara acak. Dengan begitu semua siswa akan siap untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Melalui metode ini juga akan meningkatkan tanggung jawab dan kontribusi dalam kelompok, karena semua siswa aktif dalam kelompok tersebut.

Ditambah dengan penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, siswa akan lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran di kelas. Menurut Sudjono (2006:14) alat peraga adalah alat yang berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses belajar mengajar. Selain menggunakan NHT, dengan adalanya bantuan alat peraga materi akan lebih jelas dan siswa akan mudah untuk menangkap pelajaran. Dalam hal ini alat peraga yang di gunakan adalah miniatur segitiga dan jajar genjang. Agar mempermudah siswa untuk menyerap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik mengangkat

judul penelitian “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Bangun Datar Melalui Metode Number Head Together (NHT) Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas 4 MI Darul Ulum Gatak Sugihan Tahun Ajaran 2015/2016”. B.Rumusan Masalah

(22)

6

Number Head Together (NHT) berbantu alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan diadakannya penelitian disesuaikan dengan rumusan masalah yang sudah disebutkan di atas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IV MI Darul Ulum Gatak Sugihan semester ganjil Tahun Ajaran 2014/2015 melalui penerapan metode NHT (Numbered Head Together ) berbantu alat peraga jajar genjang dan segitiga.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah sebagai salah satu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian melalui data yang terkumpul.

Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. (Arikunto, 1991: 62).

Jadi hipotesis tindakan adalah suatu jawaban sementara yang mungkin benar atau salah yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk siklus kegiatan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, hipotesis tindakan yang diajukan adalah “Number Head Together berbantu alat peragadapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar kelas IV MI DARUL ULUM Gatak, Sugihan, Kabupaten

(23)

7 E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penelitian yang terbaru, khususnya penerapan metode NHT (Numbered Head Together ) berbantu media alat peraga. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Temuan-temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh guru dalam merancang dan melaksanakan progam pembelajaran dengan menggunakan alternatif model pembelajaran

2) Memberikan pengalaman langsung kepada guru untuk mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe

Numbered Head Together dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

b. Bagi Siswa

1) Melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Number Head Together dapat menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga menghilangkan rasa jenuh dan bosan yang dialami siswa pada saat proses pembelajaran.

(24)

8 c. Bagi sekolah

Diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah serta menciptakan peserta didik yang berkualitas.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi peneliti lain dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Number Head Together pada materi maupun mata pelajaran yang lain. F. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan penelitian ini. Istilah- istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1990:21), “Hasil Belajar adalah kemampuan -kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman

belajarnya”.

2. Matematika

Matematika adalah ilmu hitung atau ilmu tentang perhitungan angka untuk menghitung berbagai benda ataupun yang lainnya (Jannah,2011:17). 3. Bangun Datar

(25)

9 4. Metode Number Head Together

Number Head Together (NHT) yaitu belajar mengajar kepala bernomor. Teknik yang dikembangkan oleh Russ Frank ini merupakan teknik yang memberikan kesmpatan epada siswa untuk saling sharing ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat (Huda, 2013:138).

5. Alat Peraga (Jajargenjang dan Segitiga)

Alat peraga artinya alat bantu untuk menyampaikan pembelajaran atau materi yang disampaikan supaya mudah dimengerti oleh siswa. Alat peraga merupakan alat bantu atau sumber yang digunakan guru dalam pembelajaran (Usman dan Asnawir,2002:13).

F. Metodologi penelitian 1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar 2011:44).

(26)

10

mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Aqib, 2006:127)

PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto 2008:74).

Gambar 1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006: 16).

2. Subjek Penelitian

(27)

11 3. Langkah- langkah penelitian

Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu:

a. Perencanaan

1) Menyiapkan RPP Matematika dengan menerapkan metode number head together pada mata pelajaran matematika.

2) Menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran. 3) Menyiapkan soal sebagai tes tertulis.

4) Mempersiapkan instrument penilaian. b. Pelaksanaan tindakan

Tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP matematika. RPP tersebut terdiri dari tiga kegiatan, yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. c. Pengamatan

Bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

d. Refleksi

(28)

12

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan melalui metode Number Head Together (NHT).

4. Instrumen penilaian a. Tes tertulis

Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head Together

dalam mata pelajaran matematika. b. Lembar observasi

Alat yang digunakan dalam mengobservasi yaitu pedoman observasi. Pedoman observasi ini berisikan catatan lapangan yang mendiskripsikan proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa setelah siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual di samping itu juga observer mendokumentasikan dengan foto- foto serta mencatat proses pembelajaran untuk mendapatkan data tentang aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut:

a. Observasi

(29)

13

proses kegiatan belajar mengajar oleh guru dan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bangun datar.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini dokumentasi digunakan untuk memperoleh gambaran mengenai kegiatan siswa kelas IV selama proses pembelajaran matematika berlangsung. Dokumentasi berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jumlah guru dan siswa, alat atau media yang digunakan, nilai siswa sebelum dan sesudah penelitian, foto, an lain sebagainya yang danggap penting.

6. Analisis Data

Berdasarkan dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan hasil data pengamatan dan tes

b. Menentukan kriteria nilai (60-100 tuntas dan 0-60 tidak tuntas)

c. Data keaktifan siswa diambil dari keaktifan siswa, ketika pembelajaran, kemudian dianalisis dan dicari rata-rata menggunakan rumus.

