• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Erlin Aprilliana BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Erlin Aprilliana BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan terjadi perubahan fisik yang cepat menyamai orang dewasa, tetapi emosinya belum tentu mengikuti perkembangan jasmaninya.Menurut Hurlock (1998) dalam Putri (2010), setiap periode tumbuh kembang mempunyai tahapan tersendiri, namun masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi oleh anak laki-laki maupun anak perempuan.Kesulitan pertama, masalah anak yang sebagian besar diselesaikan oleh orang tua dan guru mengakibatkan remaja tidak berpengalaman dalam mengatasinya.Kedua, karena remaja merasa telah mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orang tua dan guru. Sedangkan menurut Suryanah (1996) dalam Putri (2010) masalah dikalangan remaja yang banyak terjadi antara lain ketergantungan obat, ketergantungan alkohol, dan ketergantungan terhadap rokok.

(2)

dilakukan oleh Global Health Proffesional Survei (GHPS) pada tahun 2006 menunjukkan bahwa 48,4% mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Kedokteran di Indonesia adalah perokok dan 9,3%nya masih merokok hingga saat survei dilakukan (Suryo Sukendro, 2007).

Rokok yang dihisap di dunia mencapai 15 miliar batang setiap harinya. Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia. Data terakhir yang di publikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa Indonesia setiap tahunnya mengonsumsi 215 miliar batang rokok, nomor 5 di dunia setelah Cina (1.543 miliar batang). Amerika Serikat (451 miliar batang), Jepang (328 miliar), dan Rusia (258 miliar). Menurut Bank Dunia, konsumsi Indonesia sekitar 6,6 persen dari seluruh konsumsi dunia ( WHO, 2002).

Survei yang dilaksanakan di Indonesia menunjukkan angka yang beragam yaitu 4% anak sekolah dan 2,9% mahasiswi merokok (Yumaria, 2002). Selain itu, survei yang dilakukan oleh Komnas Perlindungan Anak dengan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, pada tahun 1995, prevalensi perokok remaja usia 15-19 tahun adalah 13,7% dan pada tahun 2004 menjadi 32,8%.

(3)

mempunyai masalah yang tidak terselesaikan, maka remaja yang merokok pada akhirnya akan menggunakan narkoba.

Menurut Saprudin (2007), alasan remaja merokok di Depok, Jawa Barat adalah karena melihat teman 28,43%, melihat orang tua /keluarga 19,61, melihat tokoh/artis 16,66%, menghilangkan stress 3,92% dan tidak pernah mendapatkan informasi tentang bahaya merokok sebesar 10,79%.

Faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok di Australia adalah karena tekanan peer, berteman dengan perokok usia muda, status sosial ekonomi rendah, mempunyai orang tua yang merokok, saudara kandung, lingkunga sekolah dan tidak percaya bahwa merokok menggangu kesehatan (Zhu dkk., 2002). Penelitian lain di Indonesia yang di lakukan oleh Global Tobacco perilaku merokok karena Youth Survey (GTYS) atau survei merokok pada remaja di Jakarta menunjukan perilaku merokok karena lingkungan keluarga 66,8% dan 93,2% karena faktor media. Selain mempunyai teman yang merokok faktor yang juga dapat mempengaruhi kebiasaan adalah penurunan prestasi sekolah dan harga diri rendah (Sells dan Blum(2002) dalam Hitchcock (2001).

(4)

informasi (pengetahuan) akan mempersepsikan informasi tersebut sesuai dengan predisposisi psikologisnya. Pengetahuan yang memadai tentang bahaya rokok bagi kesehatan diharapkan membuat orang yang belum merokok tetap tidak merokok dan para perokok yang sudah terlanjur bisa menghentikan kebiasaan yang sangat berbahaya ini (Putri, 2010).

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui,adapun cara mengetahui sesuatu dapat di lakukan dengan cara mendengar,melihat,merasa, dan sebagainya. Sedangkan pengalaman adalah keseluruhan atau totalitas pengamatan yang disimpan didalam ingatan atau di gabungan, dengan suatu pengaharapan akan masa depan sesuai dengan apa yang telah di amati pada masa lain (Puryanto, 2012).

Menurut Hendra (2008), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan. Diantaranya yaitu umur, dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahauan. Lingkungan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang.

(5)

memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungan dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan. Pendidikan semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuan. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Berdasarkan hasil pengamatan dan studi pendahuluan dengan 10 siswa di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto di ketahui 2 siswa kurang mengetahui tentang bahaya merokok 2 siswa cukup mengetahui tentang bahaya merokok dan 6 siswa tidak mengetahui sama sekali tentang bahaya merokok dan mereka yang tidak mengetahui sama sekali masih cuek dan masih merokok dengan enak saja, Khususnya siswa putra. Dari pengamatan peneliti di ketahui adanya pelajar SMA yang merokok di warung, di kamar mandi sekolah dan tempat umum lainnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan sikap, terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto.