(30)

14

Menurut Djamarah 2000 : 264 metode analisis dihitung menggunakan statistik sederhana yaitu untuk mengetahui rata-rata dari hasil data observasi

maka dirumuskan:

M =

Keterangan : M = nilai rata-rata

∑× = jumlah semua nilai siswa

N = jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264). G. Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode Number Head Together (NHT) dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:

a. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan ≥ 75%. b. Ada perubahan prestasi belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus I ke siklus II dan siklus III.

c. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan mimimal 65 dalam pembelajaran Matematika.

H. Sistematika penulisan

Sitematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

(31)

15

BAB I Berisi pendahuluan. menggambarkan secara global tentang bab-bab berikutnya yang meliputi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, rumusan masalah, tujuaan penelitian, hipotesis, kegunaan penelitaan, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Landasan Teori. Mencakup penjelasan metode number head together (NHT), penjelasan pembelajaran matematika bangun datar, dan penggunaan alat peraga.

BAB III Pelaksanaan penelitian. Meliputi subjek penitian yang berisi tentang tempat dan waktu penelitian, deskripsi pra siklus, siklus I, dan siklus II.

BAB IV Meliputi hasil penelitian dan pembahasan, meliputi deskripsi per siklus dan pembahasan.

BAB V Meliputi Penutup, meliputi: kesimpulan dan saran.

(32)

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latian atau pengalaman

yang diperoleh (Sam’s, 2010: 30). Hasil belajar dapat diperoleh sesudah mengikuti proses belajar. Proses belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2013: 22).

Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang diperolehnya melalui belajar. Hasil belajar merupakan perubahan yang mengakibatkan orang berubah dalam perilau, sikap dan kemampuannya

(Sam’s, 2010: 34).

2. Klasifikasi Hasil Belajar

Klasifikasi hasil belajar meliputi tiga ranah yaitu kognitif, ranah

afektif dan ranah psikomotorik (Sam’s, 2010: 37). Sudjana (2013: 22)

(33)

17

Bloom yang secara gratis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

a. Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektuan yang terdiri dari enam aspek, yaknipengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintetis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkatrendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.

b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaa, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

c. Ranah psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomtorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Dari uraian diatas yang menjadi indikator keberhasilan adalah ranah kognitif dan afektif.

3. Penilaian Hasil Belajar a. Pengertian Penilaian

(34)

18

nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.

b. Fungsi dan Tujuan Penilaian

1) Fungsi penilaian sebagai berikut :

a) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional. b) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.

c) Dasar dalam menyusun laporan kemampuan belajar siswa kepada orang tuannya.

2) Tujuan penilaian adalah sebagai berikut :

a) Mendiskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.

b) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang diharapkan.

c) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya.

(35)

19 c. Jenis dan Sistem Penilaian

Menurut Djamarah (2006: 106) berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, penilaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi : 1) Penilaian Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2) Penilaian Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai rapot.

3) Penilaian Sumatif

(36)

20

kenaikan kelas, menyusun peringkat (rangking) atau sebagai ukuran mutu sekolah.

B.Bangun Datar (Keliling dan Luas Segitiga, Jajargenjang)

Bangun datar adalah suatu bangun geometri yang berbentuk datar (rata) yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi dan tebal.

1. Jajargenjang

Jajargenjang merupakan bangun datar yang dibatasi oleh empat ruas garis. Dua ruas garis yang berdekatan dan berpotongan di satu titik disebut titik sudut. Daerah yang dibatasi oleh kedua ruas garis pada jajargenjang dan membentuk sudut. Sudut-sudut yang dimiliki jajargenjang mempunyai sifat yang tertentu serta menjadi salah satu ciri-ciri jajargenjang.

Perhatikan gambar berikut

Gambar 2.1 Jajargenjang ABCD

a. Sudut yang berhadapan besarnya sama. <A = <B

<B = <D

b. Dua sudut yang berdekatan jumlahnya 180o. A + B = 180o

(37)

21 C + D = 180o

D + A = 180o

c. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang. AB = CD dan AB // CD

AD = BC dan AD // BC

d. Diagonalnya saling berpotongan ditengah-tengah AE = EC

BE = ED

2. Keliling dan luas jajargenjang a. Keliling Jajargenjang

Keliling adalah ukuran panjang sisi yang mengitari bangun datar. Keliling jajargenjang sama dengan jumlah panjang ruas garis yang membatasi jajargenjang tersebut.

Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD

Keliling jajargenjang ABCD adalah jumlah panjang sisi-sisinya, yaitu dirumuskan sebagai berikut

K = AB + BC + CD + AD

(38)

22 b. Luas Jajargenjang

Luas jajargenjang adalah daerah yang berada di dalam batas ruas-ruas jajargenjang tersebut. Untuk menghitung luas daerah jajargenjang diperlukan dua unsur dari jajargenjang yaitu alas dan tingginya. Yang dimaksud tinggi pada jajargenjang adalah jarak terdekat dari salah satu titik jajargenjang ke sisi depannya. Garis tinggi jajargenjang tegak lurus terhadap alasnya.

Jika panjang alas jajargenjang ditulis “a”, tingginya ditulis “t” dan

luasanya ditulis “L” maka rumus luas jajargenjang dapat ditulis :

Luas jajargenjang = alas x tinggi atau L = a x t

Gambar 2.3 Jajargenjang

3. Segitiga

Segitiga adalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah ruas garis. Jenis-jenis segitiga ada dua yaitu :

a. Jenis segitiga berdasarkan panjang sisinya.

(39)

23 1) Segitiga Sama Sisi

Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama sisi jika panjang ketiga sisinya sama, dan pada segitiga sama sisi berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

a) Ketiga sisinya sama panjang. b) Mempunyai tiga sumbu simetri.

c) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan tiga cara. d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya

dengan enam cara.

Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi

2) Segitiga Sama Kaki

Sebuah segitiga dinamakan segitiga sama kaki jika panjang dua sisinya sama. Pada segitiga sama kaki berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

a) Kedua sisinya sama panjang. b) Mempunyai satu sumbu simetri.

(40)

24

d) Dengan diputar dan dibalik dapat menempati bingkainya dengan dua cara.

Gambar 2.5 Segitiga Sama Kaki

3) Segitiga Sembarang

Suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak mempunyai hubungan sama sekali. Dapat juga dikatakan, suatu segitiga dinamakan segitiga sembarang jika ketiga sisinya tidak ada yang sama panjang. Sifat-sifat yang dimiliki segitiga sembarang sebagai berikut:

a) Tidak mempunyai sumbu simetri.

b) Dengan diputar dapat menempati bingkainya dengan satu cara. c) Dengan dibalik dan diputar dapat menempati bingkainya

(41)

25

Gambar 2.6 Segitiga Sembarang

b. Jenis Segitiga Berdasarkan Besar Sudutnya

Berdasarkan besar sudutnya segitiga dibedakan menjadi tiga macam, yaitu segitiga siku-siku, segitiga lancip dan segitiga tumpul.

1) Segitiga Siku-siku

Suatu segitiga dinamakan segitiga siku-siku, jika salah satu sudutnya adalah sudut siku-siku (90o). Pada segitiga siku-siku berlaku sifat-sifat sebagai berikut:

a) Salah satu sudutnya 90o.

b) Dua sudut yang bukan siku-siku besarnya selalu sama. c) Tidak mempunyai sumbu simetri.

d) Segitiga siku-siku ada dua macam yaitu segitiga siku-siku sembarang dan segitiga siku-siku sama kaki.

2) Segitiga lancip

Suatu segitiga dinamakan segitiga lancip jika ketiga sudutnya merupakan sudut lancip (< 90o). Pada setiap segitiga lancip berlaku sifat-sifat berikut:

(42)

26

b) Jika semua sudutnya sama besar, maka ,meruakan segitiga sama sisi.

3) Segitiga Tumpul

Suatu segitiga dinamakan segitiga tumpul jika salah satu besar sudutnya lebih besar dari 90o. Ada dua macam segitiga tumpul yaitu segitiga tumpul sembarang dan segitiga tumpul sama kaki.

4. Keliling dan Luas Segitiga a. Keliling Segitiga

Keliling segitiga dapat ditentukan dengan cara menghitung masing-masing sisi segitiga kemudian menjumlahkannya.

Gambar 2.7 Segitiga ABC

Keliling segitiga ABC = AB + BC + CA b. Luas Segitiga

Cara menentukan luas segitiga dapat menggunakan garis tinggi segitiga atau dengan cara berikut ini:

(43)

27

Berdasarkan gambar diatas dapat dikatakan bahwa segitiga ABC terbentuk dari persegi panjang ABCD yang dibagi menjadi 2 bagian yang sama. Jadi luas segitiga adalah setengah dari luas persegi panjang maka diperoleh luas segitiga ABC.

Gambar 2.9 Segitiga ABC

Dalam segitiga tidak ada ukuran panjang dan lebar. Sisi bawah disebut alas(a) dan sisi tegak disebut tinggi(t). Sehingga luas segitigadirumuskan :

C.Number Head Together (NHT)

1 Definisi Number Head Together (NHT)

(44)

28

dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.

2 Langkah-langkah pembelajaran Number Head Together (NHT)

Menurut Trianto (2009:82) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT : a. Fase 1 : Penomoran.

Dalam fase ini, guru membagi siswa kedalam kelompok yg berisi 3-5 orang siswa dan kepada setiap anggota di beri nomor antara 1-5.

b. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang di ajarkan. Guru memberikan soal kepada setiap kelompok.

c. Fase 3 : Berpikir Bersama

Siswa bekerjasama untuk mengerjakan soal, kemudian menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan tersebut dan memberi tahu kepada setiap anggota agar semua anggota mengetahui jawabannya. d. Fase 4 : Menjawab

Guru memanggil salah satu nomor tertentu, kemudian nomor yang disebutkan oleh guru mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.

Menurut Hamid (2011:29) langkah-langkah guru dalam pembelajaran NHT adalah :

(45)

29

b. Guru memberikan tugas yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan dan masing-masing kelompok mengerjakannya bersama kelompoknya.

c. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan setian anggota kelompok dapat mengerjakannya atau mengetahui jawaban yang mewakili dari kelompok tersebut.

d. Untuk membahas hasil dari setiap kelompok, guru memanggil nomor kelompok tertentu untu membahas jawaban mereka, kemudian memanggil nomor kelompok lain untuk memberi tanggapan atas jawaban dari kelompok yang mempresentasikan jawabannya.

e. Terakhir guru memberikan kesimpulan terhadap jalannya pembahasan dan pembelajaran tersebut.