B. Rumusan Masalah

(6)

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan dan Sikap,Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Bahaya merokok ?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum:

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dan sikap terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. 2. Tujuan Khusus:

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan pada pelajar SMA muhammadiyah 1 Purwokerto.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada pelajar SMA muhammadiyah 1 Purwokerto.

c. Untuk mengetahui sikap pada pelajar SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto sebelum diberikan pendidikan kesehatan

d. Untuk mengetahui sikap pada pelajar SMA muhammadiyah 1 Purwokerto sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

e. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dansikap terhadap tingkat pengetahuan tentang bahaya merokok di SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto.

D. Manfaat Penelitian

(7)

a. Menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang bahaya merokok terhadap tingkat pengetahuan pada pelajar.

b. Sebagai bahan masukan dalam menyusun program kesehatan bagi pelajar dan komunitas sekolah

c. Memberikan informasi tentang faktor pengetahuan utama yang mempengaruhi bahaya merokok pada pelajar.

2. Secara Praktek

a. Menambah pengetahuan dan ketrampilan bagi peneliti.

b. Meningkatkan pemahaman penulis terhadap pengaruh pendidikan kesehatan tentang bahaya merokok terhadap peningkatan pengetahuan pada pelajar.

3. Bagi peneliti

Sebagai bahan masukan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan pengetahuan tentang bahaya merokok

4. Bagi Institusi Pendidikan

a. Sebagai tambahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan khususnya tentang Pengaruh pendidikan kesehataan dan sikap, terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya merokok.

b. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi bahaya merokok.

5. Bagi tempat penelitian

(8)

E. Penelitian Terkait

1. Dari hasil penelitian Fitriani (2001) dengan judul “Pengaruh pendidikan kesehatan,pengetahuan dan sikap tentang bahaya rokok”. Subjek penelitian berdasarkan pengetahuan sebelum dan sesudah di berikan pendidikan kesehatan kelompok kontrol di dapatkan bahwa sebelum maupun sesudah perlakuan pengetahuan siswa mengalami perubahan tetapi tidak signifikan yaitu sebelum perlakuan dalam kategori kurang sebanyak 10 siswa (62,5%) sedangkan dalam kategori cukup sebanyak 6 siswa (37,5%), dan sesudah perlakuan yaitu dalam kategori kurang sebanyak 12 siswa (75%) sedangkan dalam kategori cukup sebanyak 4 siswa (25%) pada tahun 2001.

Persamaan dari penelitian adalah tema tentang pengetahuan dan bahaya merokok. Sedangkan perbedaandengan dari penelitian adalah dari variabel bebas, tempat dan waktu penelitian, sampel yang di gunakan, umur responden.

2. Dari hasil penelitian Vidiawaty (2003) denga judul “Hubungan antara Locus of Control dan sikap Remaja Terhadap Iklan Rokok”. Studi pada 78 Remaja Sekolah Menengah Umum di Jakarta Barat. Locus of Control adalah orientasi kontrol individu terhadap hal-hal yang terjadi di lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat kaitan antara Locus Control dengan sikap remaja terhadap iklan rokok. Melalui hasil ini

(9)

tentang merokok, responden remaja pada pelajar. Perbedaan dari penelitian jumlah responden, tempat penelitian, waktu dan perbedaan variabel terikat.

3. Dari hasil penelitian Hendry Guutama (2003) dengan judul “Hubungan Antara Konformitas dan Persuasi Jalur Periferal Terhadap Level Pengkonsumsian Rokok Pada Usia Dewasa Muda”. Subjek dalam penelitian ini dalah 60 orang mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara. Instrumen ukur yang di gunakan adalah kuesioner konformitas, kuesioner persuasi jalur periferal, dan kuesioner level pengkonsumsian rokok. Perhitungankorelasi menggunakan teknik korelasi

Pearson product-moment. Hasil penelitian Pertama penelitian

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara konfirmitas terhadap level pengkonsumsian rokok pada usia dewasa muda. Hasil kedua penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persuasi jalur periferal terhadap level pengkonsusmsian rokok pada usia dewasa muda.

Persamaan penelitian tema tentang merokok, jumlah sample yang di gunakan. Perbedaan penelitian adalah waktu, tempat penelitian.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

Pada tahap pertama ini kajian difokuskan pada kajian yang sifatnya linguistis antropologis untuk mengetahui : bentuk teks atau naskah yang memuat bentuk

Seringkali apabila tunggakan sewa berlaku ianya dikaitkan dengan masalah kemampuan yang dihadapi penyewa dan juga disebabkan faktor pengurusan yang lemah. Ada pula

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Sebagai konsekuensi kebijakan otonomi daerah maka daerah dituntut untuk menggali dan memanfaatkan segala potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki secara optimal dalam

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, keabsahan akta notaris meliputi bentuk isi, kewenangan pejabat yang membuat, serta pembuatannya harus memenuhi