3 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Number Head Together (NHT) Menurut hamdani dalam Ratri (2013:12) model Number Head Together

(NHT) mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut: a. Kelebihan Number Head Together (NHT)

1) Setiap siswa menjadi siap semua.

2) Siswa dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh. 3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. b. Kelemahan Number Head Together (NHT)

(46)

30 D.Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga merupakan alat untuk memperlihatkan pelajaran (Saliman dan Sudarsono, 1994:178). Benda ini bisa digunakan untuk menjelaskan suatu ide, prinsip atau hukum alam.

Alat peraga adalah alat-alat yang digunakan pendidik dalam menyampaikan materi untuk membantu dan memperagakan sesuatu dalam pembelajaran (http://sitesgoogles.com). Wujudnya dapat berupa benda yang dapat menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala. Alat peraga digunakan guru untuk membantu memperjelas materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan mencegah verbalisme dalam pembelajaran.

2. Fungsi Pokok dan Nilai Penggunaan Alat Peraga

Penggunaan alat peraga dapat memvisualkan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat sehingga nampak lebih jelas. Menurut Sudjana (2008:99-100) fungsi pokok alat peraga adalah sebagai berikut :

a. Sebagai alat bantu mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.

b. Membantu guru mengembangkan unsur dalam situasi pembelajaran karena alat peraga merupakan bagian integral dalam pembelajaran.

c. Penggunaan alat peraga mendukung tujuan materi pelajaran. d. Proses belajar menjadi lebih menarik perhatian siswa.

e. Mempercepat proses pembelajaran dan membantu siswa dalam menangkap suatu konsep.

(47)

31

Penggunaan alat peraga mempunyai nilai-nilai positif yang patut dikembangkan. Nilai-nilai penggunaan alat peraga tersebut adalah menghindari verbalisme, menarik minat dan perhatian siswa, memantapkan hasil belajar. Memberi pengalaman konkret, menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, membantu perkembangan pemikiran dan kemampuan berbahasa dan membantu berkembangnnya efisiensi dan pengalaman belajar (Sudjana,2008:100).

Penggunaan alat peraga secara optimal dan tepat sasaran akan memunculkan pembelajaran yang mudah di pahami siswa. Pembelajaran juga dapat menjadi bermakna sehingga menimbulkan minat untuk mempelajarinya.

E.Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian ini yaitu penelitian tentang salah satu materi pada mata pelajaran matematika yaitu materi tentang keliling dan luas jajargenjang dan segitiga serta pengunaan metode number head together yang akan dijadikan kajian pustaka dalam penelitian (Dessi dan Kusumadani, 2014/2015).

(48)

32

nilai rata-rata tes hasil belajar siswa adalah 65,21% sedangkan pada siklus II nilai rata tes hasil belajarnya menjadi 66,7% dan pada siklus III nilai rata-rata tes hasil belajarnya menjadi 91,76%. Berdasarkan dari ketiga siklus tersebut terdapat peningkatan dengan selisih 2,49 dari siklus I ke siklus II dan 25,06 dari siklus II ke siklus III. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran number head together efektif digunakan pada mata pelajaran Matematika dalam materi yang lain yaitu materi hubungan antar satuan pada kelas III.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Kusumadani (2015), yang menjelaskan mengenai penggunaan metode project based learning untuk meningkatkan hasil belajar Matematika materi keliling dan luas bangun datar pada siswa kelas IV MI Muhammadiyah Tejobang kecamatan Simo tahun 2015/2016. Keberhasilan penelitian ini dapat ditunjukkan dari ketuntasan belajar klasikal yang cukup signifikan antara siklus I (47%), siklus II (75%) dan siklus III (88%). Peningkatan hasil belajar juga didukung dengan peningkatan pengelolaan dan aktivitas belajar siswa. Pengelolaan pembelajaran mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I 70% (baik), pada siklus II 86,8% (sangat baik) dan siklus III 88,89% (sangat baik) . Sedangkan aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan skor rata-rata siklus I 68,8% (baik) menjadi 76,3% (baik) pada siklus II dan menjadi 80,01% (sangat baik) pada siklus III.

(49)

33

head together dapat diterapkan pada materi apapun. Karena dengan penggunaan berbagai strategi, metode maupun media yang aktif dan kreatif membuat siswa merasa senang dan lebih antusias, karena siswa dapat ikut serta secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

(50)

34

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A.Gambaran Umum MI Darul Ulum Gatak 1. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian : MI Darul Ulum

Almat Lengkap : Gatak, Sugihan, Kec.Tengaran, Kab.Semarang Mata Pelajaran : Matematika

Materi pokok : Keliling dan Luas Bangun Datar

Kelas : IV (empat)

2. Visi dan Misi MI Darul Ulum Gatak a. Visi

1) Membangun prestasi sejak dini 2) Menuju generasi yang islami. b. Misi

1) Membentuk generasi yang bertaqwa, mandiri, hormat dan santun. 2) Membentuk generasi yang cerdas, kreatif, mencintai Almamater dan

berjiwa pratriotisme.

3) Membentuk generasi yang berwawasan luas baik Nasional maupun Internasional.

4) Membentuk generasi yang mencintai agama, alam dan budaya indonesia sebagai jati diri bangsa.

(51)

35 a. Keadaan Guru MI Darul Ulum

Keadaan guru atau staf pengajar di MI Darul Ulum, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun 2015 berjumlah 7 orang. Nama-nama pengajar atau guru secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015

No. Nama

Jenjang Pendidikan

Jabatan

1. Mardliyah, S.Pd.I S1 Kepala Sekolah 2. Muhamad Mutaqin,S.Pd.I S1 Guru Kelas 3. Arfiatul Muizzah,S.Pd.I S1 Guru Kelas

4. Nur Arifah,S.Pd.I S1 Guru Kelas

5. Siti Kusmiyati,S.Pd.I S1 Guru Kelas

6. M. Zainil Imtihan,S.Pd.I S1 Guru Kelas / Penjaskes

7. Indra Winarningsih,S.Ag S1 Guru Kelas

b. Keadaan Siswa MI Darul Ulum Gatak

Jumlah siswa secara keseluruhan di MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015 berjumlah 87 siswa. Di bawah ini adalah data siswa MI Darul Ulum Gatak Tahun 2015.

(52)

36

No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1. I 18 5 23

4. Subyek Penelitian

Siswa kelas IV di MI Darul Ulum Gatak berjumlah 12 anak yang terdiri dari 7 laki-laki dan 5 perempuan. Di bawah ini adalah data siswa kelas 4 MI Darul Ulum Gatak :

Tabel 3.3 Data Siswa Kelas 4 di MI Darul Ulum Gatak.

No. Nama

Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

1. Rochayati √

(53)

37

7. Muhammad Khoirul Rizal √

8. Sisilia Putri Cahyaningrum √

9. Febri Ariya Anggita √

10. Aista Hafis Novianto √

11. Muhammad Farid Ilham √

12. Muhamad Fajar Nur Hasim √

B.Deskripsi Pelaksanaan Per-siklus 1. Siklus I

a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :

1) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

2) Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

(54)

38

siklus ini peneliti menggunakan metode Number Head Together. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Kegiatan pendahuluan Apersepsi :

a) Guru mengkondisikan siswa

b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama

c) Guru menanyakan kabar siswa dan mengabsen siswa

d) Guru bertanya kepada siswa benda-benda yang ada di rumah yang merupakan bangun datar.

e) Guru menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran 2) Kegiatan Inti

Eksplorasi :

a) Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangun datar.

b) Guru menunjukkan model bangun datar jajargenjang dan segitiga. c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun

datar jajargenjang dan segitiga serta sifat-sifatnya untuk menggali pengetahuan awal siswa.

d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing

(55)

39

a) Guru membagikan materi cara mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

b) Guru memberikan soal tentang keliling dan luas jajar genjang. c) Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama kelompoknya dan

menyatukan pendapat

d) Setiap kelompok harus memastikan setiap anggotanya mengetahui jawabannya

e) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.

f) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.

Konfirmasi:

a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah satu nomor secara acak dari salah satu kelompok.

b) Siswa yang di tunjuk maju kedepan untuk menjawab pertanyaan, jawaban dari siswa yang ditunjuk merupakan wakil dari jawaban kelompok.

c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor yang sama dengan siswa yang maju

d) Guru memberikan penghargaan berupa tanda bintang kepada kelompok yang menjawab betul

(56)

40

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran.

c) Guru memberikan penguatan/ motivasi kepada siswa. d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam. c. Observasi

Tahap yang dilakukan setelah pelaksanaan adalah tahap observasi atau pengamatan. Pengamatan ini dilakukan untuk mengetahui Selama pelaksanaan pembelajaran, secara langsung dilakukan observasi untuk mengetahui pengaruh kegiatan pembelajaran menggunakan metode NHT dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

d. Refleksi

Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang mendukung dan menghambat proses pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan menggunakan metode Number Head Together. Berikut penjelasannya :

1) Hal-hal yang mendukung kegiatan pembelajaran : a) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.

b) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Alat peraga cukup menarik perhatian siswa.

d) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.

(57)

41

f) Soal evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan guru jelas.

g) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan tugas kelompok dengan baik.

2) Hal-hal yang menghambat kegiatan pembelajaran :

a) Guru belum mampu mengkondisikan kelas dengan baik. b) Guru kurang pandai untuk menarik perhatian siswa. c) Materi yang dijelaskan oleh guru terlalu cepat. d) Guru belum bisa memancing keingintahuan siswa.

e) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang masih kurang.

f) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.

g) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran. h) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada

guru mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

i) Siswa kurang dalam menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru.

3) Ide perbaikan dalam kegiatan pembelajaran :

a) Guru harus mampu mengkondisikan kelas dengan baik. b) Melakukan presensi kehadiran dengan jelas.

(58)

42

d) Guru harus lebih jelas dalam memberikan instruksi.

e) Guru lebih meningkatkan dalam membimbing dan menarik perhatian siswa.

f) Guru harus membut siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

g) Meningkatkan pengelolaan kelas dengan baik.

h) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang berbicara atau bermain sendiri.

Dengan adanya masalah-masalah tersebut, maka peneliti akan melakukan tindakan dari ide-ide perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki hasil belajar pada siklus I.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II, peneliti memberi arahan pada siswa untuk lebih aktif pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung agar indikator pembelajaran tercapai. Beberapa tahap yang dilakukan peneliti antara lain: a. Perencanaan

Tahap perencanaan ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :

1) Memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat seluruh konsep kegiatan pembelajaran.

(59)

43

3) Menyiapkan lembar observasi siswa untuk mengamati proses kegiatan pembelajaran dan kemampuan siswa.

4) Lembar observasi guru untuk mengetahui perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu 21 Oktober 2015. Pada siklus II ini peniliti berupaya untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Penjelasan secara rinci sebagai berikut :

1) Pendahuluan Apersepsi :

a) Guru mengkondisikan siswa agar tidak ramai dan memeriksa kerapian siswa

b) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdoa bersama-sama

c) Guru menanyakan kabar siswa dan mempresensi kehadiran siswa d) Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang kemarin telah

dibahas.

(60)

44 2) Kegiatan Inti

Eksplorasi:

a) Guru menunjukkan model bangun datar segitiga dan jajargenjang. b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun datar

segitiga dan jajargenjang dan ciri-cirinya untuk menggali pengetahuan awal siswa.

c) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.

d) Guru memberikan nomor kepada setiap anak.

Elaborasi :

a) Guru membagikan materi tentang menghitung keliling dan luas segitiga dan jajargenjang kepada setiap kelompok.

b) Guru memberika soal tentang menghitung keliling dan luas segitiga dan jajar genjang.

c) Guru meminta setiap kelompok mengerjakan soal tersebut

d) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.

e) Setiap anggota harus memastikan setiap anggotanya mengetahui jawaban dari soal

(61)

45 Konfirmasi :

a) Guru mengecek pemahaman siswa dengan memanggil salah satu nomor secara acak dari salah satu kelompok.

b) Siswa yang di tunjuk maju kedepan untuk menjawab pertanyaan, jawaban dari siswa yang ditunjuk merupakan wakil dari jawaban kelompok.

c) Kelompok lain menanggapi, terutama yang memiliki nomor yang sama dengan siswa yang maju

d) Guru memberikan penghargaan berupa tanda bintang kepada kelompok yang menjawab betul.

3) Kegiatan Penutup

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.

b) Guru memberikan umpan balik atau komentar mengenai proses pembelajaran.

c) Guru memberikan penguatan/ motivasi agar siswa lebih giat belajar. d) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran melalui metode

(62)

46 d. Refleksi

(63)

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian 1. Kondisi Awal

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas, kondisi awal siswa dalam kegiatan belajar Matematika masih menunjukkan rendahnya kemampuan siswa dalam menerima pelajaran. Kondisi awal ini menjadi acuan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas pada siswa kelas IV Darul Ulum Gatak, Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten semarang.

Berdasarkan pengamatan terhadap siswa sebelum melakukan penelitian, menunjukkan bahwa kemampuan siswa masih rendah terhadap mata pelajaran matematika (MAT). Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika sebelum penelitian sebagai berikut :

Tabel 4.1 Data Nilai Sebelum Tindakan

NO

NAMA NILAI

1 Rochayati 45

2 Muhammad Haikal Aziz Nugraha

45

8 Sisilia Putri Cahyaningrum 64

9 Febri Ariya Anggita 75

10 Aista Hafis Novianto 64

(64)

48

12 Muhamad Fajar Nur Hasim 35

Berdasarkan data nilai di atas dapat digambarkan dalam tabel frekuensi berikut ini :

Tabel 4.2 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan

No Nilai Frekuensi Prosentase

1 91- 100 0 0%

2 81- 90 0 0%

3 71- 80 2 17%

4 61- 70 2 41%

5 51- 60 5 17%

6 41- 50 2 17%

7 31- 40 1 8%

8 21- 30 0 0%

9 11- 20 0 0%

Jumlah 12 100%

Rata- rata 58,5

(65)

49

Gambar 4.1 Grafik Data Frekuensi Sebelum Tindakan

Berdasarkan data hasil yang terlihat pada tabel 4.1 dapat diuraikan melalui tabel keterangan berikut ini :

Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Hasil Belajar Sebelum Tindakan

No Keterangan HasilAwal

1. Nilai Terendah 35

2. Nilai Tertinggi 75

3. Nilai Rata- Rata Kelas 58,66

4. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 65

5. Jumlah Siswa yang Mencapai Nilai KKM 2

6. Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai di Bawah KKM 10

7. Prosentasi Siswa yang Mencapai KKM 20%

0 1 2 3 4 5

6

Rentang Nilai Sebelum Tindakan

(66)

50

Melalui tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang telah tuntas sebanyak 2 siswa (20%), sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 10 siswa (80%). Hasil ini membuktikan masih rendahnya nilai ketuntasan hasil belajar yang tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimial (KKM) yang diharapkan. Data di atas menjadi dasar dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode Number Head Together di MI Darul Ulum Gatak, Sugihan, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.

2. Deskripsi pelaksanaan siklus I a. Kegiatan Perencanaan Siklus I

Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari : 1). Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat sesluruh konsep kegiatan pembelajaran, 2). Menyiapkan perangkat/media pembelajaran berupa gambar, lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahu perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Proses Pembelajaran Siklus I

(67)

51

2) Bahan pembelajaran: materi keliling dan luas segitiga dan jajargenjang.

3) Siswa yang hadir: 12 siswa (100%).

4) Alat dan sumber pembelajaran: Model bangun datar sederhana. Buku Matematika halaman 82-90.

5) Kegiatan pokok pembelajaran :

a) Guru bertanya jawab dengan siswa apa itu bangun datar.

b) Guru menunjukkan model bangun datar jajargenjang dan segitiga. c) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang jenis bangun

datar jajargenjang dan segitiga serta sifat-sifatnya untuk menggali pengetahuan awal siswa.

d) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.

e) Setiap siswa di beri nomor.

f) Guru membagikan materi cara mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

g) Guru memberika soal tentang cara mencari keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

h) Guru meminta siswa untuk berdiskusi bersama kelompoknya dan menyatukan pendapat.

(68)

52

j) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.

k) Guru memantau setiap kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan.

6) Metode yang diterapkan: Number Head Together.

7) Evaluasi: setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi. c. Pendukung pelaksanaan Siklus I

1) Guru cukup jelas dalam mengucapkan salam.

2) Guru cukup jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. 3) Media cukup menarik perhatian siswa.

4) Guru cukup baik dalam penguasaan materi.

5) Metode Number Head Together dapat diterapkan dalam pembelajaran.

6) Soal yang evaluasi baik individu maupun kelompok diberikan guru jelas.

7) Siswa dapat mengerjakan soal secara tertib dan mengerjakan tugas kelompok dengan baik.

d. Penghambat Pelaksanaan Siklus I

(69)

53

5) Kondisi kelas kurang kondusif karena pengelolaan kelas yang masih kurang.

6) Siswa kurang dalam merespon panggilan guru.

7) Siswa sering bergurau dan berbicara sendiri sehingga kurang memperhatikan guru dalam menjelaskan materi pembelajaran.

8) Siswa kurang memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada guru mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

9) Siswa kurang daam menyimpulkan materi yang telah diajarkan oleh guru.

e. Hasil evaluasi siklus I

1) Hasil pengamatan terhadap siswa

Pada siklus I diperoleh dengan menggunakan lembar observasi pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan pada siswa.

Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I

No Nama Siswa

Aspek yang di nilai

(70)

54

4. Ian Bayu A √ √ √ 6

5. Nayla Anisa Fauziah √ √ √ 4

6. Marcell Mayraldi √ √ √ 5

7. M Khoirul Rizal √ √ √ 7

8. Sisilia Putri C √ √ √ 6

9. Febri Ariya A √ √ √ 7

10. Aista Hafis N √ √ √ 5

11. M Farid Ilham √ √ √ 6

12. M Fajar Nur Hasim √ √ √ 6

Keterangan : Keaktifan 3 = aktif

2 = kurang aktif 1 = tidak aktif Perhatian

3 = perhatian

(71)

55 Penguasaan Materi

3 = menguasai

2 = kurang menguasai 1 = tidak menguasai

Data di atas menunjukkan bahwa keaktifan siswa pada siklus I ini sudah cukup baik, namun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif. Dalam bertanya siswa masih takut terhadap guru.Perhatian siswa dalam pelajaran juga belum sepenuhnya tercurahkan pada pembelajaran. Masih ada beberapa siswa yang belum dapat menguasai materi.

Berikut ini adalah data hasil belajar siswa pada siklus I :

NO NAMA NILAI

1 Rochayati 55

2 Muhammad Haikal Aziz Nugraha

55

8 Sisilia Putri Cahyaningrum 70

9 Febri Ariya Anggita 75

10 Aista Hafis Novianto 75

11 Muhammad Farid Ilham 65

12 Muhamad Fajar Nur Hasim 40

Tabel 4.5 Daftar Nilai Siklus I

(72)

56

No Nilai Frekuensi Prosentase Kategori

1. 91- 100 0 0% Istimewa

2. 81- 90 2 17% Baik Sekali

3. 71- 80 4 33% Baik

4. 61- 70 2 17% Lebih dari Cukup

5. 51- 60 3 25% Cukup

6. 41- 50 1 8% Hampir Cukup

7. 31- 40 0 0% Kurang

8. 21- 30 0 0% Kurang sekali

9. 11- 20 0 0% Tidak baik

Jumlah 12 100%

Rata- rata 65,4

Tabel 4.6 Data Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

(73)

57

Gambar 4.2 Grafik Data Frekuensi Siswa Siklus I

2) Hasil Pengamatan Terhadap Guru

Hasil pengamatan terhadap guru pada kegiatan pembelajaran siklus 1 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Terhadap Guru pada Siklus I

No

2. Menyesuaikan bahan ajar √

3. Menyusun materi √

Data Frekuensi Nilai Siswa Siklus 1

(74)

58

5. Memiih sumber belajar √

6. Memilih metode yang tepat √

7. Memotivasi siswa √

8. Menjelaskan materi √

9. Membantu siswa yang kesulitan √

10. Memfasilitasi siswa dalam belajar √

11. Guru dan murid membuat kesimpulan √

Catatan : Setiap jawaban diberi nilai (skor) dengan skala berikut : A = 5 (sangat baik)

B = 4 (baik) C = 3 (cukup) D = 2 (sedang) E = 1 (kurang)

Keterangan skala penilaian :

45-55 : guru yang sangat baik = A 34-44 : guru yang baik = B 23-33 : guru yang cukup baik = C 12-22 : guru yang sedang = D 1-11 : guru yang kurang baik = E

(75)

59

dari 11 aspek penilaian tersebut adalah 1 aspek memperoleh skor 5, 5 aspek memperoleh masing-masing dengan skor 4, 3 aspek memperoleh masing-masing dengan skor 3, 2 aspek memperoleh masing-masing dengan skor 2.

f. Refleksi Siklus I

Berdasarkan proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menemukan adanya kekurangan, baik dari siswa maupun guru. Hal itu dapat dilihat dari tabel hasil pengamatan terhadap siswa dan pengamatan terhadap guru. Banyak siswa yang kurang aktif, perhatian terhadap pembelajaran juga masih kurang dan penguasaan materi yang masih rendah. Hal itu terlihat dari siswa yang nilainnya dibawah KKM. Selain itu guru juga masih banyak kekurangan dalam beberapa aspek, hal itu dapat dilihat pada tabel 4.7, ada beberapa aspek yang belum memenuhi kriteria baik. Berdasarkan hal tersebut, peneliti perlu melakukan tindakan kembali pada siklus yang selanjutnya, sehingga semua siswa dapat memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

3. Deskripsi pelaksanaan Siklus II a. Kegiatan Perencanaan Siklus II

Tahap perencanaan ini berisi mengenai persiapan segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan peneliti yang terdiri dari :

(76)

60

peraga pembelajaran berupa bangun datar sederhana, lembar tes formatif yang bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada siklus I. Lembar observasi siswa untuk mengamati proses pembelajaran dan kemampuan siswa. Lembar observasi guru untuk mengetahu perkembangan guru dalam pembelajaran.

b. Proses Pembelajaran Siklus II

1) Pelaksanaan: Proses pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 21 Oktober 2015.

2) Bahan pembelajaran: materi keliling dan luas jajar genjang dan segitiga.

3) Siswa yang hadir: 12 siswa (100%).

4) Alat dan sumber pembelajaran: bangun datar sederhana segitiga dan jajargenjang. Buku Matematika halaman 82 – 90.

5) Kegiatan pokok pembelajaran :

a) Guru menunjukkan model bangun datar segitiga dan jajargenjang. b) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang bangun datar segitiga dan jajargenjang dan ciri-cirinya untuk menggali pengetahuan awal siswa.

c) Guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan meminta siswa untuk bergabung dengan kelompoknya masing-masing.

d) Guru memberikan nomor kepada setiap anak.

(77)

61

f) Guru memberikan soal tentang keliling dan luas jajargenjang dan segitiga.

g) Guru meminta setiap kelompok mengerjakan soal tersebut.

h) Setiap anggota kelompok diminta untuk bekerjasama menyelesaikan tugas dari guru sesuai dengan waktu yang ditentukan.

i) Setiap anggota harus memastikan setiap anggotanya mengetahui jawaban dari soal.

j) Guru memantau masing-masing kelompok dan mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada kesulitan..

6) Metode yang diterapkan: number head together.

7) Evaluasi: setiap kelompok maju kedepan membacakan hasil diskusi. c. Pendukung pelaksanaan Siklus II

1) Respon positif dari siswa pada saat guru menjelaskan materi. 2) Siswa mulai aktif dalam kegiatan pembelajaran.

3) Adanya peningkatan nilai hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika.

d. Penghambat Pelaksanaan Siklus II

Penghambat dalam pelaksanaan siklus II ini adalah adanya beberapa siswa yang perlu dibimbing dan dipantau secara khusus (individual).

e. Hasil evaluasi siklus II

(78)

62

Pada siklus II diperoleh dengan menggunakan lembar observasi pada siswa dan tes formatif. Berikut adalah tabel hasil pengamatan pada siswa.

Tabel 4.8Hasil Pengamatan Siswa Siklus II

No Nama Siswa

Aspek yang di nilai

Jml

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa keaktifan, perhatian dan penguasaan siswa pada siklus II ini semakin meningkat. Hasil belajar siswa dengan menggunakan tes formatif diperoleh data sebagai berikut :

NO

NAMA NILAI

Gambar

Gambar 1.1 Skema siklus Penelitian menurut Arikunto (2006: 16).
Gambar 2.2 Jajargenjang ABCD
Gambar 2.4 Segitiga Sama Sisi
Gambar 2.8 Pembentuk Segitiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

dalam penyusunan Kuliah Kerja Praktek ini, maka prosedur sistem berjalan yang diambil yaitu dari Penerimaan Karyawan Baru bagian Kepegawaian Setjen DPR RI Jakarta

Skrining Fitokimia dan Analisis Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) dalam

Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang akademik sehingga mampu menciptakan Sumber Daya Manusia yang handal, berdaya saing, cerdas, inovatif

Model fungsi transfer pada TR 450VA dan 1300VA setelah dilakukan analisis deteksi outlier memiliki hasil parameter yang signifikan, uji asumsi residual white noise

Kapasitas Terpasang Sewa Pembangkit Tenaga Listrik PLN Menurut Jenis Pembangkit Per Wilayah 2014 PLN’s Installed Capacity Rented By Type Of Power Plant And By Region 2014 6

Penulisan ilmiah ini membahas tentang pembuatan suatu aplikasi yang dapat mempermudah pencarian data pasien yang mendaftar pada rumah sakit pondok indah. Penggunaan aplikasi

Pada penulisan ilmiah ini yang berjudul â Sistem penerimaan calon siswa pada SMUN 4 Depok dengan menggunakan Microsoft Access 2000 â menjelaskan bagaimana bagian pendaftaran

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan dan melihat tingkat kecerdasan emosi antara perawat laki-laki dan perawat perempuan di Rumah Sakit Wijayakusuma